Anda di halaman 1dari 166

EKSPLORASI METODE

BAR CHART, CPM, PDM, PERT,


LINE OF BALANCE DAN TIME CHAINAGE DIAGRAM
DALAM PENJADWALAN PROYEK KONSTRUKSI

TESIS
Disusun Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Persyaratan Penyelesaian
Pendidikan Program Magister Teknik Sipil

Oleh :
ARIF ARIANTO
L4A.008.006

PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2010
HALAMAN PENGESAHAN

EKSPLORASI METODE
BAR CHART, CPM, PDM, PERT,
LINE OF BALANCE DAN TIME CHAINAGE DIAGRAM
DALAM PENJADWALAN PROYEK KONSTRUKSI

Disusun Oleh :

Ar if Ar ia n to
NIM : L4A. 008. 006

Dipertahankan di depan Tim Penguji pada tanggal :


27 Desember 2010

Tesis ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk


memperoleh gelar Magister Teknik Sipil

Tim Penguji :
1. Ir. M. Agung W, MM, M.Sc, PhD (Ketua) :…………………………….

2. Jati Utomo D.H, ST, MM, M.Sc, PhD (Anggota 1) :……………………………..

3. Ir. Windu Partono, M.Sc (Anggota 2) : …………………………….

4. Ir. Arief Hidayat, CES, MT (Anggota 3) : …………………………….

Semarang, Januari 2011


Universitas Diponegoro
Program Pascasarjana
Magister Teknik Sipil

Ketua,

Dr. Ir. Bambang Riyanto, DEA


NIP 19530326 198703 1 001

ii
ABSTRAK

Tantangan pada pelaksanaan proyek adalah bagaimana merencanakan jadwal waktu yang
efektif dan perencanaan biaya yang efisien tanpa mengurangi mutu. Di dalam industri
konstruksi dikenal beberapa metode penjadwalan proyek, antara lain : Bar Chart, Network
Diagram (CPM,PDM,PERT), serta metode Penjadwalan Linear (Line of Balance, dan Time
Chainage Diagram). Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari metode perencanaan dan
penjadwalan proyek yang umum dipakai di Indonesia, membandingkan masing-masing
metode perencanaan dan penjadwalan proyek untuk mencari karakter yang sesuai dengan
sifat proyek, dan melakukan simulasi masing-masing metode perencanaan dan
penjadwalan proyek serta menganalisa kelebihan dan kekurangannya. Pengumpulan data
dilakukan dengan mengumpulkan 15 jadwal proyek yang meliputi proyek gedung, jalan,
dan bangunan air. Kemudian dilakukan analisis data, elaborasi dan komparasi dari 1
sampel dari masing-masing tipe proyek, yaitu berupa metode Bar Chart yang diubah ke
dalam bentuk metode CPM, PDM, PERT, Line of Balance (LoB), dan Time Chainage
Diagram. Hasil analisa menunjukkan bahwa Bar Chart masih umum digunakan di dalam
penjadwalan proyek konstruksi (13 dari 15 proyek), sedangkan metode Network Diagram
cocok untuk proyek yang bersifat komplek karena dapat menunjukkan secara spesifik
hubungan logika ketergantungan antar kegiatan dan memiliki teknik hitungan matematis,
dan metode Penjadwalan Linear sesuai untuk proyek yang memiliki kegiatan
berulang/linier karena dapat mendeteksi secara langsung kegiatan yang mengalami
gangguan dalam penjadwalan proyek pada waktu dan tempat tertentu, misalnya pada
proyek Jalan Demak Bypass. Agar dapat saling menutupi kekurangan masing-masing
metode, maka sebaiknya tidak hanya menggunakan satu metode perencanaan dan
penjadwalan proyek, tapi juga dapat mengombinasikannya dengan metode yang lain.
Sebagai tindak lanjut dari studi ini adalah perlu adanya penerapan dan penggunaan metode
perencanaan dan penjadwalan proyek yang sesuai dengan karakteristik proyek. Selanjutnya
dapat dilakukan kajian yang lebih mendalam untuk mengetahui hubungan logika
ketergantungan dan lintasan kritis pada LoB.

Kata kunci : Penjadwalan Proyek, Bar Chart, Network Diagram, Penjadwalan Linear.

iii
ABSTRACT

One of challenges in construction project is how to plan an effective schedule. Several


methods of project scheduling includes: Bar Chart, Network Diagram (CPM, PDM,
PERT), and linear scheduling method (Line of Balance, and Time Chainage Diagram). The
purposes of this study are to find the general scheduling method of project in Indonesia, to
compare and to perform simulation of each type of schedule, and to analyze the strengths
and weaknesses of each type of schedule. Data of project schedule was collected from 15
projects buildings, roads, and water buildings. Analysis, elaboration and comparison of
existing schedule was performed. The Bar Chart is converted into CPM, PDM, PERT, Line
of Balance (LoB), and Time Chainage Diagram. The results showed that the Bar Chart is
still commonly used in construction projects (13 out of 15 projects), Network Diagram are
proven to be powerful scheduling and suitable for complex projects because it has the
reliability in showing the relationship among activities and the critical path of project
activities, and Linear scheduling method are suitable for projects of a repetitive
nature/linier because it can detect obstacles or conflicts among activities. To overcome
weaknesses of each type of schedule, it should be combined among types of schedule.
Recommendations for further study are the use of each type of schedule which is suitable
with characteristic of projects, and further analysis and impovement of relationships among
activities and critical path method in LoB.

Keywords: Project Scheduling, Bar Chart, Network Diagram, Linear Scheduling.

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penyusunan tesis dengan judul “Eksplorasi Metode Bar Chart,
CPM, PDM, PERT, Line of Balance dan Time Chainage Diagram dalam Penjadwalan
Proyek Konstruksi” ini dapat diselesaikan. Sholawat dan salam semoga tercurah
keharibaan nabi Muhammad SAW. Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu
persyaratan penyelesaian pendidikan Program Magister Teknik Sipil, Konsentrasi
Manajemen Konstruksi, Universitas Diponegoro.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini tidak lepas dari dukungan
berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, terima kasih yang sebesar-besarnya penulis
haturkan kepada :
1. Dr. Ir. Bambang Riyanto, DEA selaku ketua program studi Magister Teknik Sipil Undip.
2. Ir. M. Agung Wibowo, MM, M.Sc, PhD sebagai dosen pembimbing I, yang telah
membimbing, mengarahkan, memberikan saran-saran selama penyusunan tesis ini.
3. Jati Utomo Dwi H, ST, MM, M.Sc, PhD sebagai dosen pembimbing II, atas waktu yang
telah disediakan untuk bimbingan, pengarahan, serta semangat yang telah diberikan
selama penyusunan tesis ini.
4. Kedua orang tuaku tercinta atas dukungan, motivasi dan doa restunya.
5. Saudaraku, atas dukungan serta doanya.
6. Rekan-rekan MK Angkatan 2008, atas dukungan dan kerjasamanya selama ini.
7. Seluruh Staf kesekretariatan Program Magister Tenik Sipil UNDIP dan semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan tesis ini.
Akhirnya dengan segala keterbatasan yang ada, kritik dan saran yang membangun
sangat kami harapkan. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
memerlukan.

Semarang, Desember 2010

Penulis

v
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................ ii
ABSTRAK .................................................................................................................... iii
ABSTRACT ................................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.................................................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ............................................................................................ 4
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 4
1.4. Manfaat Penelitian .............................................................................................. 5
1.5. Batasan Masalah ................................................................................................. 5
1.6. Sistematika Penulisan ......................................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Konsep Penjadwalan Proyek Konstruksi............................................................ 7
2.2. Bar Chart (Bagan Balok) ................................................................................... 8
2.1.1. Format Bar Chart ................................................................................... 8
2.1.2. Kritikan Terhadap Metode Bar Chart .................................................... 9
2.3. Metode Network Diagram .................................................................................. 11
2.3.1. CPM (Critical Path Method) .................................................................. 13
2.3.1.1.Teknik Perhitungan CPM ............................................................ 13
2.3.1.2. Kritikan Terhadap CPM ............................................................. 16
2.3.2. PDM (Precedence Diagram Method) .................................................... 17
2.3.2.1. Hubungan Logika ketergantungan PDM .................................... 18
2.3.2.2. Teknik Perhitungan PDM ........................................................... 21
2.3.2.3. Kegiatan Splitable ...................................................................... 23
2.3.2.4. Kegiatan Non-Splitable .............................................................. 23
2.3.2.5. Kritikan Terhadap PDM ............................................................. 24

vi
2.3.3. PERT (Project Evaluation and Review Technique) ............................... 25
2.3.3.1. Teknik Perhitungan PERT .......................................................... 26
2.3.3.2. Kritikan terhadap PERT ............................................................. 29
2.4. Metode Penjadwalan Linear ............................................................................... 29
2.4.1.LoB (Line of Balance) ............................................................................. 29
2.4.1.1. Teknik Perhitungan LoB ............................................................ 31
2.4.1.2. Buffer ......................................................................................... 33
2.4.1.3. Metodologi Berbasis Lokasi ....................................................... 34
2.4.1.4. Kritikan Terhadap LoB............................................................... 36
2.4.2. Time Chainage Diagram ........................................................................ 37
2.4.2.1. Format Time Chainage Diagram................................................ 37
2.4.2.2. Kritikan terhadap Time Chainage Diagram ............................... 40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian .................................................................................................. 41
3.2. Obyek Penelitian ............................................................................................... 41
3.3. Lokasi Penelitian ............................................................................................... 43
3.4. Metode Pengumpulan Data ............................................................................... 45
3.4.1. Data Primer ............................................................................................. 45
3.4.2. Data Sekunder ........................................................................................ 45
3.5. Metode Analisis Data ........................................................................................ 45
3.6. Metode Komparasi ............................................................................................ 45
BAB IV DATA PENELITIAN
4.1. Data Penelitian ................................................................................................... 47
4.1.1. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan Proyek Gedung ................. 47
4.1.1.1. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek
Gedung Teaching Hospital ........................................................ 47
4.1.1.2. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek
Gedung RSUD Kota Pekalongan ................................................ 53
4.1.1.3. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek
Gedung Season City (Mall dan Apartment .................................. 55
4.1.1.4. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek
Gedung Mangga Dua Hotel dan Residence................................. 60

vii
4.1.1.5. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek
Gedung The Lavande Apartment ................................................. 63
4.1.2. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan Proyek Jalan ...................... 67
4.1.2.1. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek
Jalan Pati-Rembang-Bulu ............................................................ 67
4.1.2.2. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek
Jalan dan Jembatan Trengguli-Kudus-Pati .................................. 67
4.1.2.3. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek
Jalan Weleri-Semarang ................................................................ 68
4.1.2.4. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek
Jalan Semarang-Demak .............................................................. 69
4.1.2.5. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek
Jalan Demak Bypass .................................................................... 70
4.1.3. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan Proyek Bangunan Air ........ 71
4.1.3.1. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek
Graving Dock .............................................................................. 71
4.1.3.2. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek
Waduk Panohan Tahap III ........................................................... 74
4.1.3.3. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek
Bendungan Gonggang ................................................................. 74
4.1.3.4. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek
Sabo DAM PU-RD3 .................................................................... 75
4.1.3.5. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek
Embung Tambak Boyo Tahap V ................................................. 76
4.2. Tabulasi Data...................................................................................................... 77
BAB V HASIL ANALISA DATA
5.1. Hasil Analisa Data .............................................................................................. 78
5.1.1. Analisa Hubungan Logika Ketergantungan Pada Proyek Teaching
Hospital Gedung A ................................................................................. 79
5.1.2. Elaborasi Metode Perencanaan dan Penjadwalan Proyek dengan Bar
Chart ....................................................................................................... 82
5.1.2.1. Bar Chart Proyek Teaching Hospital Gedung A ....................... 82
5.1.2.2. Bar Chart Proyek Jalan Demak Bypass ..................................... 85

viii
5.1.2.3. Bar Chart Proyek Graving Dock ................................................ 86
5.1.3. Elaborasi Metode Perencanaan dan Penjadwalan Proyek dengan CPM . 87
5.1.3.1. CPM Proyek Teaching Hospital Gedung A ............................... 87
5.1.3.2. CPM Proyek Jalan Demak Bypass ............................................. 91
5.1.3.3. CPM Proyek Graving Dock........................................................ 92
5.1.4. Elaborasi Metode Perencanaan dan Penjadwalan Proyek dengan PDM . 93
5.1.4.1. PDM Proyek Teaching Hospital Gedung A ............................... 94
5.1.4.2. PDM Proyek Jalan Demak Bypass ............................................. 97
5.1.4.3. PDM Proyek Graving Dock ....................................................... 98
5.1.5. Elaborasi Metode Perencanaan dan Penjadwalan Proyek dengan PERT 99
5.1.5.1. PERT Proyek Teaching Hospital Gedung A .............................. 99
5.1.5.2. PERT Proyek Jalan Demak Bypass ............................................ 105
5.1.5.3. PERT Proyek Graving Dock ...................................................... 110
5.1.6. Elaborasi Metode Perencanaan dan Penjadwalan Proyek dengan LoB .. 114
5.1.6.1. LoB Proyek Teaching Hospital Gedung A ................................ 115
5.1.6.2. LoB Proyek Jalan Demak Bypass............................................... 119
5.1.6.3. LoB Proyek Graving Dock ......................................................... 125
5.1.7. Elaborasi Metode Perencanaan dan Penjadwalan Proyek dengan Time
Chainage Diagram .................................................................................. 125
5.1.7.1. Time Chainage Diagram Proyek Teaching Hospital Gedung A 126
5.1.7.2. Time Chainage Diagram Proyek Jalan Demak Bypass .............. 127
5.1.7.3. Time Chainage Diagram Proyek Graving Dock ........................ 130
5.2. Diskusi/Perbandingan Masing-masing Metode Perencanaan dan Penjadwalan
Proyek................................................................................................................. 131
5.2.1. Hasil Pembahasan Metode Bar Chart ..................................................... 131
5.2.2. Hasil Pembahasan CPM .......................................................................... 133
5.2.3. Hasil Pembahasan PDM .......................................................................... 136
5.2.4. Hasil Pembahasan Metode PERT ............................................................ 139
5.2.5. Hasil Pembahasan Metode LoB .............................................................. 139
5.2.6. Hasil Pembahasan Metode Time Chainage Diagram ............................. 139
5.3. Analisa Komparasi ............................................................................................. 140
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan ......................................................................................................... 142

ix
6.2. Saran ................................................................................................................. 144
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 145
LAMPIRAN
A. Tabel Distribusi Standar Normal Kumulatif Z Negatif .............................................. 148
B. Tabel Distribusi Standar Normal Kumulatif Z Positif ................................................ 149
C. Data Estimasi Durasi PERT Pada Proyek Teaching Hospital Gedung A .................. 150
D. Data Estimasi Durasi PERT Pada Proyek Jalan Demak Bypass ................................ 151
E. Data Estimasi Durasi PERT Pada Proyek Graving Dock ........................................... 151

x
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1. Bar Chart atau Gannt Chart ....................................................................... 9
Gambar 2.2. Bar Chart untuk Tiga Unit Berulang ........................................................ 10
Gambar 2.3. Linked Gantt Chart ..................................................................................... 10
Gambar 2.4. Gambar AOA .............................................................................................. 14
Gambar 2.5. Kegiatan Semu atau Dummy....................................................................... 15
Gambar 2.6. Variasi Float dari Suatu Kegiatan .............................................................. 16
Gambar 2.7. Penggunaan Dummy Pada CPM untuk Memecah Kegiatan Pada
Kegiatan yang Berulang ............................................................................. 17
Gambar 2.8. Konstrain Finish to Start ........................................................................... 19
Gambar 2.9. Konstrain Start to Start .............................................................................. 19
Gambar 2.10. Konstrain Finish to Finish ........................................................................ 20
Gambar 2.11. Konstrain Start to Finish .......................................................................... 20
Gambar 2.12. Lambang Kegiatan PDM .......................................................................... 21
Gambar 2.13. Dummy Start dan Finish Pada PDM ........................................................ 21
Gambar 2.14. Hubungan Kegiatan i dan j ....................................................................... 22
Gambar 2.15. Kegiatan Splitable..................................................................................... 23
Gambar 2.16. Kegiatan Non-Splitable............................................................................. 23
Gambar 2.17. Diagram Jaringan Kerja PDM Untuk Tiga Unit Berulang ...................... 25
Gambar 2.18. Bagan Balok Transfer dari Jaringan Kerja PDM ...................................... 25
Gambar 2.19. Kurva Distribusi Beta ............................................................................... 26
Gambar 2.20. Kurva Distribusi Normal .......................................................................... 27
Gambar 2.21. Diagram PERT Precedence Network dengan Waktu yang
Diharapkan (te) dan Standar Deviasi (s) ................................................ 28
Gambar 2.22. Hubungan antara LoB Kuantitas q dan Waktu t ...................................... 31
Gambar 2.23. Contoh Format LoB Yang Menunjukkan Informasi Yang Dimuat
dalam PDM .............................................................................................. 32
Gambar 2.24. Penjadwalan LoB Yang Menunjukkan Adanya Konflik Yang Harus
Dihindari .................................................................................................. 33
Gambar 2.25. Time dan Space Buffer .............................................................................. 34
Gambar 2.26. Line of Balance yang Menunjukkan Garis Permulaan dan Penyelesaian 34

xi
Gambar 2.27. Keseimbangan Produksi dari Tiga Tugas dalam LoB ............................. 35
Gambar 2.28. Flowline dari Empat Tugas Yang Menunjukkan Delay ........................... 35
Gambar 2.29. Layout Proyek Tipikal untuk Persiapan LBS ........................................... 36
Gambar 2.30. LBS untuk Proyek Tipikal ........................................................................ 36
Gambar 2.31. Bentuk Umum dari Metode Time Chainage Diagram ............................. 38
Gambar 2.32. Contoh Metode Time Chainage Diagram Pada Gedung Bertingkat ........ 39
Gambar 3.1. Site Plan Teaching Hospital ....................................................................... 42
Gambar 3.2. 3D Teaching Hospital ................................................................................ 42
Gambar 3.3. Lokasi Penelitian Proyek Teaching Hospital ............................................. 43
Gambar 3.4. Layout Proyek Jalan Demak Bypass ........................................................... 44
Gambar 3.5. Lokasi Proyek Graving Dock ..................................................................... 44
Gambar 3.6. Diagram Alir Penelitian .............................................................................. 46
Gambar 4.1. Linked Bar Chart Pada Proyek Gedung Teaching Hospital (1/4) .............. 49
Gambar 4.1. Linked Bar Chart Pada Proyek Gedung Teaching Hospital (2/4) .............. 50
Gambar 4.1. Linked Bar Chart Pada Proyek Gedung Teaching Hospital (3/4) .............. 51
Gambar 4.1. Linked Bar Chart Pada Proyek Gedung Teaching Hospital (4/4) .............. 52
Gambar 4.2. Penjelasan Warna Pada Linked Bar Chart Proyek Gedung
Teaching Hospital ...................................................................................... 52
Gambar 4.2. Penjelasan Warna Pada Linked Bar Chart Proyek Gedung
Teaching Hospital ...................................................................................... 53
Gambar 4.3. Bar Chart Pada Proyek Gedung RSUD Kota Pekalongan ......................... 54
Gambar 4.4. Penjelasan Warna Pada Bar Chart Proyek Gedung RSUD
Kota Pekalongan ......................................................................................... 55
Gambar 4.5. Bar Chart Pada Proyek Gedung Seasons City (1/3) ................................... 57
Gambar 4.5. Bar Chart Pada Proyek Gedung Seasons City (2/3) ................................... 58
Gambar 4.5. Bar Chart Pada Proyek Gedung Seasons City (3/3) ................................... 59
Gambar 4.6. Bar Chart Pada Proyek Gedung Mangga Dua Hotel dan Residence (1/2) . 61
Gambar 4.6. Bar Chart Pada Proyek Gedung Mangga Dua Hotel dan Residence (2/2) . 62
Gambar 4.7. Bar Chart Pada Proyek Gedung The Lavande Apartment (1/3) ................ 64
Gambar 4.7. Bar Chart Pada Proyek Gedung The Lavande Apartment (2/3) ................ 65
Gambar 4.7. Bar Chart Pada Proyek Gedung The Lavande Apartment (3/3) ................ 66
Gambar 4.8. Bar Chart Pada Proyek Jalan Pati-Rembang-Bulu..................................... 67
Gambar 4.9. Bar Chart Pada Proyek Jalan dan Jembatan Trengguli-Kudus-Pati........... 68

xii
Gambar 4.10. Bar Chart Pada Proyek Jalan Weleri-Semarang ...................................... 69
Gambar 4.11. Bar Chart Pada Proyek Jalan Semarang-Demak ...................................... 70
Gambar 4.12. Bar Chart Pada Proyek Jalan Demak Bypass ........................................... 71
Gambar 4.13. Linked Bar Chart Pada Proyek Graving Dock (1/2) ................................ 72
Gambar 4.13. Linked Bar Chart Pada Proyek Graving Dock (2/2) ................................ 73
Gambar 4.14. Bar Chart Pada Proyek Waduk Panohan Tahap III ................................. 74
Gambar 4.15. Bar Chart Pada Proyek Bendungan Gonggang ........................................ 75
Gambar 4.16. Bar Chart Pada Proyek Sabo DAM PU-RD3 .......................................... 76
Gambar 4.17. Bar Chart Pada Proyek Embung Tambakboyo Tahap V ......................... 76
Gambar 5.1. Grafik Persentase Penggunaan Metode Bar Chart ..................................... 78
Gambar 5.2. Linked Bar Chart Teaching Hospital Gedung A ........................................ 79
Gambar 5.3. Efek Perubahan Durasi Linked Bar Chart Column, Beam & Slab
Lantai 1 Dengan Hubungan SS .................................................................. 80
Gambar 5.4. Kelemahan Paket Software MS Project ...................................................... 80
Gambar 5.5. Efek Perubahan Durasi Linked Bar Chart Column, Beam & Slab
Lantai 1 Dengan Hubungan FS .................................................................. 81
Gambar 5.6. Bar Chart Proyek Teaching Hospital Gedung A ...................................... 84
Gambar 5.7. Bar Chart Proyek Jalan Demak Bypass .................................................... 85
Gambar 5.8. Bar Chart Proyek Graving Dock ............................................................... 86
Gambar 5.9. CPM Proyek Teaching Hospital Gedung A .............................................. 88
Gambar 5.10. Diagram Network ...................................................................................... 89
Gambar 5.11. Contoh Item Kegiatan Pada CPM Yang Terputus Link-nya .................... 89
Gambar 5.12. CPM Perbaikan dari Proyek Teaching Hospital Gedung A .................... 90
Gambar 5.13. CPM Proyek Jalan Demak Bypass .......................................................... 91
Gambar 5.14. CPM Proyek Graving Dock ..................................................................... 92
Gambar 5.15. Lambang PDM ......................................................................................... 93
Gambar 5.16. PDM Proyek Teaching Hospital Gedung A ............................................ 94
Gambar 5.17. Item Kegiatan Pada PDM Yang Terputus Link-nya ................................ 95
Gambar 5.18. PDM Perbaikan dari Proyek Teaching Hospital Gedung A .................... 96
Gambar 5.19. PDM Proyek Jalan Demak Bypass .......................................................... 97
Gambar 5.20. PDM Proyek Graving Dock .................................................................... 98
Gambar 5.21. PERT Proyek Teaching Hospital Gedung A ........................................... 101
Gambar 5.22. Analisis Kurva Distribusi Normal Proyek Teaching Hospital Gedung A 103

xiii
Gambar 5.23. PERT Proyek Jalan Demak Bypass .......................................................... 106
Gambar 5.24. Analisis Kurva Distribusi Normal Proyek Jalan Demak Bypass .............. 108
Gambar 5.25. PERT Proyek Graving Dock ................................................................... 111
Gambar 5.26. Analisis Kurva Distribusi Normal Proyek Graving Dock ........................ 113
Gambar 5.27. Network Diagram dari Paket Kegiatan Tiap Lantai Tipikal
Teaching Hospital Gedung A .................................................................. 115
Gambar 5.28. Diagram LoB Proyek Teaching Hospital Gedung A................................ 117
Gambar 5.29. Perbaikan 1 Diagram LoB Proyek Teaching Hospital Gedung A............ 118
Gambar 5.30. Perbaikan 2 Diagram LoB Proyek Teaching Hospital Gedung A............ 119
Gambar 5.31. WBS Proyek Jalan ................................................................................... 120
Gambar 5.32. Network Diagram Tiap Section Divisi Pekerjaan ..................................... 121
Gambar 5.33. Diagram LoB Proyek Jalan Demak Bypass .............................................. 123
Gambar 5.34. Perbaikan 1 Diagram LoB Proyek Jalan Demak Bypass .......................... 124
Gambar 5.35. Perbaikan 2 Diagram LoB Proyek Jalan Demak Bypass .......................... 125
Gambar 5.36. Time Chainage Diagram Proyek Teaching Hospital Gedung A .............. 126
Gambar 5.37. Time Chainage Diagram Proyek Jalan Demak Bypass ............................ 127
Gambar 5.38. Perbaikan Time Chainage Diagram Proyek Jalan Demak Bypass ........... 129
Gambar 5.39. Efek Keterlambatan Pada Bar Chart ........................................................ 131
Gambar 5.40. Bobot Pekerjaan Pada Bar Chart.............................................................. 132
Gambar 5.41. Kegiatan Splitable Pada Bar Chart .......................................................... 133
Gambar 5.42. Penggunaan Dummy dan Pemecahan Kegiatan Pada CPM...................... 134
Gambar 5.43. Inefisiensi Sumber Daya Pada CPM ........................................................ 135
Gambar 5.44. Diagram CPM Yang Ditransfer ke PDM ................................................. 136
Gambar 5.45. Rangkaian Kegiatan Kritis Proyek Teaching Hospital Gedung A .......... 137
Gambar 5.46. Diagram PDM Yang Ditransfer ke LoB ................................................... 138

xiv
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1. Hitungan Maju dan Mundur Kegiatan Splitable ........................................... 23
Tabel 2.2. Hitungan Maju dan Mundur Kegiatan Non-Splitable ................................... 24
Tabel 4.1. Item Pekerjaan Pada Proyek Teaching Hospital Gedung A........................... 48
Tabel 4.2. Data Metode Penjadwalan Pada Proyek Gedung ........................................... 77
Tabel 4.3. Data Metode Penjadwalan Pada Proyek Jalan ............................................... 77
Tabel 4.4. Data Metode Penjadwalan Pada Proyek Bangunan Air ................................. 77
Tabel 5.1. List of Activity dan Durasi pada Proyek Teaching Hospital Gedung A ......... 83
Tabel 5.2. List of Activity dan Durasi pada Proyek Jalan Demak Bypass ....................... 85
Tabel 5.3. List of Activity dan Durasi pada Proyek Graving Dock.................................. 86
Tabel 5.4. Estimasi Durasi PERT pada Proyek Teaching Hospital Gedung A .............. 100
Tabel 5.5. Estimasi Durasi PERT Proyek Jalan Demak Bypass .................................... 105
Tabel 5.6. Estimasi Durasi PERT Proyek Graving Dock ............................................... 110
Tabel 5.7. Daftar Paket Pekerjaan dari Tiap Lantai Tipikal ............................................ 115
Tabel 5.8. LoB Schedule Pada Proyek Teaching Hospital Gedung A ............................ 116
Tabel 5.9. Perbaikan 1 LoB Schedule Proyek Teaching Hospital GedungA .................. 117
Tabel 5.10. Perbaikan 2 LoB Schedule Proyek Teaching Hospital Gedung A ............... 118
Tabel 5.11. Daftar Divisi Pekerjaan ................................................................................ 121
Tabel 5.12. LoB Schedule pada Proyek Jalan Demak Bypass ....................................... 122
Tabel 5.13. Perbaikan 1 LoB Schedule pada Proyek Jalan Demak Bypass .................... 123
Tabel 5.14. Perbaikan 2 LoB Schedule pada Proyek Jalan Demak Bypass .................... 124
Tabel 5.15. Analisa Komparasi Metode Perencanaan dan Penjadwalan Proyek (1/2) ... 140
Tabel 5.15. Analisa Komparasi Metode Perencanaan dan Penjadwalan Proyek (2/2) ... 141

xv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam menghadapi tuntutan globalisasi, perusahaan dituntut untuk bisa
meningkatkan profesionalisme manajemen yang tinggi dan berusaha untuk mengambil
tindakan dan strategi yang tepat, karena hanya perusahaan yang mempunyai keunggulan
kompetitif saja yang akan mampu bertahan. Dalam suatu proyek pembangunan,
perencanaan merupakan masalah yang sangat penting. Suatu perencanaan diperlukan dan
dipergunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan proyek sehingga proyek dapat
dilaksanakan dengan waktu yang efisien. Tanpa perencanaan yang tepat maka bukanlah
tidak mungkin bila suatu proyek akan mengalami kegagalan yang akan merugikan
perusahaan, misalnya pemborosan waktu dan tenaga kerja yang mengakibatkan
peningkatan biaya. Oleh karena itu, perencanaan yang tepat dan sesuai dengan karakteristik
proyek yang bersangkutan sangatlah diperlukan untuk menghadapi ketidakpastian kondisi
proyek sehingga penjadwalan pelaksanaan suatu proyek sangat penting supaya proyek
dapat dilaksanakan dengan waktu dan biaya yang efisien.
Perencanaan meliputi penetapan keputusan mengenai apa (what) yang diharapkan
untuk dikerjakan, kapan (when) hal tersebut akan dikerjakan, siapa (who) yang akan
melaksanakannya, dan bagaimana (how) sasaran tujuan akan dicapai. Perencanaan
merupakan tanggung jawab manajemen yaitu mengelola seoptimal mungkin segala sumber
daya yang tersedia dalam perusahaan. Sumber daya yang dimiliki perusahaan dalam
melaksanakan aktivitas proyek adalah terbatas. Dengan keterbatasan-keterbatasan sumber
daya tersebut, diperlukan suatu perencanaan yang matang dan baik agar dapat
menggunakan sumber daya secara efisien. Perencanaan yang baik dan matang adalah suatu
hal yang sangat penting dan sangat diperlukan dalam setiap kegiatan pelaksanaan proyek,
sehingga akan turut menunjang tercapainya tujuan perusahaan konstruksi.
Manajemen merupakan proses terpadu di mana individu-individu sebagai bagian
dari organisasi dilibatkan untuk memelihara, mengembangkan, mengendalikan, dan
menjalankan program, yang kesemuanya diarahkan pada sasaran yang telah ditetapkan dan
berlangsung terus menerus seiring berjalannya waktu. Sasaran manajemen yang ada pada
usaha jasa konstruksi berbeda dengan manajemen pada usaha jasa non konstruksi.
Manajemen proyek bersifat unik dan berdurasi terbatas. Dikatakan unik karena tidak ada

1
proyek yang memiliki karakter sama. Setiap proyek memiliki spesifikasi serta
kondisi yang berbeda. Dikatakan berdurasi terbatas karena proyek konstruksi mempunyai
waktu kegiatan awal dan akhir. Sehingga menuntut perhatian yang khusus dalam
menyusun urutan-urutan rencana pelaksanaan. Manajemen proyek dapat didefinisikan
sebagai semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan koordinasi suatu proyek dari
awal (gagasan) sampai selesainya proyek untuk menjamin bahwa proyek dilaksanakan
tepat biaya, tepat waktu, dan tepat mutu (Ervianto, 2005 : 21), ditambah dengan
terjaminnya faktor keselamatan (safety) (Husen, 2008 : 77).
Adapun perencanaan merupakan salah satu fungsi vital dalam kegiatan manajemen
proyek, karena untuk mencapai tujuan, manajemen harus membuat langkah-langkah
proaktif dalam melakukan perencanaan yang komprehensif agar sasaran dan tujuan dapat
dicapai. Perencanaan dikatakan baik bila seluruh proses yang ada di dalamnya dapat
diimplementasikan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dengan tingkat
penyimpangan minimal serta hasil akhir maksimal. Secara filosofis perencanaan mencakup
empat hal, yaitu aman, efektif, efisien, dan mutunya terjamin. Produk dari perencanaan
adalah dasar acuan bagi kegiatan selanjutnya seperti pelaksanaan dan pengendalian. Proses
dari perencanaan harus dapat mengantisipasi situasi proyek yang belum jelas dan penuh
ketidakpastian. Ini karena aspek utama dari perencanaan adalah peramalan, yang
tergantung pada pengetahuan teknis dan subjektifitas perencana. Karena itu, pada periode
selanjutnya, masih dibutuhkan penyempurnaan dan tindakan koreksi sesuai perkembangan
kondisi proyek.
Salah satu hasil dari perencanaan adalah penjadwalan proyek, yang dapat
memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek dalam hal kinerja
sumber daya berupa biaya, tenaga kerja, peralatan dan material serta rencana durasi proyek
dan progres waktu untuk penyelesaian proyek. Dalam proses penjadwalan, penyusunan
kegiatan dan hubungan antar kegiatan dibuat terperinci dan sangat detail. Hal ini
dimaksudkan untuk membantu pelaksanaan evaluasi proyek. Penjadwalan atau scheduling
proyek adalah pengalokasian waktu yang tersedia untuk melaksanakan masing-masing
pekerjaan dalam rangka menyelesaikan suatu proyek hingga tercapai hasil optimal dengan
mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan yang ada (Husen, 2008 : 133). Metode
menyusun jadwal yang terkenal adalah analisis jaringan kerja (network analysis), yang
menggambarkan dalam suatu grafik hubungan urutan pekerjaan proyek. Pekerjaan yang
harus mendahului atau didahului oleh pekerjaan lain diidentifikasi dalam kaitannya dengan

2
waktu. Jaringan kerja ini sangat berfaedah untuk perencanaan dan pengendalian proyek
dari segi waktu. Makin besar skala proyek, semakin kompleks pengelolaan penjadwalan
proyek karena dana yang dikelola sangat besar, kebutuhan dan penyediaan sumber daya
juga besar, kegiatan yang dilakukan sangat beragam serta durasi proyek menjadi sangat
panjang.
Tahap selanjutnya dari manajamen proyek adalah pengendalian. Pengendalian
proyek adalah merupakan salah satu fungsi dari manajemen proyek yang sangat
mempengaruhi hasil akhir proyek, pengendalian mempunyai tujuan utama meminimalisasi
segala penyimpangan yang dapat terjadi selama proses belangsungnya proyek. Menurut
Mockler R.J. (1972), pengendalian adalah usaha yang sistematis untuk menentukan standar
yang sesuai dengan sasaran dan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi,
membandingkan pelaksanaan dengan standar, menganalisis kemungkinan penyimpangan,
kemudian melakukan tindakan koreksi yang diperlukan agar sumber daya dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran dan tujuan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengendalian membutuhkan standar atau tolok ukur
sebagai pembanding, alat ukur kerja, dan tindakan koreksi yang akan dilakukan bila terjadi
penyimpangan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam proses pengendalian dapat berupa
pengawasan, pemeriksaan, serta tindakan koreksi yang dilakukan selama proses
implementasi.
Sumber daya proyek khususnya proyek konstruksi terdiri dari material, tenaga
kerja, pendanaan, metode pelaksanaan dan peralatan. Sumber daya direncanakan untuk
mencapai sasaran proyek dengan batasan waktu, biaya dan mutu. Tantangan pada
pelaksanaan proyek adalah bagaimana merencanakan jadwal waktu yang efektif dan
perencanaan biaya yang efisien tanpa mengurangi mutu. Waktu dan biaya merupakan dua
hal penting dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi selain mutu, karena biaya yang akan
dikeluarkan pada saat pelaksanaan sangat erat kaitannya dengan waktu pelaksanaan
pekerjaan.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka para kontraktor, developer maupun pemilik
proyek mempunyai schedule pelaksanaan atau penjadwalan waktu pelaksanaan proyek dan
sekaligus yang dapat mengontrol pelaksanaan proyek itu sendiri. Pada umumnya dalam
penjadwalan waktu kontraktor (Pelaksana Proyek), developer (Pengembang) atau pemilik
proyek biasanya menggunakan salah satu dari beberapa metode umum yang biasa
digunakan dalam penjadwalan waktu pelaksanaan proyek, antara lain Bar Chart, Network

3
Diagram (CPM,PDM,PERT), serta Metode Penjadwalan Linear (Line of Balance, dan
Time Chainage Diagram).
Meskipun demikian mengingat metode tersebut berfungsi sebagai alat, maka
penggunaannya tergantung pada ketepatan pemilihan metode yang digunakan sesuai
dengan tipe dan karakteristik proyek konstruksi yang direncanakan, penguasaan teknik
sepenuhnya oleh perencana, maupun pemahaman aplikasinya oleh penyelia yang hendak
menerapkannya di lapangan. Karakteristik dari proyek konstruksi ada yang bersifat
sederhana, kompleks, mempunyai hubungan ketergantungan antar kegiatan, mempunyai
durasi waktu yang deterministik dan probabilistik, dan ada juga yang mempunyai sifat
linear dan repetitif. Oleh karena itu, sehubungan dengan pentingnya pemilihan metode
penjadwalan yang sesuai dengan tipe dan karakteristik proyek konstruksi dan demi
menjamin kelancaran pelaksanaan suatu proyek maka penulis tertarik untuk mempelajari
masalah penjadwalan proyek dengan judul: “Eksplorasi Metode Bar Chart, CPM, PDM,
PERT, Line of Balance dan Time Chainage Diagram dalam Penjadwalan Proyek
Konstruksi”.

1.2. Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang akan diteliti meliputi:
1. Apakah metode perencanaan dan penjadwalan proyek yang umum dipakai di
Indonesia ?
2. Bagaimana perbandingan masing-masing metode perencanaan dan penjadwalan
proyek tersebut untuk mencari karakter yang sesuai dengan sifat proyek ?
3. Bagaimana kelebihan dan kekurangan dari masing-masing metode perencanaan dan
penjadwalan proyek tersebut ?

1.3. Tujuan Penelitian


Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :
a. Mencari metode perencanaan dan penjadwalan proyek yang umum dipakai di
Indonesia.
b. Membandingkan masing-masing metode perencanaan dan penjadwalan proyek
untuk mencari karakter yang sesuai dengan sifat proyek.
c. Melakukan simulasi masing-masing metode perencanaan dan penjadwalan proyek
serta menganalisa kelebihan dan kekurangannya.

4
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
a. Diharapkan dapat memberikan masukan sebagai alat informasi penjadwalan proyek
bagi para kontraktor, developer serta pihak-pihak yang terkait agar dapat memilih
dan menerapkan metode perencanaan dan penjadwalan proyek sesuai dengan
karakteristik proyek konstruksi sehingga mampu meningkatkan pengendalian
waktu dan biaya dalam pelaksanaan proyek.
b. Bagi dunia pendidikan, diharapkan dapat menambah wawasan terutama di bidang
manajemen konstruksi mengenai metode perencanaan dan penjadwalan proyek
yang sesuai dengan karakteristik proyek konstruksi.

1.5. Batasan Masalah


Perencanaan dan penjadwalan proyek yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah
tentang perbandingan masing-masing metode perencanaan dan penjadwalan proyek yang
sesuai dengan karakteristik proyek konstruksi. Adapun proses analisa yang dilakukan yaitu
dengan membandingkan metode Bar Chart, CPM, PDM, PERT, Line of Balance dan Time
Chainage Diagram dari proyek gedung, jalan, dan bangunan air.

1.6. Sistematika Penulisan


Penulisan tesis ini disusun dalam 6 bab, dengan rincian sebagai berikut :
a. Bab I : Pendahuluan
Mengemukakan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan.
b. Bab II : Kajian Pustaka
Berisi penjelasan tentang pengertian konsep penjadwalan proyek konstruksi, Bar Chart,
metode Network Diagram, dan metode penjadwalan linier.
c. Bab III : Metode Penelitian
Berisi penjelasan tentang jenis penelitian, obyek penelitian, lokasi penelitian, metode
pengumpulan data, metode analisis data, dan metode komparasi.
d. Bab IV : Data Penelitian
Berisi penjelasan tentang data penelitian, dan tabulasi data metode perencanaan dan
penjadwalan proyek yang digunakan.

5
e. Bab V : Pembahasan
Berisi penjelasan tentang hasil analisa data dan diskusi/perbandingan masing-masing
metode perencanaan dan penjadwalan proyek.
f. Bab VI : Kesimpulan dan Saran
Berisi penjelasan tentang kesimpulan yang dapat diambil mengenai perbandingan metode
perencanaan dan penjadwalan proyek konstruksi dari hasil penelitian ini, serta saran-saran
yang dapat diberikan.

6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Konsep Penjadwalan Proyek Konstruksi


Proyek merupakan rangkaian kegiatan yang mempunyai dimensi waktu, fisik dan
biaya guna mewujudkan gagasan serta mendapatkan tujuan tertentu. Rangkaian kegiatan
ini terdiri atas tahap studi kelayakan, tahap perencanaan dan perancangan, tahap
pelelangan/tender, dan tahap pelaksanaan konstruksi. Dari hal ini dapat kita lihat bahwa
perencanaan adalah salah satu bagian yang penting dalam proyek konstruksi. Perencanaan
merupakan proses pemilihan informasi dan pembuatan asumsi-asumsi mengenai keadaan
di masa yang akan datang untuk merumuskan kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan
dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Tiga unsur utama yang
menjadi pertimbangan dalam perencanaan adalah waktu (time), biaya (cost), dan mutu
(quality). Dengan perencanaan yang tepat maka seluruh kegiatan proyek dapat dimulai dan
selesai dengan alokasi waktu yang cukup, biaya serendah mungkin dan mutu yang dapat
diterima (Soeharto, 1999).
Dalam perencanaan proyek seorang pengambil keputusan dihadapkan pada pilihan
dalam menetapkan sumber daya yang tepat. Salah satu bagian perencanaan adalah
penjadwalan (scheduling), di mana penjadwalan ini merupakan gambaran dari suatu proses
penyelesaian dan pengendalian proyek. Dalam penjadwalan ini akan tampak uraian
pekerjaan, durasi atau waktu penyelesaian setiap pekerjaan, waktu mulai dan akhir setiap
pekerjaan dan hubungan ketergantungan antara masing-masing kegiatan.
Pada umumnya penjadwalan proyek dikerjakan oleh konsultan perencana dan
kemudian dikoordinasikan dengan kontraktor dan pemilik (owner) dengan ketentuan yang
telah disepakati dalam kontrak. Dengan demikian, maka penjadwalan waktu setiap
kegiatan proyek perlu diatur secara efisien dan seoptimal mungkin sehingga tidak akan
terjadi keterlambatan penjadwalan waktu, maka kontraktor membuat pengelolaan
penjadwalan proyek sesuai dengan karakteristik proyek konstruksi yang direncanakan dan
kondisi di lapangan pada waktu pelaksanaan, serta mudah untuk dimonitoring pada setiap
waktu. Untuk penjadwalan waktu, yang akan dibahas pada penelitian ini adalah elaborasi
antara Metode Bar Chart, Metode Network Diagram (CPM,PDM,PERT), serta Metode
Penjadwalan Linear (Line of Balance, dan Time Chainage Diagram).

7
2.2. Bar Chart (Bagan Balok)
Bar Chart (bagan balok) diperkenalkan pertama kali oleh Henry L. Gantt pada
tahun 1917 semasa Perang Dunia I. Oleh karena itu, Bar Chart sering disebut juga dengan
nama Gantt Chart sesuai dengan nama penemunya. Sebelum ditemukannya metode ini,
belum ada prosedur yang sistematis dan analitis dalam aspek perencanaan dan
pengendalian proyek (Soeharto, 1999 : 236). Gantt menciptakan teknik ini untuk
memeriksa perkiraan durasi tugas versus durasi aktual. Sehingga dengan melihat sekilas,
pemimpin proyek dapat melihat kemajuan pelaksanaan proyek.
Sekarang ini, metode bagan balok masih digunakan secara luas dan merupakan
metode yang umum digunakan sebagian besar penjadwalan dan pengendalian di industri
konstruksi, terutama untuk menyusun jadwal induk suatu proyek, baik dari mulai
kontraktor kecil sampai dengan kontraktor besar, dari sektor swasta sampai dengan
BUMN. Menurut Soeharto (1999) metode ini dapat berdiri sendiri maupun dikombinasikan
dengan metode lain yang lebih canggih.

2.2.1. Format Bar Chart


Dalam Bar Chart (Bagan Balok), kegiatan digambarkan dengan balok horizontal.
Panjang balok menyatakan lama kegiatan dalam skala waktu yang dipilih. Bagan balok
terdiri atas sumbu y yang menyatakan kegiatan atau paket kerja dari lingkup proyek dan
digambarkan sebagai balok, sedangkan sumbu x menyatakan satuan waktu dalam hari,
minggu, atau bulan sebagai durasinya (Husen, 2008 : 135). Di sini, waktu mulai dan waktu
akhir masing-masing pekerjaan adalah ujung kiri dan kanan dari balok-balok yang
bersangkutan (Soeharto, 1999 : 235).
Pada bagan balok juga dapat ditentukan milestone atau tonggak kemajuan sebagai
bagian target yang harus diperhatikan guna kelancaran produktifitas proyek secara
keseluruhan. Sedangkan untuk proses updating, bagan balok dapat diperpendek atau
diperpanjang, yang menunjukkan bahwa durasi kegiatan akan bertambah atau berkurang
sesuai kebutuhan dalam proses perbaikan jadwal (Husen, 2008 : 135). Format bagan balok
ini sangat informatif, mudah dibaca dan efektif untuk komunikasi dengan berbagai pihak
yang terlibat dalam proyek konstruksi, serta dapat dibuat dengan mudah dan sederhana
baik dengan manual maupun dengan menggunakan komputer.

8
Durasi Bobot Minggu
No. Deskripsi Nilai (Rp) (minggu) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Pekerjaan persiapan 1,000,000 2 2.22%
0.00% 1.111 1.111
2 Pekerjaan galian tanah 500,000 2 1.11%
0.00% 0.556 0.556
3 Pekerjaan pondasi 1,500,000 3 3.33%
0.00% 1.111 1.111 1.111
4 Pekerjaan beton bertulang 10,000,000 2 22.22%
0.00% 11.11 11.11
5 Pekerjaan pasangan/plesteran 2,000,000 3 4.44%
0.00% 1.481 1.481 1.481
6 Pekerjaan pintu jendela 6,000,000 2 13.33%
0.00% 6.667 6.667
7 Pekerjaan atap 7,000,000 2 15.56%
0.00% 7.778 7.778
8 Pekerjaan langit-langit 2,000,000 2 4.44%
0.00% 2.222 2.222
9 Pekerjaan lantai 5,000,000 2 11.11%
0.00% 5.556 5.556
10 Pekerjaan finishing 10,000,000 2 22.22%
0.00% 11.11 11.11
NILAI NOMINAL 45,000,000 100%
PRESTASI PER MINGGU 1.111 1.667 1.667 12.22 13.7 8.148 15.93 15.56 18.89 11.11
PRESTASI KUMULATIF 1.111 2.778 4.444 16.67 30.37 38.52 54.44 70 88.89 100

Gambar 2.1. Bar Chart atau Gantt Chart


(Sumber : Ervianto, 2005 : 166)

2.2.2. Kritikan Terhadap Metode Bar Chart


Sebagai metode yang umum digunakan dalam penjadwalan proyek konstruksi,
penyajian informasi dalam Bar Chart agak terbatas, misalnya Bar Chart tidak dapat secara
spesifik menunjukkan urutan kegiatan dan hubungan ketergantungan antara satu kegiatan
dengan kegiatan yang lain sehingga kegiatan-kegiatan yang menjadi prioritas atau lebih
penting dari yang lain di dalam suatu proyek tidak dapat dilihat. Selain itu, lintasan kritis
kegiatan proyek juga tidak dapat diketahui, maka apabila terjadi keterlambatan proyek,
prioritas kegiatan yang akan dikoreksi menjadi sukar untuk dilakukan (Husen, 2008 : 135).
Masalah ini diperparah dengan meningkatnya ukuran dan kompleksitas proyek,
sehingga Manajer Konstruksi yang menggunakan Bar Chart akan mengalami kesulitan
dalam mengubah atau memperbarui data kegiatan tertentu yang dapat menyebabkan
tambahan perubahan di dalam hubungan dengan kegiatan yang lain. Dengan demikian
usaha untuk memperbarui data akan mengakibatkan frustasi atau kegagalan (Srigungvarl,
1992 (dalam Arditi et al., 2002(1))).

9
Gambar 2.2. Bar Chart untuk Tiga Unit Berulang
(Sumber : Laksito, 2005)

Gambar 2.2 di atas menunjukkan Bar Chart untuk tiga unit berulang, di mana hubungan
ketergantungan antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lain tidak dapat ditunjukkan
secara spesifik.
Kekurangan dari metode Bar Chart sebagian dapat diatasi dengan Linked Gantt
Chart. Hasilnya kemudian adalah seperti jadwal jaringan yang dapat menunjukkan
hubungan ketergantungan antar kegiatan sehingga dapat memecahkan masalah urutan
kegiatan di dalam kompleksitas proyek (Harrison, 1985 (dalam Arditi et al., 2002(2))).
TIME IN DAYS
ACTIVITY 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22

BULK EXCAV.

SERV. EXCAV.

FOOT. EXCAV.

CONCR. FOOT

STEEL FRAME

CONCR. SLAB

WALLS

ROOF

ELECTRICAL

PLUMBING

CLEANUP

Gambar 2.3. Linked Gantt Chart


(Sumber : Uher, 1996 : 25)

10
2.3. Metode Network Diagram
Metode Network Diagram atau metode jaringan kerja diperkenalkan pada tahun 50-
an oleh tim perusahaan DuPont dan Rand Corporation untuk mengembangkan sistem
kontrol manajemen. Metode ini dimaksudkan untuk merencanakan dan mengendalikan
sejumlah besar kegiatan yang memiliki hubungan ketergantungan yang kompleks dalam
masalah desain-engineering, konstruksi, dan pemeliharaan. Metode ini relatif lebih sulit,
hubungan antar kegiatan jelas, dan dapat memperlihatkan kegiatan kritis (Husen, 2008 :
138).
Dari segi penyusunan jadwal, jaringan kerja dipandang sebagai suatu langkah
penyempurnaan metode Bar Chart, karena dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan yang belum terpecahkan oleh metode tersebut. Jaringan kerja merupakan
metode yang mampu menyuguhkan teknik dasar dalam menentukan urutan dan kurun
waktu kegiatan proyek, dan selanjutnya dapat memperkirakan waktu penyelesaian proyek
secara keseluruhan (Soeharto, 1999 : 238).
Dalam penyusunan suatu jaringan kerja proyek, terdapat tiga unsur penting yang
harus diketahui (Moder et al., 1983) :
1. Inventarisasi kegiatan
Proses inventarisasi kegiatan ini adalah pemecahan suatu proyek menjadi beberapa
komponen utama proyek. Komponen utama ini selanjutnya dipecah lagi menjadi
beberapa komponen, sehingga pada akhirnya diperoleh paket-paket pekerjaan.
Proses ini dikenal dengan nama Work Breakdown Structure (WBS).
2. Logika Ketergantungan
Pemecahan proyek menjadi paket-paket pekerjaan, harus memperhatikan urutan
pekerjaan yang akan dilakukan. Pekerjaan yang mana yang mendahului, pekerjaan
mana yang mengikuti, dan pekerjaan mana yang dapat dilakukan bersamaan (tidak
tergantung pada kegiatan yang lain).
3. Perkiraan Waktu
Perkiraan waktu ini merupakan jangka waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan setiap kegiatan. Waktu ini berhubungan dengan biaya proyek. Pada
umumnya bila waktu pelaksanaan bertambah panjang, maka biaya pelaksanaan
akan bertambah besar. Hal ini disebabkan oleh biaya overhead yang bergantung
pada waktu pelaksanaan. Beberapa faktor yang menentukan lamanya kegiatan
(Setyawan, 2007), yaitu :

11
a) Volume Pekerjaan
Suatu pekerjaan yang volumenya besar membutuhkan waktu pekerjaan yang
lebih lama. Apabila ingin mempercepat pelaksanaan, biasanya diadakan
penambahan tenaga kerja, waktu dan peralatan atau bisa juga dengan
merubah metode pelaksanaan.
b) Tenaga Kerja
Tenaga kerja sangat berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian setiap
kegiatan. Hal ini dikaitkan dengan produktifitas kerja para pekerja tersebut,
yang dipengaruhi oleh :
· Kualitas pengawasan
· Kondisi alam di sekitar proyek
· Efisiensi rencana kerja
· Kualitas tenaga kerja
· Jumlah jam kerja per hari
c) Cuaca
Cuaca yang buruk dapat mempengaruhi kecepatan penyelesaian proyek,
juga dapat menurunkan kualitas hasil kerja.
d) Lokasi Proyek
Berhubungan dengan kemudahan dan kesukaran dalam mendapatkan dan
mentransformasikan sumber daya. Hal ini secara langsung mempengaruhi
waktu pelaksanaan proyek.
e) Prosedur Perkiraan Waktu
· Setiap pekerjaan dievaluasi secara terpisah untuk setiap kegiatan.
Perkiraan jumlah material, tenaga kerja, dan peralatan yang dipakai
dapat diperkirakan berdasarkan pengalaman.
· Hitung durasi kegiatan dengan membagi volume kegiatan dengan
produktifitas tenaga kerja dan peralatan. Biasanya durasi kegiatan
dinyatakan dalam hari kerja.
· Tambahan faktor ketidakpastian waktu terhadap durasi yang diperoleh.
Faktor ketidakpastian ini disebabkan oleh keterlambatan pelaksanaan.

12
Ada beberapa macam metode analisis jaringan kerja yang dapat digunakan dalam
penjadwalan waktu proyek, antara lain (Soeharto, 1999 : 254) :
a) Critical Path Method (CPM)
b) Precedence Diagramming Method (PDM)
c) Project Evaluation and Review Technique (PERT)
Adapun istilah-istilah yang digunakan dalam Network Diagram adalah sebagai berikut :
a. Earliest Start Time (ES) adalah waktu paling awal suatu kegiatan dapat dimulai,
dengan memperhitungkan waktu kegiatan yang diharapkan dan persyaratan urutan
kegiatan.
b. Latest Start Time (LS) adalah waktu paling lambat untuk dapat memulai suatu kegiatan
tanpa penundaan keseluruhan proyek.
c. Earliest Finish Time (EF) adalah waktu paling awal suatu kegiatan dapat diselesaikan.
d. Latest Finish Time (LF) adalah waktu paling lambat untuk dapat menyelesaikan suatu
kegiatan tanpa penundaan penyelesaian proyek secara keseluruhan.
e. Duration (D) adalah kurun waktu kegiatan.

2.3.1. CPM (Critical Path Method)


CPM dikembangkan pada tahun 1957 oleh J.E. Kelly dari Remington Rand dan
M.R. Walker dari DuPont untuk membantu pembangunan dan pemeliharaan pabrik kimia
di Dupont (Prasetya dan Lukiastuti, 2009 : 33). Solusi CPM yang diadopsi oleh Kelly pada
dasarnya berasal dari “Linear Programming” dan menggunakan notasi “I-J” untuk
menggambarkan hubungan antar kegiatan (Weaver, 2006). Sekarang ini penjadwalan
dengan menggunakan CPM sudah jarang dijumpai, dan pada umumnya hanya ditemukan
di paper-paper akademik yang mana perhitungannya dilakukan secara manual (Weaver,
2006).

2.3.1.1. Teknik Perhitungan CPM


Activity on arrow atau sering disebut dengan CPM (Critical Path Method) terdiri
atas anak panah dan lingkaran/segiempat. Anak panah menggambarkan kegiatan/aktivitas,
sedangkan lingkaran/segiempat menggambarkan kejadian (event). Kejadian (event) di awal
anak panah disebut ”I”, sedangkan kejadian (event) di akhir anak panah disebut ”J”
(Ervianto, 2005 : 233).

13
Setiap activity on arrow merupakan satu kesatuan dari seluruh kegiatan sehingga
kejadian (event) ”J” kegiatan sebelumnya juga merupakan kejadian (event) ”I” kegiatan
berikutnya.

EETi X EETj
ES EF
I J
LS Y LF
LETi LETj

Gambar 2.4. Gambar AOA


(Sumber : Husen, 2008 : 139)

Dimana:
i,j = Nomor peristiwa
X = Nama kegiatan
EET = Earliest Event Time (Saat Paling Awal Kegiatan)
LET = Latest Event Time (Saat Paling Lambat Kegiatan)
Y = Durasi kegiatan
ES = Earliest Start Time (Saat paling cepat untuk mulai kegiatan)
EF = Earliest Finish Time (Saat paling cepat untuk akhir kegiatan)
LS = Latest Start Time (Saat paling lambat untuk mulai kegiatan)
LF = Latest Finish Time (Saat paling lambat untuk akhir kegiatan)

Metode ini mempunyai karakteristik sebagai berikut (Husen, 2008 : 139) :


· Diagram network dibuat dengan menggunakan anak panah untuk menggambarkan
kegiatan dan node-nya menggambarkan peristiwanya/event. Node pada permulaan
anak panah ditentukan sebagai I-Node, sedangkan pada akhir anak panah
ditentukan sebagai J-Node.
· Menggunakan perhitungan maju untuk memperoleh waktu mulai paling awal
(EETi) pada I-Node dan waktu mulai paling awal (EETj) pada J-Node dari seluruh
kegiatan dengan mengambil nilai maksimumnya. Di sini berlaku pengertian bahwa
waktu paling awal peristiwa terjadi adalah = 0. Adapun perhitungannya adalah :
EETj = EETi + durasi X
· Menggunakan perhitungan mundur untuk memperoleh waktu selesai paling lambat
(LETi) pada I-Node dan waktu selesai paling lambat (LETj) pada J-Node dari
seluruh kegiatan dengan mengambil nilai minimumnya. Adapun perhitungannya
adalah : LETi = LETj - durasi X
· Di antara dua peristiwa tidak boleh ada 2 kegiatan, sehingga untuk menghindarinya
digunakan kegiatan semu atau dummy yang tidak mempunyai durasi.

14
Gambar 2.5. Kegiatan Semu atau Dummy
(Sumber : Lembaga Administrasi Negara, 2007)

· Menggunakan CPM (Critical Path Method) atau metode lintasan kritis, di mana
pendekatan yang dilakukan deterministik hanya menggunakan satu jenis durasi
pada kegiatannya. Lintasan kritis adalah lintasan dengan kumpulan kegiatan yang
mempunyai durasi terpanjang yang dapat diketahui bila kegiatannya mempunyai
Total Float (TF) = 0.
· Float : batas toleransi keterlambatan suatu kegiatan yang dapat dimanfaatkan untuk
optimasi waktu dan alokasi sumber daya.
Ada tiga macam jenis Float, yaitu (Husen, 2008 : 140) :
a. TF (Total Float)
ü Waktu tenggang maksimum di mana suatu kegiatan boleh terlambat
tanpa menunda waktu penyelesaian proyek.
ü Berguna untuk menentukan lintasan kritis, di mana TF = 0.
ü TFij = LETj – EETi - Durasiij

15
b. FF (Free Float)
ü Waktu tenggang maksimum di mana suatu kegiatan boleh terlambat
tanpa menunda penyelesaian suatu kegiatan bila kegiatan tersebut
dimulai pada saat paling awal peristiwa awalnya.
ü Berguna untuk alokasi sumberdaya dan waktu dengan memindahkan
ke kegiatan lain.
ü FFij = EETj – EETi - Durasiij
c. IF (Independent Float)
ü Waktu tenggang maksimum di mana suatu kegiatan boleh terlambat
tanpa menunda penyelesaian suatu kegiatan bila kegiatan tersebut
dimulai pada saat paling lambat peristiwa awalnya.
ü IFij = EETj – LETi - Durasiij

10 X 21
4 6
12 L=7 25

8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

X IF

X FF

TF

EETi LETi EETj LETj

Gambar 2.6. Variasi Float dari Suatu Kegiatan


(Sumber : Lembaga Administrasi Negara, 2007)

2.3.1.2. Kritikan Terhadap CPM


Metode network seperti CPM telah terbukti menjadi alat penjadwalan dan
pengendalian proyek yang handal. Tetapi metode berbasis jaringan ini tidak cocok untuk
proyek yang mempunyai sifat berulang, seperti yang telah ditulis secara luas dalam
literatur (Reda, 1990; Suhail dan Neal, 1994; Hegazy dan Wassef, 2001; Arditi et al.,
2002(1)), karena aktifitas berulang sering memiliki tingkat produktifitas yang berbeda. CPM
juga tidak memberikan efisien struktur untuk representasi tugas berulang. Semua tugas
diwakili sama, dan tidak ada pertimbangan lokasi pekerjaan dalam jadwal, serta
memerlukan penggunaan dummy aktifitas sebagai suatu teknik yang tidak mudah dipahami
oleh semua orang untuk melengkapi logika jaringan (Hegazy dan Kamarah, 2008).

16
Metode CPM tidak cocok untuk mewakili dan atau menyeimbangkan tingkat
produksi aktifitas berulang. Dengan demikian, tingkat ketidakseimbangan produksi dapat
secara negatif berdampak pada kinerja proyek yang dapat menyebabkan berhentinya
pekerjaan, inefisiensi penggunaan alokasi sumber daya, dan peningkatan biaya proyek
(Lutz dan Halpin, 1992 (dalam Arditi et al., 2002(1))). Karena tidak mengindikasikan
tingkat produksi dalam jaringan CPM, maka situasi ini tidak akan pernah terantisipasi oleh
penjadwal selama pengembangan suatu jaringan, dan juga tidak dapat dideteksi dalam
analisis jaringan pada umumnya.
Kelemahan lain dari metode CPM menurut Laksito (2005) adalah hanya mengenal
hubungan finish to start saja. Oleh karena itu, apabila diterapkan pada proyek multiunit
penggunannya menjadi tidak efektif karena mengandung terlalu banyak hubungan dan
menciptakan kegiatan dummy yang sangat banyak.

Mt 40% Mt 60%
1 2 3

Mp 40% Mp 60%
4 5 6
Keterangan :
Mt : Menggali tanah
Mp : Meletakkan pipa
Mk 40% Mk 60%
Mk : Menimbun kembali
7 8 9

Gambar 2.7. Penggunaan Dummy Pada CPM untuk Memecah Kegiatan


Pada Kegiatan yang Berulang
(Sumber : Soeharto, 1999 : 279)

2.3.2. PDM (Precedence Diagram Method)


PDM dikembangkan pada tahun 1960-an oleh Angkatan Laut AS yang bekerjasama
dengan Profesor Dr. John Fondahl dari Stanford University untuk mengembangkan metode
perhitungan CPM yang juga akan memecahkan penggunaan "Dummy" dependensi. Dr.
Fondahl membalik metode diagram AOA ke metode AON secara tradisional yang dikenal
dengan precedence method. Pada mulanya hanya ada hubungan FS saja. Proposal Dr
Fondahl diterbitkan sekitar tahun 1977 di Western Construction (Weaver, 2006). Segera
setelah itu, IBM mengembangkan program komputer yang mengoperasikan perhitungan
precedence network. Metode Fondahl ini kemudian menjadi pilihan untuk critical path

17
method (Uher, 1996 : 33). Meskipun pendekatan secara subtansi berbeda antara CPM dan
PDM, tetapi hasil perhitungannya sama (O’Brien dan Plotnit, 1999 : 11).
Precedence diagram sebenarnya adalah peninggalan/pengembangan dari bar chart.
Kadang-kadang bahkan skala waktu kegiatan dan kalender ditempatkan di bagian atas, hal
ini tentu saja adalah jadwal bukan logika diagram yang bukan skala waktu atau memiliki
garis kalender. Pada periode tahun 1980-2000 kemampuan komputer diperluas sehingga
banyak atribut tambahan yang ditambahkan ke jaringan PDM dasar analisis program,
seperti beberapa jenis hubungan, lag dan lead time values pada dependensi, beberapa
kalender, dan beberapa sumber daya pada kegiatan. Penggunaan fungsi-fungsi ini benar-
benar membutuhkan pelatihan tingkat tinggi dan pengalaman dalam penjadwalan
konstruksi (Glenwright, 2004).
Menurut Ervianto (2005) kelebihan Precedence Diagram Method (PDM)
dibandingkan dengan CPM adalah PDM tidak memerlukan kegiatan fiktif/dummy sehingga
pembuatan jaringan menjadi lebih sederhana. Hal ini dikarenakan hubungan overlapping
yang berbeda dapat dibuat tanpa menambah jumlah kegiatan.

2.3.2.1. Hubungan Logika Ketergantungan PDM


Pada PDM juga dikenal adanya konstrain. Satu konstrain hanya dapat
menghubungkan dua node, karena setiap node memiliki dua ujung yaitu ujung awal atau
mulai = (S) dan ujung akhir atau selesai = (F). Maka di sini terdapat empat macam
konstrain (Soeharto,1999 : 281-282), yaitu:
1. Konstrain selesai ke mulai – Finish to Start (FS)
Konstrain ini memberikan penjelasan hubungan antara mulainya suatu kegiatan
dengan selesainya kegiatan terdahulu. Dirumuskan sebagai FS (i-j) = a yang berarti
kegiatan (j) mulai a hari, setelah kegiatan yang mendahuluinya (i) selesai. Proyek selalu
menginginkan besar angka a sama dengan 0 kecuali bila dijumpai hal-hal tertentu,
misalnya :
1) Akibat iklim yang tak dapat dicegah.
2) Proses kimia atau fisika seperti waktu pengeringan adukan semen.
3) Mengurus perizinan.

18
Kegiatan (i) Kegiatan (j)

FS(i-j) = a
Konstrain FS
Gambar 2.8. Konstrain Finish to Start
(Sumber : Soeharto, 1999 : 282)

2. Konstrain mulai ke mulai – Start to Start (SS)


Memberikan penjelasan hubungan antara mulainya suatu kegiatan dengan mulainya
kegiatan terdahulu. Atau SS (i-j) = b yang berarti suatu kegiatan (j) mulai setelah b hari
kegiatan terdahulu (i) mulai. Konstrain semacam ini terjadi bila sebelum kegiatan terdahulu
selesai 100 % maka kegiatan (j) boleh mulai setelah bagian tertentu dari kegiatan (i)
selesai. Besar angka b tidak boleh melebihi angka waktu kegiatan terdahulu. Karena per
definisi b adalah sebagian kurun waktu kegiatan terdahulu. Jadi disini terjadi kegiatan
tumpang tindih, misalnya : pelaksanaan kegiatan pasangan pondasi batu kali dapat segera
dimulai setelah pekerjaan galian pondasi cukup, misalnya setelah satu hari.
Kegiatan (i)

SS(i-j) = b
Konstrain SS Kegiatan (j)

Gambar 2.9. Konstrain Start to Start


(Sumber : Soeharto, 1999 : 282)

3. Konstrain selesai ke selesai – Finish to Finish (FF).


Memberikan penjelasan hubungan antara selesainya suatu kegiatan dengan
selesainya kegiatan terdahulu. Atau FF (i-j) = c yang berarti suatu kegiatan (j) selesai
setelah c hari kegiatan terdahulu (i) selesai. Konstrain semacam ini mencegah selesainya
suatu kegiatan mencapai 100% sebelum kegiatan yang terdahulu telah sekian (=c) hari
selesai. Angka c tidak boleh melebihi angka kurun waktu kegiatan yang bersangkutan (j),
misalnya : pekerjaan perataan tanah tidak dapat dilakukan sebelum pekerjaan
pengangkutan tanah selesai.

19
Kegiatan (i)

FF(i-j) = c

Konstrain FF
Kegiatan (j)

Gambar 2.10. Konstrain Finish to Finish


(Sumber : Soeharto, 1999 : 282)

4. Konstrain mulai ke selesai – Start to Finish (SF)


Menjelaskan hubungan antara selesainya kegiatan dengan mulainya kegiatan
terdahulu. Dituliskan dengan SF (i-j) = d, yang berarti suatu kegiatan (j) selesai setelah d
hari kegiatan (i) terdahulu mulai. Jadi dalam hal ini sebagian dari porsi kegiatan terdahulu
harus selesai sebelum bagian akhir kegiatan yang dimaksud boleh diselesaikan, misalnya :
pekerjaan instalasi lift harus sudah selesai setelah beberapa hari dimulainya pekerjaan
sistem elektrikal

Kegiatan (i)
SF(i-j) = d

Konstrain SF
Kegiatan (j)

Gambar 2.11. Konstrain Start to Finish


(Sumber : Soeharto, 1999 : 282)

Jadi dalam menyusun jaringan PDM, khususnya menentukan urutan ketergantungan,


mengingat adanya bermacam konstrain tersebut, maka lebih banyak faktor yang harus
diperhatikan dibanding CPM. Faktor ini dapat dikaji misalkan dengan menjawab berbagai
pertanyaan berikut:
1. Kegiatan mana yang boleh dimulai sesudah kegiatan tertentu a selesai, berapa lama jarak
waktu antara selesainya kegiatan a dengan dimulainya kegiatan berikutnya.
2. Kegiatan mana yang harus diselesaikan sebelum kegiatan tertentu boleh dimulai dan
berapa lama tenggang waktunya.
3. Kegiatan mana yang harus dimulai sesudah kegiatan tertentu c dimulai dan berapa lama
jarak waktunya.

20
2.3.2.2. Teknik Perhitungan PDM
Metode PDM adalah jaringan kerja yang termasuk klasifikasi Activity On Node
(AON). Di sini kegiatan dituliskan dalam node yang umumnya berbentuk segi empat,
sedangkan anak panah hanya sebagai penunjuk hubungan antara kegiatan-kegiatan yang
bersangkutan (Soeharto. 1999 : 279).
Keterangan :
ES JENIS EF ES : Earliest Start
LS : Latest Start
LS KEGIATAN LF
EF : Earliest Finish
NO. KEG. DURASI LF : Latest Finish

Gambar 2.12. Lambang Kegiatan PDM


(Sumber : Ervianto, 2005 : 249)

Jika kegiatan awal terdiri dari sejumlah kegiatan dan diakhiri oleh sejumlah kegiatan pula
maka dapat ditambahkan kegiatan awal dan kegiatan akhir yang keduanya merupakan
kegiatan fiktif/dummy.

A D G

START B E H FINISH

C F I
Gambar 2.13. Dummy Start dan Finish Pada PDM
(Sumber : Ervianto, 2005 : 250)

Adapun untuk menentukan kegiatan yang bersifat kritis dan lintasan kritis dapat
dilakukan melalui perhitungan maju (Forward Analysis) dan perhitungan mundur
(Backward Analysis) sebagai berikut (Ervianto, 2005 : 250):

21
FF ij

ES JENIS EF ES JENIS EF
KEGIATAN FS ij KEGIATAN
LS i LF LS j LF
NO. KEG. DURASI NO. KEG. DURASI

SS ij

SF ij

Gambar 2.14. Hubungan Kegiatan i dan j


(Sumber : Ervianto, 2005 : 251)

· Perhitungan maju dilakukan untuk mendapatkan Earliest Start (ES) dan Earliest
Finish (EF), jika lebih dari satu anak panah yang masuk dalam kegiatan maka
diambil yang terbesar. Kegiatan I adalah kegiatan predecessor, sedangkan kegiatan
J adalah kegiatan yang dianalisis. Besarnya ESj dan EFj adalah sebagai berikut :
ESj = ESi + SSij atau ESj = EFi + FSij
EFj = ESi + SFij atau EFj = EFi + FFij atau ESj + Dj
Jika tidak ada FSij atau SSij dan kegiatan non-splitable maka ESj = EFj - Dj.
· Perhitungan mundur dilakukan untuk mendapatkan Latest Start (LS) dan Latest
Finish (LF), jika lebih dari satu anak panah yang keluar dari kegiatan maka diambil
yang terkecil. Kegiatan J adalah kegiatan successor, sedangkan kegiatan I adalah
kegiatan yang dianalisis. Besarnya LSi dan LFi adalah sebagai berikut :
LSi = LSj - SSij atau LSi = LFj - SFij atau LFi – Di
LFi = LFj - FFij atau LFi = LSj - FSij
Jika tidak ada FFij atau FSij dan kegiatan non-splitable maka LFi = LSi + Di.
· Adapun lintasan kritis ditandai oleh beberapa keadaan sebagai berikut :
ES = LS atau EF = LF atau LF – ES = Durasi kegiatan
· Float : sejumlah waktu yang tersedia dalam suatu kegiatan sehingga kegiatan
tersebut dapat ditunda atau diperlambat dengan sengaja atau tidak, tanpa
menyebabkan keterlambatan penyelesaian proyek. Ada dua jenis float, yaitu :
ü Total float : sejumlah waktu yang tersedia untuk penundaan suatu kegiatan
tanpa memengaruhi penyelesaian proyek secara keseluruhan.
Total Float (TF)i = Minimum (LSj - EFi)
ü Free float : sejumlah waktu yang tersedia untuk penundaan suatu kegiatan
tanpa memengaruhi dimulainya kegiatan yang langsung mengikutinya.

22
Free Float (FF)i = Minimum (ESj - EFi)
· Lag, menurut Husen (2008) adalah sejumlah waktu tunggu dari suatu periode
kegiatan J terhadap kegiatan I yang telah dimulai, terjadi pada hubungan SS dan
SF.
· Lead, menurut Husen (2008) adalah sejumlah waktu yang mendahului dari suatu
periode kegiatan J sesudah kegiatan I sebelum selesai, terjadi pada hubungan FS
dan FF.

2.3.2.3. Kegiatan Splitable


Kegiatan slpitable adalah suatu kegiatan yang mempunyai total float sehingga
dapat dihentikan sementara dan kemudian dilanjutkan kembali beberapa saat kemudian
(Ervianto, 2005 : 252).
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Total Float
KEGIATAN A

KEGIATAN A1 INTERUPSI KEGIATAN A2

Gambar 2.15. Kegiatan Splitable


(Sumber : Ervianto, 2005 : 252)
Adapun hitungan maju dan hitungan mundur untuk kegiatan splitable dapat dilihat pada
tabel 2.1.
Tabel 2.1. Hitungan Maju dan Mundur Kegiatan Splitable
(Sumber : Ervianto, 2005 : 253)
KEGIATAN SPLITABLE
Hitungan Maju Hitungan Mundur
(Forward Analysis ) (Backward Analysis )
ESj = EFj - Dj - Interupsi LSi = LFi - Di - Interupsi
EFj = ESj + Dj + Interupsi LFi = LSi + Di + Interupsi
EFj - ESj = Dj + Interupsi LFi - LSi = Di + Interupsi

2.3.2.4. Kegiatan Non-Splitable


Kegiatan non-slpitable adalah suatu kegiatan yang tidak mempunyai total float
sehingga tidak diijinkan untuk berhenti di tengah pelaksanaannya (Ervianto, 2005 : 253).
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

KEGIATAN A1

KEGIATAN A2

Gambar 2.16. Kegiatan Non-Splitable


(Sumber : Ervianto, 2005 : 253)

23
Adapun hitungan maju dan hitungan mundur untuk kegiatan non-splitable dapat dilihat
pada tabel 2.2.
Tabel 2.2. Hitungan Maju dan Mundur Kegiatan Non-Splitable
(Sumber : Ervianto, 2005 : 253)
KEGIATAN NON-SPLITABLE
Hitungan Maju Hitungan Mundur
(Forward Analysis ) (Backward Analysis )
ESj = EFj - Dj LSi = LFi - Di
EFj = ESj + Dj LFi = LSi + Di
EFj - ESj = Dj LFi - LSi = Di

2.3.2.5. Kritikan Terhadap PDM


Menurut Glenwright (2004) PDM adalah merupakan bagian penjadwalan
konstruksi yang tidak valid dan menyesatkan. Hal ini disebabkan beberapa alasan sebagai
berikut :
· Penyalahgunaan Metode Precedence Diagram dengan menggunakan hubungan
ketergantungan SS (start to start) dan FF (finish to finish) yang berlebihan, nilai-
nilai lag and lead, dan tanggal kendala.
· Tidak cukup waktu untuk merencanakan jadwal dan pengembangan bagi staf
kontraktor untuk menyiapkan jadwal perencanaan dengan baik yang dibutuhkan
sebelum pelaksanaan.
· Kompromi dari ketentuan kontrak oleh pemilik dan kontraktor.
· Penjadwalan sumber daya pembangunan yang tidak layak.
Meskipun tampilan PDM lebih sederhana apabila diterapkan pada proyek multiunit
jika dibandingkan dengan CPM, namun menurut Uher (1996) PDM tidak dapat
mempertahankan kelangsungan sumber daya sehingga untuk kegiatan yang berulang akan
banyak dijumpai waktu menganggur atau delay seiring meningkatnya jumlah kegiatan
dalam network. Hal itu dapat dilihat pada gambar berikut :

24
2 2F 3 H 4 3C
B1 B1 B1
10 13 13 15 15 18
3 3 3

12 2F 13 H 14 3C
B1 B1 B1
13 16 16 18 18 21
3 3 3

22 2F 23 H 24 3C
B1 B1 B1
16 19 19 21 21 24
3 3 3

Gambar 2.17. Diagram Jaringan Kerja PDM Untuk Tiga Unit Berulang
(Sumber : Laksito, 2005)

Gambar 2.18. Bagan Balok Transfer dari Jaringan Kerja PDM


(Sumber : Laksito, 2005)

2.3.3. PERT (Project Evaluation and Review Technique)


PERT dikembangkan sejak tahun 1958 oleh Booz, Allen, dan Hamilton untuk
Angkatan Laut AS dalam proyek pengembangan Polaris Missile System yang dapat
diluncurkan dari kapal selam di bawah permukaan air (Prasetya dan Lukiastuti, 2009 : 33).
Proyek tersebut melibatkan beberapa ribu kontraktor dan rekanan di mana pemilik proyek
berkeinginan mengetahui peristiwa-peristiwa apakah yang memiliki arti penting dalam
penyelenggaraan proyek serta sejauh mana penyimpangannya (Soeharto, 1999 : 268). Pada
pelaksanaannya teknik ini mampu mereduksi waktu selama dua tahun dalam
pengembangan senjata tersebut (Setianto, 2004 : 6).
Berbeda dengan CPM dan PDM yang menggunakan perkiraan waktu komponen
kegiatan proyek dengan pendekatan deterministik (satu angka yang mencerminkan adanya
kepastian), PERT menggunakan pendekatan probabilistik yang dirancang untuk
menghadapi situasi dengan kadar ketidakpastian (uncertainly) yang tinggi pada aspek
kurun waktu kegiatan (Soeharto, 1999 : 267). PERT pada mulanya dikembangkan untuk
membantu perencanaan proyek-proyek riset dan pengembangan (Mawdesley et al., 1997 :
181), yang biasanya ditemukan pada perencanaan program-program strategis utama

25
pemerintah (Kenley dan Seppanen, 2009). PERT aslinya berasal dari activity on arrow
(AOA) network atau lebih dikenal dengan nama CPM. Namun, sekarang ini beberapa
orang mulai menggunakan PERT sebagai activity on node (AON) network atau yang lebih
dikenal dengan nama PDM (Mawdesley et al., 1997 : 181).

2.3.3.1. Teknik Perhitungan PERT


PERT adalah teknik manajemen proyek yang menggunakan tiga perkiraan waktu
untuk tiap kegiatan (Prasetya dan Lukiastuti, 2009 : 33). Tiga angka estimasi tersebut
tersebut, yaitu, a, b, dan m yang mempunyai arti sebagai berikut (Soeharto, 1999 : 268) :
· a = kurun waktu optimistik (optimistic duration time), yaitu durasi tercepat yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu kegiatan bila segala sesuatunya berjalan
dengan baik.
· m = kurun waktu yang paling mungkin (most likely time), yaitu durasi yang paling
sering terjadi bila suatu kegiatan dilakukan berulang-ulang dengan kondisi yang
hampir sama.
· b = kurun waktu pesimistik (pessimistic duration time), yaitu durasi yang paling
lama dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu kegiatan bila segala sesuatunya
berjalan dalam kondisi buruk.
Metode PERT mendefinisikan bahwa durasi terdistribusi menurut fungsi Beta (Stevens,
1990).
‘Density’
probabilitas

waktu

a m b
waktu waktu waktu
optimistik paling mungkin pesimistik

Gambar 2.19. Kurva Distribusi Beta


(Sumber : Soeharto, 1999 : 270)

26
Adapun untuk mendapatkan nilai mean durasi kegiatan yang diharapkan te
(expected duration) dan standar deviasi kegiatan s dari setiap kegiatan adalah sebagai
berikut (Uher, 1996 : 153) :
a + 4m + b
te = ..................................(1)
6
b-a
s= ...................................(2)
6
Di mana : te adalah mean durasi kegiatan yang diharapkan
a adalah waktu optimistik
m adalah waktu paling mungkin
b adalah waktu pesimistik
s adalah standar deviasi kegiatan
Kemudian durasi proyek yang diharapkan Te (Uher, 1996 : 153) adalah jumlah durasi dari
kegiatan kritis dengan asumsi bahwa semua kegiatan adalah independen. Hal itu berarti
nilai mean dari durasi proyek yang diharapkan terdistribusi normal sesuai dengan Central
Limit Theorem (Bhattacharya dan Johnson, 1977) yang menyatakan bahwa dalam suatu
populasi, fungsi distribusi apapun dapat diasumsikan sebagai fungsi distribusi normal jika
jumlah sample cukup banyak. Adapun standar deviasi dari distribusi durasi proyek yang
diharapkan S adalah akar jumlah kuadrat dari standar deviasi pada kegiatan kritis.
Central limit theorem
symmetrical
Te

Te-3S Te-2S Te-S


mean Te+S Te+2S Te+3S
Te

2S =
4S =
6S =

Gambar 2.20. Kurva Distribusi Normal


(Sumber : Soeharto, 1999 : 274)

Te = å (te) untuk kegiatan kritis .............................(3)

S= ås 2
untuk kegiatan kritis .............................(4)

27
Sedangkan nilai probabilitas Z, adalah sebagai berikut :
Ts - Te
Z= ...............................................................(5)
S
Di mana : Te adalah waktu penyelesaian proyek yang diharapkan
te adalah mean durasi kegiatan yang diharapkan
S adalah standar deviasi dari distribusi durasi proyek yang diharapkan
s adalah standar deviasi kegiatan
Ts adalah target waktu penyelesaian proyek
Z adalah nilai probabilitas
Kemudian nilai Z tersebut dikonversikan ke dalam tabel distribusi normal (lihat pada
lampiran A).
Di dalam metode PERT float dikenal dengan nama slack, ada dua bentuk slack
yang terdapat pada metode ini, yaitu :
Activity Slack (AS) = LSDj – EFDi, dan
Event Slack (ES) = Ts - Te
Di mana : LSDj adalah Latest Start Duration-j
EFDi adalah Earliest Finish Duration-i

Sedangkan bentuk diagram PERT yang menunjukkan hubungan antar kegiatan dapat
dilihat pada gambar berikut :
1-2 2-6 6-7 7-10
te-s te-s te-s te-s

START 1-3 3-5 5-8 8-10 FINISH


te-s te-s te-s te-s

1-4 4-9 9-10


te-s te-s te-s

Gambar 2.21. Diagram PERT Precedence Network dengan


Waktu yang Diharapkan (te) dan Standar Deviasi (s)
(Sumber : Uher, 1996 : 159)

28
2.3.3.2. Kritikan Terhadap PERT
Menurut Soeharto (1999) secara garis besar ketepatan hasil analisis dari metode
PERT untuk menentukan peristiwa penyelesaian proyek maupun konsep deviasi standar
untuk melihat seberapa jauh kemungkinan mencapai target, semuanya tergantung pada
ketepatan dalam memilih angka-angka tiga estimasi, yaitu durasi optimistik, durasi yang
paling mungkin, dan durasi pesimistik. Oleh karena itu, sering kali ditemukan estimator
yang menggunakan angka-angka yang jauh dari realistik karena kurangnya pengalaman
dalam bidangnya sehingga hasil perhitungan akhir akan jauh berbeda antara estimator yang
bersifat optimis dan konservatif.

2.4. Metode Penjadwalan Linear


Metode penjadwalan linier memberi alternatif cara penjadwalan proyek berulang
yang pada umumnya menggunakan metode jaringan. Proyek berulang cukup umum
ditemui dalam industri konstruksi. Mereka dibagi menjadi dua kategori (Hegazy dan
Wassef, 2001) : proyek yang berulang karena pengulangan seragam dari unit kerja selama
proyek berlangsung (seperti beberapa unit rumah yang serupa, segmen-segmen lantai pada
bangunan bertingkat) dan proyek yang harus berulang-ulang karena geometris layout
(seperti ruas-ruas jalan raya dan proyek pipa). Proyek tersebut biasanya disebut sebagai
proyek berulang atau linier (Ammar dan Elbeltagi, 2001). Proyek ini dijadwalkan dengan
cara untuk meminimalkan waktu tunggu kru dan memastikan kesinambungan sumber daya
(Birrell, 1980; Reda, 1990).
Metode penjadwalan linear adalah metode yang efektif untuk proyek yang memiliki
karakteristik kegiatan berulang, baik yang bersifat horizontal maupun vertikal. Ada dua
jenis umum dalam metode penjadwalan linear, yaitu (Mawdesley et al., 1997) : LoB (Line
of Balance) dan Time Chainage Diagram.

2.4.1. Line of Balance (LoB)


Line of Balance (LoB) pada mulanya berasal dari industri manufaktur dan
kemudian pada tahun 1942 dikembangkan oleh Departemen Angkatan Laut AS untuk
pemrograman dan pengendalian proyek-proyek yang bersifat repetitif. Kemudian
dikembangkan lebih lanjut oleh Nation Building Agency di Inggris untuk proyek-proyek
perumahan yang bersifat repetitif, di mana alat penjadwalan yang berorientasi pada sumber
daya ini ternyata lebih sesuai dan realistik daripada alat penjadwalan yang berorientasi

29
dominasi kegiatan. Metode ini kemudian diadaptasi untuk perencanaan dan pengendalian
proyek (Lumsden, 1968), di mana produktifitas sumber daya dipertimbangkan sebagai
bagian yang penting.
LoB adalah metode yang menggunakan keseimbangan operasi, yaitu tiap-tiap
kegiatan adalah kinerja yang terus menerus. Keuntungan utama dari metodologi LoB
adalah menyediakan tingkat produktifitas dan informasi durasi dalam bentuk format grafik
yang lebih mudah. Selain itu, plot LoB juga dapat menunjukkan dengan sekilas apa yang
salah pada kemajuan kegiatan, dan dapat mendeteksi potensial gangguan yang akan datang.
Dengan demikian, LoB mempunyai pemahaman yang lebih baik untuk proyek-proyek
yang tersusun dari kegiatan berulang daripada teknik penjadwalan yang lain, karena LoB
memberikan kemungkinan untuk mengatur tingkat produktifitas kegiatan, mempunyai
kehalusan dan efisiensi dalam aliran sumber daya, dan membutuhkan sedikit waktu dan
upaya untuk memproduksinya daripada penjadwalan network (Arditi dan Albulak, 1986).
Metode ini cukup efektif untuk digunakan pada proyek bangunan bertingkat dengan
keragaman masing-masing tingkat bangunan relatif sama. Pada proyek yang cukup besar,
metode ini membantu memonitor kemajuan beberapa kegiatan tertentu yang berada dalam
suatu penjadwalan keseluruhan proyek. Hal ini dapat dilakukan bila dikombinasikan
dengan metode Network, karena metode penjadwalan linear dapat memberikan informasi
tentang kemajuan proyek yang tidak dapat ditampilkan oleh metode Network (Husen, 2008
: 137).
Di dalam berbagai literatur Internasional biasanya LoB ditunjukkan sebagai alat
penjadwalan yang hanya cocok untuk proyek-proyek yang tersusun atas kegiatan berulang,
dan tidak cocok untuk proyek non-repetitive (Arditi et al., 2002(1)). Namun di Finlandia,
LoB telah menjadi alat penjadwalan yang pokok pada perusahaan besar konstruksi sejak
tahun 1980 an, di mana LoB digunakan untuk penjadwalan proyek-proyek yang spesial dan
proyek konstruksi residential (Kiiras, 1989; Kankainen dan Sandvik, 1993) dengan
menggunakan bantuan software DYNAProject. Keuntungan yang didapat dengan bantuan
software ini antara lain, yaitu : meminimalkan resiko penjadwalan, menjadi cara analisis
alternatif yang lebih baik, mempercepat durasi proyek, cepat dalam memeriksa kelayakan
jadwal, menjadi standar pelaporan kemajuan waktu riil untuk manajemen dan
memungkinkan optimasi kontrol kegiatan.

30
2.4.1.1. Teknik Perhitungan LoB
Format dasar dari LoB adalah Time diplotkan pada sumbu horizontal dan unit
number pada sumbu vertikal (Mawdesley et al., 1997 : 23). Konsep LoB didasarkan pada
pengetahuan tentang bagaimana unit yang banyak harus diselesaikan pada beberapa hari
agar program pengiriman unit dapat dicapai (Lumsden, 1968). Karena kecepatan
pengiriman m diasumsikan konstan, maka hubungan antara LoB kuantitas q dan waktu t
adalah linier. Hal ini ditunjukkan dalam Gambar 2.22 sebagai garis miring.
LoBLOB
Quantities
Quantities
(q) (Q) q2 = m(t2 - t1) + q1
t2 = [(q2 - q1) / m] + t1
q2
q = mt + c

q1

t1 t2 Time(t)(T)
Time
Gambar 2.22. Hubungan antara LoB Kuantitas q dan Waktu t
(Sumber : Arditi et al., 2002(2))

Terlihat dari gambar 2.22 di atas hubungan antara LoB kuantitas q dan waktu t adalah
linier dengan rumus sebagai berikut:
q = mt + c
Di mana : q adalah kuantitas unit pada LoB; m adalah kecepatan pengiriman
t adalah waktu; c adalah konstanta
Karena nilai c berimpitan dengan sumbu q, maka diperoleh rumus:
q2 = m(t2-t1) + q1, atau
t2 = [(q2-q1) / m] + t1
Di mana : q1 adalah kuantitas unit ke-1 pada LoB; t1 adalah waktu untuk unit ke-1
q2 adalah kuantitas unit ke-2 pada LoB; t2 adalah waktu untuk unit ke-2

31
Line of balance didefinisikan atas dasar sebagai berikut (Mawdesley, 1997) :
· Berdasarkan pada tingkat pengiriman atau handover rate
· Logika konstruksi dasar dari unit yang berulang digambarkan dalam bentuk
sebuah Network yang disebut dengan “Production Diagram”.
· Konstanta dari pada tingkat produksi biasanya menggunakan satuan jumlah
unit/unit time.
Apabila dibandingkan dengan metode network (misalnya precedence diagram) LoB
terlihat lebih sederhana untuk penjadwalan proyek berulang, seperti bangunan bertingkat
(lihat pada Gambar 2.23).
Frame Frame Frame Frame Frame
1st floor 2nd floor 3rd floor 4th floor 5th floor

Deck Deck Deck Deck Deck


1st floor 2nd floor 3rd floor 4th floor 5th floor

(a)
5th

4th
Framing
3rd
Floor
Decking
2nd

1st

(b) Duration (weeks)

Gambar 2.23. Contoh Format LoB Yang Menunjukkan Informasi Yang Dimuat
dalam PDM
(Sumber : Hinze, 2008 : 298)

Garis aktifitas pada metode Line of Balance tidak boleh saling berpotongan (no
cross) atau dengan kata lain rangkaian aktivitasnya tidak boleh saling mengganggu atau
saling mendahului. Artinya progress atau kemajuan pekerjaan dari aktifitas yang mengikuti
(successor) tidak boleh mendahului aktifitas yang mendahuluinya (predecessor). Bila ini
sampai terjadi, maka akan terjadi konflik kegiatan atau dapat mengganggu semua jalannya
proyek tersebut (Hinze, 2008 : 302).

32
Conflict: Impossible
Occurance
Occurrence

Activity A

Station
Activity C
Activity B

Time
Gambar 2.24. Penjadwalan LoB Yang Menunjukkan Adanya Konflik Yang Harus
Dihindari (Sumber : Hinze, 2008 : 302)

2.4.1.2. Buffer
Buffer adalah penyerapan yang memungkinkan untuk mengatasi gangguan antara
tugas-tugas atau lokasi yang berdekatan, buffer merupakan komponen dari hubungan
logika antara dua tugas tapi yang dapat menyerap penundaan. Buffer tampak sangat mirip
dengan kelambanan (float), yang digunakan untuk melindungi jadwal dan dimaksudkan
untuk menyerap variasi kecil dalam produksi (Kenley dan Seppanen, 2009). Ada dua jenis
buffer di dalam LoB, yaitu time buffer dan distance/space buffer (Hinze, 2008 : 306).
Buffer ini biasanya disebabkan oleh (Setianto, 2004 : 18) :
· Kecepatan produksi yang berbeda di mana kegiatan yang mendahului mempunyai
kecepatan produksi yang lebih lambat dari kegiatan yang mengikuti.
· Perbaikan dan keterbatasan peralatan
· Keterbatasan material
· Variasi jumlah kelompok pekerja di mana kegiatan yang mendahului
menggunakan kelompok pekerja yang lebih banyak daripada kegiatan yang
mengikuti.

33
Aggregate Paving

160+00

140+00
3 Week Buffer
120+00

100+00
Station

80+00

60+00
5,400 ft Buffer
40+00

20+00

0+00 12 16 20 24 28
Weeks

Gambar 2.25. Time dan Space Buffer


(Sumber : Hinze, 2008 : 306)

2.4.1.3. Metodologi Berbasis Lokasi


Ada dua sub-divisi utama dari metode berbasis lokasi, tergantung pada apakah
fokusnya adalah pada berkelanjutan penyelesaian unit repetitif (seperti yang ditemukan
dalam produksi pabrik berulang, atau proyek linier) atau fokus pada lokasi fisik
penyelesaian variabel (lebih khas pada komersial konstruksi) (Kenley and Seppänen,
2009).
a. Unit Produksi
Dengan unit produksi, penekanannya pada perhitungan unit produksi per periode
waktu. Metode ini menggunakan garis miring pada dimulainya (suatu kegiatan berulang
atau sub-jaringan) dan garis selesai (dari kegiatan yang sama atau sub-jaringan) pada grafik
produksi terhadap waktu, seperti ditunjukkan pada gambar berikut :
Line of Balance Quantity

40
k

k
or

or

30
tw

w
e

et
-n

-n
ub

ub
fs

20
to

of
ar

d
En
St

10

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
Project time (weeks)
Gambar 2.26. Line of Balance Yang Menunjukkan Garis Permulaan dan Penyelesaian
(Sumber : Kenley dan Seppänen, 2009)

34
Masing-masing unit tidak peduli dengan line of balance. Kuncinya adalah tingkat produksi
dari kuantitas line of balance (kumulatif produksi), yaitu untuk menyeimbangkan tingkat
perbedaan proses produksi, serta menggunakan buffer untuk memungkinkan variabilitas.

Gambar 2.27. Keseimbangan Produksi dari Tiga Tugas dalam LoB


(Sumber : Kenley dan Seppänen, 2009)

b. Lokasi Produksi
Dengan lokasi produksi, penekanannya pada pelaksanaan pekerjaan dalam lokasi
dan tingkat penyelesaian sekuensial. Ini membentuk satu baris untuk setiap tugas yang
dimulai di bagian bawah lokasi dan finishing di bagian atas lokasi. Setelah satu lokasi
selesai, tugas itu terus ke lokasi kedua. Hal ini ditandai oleh representasi flowline seperti
yang ditunjukkan pada gambar berikut.

E 4 week delay
Location

D
1

2
sk

sk
Ta

Ta

4
sk
3

C
Ta
Task
4
ks

B
Ta

Ac
A

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
Project time (weeks)
Gambar 2.28. Flowline dari Empat Tugas Yang Menunjukkan Delay
(Sumber : Kenley dan Seppänen, 2009)

Fokusnya adalah pada tingkat produksi pada lokasi individu, yaitu untuk
mendukung aliran sumber daya pada proses produksi melalui lokasi serta menggunakan

35
buffer yang memungkinkan untuk variabilitas. Lokasi lebih kompleks dibandingkan unit
produksi, yang dapat ditangani dengan numerik. Lokasi memerlukan pengorganisasian
hirarki struktur rincian lokasi (LBS/Location Breakdown Structure) dengan konsekuensi
mengambil manfaat pada realitas fisik serta mengatur pekerjaan di site LBS yang
berhubungan dengan fisik rincian proyek, seperti ditunjukkan pada Gambar 2.29, di mana
LBS seperti yang akan ditunjukkan pada Gambar 2.30.

Gambar 2.29. Layout Proyek Tipikal untuk Persiapan LBS


(Sumber : Kenley dan Seppänen, 2009)

Gambar 2.30. LBS untuk Proyek Tipikal


(Sumber : Kenley dan Seppänen, 2009)

Juga harus dicatat bahwa produksi adalah lokasi fisik, tidak ada persyaratan untuk itu
menjadi pengulangan. Kuantitas cenderung bervariasi (atau tidak ada) antara lokasi, dan
tugas-tugas yang diperlukan mungkin berbeda antara lokasi.

2.4.1.4. Kritikan Terhadap LoB


Kavanagh (1985) menunjukkan bahwa LoB adalah teknik sederhana yang
dirancang untuk model sederhana proses produksi berulang dan karenanya tidak siap
terhadap berubah-ubahnya lingkungan konstruksi dan kompleksitasnya. Arditi dan Albulak
(1986) berkomentar tentang masalah visual dalam penyajian diagram LoB dan

36
merekomendasikan warna grafis untuk membedakan antara kegiatan yang tumpang tindih.
Neale dan Neale (1989) menyebutkan bahwa LoB bisa menunjukkan dengan jelas hanya
pada jumlah informasi dan tingkat kompleksitas yang terbatas, terutama bila menggunakan
teknik ini untuk memantau kemajuan. Al Sarraj (1990) memberi review penelitian
sebelumnya yang menunjukkan bahwa metode LoB adalah tidak diformalkan dalam bentuk
pemakaian secara umum, sehingga yang digunakan pada industri konstruksi sangat
terbatas.

2.4.2. Time Chainage Diagram


Time Chainage Diagram adalah merupakan salah satu metode dari penjadwalan
linear. Nama lain dari Time Chainage Diagram adalah Space Time Diagram. Time
Chainage Diagram adalah variasi lain dari LoB (Mawdesley et al., 1989). Metode ini juga
dikenal sebagai Time Distance Chart yaitu merupakan perluasan sederhana dari metode
Bar Chart yang dikenal luas oleh pengguna sistem perencanaan.
Pada proyek yang bersifat linear seperti proyek jalan raya dan pipeline, chainage
(distance) adalah salah satu parameter yang penting. Sedangkan pada proyek yang besifat
repetitive seperti pada proyek perumahan dan gedung bertingkat di mana banyak terdapat
sejumlah kegiatan yang sama, maka menjadi sangat beralasan jika jumlah pekerjaan yang
berulang (repetition number) menjadi parameter yang penting juga dalam perencanaan.
Jadi di dalam Time Chainage Diagram ada dua parameter penting yaitu distance dan
repetition number (Mawdesley et al., 1997 : 22).
Sebagai alat komunikasi seperti bar chart, time chainage diagram juga dapat
digunakan sebagai alat perencanaan. Misalnya untuk membantu mencegah
perselisihan/penumpukan sumber daya dengan cara mengisolasi/memisahkan wilayah
pekerjaan sumber daya selama waktu tertentu (Mawdesley et al., 1997 : 24).

2.4.2.1. Format Time Chainage Diagram


Biasanya format dari Time Chainage Diagram adalah sumbu horizontal untuk
waktu (Time), sedangkan sumbu vertikal untuk space atau distance (unit number). Tetapi
di dalam prakteknya, banyak perencana yang memilih untuk proyek yang bersifat linear
seperti proyek jalan raya dan pipeline, sumbu horizontal digunakan untuk chainage
sedangkan sumbu vertikal untuk Time.

37
Adapun bentuk umum dari Time Chainage Diagram adalah sebagai berikut :
Week Distance / Space / Chainage Week
ending 0 100 200 300 400 500 600 700 800 number

10/6 1

17/6 2

24/6 3

1/7 4

8/7 5

15/7 6

22/7 7

Amo Sample time-chainage diagram Drawn by :

Construction Limited showing basic representations Date :

Gambar 2.31. Bentuk Umum dari Metode Time Chainage Diagram


(Sumber : Mawdesley et al., 1997 : 23)

Penggunaan plotting waktu ke bawah dan lima bentuk dasar yang sering digunakan
dalam time chainage diagram diperlihatkan pada gambar di atas. Adapun interpretasi dari
masing-masing bentuk tersebut adalah sebagai berikut :
· Garis Horisontal, merupakan perencanaan kegiatan yang terjadi seketika itu atau
yang harus segera selesai secara signifikan selama proyek berlangsung. Misalnya
pekerjaan traffic yang biasanya dikerjakan pada hari libur atau tanggal tertentu.
· Garis Vertikal, merupakan suatu perencanaan kegiatan yang berada pada jarak
tertentu atau menempati jarak yang relatif pendek sepanjang potongan longitudinal
proyek. Misalnya pekerjaan jembatan, dan drainage outfall.
· Garis Miring, digunakan jika suatu pekerjaan linear mempunyai durasi relatif yang
dapat diabaikan, pada lokasi yang khusus, dan dijadwalkan untuk progress selama
proyek berlangsung. Seperti pekerjaan drainase dan marka jalan.
· Kotak Miring, merupakan suatu jajaran genjang yang digunakan jika suatu
kegiatan menempati jarak yang signifikan dari suatu proyek dan dijadwalkan untuk
progress selama proyek berlangsung. Seperti pekerjaan surfacing dan topsoil.

38
· Kotak Persegi, digunakan untuk pekerjaan yang menempati jarak yang signifikan
pada suatu proyek, dan mengindikasikan suatu pekerjaan yang mungkin terjadi
pada beberapa lokasi sepanjang jarak yang ditentukan serta beberapa waktu pada
area pekerjaan. Misalnya pekerjaan tanah.
Bentuk-bentuk dasar yang biasa digunakan tersebut adalah suatu bentuk
penyederhanaan dari tujuan perencanaan, biasanya berdasarkan atas pertimbangan yang
mendekati kenyataan. Adapun pertimbangan tersebut adalah sebagai berikut (Mawdesley et
al., 1997 : 24) :
· Progress pekerjaan pada kisaran yang sama di semua lokasi
· Adanya sejumlah pekerjaan spesifik yang sama yang dikerjakan pada tiap lokasi
· Tipe spesifik dari pekerjaan yang mengambil waktu yang sama pada tiap lokasi
Selain bentuk-bentuk di atas, masih dimungkinkan untuk menggunakan bentuk-
bentuk lain, seperti jajaran genjang yang terdistorsi dan bentuk kurva. Hal itu
dimungkinkan karena untuk mengilustrasikan adanya perbedaan tingkat kesulitan sejumlah
pekerjaan yang sama pada lokasi yang berbeda.

Gambar 2.32. Contoh Metode Time Chainage Diagram Pada Gedung Bertingkat
(Sumber : www.cadstation.com.au)

39
2.4.2.1. Kritikan Terhadap Time Chainage Diagram
Penggunaan Time Chainage Diagram sebagai alat penjadwalan proyek kurang
begitu familiar (Mawdesley et al., 1997 : 23). Keterbatasan penggunaan Time Chainage
Diagram sebagai perencanaan dan pengendalian fungsi dikarenakan oleh kesulitan di
dalam memperbarui data secara manual. Oleh karena itu, komsumsi waktu untuk
perubahan akan menjadi lama (Mawdesley et al., 1997 : 25).

40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian


Penelitian yang sedang dikerjakan ini termasuk dalam penelitian studi kasus.
Berdasarkan atas sifat-sifat masalah dari penelitian, rancangan penelitian ini dapat
digolongkan dalam penelitian Deskriptif Komparatif (Comparative Descriptive Research).
Deskriptif berarti pemaparan masalah yang ada berdasarkan data, sedangkan komparatif
berarti membandingkan (Narbuko dan Achmadi, 2002 : 44). Dalam hal ini adalah
membandingkan dan menganalisa beberapa teknik-teknik dasar penjadwalan konstruksi.

3.2. Obyek Penelitian


Obyek studi dari penelitian ini adalah 15 proyek konstruksi, yang terdiri dari 5
(lima) proyek gedung, 5 (lima) proyek jalan, dan 5 (lima) proyek bangunan air, yang
digunakan untuk menarik kesimpulan umum metode perencanaan dan penjadwalan proyek
yang sering dipakai di Indonesia. Adapun yang dijadikan sebagai sampel untuk
mengeksplorasi metode perencanaan dan penjadwalan proyek konstruksi pada penelitian
ini adalah 1 (satu) proyek gedung, 1 (satu) proyek jalan, dan 1 (satu) proyek bangunan air.
Proyek konstruksi gedung yang dijadikan sebagai sampel adalah proyek
pembangunan gedung Teaching Hospital, dengan luas bangunan : 24.000 m2. Gedung
Teaching Hospital ini terdiri dari : gedung A 3 lantai, gedung B 5 lantai, dan gedung C 4
lantai. Dengan nilai kontrak Rp. 137.000.000.000,00 dan sebagai pelaksana proyek PT.
Pembangunan Perumahan. Adapun durasi dari proyek adalah 17 bulan kalender, yang
dimulai pada tanggal 12 Februari 2009 sampai dengan tanggal 11 Juli 2010. Site Plan dan
3D dari Teaching Hospital dapat dilihat pada gambar berikut :

41
15 KETERANGAN :
7 1. Pintu Masuk
2. Pos Satpam
12
3. Kantor Pelaksana
14 4. Tempat parkir Sepeda
6 16
5. Kantor PP
9 17
5 13 6. Kantor Direksi
A 7. Gudang Terbuka
3 8. Toilet Pekerja
4
11 2 9. Los Besi
2 10
10.Genset TC
17
60 m B 11.TC
1 12.Los Kerja Kayu
13.Lift Barang
14.Gudang tertutup
C 15. Sampah begisting
16. Stock pembongkaran
17. Stock Bata Ringan
8

Luas Bangunan : 24.000 m2


Jumlah lantai : Gedung A 3 lantai
Gedung B 5 lantai
Gedung C 4 lantai

Gambar 3.1. Site Plan Teaching Hospital


(Sumber : Data Proyek PT. PP)

Gambar 3.2. 3D Teaching Hospital


(Sumber : Data Proyek PT. PP)

Sedangkan untuk proyek jalan, yang dijadikan sebagai sampel adalah proyek jalan
Demak Bypass. Pekerjaan pembangunan jalan Demak Bypass STA. awalnya di desa
Jogoloyo (arah Semarang) dan STA. akhirnya di desa Mranak (arah Kudus). Panjang
penanganan pekerjaan secara keseluruhan adalah 6,9 Km dengan nilai kontrak Rp.
40.769.527.599,46. Adapun durasi dari proyek ini adalah 18 bulan kalender dimulai pada

42
tahun 2007 sampai tahun 2009 dengan pelaksana proyek PT. Lampiri Jaya Abadi – PT.
Baita Sari, JO.
Adapun untuk proyek bangunan air, yang dijadikan sebagai sampel adalah proyek
Graving Dock, dengan kontraktor PT. MODERN SURYA JAYA. Ukuran dari proyek
Graving Dock ini adalah (150x28x8,5) m dengan durasi pekerjaan proyek 19 bulan
kalender yang dimulai pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2008. Nilai kontrak dari
proyek ini adalah sebesar Rp. 30.368.855.000,00.

3.3. Lokasi Penelitian


Lokasi penelitian proyek konstruksi yang dijadikan sebagai sample proyek adalah
sebagai berikut:
Untuk proyek pembangunan gedung Integrated Diponegoro University Development
Project terletak di Tembalang, Semarang.

EKONOMI
HOSPITAL Lokasi
Penelitian

LETTER
MARINE

LAW
SOSPOL

TC
1510 mtr
250 mtr
350 mtr
950 mtr

Gambar 3.3. Lokasi Penelitian Proyek Teaching Hospital


(Sumber : Data Proyek PT. PP)

43
Adapun proyek jalan Demak Bypass terletak di Kabupaten Demak dengan STA 0+000 di
desa Jogoloyo (arah Semarang) dan STA 6+900 di desa Mranak (arah Kudus).

Gambar 3.4. Layout Proyek Jalan Demak Bypass


(Sumber : Data Proyek Jalan Demak Bypass)

Sedangkan proyek Graving Dock terletak di Jl. Yos Sudarso, Tanjung Emas, Semarang.

Gambar 3.5. Lokasi Proyek Graving Dock


(Sumber : Data Proyek Graving Dock)

44
3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Data Primer


Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya, yaitu pada
proyek pembangunan gedung Integrated Diponegoro University Development Project,
proyek jalan Demak Bypass, dan proyek Graving Dock. Data ini diperoleh baik melalui
pengamatan, kuisioner maupun wawancara secara langsung terhadap kondisi proyek
dengan pihak-pihak terkait, antara lain staf proyek, pelaksana lapangan, dan para ahli yang
berpengalaman dibidangnya.
Pengumpulan data primer ini dilakukan dengan mengumpulkan informasi dan data
schedule yang berasal dari proyek tersebut. Alasan pemilihan proyek tersebut adalah
karena proyek tersebut memiliki sifat yang kompleks, mempunyai hubungan logika
ketergantungan antar kegiatan, mempunyai sifat linear dan berulang (repetitive), dan
mempunyai unsur ketidakpastian yang tinggi.

3.4.2. Data Sekunder


Data sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung. Data sekunder ini
diambil melalui data-data proyek, laporan-laporan proyek, dan buku-buku literatur yang
umumnya berupa teori, informasi, konsep dasar atau metode-metode yang dapat
menunjang ataupun mendukung penulisan tesis ini, seperti time schedule maupun data-data
pendukung lainnya.

3.5. Metode Analisis Data


Setelah data terkumpul akan dilakukan analisis data dan elaborasi dari penjadwalan
proyek yang ada, berupa metode Bar Chart yang diubah ke dalam bentuk metode CPM,
PDM, PERT, Line of Balance (LoB), dan Time Chainage Diagram.

3.6. Metode Komparasi


Setelah dilakukan elaborasi, maka hasil dari penjadwalan metode Bar Chart, CPM,
PDM, PERT, Line of Balance (LoB), dan Time Chainage Diagram dilakukan komparasi
atau perbandingan baik dari segi penggunaan, perhitungan kecepatan produksi, logika
ketergantungan, lintasan kritis, hambatan/ganggunan pada aktifitas kegiatan, maupun dari
segi main features. Untuk 3 aspek komparasi, yaitu dari segi penggunaan metode,

45
perhitungan kecepatan produksi, dan hambatan/ganggunan pada aktifitas kegiatan
berdasarkan pada penelitian yang terdahulu (Setianto, 2004). Sedangkan untuk segi logika
ketergantungan dan lintasan kritis berdasarkan pada penelitian Ammar dan Elbeltagi
(2001). Adapun untuk segi main features berdasarkan pada Mawdesley et al. (1997).
Adapun alur pelaksanaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Mulai

Perumusan Masalah

Studi Literatur

Pengumpulan dan
Pengolahan Data Schedule

Bar Chart CPM Line of Time Chainage


PDM PERT
Balance Diagram

KOMPARASI
1. Segi penggunaan metode
2. Segi perhitungan kecepatan produksi
3. Segi logika ketergantungan
4. Segi lintasan kritis
5. Segi hambatan pada aktifitas kegiatan
6. Segi main features

Kesimpulan dan Saran

Selesai
Gambar 3.6. Diagram Alir Penelitian

46
BAB IV
DATA PENELITIAN

Pada sub bab ini akan dibahas mengenai hasil pengumpulan data pada proyek
konstruksi yang dijadikan sebagai studi kasus pada penelitian ini. Adapun aspek yang akan
dibahas adalah data penelitian, data metode perencanaan dan penjadwalan proyek gedung,
jalan, dan bangunan air, serta tabulasi data.

4.1. Data Penelitian


Pengumpulan data dilakukan dengan menganalisa data perencanaan dan
penjadwalan proyek gedung, jalan, dan bangunan air untuk mengetahui perbandingan serta
kelebihan dan kekurangan dari masing-masing metode perencanaan dan penjadwalan
proyek. Adapun data perencanaan dan penjadwalan proyek yang digunakan adalah 15
(lima belas) proyek yang terdiri dari 5 (lima) proyek gedung, 5 (lima) proyek jalan, dan 5
(lima) proyek bangunan air. Kemudian dari masing-masing proyek tersebut diambil 1
(satu) sample untuk dieksplorasi metode perencanaan dan penjadwalannya. Pada proyek
konstruksi gedung Teaching Hospital dan proyek Graving Dock, pengumpulan data
dilakukan langsung ke proyek, sedangkan untuk data-data pada proyek yang lain, data
didapat dari data sekunder (Laporan Proyek). Adapun laporan proyek yang dibutuhkan
adalah time schedule, kurva S perencanaan dan penjadwalan proyek. Berikut ini adalah
data metode perencanaan dan penjadwalan proyek yang digunakan sebagai studi kasus
pada penelitian ini :

4.1.1. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan Proyek Gedung


4.1.1.1. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek Gedung Teaching
Hospital
Proyek pembangunan gedung Teaching Hospital ini mempunyai luas bangunan
sekitar 24.000 m2. Gedung Teaching Hospital ini terdiri dari 3 (tiga) gedung, yaitu :
gedung A memiliki 3 lantai, gedung B terdiri dari 5 lantai, dan gedung C mempunyai 4
lantai. Dengan nilai kontrak Rp. 137.160.429.000,00 dan sebagai pelaksana proyek adalah
PT. Pembangunan Perumahan. Adapun durasi dari proyek ini adalah 17 bulan kalender,
yang dimulai pada tanggal 12 Februari 2009 sampai dengan tanggal 11 Juli 2010. Item

47
pekerjaan pada proyek ini terbagi dalam dua kelompok pekerjaan, yaitu pekerjaan struktur
(structure work) dan pekerjaan arsitektur (architecture work). Item kegiatan yang
dilaksanakan per lantai untuk Proyek Teaching Hospital Gedung A antara lain :

Tabel 4.1. Item Pekerjaan Pada Proyek Teaching Hospital Gedung A


TEACHING HOSPITAL BUILDING A :
STRUCTURE WORK
1st Floor
FOUNDATION
TIE BEAM
COLUMN
BEAM & SLAB
2nd Floor
COLUMN
GIRDER
BEAM & SLAB
3rd Floor
COLUMN
GIRDER
BEAM & SLAB
Roof plan
GIRDER
SLAB & BEAM
ARCHITECTURE WORK
1st Floor
MASONRY WALL AND WALL FINISHES
DOOR AND WINDOW
CEILING FINISHES
SANITAIRS WORK
PAINTING WORK
OTHERS WORK
2nd Floor
MASONRY WALL AND WALL FINISHES
DOOR AND WINDOW
CEILING FINISHES
SANITAIRS WORK
PAINTING WORK
OTHERS WORK
3rd Floor
MASONRY WALL AND WALL FINISHES
DOOR AND WINDOW
CEILING FINISHES
SANITAIRS WORK
PAINTING WORK
OTHERS WORK
Roof plan
MASONRY WALL AND WALL FINISHES
CEILING FINISHES
PAINTING WORK

48
OTHERS WORK
Untuk lebih jelasnya jadwal kegiatan pada proyek gedung Teaching Hospital dapat dilihat
pada gambar 4.1 di bawah ini :
ID Task Name Durati on Start Finish Predecessors
Qtr 1, 2009 Qtr 3, 2009 Qtr 1, 2010 Qtr 3, 2010 Qtr 1, 2011
M-1 M2 M4 M6 M8 M10 M12 M14 M16 M18 M20 M22 M24
1
2 INTEGRATED DIPONEGORO UNIVERSITY DEVELOPMENT PROJECT
477 days-IDB Thu 2/12/09 Fri 7/9/10
3 START 0 days Thu 2/12/09 Thu 2/12/09 2/12
4 TEACHING HOSPITAL 477 days Thu 2/12/09 Fri 7/9/10
5 PREPARATION 300 days Thu 2/12/09 Tue 12/8/09 3SS 2/12 12/8
6 TEACHING HOSPITAL BUILDING A 319 days Sun 3/29/09 Wed 2/10/10
7 STRUCTURE WORK 155 days Sun 3/29/09 Sun 8/30/09
8 1st Floor 60 days Sun 3/29/09 Wed 5/27/09
9 FOUNDATION 16 days Sun 3/29/09 Mon 4/13/09 5SS+45 days 3/29 4/13
10 TIE BEAM 16 days Wed 4/8/09 Thu 4/23/09 9SS+10 days 4/8 4/23
11 COLUMN 30 days Sat 4/18/09 Sun 5/17/09 10SS+10 days 4/18 5/17
12 BEAM & SLAB 30 days Tue 4/28/09 Wed 5/27/09 11SS+10 days 4/28 5/27
13 2nd Floor 50 days Wed 5/13/09 Wed 7/1/09
14 COLUMN 30 days Wed 5/13/09 Thu 6/11/09 12SS+15 days 5/13 6/11
15 GIRDER 30 days Sat 5/23/09 Sun 6/21/09 14SS+10 days 5/23 6/21
16 BEAM & SLAB 30 days Tue 6/2/09 Wed 7/1/09 15SS+10 days 6/2 7/1
17 3rd Floor 50 days Wed 6/17/09 Wed 8/5/09
18 COLUMN 30 days Wed 6/17/09 Thu 7/16/09 16SS+15 days 6/17 7/16
19 GIRDER 30 days Sat 6/27/09 Sun 7/26/09 18SS+10 days 6/27 7/26
20 BEAM & SLAB 30 days Tue 7/7/09 Wed 8/5/09 19SS+10 days 7/7 8/5
21 Roof plan 40 days Wed 7/22/09 Sun 8/30/09
22 GIRDER 30 days Wed 7/22/09 Thu 8/20/09 20SS+15 days 7/22 8/20
23 SLAB & BEAM 30 days Sat 8/1/09 Sun 8/30/09 22SS+10 days 8/1 8/30
24 ARCHITECTURE WORK 216 days Fri 7/10/09 Wed 2/10/10
25 1st Floor 90 days Fri 7/10/09 Wed 10/7/09
26 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 80 days Fri 7/10/09 Sun 9/27/09 20SS+3 days 7/10 9/27
27 DOOR AND WINDOW 40 days Mon 8/24/09 Fri 10/2/09 26SS+45 days 8/24 10/2
28 CEILING FINISHES 40 days Sat 8/29/09 Wed 10/7/09 27SS+5 days 8/29 10/7
29 SANITAIRS WORK 25 days Tue 9/8/09 Fri 10/2/09 27SS+15 days 9/8 10/2
30 PAINTING WORK 45 days Mon 8/24/09 Wed 10/7/09 26SS+45 days 8/24 10/7
31 OTHERS WORK 20 days Fri 9/18/09 Wed 10/7/09 30SS+25 days 9/18 10/7
32 2nd Floor 90 days Mon 8/31/09 Sat 11/28/09
33 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 80 days Mon 8/31/09 Wed 11/18/09 27SS+7 days 8/31 11/18
34 DOOR AND WINDOW 40 days Thu 10/15/09 Mon 11/23/09 33SS+45 days 10/15 11/23
35 CEILING FINISHES 40 days Tue 10/20/09 Sat 11/28/09 34SS+5 days 10/20 11/28
36 SANITAIRS WORK 25 days Fri 10/30/09 Mon 11/23/09 34SS+15 days 10/30 11/23
37 PAINTING WORK 45 days Thu 10/15/09 Sat 11/28/09 33SS+45 days 10/15 11/28
38 OTHERS WORK 20 days Mon 11/9/09 Sat 11/28/09 37SS+25 days 11/9 11/28
39 3rd Floor 90 days Thu 10/22/09 Tue 1/19/10
40 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 80 days Thu 10/22/09 Sat 1/9/10 34SS+7 days 10/22 1/9
41 DOOR AND WINDOW 40 days Sun 12/6/09 Thu 1/14/10 40SS+45 days 12/6 1/14
42 CEILING FINISHES 40 days Fri 12/11/09 Tue 1/19/10 41SS+5 days 12/11 1/19
43 SANITAIRS WORK 25 days Mon 12/21/09 Thu 1/14/10 42SS+10 days 12/21 1/14
44 PAINTING WORK 45 days Sun 12/6/09 Tue 1/19/10 40SS+45 days 12/6 1/19
45 OTHERS WORK 20 days Thu 12/31/09 Tue 1/19/10 44SS+25 days 12/31 1/19
46 Roof plan 55 days Fri 12/18/09 Wed 2/10/10
47 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 35 days Fri 12/18/09 Thu 1/21/10 42SS+7 days 12/18 1/21
48 CEILING FINISHES 45 days Wed 12/23/09 Fri 2/5/10 47SS+5 days 12/23 2/5
49 PAINTING WORK 30 days Tue 1/12/10 Wed 2/10/10 47SS+25 days 1/12 2/10
50 OTHERS WORK 20 days Thu 1/7/10 Tue 1/26/10 47SS+20 days 1/7 1/26

49
Gambar 4.1. Linked Bar Chart Pada Proyek Gedung Teaching Hospital (1/4)
ID Task Name Duration Start Finish Predecessors
Qtr 1, 2009 Qtr 3, 2009 Qtr 1, 2010 Qtr 3, 2010 Qtr 1, 2011
M-1 M2 M4 M6 M8 M10 M12 M14 M16 M18 M20 M22 M24
51 TEACHING HOSPITAL BUILDING B 311 days Thu 2/12/09 Sat 12/19/09
52 STRUCTURE WORK 239 days Thu 2/12/09 Thu 10/8/09
53 1st Floor 79 days Thu 2/12/09 Fri 5/1/09
54 FOUNDATION 18 days Thu 2/12/09 Sun 3/1/09 5SS 2/12 3/1
55 TIE BEAM 21 days Sat 3/7/09 Fri 3/27/09 54FS+5 days 3/7 3/27
56 COLUMN 24 days Tue 3/17/09 Thu 4/9/09 55SS+10 days 3/17 4/9
57 BEAM & SLAB 36 days Fri 3/27/09 Fri 5/1/09 56SS+10 days 3/27 5/1
58 2nd Floor 56 days Sat 4/11/09 Fri 6/5/09
59 COLUMN 24 days Sat 4/11/09 Mon 5/4/09 57SS+15 days 4/11 5/4
60 GIRDER 36 days Tue 4/21/09 Tue 5/26/09 59SS+10 days 4/21 5/26
61 BEAM & SLAB 36 days Fri 5/1/09 Fri 6/5/09 60SS+10 days 5/1 6/5
62 3rd Floor 56 days Sat 5/16/09 Fri 7/10/09
63 COLUMN 24 days Sat 5/16/09 Mon 6/8/09 61SS+15 days 5/16 6/8
64 GIRDER 36 days Tue 5/26/09 Tue 6/30/09 63SS+10 days 5/26 6/30
65 BEAM & SLAB 36 days Fri 6/5/09 Fri 7/10/09 64SS+10 days 6/5 7/10
66 4th Floor 56 days Sat 6/20/09 Fri 8/14/09
67 COLUMN 24 days Sat 6/20/09 Mon 7/13/09 65SS+15 days 6/20 7/13
68 GIRDER 36 days Tue 6/30/09 Tue 8/4/09 67SS+10 days 6/30 8/4
69 BEAM & SLAB 36 days Fri 7/10/09 Fri 8/14/09 68SS+10 days 7/10 8/14
70 5th Floor 56 days Sat 7/25/09 Fri 9/18/09
71 COLUMN 24 days Sat 7/25/09 Mon 8/17/09 69SS+15 days 7/25 8/17
72 GIRDER 36 days Tue 8/4/09 Tue 9/8/09 71SS+10 days 8/4 9/8
73 BEAM & SLAB 36 days Fri 8/14/09 Fri 9/18/09 72SS+10 days 8/14 9/18
74 Roof plan 46 days Mon 8/24/09 Thu 10/8/09
75 GIRDER 36 days Mon 8/24/09 Mon 9/28/09 73SS+10 days 8/24 9/28
76 SLAB & BEAM 36 days Thu 9/3/09 Thu 10/8/09 75SS+10 days 9/3 10/8
77 ARCHITECTURE WORK 218 days Sat 5/16/09 Sat 12/19/09
78 1st Floor 80 days Sat 5/16/09 Mon 8/3/09
79 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 55 days Sat 5/16/09 Thu 7/9/09 63SS 5/16 7/9
80 DOOR AND WINDOW 30 days Fri 6/5/09 Sat 7/4/09 79SS+20 days 6/5 7/4
81 CEILING FINISHES 30 days Wed 6/10/09 Thu 7/9/09 80SS+5 days 6/10 7/9
82 SANITAIRS WORK 20 days Thu 6/25/09 Tue 7/14/09 81SS+15 days 6/25 7/14
83 PAINTING WORK 30 days Sun 7/5/09 Mon 8/3/09 82SS+10 days 7/5 8/3
84 OTHERS WORK 15 days Wed 7/15/09 Wed 7/29/09 83SS+10 days 7/15 7/29
85 2nd Floor 80 days Fri 6/12/09 Sun 8/30/09
86 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 55 days Fri 6/12/09 Wed 8/5/09 80SS+7 days 6/12 8/5
87 DOOR AND WINDOW 30 days Thu 7/2/09 Fri 7/31/09 86SS+20 days 7/2 7/31
88 CEILING FINISHES 30 days Tue 7/7/09 Wed 8/5/09 87SS+5 days 7/7 8/5
89 SANITAIRS WORK 20 days Wed 7/22/09 Mon 8/10/09 88SS+15 days 7/22 8/10
90 PAINTING WORK 30 days Sat 8/1/09 Sun 8/30/09 89SS+10 days 8/1 8/30
91 OTHERS WORK 15 days Tue 8/11/09 Tue 8/25/09 90SS+10 days 8/11 8/25
92 3rd Floor 80 days Thu 7/9/09 Sat 9/26/09
93 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 55 days Thu 7/9/09 Tue 9/1/09 87SS+7 days 7/9 9/1
94 DOOR AND WINDOW 30 days Wed 7/29/09 Thu 8/27/09 93SS+20 days 7/29 8/27
95 CEILING FINISHES 30 days Mon 8/3/09 Tue 9/1/09 94SS+5 days 8/3 9/1
96 SANITAIRS WORK 20 days Tue 8/18/09 Sun 9/6/09 95SS+15 days 8/18 9/6
97 PAINTING WORK 30 days Fri 8/28/09 Sat 9/26/09 96SS+10 days 8/28 9/26
98 OTHERS WORK 15 days Mon 9/7/09 Mon 9/21/09 97SS+10 days 9/7 9/21

Gambar 4.1. Linked Bar Chart Pada Proyek Gedung Teaching Hospital (2/4)

50
ID Task Name Durati on Start Finis h Predecessors
Qtr 1, 2009 Qtr 3, 2009 Qtr 1, 2010 Qtr 3, 2010 Qtr 1, 2011
M2 M4 M6 M8 M10 M12 M14 M16 M18 M20 M22 M24 M26
99 4th Floor 80 days Wed 8/5/09 Fri 10/23/09
100 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 55 days Wed 8/5/09 Mon 9/28/09 94SS+7 days 8/5 9/28
101 DOOR AND WINDOW 30 days Tue 8/25/09 Wed 9/23/09 100SS+20 days 8/25 9/23
102 CEILING FINISHES 30 days Sun 8/30/09 Mon 9/28/09 101SS+5 days 8/30 9/28
103 SANITAIRS WORK 20 days Mon 9/14/09 Sat 10/3/09 102SS+15 days 9/14 10/3
104 PAINTING WORK 30 days Thu 9/24/09 Fri 10/23/09 103SS+10 days 9/24 10/23
105 OTHERS WORK 20 days Sun 10/4/09 Fri 10/23/09 104SS+10 days 10/4 10/23
106 5th Floor 80 days Tue 9/1/09 Thu 11/19/09
107 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 55 days Tue 9/1/09 Sun 10/25/09 101SS+7 days 9/1 10/25
108 DOOR AND WINDOW 30 days Mon 9/21/09 Tue 10/20/09 107SS+20 days 9/21 10/20
109 CEILING FINISHES 30 days Sat 9/26/09 Sun 10/25/09 108SS+5 days 9/26 10/25
110 SANITAIRS WORK 20 days Sun 10/11/09 Fri 10/30/09 109SS+15 days 10/11 10/30
111 PAINTING WORK 30 days Wed 10/21/09 Thu 11/19/09 110SS+10 days 10/21 11/19
112 OTHERS WORK 20 days Sat 10/31/09 Thu 11/19/09 111SS+10 days 10/31 11/19
113 Roof plan 55 days Mon 10/26/09 Sat 12/19/09
114 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 35 days Mon 10/26/09 Sun 11/29/09 107 10/26 11/29
115 PAINTING WORK 40 days Tue 11/10/09 Sat 12/19/09 114SS+15 days 11/10 12/19
116 OTHERS WORK 25 days Fri 11/20/09 Mon 12/14/09 115SS+10 days 11/20 12/14
117 TEACHING HOSPITAL BUILDING C 401 days Sat 3/14/09 Thu 5/6/10
118 STRUCTURE WORK 288 days Sat 3/14/09 Sat 12/26/09
119 1st Floor 117 days Sat 3/14/09 Wed 7/8/09
120 FOUNDATION 68 days Sat 3/14/09 Wed 5/20/09 54SS+30 days 5/20
121 TIE BEAM 68 days Tue 3/24/09 Sat 5/30/09 120SS+10 days 3/24 5/30
122 COLUMN 48 days Sat 4/18/09 Thu 6/4/09 121SS+25 days 4/18 6/4
123 BEAM & SLAB 72 days Tue 4/28/09 Wed 7/8/09 122SS+10 days 4/28 7/8
124 2nd Floor 65 days Fri 6/5/09 Sat 8/8/09
125 COLUMN 45 days Fri 6/5/09 Sun 7/19/09 122 6/5 7/19
126 GIRDER 45 days Mon 6/15/09 Wed 7/29/09 125SS+10 days 6/15 7/29
127 BEAM & SLAB 45 days Thu 6/25/09 Sat 8/8/09 126SS+10 days 6/25 8/8
128 3rd Floor 65 days Mon 7/20/09 Tue 9/22/09
129 COLUMN 45 days Mon 7/20/09 Wed 9/2/09 125 7/20 9/2
130 GIRDER 45 days Thu 7/30/09 Sat 9/12/09 129SS+10 days 7/30 9/12
131 BEAM & SLAB 45 days Sun 8/9/09 Tue 9/22/09 130SS+10 days 8/9 9/22
132 4th Floor 65 days Thu 9/3/09 Fri 11/6/09
133 COLUMN 45 days Thu 9/3/09 Sat 10/17/09 129 9/3 10/17
134 GIRDER 45 days Sun 9/13/09 Tue 10/27/09 133SS+10 days 9/13 10/27
135 BEAM & SLAB 45 days Wed 9/23/09 Fri 11/6/09 134SS+10 days 9/23 11/6
136 Roof plan 55 days Mon 11/2/09 Sat 12/26/09
137 GIRDER 45 days Mon 11/2/09 Wed 12/16/09 135SS+40 days 11/2 12/16
138 SLAB & BEAM 45 days Thu 11/12/09 Sat 12/26/09 137SS+10 days 11/12 12/26
139 ARCHITECTURE WORK 266 days Mon 7/27/09 Thu 5/6/10
140 1st Floor 161 days Mon 7/27/09 Sun 1/3/10
141 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 120 days Mon 7/27/09 Mon 11/23/09 129SS+7 days 7/27 11/23
142 DOOR AND WINDOW 111 days Thu 9/10/09 Tue 12/29/09 141SS+45 days 9/10 12/29
143 CEILING FINISHES 111 days Tue 9/15/09 Sun 1/3/10 142SS+5 days 9/15 1/3
144 SANITAIRS WORK 91 days Wed 9/30/09 Tue 12/29/09 143SS+15 days 9/30 12/29
145 PAINTING WORK 86 days Sat 10/10/09 Sun 1/3/10 144SS+10 days 10/10 1/3
146 OTHERS WORK 61 days Wed 11/4/09 Sun 1/3/10 145SS+25 days 11/4 1/3

Gambar 4.1. Linked Bar Chart Pada Proyek Gedung Teaching Hospital (3/4)

51
ID Task Name Duration Start Finis h Predecessors
Qtr 3, 2009 Qtr 1, 2010 Qtr 3, 2010 Qtr 1, 2011 Qtr 3, 2011
M6 M8 M10 M12 M14 M16 M18 M20 M22 M24 M26 M28 M30
147 2nd Floor 130 days Thu 9/17/09 Sun 1/24/10
148 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 121 days Thu 9/17/09 Fri 1/15/10 142SS+7 days 9/17 1/15
149 DOOR AND WINDOW 80 days Sun 11/1/09 Tue 1/19/10 148SS+45 days 11/1 1/19
150 CEILING FINISHES 80 days Fri 11/6/09 Sun 1/24/10 149SS+5 days 11/6 1/24
151 SANITAIRS WORK 60 days Sat 11/21/09 Tue 1/19/10 150SS+15 days 11/21 1/19
152 PAINTING WORK 55 days Tue 12/1/09 Sun 1/24/10 151SS+10 days 12/1 1/24
153 OTHERS WORK 30 days Sat 12/26/09 Sun 1/24/10 152SS+25 days 12/26 1/24
154 3rd Floor 125 days Sun 11/8/09 Tue 3/16/10
155 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 120 days Sun 11/8/09 Tue 3/9/10 149SS+7 days 11/8 3/9
156 DOOR AND WINDOW 80 days Wed 12/23/09 Tue 3/16/10 155SS+45 days 12/23 3/16
157 CEILING FINISHES 40 days Mon 12/28/09 Fri 2/5/10 156SS+5 days 12/28 2/5
158 SANITAIRS WORK 25 days Tue 1/12/10 Fri 2/5/10 157SS+15 days 1/12 2/5
159 PAINTING WORK 45 days Fri 1/22/10 Tue 3/9/10 158SS+10 days 1/22 3/9
160 OTHERS WORK 20 days Tue 2/16/10 Tue 3/9/10 159SS+25 days 2/16 3/9
161 4th Floor 107 days Wed 12/30/09 Mon 5/3/10
162 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 80 days Wed 12/30/09 Thu 3/25/10 156SS+7 days 12/30 3/25
163 DOOR AND WINDOW 40 days Fri 2/5/10 Mon 3/22/10 162SS+37 days 2/5 3/22
164 CEILING FINISHES 40 days Wed 2/10/10 Mon 3/29/10 163SS+5 days 2/10 3/29
165 SANITAIRS WORK 25 days Thu 2/25/10 Mon 3/29/10 164SS+15 days 2/25 3/29
166 PAINTING WORK 45 days Tue 3/2/10 Mon 5/3/10 165SS+5 days 3/2 5/3
167 OTHERS WORK 20 days Tue 4/6/10 Mon 5/3/10 166SS+25 days 4/6 5/3
168 Roof plan 68 days Wed 2/10/10 Thu 5/6/10
169 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 40 days Wed 2/10/10 Mon 3/29/10 163SS+5 days 2/10 3/29
170 PAINTING WORK 40 days Fri 3/12/10 Thu 5/6/10 169SS+28 days 3/12 5/6
171 OTHERS WORK 25 days Fri 4/2/10 Thu 5/6/10 170SS+15 days 4/2 5/6
172 COMPLETED BUILDING NON STANDART 282 days Wed 8/26/09 Fri 7/9/10
173 ELECTRICAL & MECANIC AL (NON STANDART) 267 days Wed 8/26/09 Fri 6/18/10 26SS+47 days 8/26 6/18
174 BUILDING SUPPORT 200 days Sun 11/1/09 Fri 6/18/10 173FF 11/1 6/18
175 BUILDING COMPLEMENT 150 days Tue 1/5/10 Fri 7/9/10 174FF+15 days 1/5 7/9

Gambar 4.1. Linked Bar Chart Pada Proyek Gedung Teaching Hospital (4/4)

Tampilan warna hitam, biru, dan merah pada Linked Bar Chart di atas, memiliki
arti yang berbeda-beda.
168 Roof plan 68 days
169 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 40 days 2/10 3/29
170 PAINTING WORK 40 days 3/12 5/6
171 OTHERS WORK 25 days 4/2 5/6
172 COMPLETED BUILDING NON STANDART 282 days
173 ELECTRICAL & MECANIC AL (NON STANDART) 267 days 8/26 6/18
174 BUILDING SUPPORT 200 days 11/1 6/18
175 BUILDING COMPLEMENT 150 days 1/5 7/9

Gambar 4.2. Penjelasan Warna Pada Linked Bar Chart Proyek Gedung Teaching Hospital

52
Untuk warna hitam adalah merupakan heading dari kumpulan item kegiatan di bawahnya.
Misalnya Roof Plan adalah merupakan heading dari kegiatan Masonry Wall and Wall
Finished, Painting Work, dan Others Work. Sedangkan Completed Building Non Standart
adalah merupakan heading dari kegiatan Electrical & Mecanical, Building Support, dan
Building Complement.
168 Roof plan 68 days
169 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 40 days 2/10 3/29
170 PAINTING WORK 40 days 3/12 5/6
171 OTHERS WORK 25 days 4/2 5/6
172 COMPLETED BUILDING NON STANDART 282 days
173 ELECTRICAL & MECANIC AL (NON STANDART) 267 days 8/26 6/18
174 BUILDING SUPPORT 200 days 11/1 6/18
175 BUILDING COMPLEMENT 150 days 1/5 7/9

Gambar 4.2. Penjelasan Warna Pada Linked Bar Chart Proyek Gedung Teaching Hospital

Sedangkan warna merah menandakan suatu kegiatan yang berada di lintasan kritis (Critical
Path) yang berarti tidak boleh terjadi penundaan pada item kegiatan tersebut atau dengan
kata lain kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang menjadi prioritas. Adapun warna biru
memiliki arti bahwa kegiatan tersebut tidak berada dalam lintasan kritis sehingga bisa
dipindahkan waktunya dan tidak membahayakan waktu penyelesaian proyek secara
keseluruhan.

4.1.1.2. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek Gedung RSUD
Kota Pekalongan
Pembangunan proyek gedung RSUD Kota Pekalongan ini dikerjakan oleh PT.
Pembangunan Perumahan (PP) dengan nilai kontrak sebesar Rp. 54.998.200.000,00. durasi
dari pekerjaan ini adalah 18 bulan kalender yang dimulai pada tahun 2007 sampai dengan
tahun 2009. Bangunan ini terdiri dari 4 lantai dan 1 lantai basement. Lingkup pekerjaan
dari proyek ini meliputi, pekerjaan struktur yang terdiri dari pekerjaan struktur bawah dan
struktur atas, kemudian pekerjaan arsitektur, pekerjaan non standar, serta pekerjaan
mekanikal dan elektrikal. Adapun data yang didapatkan adalah berupa metode Bar Chart,
untuk menyederhanakan tampilan dalam penyajian data, dari data yang didapat tersebut
kemudian dibuat ke dalam format MS Project. Untuk lebih jelasnya jadwal kegiatan pada
proyek gedung RSUD Kota Pekalongan dapat dilihat pada gambar 4.3 di bawah ini :

53
ID Task Name Duration Start
Half 2, 2007 Half 1, 2008 Half 2, 2008 Half 1, 2009 Half 2, 2009 Half 1, 2010 Half 2, 2010
O N D J F MA M J J A S O N D J F MA M J J A S O N D J F MA M J J A S
1 PEMBANGUNAN RSUD KOTA PEKALONGAN 504 days? Sat 10/20/07
2
3 PEKERJAAN STRUKTUR 287 days? Sat 10/27/07
4 Pekerjaan Sub Struktur 287 days? Sat 10/27/07
5 Pekerjaan Tanah 35 days? Sat 1/5/08
6 Pekerjaan Pemancangan 70 days? Sat 10/27/07
7 Pekerjaan Pilecap, Sloof & Plat 49 days? Sat 1/12/08
8 Pekerjaan Lain-lain 147 days? Sat 3/15/08
9 Struktur Basement 49 days? Sat 1/19/08
10 Pekerjaan Kolom 49 days? Sat 1/19/08
11 Struktur Lantai 1 63 days? Sat 1/26/08
12 Pekerjaan Balok dan Plat 49 days? Sat 1/26/08
13 Pekerjaan Kolom 49 days? Sat 2/9/08
14 Struktur Lantai 2 63 days? Sat 2/9/08
15 Pekerjaan Balok dan Plat 49 days? Sat 2/9/08
16 Pekerjaan Kolom 49 days? Sat 2/23/08
17 Struktur Lantai 3 63 days? Sat 2/23/08
18 Pekerjaan Balok dan Plat 49 days? Sat 2/23/08
19 Pekerjaan Kolom 49 days? Sat 3/8/08
20 Struktur Lantai 4 63 days? Sat 3/8/08
21 Pekerjaan Balok dan Plat 49 days? Sat 3/8/08
22 Pekerjaan Kolom 49 days? Sat 3/22/08
23 Struktur Lantai Atap 35 days? Sat 4/5/08
24 Pekerjaan Ring Balk 35 days? Sat 4/5/08
25
26 PEKERJAAN ARSITEKTUR 462 days? Sat 10/20/07
27 Pekerjaan Tanah 105 days? Sat 10/20/07
28 Pekerjaan Pasangan dan Plesteran 217 days? Sat 4/26/08
29 Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela 189 days? Sat 7/19/08
30 Pekerjaan Pelapis Lantai dan Dinding 203 days? Sat 6/7/08
31 Pekerjaan Plafond 189 days? Sat 7/19/08
32 Pekerjaan Atap dan Penutup Atap 91 days? Sat 5/10/08
33 Pekerjaan Pengecatan 133 days? Sat 8/16/08
34 Pekerjaan Pengunci dan Kaca 140 days? Sat 8/16/08
35 Pekerjaan Lain-lain 147 days? Sat 8/9/08
36
37 PEKERJAAN NON STANDAR 108 days? Mon 8/11/08
38
39 PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL 294 days? Sat 5/17/08
40 Pekerjaan Plumbing 259 days? Sat 5/17/08
41 Pekerjaan Hydrant 259 days? Sat 5/17/08
42 Pekerjaan Tata Udara 259 days? Sat 5/17/08
43 Pekerjaan Elektrikal 259 days? Sat 5/17/08
44 Pekerjaan Penangkal Petir 49 days? Sat 1/24/09
45 Pekerjaan Telepon 259 days? Sat 5/17/08
46 Pekerjaan Tata Suara 259 days? Sat 5/17/08
47 Pekerjaan Instalasi Data 259 days? Sat 5/17/08
48 Pekerjaan MATV 259 days? Sat 5/17/08
49 Pekerjaan Nurse Call 259 days? Sat 5/17/08
50 Pekerjaan Fire Alarm 259 days? Sat 5/17/08
51 Pekerjaan Gas Medik 259 days? Sat 5/17/08
52 Pekerjaan Generator Set 63 days? Sat 1/3/09
53 Pekerjaan Penyambungan 49 days? Sat 1/24/09

Gambar 4.3. Bar Chart Pada Proyek Gedung RSUD Kota Pekalongan

54
Dari data Bar Chart di atas terdapat dua warna yang berbeda yaitu warna hitam dan
biru, dan suatu item kegiatan yang tertunda pelaksanaannya atau tidak dikerjakan secara
langsung. Lihat ilustrasi di bawah ini:
25
26 PEKERJAAN ARSITEKTUR 462 days? Sat 10/20/07
27 Pekerjaan Tanah 105 days? Sat 10/20/07
28 Pekerjaan Pasangan dan Plesteran 217 days? Sat 4/26/08
29 Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela 189 days? Sat 7/19/08
30 Pekerjaan Pelapis Lantai dan Dinding 203 days? Sat 6/7/08
31 Pekerjaan Plafond 189 days? Sat 7/19/08
32 Pekerjaan Atap dan Penutup Atap 91 days? Sat 5/10/08
33 Pekerjaan Pengecatan 133 days? Sat 8/16/08
34 Pekerjaan Pengunci dan Kaca 140 days? Sat 8/16/08
35 Pekerjaan Lain-lain 147 days? Sat 8/9/08
36
37 PEKERJAAN NON STANDAR 108 days? Mon 8/11/08
38

Gambar 4.4. Penjelasan Warna Pada Bar Chart Proyek Gedung RSUD Kota Pekalongan

Untuk warna hitam adalah merupakan heading dari kumpulan item kegiatan di bawahnya.
Sedangkan warna biru adalah merupakan kumpulan sub heading dari item kegiatan di
atasnya. Adapun bagan balok yang ditunjukkan dalam lingkaran hitam adalah item
kegiatan yang tertunda pelaksanaannya. Item kegiatan tersebut adalah Pekerjaan Non
Standar yang pada pertengahan pelaksanannya terjadi interupsi atau jeda waktu kemudian
baru dilanjutkan kemudian. Dalam perspektif perencanaan dan penjadwalan proyek item
kegiatan tersebut merupakan kegiatan splitable, yaitu sebuah kegiatan yang dapat atau
harus dihentikan untuk sementara pada suatu saat dan kemudian dilanjutkan kembali
beberapa saat kemudian.

4.1.1.3. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek Gedung Seasons
City ( Mall dan Apartment )
Proyek gedung Seasons City terletak di kawasan Jakarta Barat. Nilai kontrak dari
pekerjaan ini sebesar Rp. 577.082.000.000,00 dengan durasi 39 bulan kalender yang
dimulai pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2009. Proyek ini dikerjakan oleh PT. Adhi
Karya (Persero) Tbk. Bangunan ini terdiri dari Basement, Mall dan Parkir, Fasilitas
Apartment, dan 3 buah Tower Apartment dengan jumlah lantai 35 lantai. Proyek ini berada
di areal 5,5 Ha dengan luas bangunan 385.398,77 m2, dan tinggi bangunan 134,2 m.
Lingkup pekerjaan proyek ini secara keseluruhan adalah : pekerjaan persiapan dan site
management, pekerjaan dewatering, pekerjaan tanah dan potong tiang pancang, pekerjaan
struktur, pekerjaan arsitektur, pekerjaan landscape, pekerjaan mekanikal dan elektrikal,

55
pekerjaan sanitasi. Adapun data yang didapatkan adalah berupa metode Bar Chart, untuk
menyederhanakan tampilan dalam penyajian data, dari data yang didapat tersebut
kemudian dibuat ke dalam format MS Project. Untuk warna hitam adalah merupakan
heading dari kumpulan item kegiatan di bawahnya. Sedangkan warna biru adalah
merupakan kumpulan sub heading dari item kegiatan di atasnya. Adapun bagan balok yang
yang terputus adalah merupakan kegiatan splitable. Untuk lebih jelasnya jadwal kegiatan
pada proyek gedung Seasons City ( Mall dan Apartment ) dapat dilihat pada gambar 4.5 di
bawah ini :

56
ID Task Name Duration Start Finis h
Half 2, 2006 Half 1, 2007 Half 2, 2007 Half 1, 2008 Half 2, 2008 Half 1, 2009 Half 2, 2009
O ND J FMA M J J A S O ND J F MA MJ J A S ON D J FMA M J J A S O ND
1 PROYEK MALL DAN APARTMENT 1167 days? Fri 10/13/06 Thu 12/31/09
2 PEKERJAAN PERSIAPAN & SITE MANAGEMENT 1167 days? Fri 10/13/06 Thu 12/31/09
3 PEKERJAAN TANAH DAN POTONG TIANG PANCANG 255 days? Fri 10/13/06 Sun 11/25/07
4 PEKERJAAN STRUKTUR 518 days? Mon 10/30/06 Sun 3/30/08
5 Basement 427 days? Mon 10/30/06 Sun 12/30/07
6 Lantai LG dan Ice Storage 301 days? Mon 10/30/06 Sun 12/30/07
7 Lantai Mezzanine dan Parkir Motor 2 182 days? Mon 1/29/07 Sun 7/29/07
8 Lantai GF-1 dan Parkir Motor 1 182 days? Mon 2/26/07 Sun 8/26/07
9 Podium 399 days? Mon 2/26/07 Sun 3/30/08
10 Lantai GF-2 182 days? Mon 2/26/07 Sun 8/26/07
11 Lantai UG dan P-UG 182 days? Mon 5/28/07 Sun 11/25/07
12 Lantai 01 dan P-01A 189 days? Mon 6/25/07 Sun 12/30/07
13 Lantai P-01B 91 days? Mon 8/27/07 Sun 11/25/07
14 Lantai 02 dan P-02 189 days? Mon 6/25/07 Sun 12/30/07
15 Lantai 03 dan P-03A 182 days? Mon 7/30/07 Sun 1/27/08
16 Lantai P-03B 63 days? Mon 10/29/07 Sun 12/30/07
17 Lantai P-04 210 days? Mon 7/30/07 Sun 2/24/08
18 Lantai P-05 182 days? Mon 8/27/07 Sun 2/24/08
19 Lantai P-06 217 days? Mon 8/27/07 Sun 3/30/08
20 Lantai P-06A 217 days? Mon 8/27/07 Sun 3/30/08
21 Lantai P-07 182 days? Mon 10/1/07 Sun 3/30/08
22 STRUKTUR BAJA CANOPY 119 days? Mon 12/31/07 Sun 4/27/08
23 Tower A-Apartment 182 days? Mon 12/31/07 Sun 6/29/08
24 Lantai 08 28 days? Mon 12/31/07 Sun 1/27/08
25 Lantai 08A 28 days? Mon 12/31/07 Sun 1/27/08
26 Lantai 09 56 days? Mon 12/31/07 Sun 2/24/08
27 Lantai 10 28 days? Mon 1/28/08 Sun 2/24/08
28 Lantai 11 28 days? Mon 1/28/08 Sun 2/24/08
29 Lantai 12 28 days? Mon 1/28/08 Sun 2/24/08
30 Lantai 15 63 days? Mon 1/28/08 Sun 3/30/08
31 Lantai 16 63 days? Mon 1/28/08 Sun 3/30/08
32 Lantai 17 35 days? Mon 2/25/08 Sun 3/30/08
33 Lantai 18 35 days? Mon 2/25/08 Sun 3/30/08
34 Lantai 19 35 days? Mon 2/25/08 Sun 3/30/08
35 Lantai 20 63 days? Mon 2/25/08 Sun 4/27/08
36 Lantai 21 63 days? Mon 2/25/08 Sun 4/27/08
37 Lantai 23 28 days? Mon 3/31/08 Sun 4/27/08
38 Lantai 25 28 days? Mon 3/31/08 Sun 4/27/08
39 Lantai 26 28 days? Mon 3/31/08 Sun 4/27/08
40 Lantai 27 56 days? Mon 3/31/08 Sun 5/25/08
41 Lantai 28 56 days? Mon 3/31/08 Sun 5/25/08
42 Lantai 29 28 days? Mon 4/28/08 Sun 5/25/08
43 Lantai 30 28 days? Mon 4/28/08 Sun 5/25/08
44 Lantai 31 63 days? Mon 4/28/08 Sun 6/29/08
45 Lantai 32 63 days? Mon 4/28/08 Sun 6/29/08
46 Lantai 33 35 days? Mon 5/26/08 Sun 6/29/08
47 Lantai 35 35 days? Mon 5/26/08 Sun 6/29/08
48 Lantai Ruang Mesin 35 days? Mon 5/26/08 Sun 6/29/08
49 Lantai Atap 35 days? Mon 5/26/08 Sun 6/29/08

Gambar 4.5. Bar Chart Pada Proyek Gedung Seasons City (1/3)

57
ID Task Name Duration Start Finish
Half 1, 2008 Half 2, 2008 Half 1, 2009 Half 2, 2009 Half 1, 2010 Half 2, 2010 Half 1, 2011
J FMA MJ J A S ON D J F MA M J J A S O ND J F MA M J J A SO N D J FM
50 Tower B-Apartment 182 days? Mon 1/28/08 Sun 7/27/08
51 Lantai 08 28 days? Mon 1/28/08 Sun 2/24/08
52 Lantai 08A 28 days? Mon 1/28/08 Sun 2/24/08
53 Lantai 09 63 days? Mon 1/28/08 Sun 3/30/08
54 Lantai 10 35 days? Mon 2/25/08 Sun 3/30/08
55 Lantai 11 35 days? Mon 2/25/08 Sun 3/30/08
56 Lantai 12 35 days? Mon 2/25/08 Sun 3/30/08
57 Lantai 15 35 days? Mon 2/25/08 Sun 3/30/08
58 Lantai 16 63 days? Mon 2/25/08 Sun 4/27/08
59 Lantai 17 63 days? Mon 2/25/08 Sun 4/27/08
60 Lantai 18 28 days? Mon 3/31/08 Sun 4/27/08
61 Lantai 19 28 days? Mon 3/31/08 Sun 4/27/08
62 Lantai 20 56 days? Mon 3/31/08 Sun 5/25/08
63 Lantai 21 56 days? Mon 3/31/08 Sun 5/25/08
64 Lantai 23 28 days? Mon 4/28/08 Sun 5/25/08
65 Lantai 25 28 days? Mon 4/28/08 Sun 5/25/08
66 Lantai 26 28 days? Mon 4/28/08 Sun 5/25/08
67 Lantai 27 63 days? Mon 4/28/08 Sun 6/29/08
68 Lantai 28 63 days? Mon 4/28/08 Sun 6/29/08
69 Lantai 29 35 days? Mon 5/26/08 Sun 6/29/08
70 Lantai 30 35 days? Mon 5/26/08 Sun 6/29/08
71 Lantai 31 35 days? Mon 5/26/08 Sun 6/29/08
72 Lantai 32 63 days? Mon 5/26/08 Sun 7/27/08
73 Lantai 33 28 days? Mon 6/30/08 Sun 7/27/08
74 Lantai 35 28 days? Mon 6/30/08 Sun 7/27/08
75 Lantai Ruang Mesin 28 days? Mon 6/30/08 Sun 7/27/08
76 Lantai Atap 28 days? Mon 6/30/08 Sun 7/27/08
77 Tower C-Apartment 217 days? Mon 2/25/08 Sun 9/28/08
78 Lantai 08 35 days? Mon 2/25/08 Sun 3/30/08
79 Lantai 08A 35 days? Mon 2/25/08 Sun 3/30/08
80 Lantai 09 63 days? Mon 2/25/08 Sun 4/27/08
81 Lantai 10 28 days? Mon 3/31/08 Sun 4/27/08
82 Lantai 11 28 days? Mon 3/31/08 Sun 4/27/08
83 Lantai 12 28 days? Mon 3/31/08 Sun 4/27/08
84 Lantai 15 56 days? Mon 3/31/08 Sun 5/25/08
85 Lantai 16 56 days? Mon 3/31/08 Sun 5/25/08
86 Lantai 17 29 days? Sun 4/27/08 Sun 5/25/08
87 Lantai 18 29 days? Sun 4/27/08 Sun 5/25/08
88 Lantai 19 64 days? Sun 4/27/08 Sun 6/29/08
89 Lantai 20 64 days? Sun 4/27/08 Sun 6/29/08
90 Lantai 21 35 days? Mon 5/26/08 Sun 6/29/08
91 Lantai 23 35 days? Mon 5/26/08 Sun 6/29/08
92 Lantai 25 35 days? Mon 5/26/08 Sun 6/29/08
93 Lantai 26 35 days? Mon 5/26/08 Sun 6/29/08
94 Lantai 27 63 days? Mon 5/26/08 Sun 7/27/08
95 Lantai 28 63 days? Mon 5/26/08 Sun 7/27/08
96 Lantai 29 28 days? Mon 6/30/08 Sun 7/27/08
97 Lantai 30 28 days? Mon 6/30/08 Sun 7/27/08
98 Lantai 31 56 days? Mon 6/30/08 Sun 8/24/08
99 Lantai 32 56 days? Mon 6/30/08 Sun 8/24/08
100 Lantai 33 28 days? Mon 7/28/08 Sun 8/24/08
101 Lantai 35 28 days? Mon 7/28/08 Sun 8/24/08
102 Lantai Ruang Mesin 28 days? Mon 7/28/08 Sun 8/24/08
103 Lantai Atap 35 days? Mon 8/25/08 Sun 9/28/08

Gambar 4.5. Bar Chart Pada Proyek Gedung Seasons City ( 2/3)

58
ID Task Name Duration Start Finish
Half 1, 2007 Half 2, 2007 Half 1, 2008 Half 2, 2008 Half 1, 2009 Half 2, 2009 Half 1, 2010
J FMAM J J A SOND J FMAMJ J AS ON D J FMA M J J A SOND J FM
104 PEKERJAAN ARSITEKTUR 1059 days? Mon 1/29/07 Thu 12/31/09
105 Pekerjaan Dinding 726 days? Mon 8/27/07 Sun 8/30/09
106 Area Mall dan Parkir 273 days? Mon 8/27/07 Sun 5/25/08
107 Fasilitas Apartment (Lantai 7) 161 days? Mon 5/26/08 Sun 11/2/08
108 Tower A 280 days? Mon 1/28/08 Sun 11/2/08
109 Tower B 264 days? Mon 7/28/08 Sun 4/26/09
110 Tower C 236 days? Mon 12/29/08 Sun 8/30/09
111 Pekerjaan Fasade 217 days? Mon 5/26/08 Sun 12/28/08
112 Tower A 161 days? Mon 5/26/08 Sun 11/2/08
113 Tower B 154 days Mon 6/30/08 Sun 11/30/08
114 Tower C 154 days? Mon 7/28/08 Sun 12/28/08
115 Pekerjaan Railling dan Lain-lain 789 days? Mon 8/27/07 Sun 11/1/09
116 Area Mall dan Parkir 273 days? Mon 8/27/07 Sun 5/25/08
117 Fasilitas Apartment (Lantai 7) 182 days? Mon 6/30/08 Sun 12/28/08
118 Tower A 273 days? Mon 3/31/08 Sun 12/28/08
119 Tower B 264 days? Mon 9/29/08 Sun 6/28/09
120 Tower C 273 days? Mon 2/2/09 Sun 11/1/09
121 Pekerjaan Plafond 754 days? Mon 10/1/07 Sun 11/1/09
122 Area Mall dan Parkir 210 days? Mon 10/1/07 Sun 4/27/08
123 Fasilitas Apartment (Lantai 7) 154 days? Mon 6/30/08 Sun 11/30/08
124 Tower A 280 days? Mon 2/25/08 Sun 11/30/08
125 Tower B 271 days? Mon 8/25/08 Sun 5/31/09
126 Tower C 299 days? Mon 12/29/08 Sun 11/1/09
127 Pekerjaan Lantai 754 days? Mon 10/29/07 Sun 11/29/09
128 Area Mall dan Parkir 210 days? Mon 10/29/07 Sun 5/25/08
129 Fasilitas Apartment (Lantai 7) 182 days? Mon 6/30/08 Sun 12/28/08
130 Tower A 273 days? Mon 3/31/08 Sun 12/28/08
131 Tower B 264 days? Mon 9/29/08 Sun 6/28/09
132 Tower C 301 days? Mon 2/2/09 Sun 11/29/09
133 Pekerjaan Pintu dan Jendela 786 days? Mon 10/29/07 Thu 12/31/09
134 Area Mall dan Parkir 210 days? Mon 10/29/07 Sun 5/25/08
135 Fasilitas Apartment (Lantai 7) 154 days? Mon 7/28/08 Sun 12/28/08
136 Tower A 273 days? Mon 3/31/08 Sun 12/28/08
137 Tower B 264 days? Mon 9/29/08 Sun 6/28/09
138 Tower C 305 days? Mon 3/2/09 Thu 12/31/09
139 Pekerjaan Sanitair 758 days? Mon 11/26/07 Thu 12/31/09
140 Area Mall dan Parkir 217 days? Mon 11/26/07 Sun 6/29/08
141 Fasilitas Apartment (Lantai 7) 180 days? Mon 7/28/08 Sun 2/1/09
142 Tower A 299 days? Mon 3/31/08 Sun 2/1/09
143 Tower B 230 days? Sun 11/30/08 Sun 7/26/09
144 Tower C 277 days? Mon 3/30/09 Thu 12/31/09
145 Pekerjaan Curtain Wall dan Shop Front-Podium 273 days? Mon 8/27/07 Sun 5/25/08
146 PEKERJAAN LUAR 418 days? Mon 12/31/07 Sun 3/1/09
147 PEKERJAAN LANDSCAPE LANTAI 7 181 days? Sun 8/24/08 Sun 3/1/09
148 PEKERJAAN PERTAMANAN 147 days? Mon 1/29/07 Sun 6/24/07
149 PEKERJAAN FINISHING CANOPY 119 days? Mon 12/31/07 Sun 4/27/08

Gambar 4.5. Bar Chart Pada Proyek Gedung Seasons City (3/3)

59
4.1.1.4. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek Gedung Mangga
Dua Hotel dan Residence
Proyek Mangga Dua Hotel dan Residence ini berlokasi di Jl. Mangga Dua Abdad,
Jakarta. Kontraktor utama dari proyek ini adalah PT. INDAPORA dan PT. NINDYA
KARYA. Proyek ini mempunyai nilai kontrak sebesar Rp. 52.500.000.000,00. dengan
durasi 14 bulan kalender yang dimulai pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2008. Proyek
Mangga Dua Hotel dan Residence ini terdiri dari 28 lantai dan 2 buah basement dengan
luas lantai sekitar 39.00 m2 dan tinggi bangunan sekitar 127,7 m. Bangunan ini
diperuntukkan untuk hotel, apartmen, parkir, dan fasilitas pendukung lainnya. Adapun
item pekerjaan dari proyek ini terdiri dari 3 item pekerjaan utama, yaitu : pekerjaan
persiapan, prasarana dan penunjang, kemudian pekerjaan struktur, dan terakhir pekerjaan
general finishing. Adapun data yang didapatkan adalah berupa metode Bar Chart, untuk
menyederhanakan tampilan dalam penyajian data, dari data yang didapat tersebut
kemudian dibuat ke dalam format MS Project. Untuk warna hitam adalah merupakan
heading dari kumpulan item kegiatan di bawahnya. Sedangkan warna biru adalah
merupakan kumpulan sub heading dari item kegiatan di atasnya. Adapun bagan balok yang
yang terputus adalah merupakan kegiatan splitable. Untuk jadwal kegiatan pada proyek
gedung Mangga Dua Hotel dan Residence dapat dilihat pada gambar 4.6 di bawah ini:

60
ID Task Name Duration Start Finish
Qtr 1, 2007 Qtr 2, 2007 Qtr 3, 2007 Qtr 4, 2007 Qtr 1, 2008 Qtr 2, 2008 Qtr 3, 2008
Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug
1 PROYEK MANGGA DUA HOTEL DAN RESID ENCE 385 days? Tue 12/12/06 Wed 1/16/08
2 PEKERJAAN PERSIAPAN, PRASARANA DAN PENUNJANG 385 days? Tue 12/12/06 Wed 1/16/08
3 PEKERJAAN STRUKTUR 322 days? Wed 1/3/07 Thu 12/6/07
4 LANTAI BASEMENT 59 days Wed 1/3/07 Sun 5/20/07
5 LANTAI SEMI BASEMENT 64 days Wed 1/17/07 Sun 5/20/07
6 LANTAI DASAR 45 days Tue 2/13/07 Thu 5/24/07
7 LANTAI 1 36 days Sat 2/24/07 Sun 5/6/07
8 LANTAI 1A 40 days Wed 2/28/07 Thu 4/26/07
9 LANTAI 2 38 days Sat 3/3/07 Wed 4/25/07
10 LANTAI 2A 26 days Thu 3/8/07 Sun 4/29/07
11 LANTAI 3 26 days Sat 3/10/07 Tue 5/1/07
12 LANTAI 3A 28 days Tue 3/13/07 Thu 5/3/07
13 LANTAI 4 30 days Thu 3/15/07 Sun 5/6/07
14 LANTAI 4A 21 days Fri 3/23/07 Wed 5/9/07
15 LANTAI 5 17 days Mon 3/26/07 Fri 5/11/07
16 LANTAI 5A 16 days Thu 3/29/07 Wed 5/16/07
17 LANTAI 6 (PODIUM) 15 days Thu 5/10/07 Thu 5/24/07
18 LANTAI MEZZANINE 16 days Thu 5/17/07 Fri 6/1/07
19 LANTAI 7 15 days Sat 5/26/07 Sat 6/9/07
20 LANTAI 8 11 days Mon 6/4/07 Thu 6/14/07
21 LANTAI 9 12 days Fri 6/8/07 Tue 6/19/07
22 LANTAI 10 11 days Sun 6/17/07 Wed 6/27/07
23 LANTAI 11 11 days Thu 6/21/07 Sun 7/1/07
24 LANTAI 12 10 days Thu 6/28/07 Sat 7/7/07
25 LANTAI 13 11 days Mon 7/2/07 Thu 7/12/07
26 LANTAI 14 11 days Mon 7/9/07 Thu 7/19/07
27 LANTAI 15 11 days Sat 7/14/07 Tue 7/24/07
28 LANTAI 16 11 days Fri 7/20/07 Mon 7/30/07
29 LANTAI 17 12 days Wed 7/25/07 Sun 8/5/07
30 LANTAI 18 11 days Wed 8/1/07 Sat 8/11/07
31 LANTAI 19 11 days Tue 8/7/07 Fri 8/17/07
32 LANTAI 20 11 days Mon 8/13/07 Thu 8/23/07
33 LANTAI 21 11 days Sun 8/19/07 Wed 8/29/07
34 LANTAI 22 12 days Fri 8/24/07 Tue 9/4/07
35 LANTAI 23 11 days Wed 8/29/07 Sat 9/8/07
36 LANTAI 24 11 days Wed 9/5/07 Sat 9/15/07
37 LANTAI 25 11 days Tue 9/11/07 Fri 9/21/07
38 LANTAI 26 11 days Mon 9/17/07 Thu 9/27/07
39 LANTAI 27 11 days Mon 9/24/07 Thu 10/4/07
40 LANTAI 28 11 days Sat 9/29/07 Tue 10/23/07
41 LANTAI DAK ATAP 11 days Mon 10/22/07 Thu 11/1/07
42 LANTAI LOWER PENTHOUSE 11 days Sat 10/27/07 Tue 11/6/07
43 LANTAI UPPER PENTHOUSE 11 days Sat 11/3/07 Tue 11/13/07
44 LANTAI RUANG MESIN LIFT 11 days Thu 11/8/07 Sun 11/18/07
45 ATAP PENTHOUSE 11 days Wed 11/14/07 Sat 11/24/07
46 ATAP TANK 11 days Tue 11/20/07 Fri 11/30/07
47 ATAP MENARA 6 days Thu 11/29/07 Thu 12/6/07
48 PEKERJAAN BLOCK OUT 317 days? Mon 1/8/07 Thu 12/6/07

Gambar 4.6. Bar Chart Pada Proyek Gedung Mangga Dua Hotel dan Residence (1/2)

61
ID Task Name Duration Start Finish
Qtr 1, 2007 Qtr 2, 2007 Qtr 3, 2007 Qtr 4, 2007 Qtr 1, 2008 Qtr 2, 2008 Qtr 3, 2008
Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug
49 PEKERJAAN GENERAL FINISHING 245 days? Mon 4/30/07 Tue 1/15/08
50 LANTAI BASEMENT 21 days Mon 4/30/07 Sun 5/20/07
51 LANTAI SEMI BASEMENT 21 days Sat 5/5/07 Fri 5/25/07
52 LANTAI DASAR 21 days Sat 5/12/07 Fri 6/1/07
53 LANTAI 1 21 days Thu 5/17/07 Wed 6/6/07
54 LANTAI 1A 21 days Tue 5/22/07 Mon 6/11/07
55 LANTAI 2 21 days Tue 5/29/07 Mon 6/18/07
56 LANTAI 2A 21 days Tue 6/5/07 Mon 6/25/07
57 LANTAI 3 21 days Mon 6/11/07 Sun 7/1/07
58 LANTAI 3A 21 days Sat 6/16/07 Fri 7/6/07
59 LANTAI 4 21 days Fri 6/22/07 Thu 7/12/07
60 LANTAI 4A 21 days Fri 6/29/07 Thu 7/19/07
61 LANTAI 5 21 days Wed 7/4/07 Tue 7/24/07
62 LANTAI 5A 21 days Tue 7/10/07 Mon 7/30/07
63 LANTAI 6 (PODIUM) 21 days Tue 7/17/07 Mon 8/6/07
64 LANTAI MEZZANINE 21 days Mon 7/23/07 Sun 8/12/07
65 LANTAI 7 21 days Sat 7/28/07 Fri 8/17/07
66 LANTAI 8 21 days Sat 8/4/07 Fri 8/24/07
67 LANTAI 9 21 days Thu 8/9/07 Wed 8/29/07
68 LANTAI 10 21 days Wed 8/15/07 Tue 9/4/07
69 LANTAI 11 21 days Tue 8/21/07 Mon 9/10/07
70 LANTAI 12 21 days Tue 8/28/07 Mon 9/17/07
71 LANTAI 13 21 days Mon 9/3/07 Sun 9/23/07
72 LANTAI 14 21 days Sat 9/8/07 Fri 9/28/07
73 LANTAI 15 21 days Fri 9/14/07 Thu 10/4/07
74 LANTAI 16 21 days Thu 9/20/07 Wed 10/24/07
75 LANTAI 17 21 days Wed 9/26/07 Tue 10/30/07
76 LANTAI 18 21 days Tue 10/2/07 Mon 11/5/07
77 LANTAI 19 21 days Mon 10/22/07 Sun 11/11/07
78 LANTAI 20 21 days Fri 10/26/07 Thu 11/15/07
79 LANTAI 21 21 days Tue 10/30/07 Mon 11/19/07
80 LANTAI 22 21 days Mon 11/5/07 Sun 11/25/07
81 LANTAI 23 21 days Sat 11/10/07 Fri 11/30/07
82 LANTAI 24 21 days Wed 11/14/07 Thu 12/6/07
83 LANTAI 25 21 days Wed 11/21/07 Thu 12/13/07
84 LANTAI 26 21 days Tue 11/27/07 Wed 12/19/07
85 LANTAI 27 21 days Tue 12/4/07 Mon 12/24/07
86 LANTAI 28 21 days Tue 12/11/07 Mon 12/31/07
87 LANTAI LOWER PENTHOUSE 21 days Mon 12/17/07 Sun 1/6/08
88 LANTAI UPPER PENTHOUSE 20 days? Sun 12/23/07 Fri 1/11/08
89 LANTAI ROOF TANK 20 days? Thu 12/27/07 Tue 1/15/08
90 PROVISIONAL SUMS 371 days? Tue 12/26/06 Wed 1/16/08

Gambar 4.6. Bar Chart Pada Proyek Gedung Mangga Dua Hotel dan Residence (2/2)

62
4.1.1.5. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek Gedung The
Lavande Apartment
Proyek Pembangunan The Lavande Apartment dimulai pada Maret 2008 sampai
dengan Oktober 2009, dengan durasi 18 bulan kalender dan nilai kontrak sebesar Rp.
130.000.000.000,00. Proyek ini terdiri dari 35 lantai yang terletak di Jalan Prof. Dr.
Soepomo Jakarta Selatan dan dibangun di atas areal 1,5 Ha dengan kontraktor pelaksana
PT. Pulauintan Baja Perkasa Konstruksi.
Lingkup pekerjaan proyek ini, antara lain : pekerjaan persiapan, pekerjaan struktur
yang terdiri dari pekerjaan struktur bawah dan pekerjaan struktur atas, kemudian pekerjaan
finishing yang meliputi pekerjaan arsitektur, pekerjaan sanitasi, serta pekerjaan mekanikal
dan elektrikal. Adapun data yang didapatkan adalah berupa metode Bar Chart, untuk
menyederhanakan tampilan dalam penyajian data, dari data yang didapat tersebut
kemudian dibuat ke dalam format MS Project. Untuk warna hitam adalah merupakan
heading dari kumpulan item kegiatan di bawahnya. Sedangkan warna biru adalah
merupakan kumpulan sub heading dari item kegiatan di atasnya. Adapun bagan balok yang
yang terputus adalah merupakan kegiatan splitable. Untuk jadwal kegiatan pada proyek
gedung The Lavande Apartment dapat dilihat pada gambar 4.7 di bawah ini :

63
ID Task Name Duration Start Finish
Qtr 1, 2008 Qtr 2, 2008 Qtr 3, 2008 Qtr 4, 2008 Qtr 1, 2009 Qtr 2, 2009 Qtr 3, 2009 Qtr 4, 2009
Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
1 PROYEK THE LAVANDE APARTMENT 555 days? Sun 2/24/08 Mon 8/31/09
2 PEKERJAAN PERSIAPAN 555 days? Sun 2/24/08 Mon 8/31/09
3 PEKERJAAN STRUKTUR 525 days? Sun 3/9/08 Sat 8/15/09
4 PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH 248 days? Sun 3/9/08 Sat 3/21/09
5 PEKERJAAN STRUKTUR ATAS 350 days? Sun 4/27/08 Sat 4/11/09
6 Lantai Lower Ground 147 days? Sun 4/27/08 Sat 4/11/09
7 Lantai Ground 133 days? Sun 5/11/08 Sat 4/11/09
8 Lantai 1 42 days? Sun 5/18/08 Sat 8/9/08
9 Lantai 2 42 days? Sun 5/25/08 Sat 8/16/08
10 Lantai 3 42 days? Sun 6/1/08 Sat 8/23/08
11 Lantai 5 42 days? Sun 6/8/08 Sat 8/30/08
12 Lantai 6 42 days? Sun 6/15/08 Sat 9/6/08
13 Lantai 7 42 days? Sun 6/22/08 Sat 9/13/08
14 Lantai 8 42 days? Sun 6/29/08 Sat 9/20/08
15 Lantai 9 42 days? Sun 7/6/08 Sat 9/27/08
16 Lantai 10 49 days? Sun 7/13/08 Sat 10/25/08
17 Lantai 11 49 days? Sun 7/20/08 Sat 11/1/08
18 Lantai 12 49 days? Sun 7/27/08 Sat 11/8/08
19 Lantai 15 49 days? Sun 8/3/08 Sat 11/15/08
20 Lantai 16 49 days? Sun 8/10/08 Sat 11/22/08
21 Lantai 17 49 days? Sun 8/17/08 Sat 11/29/08
22 Lantai 18 49 days? Sun 8/24/08 Sat 12/6/08
23 Lantai 19 49 days? Sun 8/31/08 Sat 12/13/08
24 Lantai 20 49 days? Sun 9/7/08 Sat 12/20/08
25 Lantai 21 49 days? Sun 9/14/08 Sat 12/27/08
26 Lantai 23 49 days? Sun 9/21/08 Sat 1/3/09
27 Lantai 25 49 days? Sun 10/12/08 Sat 1/10/09
28 Lantai 26 49 days? Sun 10/19/08 Sat 1/17/09
29 Lantai 27 49 days? Sun 10/26/08 Sat 1/24/09
30 Lantai 28 49 days? Sun 11/2/08 Sat 1/31/09
31 Lantai 29 49 days? Sun 11/9/08 Sat 2/7/09
32 Lantai 30 49 days? Sun 11/16/08 Sat 2/14/09
33 Lantai 31 49 days? Sun 11/30/08 Sat 2/21/09
34 Lantai 32 56 days? Sun 12/7/08 Sat 2/28/09
35 Lantai 33 49 days? Sun 12/21/08 Sat 3/7/09
36 Lantai 35 49 days? Sun 12/28/08 Sat 3/14/09
37 Lantai Atap & Ruang Mesin 49 days? Sun 1/4/09 Sat 3/21/09
38 PEKERJAAN STRUKTUR LAIN-LAIN 336 days? Sun 5/4/08 Sat 8/15/09

Gambar 4.7. Bar Chart Pada Proyek Gedung The Lavande Apartment (1/3)

64
ID Task Name Duration Start Finish
Qtr 3, 2008 Qtr 4, 2008 Qtr 1, 2009 Qtr 2, 2009 Qtr 3, 2009 Qtr 4, 2009 Qtr 1, 2010 Qtr 2, 2010
Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr
39 PEKERJAAN ARSITEKTUR 420 days? Sun 6/1/08 Sat 7/25/09
40 Pekerjaan Dinding Kulit Luar 252 days? Sun 7/6/08 Sat 3/14/09
41 Lantai 1 35 days? Sun 7/6/08 Sat 8/9/08
42 Lantai 2 35 days? Sun 7/6/08 Sat 8/9/08
43 Lantai 3 35 days? Sun 7/6/08 Sat 8/9/08
44 Lantai 5 35 days? Sun 8/10/08 Sat 9/13/08
45 Lantai 6 35 days? Sun 8/10/08 Sat 9/13/08
46 Lantai 7 35 days? Sun 8/10/08 Sat 9/13/08
47 Lantai 8 28 days? Sun 9/7/08 Sat 10/18/08
48 Lantai 9 28 days? Sun 9/7/08 Sat 10/18/08
49 Lantai 10 28 days? Sun 9/7/08 Sat 10/18/08
50 Lantai 11 28 days? Sun 10/12/08 Sat 11/8/08
51 Lantai 12 28 days? Sun 10/12/08 Sat 11/8/08
52 Lantai 15 28 days? Sun 10/12/08 Sat 11/8/08
53 Lantai 16 28 days? Sun 11/2/08 Sat 11/29/08
54 Lantai 17 28 days? Sun 11/2/08 Sat 11/29/08
55 Lantai 18 28 days? Sun 11/2/08 Sat 11/29/08
56 Lantai 19 28 days? Sun 11/23/08 Sat 12/20/08
57 Lantai 20 28 days? Sun 11/23/08 Sat 12/20/08
58 Lantai 21 28 days? Sun 11/23/08 Sat 12/20/08
59 Lantai 23 28 days? Sun 12/14/08 Sat 1/10/09
60 Lantai 25 28 days? Sun 12/14/08 Sat 1/10/09
61 Lantai 26 28 days? Sun 12/14/08 Sat 1/10/09
62 Lantai 27 28 days? Sun 1/4/09 Sat 1/31/09
63 Lantai 28 28 days? Sun 1/4/09 Sat 1/31/09
64 Lantai 29 28 days? Sun 1/4/09 Sat 1/31/09
65 Lantai 30 28 days? Sun 1/25/09 Sat 2/21/09
66 Lantai 31 28 days? Sun 1/25/09 Sat 2/21/09
67 Lantai 32 28 days? Sun 1/25/09 Sat 2/21/09
68 Lantai 33 28 days? Sun 2/15/09 Sat 3/14/09
69 Lantai 35 28 days? Sun 2/15/09 Sat 3/14/09
70 Pekerjaan Finishing Unit 420 days? Sun 6/1/08 Sat 7/25/09
71 Basement 133 days? Sun 6/1/08 Sat 10/25/08
72 Lantai Lower Ground 126 days? Sun 6/8/08 Sat 10/25/08
73 Lantai Ground 203 days? Sun 6/29/08 Sat 1/31/09
74 Lantai 1 98 days? Sun 8/17/08 Sat 12/6/08
75 Lantai 2 98 days? Sun 8/17/08 Sat 12/6/08
76 Lantai 3 98 days? Sun 8/17/08 Sat 12/6/08
77 Lantai 5 98 days? Sun 8/31/08 Sat 12/20/08
78 Lantai 6 98 days? Sun 8/31/08 Sat 12/20/08
79 Lantai 7 98 days? Sun 8/31/08 Sat 12/20/08
80 Lantai 8 98 days? Sun 9/21/08 Sat 1/10/09
81 Lantai 9 98 days? Sun 9/21/08 Sat 1/10/09
82 Lantai 10 98 days? Sun 9/21/08 Sat 1/10/09
83 Lantai 11 98 days? Sun 10/19/08 Sat 1/24/09
84 Lantai 12 98 days? Sun 10/19/08 Sat 1/24/09
85 Lantai 15 98 days? Sun 10/19/08 Sat 1/24/09
86 Lantai 16 98 days? Sun 11/9/08 Sat 2/14/09
87 Lantai 17 98 days? Sun 11/9/08 Sat 2/14/09
88 Lantai 18 98 days? Sun 11/9/08 Sat 2/14/09
89 Lantai 19 98 days? Sun 11/30/08 Sat 3/7/09
90 Lantai 20 98 days? Sun 11/30/08 Sat 3/7/09

Gambar 4.7. Bar Chart Pada Proyek Gedung The Lavande Apartment (2/3)

65
ID Task Name Duration Start Finish
Qtr 2, 2008 Qtr 3, 2008 Qtr 4, 2008 Qtr 1, 2009 Qtr 2, 2009 Qtr 3, 2009 Qtr 4, 2009 Qtr 1, 2010
Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb
91 Lantai 21 98 days? Sun 11/30/08 Sat 3/7/09
92 Lantai 23 98 days? Sun 12/21/08 Sat 3/28/09
93 Lantai 25 98 days? Sun 12/21/08 Sat 3/28/09
94 Lantai 26 98 days? Sun 12/21/08 Sat 3/28/09
95 Lantai 27 98 days? Sun 1/11/09 Sat 4/18/09
96 Lantai 28 98 days? Sun 1/11/09 Sat 4/18/09
97 Lantai 29 98 days? Sun 1/11/09 Sat 4/18/09
98 Lantai 30 98 days? Sun 2/1/09 Sat 5/9/09
99 Lantai 31 98 days? Sun 2/1/09 Sat 5/9/09
100 Lantai 32 98 days? Sun 2/1/09 Sat 5/9/09
101 Lantai 33 98 days? Sun 2/15/09 Sat 5/23/09
102 Lantai 35 98 days? Sun 2/15/09 Sat 5/23/09
103 Lantai Atap & Ruang Mesin 63 days? Sun 4/26/09 Sat 6/27/09
104 Bangunan Fasilitas 77 days? Sun 5/10/09 Sat 7/25/09
105 PEKERJAAN LUAR 203 days? Sun 2/1/09 Sat 8/22/09
106 PEKERJAAN PLUMBING 483 days? Sun 4/13/08 Sat 8/8/09
107 Instalasi 483 days? Sun 4/13/08 Sat 8/8/09
108 Basement 56 days? Sun 4/13/08 Sat 6/7/08
109 Lantai Lower Ground 70 days? Sun 6/22/08 Sat 8/30/08
110 Lantai Ground 63 days? Sun 7/6/08 Sat 9/6/08
111 Lantai 1 49 days? Sun 8/31/08 Sat 11/1/08
112 Lantai 2 42 days? Sun 9/21/08 Sat 11/15/08
113 Lantai 3 42 days? Sun 10/12/08 Sat 11/22/08
114 Lantai 5 42 days? Sun 10/19/08 Sat 11/29/08
115 Lantai 6 42 days? Sun 10/26/08 Sat 12/6/08
116 Lantai 7 42 days? Sun 11/2/08 Sat 12/13/08
117 Lantai 8 42 days? Sun 11/9/08 Sat 12/20/08
118 Lantai 9 42 days? Sun 11/23/08 Sat 1/3/09
119 Lantai 10 42 days? Sun 11/30/08 Sat 1/10/09
120 Lantai 11 42 days? Sun 12/7/08 Sat 1/17/09
121 Lantai 12 42 days? Sun 12/14/08 Sat 1/24/09
122 Lantai 15 42 days? Sun 12/21/08 Sat 1/31/09
123 Lantai 16 42 days? Sun 12/28/08 Sat 2/7/09
124 Lantai 17 42 days? Sun 1/4/09 Sat 2/14/09
125 Lantai 18 42 days? Sun 1/18/09 Sat 2/28/09
126 Lantai 19 42 days? Sun 1/25/09 Sat 3/7/09
127 Lantai 20 42 days? Sun 2/1/09 Sat 3/14/09
128 Lantai 21 42 days? Sun 2/8/09 Sat 3/21/09
129 Lantai 23 42 days? Sun 2/15/09 Sat 3/28/09
130 Lantai 25 42 days? Sun 2/22/09 Sat 4/4/09
131 Lantai 26 35 days? Sun 3/1/09 Sat 4/4/09
132 Lantai 27 35 days? Sun 3/8/09 Sat 4/11/09
133 Lantai 28 35 days? Sun 3/22/09 Sat 4/25/09
134 Lantai 29 35 days? Sun 3/29/09 Sat 5/2/09
135 Lantai 30 35 days? Sun 4/5/09 Sat 5/9/09
136 Lantai 31 35 days? Sun 4/5/09 Sat 5/9/09
137 Lantai 32 35 days? Sun 4/12/09 Sat 5/16/09
138 Lantai 33 35 days? Sun 4/19/09 Sat 5/23/09
139 Lantai 35 35 days? Sun 5/3/09 Sat 6/6/09
140 Lantai Atap & Ruang Mesin 42 days? Sun 5/17/09 Sat 6/27/09
141 Pekerjaan Luar 189 days? Sun 2/1/09 Sat 8/8/09
142 Peralatan Utama 14 days? Sun 1/18/09 Sat 4/25/09
143 Instalasi Vertical 280 days? Sun 10/12/08 Sat 7/18/09
144 Pekerjaan Lain-lain 42 days? Sun 6/28/09 Sat 8/8/09
145 PROVISIONAL SUM 287 days? Sun 10/12/08 Sat 7/25/09

Gambar 4.7. Bar Chart Pada Proyek Gedung The Lavande Apartment (3/3)

66
4.1.2. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan Proyek Jalan
4.1.2.1. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek Jalan Pati-
Rembang-Bulu
Proyek Pembangunan Jalan Pati-Rembang-Bulu berawal di daerah Lasem dari STA
0+000 (KM SMG 128+000) dan berakhir di kota Sluke (KM SMG 133+400), kemudian
dilanjutkan lagi KM 158+850 sampai KM 159+350 dengan panjang efektif 5,9 Km. Nilai
kontrak paket pekerjaan ini sebesar Rp. 30.763.904.994,00. dengan durasi waktu 14 bulan
kalender yang dimulai pada tahun 2008 sampai 2009, dan sebagai pelaksana pekerjaan
adalah PT. DELTAMARGA ADYATAMA. Adapun data yang didapatkan adalah berupa
metode Bar Chart, untuk menyederhanakan tampilan dalam penyajian data, dari data yang
didapat tersebut kemudian dibuat ke dalam format MS Project. Untuk warna hitam adalah
merupakan heading dari kumpulan item kegiatan di bawahnya. Sedangkan warna biru
adalah merupakan kumpulan sub heading dari item kegiatan di atasnya. Adapun bagan
balok yang yang terputus adalah merupakan kegiatan splitable. Untuk jadwal kegiatan pada
proyek jalan Pati-Rembang-Bulu dapat dilihat pada gambar 4.8 di bawah ini :
ID Task Name Duration Start Finish
Qtr 4, 2008 Qtr 1, 2009 Qtr 2, 2009 Qtr 3, 2009 Qtr 4, 2009 Qtr 1, 2010 Qtr 2, 2010
Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun
1 PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN TRENGGULI-KUDUS-PATI 375 days? Thu 11/20/08 Sun 12/13/09
2 UMUM 67 days? Thu 11/20/08 Sun 1/25/09
3 DRAINASE 140 days Mon 4/20/09 Sun 11/1/09
4 PEKERJAAN TANAH 217 days Mon 2/2/09 Sun 11/1/09
5 PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN 42 days? Mon 10/19/09 Sun 11/29/09
6 PERKERASAN BERBUTIR 133 days Mon 4/13/09 Sun 10/18/09
7 PERKERASAN ASPAL 178 days? Mon 2/2/09 Sun 11/15/09
8 STRUKTUR 196 days? Mon 3/30/09 Sun 10/25/09
9 PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR 131 days? Mon 12/1/08 Sun 12/13/09
10 PEKERJAAN HARIAN 7 days? Mon 10/19/09 Sun 10/25/09
11 PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN 357 days? Mon 12/8/08 Sun 12/13/09

Gambar 4.8. Bar Chart Pada Proyek Jalan Pati-Rembang-Bulu

4.1.2.2. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek Jalan dan
Jembatan Trengguli-Kudus-Pati
Proyek Jalan dan Jembatan Trengguli-Kudus-Pati dilaksanakan dengan durasi 19
bulan kalender dimulai tahun 2008 sampai tahun 2009, dengan pelaksana proyek PT. Adhi
Karya, PT. Wijaya Karya, PT. Duta Graha Indah, JO. Nilai kontrak proyek ini sebesar Rp.
123. 240.123.400,00 dengan panjang efektif penanganan 22,118 Km. Adapun data yang
didapatkan adalah berupa metode Bar Chart, untuk menyederhanakan tampilan dalam
penyajian data, dari data yang didapat tersebut kemudian dibuat ke dalam format MS

67
Project. Untuk warna hitam adalah merupakan heading dari kumpulan item kegiatan di
bawahnya. Sedangkan warna biru adalah merupakan kumpulan sub heading dari item
kegiatan di atasnya. Adapun bagan balok yang yang terputus adalah merupakan kegiatan
splitable. Untuk jadwal kegiatan pada proyek jalan dan jembatan Trengguli-Kudus-Pati
dapat dilihat pada gambar 4.9 di bawah ini:
ID Task Name Duration Start Finish
Qtr 2, 2008 Qtr 3, 2008 Qtr 4, 2008 Qtr 1, 2009 Qtr 2, 2009 Qtr 3, 2009 Qtr 4, 2009
Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov
1 PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN TRENGGULI-KUDUS-PATI 560 days Mon 4/21/08 Sun 11/15/09
2 UMUM 70 days Mon 4/21/08 Sun 11/15/09
3 DRAINASE 343 days Mon 5/19/08 Sun 5/3/09
4 PEKERJAAN TANAH 392 days Mon 5/12/08 Sun 6/14/09
5 PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN 140 days Mon 4/6/09 Sun 8/23/09
6 PERKERASAN BERBUTIR 357 days Mon 5/26/08 Sun 5/24/09
7 PERKERASAN ASPAL 385 days Mon 7/14/08 Sun 8/9/09
8 STRUKTUR 448 days Mon 6/23/08 Sun 9/20/09
9 PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR 447 days Mon 5/5/08 Sun 11/8/09
10 PEKERJAAN HARIAN 406 days Mon 7/28/08 Sun 9/13/09

Gambar 4.9. Bar Chart Pada Proyek Jalan dan Jembatan Trengguli-Kudus-Pati

4.1.2.3. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek Jalan Weleri-
Semarang
Proyek Jalan Weleri-Semarang ini dikerjakan pada tahun 2006 dengan durasi 7
bulan kalender, dan sebagai pelaksana proyek adalah PT. HUTAMA KARYA. Panjang
penanganan jalan ini adalah 2,9 Km berawal dari KM SMG 33+700 dan berakhir pada KM
SMG 36+600. Sumber dana dari paket pekerjaan ini berasal dari APBN murni dengan nilai
kontrak Rp. 12.000.000.000,00. Adapun data yang didapatkan adalah berupa metode Bar
Chart, untuk menyederhanakan tampilan dalam penyajian data, dari data yang didapat
tersebut kemudian dibuat ke dalam format MS Project. Untuk warna hitam adalah
merupakan heading dari kumpulan item kegiatan di bawahnya. Sedangkan warna biru
adalah merupakan kumpulan sub heading dari item kegiatan di atasnya. Adapun bagan
balok yang yang terputus adalah merupakan kegiatan splitable. Untuk jadwal kegiatan pada
proyek jalan Weleri-Semarang dapat dilihat pada gambar 4.10 di bawah ini :

68
ID Task Name Duration Start Finish
Qtr 2, 2006 Qtr 3, 2006 Qtr 4, 2006 Qtr 1, 2007 Qtr 2, 2007 Qtr 3, 2007 Qtr 4, 2007 Qtr 1, 2008
May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb
1 PEMBANGUNAN JALAN WELERI-SEMARANG 203 days Mon 5/1/06 Fri 12/1/06
2 UMUM 203 days Mon 5/1/06 Fri 12/1/06
3 DRAINASE 91 days Mon 5/29/06 Sun 8/27/06
4 PEKERJAAN TANAH 112 days Mon 5/22/06 Sun 9/24/06
5 PERKERASAN BERBUTIR 14 days Mon 7/17/06 Sun 7/30/06
6 PERKERASAN ASPAL 94 days Mon 7/31/06 Sun 11/19/06
7 STRUKTUR 126 days Mon 6/5/06 Sun 10/8/06
8 PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR 105 days Mon 5/8/06 Fri 12/1/06
9 PEKERJAAN HARIAN 38 days Mon 5/29/06 Wed 10/18/06
10 PEMELIHARAAN RUTIN 203 days Mon 5/1/06 Fri 12/1/06

Gambar 4.10. Bar Chart Pada Proyek Jalan Weleri-Semarang

4.1.2.4. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek Jalan Semarang-
Demak
Proyek Jalan Semarang-Demak merupakan jalan yang mempunyai status jalan
nasional, target dari penanganan jalan ini adalah sepanjang 20,110 km yang dimulai dari
STA. 0+000 (KM SMG 1+000) Kaligawe Semarang sampai STA. 20+110 (KM SMG
21+110) Kota Demak. Nilai kontrak dari proyek adalah sebesar Rp. 128.567.800.000,00
dengan durasi 24 bulan kalender, dan sebagai pelaksana proyeknya adalah JAYA
KONSTRUKSI-DUTA GRAHA JO. Proyek ini mulai dikerjakan pada tahun 2007 sampai
2009. Adapun data yang didapatkan adalah berupa metode Bar Chart, untuk
menyederhanakan tampilan dalam penyajian data, dari data yang didapat tersebut
kemudian dibuat ke dalam format MS Project. Untuk warna hitam adalah merupakan
heading dari kumpulan item kegiatan di bawahnya. Sedangkan warna biru adalah
merupakan kumpulan sub heading dari item kegiatan di atasnya. Adapun bagan balok yang
yang terputus adalah merupakan kegiatan splitable. Untuk jadwal kegiatan pada proyek
jalan Semarang-Demak dapat dilihat pada gambar 4.11 di bawah ini :

69
ID Task Name Duration Start
Half 1, 2008 Half 2, 2008 Half 1, 2009 Half 2, 2009 Half 1, 2010 Half 2, 2010 Half 1, 2011 Half 2, 2011
D J FMAMJ J A SON D J FMA M J J AS OND J FMAM J J A SOND J FMAMJ J A SOND
1 SEMARANG-DEMAK 713 days? Fri 12/14/07
2 GENERAL 713 days Fri 12/14/07
3 DRAINAGE 240 days Mon 2/4/08
4 EARTHWORKS 420 days Fri 3/7/08
5 PAVEMENT WIDENING AND SHOULDERS 180 days Thu 3/5/09
6 GRANULAR PAVEMENT 120 days Thu 4/3/08
7 ASPHALT PAVEMENT 450 days Tue 7/8/08
8 STRUCTURES 630 days Sat 3/1/08
9 REINSTATEMENT AND MINOR WORK 450 days Mon 2/4/08
10 DAYWORK 210 days Thu 4/30/09
11 ROUTINE MAINTENANCE WORK 713 days? Fri 12/14/07

Gambar 4.11. Bar Chart Pada Proyek Jalan Semarang-Demak

4.1.2.5. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek Jalan Demak
Bypass
Pekerjaan pembangunan jalan Demak Bypass terletak di kabupaten Demak dengan
STA. awal di desa Jogoloyo (arah Semarang) dan STA. akhir di desa Mranak (arah
Kudus). Panjang penanganan pekerjaan secara keseluruhan adalah 6,9 Km dengan nilai
kontrak Rp. 40.769.527.599,46. Adapun durasi dari proyek ini adalah 18 bulan kalender
dimulai pada tahun 2007 sampai tahun 2009 dengan pelaksana proyek PT. Lampiri Jaya
Abadi – PT. Baita Sari, JO. Adapun data yang didapatkan adalah berupa metode Bar
Chart, untuk menyederhanakan tampilan dalam penyajian data, dari data yang didapat
tersebut kemudian dibuat ke dalam format MS Project. Untuk warna hitam adalah
merupakan heading dari kumpulan item kegiatan di bawahnya. Sedangkan warna biru
adalah merupakan kumpulan sub heading dari item kegiatan di atasnya. Adapun bagan
balok yang yang terputus adalah merupakan kegiatan splitable. Untuk jadwal kegiatan pada
proyek Jalan Demak Bypass dapat dilihat pada gambar 4.12 di bawah ini :

70
ID Task Name Duration Start Finish
Qtr 1, 2008 Qtr 2, 2008 Qtr 3, 2008 Qtr 4, 2008 Qtr 1, 2009 Qtr 2, 2009 Qtr 3, 2009 Qtr 4, 2009
Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
1 DEMAK BYPASS 528 days Fri 12/7/07 Sun 5/31/09
2 GENERAL 528 days Fri 12/7/07 Sun 5/31/09
3 DRAINAGE 168 days Mon 2/18/08 Sun 12/7/08
4 EARTHWORK 273 days Mon 2/18/08 Sun 1/4/09
5 PAVEMENT WIDENING AND SHOULDER 93 days Sat 12/20/08 Sun 3/22/09
6 GRANULAR PAVEMENT 147 days Mon 5/5/08 Sun 9/28/08
7 ASPHALT PAVEMENT 210 days Mon 10/13/08 Sun 5/10/09
8 STRUCTURES 147 days Mon 2/18/08 Sun 2/1/09
9 REINSTATEMENT AND MINOR WORK 168 days Mon 3/31/08 Sun 5/24/09
10 DAYWORK 28 days Mon 4/13/09 Sun 5/10/09

Gambar 4.12. Bar Chart Pada Proyek Jalan Demak Bypass

4.1.3. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan Proyek Bangunan Air


4.1.3.1. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek Graving Dock
Proyek Graving Dock terletak di Jl. Yos Sudarso, Tanjung Emas, Semarang dengan
kontraktor PT. MODERN SURYA JAYA. Ukuran dari Graving Dock ini adalah
(150x28x8,5) m dengan durasi pekerjaan proyek 19 bulan kalender yang dimulai pada
tahun 2007 sampai dengan tahun 2008. Nilai kontrak dari proyek ini adalah sebesar Rp.
30.368.855.000,00.
Lingkup pekerjaan dari proyek ini adalah pekerjaan persiapan, pekerjaan tanah dan
pengeringan, pekerjaan tiang pancang, sheet pile dan pemancangan, pekerjaan beton,
pekerjaan lain-lain, pekerjaan penahan sementara ujung mulut dock, pekerjaan jalan,
pekerjaan penahan tanah tepi laut, dan pekerjaan lampu penerangan. Untuk warna hitam
adalah merupakan heading dari kumpulan item kegiatan di bawahnya. Sedangkan warna
biru adalah merupakan kumpulan sub heading dari item kegiatan di atasnya. Adapun bagan
balok yang yang terputus adalah merupakan kegiatan splitable, dan yang berwarna merah
adalah merupakan kegiatan kritis. Untuk jadwal kegiatan pada proyek Graving Dock dapat
dilihat pada gambar 4.13 di bawah ini :

71
ID Task Name Duration
Qtr 2, 2007 Qtr 3, 2007 Qtr 4, 2007 Qtr 1, 2008 Qtr 2, 2008 Qtr 3, 2008 Qtr 4, 2008
May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
1 PROYEK DOK GALI 559 days
2 PEKERJAAN PERSIAPAN 546 days
3 Pembersihan Lokasi Lapangan 28 days
4 Pengukuran / Pematokan 35 days
5 Mobilisasi / Demobilisasi 28 days
6 Direksi Keet, Gudang dan Los Kerja 35 days
7 Pemancangan dan Air Kerja 546 days
8 Adiministrasi dan dokumentasi 546 days
9 Pengetesan Beton dan Lain - lain 546 days
10 PEKERJAAN TANAH DAN PENGERINGAN 347 days
11 Galian Tanah 288 days
12 tahap 1 30 days
13 tahap 2 45 days
14 tahap 3 63 days
15 tahap 4 60 days
16 tahap 5 90 days
17 Urugan Pasir termasuk pemadatan 295 days
18 Buang Tanah Galian dan Perataan 80 days
19 Urugan Kembali termasuk pemadatan 50 days
20 Dewatering 227 days
21 Perbaikan Tanah Dengan Grouting 30 days
22 Sirtu di depan Angker Beton 30 days
23 PEKERJAAN TIANG PANCANG, SHEET PILE DAN PEMANCANGAN 494 days
24 Pengadaan Tiang Pancang dia. 40cm L=31m 135 days
25 Pemancangan Tiang Pancang 137 days
26 Pemotongan Kepala Tiang Pancang 190 days
27 Penyambungan Tiang Pancang 90 days
28 Konstruksi Sambungan Tiang dengan Lantai Dock 190 days
29 Loading Test Tarik 35 days
30 Loading Test Tekan 35 days
31 Sewa Sheet Pile Baja (L=12m) 186 days
32 Pembuatan Sudut Sheet Pil e 40 days
33 Pemancangan Sheet Pile Baja 230 days
34 Pencabutan Sheet Pile Baja 175 days
35 WF Penyangga Horizontal 270 days
36 Tiang Penyangga Verti cal 270 days
37 Pengadaan SP Beton 150 days
38 Pemancangan SP Beton 260 days
39 tahap 1 47 days
40 tahap 2 26 days
41 tahap 3 48 days
42 tahap 4 73 days
43 tahap 5 66 days
44 Sambungan SP dengan Dinding Beton 80 days

Gambar 4.13. Linked Bar Chart Pada Proyek Graving Dock (1/2)

72
ID Task Name Duration
Qtr 4, 2007 Qtr 1, 2008 Qtr 2, 2008 Qtr 3, 2008 Qtr 4, 2008
Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
45 PEKERJAAN BETON 290 days
46 Lantai Kerja Beton 240 days
47 Lantai Beton Bertulang 240 days
48 Dinding Beton Bertulang 260 days
53 Balok Tarik Angker dinding dok 150 days
54 Angker Blok Beton tinggi 2m 60 days
55 Expansion Joint 42 days
56 Construction Joint 56 days
57 Concrete Chemical Additive & Grouting Lantai dan Dinding Dok 70 days
58 Pasangan Batu Kali 1Pc : 3Ps, termasuk siar dan plester 180 days
59 Balok Ikat Angker SP 28 days
60 Beton Laminating 150 days
61 Beton Ringan isi Laminating 120 days
62 PEKERJAAN LAIN-LAIN 343 days
63 Beton Rumah Pompa 70 days
64 Rooster Rumah Pompa 30 days
65 Bolder 20 days
66 Fender V ukuran 400H x 1500L didepan mulut dok 14 days
67 Angker Penggantung Fender Karet di dinding dalam dok 7 days
68 Bak Penampung Air 25 days
69 Baja Galvanis dudukan kabel dan pipa 14 days
70 Beton Tangga + Railling 50 days
71 Sheet Pile (YSP II) permanen di bawah pintu dok 14 days
72 Pipa penghisap dia.30cm dari Rumah Pompa ke Got Filter 7 days
73 Pipa intake dia.100cm di Mulut Dok 14 days
74 Keel Block Beton (160x70x130) 60 days
75 Side Block Beton (160x70x130) untuk 2 Stop Block 40 days
76 Jaringan Pipa PVC Berlubang di bawah lantai dok dibungkus 150 days
Geotextile
77 Pipa Pemadam Kebakaran sepanjang dinding dok termasuk Out let 150 days
78 Tangga Monyet 60 days
79 Got filter 20x60cm, termasuk tutup grating di mulut dok 28 days
80 Saluran tepi memanjang 10x30cm di lantai dok 150 days
81 Saluran melintang di lantai dok 5x10cm (setiap jarak 20m) 150 days
82 Arde dari rel sepanjang dock 40 days
83 Pagar railling pipa di atas dinding dok 28 days
84 Stainless Steel pada Balok Pintu dok 30 days
85 PEKERJAAN PENAHAN SEMENTARA UJUNG MULUT DOK 50 days
86 Kisdam Pada Mulut Dok 50 days
87 PEKERJAAN JALAN DENGAN KONSTRUKSI ASPAL PENETRASI 35 days
SELEBAR 6M KELILING TEPI DOK DAN TEPI LAUT
88 Pembuatan Jalan Penetrasi 35 days
89 PEKERJAAN PENAHAN TANAH TEPI LAUT (l=22M) DI KIRI KANAN 30 days
MULUT DOK
90 Penahan Tanah Tepi Laut di kiri kanan mulut dok Sheet Pile Beton 30 days
32cmx50cm, L=12m
91 Pemancangan Sheet Pile 14 days
92 Beton Penguat Sheet Pile 30 days
93 LAMPU PENERANGAN DI DINDING DOK TERMASUK INSTALASI 30 days
DAN PANEL PENERANGAN
94 Lampu Kedap Air 21 days
95 Kabel NYFGBY 4x4 mm2 untuk instalasi 30 days
96 Panel Penerangan 14 days

Gambar 4.13. Linked Bar Chart Pada Proyek Graving Dock (2/2)

73
4.1.3.2. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek Waduk Panohan
Tahap III
Proyek Pembangunan Waduk Panohan Tahap III terletak di Desa Panohan,
Kecamatan Gunem, Rembang, Jateng. Proyek ini dikerjakan oleh KSO PT. PP - PT.
SUJAINCO pada tahun 2007 dengan durasi 6 bulan kalender. Nilai kontrak proyek ini
adalah sebesar Rp. 21.085.032.000,00. Pada pelaksanaan proyek tahap III ini lingkup
pekerjaannya, antara lain : pekerjaan persiapan dan terowongan pengelak. Adapun data
yang didapatkan adalah berupa metode Bar Chart, untuk menyederhanakan tampilan
dalam penyajian data, dari data yang didapat tersebut kemudian dibuat ke dalam format MS
Project. Untuk warna hitam adalah merupakan heading dari kumpulan item kegiatan di
bawahnya. Sedangkan warna biru adalah merupakan kumpulan sub heading dari item
kegiatan di atasnya. Untuk jadwal kegiatan pada proyek Waduk Panohan Tahap III dapat
dilihat pada gambar 4.14 di bawah ini :
ID Task Name Duration Start Finis h
Jun '07 Jul '07 Aug '07 Sep '07 Oct '07 Nov '07 Dec '07
10 17 24 1 8 15 22 29 5 12 19 26 2 9 16 23 30 7 14 21 28 4 11 18 25
1 WADUK PANOHAN TAHAP III #### #### ####Thu 6/14/07 Sat 11/17/07
2 PEKERJAAN PERSIAPAN 31 days? Thu 6/14/07 Sat 7/14/07
3 Barak Kerja 21 days? Sun 6/24/07 Sat 7/14/07
4 Mobilisasi dan Demobilisasi 10 days? Thu 6/14/07 Sat 6/23/07
5 Pengukuran Kembali dan Penggambaran 21 days? Sun 6/24/07 Sat 7/14/07
6 TEROWONGAN PENGELAK #### #### ####Sun 7/15/07 Sat 11/17/07
7 Galian Tanah 7 days? Sun 7/15/07 Sat 7/21/07
8 Galian Batu 14 days? Sun 7/22/07 Sat 8/4/07
9 Lantai Kerja 7 days? Sun 9/2/07 Sat 9/8/07
10 Pengecoran 28 days? Sun 10/21/07 Sat 11/17/07
11 Pembesian 28 days? Sun 9/9/07 Sat 10/6/07
12 Bekisting 28 days? Sun 9/16/07 Sat 10/27/07
13 Water Stop 28 days? Sun 10/21/07 Sat 11/17/07
14 Pemboran untuk Grouting Tirai 14 days? Sun 8/5/07 Sat 8/18/07
15 Grouting Tirai 14 days? Sun 8/19/07 Sat 9/1/07

Gambar 4.14. Bar Chart Pada Proyek Waduk Panohan Tahap III

4.1.3.3. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek Bendungan


Gonggang
Proyek Bendungan Gonggang terletak di aliran sungai Gonggang yang merupakan
anak sungai kali Madiun dengan Daerah Tangkapan Air (DTA) seluas 12,657 Km2 terletak
di Dusun Ledok, Desa Janggan, Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan. Kontraktor
proyek ini adalah PT. Wijaya Karya (Persero) dengan nilai kontrak Rp. 18.309.477.000,00
yang dikerjakan pada tahun 2008 dengan durasi 12 bulan kalender.

74
Lingkup pekerjaan Proyek Bendungan Gonggang, antara lain : pekerjaan persiapan,
pekerjaan bendungan utama, instrumentasi, pekerjaan timbunan, bendung pengelak,
bangunan pelimpah, morning glory, intake dan box culver pengelak gelombang, jalan
akses, bangunan pemecah energi, dan pekerjaan mekanikal. Untuk warna hitam adalah
merupakan heading dari kumpulan item kegiatan di bawahnya. Sedangkan warna biru
adalah merupakan kumpulan sub heading dari item kegiatan di atasnya. Adapun bagan
balok yang yang terputus adalah merupakan kegiatan splitable. Untuk jadwal kegiatan pada
proyek Bendungan Gonggang dapat dilihat pada gambar 4.15 di bawah ini :
ID Task Name Duration Start Finish
Qtr 1, 2008 Qtr 2, 2008 Qtr 3, 2008 Qtr 4, 2008 Qtr 1, 2009 Qtr 2, 2009
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr
1 BANGUNAN BENDUNGAN GONGGANG #### #### #### Tue 1/1/08 Sun 12/28/08
2 PEKERJAAN PERSIAPAN 356 days? Tue 1/1/08 Sun 12/28/08
3 PEKERJAAN BENDUNGAN UTAMA 70 days? Mon 4/21/08 Sun 6/29/08
4 INSTRUMENTASI 140 days? Mon 7/14/08 Sun 12/7/08
5 PEKERJAAN TIMBUNAN 147 days? Mon 7/21/08 Sun 12/21/08
6 BENDUNG PENGELAK 161 days? Mon 2/4/08 Sun 7/13/08
7 BANGUNAN PELIMPAH 69 days? Mon 2/4/08 Sun 12/14/08
8 MORNING GLORY 307 days? Tue 1/1/08 Sun 11/9/08
9 INTAKE DAN BOX CULVERT PENGELAK GELOMBANG 52 days? Mon 3/31/08 Sun 6/29/08
10 JALAN AKSES 35 days? Mon 7/14/08 Sun 8/17/08
11 BANGUNAN PEMECAH ENERGI 252 days? Mon 2/4/08 Sun 11/30/08
12 PEKERJAAN MEKANIKAL 45 days? Fri 6/13/08 Sun 7/27/08

Gambar 4.15. Bar Chart Pada Proyek Bendungan Gonggang

4.1.3.4. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek Sabo DAM PU-
RD3
Proyek Pembangunan Sabo Dam PU-RD3 terletak di Desa Srumbung, Kecamatan
Srumbung, Magelang, Jawa Tengah. Nilai kontrak dari proyek ini sebesar Rp.
157.101.126.606,49 yang dikerjakan oleh Shimizu-Wijaya Karya JO. Durasi pelaksanaan
proyek ini adalah 9 bulan kalender yang dikerjakan pada tahun 2009.
Secara garis besar lingkup pekerjaan proyek ini antara lain: pekerjaan pembersihan
lahan dan stripping, demolishing (pembongkaran), pekerjaan galian, pekerjaan timbunan,
backfill, pekerjaan pembetonan, pekerjaan pasangan batu kali, pekerjaan jalan, dan
pekerjaan lain-lain. Adapun data yang didapatkan adalah berupa metode Bar Chart, untuk
menyederhanakan tampilan dalam penyajian data, dari data yang didapat tersebut
kemudian dibuat ke dalam format MS Project. Untuk warna hitam adalah merupakan
heading dari kumpulan item kegiatan di bawahnya. Sedangkan warna biru adalah

75
merupakan kumpulan sub heading dari item kegiatan di atasnya. Untuk jadwal kegiatan
pada proyek Sabo DAM PU RD-3 dapat dilihat pada gambar 4.16 di bawah ini :
ID Task Name Duration Start
Qtr 2, 2009 Qtr 3, 2009 Qtr 4, 2009 Qtr 1, 2010 Qtr 2, 2010 Qtr 3, 2010 Qtr 4, 2010
May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
1 PEMBANGUNAN SABO DAM PU-RD3 264 days? Wed 5/6/09
2 LAND CLEARING AND STRIPPING 28 days? Mon 5/25/09
3 DEMOLISHING 0 days Wed 5/6/09 5/6
4 EXCAVASION 134 days? Sun 6/21/09
5 EMBANKMENT 35 days? Mon 10/26/09
6 BACKFILL 84 days? Mon 8/31/09
7 CONCRETE WORKS 168 days? Mon 7/6/09
8 MASONRY WORKS 147 days? Mon 8/31/09
9 ROAD WORKS 0 days Wed 5/6/09 5/6
10 OTHERS 126 days? Mon 9/28/09

Gambar 4.16. Bar Chart Pada Proyek Sabo DAM PU-RD3

4.1.3.5. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek Embung


Tambakboyo Tahap V
Proyek Embung Tambakboyo Tahap V terletak di Kabupaten Sleman, Propinsi
DIY. Proyek ini dikerjakan pada tahun 2007 dengan pelaksana PT. Adhi Karya (Persero)
Tbk. Durasi dari kegiatan proyek ini adalah 6 bulan kalender dengan nilai kontrak Rp.
17.632.249.137,00. Ruang lingkup pekerjaan proyek ini meliputi : pekerjaan persiapan,
pekerjaan tanah, pekerjaan beton, pekerjaan pasangan, dan pekerjaan lain-lain. Adapun
data yang didapatkan adalah berupa metode Bar Chart, untuk menyederhanakan tampilan
dalam penyajian data, dari data yang didapat tersebut kemudian dibuat ke dalam format MS
Project. Untuk warna hitam adalah merupakan heading dari kumpulan item kegiatan di
bawahnya. Sedangkan warna biru adalah merupakan kumpulan sub heading dari item
kegiatan di atasnya. Untuk jadwal kegiatan pada proyek Embung Tambakboyo Tahap V
dapat dilihat pada gambar 4.17 di bawah ini :
ID Task Name Duration Start
Qtr 2, 2007 Qtr 3, 2007 Qtr 4, 2007 Qtr 1, 2008 Qtr 2, 2008 Qtr 3, 2008 Qtr 4, 2008
May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct
1 PEMBANGUNAN EMBUNG TAMBAKBOYO TAHAP IV 178 days? Tue 5/22/07
2 PEKERJAAN PERSIAPAN 0 days Tue 5/22/07 5/22
3 PEKERJAAN TANAH 158 days? Tue 5/22/07
4 PEKERJAAN BETON 128 days? Thu 6/21/07
5 PEKERJAAN PASANGAN 168 days? Fri 6/1/07
6 PEKERJAAN LAIN-LAIN 128 days? Sun 7/1/07

Gambar 4.17. Bar Chart Pada Proyek Embung Tambakboyo Tahap V

76
4.2. Tabulasi Data
Adapun tabulasi data metode perencanaan dan penjadwalan proyek dari 15 proyek
konstruksi yang terdiri dari 5 proyek gedung, 5 proyek jalan, dan 5 proyek bangunan air
yang digunakan sebagai studi kasus pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2. Data Metode Penjadwalan Pada Proyek Gedung :


Metode
No. Tahun Proyek Nilai Kontrak Durasi Penjadwalan
Linked Bar Chart,
1 2009-2010 Teaching Hospital, terdiri dari : Rp.137.160.429.000,00 17 bulan kalender PDM
Gedung A
Gedung B
Gedung C
2 2007-2009 RSUD Kota Pekalongan Rp. 54.998.200.000,00 18 bulan kalender Bar Chart
Seasons City (Mall dan
3 2006-2009 Apartment) Rp. 577.082.000.000,00 39 bulan kalender Bar Chart
Mangga Dua Hotel dan
4 2007-2008 Residence Rp. 52.500.000.000,00 14 bulan kalender Bar Chart
5 2008-2009 The Lavande Apartment Rp. 130.000.000.000,00 18 bulan kalender Bar Chart

Tabel 4.3. Data Metode Penjadwalan Pada Proyek Jalan :


Metode
No. Tahun Proyek Nilai Kontrak Durasi Penjadwalan
Pembangunan Jalan Pati-
1 2008-2009 Rembang-Bulu Rp. 30.763.904.994,00 14 bulan kalender Bar Chart
Pembangunan Jalan dan
Jembatan Trengguli-Kudus-
2 2008-2009 Pati Rp. 123.240.123.600,00 19 bulan kalender Bar Chart
Pembangunan Jalan Weleri-
3 2006 Semarang Rp. 12.000.000.000,00 7 bulan kalender Bar Chart
Pembangunan Jalan Semarang-
4 2007-2009 Demak Rp. 128.567.800.000,00 24 bulan kalender Bar Chart
5 2007-2009 Demak Bypass Rp. 40.769.527.599,46 18 bulan kalender Bar Chart

Tabel 4.4. Data Metode Penjadwalan Pada Proyek Bangunan Air :


Metode
No. Tahun Proyek Nilai Kontrak Durasi Penjadwalan
Linked Bar Chart,
1 2007-2008 Graving Dock Rp. 30.368.855.000,00 19 bulan kalender PDM
2 2007 Waduk Panohan tahap III Rp. 54.998.200.000,00 6 bulan kalender Bar Chart
3 2008 Bendungan Gonggang Rp. 18.309.477.000,00 12 bulan kalender Bar Chart
4 2009 Sabo DAM PU-RD3 Rp. 157.101.126.606,49 9 bulan kalender Bar Chart
5 2007 Embung Tambakboyo tahap V Rp. 17.632.249.137,00 6 bulan kalender Bar Chart

Dari tabulasi data penjadwalan di atas dapat dilihat bahwa metode Bar Chart masih
sangat populer dan digunakan secara luas untuk perencanaan dan penjadwalan proyek-
proyek konstruksi, baik proyek konstruksi gedung, jalan, dan bangunan air. Hanya
sebagian kecil saja pada studi kasus di atas yang menggunakan metode perencanaan dan
penjadwalan proyek yang lain, yaitu Linked Bar Chart, PDM.

77
BAB V
PEMBAHASAN

5.1. Hasil Analisa Data


Dari 15 proyek yang dijadikan studi kasus pada bab sebelumnya, yang terdiri dari 5
proyek bangunan gedung, 5 proyek jalan, dan 5 proyek bangunan air, hanya 2 proyek
(13%) yang menggunakan metode PDM, dan yang lainnya 13 proyek (87%) menggunakan
metode Bar Chart. Hal itu dapat dilihat pada grafik 5.1 di bawah ini.

13%

87%

Linked Bar Chart Bar Chart

Gambar 5.1. Grafik Persentase Penggunaan Metode Bar Chart

Oleh karena itu, untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan, serta perbandingan masing-
masing metode perencanaan dan penjadwalan proyek yang meliputi metode Bar Chart,
CPM, PDM, PERT, LoB, dan Time Chainage Diagram akan diambil 3 sampel proyek
yang terdiri dari: 1 proyek bangunan gedung, 1 proyek jalan, dan 1 proyek bangunan air.
Dari data yang ada, yaitu metode Bar Chart atau Linked Bar Chart akan diubah ke dalam
metode CPM, PDM, PERT, LoB, dan Time Chainage Diagram.
Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan data yang ada, kemudian
dilakukan elaborasi dan perbandingan baik dari segi penggunaan metode, perhitungan
kecepatan produksi, logika ketergantungan, lintasan kritis, hambatan/gangguan pada
aktifitas kegiatan, maupun dari segi main features. Dari hasil analisis tersebut, kelebihan
dan kekurangan dari masing-masing metode perencanaan dan penjadwalan proyek dapat
diketahui. Adapun yang akan dijadikan sebagai sampel pada analisis ini adalah proyek
Teaching Hospital Gedung A, proyek Jalan Demak Bypass, dan proyek Graving Dock.

78
5.1.1. Analisa Hubungan Logika Ketergantungan Pada Proyek Teaching Hospital
Gedung A
Data awal yang diperoleh dari proyek Teaching Hospital Gedung A ini adalah
berupa metode Linked Bar Chart, yang merupakan hasil dari metode PDM dengan
menggunakan bantuan Software Microsof Project. Dari data metode penjadwalan tersebut
terlihat bahwa hubungan logika ketergantungan yang digunakan antara satu item kegiatan
dengan item kegiatan yang lain banyak menggunakan hubungan SS (Start to Start)
daripada 3 hubungan logika ketergantungan yang lain yaitu; SF (Start to Finish), FS
(Finish to Start), FF (Finish to Finish). Lihat Gambar 5.2 di bawah ini:
ID Task Name Durati on Start Finis h Predecessors
Qtr 1, 2009 Qtr 3, 2009 Qtr 1, 2010 Qtr 3, 2010
M-1 M2 M4 M6 M8 M10 M12 M14 M16 M18
1
2 INTEGRATED DIPONEGORO UNIVERSITY DEVELOPMENT PROJECT
477 days-IDB Thu 2/12/09 Fri 7/9/10
3 START 0 days Thu 2/12/09 Thu 2/12/09 2/12
4 TEACHING HOSPITAL 477 days Thu 2/12/09 Fri 7/9/10
5 PREPARATION 300 days Thu 2/12/09 Tue 12/8/09 3SS 2/12 12/8
6 TEACHING HOSPITAL BUILDING A 319 days Sun 3/29/09 Wed 2/10/10
7 STRUCTURE WORK 155 days Sun 3/29/09 Sun 8/30/09
8 1st Floor 60 days Sun 3/29/09 Wed 5/27/09
9 FOUNDATION 16 days Sun 3/29/09 Mon 4/13/09 5SS+45 days 3/29 4/13
10 TIE BEAM 16 days Wed 4/8/09 Thu 4/23/09 9SS+10 days 4/8 4/23
11 COLUMN 30 days Sat 4/18/09 Sun 5/17/09 10SS+10 days 4/18 5/17
12 BEAM & SLAB 30 days Tue 4/28/09 Wed 5/27/09 11SS+10 days 4/28 5/27
13 2nd Floor 50 days Wed 5/13/09 Wed 7/1/09
14 COLUMN 30 days Wed 5/13/09 Thu 6/11/09 12SS+15 days 5/13 6/11
15 GIRDER 30 days Sat 5/23/09 Sun 6/21/09 14SS+10 days 5/23 6/21
16 BEAM & SLAB 30 days Tue 6/2/09 Wed 7/1/09 15SS+10 days 6/2 7/1
17 3rd Floor 50 days Wed 6/17/09 Wed 8/5/09
18 COLUMN 30 days Wed 6/17/09 Thu 7/16/09 16SS+15 days 6/17 7/16
19 GIRDER 30 days Sat 6/27/09 Sun 7/26/09 18SS+10 days 6/27 7/26
20 BEAM & SLAB 30 days Tue 7/7/09 Wed 8/5/09 19SS+10 days 7/7 8/5
21 Roof plan 40 days Wed 7/22/09 Sun 8/30/09
22 GIRDER 30 days Wed 7/22/09 Thu 8/20/09 20SS+15 days 7/22 8/20
23 SLAB & BEAM 30 days Sat 8/1/09 Sun 8/30/09 22SS+10 days 8/1 8/30

Gambar 5.2. Linked Bar Chart Teaching Hospital Gedung A

Hubungan logika ketergantungan SS ini memiliki kelemahan apabila tidak ada


hubungan logika ketergantungan pengunci di akhir item kegiatan tersebut. Karena ada
potensi keterlambatan yang tidak dapat terdeteksi oleh hubungan logika ketergantungan SS
ini. Misalnya pada pekerjaan Column dan Beam & Slab pada lantai satu yang sama-sama
memiliki durasi 30 hari dengan hubungan logika ketergantungan SS+10 hari. Lihat gambar
5.2. Linked Bar Chart Column, Beam & Slab Lantai 1.

79
COLUMN 30 days 4/18 5/17
BEAM & SLAB 30 days 4/28 5/27

FOUNDATION 163 /29


days 4/13
TIE BEAM 16 days 4/8 4/23
COLUMN 55 days 4/18 6/11
BEAM & SLAB 30 days 4/28 5/27

Gambar 5.3. Efek Perubahan Durasi Linked Bar Chart Column,


Beam & Slab Lantai 1 Dengan Hubungan SS

Apabila terjadi keterlambatan pada pekerjaan Column lantai 1, misalnya dari 30 hari
menjadi 55 hari, maka hubungan logika ketergantungan antara Column dan Beam & Slab
menjadi tidak logis (lihat gambar 5.3), karena pekerjaan Beam & Slab dapat selesai lebih
dulu sebelum pekerjaan Column selesai. Atau dengan kata lain, efek keterlambatan pada
pekerjaan Column tidak dapat terdeteksi secara langsung oleh jadwal. Hal ini disebabkan
karena tidak ada hubungan logika ketergantungan pengunci di akhir item pekerjaan
Column dengan Beam. & Slab.
Selain itu, ada kelemahan lain di dalam paket software ini, di mana tidak boleh ada
2 hubungan logika ketergantungan antara predecessor (pekerjaan yang mendahului) dan
successor (pekerjaan yang mengikuti) pada item pekerjaan yang sama. Misalnya tidak
boleh ada hubungan SS dan FF sekaligus antara pekerjaan Column dan Beam & Slab.
Sehingga apabila terjadi keterlambatan tidak dapat terdeteksi secara langsung. Kelemahan
tersebut dapat dilihat pada pesan yang ditampilkan pada gambar di bawah ini.

Gambar 5.4. Kelemahan Paket Software MS Project

80
Isi dari pesan yang ditampilkan tersebut adalah “There was a problem linking these task.
You cannot link a predecessor task twice to the same successor task”.
Oleh karena itu, akan lebih baik apabila menggunakan hubungan logika
ketergantungan FS daripada SS. Karena dengan FS efek dari keterlambatan kegiatan yang
mendahului akan langsung dapat terdeteksi oleh kegiatan yang mengikutinya. Lihat
ilustrasi di bawah ini

Task Name Duration Predecessors


Qtr 1, 2009
M2 M4 M6
1st Floor 60 days
FOUNDATION 16 days 5SS+45 days 3/29 4/13
TIE BEAM 16 days 9SS+10 days 4/8 4/23
COLUMN 30 days 10SS+10 days 4/18 5/17
BEAM & SLAB 30 days 11FS-20 days 4/28 5/27

Task Name Duration Predecessors


Qtr 1, 2009 Qtr 3, 2009
M2 M4 M6
1st Floor 85 days
FOUNDATION 16 days 5SS+45 days 3/29 4/13
TIE BEAM 16 days 9SS+10 days 4/8 4/23
COLUMN 55 days 10SS+10 days 4/18 6/11
BEAM & SLAB 30 days 11FS-20 days 5/23 6/21

Gambar 5.5. Efek Perubahan Durasi Linked Bar Chart Column,


Beam & Slab Lantai 1 Dengan Hubungan FS

Dari gambar 5.5 di atas dapat dilihat bahwasannya, hubungan logika


ketergantungan FS memperlihatkan hasil yang lebih baik daripada hubungan logika
ketergantungan SS (lihat gambar 5.3). Di mana efek dari keterlambatan pada item kegiatan
yang mendahului dapat terdeteksi secara langsung oleh kegiatan yang mengikutinya.
Sebagaimana ilustrasi di atas pekerjaan Beam & Slab juga akan ikut terlambat ketika
pekerjaan Column terlambat. Oleh karena itu, agar efek dari keterlambatan dapat terdeteksi
secara langsung maka lebih baik apabila menggunakan hubungan logika ketergantungan
FS daripada SS.

81
5.1.2. Elaborasi Metode Perencanaan dan Penjadwalan Proyek dengan Bar Chart
Proses penyusunan diagram pertama kali adalah dengan membuat daftar seluruh
item kegiatan yang ada (List of Activity) dalam rencana pelaksanaan proyek tersebut.
Kemudian membuat WBS (Work Breakdown Structure). Selanjutnya adalah membuat urut-
urutan pekerjaan, disusun berdasarkan prioritas item kegiatan yang akan dilaksanakan lebih
dahulu dan item kegiatan yang akan dilaksanakan kemudian, tanpa mengenyampingkan
kemungkinan pelaksanaan pekerjaan secara bersamaan. Kemudian memperkirakan waktu
pelaksanaan proyek tersebut. Adapun Bar Chart yang akan disajikan adalah berasal dari
proyek Teaching Hospital Gedung A, Jalan Demak Bypass, dan Graving Dock.

5.1.2.1. Bar Chart Proyek Teaching Hospital Gedung A


Agar tidak ada item kegiatan yang tercecer maka dibuatlah List of Activity (daftar
item kegiatan), item kegiatan yang ada pada proyek gedung Teaching Hospital A ini
dikelompokkan ke dalam 3 Heading utama, yaitu Preparation, Sructure Work, dan
Architecture Work. Kemudian item kegiatan Sructure Work, dan Architecture Work
masing-masing dibagi ke dalam 4 Sub Heading, yaitu 1st Floor, 2nd Floor, 3rd Floor, dan
Roof Plan. Kemudian dari tiap lantai tersebut item kegiatannya di Breakdown lagi. Untuk
lebih jelasnya daftar item kegiatan pada proyek gedung Teaching Hospital Gedung A, dan
WBS (Work Breakdown Structure) sekaligus perkiraan durasi dari masing-masing item
kegiatan ditunjukkan pada Tabel 5.1 sebagai berikut :

82
Tabel 5.1. List of Activity dan Durasi Pada Proyek Teaching Hospital Gedung A
ID JENIS PEKERJAAN DURASI (days)
I PREPARATION 300
II STRUCTURE WORK
2.1 1st Floor
2.1.1 FOUNDATION 16
2.1.2 TIE BEAM 16
2.1.3 COLUMN 30
2.1.4 BEAM & SLAB 30
2.2 2nd Floor
2.2.1 COLUMN 30
2.2.2 GIRDER 30
2.2.3 BEAM & SLAB 30
2.3 3rd Floor
2.3.1 COLUMN 30
2.3.2 GIRDER 30
2.3.3 BEAM & SLAB 30
2.4 Roof plan
2.4.1 GIRDER 30
2.4.2 SLAB & BEAM 30
III ARCHITECTURE WORK
3.1 1st Floor
3.1.1 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 80
3.1.2 DOOR AND WINDOW 40
3.1.3 CEILING FINISHES 40
3.1.4 SANITAIRS WORK 25
3.1.5 PAINTING WORK 45
3.1.6 OTHERS WORK 20
3.2 2nd Floor
3.2.1 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 80
3.2.2 DOOR AND WINDOW 40
3.2.3 CEILING FINISHES 40
3.2.4 SANITAIRS WORK 25
3.2.5 PAINTING WORK 45
3.2.6 OTHERS WORK 20
3.3 3rd Floor
3.3.1 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 80
3.3.2 DOOR AND WINDOW 40
3.3.3 CEILING FINISHES 40
3.3.4 SANITAIRS WORK 25
3.3.5 PAINTING WORK 45
3.3.6 OTHERS WORK 20
3.4 Roof plan
3.4.1 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 35
3.4.2 CEILING FINISHES 45
3.4.3 PAINTING WORK 30
3.4.4 OTHERS WORK 20

Terlihat dari tabel 5.1 di atas ada beberapa item kegiatan yang berulang pada tiap
lantainya, baik pada Structure Work maupun pada Architecture Work. Item kegiatan yang
berulang pada Structure Work adalah Column, Girder, Beam & Slab. Sedangkan pada
Architecture Work item kegiatan yang berulang adalah Masonry Wall and Wall Finishes,
Door & Window, Ceiling Finishes, Sanitairs Work, Painting Work, dan Others Work.
Adapun Bar Chart dari Proyek Teaching Hospital Gedung A adalah sebagai berikut:

83
ID Task Name Duration
Qtr 1, 2009 Qtr 2, 2009 Qtr 3, 2009 Qtr 4, 2009 Qtr 1, 2010
Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar
1 INTEGRATED DIPONEGORO UNIVERSITY DEVELOPMENT PROJECT -IDB
364 days
2 TEACHING HOSPITAL 364 days
3 PREPARATION 300 days
4 TEACHING HOSPITAL BUILDING A 319 days
5 STRUCTURE W ORK 155 days
6 1st Floor 60 days
7 FOUNDATION 16 days
8 TIE BEAM 16 days
9 COLUMN 30 days
10 BEAM & SLAB 30 days
11 2nd Floor 50 days
12 COLUMN 30 days
13 GIRDER 30 days
14 BEAM & SLAB 30 days
15 3rd Floor 50 days
16 COLUMN 30 days
17 GIRDER 30 days
18 BEAM & SLAB 30 days
19 Roof plan 40 days
20 GIRDER 30 days
21 SLAB & BEAM 30 days
22 ARCHITECTURE W ORK 216 days
23 1st Floor 90 days
24 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 80 days
25 DOOR AND WINDOW 40 days
26 CEILING FINISHES 40 days
27 SANITAIRS WORK 25 days
28 PAINTING WORK 45 days
29 OTHERS WORK 20 days
30 2nd Floor 90 days
31 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 80 days
32 DOOR AND WINDOW 40 days
33 CEILING FINISHES 40 days
34 SANITAIRS WORK 25 days
35 PAINTING WORK 45 days
36 OTHERS WORK 20 days
37 3rd Floor 90 days
38 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 80 days
39 DOOR AND WINDOW 40 days
40 CEILING FINISHES 40 days
41 SANITAIRS WORK 25 days
42 PAINTING WORK 45 days
43 OTHERS WORK 20 days
44 Roof plan 55 days
45 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 35 days
46 CEILING FINISHES 45 days
47 PAINTING WORK 30 days
48 OTHERS WORK 20 days

Gambar 5.6. Bar Chart Proyek Teaching Hospital Gedung A

84
5.1.2.2. Bar Chart Proyek Jalan Demak Bypass
Item kegiatan pada proyek Jalan Demak Bypass ini terbagi ke dalam 9 Heading
Utama, yaitu General, Drainage, Earthwork, Pavement Widening and Shoulder, Granular
Pavement, Asphalt Pavement, Structures, Reinstatement and Minor Work, Daywork. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.2 di bawah ini.

Tabel 5.2. List of Activity dan Durasi Pada Proyek Jalan Demak Bypass
ID JENIS PEKERJAAN DURASI (days)
I GENERAL 528
II DRAINAGE 168
III EARTHWORK 273
IV PAVEMENT WIDENING AND SHOULDER 93
V GRANULAR PAVEMENT 147
VI ASPHALT PAVEMENT 210
VII STRUCTURES 147
VIII REINSTATEMENT AND MINOR WORK 168
IX DAYWORK 28

Sedangkan Bar Chart dari proyek Jalan Demak Bypass diperlihatkan pada gambar 5.7 di
bawah ini
ID Task Name Duration Start Finish
Qtr 1, 2008 Qtr 2, 2008 Qtr 3, 2008 Qtr 4, 2008 Qtr 1, 2009 Qtr 2, 2009
Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun
1 DEMAK BYPASS 528 days Fri 12/7/07 Sun 5/31/09
2 GENERAL 528 days Fri 12/7/07 Sun 5/31/09
3 DRAINAGE 168 days Mon 2/18/08 Sun 12/7/08
4 EARTHWORK 273 days Mon 2/18/08 Sun 1/4/09
5 PAVEMENT WIDENING AND SHOULDER 93 days Sat 12/20/08 Sun 3/22/09
6 GRANULAR PAVEMENT 147 days Mon 5/5/08 Sun 9/28/08
7 ASPHALT PAVEMENT 210 days Mon 10/13/08 Sun 5/10/09
8 STRUCTURES 147 days Mon 2/18/08 Sun 2/1/09
9 REINSTATEMENT AND MINOR WORK 168 days Mon 3/31/08 Sun 5/24/09
10 DAYWORK 28 days Mon 4/13/09 Sun 5/10/09

Gambar 5.7. Bar Chart Proyek Jalan Demak Bypass

85
5.1.2.3. Bar Chart Proyek Graving Dock
Item kegiatan pada proyek Graving Dock terbagi ke dalam 9 Heading Utama, yaitu:
Pekerjaan Persiapan, Pekerjaan Tanah dan Pengeringan, Pekerjaan Tiang Pancang, Sheet
Pile dan Pemancangan, Pekerjaan Beton, Pekerjaan Lain-lain, Pekerjaan Penahan
Sementara Ujung Mulut Dok, Pekerjaan Jalan dengan Konstruksi Aspal, Pekerjaan
Penahan Tanah Tepi Laut, Lampu Penerangan di Dinding Dok. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel 5.3 di bawah ini.

Tabel 5.3. List of Activity dan Durasi Pada Proyek Graving Dock
ID JENIS PEKERJAAN DURASI (days)
I PEKERJAAN PERSIAPAN 546
II PEKERJAAN TANAH DAN PENGERINGAN 347
III PEKERJAAN TIANG PANCANG, SHEET PILE DAN PEMANCANGAN 494
IV PEKERJAAN BETON 290
V PEKERJAAN LAIN-LAIN 343
VI PEKERJAAN PENAHAN SEMENTARA UJUNG MULUT DOK 50
PEKERJAAN JALAN DENGAN KONSTRUKSI ASPAL PENETRASI
VII 35
SELEBAR 6M KELILING TEPI DOK DAN TEPI LAUT
PEKERJAAN PENAHAN TANAH TEPI LAUT (l=22M)
VII 30
DI KIRI KANAN MULUT DOK
LAMPU PENERANGAN DI DINDING DOK TERMASUK
IX 30
INSTALASI DAN PANEL PENERANGAN

Sedangkan Bar Chart dari proyek Graving Dock diperlihatkan pada gambar 5.8 di Bawah
ini.
ID Task Name Duration Start Finish
Qtr 2, 2007 Qtr 3, 2007 Qtr 4, 2007 Qtr 1, 2008 Qtr 2, 2008 Qtr 3, 2008 Qtr 4, 2008 Qtr 1, 2009
May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan
1 PROYEK DOK GALI 559 days Sun 5/13/07 Fri 11/21/08
2 PEKERJAAN PERSIAPAN 546 days Sun 5/13/07 Sat 11/8/08
3 PEKERJAAN TANAH DAN PENGERINGAN 347 days Wed 10/24/07 Sat 10/4/08
4 PEKERJAAN TIANG PANCANG, SHEET PILE DAN PEMANCANGAN494 days Mon 5/14/07 Thu 9/18/08
5 PEKERJAAN BETON 290 days Mon 12/31/07 Wed 10/15/08
6 PEKERJAAN LAIN-LAIN 343 days Sat 12/15/07 Fri 11/21/08
7 PEKERJAAN PENAHAN SEMENTARA UJUNG MULUT DOK 50 days Wed 2/27/08 Wed 4/16/08
8 PEKERJAAN JALAN DENGAN KONSTRUKSI ASPAL PENETRASI SELEBAR
35 days 6M KELILING
Sat 10/4/08TEPI DOKFriDAN
11/7TEPI
/08 LAUT
9 PEKERJAAN PENAHAN TANAH TEPI LAUT (l=22M) DI KIRI KANAN MULUT
30 days DOKThu 11/22/07 Fri 12/21/07
10 LAMPU PENERANGAN DI DINDING DOK TERMASUK INSTALASI DAN30 days
PANEL PENERANGAN
Mon 10/13/08 Tue 11/11/08

Gambar 5.8. Bar Chart Proyek Graving Dock

86
5.1.3. Elaborasi Metode Perencanaan dan Penjadwalan Proyek dengan CPM
Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, CPM dibuat dengan
menggunakan anak panah untuk menggambarkan kegiatannya sekaligus mendeskripsikan
hubungan logika ketergantungannya dan node-nya (biasanya berbentuk lingkaran atau segi
empat) menggambarkan peristiwanya. Kemudian menggunakan perhitungan maju untuk
memperoleh waktu mulai paling awal dengan mengambil nilai maksimumnya, serta
perhitungan mundur untuk memperoleh waktu selesai paling lambat dengan mengambil
nilai minimumnya. Adapun karakteristik dari CPM ini adalah menggunakan metode
lintasan kritis (Critical Path Method) yaitu lintasan dengan kumpulan kegiatan yang
mempunyai durasi terpanjang dan ditandai dengan Total Float (TF) = 0 atau TF= LET(j) –
EET(j) = LET(i)-EET(i). Float adalah batas toleransi keterlambatan atau waktu tenggang
dari suatu kegiatan. Aturan dasar dari CPM adalah suatu kegiatan boleh dimulai apabila
pekerjaan terdahulu (predecessor) telah selesai atau dengan kata lain hanya memiliki satu
hubungan logika ketergantungan FS (Finish to Start) saja. Adapun CPM yang akan
disajikan adalah berasal dari proyek Teaching Hospital Gedung A, Jalan Demak Bypass,
dan Graving Dock.

5.1.3.1. CPM Proyek Teaching Hospital Gedung A


CPM Proyek Teaching Hospital Gedung A adalah hasil transfer dari Bar Chart,
terlihat dari diagram CPM tersebut tampak tidak seperti diagram network pada umumnya
karena masih banyak node yang terputus link-nya atau tidak tertutup pada satu titik.
Adapun CPM Proyek Teaching Hospital Gedung A hasil transfer dari Bar Chart adalah
sebagai berikut (lihat gambar 5.9):

87
0 PREPARATION 45 PREPARATION 300
1 2 3
0 45 45 255 300

FOUNDA- MASONRY MASONRY MASONRY


PEK. STRUKTUR FOUNDATION
4
55 TION
5
61 PEK. ARSITEKTUR WALL
28
193 WALL
29
195 WALL
30
228
10 55 6 61 45 193 2 195 33 228

BANGUNAN A BANGUNAN A
LANTAI 1 DOOR & DOOR & DOOR & DOOR &
TIE BEAM 65 TIE BEAM 71 WINDOW 198 WINDOW 200 WINDOW 208 WINDOW 233
6 7 31 32 33 34
10 65 6 71 5 198 2 200 8 208 25 233

LANTAI 1
CEILING
COLUMN 75 COLUMN 95 FINISHED 238
8 9 35
10 75 20 95 40 238

SANITAIRS WORK 233


36
25 233
BEAM & BEAM & PAINTING PAINTING
SLAB 90 SLAB 105 WORK 218 WORK 238
10 11 37 38
15 90 15 105 25 218 20 238

OTHERS
COLUMN 100 COLUMN 120 WORK 238
12 13 39
10 100 20 120 20 238

GIRDER 110 GIRDER 130 MASONRY MASONRY


14 15
LANTAI 2 10 110 20 130 LANTAI 2 WALL
40
245 WALL
41
280
45 245 35 280

BEAM & BEAM &


SLAB 125 SLAB 140 DOOR & DOOR & DOOR & DOOR &
16 17
15 125 15 140 WINDOW 250 WINDOW 252 WINDOW 260 WINDOW 285
42 43 44 45
5 250 2 252 8 260 25 285

COLUMN 135 COLUMN 155 CEILING


18 19
10 135 20 155 FINISHED 290
46
40 290

SANITAIRS WORK 285


47
25 285
GIRDER 145 GIRDER 165 PAINTING PAINTING
20 21
10 145 20 165 WORK 270 WORK 290
48 49
25 270 20 290

LANTAI 3
BEAM & BEAM & BEAM &
SLAB 148 SLAB 160 SLAB 175 OTHERS
22 23 24
3 148 12 160 15 175 WORK 290
50
20 290

GIRDER 170 GIRDER 190


25 26
10 170 20 190 MASONRY MASONRY
WALL 297 WALL 332
51 52
45 297 35 332

LANTAI ATAP BEAM &


SLAB 200
27
30 200 DOOR & DOOR &
WINDOW 302 WINDOW 337
53 54
5 302 35 337

CEILING CEILING CEILING


FINISHED 309 FINISHED 312 FINISHED 342
55 56 57
7 309 3 312 30 342
LANTAI 3

SANITAIRS
WORK 337
58
25 337

PAINTING PAINTING
WORK 322 WORK 342
59 60
25 322 20 342

OTHERS
WORK 342
61
20 342

MASONRY MASONRY MASONRY MASONRY


LANTAI ATAP WALL
62
314 WALL
63
329 WALL
64
334 WALL
65
344
5 314 15 329 5 334 10 344

CEILING
FINISHED 359
66
45 359
PAINTING
WORK 364
68
30 364

OTHERS
WORK 349
67
20 349

Gambar 5.9. CPM Proyek Teaching Hospital Gedung A

88
Gambar 5.9 menunjukkan diagram CPM hasil transfer dari Bar Chart, terlihat dari
diagram CPM tersebut tampak tidak seperti diagram network karena diagram CPM pada
gambar 5.9 tersebut tidak tertutup, di mana terdapat aturan bahwa diagram network itu
dimulai dari satu titik dan berakhir pada satu titik.

Gambar 5.10. Diagram Network

Pada gambar 5.9 tersebut banyak terdapat item kegiatan yang terbuka pada bagian
akhirnya, atau tidak terhubung/terputus link-nya dengan kegiatan yang lain. Misalnya item
kegiatan foundation, tie beam, column, dan beam & slab pada pekerjaan struktur lantai 1,
dan masih banyak yang lainnya. Oleh karena itu, diperlukan perbaikan dari diagram yang
ada agar memenuhi syarat sebagai diagram network dengan memberikan dummy pada item
kegiatan yang terbuka tersebut.

FOUNDA-
PEK. STRUKTUR FOUNDATION
4
55 TION
5
61
10 55 6 61

BANGUNAN A

TIE BEAM 65 TIE BEAM 71


6 7
10 65 6 71

LANTAI 1

COLUMN 75 COLUMN 95
8 9
10 75 20 95

BEAM & BEAM &


SLAB 90 SLAB 105
10 11
15 90 15 105

Gambar 5.11. Contoh Item Kegiatan Pada CPM Yang Terputus Link-nya

Lintasan kritis kegiatan pada proyek Teaching Hospital Gedung A ditandai dengan anak
panah tebal dan warna kuning pada node-nya (lihat gambar 5.12), yaitu rangkaian kegiatan
yang melalui jalur 1-2-4-6-8-10-12-14-16-18-20-22-27-29-30-38-39-40-48-49-51-56-57-
58-60 dengan total waktu penyelesaian proyek 364 hari. Adapun diagram CPM yang telah
diperbaiki adalah sebagai berikut :

89
0 PREPARATION 45 PREPARATION 300
1 2 3
0 45 45 255 364

FOUNDA- MASONRY MASONRY MASONRY


PEK. STRUKTUR FOUNDATION
4
55 TION
5
61 PEK. ARSITEKTUR WALL
27
193 WALL
28
195 WALL
10 55 6 297 45 193 2 212 33

BANGUNAN A BANGUNAN A
LANTAI 1 DOOR & DOOR & DOOR & DOOR &
TIE BEAM 65 TIE BEAM 71 WINDOW 198 WINDOW 200 WINDOW 208 WINDOW 233
6 7 29 30 31 32
10 65 6 297 5 198 2 200 8 220 25 245

LANTAI 1
CEILING
COLUMN 75 COLUMN 95 FINISHED 238
8 9 33
10 75 20 297 40 245

SANITAIRS WORK 233


34
25 245
BEAM & BEAM & PAINTING PAINTING
SLAB 90 SLAB 105 WORK 218 WORK 238
10 11 35 36
15 90 15 297 25 225 20 245

OTHERS
COLUMN 100 COLUMN 120 WORK 238
12 13 37
10 100 20 297 20 245

GIRDER 110 GIRDER 130 MASONRY MASONRY


14 15
LANTAI 2 10 110 20 297 LANTAI 2 WALL
38
245 WALL
45 245 35

BEAM & BEAM &


SLAB 125 SLAB 140 DOOR & DOOR & DOOR & DOOR &
16 17
15 125 15 297 WINDOW 250 WINDOW 252 WINDOW 260 WINDOW 285
39 40 41 42
5 250 2 252 8 272 25 297

COLUMN 135 COLUMN 155 CEILING


18 19
10 135 20 297 FINISHED 290
43
40 297

SANITAIRS WORK 285


44
25 297
GIRDER 145 GIRDER 165 PAINTING PAINTING
20 21
10 145 20 297 WORK 270 WORK 290
45 46
25 277 20 297

LANTAI 3
BEAM & BEAM & BEAM &
SLAB 148 SLAB 160 SLAB 175 OTHERS
22 23 24
3 148 12 257 15 297 WORK 290
47
20 297

GIRDER 170 GIRDER 190


25 26
10 267 20 297 MASONRY MASONRY
WALL 297 WALL
48
45 297 35

LANTAI ATAP BEAM &


SLAB
30 DOOR & DOOR &
WINDOW 302 WINDOW 337
49 50
5 302 35 364

CEILING CEILING CEILING


FINISHED 309 FINISHED 312 FINISHED 342
51 52 53
7 309 3 334 30 364
LANTAI 3

SANITAIRS
WORK
25

PAINTING PAINTING
WORK 322 WORK 342
54 55
25 344 20 364

OTHERS
WORK
20

MASONRY MASONRY MASONRY MASONRY


LANTAI ATAP WALL
56
314 WALL
57
329 WALL
58
334 WALL
59
344
5 314 15 329 5 334 10 364

PAINTING
WORK 364
60
30 364

OTHERS
WORK
20

CEILING
FINISHED
45

Gambar 5.12. CPM Perbaikan dari Proyek Teaching Hospital Gedung A

90
5.1.3.2.CPM Proyek Jalan Demak Bypass

0 GENERAL 73 GENERAL
1 2
0 73 73 455

DRAINAGE 157 INTERUPSI 269 DRAINAGE


3 4
84 332 112 444 84

EARTHWORK 150 EARTHWORK 220 INTERUPSI 255 EARTHWORK 363 EARTHWORK


5 6 7 8
77 171 70 367 35 402 108 510 18

PAVEMENT
W&S 456
9
93 528

GRANULAR ASPHALT
PAVEMENT 297 PAVEMENT 528
10 20
147 318 210 528

STRUCTURES 115 STRUCTURES 157 INTERUPSI 297 STRUCTURES 332 INTERUPSI 381 STRUCTURES
11 12 13 14 15
42 122 42 276 140 416 35 451 49 500 28

REINSTATEMENT REINSTATEMENT REINSTATEMENT


& MINOR WORK 143 INTERUPSI 381 & MINOR WORK 479 & MINOR WORK
16 17 18
28 150 238 388 98 486 42

DAYWORK 507
19
28 528

Gambar 5.13. CPM Proyek Jalan Demak Bypass

Dari gambar 5.13 di atas terlihat adanya lintasan kritis kegiatan yang ditandai
dengan anak panah tebal dan warna kuning pada node-nya, yaitu rangkaian kegiatan yang
melalui jalur 1-2-20. Kegiatan kritis tersebut adalah pada item kegiatan general dengan
total waktu penyelesaian proyek 528 hari.

91
5.1.3.3. CPM Proyek Graving Dock
PEKERJAAN PEKERJAAN PEKERJAAN
0 PERSIAPAN 1 PERSIAPAN 165 PERSIAPAN
1 2 3
0 1 1 164 178 381

PEKERJAAN PEKERJAAN
TANAH 193 TANAH
4
28 240 319

PEKERJAAN PENAHAN TANAH TEPI LAUT 223


5
30 559
PEKERJAAN PEKERJAAN PEKERJAAN
T. PANCANG 216 T. PANCANG 233 T. PANCANG
6 7
215 216 17 269 262

PEKERJAAN
BETON 523
8
290 559

PEKERJAAN PEKERJAAN PEKERJAAN


LAIN-LAIN 290 LAIN-LAIN 510 LAIN-LAIN 559
9 10 14
74 290 220 510 49 559

PEKERJAAN PEKERJAAN
JALAN 519 JALAN
12
9 529 26

`
LAMPU
PENERANGAN 549
13
30 559

PEKERJAAN
P.SEMENTARA 340
11
50 559

Gambar 5.14. CPM Proyek Graving Dock

Dari gambar 5.14 di atas terlihat adanya lintasan kritis kegiatan yang ditandai
dengan anak panah tebal dan warna kuning pada node-nya, yaitu rangkaian kegiatan yang
melalui jalur 1-2-6-9-10-14. Kegiatan kritis tersebut adalah pada pekerjaan persiapan pada
jalur 1-2, pekerjaan tiang pancang pada jalur 2-6, dan pekerjaan lain-lain pada jalur 6-9-10-
14 dengan total waktu penyelesaian proyek 559 hari.

92
5.1.4. Elaborasi Metode Perencanaan dan Penjadwalan Proyek dengan PDM
PDM biasanya dituliskan dalam node yang pada umumnya berbentuk segi empat,
sedangkan anak panahnya hanya sebagai petunjuk hubungan antara kegiatan-kegiatan yang
bersangkutan. Adapun perhitungan maju dan mundurnya pada prinsipnya mempunyai
kesamaan dengan CPM. PDM adalah bentuk perkembangan dari metode perhitungan
CPM, sehingga kelebihan-kelebihan yang ada pada CPM juga ada di PDM. Perbedaannya
dengan CPM adalah: CPM hanya memiliki hubungan FS (Finish to Start) saja, sedangkan
PDM memiliki empat hubungan logika ketergantungan antar kegiatan atau empat
konstrain, yaitu FS (Finish to Start), SS (Start to Start), SF (Start to Finish), dan FF
(Finish to Finish). Adapun PDM yang akan disajikan adalah berasal dari proyek Teaching
Hospital Gedung A, Jalan Demak Bypass, dan Graving Dock.

Keterangan :
ES JENIS EF ES : Earliest Start
LS : Latest Start
LS KEGIATAN LF EF : Earliest Finish
LF : Latest Finish
NO. KEG. DURASI

Gambar 5.15. Lambang PDM

93
5.1.4.1. PDM Proyek Teaching Hospital Gedung A
0 START 0 ES JENIS EF
0 0 LS KEGIATAN LF
1 0 NO. KEG. DURASI

0 PREPARATION 300
0 300
2 300
SS
45
45 FOUNDATION 61 SS 3 148 MASONRY 228
PEK. STRUKTUR 45 61 PEK. ARSITEKTUR 148 WALL 228
3 16 15 80
BANGUNAN A SS BANGUNAN A SS
10 45
55 TIE BEAM 71 193 DOOR & 233
55 71 193 WINDOW 233
4 16 16 40
SS SS
LANTAI 1 10 LANTAI 1 5
65 COLUMN 95 198 CEILING 238
65 95 198 FINISHED 238
5 30 17 40
SS SS
10 15
75 BEAM & SLAB 105 208 SANITAIRS 233
75 105 208 WORK 233
6 30 18 25
SS SS
15 45
90 COLUMN 120 193 PAINTING 238
90 120 193 WORK 238
LANTAI 2 7 30 19 45
SS SS
10 25
100 GIRDER 130 218 OTHERS 238
100 130 218 WORK 238
8 30 20 20
SS
10
110 BEAM & SLAB 140 SS 7 200 MASONRY 280
110 140 200 WALL 280
9 30 LANTAI 2 21 80
SS SS
15 45
125 COLUMN 155 245 DOOR & 285
125 155 245 WINDOW 285
LANTAI 3 10 30 22 40
SS SS
10 5
135 GIRDER 165 250 CEILING 290
135 165 250 FINISHED 290
11 30 23 40
SS SS
10 15
145 BEAM & SLAB 175 260 SANITAIRS 285
145 175 260 WORK 285
12 30 24 25
SS
15
160 GIRDER 190 SS 45 245 PAINTING 290
160 190 245 WORK 290
LANTAI ATAP 13 30 25 45
SS SS
10 25
170 BEAM & SLAB 200 270 OTHERS 290
170 200 270 WORK 290
14 30 26 20

SS 7 252 MASONRY 332


252 WALL 332
LANTAI 3 27 80
SS
45
297 DOOR & 337
297 WINDOW 337
28 40
SS
5
302 CEILING 342
302 FINISHED 342
29 40
SS
10
312 SANITAIRS 337
312 WORK 337
30 25

SS 45 297 PAINTING 342


297 WORK 342
31 45
SS
25
322 OTHERS 342
322 WORK 342
32 20

SS 7 309 MASONRY 344


309 WALL 344
LANTAI ATAP 33 35
324 SS
309 5
314 CEILING 359
314 FINISHED 359
34 45
SS
25
334 PAINTING 364
334 WORK 364
35 30

SS 20 329 OTHERS 349


344 WORK 364
36 20

364 364 FINISH 364


349 364 364
37 0

Gambar 5.16. PDM Proyek Teaching Hospital Gedung A

94
PDM pada gambar 5.16 di atas adalah hasil transfer dari metode penjadwalan Bar
Chart, terlihat pada gambar tersebut banyak terdapat item kegiatan yang terputus link-nya
sehingga diagram network tersebut tidak sempurna, karena tidak tertutup pada satu titik
akhir. Item kegiatan yang terputus link-nya (lihat gambar 5.17) antara lain adalah beam &
slab pada pekerjaan struktur lantai atap, ceiling finished, sanitair work, dan other work
pada pekerjaan arsitektur lantai 1 dan 2, sanitair work dan other work pada pekerjaan
arsitektur lantai 3, serta ceiling finished pada pekerjaan arsitektur lantai atap.
0 START 0 ES JENIS EF
0 0 LS KEGIATAN LF
1 0 NO. KEG. DURASI

0 PREPARATION 300
0 300
2 300
SS
45
45 FOUNDATION 61 SS 3 148 MASONRY 228
PEK. STRUKTUR 45 61 PEK. ARSITEKTUR 148 WALL 228
3 16 15 80
BANGUNAN A SS BANGUNAN A SS
10 45
55 TIE BEAM 71 193 DOOR & 233
55 71 193 WINDOW 233
4 16 16 40
SS SS
LANTAI 1 10 LANTAI 1 5
65 COLUMN 95 198 CEILING 238
65 95 198 FINISHED 238
5 30 17 40
SS SS
10 15
75 BEAM & SLAB 105 208 SANITAIRS 233
75 105 208 WORK 233
6 30 18 25
SS SS
15 45
90 COLUMN 120 193 PAINTING 238
90 120 193 WORK 238
LANTAI 2 7 30 19 45
SS SS
10 25
100 GIRDER 130 218 OTHERS 238
100 130 218 WORK 238
8 30 20 20
SS
10
110 BEAM & SLAB 140 SS 7 200 MASONRY 280
110 140 200 WALL 280
9 30 LANTAI 2 21 80
SS SS
15 45
125 COLUMN 155 245 DOOR & 285
125 155 245 WINDOW 285
LANTAI 3 10 30 22 40
SS SS
10 5
135 GIRDER 165 250 CEILING 290
135 165 250 FINISHED 290
11 30 23 40
SS SS
10 15
145 BEAM & SLAB 175 260 SANITAIRS 285
145 175 260 WORK 285
12 30 24 25
SS
15
160 GIRDER 190 SS 45 245 PAINTING 290
160 190 245 WORK 290
LANTAI ATAP 13 30 25 45
SS SS
10 25
170 BEAM & SLAB 200 270 OTHERS 290
170 200 270 WORK 290
14 30 26 20

SS 7 252 MASONRY 332


252 WALL 332
LANTAI 3 27 80
SS
45
297 DOOR & 337
297 WINDOW 337
28 40
SS
5
302 CEILING 342
302 FINISHED 342
29 40
SS
10
312 SANITAIRS 337
312 WORK 337
30 25

SS 45 297 PAINTING 342


297 WORK 342
31 45
SS
25
322 OTHERS 342
322 WORK 342
32 20

SS 7 309 MASONRY 344


309 WALL 344
LANTAI ATAP 33 35
324 SS
309 5
314 CEILING 359
314 FINISHED 359
34 45
SS
25
334 PAINTING 364
334 WORK 364
35 30

SS 20 329 OTHERS 349


344 WORK 364
36 20

364 364 FINISH 364


349 364 364
37 0

Gambar 5.17. Item Kegiatan Pada PDM Yang Terputus Link-nya

Oleh karena itu, diperlukan perbaikan dari diagram yang ada agar memenuhi syarat sebagai
diagram network. Adapun diagram PDM perbaikan tersebut adalah sebagai berikut:
95
0 START 0 ES JENIS EF
0 0 LS KEGIATAN LF
1 0 NO. KEG. DURASI

0 PREPARATION 300
0 300
2 300
SS
45
45 FOUNDATION 61 SS 3 148 MASONRY 228
PEK. STRUKTUR 45 61 PEK. ARSITEKTUR 148 WALL 228
3 16 15 80
BANGUNAN A SS BANGUNAN A SS
10 45
55 TIE BEAM 71 193 DOOR & 233
55 71 193 WINDOW 233
4 16 16 40
SS SS
LANTAI 1 10 LANTAI 1 5
65 COLUMN 95 198 CEILING 238
65 95 220 FINISHED 260
5 30 17 40
SS SS
10 15 SS
75 BEAM & SLAB 105 208 SANITAIRS 233
75 105 220 WORK 245
6 30 18 25
SS SS
15 45
90 COLUMN 120 193 PAINTING 238
90 120 200 WORK 245
LANTAI 2 7 30 19 45
SS SS
10 25 FF
100 GIRDER 130 218 OTHERS 238
100 130 225 WORK 245
8 30 20 20
SS
10
110 BEAM & SLAB 140 SS 7 200 MASONRY 280
110 140 200 WALL 280
9 30 LANTAI 2 21 80 FS
SS SS
15 45
125 COLUMN 155 245 DOOR & 285
125 155 245 WINDOW 285
LANTAI 3 10 30 22 40
SS SS
10 5
135 GIRDER 165 250 CEILING 290
135 165 272 FINISHED 312
11 30 23 40
SS SS
10 15 SS
145 BEAM & SLAB 175 260 SANITAIRS 285
145 175 272 WORK 297
12 30 24 25
SS
15
160 GIRDER 190 SS 45 245 PAINTING 290
212 242 252 WORK 297
LANTAI ATAP 13 30 25 45
SS SS
10 25 FF
170 BEAM & SLAB 200 FS 270 OTHERS 290
222 252 277 WORK 297
14 30 26 20

SS 7 252 MASONRY 332


252 WALL 332
LANTAI 3 27 80 FS
SS
45
297 DOOR & 337
297 WINDOW 337
28 40
SS
5
302 CEILING 342
302 FINISHED 342
29 40
SS
10
312 SANITAIRS 337
319 WORK 344
30 25

SS 45 297 PAINTING 342


299 WORK 344
31 45
SS FF
25
322 OTHERS 342
324 WORK 344
32 20

SS 7 309 MASONRY 344 FF


309 WALL 344
LANTAI ATAP 33 35
324 SS
309 5
314 CEILING 359
319 FINISHED 364
34 45
SS
25
334 PAINTING 364
334 WORK 364
35 30

SS 20 329 OTHERS 349


344 WORK 364
36 20

364 364 FINISH 364


349 364 364
37 0 FF

Gambar 5.18. PDM Perbaikan dari Proyek Teaching Hospital Gedung A

96
5.1.4.2. PDM Proyek Jalan Demak Bypass
0 START 0 ES JENIS EF
0 0 LS KEGIATAN LF
1 0 NO. KEG. DURASI
SS

0 GENERAL 528
0 528
2 528
SS
73
73 DRAINAGE 157 269 DRAINAGE 353
248 332 FS 112 444 528
SS 3 84 4 84
73

73 EARTHWORK 220 255 EARTHWORK 381


80 292 FS 35 327 453
5 147 6 126

FS
-18 363 PAVEMENT 456
SS SS 435 W&S 528
77 7 93

150 GRANULAR 297


171 PAVEMENT 318
1 147

FS
297 ASPHALT 507
318 PAVEMENT 528
2 210

73 STRUCTURES 157 297 STRUCTURES 332 381 STRUCTURES 409


80 276 FS 140 416 451 FS 49 500 528
3 84 11 35 12 28
SS
42
115 REINSTATEMENT 143 381 REINSTATEMENT 521
122 & MINOR WORK 150 FS 238 388 & MINOR WORK 528
13 28 14 140 FS
-42

479 DAYWORK 507


500 528
15 28

528 FINISH 528 FF


528 528
16 0

Gambar 5.19. PDM Proyek Jalan Demak Bypass

Dari gambar 5.19 di atas terlihat adanya lintasan kritis kegiatan yang ditunjukkan
dengan anak panah tebal dan warna kuning pada node-nya, yaitu pada pekerjaan general.
Adapun total waktu penyelesaian proyeknya adalah 528 hari.

97
5.1.4.3. PDM Proyek Graving Dock

0 START 0 ES JENIS EF
0 0 LS KEGIATAN LF
1 0 NO. KEG. DURASI

0 PEKERJAAN 546
0 PERSIAPAN 546
2 546
SS
165
165 PEKERJAAN 512
212 TANAH 559
SS 3 347
1

1 PEKERJAAN 495
1 TIANG PANCANG 495
4 494
SS
232
233 PEKERJAAN 523
269 BETON 559
SS 5 290
215

216 PEKERJAAN 559


216 LAIN-LAIN 559
6 343
SS
74
290 PEKERJAAN 340
509 PENAHAN SEMENTARA 559
7 50

FS
-49 510 PEKERJAAN 545
520 JALAN 555
8 35

SS
28 193 PEKERJAAN 223
529 PENAHAN TANAH 559
SS 9 30
9

519 LAMPU 549


529 PENERANGAN 559
10 30

559 FINISH 559


559 559 FF
11 0

Gambar 5.20. PDM Proyek Graving Dock

Dari gambar 5.20 di atas terlihat adanya lintasan kritis kegiatan yang ditunjukkan
dengan anak panah tebal dan warna kuning pada node-nya, yaitu pada pekerjaan persiapan,
tiang pancang, dan pekerjaan lain-lain. Sedangkan total waktu penyelesaian proyeknya
adalah 559 hari.

98
5.1.5. Elaborasi Metode Perencanaan dan Penjadwalan Proyek dengan PERT
Pada penelitian ini metode PERT yang digunakan menggunakan pendekatan PDM
network. Oleh karena itu tampilan diagramnya juga nampak lebih sederhana bila
dibandingkan dengan menggunakan CPM. Selain itu, hubungan logika ketergantungan
antar kegiatan dan lintasan kritis juga terlihat dengan jelas. Hanya saja metode PERT ini
masih memiliki kelemahan yang sama dengan CPM dan PDM, yaitu tidak dapat
menunjukkan hambatan atau gangguan antar kegiatan dan tidak dapat mempertahankan
kecepatan produksi.

5.1.5.1. PERT Proyek Teaching Hospital Gedung A


Pada proyek Teaching Hospital Gedung A ini, data durasi m (most likely time),
didapatkan dari data proyek yang ada, sedangkan untuk estimasi data durasi a (optimistic
duration time) dan b (pessimistic duration time), didapatkan dari hasil kuisioner dari salah
satu staf teknik yang bekerja pada proyek tersebut (lihat lampiran C). Adapun data durasi
PERT pada proyek Teaching Hospital Gedung A ini adalah sebagai berikut:

99
Tabel 5.4. Estimasi Durasi PERT Pada Proyek Teaching Hospital Gedung A

DURASI (hari)
2
NO JENIS PEKERJAAN a m b te s s
1 TEACHING HOSPITAL 477
2 PREPARATION 250 300 360 301.7 18.3 336.1
3 TEACHING HOSPITAL BUILDING A 319
4 STRUCTURE WORK 155
5 1st Floor 60
6 FOUNDATION 14 16 30 18.0 2.7 7.1
7 TIE BEAM 14 16 30 18.0 2.7 7.1
8 COLUMN 28 30 40 31.3 2.0 4.0
9 BEAM & SLAB 28 30 60 34.7 5.3 28.4
10 2nd Floor 50
11 COLUMN 28 30 60 34.7 5.3 28.4
12 GIRDER 21 30 60 33.5 6.5 42.3
13 BEAM & SLAB 28 30 60 34.7 5.3 28.4
14 3rd Floor 50
15 COLUMN 28 30 40 31.3 2.0 4.0
16 GIRDER 14 30 60 32.3 7.7 58.8
17 BEAM & SLAB 21 30 60 33.5 6.5 42.3
18 Roof plan 40
19 GIRDER 28 30 60 34.7 5.3 28.4
20 SLAB & BEAM 28 30 60 34.7 5.3 28.4
21 ARCHITECTURE WORK 216
22 1st Floor 90
23 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 77 80 120 86.2 7.2 51.4
24 DOOR AND WINDOW 30 40 60 41.7 5.0 25.0
25 CEILING FINISHES 28 40 120 51.3 15.3 235.1
26 SANITAIRS WORK 21 25 30 25.2 1.5 2.3
27 PAINTING WORK 21 45 60 43.5 6.5 42.3
28 OTHERS WORK 12 20 30 20.3 3.0 9.0
29 2nd Floor 90
30 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 77 80 120 86.2 7.2 51.4
31 DOOR AND WINDOW 28 40 60 41.3 5.3 28.4
32 CEILING FINISHES 28 40 120 51.3 15.3 235.1
33 SANITAIRS WORK 21 25 30 25.2 1.5 2.3
34 PAINTING WORK 21 45 60 43.5 6.5 42.3
35 OTHERS WORK 12 20 30 20.3 3.0 9.0
36 3rd Floor 90
37 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 77 80 120 86.2 7.2 51.4
38 DOOR AND WINDOW 28 40 60 41.3 5.3 28.4
39 CEILING FINISHES 28 40 120 51.3 15.3 235.1
40 SANITAIRS WORK 21 25 30 25.2 1.5 2.3
41 PAINTING WORK 21 45 60 43.5 6.5 42.3
42 OTHERS WORK 12 20 30 20.3 3.0 9.0
43 Roof plan 55
44 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 28 35 90 43.0 10.3 106.8
45 CEILING FINISHES 30 45 90 50.0 10.0 100.0
46 PAINTING WORK 28 30 120 44.7 15.3 235.1
47 OTHERS WORK 14 20 30 20.7 2.7 7.1
Berdasarkan estimasi data durasi tabel 5.4 di atas, nilai te (durasi yang diharapkan)
dimasukkan ke dalam diagram PERT yang dibuat dengan memakai pendekatan PDM.
Diagram PERT tersebut adalah sebagai berikut :

100
0 START 0 ES JENIS EF
0 KEGIATAN 0 LS KEGIATAN LF
1 0 NO. KEG. DURASI

0 PREPARATION 301.7
0 301.7
2 301.7
SS
45
45 FOUNDATION 63 SS 3 148 MASONRY 234.2
PEK. STRUKTUR 45 63 PEK. ARSITEKTUR 148 WALL 234.2
3 18 15 86.2
BANGUNAN A SS BANGUNAN A SS
10 45
55 TIE BEAM 73 193 DOOR & 234.7
55 73 193 WINDOW 234.7
4 18 16 41.7
SS SS
LANTAI 1 10 LANTAI 1 5
65 COLUMN 96.3 198 CEILING 249.3
65 96.3 219.8 FINISHED 271.1
5 31.3 17 51.3
SS SS
10 15 SS
75 BEAM & SLAB 109.7 208 SANITAIRS 233.2
75 109.7 219.8 WORK 245
6 34.7 18 25.2
SS SS
15 45
90 COLUMN 124.7 193 PAINTING 236.5
90 124.7 199.7 WORK 243.2
LANTAI 2 7 34.7 19 43.5
SS SS
10 25 FF
100 GIRDER 133.5 218 OTHERS 238.3
100 133.5 224.7 WORK 245
8 33.5 20 20.3
SS
10
110 BEAM & SLAB 144.7 SS 7 200 MASONRY 286.2
110 144.7 200 WALL 286.2
9 34.7 LANTAI 2 21 86.2 FS
SS SS
15 45
125 COLUMN 156.3 245 DOOR & 286.3
125 156.3 245 WINDOW 286.3
LANTAI 3 10 31.3 22 41.3
SS SS
10 5
135 GIRDER 167.3 250 CEILING 301.3
135 167.3 271.8 FINISHED 323.1
11 32.3 23 51.3
SS SS
10 15 SS
145 BEAM & SLAB 178.5 260 SANITAIRS 285.2
145 178.5 271.8 WORK 297
12 33.5 24 25.2
SS
15
160 GIRDER 194.7 SS 45 245 PAINTING 288.5
207.3 242 251.7 WORK 295.2
LANTAI ATAP 13 34.7 25 43.5
SS SS
10 25 FF
170 BEAM & SLAB 204.7 FS 270 OTHERS 290.3
217.3 252 276.7 WORK 297
14 34.7 26 20.3

SS 7 252 MASONRY 338.2


252 WALL 338.2
LANTAI 3 27 86.2 FS
SS
45
297 DOOR & 338.3
297 WINDOW 338.3
28 41.3
SS
5
302 CEILING 353.3
302 FINISHED 353.3
29 51.3
SS
10
312 SANITAIRS 337.2
326.8 WORK 352
30 25.2

SS 45 297 PAINTING 340.5


306.7 WORK 350.2
31 43.5
SS FF
25
322 OTHERS 342.3
331.7 WORK 352
32 20.3

SS 7 309 MASONRY 352 FF


309 WALL 352
LANTAI ATAP 33 43
SS
5
314 CEILING 364
328.7 FINISHED 378.7
34 50
SS
309 25
338 334 PAINTING 378.7
334 WORK 378.7
35 44.7

SS 20 329 OTHERS 349.7


358 WORK 378.7
36 20.7

378.7 692.7 FINISH 378.7


349.7 692.7 378.7
37 0 FF

Gambar 5.21. PERT Proyek Teaching Hospital Gedung A

101
Adapun perhitungan kemungkinan/probability waktu penyelesaian proyek
Teaching Hospital Gedung A dengan durasi waktu yang dijadwalkan Ts 364 hari (diambil
dari durasi penyelesaian proyek dengan diagram PDM) adalah sebagai berikut :
Te adalah jumlah dari te untuk kegiatan kritis [ Te = å (te) untuk kegiatan kritis] atau

sama dengan total waktu penyelesaian proyek yang diharapkan, lintasan kritis proyek
Teaching Hospital Gedung A dengan metode PERT di atas adalah rangkaian kegiatan yang
melalui jalur 1-2-3-4-5-6-7-8-9-10-11-12-15-16-21-22-27-28-29-33-35-37 dengan total
durasi proyek tercepat yang diharapkan Te adalah 378.7 hari. Sedangkan standar deviasi
dari distribusi durasi proyek yang diharapkan S adalah akar jumlah kuadrat dari standar

deviasi pada kegiatan kritis [ S = ås 2


untuk kegiatan kritis]. Adapun perhitungannya

adalah sebagai berikut:


Diketahui :
Ts = 364 hari, Te = 378.7 hari

S= ås 2
untuk kegiatan kritis

æ 336.1 + 7.1 + 7.1 + 4 + 28.4 + 28.4 + 42.3 + 28.4 + 4 + 58.8 + 42.3 ö


S = çç ÷÷
è + 51.4 + 25 + 51.4 + 28.4 + 51.4 + 28.4 + 235 + 107 + 235 ø

S = 1399.9
S = 37.41524
Ts - Te
Z=
S
364 - 378.7
Z=
37.41524
Area dari Tabel Normal
Z = - 0.3929 = 0.3483
= 1 - 0.3483 = 0.6517
(Untuk nilai distribusi Z dapat dilihat pada lampiran A).
Jadi, berdasarkan perhitungan di atas kemungkinan proyek Teaching Hospital
Gedung A dapat diselesaikan dengan waktu 364 hari adalah sekitar 65 % dari total area di
bawah kurva normal. Hal ini berarti, bahwa kemungkinan proyek dapat selesai tepat waktu
adalah rendah sehingga perlu dianalisis berapakah waktu yang sesuai agar proyek dapat
selesai dengan probabilitas yang tinggi. Perlu ditekankan di sini bahwa dalam menganalisis

102
kemungkinan penyelesaian proyek di atas, diabaikan usaha-usaha lain untuk mempercepat
penyelesaian pekerjaan, misalnya perubahan metode pelaksanaan atau penambahan sumber
daya. Untuk itu agar proyek dapat diselesaikan dengan kemungkinan 99% maka dapat
dilakukan analisis dengan kurva distribusi normal, yaitu dengan cara memasukkan faktor
deviasi standar (S) dan varians (S2) sebagai berikut:

Te = 378.7
S2 = 1399.9
S = 37.41

Te-3S Te-2S Te-S


mean Te+S Te+2S Te+3S
378.7

2S =
4S =
6S =

Te = 378.7
S2 = 1399.9
S = 37.41

266.47 303.88 341.29


mean 416.11 453.52 490.93
378.7

2S =
4S =
6S =

Gambar 5.22. Analisis Kurva Distribusi Normal Proyek Teaching Hospital Gedung A

103
Berdasarkan kurva distribusi normal gambar 5.22 di atas dengan besar rentang 3S,
durasi waktu penyelesaian proyek Teaching Hospital Gedung A adalah 378.7 ± 112.23
hari. Dari analisa tesebut maka kesempatan proyek dapat diselesaikan dengan
kemungkinan 99% adalah pada rentang waktu 266.47 - 490.93 hari. Hal ini juga dapat
dianalisis dengan menggunakan nilai distribusi Z. Misalkan target waktu penyelesaian
proyek (Ts) diubah dari 364 hari menjadi 490 hari, maka kemungkinan proyek Teaching
Hospital Gedung A dapat diselesaikan adalah sebagai berikut:
Diketahui :
Ts = 490 hari, Te = 378.7 hari
S = 37.41524
Ts - Te
Z=
S
490 - 378.7
Z=
37.41524
Area dari Tabel Normal
Z = 2.974 = 0.9985
(Untuk nilai distribusi Z dapat dilihat pada lampiran B).
Jadi, dengan cara menambah durasi waktu penyelesaian proyek dari 364 hari
menjadi 490 hari kemungkinan waktu penyelesaian proyek Teaching Hospital Gedung A
dapat diselesaikan menjadi 99%. Perlu ditekankan di sini bahwa dalam menganalisis
kemungkinan penyelesaian proyek dengan metode PERT ini, usaha-usaha lain untuk
mempercepat penyelesaian pekerjaan diabaikan.
Berdasarkan verifikasi data dengan kenyataan yang ada di lapangan, jadwal
pelaksanaan proyek Teaching Hospital Gedung A mengalami keterlambatan sebesar 4,5
bulan (135 hari) dari jadwal semula 364 hari. Jadi, dapat disimpulkan bahwa proyek ini
memiliki probabilitas waktu penyelesaian proyek sebesar 73% atau mengalami
keterlambatan sebesar 27% dari jadwal semula. Bila dibandingkan dengan hasil elaborasi
metode PERT, maka terdapat perbedaan estimasi probabilitas waktu penyelesaian proyek
sebesar 8% (73%-65%).

104
5.1.5.2. PERT Proyek Jalan Demak Bypass
Pada proyek Jalan Demak Bypass ini, data durasi m didapatkan dari data proyek
yang ada, sedangkan untuk data durasi a dan b, didapatkan dari hasil kuisioner dari salah
seorang ahli di lapangan pada proyek jalan raya dengan pengalaman 24 tahun (lihat
lampiran D). Adapun data durasi PERT yang diperoleh pada proyek Jalan Demak Bypass
ini adalah sebagai berikut:

Tabel 5.5. Estimasi Durasi PERT Proyek Jalan Demak Bypass


DURASI (hari)
JENIS PEKERJAAN a m b te s s2
PROYEK JALAN DEMAK BYPASS
GENERAL 423 528 554 514.8 21.8 476.7
DRAINAGE A 76 84 92 84.0 2.7 7.1
DRAINAGE B 76 84 92 84.0 2.7 7.1
EARTHWORK A 125 147 154 144.5 4.8 23.4
EARTHWORK B 107 126 132 123.8 4.2 17.4
PAVEMENT WIDENING AND SHOULDER 75 93 102 91.5 4.5 20.3
GRANULAR PAVEMENT 140 147 154 147.0 2.3 5.4
ASPHALT PAVEMENT 168 210 231 206.5 10.5 110.3
STRUCTURES A 72 84 88 82.7 2.7 7.1
STRUCTURES B 32 35 39 35.2 1.2 1.4
STRUCTURES C 25 28 29 27.7 0.7 0.4
REINSTATEMENT AND MINOR WORK A 23 28 29 27.3 1.0 1.0
REINSTATEMENT AND MINOR WORK B 112 140 154 137.7 7.0 49.0
DAYWORK 27 28 29 28.0 0.3 0.1
Dari hasil estimasi durasi pada tabel 5.5 di atas, nilai te (durasi yang diharapkan)
dimasukkan ke dalam diagram PERT yang dibuat dengan memakai pendekatan PDM.
Diagram PERT proyek Jalan Demak Bypass adalah sebagai berikut :

105
0 START 0 ES JENIS EF
0 0 LS KEGIATAN LF
1 0 NO. KEG. DURASI
FS

0 GENERAL 514.833
0 514.833
2 514.8333333
SS
73
73 DRAINAGE 157 269 DRAINAGE 353
234.833 318.833 FS 112 430.833 514.833
SS 3 84.000 4 84.000
73

73 EARTHWORK 217.5 252.5 EARTHWORK 376.333


69.8333 282.5 FS 35 317.5 441.333
5 144.500 6 123.833

FS
-18 358.333 PAVEMENT 449.833
SS SS 423.333 W & S 514.833
77 7 91.5

150 GRANULAR 297


161.333 PAVEMENT 308.333
1 147.000

FS
297 ASPHALT 503.5
308.333 PAVEMENT 514.833
2 206.5

73 STRUCTURES 155.667 295.667 STRUCTURES 330.833 379.8 STRUCTURES 407.5


69.8333 263 FS 140 403 438.167 FS 49 487.2 514.8
3 82.66666667 11 35.167 12 27.667
SS
42
115 REINSTATEMENT 142.333 380.333 REINSTATEMENT 518
111.833 & MINOR WORK 139.167 FS 238 377.167 & MINOR WORK 514.833
13 27.33333333 14 137.667 FS
-42

476 DAYWORK 504


486.833 514.833
15 28.000

514.833 FINISH 514.833


514.833 514.833
16 0

Gambar 5.23. PERT Proyek Jalan Demak Bypass

106
Adapun perhitungan kemungkinan/probability waktu penyelesaian proyek Jalan
Demak Bypass dengan durasi waktu yang dijadwalkan Ts 528 hari (diambil dari durasi
penyelesaian proyek dengan diagram PDM) adalah sebagai berikut :
Te adalah jumlah dari te untuk kegiatan kritis [ Te = å (te) untuk kegiatan kritis] atau

sama dengan total waktu penyelesaian proyek yang diharapkan, lintasan kritis proyek Jalan
Demak Bypass dengan metode PERT di atas adalah rangkaian kegiatan yang melalui jalur
1-2-16 dengan total durasi proyek tercepat yang diharapkan Te adalah 514.83 hari.
Sedangkan standar deviasi dari distribusi durasi proyek yang diharapkan S adalah akar

jumlah kuadrat dari standar deviasi pada kegiatan kritis [ S = ås 2


untuk kegiatan kritis].

Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut:


Diketahui :
Ts = 528 hari, Te = 514.83 hari

S= ås 2
untuk kegiatan kritis

S = 476.7
S = 21.83
Ts - Te
Z=
S
528 - 514.83
Z=
21.83
Area dari Tabel Normal
Z = 0.603053 = 0.7353
(Untuk nilai distribusi Z dapat dilihat pada lampiran B).
Jadi, berdasarkan perhitungan di atas kemungkinan proyek dapat diselesaikan
dengan waktu 528 hari adalah sekitar 73 % dari total area di bawah kurva normal. Hal ini
berarti, bahwa kemungkinan proyek dapat selesai tepat waktu adalah sedang sehingga perlu
dianalisis berapakah waktu yang sesuai agar proyek dapat selesai dengan probabilitas yang
tinggi. Untuk itu agar proyek dapat diselesaikan dengan kemungkinan 99% maka dapat
dilakukan analisis dengan kurva distribusi normal, yaitu dengan cara memasukkan faktor
deviasi standar (S) dan varians (S2) sebagai berikut:

107
Te = 514.83
S2 = 476.7
S = 21.83

Te-3S Te-2S Te-S


mean Te+S Te+2S Te+3S
514.83

2S =
4S =
6S =

Te = 514.83
S2 = 476.7
S = 21.83

449.34 471.71 493


mean 536.66 558.49 580.32
514.83

2S =
4S =
6S =

Gambar 5.24. Analisis Kurva Distribusi Normal Proyek Jalan Demak Bypass

Berdasarkan kurva distribusi normal gambar 5.24 di atas dengan besar rentang 3S,
durasi waktu penyelesaian proyek Jalan Demak Bypass adalah 514.83 ± 65.49 hari. Dari
analisa tesebut maka kesempatan proyek dapat diselesaikan dengan kemungkinan 99%
adalah pada rentang waktu 449.34 – 580.32 hari. Hal ini juga dapat dianalisis dengan
menggunakan nilai distribusi Z. Misalkan target waktu penyelesaian proyek (Ts) diubah

108
dari 528 hari menjadi 580 hari, maka kemungkinan proyek Jalan Demak Bypass dapat
diselesaikan adalah sebagai berikut:
Diketahui :
Ts = 580 hari, Te = 514.83 hari
S = 21.83
Ts - Te
Z=
S
580 - 514.83
Z=
21.83
Area dari Tabel Normal
Z = 2.985 = 0.9986
(Untuk nilai distribusi Z dapat dilihat pada lampiran B).
Jadi, dengan cara menambah durasi waktu penyelesaian proyek dari 528 hari menjadi 580
hari kemungkinan waktu penyelesaian proyek Jalan Demak Bypass dapat diselesaikan
menjadi 99%.
Berdasarkan verifikasi data jadwal pelaksanaan proyek Jalan Demak Bypass yang
ditinjau dari progress pekerjaan pada bulan Agustus 2008 minggu kedua, diperkirakan
proyek Jalan Demak Bypass mengalami keterlambatan sebesar 24% dari jadwal semula.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa proyek ini memiliki probabilitas waktu penyelesaian proyek
sebesar 76%. Bila dibandingkan dengan hasil elaborasi metode PERT, maka terdapat
perbedaan estimasi probabilitas waktu penyelesaian proyek sebesar 3% (76%-73%).

109
5.1.5.3. PERT Proyek Graving Dock
Pada proyek Graving Dock ini, data durasi m didapatkan dari data proyek yang ada,
sedangkan untuk data durasi a dan b, didapatkan dari hasil kuisioner dari salah seorang
pengawas lapangan pada proyek Graving Dock ini dengan pengalaman 20 tahun (lihat
lampiran E). Adapun data durasi PERT yang diperoleh pada proyek Graving Dock ini
adalah sebagai berikut:

Tabel 5.6. Estimasi Durasi PERT Proyek Graving Dock


DURASI (hari)
JENIS PEKERJAAN a m b te s s2
PROYEK GRAVING DOCK
PEKERJAAN PERSIAPAN 519 546 600 550.5 13.5 182.3
PEKERJAAN TANAH DAN PENGERINGAN 337 347 416 356.8 13.2 173.4
PEKERJAAN TIANG PANCANG, SHEET PILE DAN PEMANCANGAN 470 494 568 502.3 16.3 266.8
PEKERJAAN BETON 261 290 319 290.0 9.7 93.4
PEKERJAAN LAIN-LAIN 326 343 377 345.8 8.5 72.3
PEKERJAAN PENAHAN SEMENTARA UJUNG MULUT DOK 47 50 58 50.8 1.8 3.4
PEKERJAAN JALAN DENGAN KONSTRUKSI ASPAL PENETRASI
34 35 39 35.5 0.8 0.7
SELEBAR 6M KELILING TEPI DOK DAN TEPI LAUT
PEKERJAAN PENAHAN TANAH TEPI LAUT (l=22M)
29 30 35 30.7 1.0 1.0
DI KIRI KANAN MULUT DOK
LAMPU PENERANGAN DI DINDING DOK TERMASUK
27 30 33 30.0 1.0 1.0
INSTALASI DAN PANEL PENERANGAN

Dari hasil estimasi durasi pada tabel 5.6 di atas, nilai te (durasi yang diharapkan)
dimasukkan ke dalam diagram PERT yang dibuat dengan memakai pendekatan PDM.
Diagram PERT proyek Graving Dock sebagai berikut :

110
0 START 0 ES JENIS EF
0 0 LS KEGIATAN LF
1 0 NO. KEG. DURASI

0 PEKERJAAN 550.5
0 PERSIAPAN 550.5
2 550.5
SS
165
165 PEKERJAAN 521.833
205 TANAH 561.833
SS 3 356.833
1

1 PEKERJAAN 503.333
1 TIANG PANCANG 503.333
4 502.333
SS
232
233 PEKERJAAN 523
271.833 BETON 561.833
SS 5 290
215

216 PEKERJAAN 561.833


216 LAIN-LAIN 561.833
6 345.833
SS
74
290 PEKERJAAN 340.833
511 PENAHAN SEMENTARA 561.833
7 50.833

FS
-49 512.833 PEKERJAAN 548.333
522.833 JALAN 558.333
8 35.5

SS
28 193 PEKERJAAN 223.7
531.133 PENAHAN TANAH 561.833
SS 9 30.7
9

521.833 LAMPU 551.833


531.833 PENERANGAN 561.833
10 30

561.833 FINISH 561.833


561.833 561.833
11 0

Gambar 5.25. PERT Proyek Graving Dock

111
Adapun perhitungan kemungkinan/probability waktu penyelesaian proyek Graving
Dock dengan durasi waktu yang dijadwalkan Ts 559 hari (diambil dari durasi penyelesaian
proyek dengan diagram PDM) adalah sebagai berikut :
Te adalah jumlah dari te untuk kegiatan kritis [ Te = å (te) untuk kegiatan kritis] atau

sama dengan total waktu penyelesaian proyek yang diharapkan, lintasan kritis proyek
Graving Dock dengan metode PERT di atas adalah rangkaian kegiatan yang melalui jalur
1-2-4-6-11 dengan total durasi proyek tercepat yang diharapkan Te adalah 561.833 hari.
Sedangkan standar deviasi dari distribusi durasi proyek yang diharapkan S adalah akar

jumlah kuadrat dari standar deviasi pada kegiatan kritis [ S = ås 2


untuk kegiatan kritis].

Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut:


Diketahui :
Ts = 559 hari, Te = 561.833 hari

S= ås 2
untuk kegiatan kritis

S= (182.3 + 266.8 + 72.25)


S = 521.3
S = 22.831
Ts - Te
Z=
S
559 - 561.833
Z=
22.831
Area dari Tabel Normal
Z = - 0.124 = 0.4522
= 1 - 0.4522 = 0.5478
(Untuk nilai distribusi Z dapat dilihat pada lampiran A).
Jadi, berdasarkan perhitungan di atas kemungkinan proyek dapat diselesaikan
dengan waktu 559 hari adalah sekitar 55 % dari total area di bawah kurva normal. Hal ini
berarti, bahwa kemungkinan proyek dapat selesai tepat waktu adalah rendah sehingga perlu
dianalisis berapakah waktu yang sesuai agar proyek dapat selesai dengan probabilitas yang
tinggi. Untuk itu agar proyek dapat diselesaikan dengan kemungkinan 99% maka dapat
dilakukan analisis dengan kurva distribusi normal, yaitu dengan cara memasukkan faktor
deviasi standar (S) dan varians (S2) sebagai berikut:

112
Te = 561.833
S2 = 521.3
S = 22.831

Te-3S Te-2S Te-S


mean Te+S Te+2S Te+3S
561.833

2S =
4S =
6S =

Te = 561.833
S2 = 521.3
S = 22.831

493.34 516.171 539.002


mean 584.664 607.495 630.326
561.833

2S =
4S =
6S =

Gambar 5.26. Analisis Kurva Distribusi Normal Proyek Graving Dock

Berdasarkan kurva distribusi normal gambar 5.26 di atas dengan besar rentang 3S,
durasi waktu penyelesaian proyek Graving Dock adalah 561.833 ± 68.493 hari. Dari
analisa tesebut maka kesempatan proyek dapat diselesaikan dengan kemungkinan 99%
adalah pada rentang waktu 493.34 – 630.326 hari. Hal ini juga dapat dianalisis dengan
menggunakan nilai distribusi Z. Misalkan target waktu penyelesaian proyek (Ts) diubah

113
dari 559 hari menjadi 630 hari, maka kemungkinan proyek Graving Dock dapat
diselesaikan adalah sebagai berikut:
Diketahui :
Ts = 630 hari, Te = 561.833 hari
S = 22.831
Ts - Te
Z=
S
630 - 561.833
Z=
22.831
Area dari Tabel Normal
Z = 2.985 = 0.9986
(Untuk nilai distribusi Z dapat dilihat pada lampiran B).
Jadi, dengan cara menambah durasi waktu penyelesaian proyek dari 559 hari menjadi 630
hari kemungkinan waktu penyelesaian proyek Graving Dock dapat diselesaikan menjadi
99%.
Berdasarkan verifikasi data dengan kenyataan yang ada di lapangan, jadwal
pelaksanaan proyek Graving Dock mengalami keterlambatan sampai dengan 10 bulan dari
jadwal semula 19 bulan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa proyek ini memiliki probabilitas
waktu penyelesaian proyek sebesar 65% atau mengalami keterlambatan sebesar 35% dari
jadwal semula. Bila dibandingkan dengan hasil elaborasi metode PERT, maka terdapat
perbedaan estimasi probabilitas waktu penyelesaian proyek sebesar 10% (65%-55%).

5.1.6. Elaborasi Metode Perencanaan dan Penjadwalan Proyek dengan LoB


Sebagaimana telah dikemukakan pada bab sebelumnya, LoB adalah metode
penjadwalan yang menggunakan keseimbangan operasi, yaitu tiap-tiap kegiatan adalah
kinerja yang terus-menerus. Di samping itu, rangkaian kegiatan di dalam LoB juga tidak
boleh saling berpotongan atau dengan kata lain tidak boleh mengganggu atau saling
mendahului. Artinya kemajuan pekerjaan dari kegiatan yang mengikuti (successor) tidak
boleh mendahului kegiatan yang mendahuluiya (predecessor). Pada penelitian ini, metode
LoB akan diterapkan pada proyek Teaching Hospital Gedung A, Jalan Demak Bypass, dan
Graving Dock.

114
5.1.6.1. LoB Proyek Teaching Hospital Gedung A
Metode LoB akan diaplikasikan ke dalam penjadwalan proyek Teaching Hospital
A. Namun tidak semua item kegiatan pada proyek Teaching Hospital ini dapat dijadwalkan
dengan metode LoB ini, hanya item kegiatan yang berulang saja yang dapat dijadwalkan.
Adapun item kegiatan yang berulang pada proyek Teaching Hospital gedung A
berdasarkan data Bar Chart terdapat pada 3 lantai tipikal. Item kegiatan tiap lantai tipikal
teresbut terdiri dari pekerjaan Structure, Masonry Wall, Door & Window. Ceilling
Finished, Sanitairs Work, Painting Work, Others Work. Asumsi durasi per siklus kegiatan
berdasarkan pada data durasi Bar Chart (lihat gambar 5.6). Adapun daftar kegiatan dan
durasi dari paket pekerjaan tiap lantai tipikal tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 5.7. Daftar Paket Pekerjaan dari Tiap Lantai Tipikal


No. KEGIATAN DURASI PER SIKLUS PEKERJAAN (hari)
1 Structure 50
2 Masonry Wall 80
3 Door & Window 40
4 Ceilling Finished 40
5 Sanitairs Work 25
6 Painting Work 45
7 Others Work 20
Sebelum membuat diagram LoB, terlebih dahulu hubungan logika ketergantungan dari
paket kegiatan tersebut dibuat. Network diagram dari paket kegiatan tiap lantai tipikal
tersebut adalah sebagai berikut:

Door & Window

Structure Masonry Wall Ceilling Finished Painting Work Others Work

Sanitairs Work

Gambar 5.27. Network Diagram dari Paket Kegiatan Tiap Lantai Tipikal
Teaching Hospital Gedung A

Setelah itu waktu Start dan Finish dari paket pekerjaan keseluruhan 3 lantai gedung
Teaching Hospital A dihitung. Sebagai contoh : total durasi dari paket pekerjaan Structure
adalah: 50 hari/lantai X 3 lantai = 150 hari. Adapun durasi dari keseluruhan paket
pekerjaan di atas ditunjukkan pada tabel 5.8.

115
Karena durasi waktu siklus pekerjaan bervariasi untuk tiap paket pekerjaan, maka
apabila paket pekerjaan yang mengikuti (successor) lebih cepat, dijadwalkan dari akhir
paket pekerjaan yang mendahului (predecessor) atau dengan kata lain menggunakan
hubungan logika ketergantungan FF (Finish to Finish). Sedangkan bila successor lebih
lambat maka dijadwalkan setelah siklus pertama dari paket pekerjaan yang mendahului
(predecessor) selesai atau dengan kata lain menggunakan hubungan logika ketergantungan
SS (Start to Start). Sebagai contoh, paket pekerjaan Masonry Wall (lihat tabel 5.8)
diidentifikasi memiliki durasi total yang lebih lambat dari paket pekerjaan Structure. Oleh
karena itu, paket pekerjaan Masonry Wall dijadwalkan setelah siklus pertama dari paket
pekerjaan Structure (predecessor) selesai, yaitu pada hari ke-50 sehingga diharapkan paket
pekerjaan Masonry Wall akan selesai pada hari ke-290 (50 + 240 hari). Sedangkan paket
pekerjaan Door & Window adalah contoh dari paket pekerjaan yang mengikuti (successor)
yang lebih cepat dari pedecessor-nya, yaitu paket pekerjaan Masonry Wall. Oleh karena
itu, paket pekerjaan Door & Window dijadwalkan dari akhir paket pekerjaan yang
mendahului, yaitu dari paket pekerjaan Masonry Wall pada hari ke-290 sehingga paket
pekerjaan Door & Window akan berakhir setelah siklus 40 hari kemudian, atau pada hari
ke-330 (290 + 40 hari). Untuk lebih lengkapnya ditunjukkan pada tabel 5.8 di bawah ini:

Tabel 5.8. LoB Schedule Pada Proyek Teaching Hospital Gedung A


DURASI DURASI START FINISH
KEGIATAN PER SIKLUS PEKERJAAN (hari) TOTAL PAKET PAKET
Structure 50 150 0 150
Masonry Wall 80 240 50 290
Door & Window 40 120 210 330
Ceilling Finished 40 120 210 330
Sanitairs Work 25 75 240 315
Painting Work 45 135 250 385
Others Work 20 60 345 405

Berdasarkan perhitungan tabel 5.8 di atas, diperkirakan waktu penyelesaian untuk


lantai pertama adalah pada hari ke-365, yaitu waktu penyelesaian dari siklus pertama pada
paket pekerjaan Others Work (345 + 20 hari). Delivery Rate untuk tiap lantai berikutnya
adalah tiap 20 hari sesudahnya. Jadi, total durasi waktu penyelesaian proyek adalah 405
hari. Adapun diagram LoB pada proyek Teaching Hospital Gedung A ditunjukkan pada
gambar 5.28 di bawah ini.

116
Keterangan :

Structure
Masonry Wall
Door &Window,
Ceilling Finished
Sanitair Work

Painting Work
Others Work

Waktu (hari)

Gambar 5.28. Diagram LoB Proyek Teaching Hospital Gedung A

Dari diagram LoB gambar 5.28 di atas, pekerjaan yang saling mengganggu dapat
dengan mudah terdeteksi, yaitu: pada paket pekerjaan Door & Window dan Ceiling
Finished yang saling berimpitan, serta paket pekerjaan Sanitairs Work yang memotong
paket pekerjaan Door & Window dan paket pekerjaan Painting Work. Selain itu, dengan
jelas dapat diperlihatkan bahwa dengan mempercepat siklus waktu dari paket pekerjaan
Masonry Wall, maka durasi penyelesaian proyek secara keseluruhan dapat dikurangi.
Misalnya siklus waktu dari paket pekerjaan Masonry Wall dipercepat dari 80 hari menjadi
40 hari per siklus pekerjaan, maka durasi dari keseluruhan paket pekerjaan Teaching
Hospital Gedung A berubah sebagai berikut:

Tabel 5.9. Perbaikan 1 LoB Schedule Pada Proyek Teaching Hospital Gedung A
DURASI DURASI START FINISH
KEGIATAN PER SIKLUS PEKERJAAN (hari) TOTAL PAKET PAKET
Structure 50 150 0 150
Masonry Wall 40 120 70 190
Door & Window 40 120 110 230
Ceilling Finished 40 120 110 230
Sanitairs Work 25 75 140 215
Painting Work 45 135 150 285
Others Work 20 60 245 305

Berdasarkan perhitungan tabel 5.9 di atas, diperkirakan waktu penyelesaian untuk


lantai pertama adalah pada hari ke-265, yaitu waktu penyelesaian dari siklus pertama pada
paket pekerjaan Others Work (245 + 20 hari) dan total durasi waktu penyelesaian proyek
adalah 305 hari. Jadi waktu penyelesaian proyek menjadi lebih cepat 100 hari dari jadwal

117
LoB semula, yaitu dari 405 hari menjadi 305 hari. Adapun diagram LoB perbaikan 1 pada
proyek Teaching Hospital Gedung A adalah sebagai berikut:
Keterangan :

Structure
Masonry Wall
Door &Window,
Ceilling Finished
Sanitair Work

Painting Work

Others Work

Waktu (hari)
Gambar 5.29. Perbaikan 1 Diagram LoB Proyek Teaching Hospital Gedung A

Dari diagram perbaikan 1 (gambar 5.29) di atas, tampak durasi penyelesaian proyek
menjadi menjadi lebih cepat namun masih terdapat adanya kegiatan yang saling
mengganggu, yaitu pada paket pekerjaan Door & Window dan Ceiling Finished yang
saling berimpitan, serta paket pekerjaan Sanitairs Work yang memotong paket pekerjaan
Door & Window dan paket pekerjaan Painting Work. Oleh karena itu, agar tidak saling
mengganggu jalannya pekerjaan sebaiknya paket pekerjaan Ceiling Finished digeser
setelah paket pekerjaan Door & Window. Sedangkan paket pekerjaan Sanitairs Work
dijadwalkan setelah paket pekerjaan Ceiling Finished dan paket pekerjaan Painting Work
dijadwalkan setelah paket pekerjaan Sanitairs Work sehingga durasi dari keseluruhan paket
pekerjaan Teaching Hospital Gedung A berubah menjadi sebagai berikut:

Tabel 5.10. Perbaikan 2 LoB Schedule Pada Proyek Teaching Hospital Gedung A
DURASI DURASI START FINISH
KEGIATAN PER SIKLUS PEKERJAAN (hari) TOTAL PAKET PAKET
Structure 50 150 0 150
Masonry Wall 40 120 70 190
Door & Window 40 120 110 230
Ceilling Finished 40 120 150 270
Sanitairs Work 25 75 220 295
Painting Work 45 135 245 380
Others Work 20 60 340 400

118
Berdasarkan perhitungan tabel 5.10 di atas, diperkirakan waktu penyelesaian
proyek secara keseluruhan menjadi 400 hari dengan penyelesaian untuk lantai pertama
adalah pada hari ke-360, yaitu waktu penyelesaian dari siklus pertama pada paket
pekerjaan Others Work (340 + 20 hari). Adapun diagram LoB perbaikan 2 pada proyek
Teaching Hospital Gedung A adalah sebagai berikut:
Keterangan :

Structure

Masonry Wall
Door &Window
Ceilling Finished
Sanitair Work
Painting Work

Others Work

Waktu (hari)

Gambar 5.30. Perbaikan 2 Diagram LoB Proyek Teaching Hospital Gedung A

Dari diagram perbaikan 2 (gambar 5.30) di atas, tampak durasi penyelesaian proyek
secara keseluruhan menjadi 400 hari, di mana lebih cepat 5 hari dari jadwal LoB yang
semula 405 hari dan sudah tidak ada lagi kegiatan yang saling mengganggu. Perbaikan
tersebut dilakukan dengan cara menggeser paket pekerjaan Ceiling Finished yang semula
dimulai pada hari ke-110 menjadi hari ke-150 dengan durasi yang sama, kemudian
menggeser paket pekerjaan Sanitairs Work yang semula dimulai pada hari ke-140 menjadi
hari ke-220 dan menggeser paket pekerjaan Painting Work yang semula dimulai pada hari
ke-150 menjadi hari ke-245.

5.1.6.2. LoB Proyek Jalan Demak Bypass


Penggunaan teknik penjadwalan jaringan, seperti metode jalur kritis (CPM), dalam
penjadwalan proyek berulang telah lama dipertanyakan (Chrzanowski dan Johnston, 1986
(dalam Hassanein dan Moselhi, 2004)). Proyek berulang dapat diklasifikasikan ke dalam
dua kategori: linier (seperti jalan raya dan pipa) dan nonlinier (seperti gedung bertingkat
tinggi dan proyek perumahan) (Vorster et al., 1992 (dalam Hassanein dan Moselhi, 2004)).
Meskipun yang menyebabkan berulang adalah geometrik layout-nya, sedangkan yang lain

119
disebabkan oleh kru yang mengulang tugas yang sama di semua unit. Dua perbedaan utama
antara kedua kelas tersebut adalah: 1). Dalam proyek-proyek nonlinier, unit adalah entitas
fisik (misalnya, lantai di sebuah gedung bertingkat tinggi). Dengan demikian, setelah
menyelesaikan pekerjaan di setiap unit, kru memerlukan waktu relokasi dari satu unit ke
unit berikutnya. Hal ini tidak terjadi di proyek linier, di mana kru hanya maju dari satu
unit ke unit berikutnya sepanjang proyek. 2). Ketika mengadopsi strategi beberapa kru
dalam proyek linier, proyek dipecah menjadi beberapa bagian, masing-masing
dilaksanakan oleh kru. Hal ini tidak terjadi di proyek nonlinier, di mana kru dapat
ditugaskan pada unit berikutnya.
Oleh karena itu, pada tahap perencanaan dan definisi atau yang biasa dikenal
dengan WBS (Work Breakdown Structure), setiap kegiatan di dalam proyek dibagi menjadi
lebih kecil, didefinisikan, dan unit secara umum dikenal sebagai paket pekerjaan (divisi).
Dalam metode ini, kegiatan dibagi menjadi work zone, segment, section, dan unit
(Hassanein dan Moselhi, 2004), seperti terlihat pada gambar 5.31 di bawah ini :

Project

Work Zone 1 Work Zone i Work Zone i+1

Segment k

Project dependent
Activity dependent Section J

Unit J1 Unit Jj Unit JN

Gambar 5.31. WBS Proyek Jalan


(Sumber : Hassanein dan Moselhi, 2004)

Untuk proyek Jalan Demak Bypass ini adalah termasuk dalam proyek linear, di
mana yang menyebabkan berulang adalah geometrik layout-nya. Proyek Jalan Demak
Bypass ini memiliki panjang 6,9 km. Pada studi kasus ini, metode LoB akan diaplikasikan
ke dalam penjadwalan proyek Jalan Demak Bypass. Sesuai dengan metode Hassanein dan
Moselhi (2004), penulis mengasumsikan proyek Jalan Demak Bypass ini terbagi dalam 4
section, yaitu section 1 dari STA 0+000 sampai STA 1+700, section 2 dari STA 1+700
sampai STA 3+500, section 3 dari STA 3+500 sampai STA 5+100, dan section 4 dari STA

120
5+100 sampai STA 6+900. Divisi pekerjaan tiap section tersebut terdiri dari pekerjaan
General, Drainase, Earthwork, Structure, Granular, Asphalt Pavement, Reinstatement &
Minor Work, Pavement Widening & Shouldier, Dayworks. Adapun daftar divisi pekerjaan
dan durasi dari paket pekerjaan tiap section adalah sebagai berikut:

Tabel 5.11. Daftar Divisi Pekerjaan


No. DIVISI DURASI PER SIKLUS PEKERJAAN (hari)
I General 99
II Drainase 32
II Earthwork 51
IV Structure 28
V Granular 28
VI Asphalt Pavement 39
VII Reinstatement & Minor Work 32
VIII Pavement Widening & Shouldier 17
IX Dayworks 6

Sebelum membuat diagram LoB, terlebih dahulu hubungan logika ketergantungan


dari paket kegiatan tersebut dibuat. Network diagram dari divisi pekerjaan tiap section
tersebut adalah sebagai berikut:

Drainase Asphalt Pavement


Pavement Widening
General Structure Granular Dayworks
& Shouldier
Reinstatement
Earthwork
& Minor Work
Gambar 5.32. Network Diagram Tiap Section Divisi Pekerjaan

Setelah itu waktu Start dan Finish dari divisi pekerjaan keseluruhan dari 4 section proyek
Jalan Demak Bypass dihitung. Sebagai contoh : total durasi dari paket pekerjaan General
adalah: 99 hari/section x 4 section = 396 hari. Adapun durasi dari keseluruhan paket
pekerjaan di atas ditunjukkan pada tabel 5.12.
Karena durasi waktu siklus pekerjaan bervariasi untuk tiap divisi pekerjaan, maka
apabila durasi divisi pekerjaan yang mengikuti (successor) lebih cepat, dijadwalkan dari
akhir divisi pekerjaan yang mendahului (predecessor) atau dengan kata lain menggunakan
hubungan logika ketergantungan FF (Finish to Finish). Sedangkan bila durasi dari
successor lebih lambat maka dijadwalkan setelah siklus pertama dari divisi pekerjaan yang
mendahului (predecessor) selesai atau dengan kata lain menggunakan hubungan logika
ketergantungan SS (Start to Start). Sebagai contoh, divisi pekerjaan Drainase (lihat tabel

121
5.12) diidentifikasi memiliki durasi total yang lebih cepat dari paket pekerjaan General.
Oleh karena itu, paket pekerjaan Drainase dijadwalkan dari akhir divisi pekerjaan yang
mendahului, yaitu dari akhir divisi General pada hari ke-396, sehingga diharapkan paket
pekerjaan Drainase akan selesai pada hari ke-428 (396+32 hari). Sedangkan divisi
pekerjaan Asphalt Pavement adalah contoh dari divisi pekerjaan yang mengikuti
(successor) yang lebih lambat dari pedecessor-nya, yaitu divisi pekerjaan Granular. Oleh
karena itu, divisi pekerjaan Asphalt Pavement dijadwalkan setelah siklus pertama divisi
pekerjaan Granular selesai, yaitu pada hari ke-419 (391+28 hari), sehingga diharapkan
divisi pekerjaan Asphalt Pavement akan selesai pada hari ke-575 (419+156 hari). Untuk
lebih lengkapnya, ditunjukkan pada tabel 5.12 sebagai berikut :

Tabel 5.12. LoB Schedule Pada Proyek Jalan Demak Bypass


DURASI DURASI START FINISH
No. DIVISI PER SIKLUS PEKERJAAN (hari) TOTAL PAKET PAKET
I General 99 396 0 396
II Drainase 32 128 300 428
II Earthwork 51 204 243 447
IV Structure 28 112 363 475
V Granular 28 112 391 503
VI Asphalt Pavement 39 156 419 575
VII Reinstatement & Minor Work 32 128 419 547
VIII Pavement Widening & Shouldier 17 68 524 592
IX Dayworks 6 24 574 598
Berdasarkan perhitungan tabel 5.12 di atas, diperkirakan waktu penyelesaian untuk
section 1 adalah pada hari ke-580, yaitu waktu penyelesaian dari siklus pertama pada divisi
pekerjaan Dayworks ( 574+6 hari). Delivery Rate untuk tiap section berikutnya adalah tiap
6 hari sesudahnya. Jadi, total durasi waktu penyelesaian proyek adalah 598 hari. Adapun
diagram LoB pada proyek Jalan Demak Bypass ditunjukkan pada gambar 5.33 di bawah
ini.

122
Keterangan :
General
Earth Work
Drainase
Structures
Granular
Reinstatement & Minor
work
Asphalt Pavement
Pavement Widening &
Shouldier
Daywork

Waktu (hari)

Gambar 5.33. Diagram LoB Proyek Jalan Demak Bypass

Dari diagram LoB 5.33 di atas, pekerjaan yang saling mengganggu dapat dengan
mudah terdeteksi, yaitu: pada divisi pekerjaan Drainase dan Earthwork yang saling
berpotongan, serta divisi pekerjaan Asphalt Pavement yang memotong Reinstatement &
Minor Work. Selain itu, dengan jelas dapat diperlihatkan bahwa dengan mempercepat
siklus waktu dari paket pekerjaan General, maka durasi penyelesaian proyek secara
keseluruhan dapat dikurangi. Misalnya siklus waktu dari paket pekerjaan General
dipercepat dari 99 hari menjadi 50 hari per siklus pekerjaan, maka durasi dari keseluruhan
paket pekerjaan Jalan Demak Bypass berubah sebagai berikut:

Tabel 5.13. Perbaikan 1 LoB Schedule pada Proyek Jalan Demak Bypass
DURASI DURASI START FINISH
No. DIVISI PER SIKLUS PEKERJAAN (hari) TOTAL PAKET PAKET
I General 50 200 0 200
II Drainase 32 128 104 232
II Earthwork 51 204 50 251
IV Structure 28 112 167 279
V Granular 28 112 195 307
VI Asphalt Pavement 39 156 223 379
VII Reinstatement & Minor Work 32 128 223 351
VIII Pavement Widening & Shouldier 17 68 328 396
IX Dayworks 6 24 378 402

Berdasarkan perhitungan tabel 5.13 di atas, diperkirakan waktu penyelesaian untuk


section 1 adalah pada hari ke-384, yaitu waktu penyelesaian dari siklus pertama pada divisi
pekerjaan Dayworks ( 378+6 hari). Delivery Rate untuk tiap section berikutnya adalah tiap
6 hari sesudahnya. Jadi, waktu penyelesaian proyek menjadi lebih cepat 196 hari dari

123
jadwal LoB semula, yaitu dari 598 hari menjadi 402 hari. Adapun diagram LoB Perbaikan
1 pada proyek Jalan Demak Bypass ditunjukkan pada gambar 5.34 di bawah ini.

Keterangan :
General
Earth Work
Drainase
Structures
Granular
Reinstatement & Minor
work
Asphalt Pavement
Pavement Widening &
Shouldier
Daywork

Waktu (hari)

Gambar 5.34. Perbaikan 1 Diagram LoB Proyek Jalan Demak Bypass

Dari diagram perbaikan 1 (gambar 5.34) di atas, tampak durasi penyelesaian proyek
menjadi menjadi lebih cepat namun masih terdapat adanya kegiatan yang saling
mengganggu, yaitu: pada divisi pekerjaan Drainase dan Earthwork yang saling
berpotongan, serta divisi pekerjaan Asphalt Pavement yang memotong Reinstatement &
Minor Work. Oleh karena itu, agar tidak saling mengganggu jalannya pekerjaan sebaiknya
divisi pekerjaan Drainase digeser setelah Earthwork. Sedangkan paket pekerjaan Sanitairs
Work dijadwalkan setelah paket pekerjaan Ceiling Finished dan Reinstatement & Minor
Work dijadwalkan setelah divisi pekerjaan Asphalt Pavement sehingga durasi dari
keseluruhan paket pekerjaan Proyek Jalan Demak Bypass berubah menjadi sebagai berikut:

Tabel 5.14. Perbaikan 2 LoB Schedule Pada Proyek Jalan Demak Bypass
DURASI DURASI START FINISH
No. DIVISI PER SIKLUS PEKERJAAN (hari) TOTAL PAKET PAKET
I General 50 200 0 200
II Drainase 32 128 155 283
II Earthwork 51 204 50 251
IV Structure 28 112 199 311
V Granular 28 112 227 339
VI Asphalt Pavement 39 156 255 411
VII Reinstatement & Minor Work 32 128 315 443
VIII Pavement Widening & Shouldier 17 68 392 460
IX Dayworks 6 24 442 466

124
Berdasarkan perhitungan tabel 5.14, diperkirakan waktu penyelesaian proyek secara
keseluruhan menjadi 466 hari dengan penyelesaian untuk section 1 adalah pada hari ke-
448, yaitu waktu penyelesaian dari siklus pertama pada divisi pekerjaan Dayworks (442 +
6 hari). Adapun diagram LoB perbaikan 2 pada proyek Jalan Demak Bypass adalah sebagai
berikut:

Keterangan :
General
Earth Work
Drainase
Structures
Granular
Reinstatement & Minor
work
Asphalt Pavement
Pavement Widening &
Shouldier
Daywork

Waktu (hari)

Gambar 5.35. Perbaikan 2 Diagram LoB Proyek Jalan Demak Bypass

Dari diagram perbaikan 2 (gambar 5.33) di atas, tampak durasi penyelesaian proyek
secara keseluruhan menjadi 466 hari, di mana lebih cepat 132 hari dari jadwal LoB yang
semula 598 hari dan sudah tidak ada lagi kegiatan yang saling mengganggu.

5.1.6.3. LoB Proyek Graving Dock


Berdasarkan data perencanaan dan penjadwalan proyek Graving Dock dan dari
hasil kajian pustaka, proyek Graving Dock ini tidak termasuk dalam kategori proyek linier
atau berulang, sehingga tidak dapat dielaborasi menggunakan metode LoB.

5.1.7. Elaborasi Metode Perencanaan dan Penjadwalan Proyek dengan Time


Chainage Diagram
Metode Time Chainage Diagram adalah merupakan kombinasi dari metode LOB
dengan metode Bar Chart, dengan item kegiatan diplotkan pada waktu sepanjang sumbu x
dan jarak/chainage pada sumbu yang lain atau sebaliknya. Berdasarkan penjelasan pada
bab sebelumya, metode Time Chainage Diagram biasanya menggunakan lima bentuk dasar
simbul, yaitu: garis horizontal, garis vertikal, garis miring, kotak miring, dan persegi yang

125
masing-masing bentuk tersebut memiliki interpretasi sendiri-sendiri. Namun, selain
bentuk-bentuk tersebut masih dimungkinkan untuk menggunakan bentuk-bentuk yang lain.
Adapun yang akan dielaborasi adalah proyek Teaching Hospital Gedung A dan
Jalan Demak Bypass, yaitu dengan cara mengintrepetasikan item kegiatan pada masing-
masing proyek tersebut ke dalam bentuk-bentuk dasar yang menjadi simbul pada Time
Chainage Diagram, kemudian menggambarkannya sesuai dengan asumsi durasi yang ada
pada Bar Chart (Gambar 5.6 dan 5.7). Apabila terdapat kegiatan yang saling berpotongan,
maka sebaikny dihindari, antara lain dengan cara digeser waktu pelaksanaannya atau di
pecah menjadi menjadi beberapa bagian atau bisa juga menjadwalkannya mulai dari
Chainage yang besar ke Chainage yang lebih kecil sehingga penumpukan material ,alat
dan tenaga kerja pada lokasi dan waktu yang sama dapat dihindari.

5.1.7.1. Time Chainage Diagram Proyek Teaching Hospital Gedung A


STRUCTURE WORK INTERIOR
MASONRY WALL FINISHING
DOOR & WINDOW

2009 2010
FEBUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER DESEMBER JANUARI FEBUARI

ATAP

DASAR PREPARATION

Gambar 5.36. Time Chainage Diagram Proyek Teaching Hospital Gedung A

Dari Time Chainage Diagram Proyek Teaching Hospital Gedung A gambar 5.36 di
atas, hubungan logika ketergantungan antar kegiatan sulit untuk diketahui. Selain itu,
lintasan kritis kegiatan proyek juga tidak dapat ditunjukkan dengan jelas dan perhitungan
kecepatan produksinya juga sulit diketahui. Namun, metode ini dapat mendeteksi hambatan
atau gangguan antar kegiatan dari perpotongan bentuk-bentuk dasar yang menjadi simbul
masing-masing kegiatan.
126
5.1.7.2. Time Chainage Diagram Proyek Jalan Demak Bypass
DURASI CHAINAGE
0+000 1+000 2+000 3+000 4+000 5+000 6+000 7+000

000

500

000

500

000

500

000

500

000

500

000

500

000

500

000
(BULAN/MINGGU)
1
2
2007

DES

3
4
5
6 GENERAL
JANUARI

7
8
9
10
FEBUARI

11
12
13
14
15 STRUCTURE REINSTATEMENT & MINOR WORK
MARET

16
17
18
19
APRIL

20
21 EARTH WORK
22
23
24
MEI

25
26
27
28
JUNI

29
30
2008

31
32
JULI

33
34
35
36
AGUSTUS

37
38
39
40
41
SEP

42
43
44
45
LIBUR IDUL FITRI
OKTOBER

46
47
48
49
NOPEMBER

50 DRAINASE
51
52
53 ASPHALT
54 PAVEMENT GRANULAR
DESEMBER

55 PAVEMENT
56
57
58
JANUARI

59
60
61 PAVEMENT WIDENING
62 & SHOULDIER
FEBUARI

63
64
65
66
67
MARET
2009

68
69
70
71 DAYWORK
APRIL

72
73
74
75
76
MEI

77
78

Gambar 5.37. Time Chainage Diagram Proyek Jalan Demak Bypass


127
Dari gambar 5.37 hambatan atau gangguan antar kegiatan dapat dideteksi secara
langsung dari perpotongan bentuk-bentuk dasar yang menjadi simbul dari masing-masing
kegiatan. Item pekerjaan yang saling berpotongan tersebut antara lain, yaitu: 1) Item
pekerjaan Reinstatement & Minor Work yang memotong pekerjaan Earthwork yang terjadi
pada minggu pertama bulan April 2008 di antara Chainage 0+500 sampai 1+000,
kemudian memotong pekerjaan General dan Drainase pada awal minggu kedua bulan
April 2008 di Chainage 1+500-an, kemudian memotong pekerjaan Structure pada minggu
kedua bulan April 2008 di antara Chainage 1+800 sampai 2+000 dan pada minggu ketiga
bulan April 2008 di antara Chainage 2+800 sampai 3+200.
2) Item pekerjaan Structure memotong pekerjaan General dan Drainase pada minggu
pertama bulan Mei 2008 di antara Chainage 1+800 sampai 2+000.
3) Item pekerjaan Drainase memotong pekerjaan General pada minggu kedua bulan
September 2008 di Chainage 3+600-an.
4) Item pekerjaan Structure memotong pekerjaan Earthwork, dan pekerjaan Earthwork
memotong pekerjaan General pada minggu ketiga, empat dan lima bulan Oktober 2008 di
antara Chainage 3+900 sampai 4+400-an.
5) Item pekerjaan Granular Pavement memotong pekerjaan Pavement Widening &
Shuoldier pada minggu kedua bulan Maret 2009 di Chainage 5+500-an.
6) Item pekerjaan Asphalt Pavement memotong pekerjaan Granular Pavement dan General
pada minggu ketiga, empat dan lima bulan Maret 2009 di antara Chainage 6+000 sampai
6+700-an.
Oleh karena itu, agar item kegiatan tersebut tidak saling mengganggu maka item
pekerjaan yang saling berpotongan dapat digeser waktu pelaksanaannya atau di pecah
menjadi menjadi beberapa bagian atau bisa juga menjadwalkannya mulai dari Chainage
yang besar ke Chainage yang lebih kecil sehingga penumpukan material ,alat dan tenaga
kerja pada lokasi dan waktu yang sama dapat dihindari. Adapun perbaikan dari Time
Chainage Diagram proyek Jalan Demak Bypass adalah sebagai berikut:

128
DURASI CHAINAGE
0+000 1+000 2+000 3+000 4+000 5+000 6+000 7+000

000

500

000

500

000

500

000

500

000

500

000

500

000

500

000
(BULAN/MINGGU)
1
2
2007

DES

3
4
5
6 GENERAL
JANUARI

7
8
9
10
FEBUARI

11
12
13
14
15 STRUCTURE
MARET

16
17
18
19
APRIL

20
21 EARTH WORK
22
23
24
MEI

25
26
27
28
JUNI

29
30 REINSTATEMENT & MINOR WORK
2008

31
32
JULI

33
34
35
36
AGUSTUS

37
38
39
40
41
SEP

42
43
44
45 LIBUR IDUL FITRI
OKTOBER

46
47
48
49
NOPEMBER

50 DRAINASE
51
52
53 ASPHALT
54 PAVEMENT GRANULAR
DESEMBER

55 PAVEMENT
56
57
58
JANUARI

59
60
61 PAVEMENT WIDENING
62 & SHOULDIER
FEBUARI

63
64
65
66
67
MARET
2009

68
69
70
71 DAYWORK
APRIL

72
73
74
75
76
MEI

77
78

Gambar 5.38. Perbaikan Time Chainage Diagram Proyek Jalan Demak Bypass

129
Terlihat dari Perbaikan Time Chainage Diagram proyek Jalan Demak Bypass di
atas (lihat gambar 5.38) sudah tidak ada lagi item pekerjaan yang saling memotong atau
menggaggu item pekerjaan yang lain. Perbaikan tersebut dilakukan antara lain dengan cara
menggeser waktu pelaksanaan pekerjaan Reinstatement & Minor Work yang semula
dimulai pada minggu pertama bulan April 2008 menjadi minggu kedua bulan Juli 2008 dan
memecahnya menjadi beberapa bagian sehingga tidak memotong item pekerjaan yang lain.
Kemudian menjadwalkan item pekerjaan Drainase mulai dari Chainage yang besar ke
Chainage yang lebih kecil, yaitu yang semula dari Chainage 2+800 ke 4+600 menjadi
Chainage 4+600 ke 2+800 dan menggeser waktu pelaksanaannya yang semula dimulai
pada bulan September 2008 menjadi Agustus 2008. Begitu juga dengan item pekerjaan
yang saling berpotongan yang lainnya sehingga tidak ada lagi penumpukan material, alat
dan tenaga kerja pada lokasi dan waktu yang sama.

5.1.7.3. Time Chainage Diagram Proyek Graving Dock


Berdasarkan data perencanaan dan penjadwalan proyek Graving Dock dan dari
hasil kajian pustaka, proyek Graving Dock ini tidak termasuk dalam kategori proyek linier
atau berulang, sehingga tidak dapat dielaborasi menggunakan metode Time Chainage
Diagram.

130
5.2. Diskusi/Perbandingan Masing-Masing Metode Perencanaan dan Penjadwalan
Proyek
Aspek yang akan didiskusikan pada sub bab ini adalah mengenai kelebihan dan
kekurangan dari masing-masing metode perencanaan dan penjadwalan proyek, yaitu
metode Bar Chart, CPM, PDM, PERT, LoB, Time Chainage Diagram.

5.2.1. Hasil Pembahasan Metode Bar Chart


Diagram metode Bar Chart untuk proyek Teaching Hospital Gedung A (gambar
5.6), Jalan Demak Bypass (gambar 5.7) dan Graving Dock (gambar 5.8) di atas diperoleh
dari data awal metode perencanaan dan penjadwalan proyek. Di dalam Bar Chart
sekumpulan daftar item kegiatan disusun dalam kolom arah vertikal, sedangkan kolom arah
horizontal menunjukkan skala waktu. Panjangnya diagram batang menunjukkan lamanya
durasi kegiatan tersebut. Metode Bar Chart ini masih digunakan secara luas dalam proyek
konstruksi karena tampilannya yang sederhana, mudah dalam pembuatannya dan
dimengerti oleh pemakainya, baik dari level atasan sampai dengan para pekerja yang ada di
lapangan. Namun metode Bar Chart ini memiliki keterbatasan, di mana Bar Chart tidak
dapat secara spesifik menunjukkan hubungan logika ketergantungan antar kegiatan,
sehingga sulit untuk mengetahui dampak akibat keterlambatan oleh satu kegiatan tehadap
jadwal secara keseluruhan. Misalnya kegiatan Foundation (proyek Teaching Hospital
Gedung A) pada pekerjaan struktur lantai satu mengalami keterlambatan, maka efek dari
keterlambatan tersebut terhadap kegiatan Tie Beam, Column, Beam & Slab sulit untuk
diketahui, karena tidak adanya hubungan logika ketergantungan yang jelas antar kegiatan.
Lihat gambar 5.39 di bawah ini:
ID Task Name Duration
Qtr 1, 2009 Qtr 2, 2009 Qtr 3, 2009 Qtr 4, 2009 Qtr 1, 2010
Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar
14 INTEGRATED DIPONEGORO
TEACHING UNIVERSITY
HOSPITAL BUILDINGDEVELOPMENT
A PROJECT -IDB
364
319 days
days
5 STRUCTURE WORK 155 days
6 1st Floor 60 days
7 FOUNDATION 16 days
8 TIE BEAM 16 days
9 COLUMN 30 days
10 BEAM & SLAB 30 days

6 1st Floor 60 days


7 FOUNDATION 50 days
8 TIE BEAM 16 days
9 COLUMN 30 days
10 BEAM & SLAB 30 days

Gambar 5.39. Efek Keterlambatan Pada Bar Chart

131
Terlihat dari gambar 5.39 di atas, bahwa kegiatan Foundation mengalami keterlambatan
dari 16 hari menjadi 50 hari, tetapi kegiatan yang mengikuti yaitu, Tie Beam, Column,
Beam & Slab tidak mengalami perubahan apapun dari jadwal semula. Sehingga jadwal
menjadi tidak logis karena kegiatan Tie Beam dapat selesai lebih dahulu sebelum kegiatan
Foundation selesai.
Selain itu, lintasan kritis kegiatan proyek juga tidak dapat diketahui, sehingga
kegiatan-kegiatan yang perlu mendapat perhatian yang lebih agar proyek berjalan sesuai
dengan jadwal yang direncanakan juga tidak dapat diketahui. Di samping itu, perbaikan
atau pembaharuan (updating) data kegiatan tertentu di dalam Bar Chart yang dapat
menyebabkan tambahan perubahan di dalam hubungannnya dengan kegiatan yang lain juga
sukar dilakukan, apalagi bila diperparah dengan meningkatnya ukuran dan kompleksitas
kegiatan proyek.
Adapun perhitungan kecepatan produksi di dalam Bar Chart, dapat dilakukan
dengan cara menghitung jumlah kumulatif bobot pekerjaan pada tiap-tiap item kegiatan
yang telah dikerjakan (lihat gambar 5.40). Sedangkan hambatan atau gangguan antar
kegiatan yang dapat mengakibatkan keterlambatan jadwal keseluruhan proyek di dalam
Bar Chart sulit untuk diketahui.
Planned
No. DESCRIPTION % Month 1 Month 2
12/2/09 16/2/09 23/2/09 2/3/09 9/3/09 16/3/09 23/3/09
s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d
15/2/09 22/2/09 1/3/09 8/3/09 15/3/09 22/3/09 29/3/09
UNIVERSITY TEACHING HOSPITAL
"A" BUILDING
I STRUCTURE WORK
1.1 1 ST FLOOR 11.090 0.504 0.504 0.504 0.504 0.504 0.504 0.504

1.2 2 ND FLOOR 19.993

1.3 3 RD FLOOR 18.815

1.4 ROOF 0.466

II ARCHITECTURE WORK
2.1 1 ST FLOOR 19.027

2.2 2 ND FLOOR 18.702

2.3 3 RD FLOOR 5.082

2.4 ROOF 6.826

Monthly progress (Planned) 100.00 0.504 0.504 0.504 0.504 0.504 0.504 0.504
Cummulative Monthly progress (Planned) 0.504 1.008 1.512 2.016 2.520 3.024 3.528

Gambar 5.40. Bobot Pekerjaan Pada Bar Chart

132
Dari data Bar Chart proyek Jalan Demak Bypass terdapat suatu item kegiatan yang
tertunda pelaksanaannya atau tidak dikerjakan secara langsung (splitable). Item kegiatan
tersebut diilustrasikan sebagai berikut:

3 DRAINAGE 168 days Mon 2/18/08 Sun 12/7/08


4 EARTHWORK 273 days Mon 2/18/08 Sun 1/4/09
5 PAVEMENT WIDENING AND SHOULDER 93 days Sat 12/20/08 Sun 3/22/09
8 STRUCTURES 147 days Mon 2/18/08 Sun 2/1/09
9 REINSTATEMENT AND MINOR WORK 168 days Mon 3/31/08 Sun 5/24/09
10 DAYWORK 28 days Mon 4/13/09 Sun 5/10/09
Gambar 5.41. Kegiatan Splitable Pada Bar Chart

Item kegiatan tersebut adalah Pekerjaan Drainase, Earthwork, Structures, dan


Reinstatement and Minor Work yang pada pertengahan pelaksanannya terjadi interupsi atau
jeda waktu kemudian baru dilanjutkan kemudian.

5.2.2. Hasil Pembahasan CPM


Hasil diagram Gambar 5.12. (CPM Perbaikan dari Proyek Teaching Hospital
Gedung A), Gambar 5.13. (CPM Proyek Jalan Demak Bypass), Gambar 5.14. (CPM
Proyek Graving Dock) menunjukkan keseluruhan kegiatan dari penjadwalan dengan
metode Bar Chart yang diterapkan dalam metode CPM. Dari diagram tersebut terlihat
hubungan ketergantungan antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lain dapat
ditunjukkan secara spesifik, yaitu menggunakan hubungan FS (Finish to Start) dan mudah
untuk di update, serta dapat memperkirakan waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan
karena mempunyai hitungan matematis.
Selain itu, CPM juga dapat menunjukkan lintasan kritis kegiatan proyek sehingga
apabila terjadi keterlambatan proyek, prioritas pekerjaan yang akan dikoreksi menjadi
mudah dilakukan. Misalnya pada proyek Teaching Hospital Gedung A, dengan
perhitungan maju dan mundur, lintasan kritis dari diagram CPM proyek Teaching Hospital
Gedung A (lihat gambar 5.12) adalah urutan kegiatan yang melalui jalur 1-2-4-6-8-10-12-
14-16-18-20-22-27-29-30-38-39-40-48-49-51-56-57-58-60 yang ditandai dengan anak
panah tebal dengan waktu penyelesaian proyek paling cepat 364 hari. Item-item kegiatan
yang melalui lintasan kritis tersebut tidak boleh terlambat agar waktu penyelesaian proyek
secara keseluruhan tidak mengalami keterlambatan. Sedangkan lintasan kritis untuk proyek
Jalan Demak Bypass (lihat gambar 5.13) adalah urutan kegiatan yang melalui jalur 1-2-20.

133
Adapun urutan kegiatan yang melalui jalur 1-2-6-9-10-14 adalah merupakan lintasan kritis
dari proyek Graving Dock (lihat Gambar 5.14).
Walaupun CPM memiliki beberapa kelebihan di atas, metode CPM ini terlihat
menjadi tidak efektif dan komplek bila diterapkan pada kegiatan tumpang
tindih/overlaping (seperti pada proyek Teaching Hospital gedung A) dan kegiatan yang
bersifat berulang (seperti pada proyek jalan Demak Bypass) karena terlalu banyak
mengandung hubungan dan menciptakan kegiatan dummy yang sangat banyak untuk
memecah kegiatan. Hal itu disebabkan karena CPM hanya mempunyai satu hubungan
ketergantungan yaitu hubungan finish to start saja. Lihat gambar 5.40 di bawah ini:

0 PREPARATION 45 PREPARATION 300


1 2 3
0 45 45 255 364

FOUNDA-
PEK. STRUKTUR FOUNDATION 55 TION 61
4 5
10 55 6 297

BANGUNAN A

TIE BEAM 65 TIE BEAM 71


6 7
10 65 6 297

LANTAI 1

COLUMN 75 COLUMN 95
8 9
10 75 20 297

BEAM & BEAM &


SLAB 90 SLAB 105
10 11
15 90 15 297

Gambar 5.42. Penggunaan Dummy dan Pemecahan Kegiatan Pada CPM

Terlihat dari gambar 5.42 di atas, tiap kegiatan harus dipecah menjadi 2 bagian dan
dihubungkan dengan dummy untuk menggambarkan hubungan logika ketergantungan pada
kegiatan yang berulang dan tumpang tindih. Pada gambar 5.6. Bar Chart proyek Teaching
Hospital gedung A dapat dianalisa dari 35 item kegiatan yang disajikan dengan
menggunakan metode Bar Chart berubah menjadi 60 event kegiatan dengan menggunakan
CPM (lihat gambar 5.12). Sedangkan pada proyek jalan Demak Bypass gambar 5.7 dapat
dianalisa dari 9 item kegiatan yang disajikan dengan menggunakan metode Bar Chart
berubah menjadi 20 event kegiatan dengan menggunakan CPM (lihat gambar 5.13), dan
yang terakhir pada proyek Graving Dock gambar 5.8 terlihat dari 9 item kegiatan yang
disajikan dengan menggunakan metode Bar Chart berubah menjadi 14 event kegiatan
dengan menggunakan CPM (lihat gambar 5.14).
Selain itu, jaringan CPM juga tidak dapat mengindikasikan tingkat produktifitas
kegiatan berulang, sehingga tidak dapat mendetekti inefisiensi penggunaaan alokasi
sumber daya yang disebabkan oleh berhentinya suatu pekerjaan. Lihat gambar 5.43 di
bawah ini:

134
FOUNDA- MASONRY MASONRY MASONRY
PEK. STRUKTUR FOUNDATION
4
55 TION
5
61 PEK. ARSITEKTUR WALL
28
193 WALL
29
195 WALL
30
228
10 55 6 297 45 193 2 212 33 245

BANGUNAN A BANGUNAN A
LANTAI 1 DOOR & DOOR & DOOR &
TIE BEAM 65 TIE BEAM 71 WINDOW 198 WINDOW 200 WINDOW
6 7 31 32
10 65 6 297 5 198 2 200

LANTAI 1
CEILING
COLUMN 75 COLUMN 95 FINISHED 238
8 9 35
10 75 20 297 40 245

BEAM & BEAM & PAINTING PAINTING


SLAB 90 SLAB 105 WORK 218 WORK 238
10 11 37 38
15 90 15 297 25 225 20 245

OTHERS
COLUMN 100 COLUMN 120 WORK 238
12 13 39
10 100 20 297 20 245

GIRDER 110 GIRDER 130 MASONRY MASONRY


14 15
LANTAI 2 10 110 20 297 LANTAI 2 WALL
40
245
45 245

BEAM & BEAM &


SLAB 125 SLAB 140 DOOR &
16 17
15 125 15 297 WINDOW
5

COLUMN 135 COLUMN 155


18 19
10 135 20 297

GIRDER 145 GIRDER 165 PAINTING


20 21
10 145 20 297 WORK
48
25

LANTAI 3
BEAM & BEAM & BEAM &
SLAB 148 SLAB 160 SLAB 175
22 23 24
3 148 12 257 15 297

GIRDER 170 GIRDER 190


25 26
10 267 20 297

LANTAI ATAP BEAM &


SLAB 200
27
30 297

Girder

Column
Beam & Slab

Gambar 5.43. Inefisiensi Sumber Daya Pada CPM

Terlihat dari gambar 5.43 di atas, terdapat jeda waktu pada pekerjaan Column, Girder,
Beam & Slab dari lantai 2 ke lantai 3. Dengan demikian dari ilustrasi di atas dapat
ditunjukkan bahwa CPM tidak dapat mempertahankan kontinyuitas tingkat produktifitas
kegiatan berulang sehingga terjadi inefisiensi penggunaaan alokasi sumber daya akibat
berhentinya suatu pekerjaan. Di samping itu, CPM juga tidak dapat menunjukkan
hambatan atau gangguan antar kegiatan di dalam jaringan kerjanya.

135
5.2.3. Hasil Pembahasan PDM
Hasil diagram Gambar 5.18 (PDM Perbaikan dari Proyek Teaching Hospital
Gedung A), Gambar 5.19 (PDM Proyek Jalan Demak Bypass), Gambar 5.20 (PDM
Proyek Graving Dock) menunjukkan keseluruhan kegiatan dari penjadwalan dengan
metode Bar Chart yang diterapkan dalam metode PDM. Pada dasarnya perhitungan pada
PDM ini mempunyai kesamaan dengan CPM, hanya yang membedakannya adalah PDM
mempunyai empat hubungan ketergantungan. Sehingga diagram PDM tersebut nampak
relatif lebih sederhana bila dibandingkan dengan CPM dikarenakan hubungan overlaping
dari kegiatan yang berbeda dapat dibuat tanpa menambah jumlah kegiatan. Oleh karena itu,
metode ini lebih cocok bila digunakan untuk penjadwalan kegiatan yang tumpang tindih
atau berulang daripada menggunakan CPM (lihat gambar 5.44).

0 START 0
0 PREPARATION 45 PREPARATION 300
1 2 3 0 0
0 45 45 255 364
1 0

FOUNDA-
PEK. STRUKTUR FOUNDATION 55 TION 61
10
4
55 6
5
297
0 PREPARATION 300
0 300
BANGUNAN A
2 300
SS
TIE BEAM 65 TIE BEAM 71 45
6 7
10 65 6 297
45 FOUNDATION 61
LANTAI 1 PEK. STRUKTUR 45 61
3 16
COLUMN
8
75 COLUMN
9
95 BANGUNAN A SS
10 75 20 297 10
55 TIE BEAM 71
55 71
BEAM & BEAM &
SLAB 90 SLAB 105 4 16
10 11
15 90 15 297 SS
LANTAI 1 10
65 COLUMN 95
65 95
5 30
SS
10
75 BEAM & SLAB 105
75 105
6 30
SS

Gambar 5.44. Diagram CPM Yang Ditransfer ke PDM

Terlihat dari gambar 5.44 di atas, tampilan diagram PDM nampak lebih sederhana
bila dibandingkan dengan diagram CPM, dengan item kegiatan yang lebih sedikit. Dari 11
item kegiatan dengan menggunakan CPM bisa menjadi 6 item kegiatan dengan PDM. Oleh
karena itu, dari segi tampilannya PDM ini lebih cocok digunakan untuk proyek yang
mempunyai kegiatan tumpang tindih atau overlaping daripada CPM. Dari PDM Proyek
Teaching Hospital Gedung A (gambar 5.18) terlihat item kegiatan yang ada relatif lebih
sedikit bila dibandingkan dengan item kegiatan dari CPM, yaitu dari 60 item kegiatan
dengan menggunakan CPM (gambar 5.12) menjadi 37 item kegiatan dengan menggunakan
PDM (gambar 5.18). Sedangkan untuk proyek Jalan Demak Bypass, dari 20 item kegiatan
dengan menggunakan CPM (gambar 5.13) menjadi 16 item kegiatan dengan menggunakan
PDM (gambar 5.19), kemudian untuk proyek Graving Dock dari dari 14 item kegiatan
136
dengan menggunakan CPM (gambar 5.14) menjadi 11 item kegiatan dengan menggunakan
PDM (gambar 5.20).
Selain tampilannya yang relatif lebih sederhana, diagram PDM juga dapat
menunjukkan hubungan logika ketergantungan antara satu kegiatan dengan kegiatan yang
lain secara spesifik. PDM juga dapat menunjukkan lintasan kritis kegiatan proyek sehingga
apabila terjadi keterlambatan proyek prioritas pekerjaan yang akan dikoreksi menjadi
mudah dilakukan. Adapun lintasan kritis dari proyek Teaching Hospital Gedung A dengan
menggunakan diagram PDM (gambar 5.18) adalah rangkaian kegiatan yang mengikuti
jalur 1-2-3-4-5-6-7-8-9-10-11-12-15-16-21-22-27-28-29-33-35-37 yang ditandai dengan
anak panah tebal dengan konstrain sebagai berikut :
Gambar 5.45. Rangkaian Kegiatan Kritis Proyek Teaching Hospital Gedung A
START SS (1-2) PREPARATION SS (2-3)
0 0 300 45

FOUNDATION SS (3-4) TIE BEAM SS (4-5)


16 10 16 10

COLUMN SS (5-6) BEAM & SLAB SS (6-7)


30 10 30 15

COLUMN SS (7-8) GIRDER SS (8-9)


30 10 30 10

BEAM & SLAB SS (9-10) COLUMN SS (10-11)


30 15 30 10

GIRDER SS (11-12) BEAM & SLAB SS (12-15)


30 10 30 3

MASONRY WALL SS (15-16) DOOR &WINDOW SS (16-21)


80 45 40 7

MASONRY WALL SS (21-22) DOOR &WINDOW SS (22-27)


80 45 40 7

MASONRY WALL SS (27-28) DOOR &WINDOW SS (28-29)


80 45 40 5

CEILING FINISHED SS (29-33) MASONRY WALL SS (33-35)


40 7 35 25

PAINTING WORK FF (35-37) FINISH


30 0 0 = 364

Terlihat bahwa durasi 364 hari dari rangkaian kegiatan lintasan kritis di atas adalah
lebih kecil daripada durasi masing-masing kegiatan kritis bila dijumlahkan
(0+300+16+16+30+30+30+30+30+30+30+30+80+40+80+40+80+40+40+35+30+0=1037)
(lihat gambar 5.43). Hal ini dikarenakan kegiatan-kegiatan pada proyek Teaching Hospital

137
Gedung A tersebut saling tumpang tindih dan berulang. Sedangkan lintasan kritis pada
proyek Jalan Demak Bypass dengan menggunakan PDM (gambar 5.19) adalah rangkaian
kegiatan yang melalui jalur 1-2-16, kemudian untuk lintasan kritis pada proyek Graving
Dock adalah rangkaian kegiatan yang melalui jalur 1-2-4-6-11 (gambar 5.20). Dengan
demikian prioritas kegiatan yang akan dikoreksi menjadi mudah dilakukan dengan adanya
metode lintasan kritis ini.
Namun, selain memiliki beberapa kelebihan di atas, PDM masih tetap belum dapat
memperlihatkan perhitungan kecepatan produksi dan hambatan atau gangguan antar
kegiatan sehingga untuk kegiatan yang berulang akan dijumpai beberapa waktu
mengganggur atau delay seiring meningkatnya jumlah kegiatan dalam network. Misalnya
pada item kegiatan Beam & Slab pekerjaan struktur lantai 1,2 dan 3 apabila ditranfer ke
dalam diagram LoB maka akan terlihat adanya waktu menganggur antara Beam & Slab
lantai 1 dan 2, kemudian antara Beam & Slab lantai 2 dan 3. lihat gambar 5.46 di bawah
ini.
0 START 0
0 0
1 0

0 PREPARATION 300
0 300
2 300
SS
45
45 FOUNDATION 61
PEK. STRUKTUR 45 61
3 16
BANGUNAN A SS
10
55 TIE BEAM 71
55 71
4 16
SS
LANTAI 1 10
65
65
COLUMN 95
95
Delay
5 30
SS
10
75 BEAM & SLAB 105
75 105 Beam & Slab
6 30
SS
15
90 COLUMN 120
90 120
LANTAI 2 7 30
SS
10
100 GIRDER 130
100 130
8 30
SS
10
110 BEAM & SLAB 140
110 140
9 30
SS
15
125 COLUMN 155
125 155
LANTAI 3 10 30
SS
10
135 GIRDER 165
135 165
11 30
SS
10
145 BEAM & SLAB 175
145 175
12 30
SS
15
160 GIRDER 190
160 190
LANTAI ATAP 13 30
SS
10
170 BEAM & SLAB 200
170 200
14 30

Gambar 5.46. Diagram PDM Yang Ditransfer ke LoB

138
5.2.4. Hasil Pembahasan Metode PERT
Di samping memiliki kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh CPM dan PDM,
metode PERT juga memiliki kelebihan lain, yaitu dapat memperkirakan kemungkinan
waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan. Dari hasil analisa pada bab sebelumnya
menunjukkan kemungkinan proyek dapat selesai sesuai dengan jadwal yang ditentukan
adalah sebesar 65 % untuk proyek Teaching Hospital gedung A, 73 % untuk proyek Jalan
Demak Bypass, dan 55 % untuk proyek Graving Dock. Namun, metode PERT ini masih
memiliki kelemahan yang sama dengan CPM dan PDM, yaitu tidak dapat menunjukkan
hambatan atau gangguan antar kegiatan dan tidak dapat memperlihatkan dan
mempertahankan perhitungan kecepatan produksi.

5.2.5. Hasil Pembahasan Metode LoB


Dari diagram LoB dapat dilihat terdapat beberapa kegiatan yang mengalami
perpotongan yang dapat mengganggu proses pelaksanaan proyek. Dengan diagram LoB ini
tingkat produktifitas dari masing-masing kegiatan dapat dilihat dengan mudah, akan tertapi
metode ini tidak dapat menunjukkan secara spesifik hubungan logika ketergantungan antar
kegiatan, dan lintasan kritis dari kegiatan proyek secara keseluruhan, sehingga item
kegiatan yang menjadi prioritas sulit diketahui.

5.2.6. Hasil Pembahasan Metode Time Chainage Diagram


Dari Time Chainage Diagram juga dapat dilihat terdapat beberapa kegiatan yang
mengalami perpotongan yang dapat mengganggu proses pelaksanaan proyek secara
langsung. Namun tingkat produktifitas masing-masing kegiatan tidak dapat diketahui.
Selain itu, Time Chainage Diagram juga tidak dapat menunjukkan secara spesifik
hubungan logika ketergantungan antar kegiatan, dan lintasan kritis dari kegiatan proyek
secara keseluruhan, sehingga item kegiatan yang menjadi prioritas sulit diketahui.

139
5.3.Analisa Komparasi
Dari perbandingan masing-masing metode perencanaan dan penjadwalan proyek di
atas. Maka penulis dapat menghasilkan analisa komparasi baik dari segi penggunaan
metode, perhitungan kecepatan produksi, logika ketergantungan, lintasan kritis, maupun
hambatan pada aktifitas kegiatan dan main feature. Adapun pembahasannya adalah sebagai
berikut:

Tabel 5.15. Analisa Komparasi Metode Perencanaan dan Penjadwalan Proyek (1/2)
PERBANDINGAN PERHITUNGAN
METODE PERENCANAAN PENGGUNAAN KECEPATAN
DAN METODE PRODUKSI
PENJADWALAN PROYEK
BAR CHART Dapat digunakan untuk Dengan cara menghitung jumlah
penjadwalan semua jenis kumulatif bobot pekerjaan
proyek, baik gedung, jalan
raya, dan bangunan air
CPM Mudah untuk di update dan Tidak diketahui
cocok untuk proyek yang
komplek, misalnya proyek
Teaching Hospital gedung A
PDM Sesuai untuk proyek-proyek Tidak diketahui
dengan kegiatan
overlapping, misalnya
proyek Teaching Hospital
PERT Cocok untuk evaluasi proyek Tidak diketahui
dan analisis risiko
LoB Sesuai untuk proyek-proyek Dengan cara membagi jumlah item
repetitif dan linier,sulit untuk kegiatan dengan durasi
di update. Misalnya proyek
jalan Demak Bypass
TIME CHAINAGE DIAGRAM Cocok untuk proyek jalan Tidak diketahui
dan linier, bagus untuk
komunikasi.

PERBANDINGAN
METODE PERENCANAAN LOGIKA LINTASAN
DAN KETERGANTUNGAN KRITIS
PENJADWALAN PROYEK
BAR CHART Tidak dapat menunjukkan Tidak diketahui
secara spesifik hubungan
logika ketergantungan antar
kegiatan
CPM Menggunakan hubungan Dapat diketahui, yaitu :
logika ketergantungan FS . Teaching Hospital Gedung A
(Finish to Start) saja melalui jalur 1-2-4-6-8-10-12-14-16-
18-20-22-27-29-30-38-39-40-48-49-
51-56-57-58-60
. Jalan Demak Bypass melalui jalur
1-2-20
. Graving Dock melalui jalur 1-2-6-
9-10-14

140
Tabel 5.15. Analisa Komparasi Metode Perencanaan dan Penjadwalan Proyek (2/2)
PERBANDINGAN
METODE PERENCANAAN LOGIKA LINTASAN
DAN KETERGANTUNGAN KRITIS
PENJADWALAN PROYEK
PDM Menggunakan 4(empat) jenis Dapat diketahui, yaitu :
hubungan logika . Teaching Hospital Gedung A
ketergantungan, melalui jalur 1-2-3-4-5-6-7-8-9-10-
SS,FF,SF,FS 11-12-15-16-21-22-27-28-29-33-35-
37
. Jalan Demak Bypass melalui jalur
1-2-16
. Graving Dock melalui jalur 1-2-4-
6-11
PERT Dapat menunjukkan Lintasan kritisnya sama dengan
hubungan ketergantungan PDM, karena menggunakan
dengan mengunakan pendekatan PDM
pendekatan metode
CPM/PDM
LoB Tidak diketahui Tidak diketahui

TIME CHAINAGE DIAGRAM Tidak diketahui Tidak diketahui

PERBANDINGAN HAMBATAN
METODE PERENCANAAN PADA AKTIFITAS MAIN
DAN KEGIATAN FEATURE
PENJADWALAN PROYEK
BAR CHART Tidak diketahui Bagan balok terdiri atas sumbu y
yang menyatakan kegiatan dan
sumbu x menyatakan durasi waktu
CPM Tidak diketahui Kegiatan terletak pada anak panah di
antara 2 titik (node)
PDM Tidak diketahui Kegiatan terletak pada titik (node)
yang saling berhubungan dengan
anak panah
PERT Tidak diketahui .Teknik diagram jaringan yang
mempertimbangkan penggunaan
durasi tak tentu sehingga
memberikan kemungkinan
penyelesaian proyek dengan 3
macam durasi.
.Tampilannya mengunakan
pendekatan CPM/PDM
LoB Dapat menunjukkan dengan Diagram dapat menunjukkan tingkat
mudah dan jelas dari penyelesaian dari unit yang sama, di
perpotongan antar kegiatan. mana time diplotkan pada sumbu
Misalnya pada proyek horizontal dan unit number pada
gedung Teaching Hospital sumbu vertikal atau sebaliknya
gedung A dan jalan Demak
Bypass

TIME CHAINAGE DIAGRAM Dapat menunjukkan dengan Kombinasi dari LoB dan Bar Chart
mudah dan jelas dari dengan kegiatan diplotkan pada
perpotongan bentuk-bentuk waktu sepanjang sumbu x
dasar yang menjadi simbul dan jarak atau chainage sepanjang
dari masing-masing sumbu yang lain.
kegiatan.

141
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari hasil studi literatur dan analisa data dalam rangka mengkaji, dan
membandingkan berbagai metode perencanaan dan penjadwalan proyek konstruksi yang
telah dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

· Metode Bar Chart masih sangat populer di dalam penjadwalan proyek konstruksi di
Indonesia dan dapat digunakan untuk berbagai jenis proyek konstruksi, di mana
dari hasil analisa data pada penelitian ini hanya 13% (2 proyek) yang menggunakan
PDM, sedangkan 87% (13 proyek) lainnya masih menggunakan metode Bar Chart.

· Bahwa berbagai metode perencanaan dan penjadwalan proyek tersebut memiliki


kelebihan dan kekurangan masing-masing dalam penjadwalan proyek konstruksi,
antara lain:

- Bar Chart bersifat visual, sederhana dan mudah untuk dimengerti, tetapi
tidak dapat menunjukkan secara spesifik hubungan logika ketergantungan
antar kegiatan dan lintasan kritis proyek, serta tidak dapat mendeteksi secara
langsung kegiatan yang mengalami gangguan dalam penjadwalan proyek.

- Metode jaringan kerja (CPM, PDM, PERT) memiliki keandalan dalam


menunjukkan secara spesifik hubungan logika ketergantungan antar
kegiatan dan menentukan lintasan kritis kegiatan proyek sehingga kegiatan
yang menjadi prioritas apabila terjadi keterlambatan dapat diketahui, tetapi
tidak dapat mendeteksi secara langsung kegiatan yang mengalami gangguan
dalam penjadwalan proyek.

- LoB dan Time Chainage Diagram dapat mendeteksi secara langsung


kegiatan yang mengalami gangguan dalam penjadwalan proyek dengan
melihat ada tidaknya diagram batang yang saling berpotongan, tetapi tidak
dapat menunjukkan secara spesifik hubungan logika ketergantungan antar
kegiatan dan lintasan kritis kegiatan proyek.

142
· Metode jaringan kerja (CPM, PDM, PERT) cocok untuk proyek yang bersifat
komplek karena dapat menunjukkan secara spesifik hubungan logika
ketergantungan antar kegiatan dan memiliki teknik hitungan matematis.

· PDM memiliki tampilan yang relatif lebih sederhana bila dibandingkan dengan
CPM sehingga lebih cocok digunakan untuk proyek yang berulang daripada CPM,
misalnya pada proyek Teaching Hospital Gedung A.

· Khusus untuk PERT memiliki metode tersendiri dalam memperkirakan


kemungkinan waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan, di mana PERT
menggunakan 3 macam durasi waktu untuk masing-masing kegiatan, yaitu: a =
durasi waktu optimistik, m = durasi waktu yang paling mungkin, dan b = durasi
waktu pesimistik. Cocok untuk proyek yang memiliki resiko tinggi.

· Berdasarkan analisa dengan metode PERT, waktu penyelesaian proyek dengan


kemungkinan 99% untuk Teaching Hospital Gedung A adalah 490 hari, Demak
Bypass adalah 580 hari, sedangkan untuk proyek Graving Dock adalah 630 hari.

· LoB dan Time Chainage Diagram sesuai untuk proyek yang memiliki kegiatan
berulang/linier karena dapat mendeteksi secara langsung kegiatan yang mengalami
gangguan dalam penjadwalan proyek pada waktu dan tempat tertentu, misalnya
pada proyek Jalan Demak Bypass.

· Agar dapat saling menutupi kekurangan masing-masing metode, maka sebaiknya


tidak hanya menggunakan satu metode perencanaan dan penjadwalan proyek, tapi
juga dapat mengombinasikannya dengan metode yang lain. Misalnya PDM dengan
LoB pada proyek yang memiliki item kegiatan berulang, yaitu dengan cara
membuat PDM-nya terlebih dahulu, kemudian mentransfernya ke dalam LoB
sehingga dapat diketahui item kegiatan mana yang saling mengganggu dan yang
mengalami delay seiring meningkatnya jumlah kegiatan dalam network.
· Dari kekurangan dan kelebihan masing-masing metode di atas, maka penyedia jasa
konstruksi dan owner sebaiknya minimal dapat mengetahui dan menerapkan
metode Bar Chart dan PDM sehingga dapat mengetahui lintasan kritis kegiatan
proyek. Akan lebih baik lagi jika ditambah dengan PERT sehingga probabilitas
waktu penyelesaian proyek dapat diketahui.

143
6.2. Saran

Mengingat batasan-batasan yang ada dalam penelitian ini, dari analisis data dan
pembahasan hasil serta kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka perlu dilakukan
tindak lanjut sebagai berikut :
1. Perlu adanya penerapan dan penggunaan metode perencanaan dan penjadwalan
proyek yang sesuai dengan karakteristik proyek.
2. Karena di dalam metode LoB belum dapat menunjukkan secara spesifik hubungan
logika ketergantungan antar kegiatan dan lintasan kritis kegiatan proyek maka
dapat dilakukan kajian yang lebih mendalam mengenai hal itu dan
membandingkannya dengan metode jaringan kerja.
3. Studi ini dapat dikatakan sebagai penelitian pendahuluan, untuk pengembangan
lebih lanjut dapat dilakukan penelitian sejenis dengan kajian yang lebih mendalam
pada metode LoB dan Time Chainage Diagram.

144
DAFTAR PUSTAKA

Al Sarraj, Z.M. (1990), Formal Development of Line-of-Balance Technique, J. Constr.


Eng. and Mgmt., ASCE, 116(4), 689-704.

Ammar, M.A. dan Elbeltagi, E. (2001), Algorithm for Determining Controlling Path
Considering Resource Continuity, Journal of Computing in Civil Engineering,
ASCE, 15(4), 292–298.

Arditi, D. dan Albulak, M.Z. (1986), Line-of-Balance Scheduling in Pavement


Construction, J. Constr. Eng. and Mgmt., ASCE, 112(3), 411–424.

Arditi, D., Tokdemir, O.B. dan Suh K. (2002(1)), Challenges in Line-of-Balance


Scheduling, J. Constr. Eng. and Mgmt., ASCE, 128(6), 545-556.

Arditi, D., Sikangwan, P. dan Tokdemir, O. (2002(2)), Scheduling System for High-Rise
Building Construction, Constr. Manage. Econom., 20(4), 353–364.

Bhattacharya, G.K. dan Johnson, R. A. (1977), Statistical Concepts and Method, John
Wiley & Sons, Toronto.

Birrell, G.S. (1980), Construction Planning Beyond The Critical Path, J. Constr., ASCE,
106 (3), 389-407.

Chrzanowski, E. dan Johnston, D. (1986), Application of Linear Scheduling, J. Constr.


Eng. Manage., 112(4), 476-491.

Ervianto, Wulfram, I. (2005), Manajemen Proyek Konstruksi (Edisi Revisi), Edisi III,
Andi, Yogyakarta.

Glenwright Jr., Earl T. (2004), Let’s Scrap The Precedence Diagramming Method, AACE
International Transactions, PS. 08.1- PS. 08.6.

Hassanein, A. and Moselhi, O. (2004), Planning and Scheduling Highway Construction, J.


Constr. Eng. and Mgmt., ASCE, 130 (5), 638-646.

Hegazy, T. dan Wassef (2001), Cost Optimization in Projects with Repetitive Nonserial
Activities, J. Constr. Eng. and Mgmt., 127(3), 183–191.

Hegazy, T. dan Kamarah, E. (2008), Efficient Repetitive Scheduling for High-Rise


Construction, J. Constr. Eng. and Mgmt., ASCE, 134(4), 253–264.

Hinze, J.W. (2008), Construction Planning and Scheduling, Third Edition, Pearson
Education Inc, New Jersey.

Husen, Abrar, (2008), Manajemen Proyek, Penerbit Andi, Yogyakarta.

145
Kankainen, J. dan Sandvik, T. (1993), Controlling a Construction Project, Confederaion of
Finnish Construction Industries, Rakennustieto Oy, Helsinki, Finland. 103 pp.

Kavanagh, D.P. (1985), SIREN: A Repetitive Construction Simulation Model, J. Constr.


Eng. and Mgmt., ASCE, 111(3), 308-323.

Kenley, R. dan Seppänen, O. (2009), Location-Based Management of Construction


Projects: Part of A New Typology for Project Scheduling Methodologies,
Proceedings of the 2009 Winter Simulation Conference, 2563-2570.

Kiiras, J. (1989), A Schedule and Resource Planning System for The Implementation Phase
Control of Special Projects, Helsinki University of Technology Construction
Economics and Management Publications. Espoo, Finland.

Laksito, Budi (2005), Studi Komparatif Penjadwalan Proyek Konstruksi Repetitif


Menggunakan Metode Penjadwalan Berulang (RSM) dan Metode Diagram
Preseden (PDM), Media Teknik Sipil, 85-91.

Lembaga Administrasi Negara (2007), Diklat Teknis Manajemen Proyek (Project


Management), Modul 3 Persiapan Pelaksanaan, Eselon IV, Departemen dalam
Negeri.

Lumsden, P. (1968), The Line of Balance Method, Pergamon Press Ltd., Industrial
Training Division, London.

Mawdesley, M.J., Askew W.H., Lees J.L., Stevens C.S. dan Taylor J. (1989), Time
Chainage Charts for Scheduling Linear Projects, Proc., 6th ASCE Conf. on Comp.
in Civ. Engrg., ASCE, Atlanta, 613–620.

Mawdesley, M.J., Askew W.H. dan O’Reilly M. (1997), Planning and Controlling
Construction Project (The Best Laid Plan…), The Chartered Institute of Building,
England.

Mockler R.J. (1972), The Management Control Process, Prentice-Hall.

Moder J. J., Philips C. R., Davis E. W. (1983), Project Management with CPM, PERT and
Precedence Diagramming, Van Nostrand Reinhold Co.

Narbuko, C. dan Ahmadi, A. (2002), Metodologi Penelitian, Penerbit Bumi Aksara,


Jakarta.

Neale, R.H. dan Neale, D.E. (1989), Construction Planning. 1st Ed., Thomas Telford
Ltd., London, England.

O’Brien, J.J. dan Plotnick, F.L. (1999), CPM in Construction Management, Fifth Edition,
McGraw-Hill.

Prasetya, H. dan Lukiastuti, F. (2009), Manajemen Operasi, MedPress, Yogyakarta.

146
Reda, R.M. (1990), RPM: Repetitive Project Modeling, J. Constr. Eng. and Mgmt., ASCE,
116(2), 316–330.

Selinger, S. (1980), Construction Planning for Linear Projects, J. Constr. Div., ASCE,
106(2), 195–205.

Setianto, A. (2004), Studi Perbandingan Metode Bar Chart dengan Line of Balance (LoB)
dalam Penjadwalan Kegiatan Pembangunan Perumahan, Tesis, Universitas Islam
Sultan Agung, Semarang.

Setyawan, A.A. (2007), Evaluasi Pengendalian Waktu dan Biaya (Studi Kasus Proyek
Pembangunan Jembatan Ngantru Desa Gabus Kabupaten Pati Jateng), Tesis,
Universitas Islam Sultan Agung, Semarang.

Soeharto, Iman (1999), Manajemen Proyek (Dari Konseptual Sampai Operasional), Jilid I,
Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta.

Stevens, J.D. (1990), Techniques for Construction Network Scheduling, McGraw-Hill,


Singapore.

Stradal, O. dan Cacha, J. (1982), Time Space Scheduling Method, J. Constr. Div., ASCE,
108(3), 445–457.

Suhail, S.A. dan Neale, R.H. (1994), CPM/LOB: New Methodology to Integrate CPM and
Line of Balance, J. Constr. Eng. and Mgmt., 120(3), 667-684.

Uher, T.E. (1996), Programming and Scheduling Tecniques, Construction Project


Management and Economic Unit, School of Building, University of NWS,
Australia.

Vorster, M. C., Beliveau, Y. J. and Bafna, T. (1992), Linear Scheduling and Visualization,
Transportation Research Record 1351, Transportation Research Board,
Washington, D.C., 32-39.

Weaver, Patrick (2006), A Brief History of Schedulling, Project Services Pty Ltd, Canberra.

http://www.cadstation.com.au

147
LAMPIRAN

Lampiran A. Tabel Distribusi Standar Normal Kumulatif Z Negatif

148
Lampiran B. Tabel Distribusi Standar Normal Kumulatif Z Positif

149
Lampiran C. Data Estimasi Durasi PERT Pada Proyek Teaching Hospital Gedung A
DURASI (hari)
NO JENIS PEKERJAAN a m b
1 TEACHING HOSPITAL 477
2 PREPARATION 250 300 360
3 TEACHING HOSPITAL BUILDING A 319
4 STRUCTURE WORK 155
5 1st Floor 60
6 FOUNDATION 14 16 30
7 TIE BEAM 14 16 30
8 COLUMN 28 30 40
9 BEAM & SLAB 28 30 60
10 2nd Floor 50
11 COLUMN 28 30 60
12 GIRDER 21 30 60
13 BEAM & SLAB 28 30 60
14 3rd Floor 50
15 COLUMN 28 30 40
16 GIRDER 14 30 60
17 BEAM & SLAB 21 30 60
18 Roof plan 40
19 GIRDER 28 30 60
20 SLAB & BEAM 28 30 60
21 ARCHITECTURE WORK 216
22 1st Floor 90
23 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 77 80 120
24 DOOR AND WINDOW 30 40 60
25 CEILING FINISHES 28 40 120
26 SANITAIRS WORK 21 25 30
27 PAINTING WORK 21 45 60
28 OTHERS WORK 12 20 30
29 2nd Floor 90
30 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 77 80 120
31 DOOR AND WINDOW 28 40 60
32 CEILING FINISHES 28 40 120
33 SANITAIRS WORK 21 25 30
34 PAINTING WORK 21 45 60
35 OTHERS WORK 12 20 30
36 3rd Floor 90
37 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 77 80 120
38 DOOR AND WINDOW 28 40 60
39 CEILING FINISHES 28 40 120
40 SANITAIRS WORK 21 25 30
41 PAINTING WORK 21 45 60
42 OTHERS WORK 12 20 30
43 Roof plan 55
44 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 28 35 90
45 CEILING FINISHES 30 45 90
46 PAINTING WORK 28 30 120
47 OTHERS WORK 14 20 30

150
Lampiran D. Data Estimasi Durasi PERT Pada Proyek Jalan Demak Bypass
DURASI (hari)
JENIS PEKERJAAN a m b
PROYEK JALAN DEMAK BYPASS
GENERAL 423 528 554
DRAINAGE A 76 84 92
DRAINAGE B 76 84 92
EARTHWORK A 125 147 154
EARTHWORK B 107 126 132
PAVEMENT WIDENING AND SHOULDER 75 93 102
GRANULAR PAVEMENT 140 147 154
ASPHALT PAVEMENT 168 210 231
STRUCTURES A 72 84 88
STRUCTURES B 32 35 39
STRUCTURES C 25 28 29
REINSTATEMENT AND MINOR WORK A 23 28 29
REINSTATEMENT AND MINOR WORK B 112 140 154
DAYWORK 27 28 29

Lampiran E. Data Estimasi Durasi PERT Pada Proyek Graving Dock


DURASI (hari)
JENIS PEKERJAAN a m b
PROYEK GRAVING DOCK
PEKERJAAN PERSIAPAN 519 546 600
PEKERJAAN TANAH DAN PENGERINGAN 337 347 416
PEKERJAAN TIANG PANCANG, SHEET PILE DAN PEMANCANGAN 470 494 568
PEKERJAAN BETON 261 290 319
PEKERJAAN LAIN-LAIN 326 343 377
PEKERJAAN PENAHAN SEMENTARA UJUNG MULUT DOK 47 50 58
PEKERJAAN JALAN DENGAN KONSTRUKSI ASPAL PENETRASI
34 35 39
SELEBAR 6M KELILING TEPI DOK DAN TEPI LAUT
PEKERJAAN PENAHAN TANAH TEPI LAUT (l=22M)
29 30 35
DI KIRI KANAN MULUT DOK
LAMPU PENERANGAN DI DINDING DOK TERMASUK
27 30 33
INSTALASI DAN PANEL PENERANGAN

151

Anda mungkin juga menyukai