Anda di halaman 1dari 18
¢ KEPALA PUSKESMAS TINANGKUNG UTARA NOMOR : 400.7/192/PKM-TINUT/2023 TENTANG KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROGRAM TB PARU PENDAHULUAN Tuberkulosis adalah penyaki tmenular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang aru, tetapi dapa tjuga mengenai organ tubuh lainya .TBsebarkan melalui droplet pernafasan transmisi timbul akibat kontak erat dengan individu yang terinfeksi.Kontak dengan pasien yang telah terbukt imemiliki TB dalam sputumnya memiliki resiko 25% untuk tertular TB.Sekali batuk dapat dapat menyebarkan sckitar 3.500 kuman dan ketika bersin menyebarkan 4.500- 1.000.000 kuman yang terkandung dalam percikan dahaknya. Penularan terjadi melalui dahak yang dapat bertahan selama beberapa jam dalam ruangan yang tidak terkena sinar matahari dan lembab Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi_kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis. Pengobatan TB Paru membutuhkan waktu 6-8 bulan schingga dimungkinkan pasien tidak patuh dalam menelan obat.Untuk menanggulangi masalah tersebut peran masyarakat sebagai Pengawas Menelan Obat sangatlah penting. Diharapkan dengan peran aktif Pengawas Menelan Obat dalam pendampingan di Masyarakat akan menurunkan angka droup out/Default dan meningkatkan kesembuhan. out/defaultPeran PMO adalah memastikan penderita menelan obat sesuai aturan, mendampingi dan memberikan dukungan moral, mengingatkan pasien, menemukan dan mengenali gejala efek samping obat, mengisi kartu kontrol, serta memberikan penyuluhan.PMO diperlukan untuk menjamin keteraturan pengobatan sehingga Penderita TB Paru sembuh, pengobatan lengkap, tidak droup out/default, dan tidak gagal.Kegagalan pengobatan TB Paru mengakibatkan Penderita mengalami TB MDR yaitu Penderita menjadi resisten dengan OAT.Pengobatan TB MDR membutuhkan waktu yang lebih lama dan biaya yang cukup besar.Untuk mencegah terjadinya kegagalan pengobatan Penderita memerlukan pengawasan langsung dalam menelan Obat yang dilakukan oleh PMO. la 1, Tujuan umum Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian penyakit TBC dengan 1 cara memutus rantai penularan sehingga penyakit TBC tidak lagi merupakan masalah keschatan masyarakat kecamatan Gondang. 2. Tujuan khusus. a. Tercapainya angka kesembuhan minimal 85% dari semua penderita baru BTA positif yang ditemukan. b, Tercapainya cakupan penemuan penderita secara bertahap sehingga dapat mencapai 85% dari perkiraan semua penderita baru BTA positif. c. Mengurangi pasien TB Mangkir. ©. KEGIATAN 1. Penyuluhan tentang TB Paru di sekolah melalui kelompok siswa maupun perorangan. 2, Memberikan leaflet maupun pemasangan poster TB Paru pada tempat — tempat layanan kesehatan . 3. Kunjungan rumah pada pasien TB yang minum obat. | 4. Koordinasi dengan pihak rumah sakit untuk pemeriksaan TCM 5. Melakukan pelacakan pada masyarakat yang mengalami batuk lebih dari 2 minggu. > PENCATATAN DAN PELAPORAN 1. Pasien baru dicatat pada regester,TB 03. 2. Terduga dicatat pada register TB 06, 3. Pelaporan tiap Tribulan . e > JENIS KEGIATAN j NO | JENIS KEGIATAN Waktu Sasaran | T | PelacakanKasus | Setiap Triwulan Pasien yang mengalami | 7B Paru batuk lebih dari 2 minggu 2 | Kunjungan kontak | Bila pasien baru positif | Keluarga pasien TB Paru serumah TB Paru 3 | Pengiriman sampel | Setiap mengambil sampel | Rumah Sakit Trikora dahak ke TCM |dahak Salakan 4 | Penyuluhan ke Perorangan/kelompok sekolah ke 5 | Pengawasan Setiap minggu sekali Pasien yang menjalini minum obat pada pengobatan TB Paru dan pasien TB Paru minum obat minum —_obat Pasien oleh kader 1B 6 | Pemantauan x x x x | Rumah dan Pasien pengawasan 1B minum obat > HASIL CAPAIAN KEGIATAN PUSKESMAS TAHUN 2023 NO] JENIS | HASIL | RENCANA RTL SADWAL BIAYA KEGIATAN | CAPAIAN T |Penemuan | Proporsi T. Menjalin Setiap hari | BOK kasus TB | suspek kerjasama paru yang dengan diperiksa petugas desa 25 untuk suspek penemuan semua pasien yang batuk lebih dari 3 minggu agar diperiksa dahaknya 2. Pemeriksaan dahak 10% dari semua kunjungan agar diperiksa dahaknya. penjaringan semua pasien yang batuk lebih dari 3 minggu ‘agar diperiksa dahaknya ‘Sembuh 10 Pengobatan 6 Iengkap Droup 1 out/default h Ditetapkan di: Luksagu Pada Tangeal : 03 Februari 2023 KEPALA UPT DINAS KESEHATAN JINANGKUNG UTARA. 703 1 002 KERANGKA ACUAN KEGIATAN PELACAKAN KASUS TB PARU PROGRAM TB UPT DINAS KESEHATAN PUSKESMAS TINANGKUNG UTARA I. PENDAHULUAN ‘Tuberkulosis Paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberkulosis, sebagian besar kuman tuberkulosis menyerang paru-paru dan dapat juga menyerang organ tubuh lain nya oleh karena itu perlu diupayakan penanggulangan dan pemberantasan penyakit TB lebih dini. Program TB adalah sebagai salah satu pelayanan _kesehatan menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan (UKP) tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya di wilayah kerjanya. Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama salah satunya meliputi upaya Kesehatan esensial. (Pemenkes no 75 tahun 2014) Penjaringan suspek TB dilakukan didalam gedung dan luar gedung sehingga penemuan suspek di dalam dan diluar gedung terjaring lebih cepat ,adapun. untuk meningkatkan penemuan suspek didalam dan diluar gedung diperlukan kerjasama lintas program dan lintas sektoral serta sektor terkait dan partipasi aktif masyarakat secara luas.dalam upaya mendukung terwujudnya Puskesmas yang dapat memberikan pelayanan keschatan kepada masyarakat secara merata, adil, nyaman, terjangkau, aman, dan profesional menuju Kecamatan Subang Sehat. I. LATAR BELAKANG Program penanggulangan penyakit TBC adalah program prioritas pemerintah bekerjasama dengan Global Fund (GF) yang merupakan suatu organisasi asing yang bergerak dalam bidang kesehatan khususnya penanggulangan penyakit TBC di dunia. Menurut WHO Indonesia merupakan penyumbang penderita TBC terbesar ke tiga di dunia, dimana program penanggulangan penyakit TBC sudah dilaksanakan bertahun-tahun namun belum tuntas juga, hal ini disebabkan oleh berbagai faktor baik dari pemerintah, petugas kesehatan, masyarakat dan lingkungan. Pada Tahun 2023 target penemuan kasus TB di wilayah kerja UPT Dinas Kesehatan Puskesmas Tinangkung Utara kasus dari target tersebut ditemukan sebanyak 24 kasus ( 80%), dengan tingkat keberhasilan pengobatan 60,8% dan angka kejadian mangkir 7,1 %. Pada tahun 2023 diperkirakan angka kejadian TB di wilayah kerja UPT Dinas Kesehatan Puskesmas Tinangkung Utara meningkat menjadi 24 kasus. Dengan target SPM 100% untuk penjaringan suspek/ Pelacakan kasus Tb a bertujuan untuk penemuan / deteksi dini terduga TB. Setelah dilakukan kegiatan ini dil ‘memiliki gejala : 1. Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun,malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan. 2. Gejala-gejala tersebut diatas dapat dijumpai pula pada penyakit paru selain TB, seperti bronkiektasis, bronkitiskronis, asma, kanker paru, dan lain-lain. Mengingat prevalensi TB di Indonesia saat ini masih tinggi, maka setiap orang yang datang ke fasyankes dengan gejala tersebut diatas, dianggap sebagai seorang terduga pasien TB, dan perlu dilakukan pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung, b. TUJUAN KHUSUS 1. Masyarakat yang mempunyai gejala TB lebih cepat ditemukan 2. meminimalkan angka penularan kasus TB « Iv. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN NO] Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan ‘A. | Pelacakan kasus 73 | 1. Melaksanakan Pelacakan suspek TB di wilayah Kerja Puskesmas Tinangkung Utara V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN DAN SASARAN NO | Kegiatan | Pelaksana Lintas | Lintas] ket Pokok program | Program | Scktoral terkait | terkait ‘A. [Pelacakan | Petugas TB | Petugas | -Kader | Sumber kasus TB | melaksanakan | lansia memberi | biaya BOK pelacakan | melaporkan | informasi kasus TB di _| apabila ada | jika ada [| Sc aie] Sala +|"4 a (ry TB Par ‘VII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN Laporan pelaksanaan kegiatan dibuat setelah semua pelaksanaan kegiatan selesai pada minggu ke-3 setiap bulan, dibuat oleh petugas P2 TB dalam bentuk buku laporan evaluasi kegiatan programTB, mulai jenis kegiatan, hasil kegiatan, menjelaskan masalah, prioritas masalah dan penyebab masalah yang ada, selanjutnya untuk dibuat rencana tindak lanjut. Buku laporan evaluasi kegiatan program TB disampaikan kepada Kepala Puskesmas untuk diketahui dan ditandatangani. IX. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN Pencatatan kegiatan program meliputi jumlah sasaran, cakupan yang telah dicapai, sebagai data penunjang dan dicatat dalam buku register_kegiatan untuk digunakan dalam pembuatan laporan kegiatan. Pelaporan dibuat dalam format laporan yang telah disepakati/ditetapkan oleh Seksi p2 TB Dinas Kesehatan Kabupaten, berdasarkan hasil rekap cakupan kegiatan yang diperoleh, laporan disampaikan kepada Kepala Puskesmas untuk diketahui dan ditandatangani, dan Kemudian disampaikan Ke Bagian Seksi P2 TB Dinas Kasehatan Kabupaten (sebelum tangeal 5). Luksagu, 03 Januari 2023 KEPALA UPT DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN DINAS KESEHATAN UPT DINAS KESEHATAN PUSKESMAS TINANGKUNG UTARA Desa Luksagu, Kec. Tinangkung Utara, Kab. Banggai Kepulauan Telp. 0853-9733-6796, email : puskesmastinutcare(@gmail.com SULAWESI TENGAH KERANGKA ACUAN KEGIATAN PENGAMBILAN DAN PENGIRIMAN SAMPEL DAHAK PROGRAM TB UPT DINAS KESEHATAN PUSKESMAS TINANGKUNG UTARA 1 Pendabuluan Sputum adalah bahan yang dikeluarkan dari paru, bronchus, dan trachea melalui mulut. Biasanya juga disebut dengan expectoratorian. Orang dewasa normal bisa memproduksi mukus (sekret kelenjar) sejumlah 100 ml dalam saluran napas setiap hari. Mukus ini digiring ke faring dengan mekanisme pembersihan silia dari epitel yang melapisi saluran pernapasan. Keadaan abnormal produksi mukus yang berlebihan (karena gangguan fisik, kimiawi, atau infeksi yang terjadi pada membran mukosa), menyebabkan proses pembersihan tidak berjalan secara adekuat normal seperti tadi, sehingga mukus ini banyak tertimbun. Bila hal ini terjadi, membran mukosa akan terangsang, dan mukus akan dikeluarkan dengan tekanan intrathorakal dan intraabdominal yang tinggi. Dibatukkan, udara keluar dengan akselerasi yg cepat beserta membawa sekret mukus yang tertimbun tadi. Mukus tersebut akan keluar sebagai sputum. I, Latar Belakang Pengambilan sputum (dahak) dilakukan agar dapat mendeteksi secara dini penyakit yang diderita pasien sehingga pemegang program TB Paru dapat segera menindaklanjuti untuk mencegah terjadinya perluasan penularan. Diwilayah PUSKESMAS ABCD sendiri penyakit TB Paru ini dianggap menakutkan schingga penderita tidak berani untuk memeriksakan penyakitnya Karena takut orang disekitarnya mengucilkan nya, dalam hal inilah petugas sulit untuk menemukan suspek TB. WL. Tajuan Mendapatkan spesimen sputum yang memenuhi persyaratan untuk pemeriks an pewarnaan basil tahan asam. IV. Cara Pelaksanaan Kegiatan 1. Persiapan Alat Sputum pot (tempat luda) yang bertutup Botol bersih dengan penutup b. ¢, Hand scoon d. Formulir dan etiket e. Perlak f 2 h. Pengalas Bengkok Tissue 2. Persiapan Pasien Jelaskan pada pasien apa yang dimaksud dengan sputum agar yang dibatukkan benar-benar merupakan sputum, bukan air liur/saliva ataupun campuran antara sputum dan saliva. Selanjutnya, jelaskan cara mengeluarkan sputum, dengan air dan pasien harus melepas gigi _pal ‘Sputum diambil dari batukkan pertama(first cough). ‘Cara membatukkan sputum dengan Tarik nafas dalam dan kuat(dengan Pernafasan dada) batukkan kuat sputum dari bronkus trakea mulut wadah penampung. Wadah penampung berupa pot steril_bermulut besar dan. berpenutup(Screw Cap Medium). Periksa sputum yang dibatukkan, bila ternyata yang dibatukkan adalah air liur/saliva, maka pasien harus mengulangi membatukkan sputum. Sebaiknya, pilin sputum yang mengandung unsur-unsur khusus, seperti, butir keju, darah dan unsur-unsur lain. Bila sputum susah keluarlakukan perawatan mulut Perawatan mulut dilakukan dengan obat glyseril guayakolat(expectorant) 200 mg atau dengan mengonsumsi air teh manis saat malam sebelum Pengambilan sputum. Bila sputum juga tidak bisa didahakkan, sputum dapat diambil secara: -Aspirasi transtracheal - Bronchial lavage ~ Lung biopsy Sasaran Pasien suspek TB VI. Jadwal Kegiatan e W ] denis Ja [Fe | Mar [Ap [Me | Ju [Ju | Ags |Sep [Ok [No | De Kegiatan |n |b t Pengambila ndan | 1 | pengiriman | ¥ qv v sampel | dahak jes Vil. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN Evaluasi dilakukan setiap akhir bulan dari hasil kunjungan rumah yang berupa laporan kegiatan jumlah penemuan kasus terduga TB dari kontak serumah dan kontak erat. Luksagu, 03 Januari 2023 KEPALA UPT DINAS KESEHATAN Desa Luksagu, Kec. Tinangkung Utara, Kab. Banggai Kepulauan. Telp. 0853-9733-6796, email : puskesmastinutcare@gmail.com PEMERINTAH KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN DINAS KESEHATAN UPT DINAS KESEHATAN PUSKESMAS TINANGKUNG UTARA SULAWESI TENGAH KERANGKA ACUAN KEGIATAN PENGAWASAN MINUM OBAT OLEH KADER A. PENDAHULUAN ‘TBC merupakan penyakit infeksi yang sudah sangat lama dikenal manusia, setua peradaban manusia. Pada awal penemuan obat anti tuberculosis (OAT), timbul harapan penyakit ini akan dapat ditanggulangi. Namun dengan perjalanan waktu, terbukti penyakit ini tetap menjadi masalah kesehatan yang sangat serius, baik dari aspek gangguan tumbuh kembang, morbiditas, mortalitas dan kecacatan. Dengan meluasnya kasus HIV — Aids, tuberculosis mengalami peningkatan bermakna secara global. Indonesia menduduki peringkat ketiga dunia dalam jumlah total pasien TBC setelah Cina dan India. Namun dari porposi jumlah pasien dibanding jumlah penduduk, Indonesia menduduki peringkat pertama. Tbe anak yang tidak diobati secara tepat akan menjadi sumber penularan infeksi TBC pada saat dewasa. Penderita dengan BTA Positif merupakan sumber penularan yang, paling infeksius. B. LATAR BELAKANG ‘Salah satu permasalahan dalam penanggulangan TBC adalah pengobatan yang tidak teratur dan kombinasi obat yang tidak lengkap di masa lalu yang diduga telah menimbulkan kekebalan ganda kuman TBC terhadap Obat Anti Tuberkulosis (OAT) atau Multi Drug Resistance (MDR). TBC bukan hanya masalah bagi penderita tetapi juga masalah bagi masyarakat khusus nya keluarga. Kunci utama keberhasilan pengobatan TB adalah keyakinan bahwa penderita TB meminum semua obatnya sesuai dengan yang ditetapkan dan tidak lalai atau putus berobat. Hal tersebut bisa dipastikan bila ada orang yang mengawasi atau memantau penderita TB pada saat minum obat. Sesuai dengan nama strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse) yang artinya pemberian obat dilakukan secara jangka pendek di bawah pengawasan langsung yaitu oleh seorang pengawas minum obat (PMO). Pada pasien yang dirawat di RS yang bertindak sebagai PMO berasal dari petugas keschatan. Pada pasien rawat jalan, yang bertindak sebagai PMO bisa berasal keluarganya yang tinggal serumah dengan penderita TB seperti: suami/istri, orang tua, anak, saudara dan lain-lain. Apabila penderita TB tinggal sendirian, yang menjadi kader PMO dapat berasal dari saudara, tetangga, ketua RT, TOMA dan TOGA. c. TUJUAN Umum Meningkatkan keberhasilan pengobatan /kesembuhan bagi penderita TBC. + Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi PMO dari penderita dengan BTA Positif. * Tabap ini dilaksanakan untuk mempermudah penentuan undangan pertemuan. ‘Tahap Pelaksanaan ‘* Sosialisai atau pemberian informasi tentang peran PMO + Diskusi dan Tanya jawab 3. Kesepakatan . CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN Kegiatan dilaksanakan dengan jalan melakukan pertemuan, serta metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah ceramah dan tanya jawab. Media yang dipakai yaitu leaflet. F. SASARAN ‘Sasaran kegiatan terdiri dari : PMO dari penderita TB BTA Positif. G._JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN N |Jenis Ja |Fe | Mar |Ap | Me | Ju |Ju | Ags | Sep | Ok [No | De o |Kegiatn |m |b |t |r |i [a (1 [te |e |e |v |e engawas T an minum ; : 7 | obat oleh ~ | X kader | | @ H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN Evaluasi dilakukan sctiap bulan masing-masing untuk mengetahu tingkat kepatuhan penderita dalam menjalani pengobatan. I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN Pencatatan dilakukan setiap bulan, laporan diserahkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai Kepulauan dan di Evaluasi setiap 3 bulan sekali Luksagu, 03 Januari 2023 KEPALA UPT DINAS KESEHATAN | | PEMERINTAH KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN DINAS KESEHATAN UPT DINAS KESEHATAN PUSKESMAS TINANGKUNG UTARA Desa Luksagu, Kec. Tinangkung Utara, Kab. Banggai Kepulauan Telp. 0853-9733-6796, email : puskesmastinutcaret@gmail.com SULAWESI TENGAH KERANGKA ACUAN KEGIATAN PEMANTAN DAN PENGAWASAN MINUM OBAT ‘A. PENDAHULUAN TBC merupakan penyakit infeksi yang sudah sangat lama dikenal manusia, setua peradaban manusia. Pada awal penemuan obat ant tuberculosis (OAT), timbul harapan penyakit ini akan dapat ditanggulangi. Namun dengan perjalanan waktu, terbukti penyakit ini tetap menjadi masalah Kesehatan yang sangat serius, baik dari aspek gangguan tumbub kembang, morbiditas, mortalitas dan kecacatan. Dengan meluasnya asus HIV — Aids, tuberculosis mengalami peningkatan bermakna secara global Indonesia menduduki peringkat ketiga dunia dalam jumlah total pasien TH© setelah Cina dan India, Namun dari porposi jumlah pasien dibanding jumiah penduduk, Indonesia menduduki peringkat pertama. Tbe anak yang tidale Biobat! szera tepat akan menjadi sumber penularan infeksi TBC pada saat Gewasa. Penderita dengan BTA Positif merupakan sumber penularan yang paling infeksius. B. LATAR BELAKANG ‘Salah satu permasalahan dalam penanggulangan TBC adalah pengobatan yang tidak teratur dan kombinasi obat yang tidak lengkap of fhasa lalu yang diduga telah menimbulkan kekebalan ganda kuman TBC terhadap Obat Anti Tuberkulosis (OAT) atau Multi Drug Resistance (MDR). TBC bukan hanya masalah bagi penderita tetapi juga masalah bagi masyarakat khusus nya keluarga. Kunci utama keberhasilan pengobatan TB adalah keyakinan bahwa penderita TB meminum semua obatnya sesuai dengan yang ditetapkan dan tidak lalai atau putus berobat Hal tersebut bisa dipastikan bila ada orang yang mengawasi atau memantau penderita TB pada saat minum obat. Sesuai dengan nama strategi DOTS (Directly Observed ‘Treatment Shortcourse) yang artinya pemberian obat dilakukan secara jangka pendek di bawah pengawasan langsung yaitu oleh seorang pengawas minum obat (PMO). Pada pasien yang dirawat di RS yang bertindak sebagai PMO berasal dari petugas kesehatan. Pada pasien rawat jalan, yang bertindak sebagai PMO bisa berasal keluarganya yang tinggal serumah dengan penderita TB orang tua, anak, saudara dan lain-lain. Apabila ndirian, yang menjadi kader PMO dapat berasal a RT, TOMA dan TOGA. seperti: suami/istr, penderita TB tinggal dari saudara, tetangga, ket cc, TUJUAN Umum Meningkatkan keberhasilan pengobatan /kesembuhan bagi penderita TBC. EB. Sosialisai atau pemberian informasi tentang peran PMO * Diskusi dan Tanya jawab ‘Kesepakatan CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN Kegiatan dilaksanakan dengan jalan melakukan pertemuan, serta metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah ceramah dan tanya jawab, Media yang dipakai yaitu leaflet. SASARAN ‘Sasaran kegiatan terdiri dari : PMO dari penderita TB BTA Posit JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN Orr Jenis Ja |Fe |Mar | Ap | Me | Ju | Ju | Ags | Sep | Ok | No |De Kegiatan |n |b |t |r |i |o Ge Pemantau an dan pengawas Vv v an minum obat EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN Eevaluasi dilakukan setiap bulan masing-masing untuk mengetahu tingkat kepatuhan penderita dalam menjalani pengobatan. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN Pencatatan dilakukan setiap bulan, laporan diserahkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai Kepulauan dan di Evaluasi setiap 3 bulan sekali Luksagu,03 Januari 2023 KEPALA UPT DINAS KESEHATAN SNUINANGKUNG UTARA. PEMERINTAH KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN DINAS KESEHATAN UPT DINAS KESEHATAN PUSKESMAS TINANGKUNG UTARA Desa Luksagu, Kec. Tinangkung Utara, Kab. Banggai Kepulauan Telp. 0853-9733-6796, email : puskesmastinutcaretagmail.com ‘SULAWESI TENGAH KERANGKA ACUAN KEGIATAN INVESTIGASI KONTAK TB PARU PROGRAM TB UPT DINAS KESEHATAN PUSKESMAS TINANGKUNG UTARA I. PENDAHULUAN ‘Tuberculosis adalah penyakit menular langsung yng discbabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis. Sebagian besar kuman TB menycrang paru, tetapi juga dapat mengenai organ tubuh lainnya. Penularan terutama sekali melalui aerogen. Pasien TB pasien TB menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet (percikan dahaky TB disebarkan melalui droplet perna Kontak erat dengan individu yang terinfeksi.Kontak dengan pasien yang telah terbukt imemiliki TB dalam sputumnya memiliki resiko 25% untuk tertular ‘'TB.Sekali batuk dapat dapat menyebarkan sekitar 3.500 kuman dan ketika bersin menyebarkan 4.500-1.000.000 kuman yang terkandung dalam percikan dahaknya. Penularan terjadi melalui dahak yang dapat bertahan ‘Selama beberapa jam dalam ruangan yang tidak terkena sinar matahari dan lembab .Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien, mencegah Kematian, mencegah kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan. mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis. fasan transmisi timbul akibat I. LATAR BELAKANG Sumber penularan adalah pasien TB paru BTA positif yang saat batuk, bersin atau berbicara mengeluarkan drplet 9percikan dahak) yang mengandung kuman Mycobacterium Tuberculosis. Satu pasien TB Paru BTA (4) yang tidak di obati secara tepat dan berkualitas dapat menginfeksi sekitar 10 orang pr tahun. Kontak serumah adalah orang yang tinggal serumah minimal satu malam atau sering tinggal serumah pada siang hari dengan penderita TB dalam 3 bulan terakhir sebelum penderita mendapat obat anti tuberculosis (OAT). Kontak erat adalah orang yang tidak tinggal serumah tetapi sering bertemu dengan penderita dalam waktu yang cukup lama, yang intensitas berkontaknya hamper sama dengan kontak serumah. Capaian penemuan kasus TB di Puskesmas Tinangkung Utara pada tahun 2023 adalah sebanyak 24 kasus dari target yang telah ditetapkan sebanyak 30 kasus. Sehingga masih perlu penemuan kasus secara aktif dan masif | Melaleakean kunjungan rumah penderita TE di wilayah kerja Puskesmas ‘Tinangkung Utara oleh petugas dan kader 2, Melakukan anamnesa dan wawancara dengan kontale serumah penderita TB di wilayah kerja Puskesmas Tinangkung Utara oleh petsgat ‘dan kader 3. Melakukan anamnesa dan wawancara dengan yang tinggal disekitar vevumah penderita TB di wilayah kerja Puskesmas Tinangkung Utara oleh. petugas dan kader 4, iclawuken rujukan ke layanan keschatan jika di temukan teraiia 1B VI. SASARAN Masyarakat atau pasien yang kontak serumah dan kontak erat dengan pasien TB, VI. JADWAL KEGIATAN W | Jenis Ja | Fe [Mer ]Ap |Me | Ju | Ju | Ags [Sep [Ok [No | De Pel eeeiecent| ai bo |e oe |x |: | =] ee Investiga 1 | siKontak | ¥ v v v Serumah yi. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN Evaluasi dilakukan setiap akhir bulan dari hasil kunjungan rumah yang, perupa laporan kegiatan jumlah penemuan kasus terduga TB dari kontale serumah dan kontak erat. 03 Januari 2023 HATS uPr SE: DINAS KESEHATAN PUSKESMAS TIN/ Desa Luksagu, Kec. Tinangkung Telp. 0853-9733-6796, email: viens Eee, DINAS KE, fe KERANGKA ACUAN KEGIATAN PENYULUHAN PENYAKIT TB DISEKOLAH PROGRAM TB UPT DINAS KESEHATAN PUSKESMAS TINANGKUNG UTARA PENDAHULUAN Penyuluhan merupakan gabungan dari berbagai kegiatan | dan Kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai ‘suatu keadaan dimana individu, kelompok, dan masyarakat ingin hidup schat. L Tl LATAR BELAKANG ‘Tuberculosis merupakan masalah besar dinegara kita, oleh karena penularan penyakit TB yang sangat mudah, melalui percikan dahak dari penderita TB dengan hasil pemeriksaan dahak mikroskopik BTA (*). qm, TUJUAN 1, Memahami pengertian TB Para 2. Mengetahui cara penularan TB Paru 3, Mengetahui pencegahan TB Paru 4. Mengetabui komplikasi TB Paru IV. _KEGIATAN POKOK DALAM PERINCIAN KEGIATAN Penyuluhan sebulan sekali | V. SASARAN | ® 1. Individu | 2. Keluarga t 3. Kelompok 4. Masyarakat Pe cscaan seaurnn W |venis | Ja |Fe |Mar | Ap |Me [Ju | Ju | Ags | Sep [Ok [No |De | %) |xegistan [a |p |e © [20 [10 | me || Oe em eM wa Penyuluha F ] n penyakit ee y [| icekotan

Anda mungkin juga menyukai