Anda di halaman 1dari 24
BUPATI MALAKA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI MALAKA, NOMOR 15 TAHUN 2016 ‘TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN DAN PENJUALAN BARANG MILIK Menimbang Mengingat DAERAH BERUPA KENDARAAN DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Ei BUPATI MALAKA, bahwa kendaraan dinas yang terdiri dari Kendaraan Perorangan Dinas dan Kendaraan Dinas Opersional adalah merupakan bagian dari Barang Milik Daerah; bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 Barang Milik Daerah jenis Kendaraan Perorangan Dinas dan Kendaraan Dinas Operasional yang telah melewati masa manfaat atau karena rusak dan tidak efisien lagi bagi keperiuan dinas dapat dihapus dari deftar inventaris barang milik dacrah; bahwa berdasarkan pertimbangan _sebagaimana dimasud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Perturan Bupati tentang Tata Cara Penghapusan dan Penjualan Barang Milik Daerah berupa Kendaraan Dinas. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2013 tentang Pembentukan Kabupaten Malaka di Provinsi Nusa ‘Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5396) y 3. 4, eT 6. ir 9. 10. Menetapkan : Undang-Undang Nomor 23 Tehun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4503); Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4577}; Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92); Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2014 tentang Penjualan Barang Milik Negara/Daerah Berupa Kendaraan Perorangan Dinas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 305); Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 1997 tentang Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi Keuangan dan Barang Daerah; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Daerah; Peraturan Bupati Malaka Nomor 42 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah, MEMUTUSKAN: PERATURAN BUPATI. TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN DAN PENJUALAN BARANG MILIK DAERAH BERUPA KENDARAAN DINAS.<. 3 BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 1) Barang Milik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. 2) Kendaraan Perorangan Dinas adalah Barang Milik Daerah berupa kendaraan bermotor yang digunakan oleh Pejabat Negara, dan pegawai Aparatur Sipil Negara untuk melaksanakan tugas dan fungsi pada jabatan yang diembannya. 3) Kendaraan Dinas Operasional adalah Barang Milik Daerah berupa kendaraan bermotor yang digunakan oleh pegawai Aparatur Sipil Negara untuk melaksanakan tugas dan fungsi sehari-hari secara rutin, seperti Sedan, Mini Bus, Jeep, Station Wagon, Pick Up dan Sepeda Motor. 4) Kendaraan Dinas Operasional Khusus/Lapangan adalah Barang Milik Daerah berupa kendaraan bermotor yang digunakan oleh pegawai Aparatur Sipil Negara untuk melaksanakan tugas dan fungsi lapangan yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi sesuai kebutuhan dan kondisi lapangan berupa Mobil Ambulans, Mobil Pemadam Kebakaran, Sepeda Motor Roda Tiga, Truck, Alat-Alat Berat. 5) Pengelola Barang adalah pejabat yag berwenang dan bertanggung jawab menetapkan kebijakan dan pedoman serta melakukan pengelolaan Barang Milik Daerah, 6) Pengguna Barang adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan Barang Milik Daerah. 7) Pejabat Negara adalah pimpinan dan anggota lembaga tinggi negara sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 dan Pejabat Negara lainnya yang ditentukan oleh undang- undang, seperti Bupati, Wakil Bupati dan Pimpinan DPRD. 8) Pegawai Aparatur Sipil Negara, yang selanjutnya disebut pegawai ASN, adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat Pembina kepegawaian dan discrahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan. 9) Penghapusan barang milik daerah adalah tindakan penghapusan barang Pengguna/Kuasa Pengguna dan penghapusan dari Daftar Inventaris Barang Milik Daerah; 10)Penghapusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah; 11)Penjualan Barang Milik Daerah adalah pengalihan kepemilikan barang milik daerah jkepada pihak lain dengan menerima penggantian dalam bentuk wang. ¢. iy: BABII DASAR PENGHAPUSAN DAN PENJUALAN BARANG MILIK DAERAH Pasal 2 3) Pada prinsipnya semua barang milik daerah dapat dihapuskan; 2) Penghapusan barang milik daerah sebagaimana dimakeud dalam ayat (1) y) 2) dilakukan terhadap barang bergerak dan barang tidak bergerak. Pasal 3 Penghapusan barang tidak bergerak dilaksanakan dengan ‘pertimbangan atau alasan-alasan sebagai berikut Tusak berat, terkena bencana alam / force majeure; tidak dapat digunakan secara optimal; terkena planologi kota; kebutuhan organisasi karena perkembangan tugas; Penyatuan lokasi dalam rangka efisiensi dan memudahkan koordinasi; Pertimbangan dalam rangka pelaksanaan rencana Hankam, pepoee Penghapusan barang bergerak berdasarkan pertimbangan atau alasan- alasan sebagai berilcut : @. pertimbangan teknis, antara lain ; * secara fisik barang tidak dapat digunakan kerena rusak dan tidak ckonomis bila diperbaiki; + secara teknis tidak dapat digunakan lagi akibat modernisasi. 1 telah melampaui batas waktu kegunaannya/kedaluwarsa; * Karena penggunaan mengalami perubahan daser spesifkasi dan sebagain; * selisih kurang dalam —_timbangan/ukuran _disebabkan Penggunaan/susut dalam penyimpanan/pengangkutan. b. pertimbangan ekonomis, antara lain : * untuk optimalisasi barang milik daerah yang berlebih atau idle; * secara ,ckonomis lebih menguntungkan bagi daerah apabila Gihapus, karena biaya operasional dan pemeliharaannya lebih besar dari manfaat yang diperoleh. Karena hilang/kekurangan perbendaharaan atau kerugian, yang disebabkan : { Kesalahan atau kelalaian penyimpan dan/atau pengurus barang; * diluar kesalahan/kelalaian penyimpan dan/atau pengurus barang; ‘mati, bagi tanaman atau hewan/ternak; ! * karena kecelakaan atau alasan tidak terduga (force majeure). Pasal 4 1) Penjualan Barang Milik Daerah berupa Kendaraan Perorangan Dinas dapat dilakukan kepada 4. pejabat negara; , mantan pejabat negara; dan . pegawai ASN; Penjualan Barang Milik Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan dengan cara tanpa melalui lelang atau lelang terbatas, 2) Pasal 5 1) Kendaraan perorangan dinas meliputi kendaraan dinas bermotor roda empat, angkutan darat milik dacrah yang lazimnya digunakan untuk angkutan perorangan, namun tidak terbatas pada sedan, jeep, dan minibus; 2) Kendaraan dinas operasional dan kendaraan opersional khusus/ lapangan meliputi kendaraan dinas bermotor roda 4 (empat) dan roda 2 (dua); 3) Kendaraan perorangan dinas, kendaraan dinas opersional dan kendaraan dinas operasional khusus/lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) merupakan kendaraan yang telah ditetapkan dengan keputusan pejabat yang berwenang untuk dilakukan penghapusan dan penjualan, BAB III WEWENANG PENGHAPUSAN BARANG MILIK DAERAH Pasal 6 : 1) Penghapusan barang milik daerah berupa barang tidak bergerak seperti tanah dan/atau bangunan ditctapkan dengan Keputusan Kepala Daerah sctclah mendapat persetujuan DPRD. Penghapusan barang milik daerah berupa barang-barang inventaris lainnya selain tanah dan/atau bangunan sampai dengan Rp. 5.000.000.000,- (lima millar rupiah) dilakukan oleh Pengelola atas Persetujuan Kepala Daerah dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah, 2 Bupati selaku pemegang keluasaan pengelolaan barang milik daerah memiliki Kewenangan memberikan persetujuan atas usul penjualan barang mili daerah berupa kendaraan dinas sesuai batas kewenangannya. Pasal 8 Sekretaris Daerah selalcu Pengelola Barang Milik Daerah memilik kewenangan mengajukan usul penjualan barang milik daerah berupa kendaraan Perorangan dinas, Kendaraan pperasional, dan kendaraan operasional eae Japangan kepada Bupati.g 5 Pasal 9 Kepala satuan kerja perangkat daerah selaku Pengguna Barang Milik Daerah memilik kewenangin mengajukan usul penjualan barang milik daerah berupa kendaraan dinas operasional dan kendaraan dinas operasional khusus/ lapangan kepada Pengelola Barang Milik Daerah. BABIV PROSES PENGHAPUSAN PERSYARATAN PENJUALAN, BARANG MILIK DAERAH Bagian Kesatu Kendaraan Perorangan Dinas Pasal 10 Proses penghapusan kendaraan perorangan dinas dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : @) Kepala Daerah membentuk panitia penghapusan barang milik daerah yang susunan personilnya terdiri dari unsur-unsur teknis terkait; b) Tugas panitia penghapusan meneliti barang yang rusak, dokumen kepemilikan, administrasi, penggunaan, pembiayaan, pemeliharaan/ perbaikan maupun data lainnya yang dipandang perlu; ©) Hasil penelitian tersebut dituangkan dalam bentuk Berita Acara dengan melampirkan data kerusakan, laporan hilang dari kepolisian, dan lain-lain; ) Pengelola mengajukan permohonan persetujuan kepada Kepala Daerah mengenai rencana penghapusan barang dimaksud dengan melampirkan Berita Acara Hasil Penelitian Panitia Penghapusan; €) Setelah mendapat persetujuan Kepala Daerah, penghapusan dilakukan oleh Pengelola dengan Keputusan Kepala Daerah, dan menctapkan cara penjualan dengan cara tanpa melalui lelang. Pasal 11 1) Kendaraan perorangan dinas dapat dijual tanpa melalui lelang kepada Pejabat Negara pemegang tetap kendaraan tersebut dengan persyaratan sebagai berikut : a. telah berusia paling singkat 4 (empat) tahun : * terhitung mulai tanggal, bulan, tahun perolehannya, untuk perolehan dalam kondisi baru; atau * terhitung mulai tanggal, bulan, tahun pembuatannya, untuk perolehan selain tersebut pada angka 1); dan ». sudah tidak digunaken lagi untuk pelaksanaan tugas. 2) Permohonan penjualan kendaraan perorangan dinas sebagaimana dimaksud pada pyat (1) dilaksanaken pada tahun terakhir periode jabatan Pejabat Negara. { a 6 (8) Kendaraan perorangan dinas yang dijual tanpa melalui lelang paling banyak 1 (satu) unit kendaraan bagi 1 (satu) orang Pejabat Negara, untuk tiap penjualan yang dilakukan. Pasal 12 Pejabat Negara yang dapat membeli Kendaraan Perorangan Dinas tanpa melalui lelang harus memenuhi persyaratan : a. telah memilik masa kerja atau masa pengabdian selama 4 (empat) tahun atau lebih secara berturut-turut, terhitung mulai tanggal ditetapkan menjadi Pejabat Negara; dan ». tidak sedang atau tidak pernah dituntut tindak pidana dengan ancaman hukuman pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun, Pasal 13 Mantan Pejabat Negara yang dapat membeli Kendaraan Perorangan Dinas tanpa melalui lelang harus memenuhi persyaratan : @. telah memiliki masa kerja atau masa pengabdian selama 4 (empat) tahun atau lebih secara berturut-turut, terhitung mulai tanggal ditetapkan menjadi Pejabat Negara sampai dengan berakhimya masa jabatan; b. belum pernah membeli kendaraan perorangan dinas tanpa melalui lelang pada saat yang bersangkutan menjabat sebagai Pejabat Negara; ©. tidak sedang atau tidak pernah dituntut tindak pidana dengan ancaman hukuman pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun; dan 4. tidak diberhentikan dengan tidak hormat dari jabatannya. Pasal 14 Kendaraan perorangan dinas dapat dijual tanpa melalui lelang kepada pegawai ASN dengan syarat Kendaraan perorangan dinas telah berusia 5 (lima) tahun: 4. terhitung mulai tanggal, bulan, tahun perolehannya, untuk perolehan dalam kondisi baru; atau ». terhitung mulai tanggal, bulan, tahun pembuatannya, untuk perolehan selain tersebut pada huruf a, Bagian Kedua Kendaraan Operasional Pasal 15 Proses Penghapusan kendaraan operasional dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : @) Kepala Daerah membentuk panitia penghapusan barang milik daerah yang susunan personilaya terdiri dari unsur-unsur teknis terkait; b) tugas panitia penghapusan meneliti barang yang rusak, dokumen Kepemilikan, administrasi, penggunaan, pembiayaan, pemeliharaan/ perbaikan maupun data lainnya yang dipandang perlu; 7 ©) Hasil penelitian tersebut dituangkan dalam bentuk Berita Acara dengan ‘melampirkan data kerusakan, laporan hilang dari kepolisian, dan lain-lain; ) Pengelola mengajukan permohonan persetujuan kepada Kepala Daerah mengenai rencana penghapusan barang dimaksud dengan melampirkan Berita Acara Hasil Penelitian Panitia Penghapusan; e) Setelah mendapat persctujuan Kepala Daerah, penghapusan dapat dilakukan oleh Pengelola dengan Keputusan Kepala Daerah, dan menetapkan cara penjualan dengan cara lelang terbatas; f) Kepala Daerah membentuk panitia pelelangan terbatas untuk melaksanakan pelelangan terhadap barang yang telah dihapus dari Daftar Inventaris Barang Milik Daerah. Pasal 16 Kendaraan dinas operasional dapat dijual melalui lelang terbatas kepada pegawai ASN dengan syarat kendaraan dinas operasional tersebut telah berusia 5 (lima) tahun lebih : a. terhitung mulai tanggal, bulan, tahun perolehannya, untuk perolehan dalam kondisi baru; atau b. terhitung mulai tanggal, bulan, tahun pembuatannya, untuk perolehan selain tersebut pada huruf a, seperti hibah, pemberian yang sah dari pihak lain, dan lain-lain, : Pasal 17 Pegawai ASN yang dapat membeli kendaraan dinas operasional melalui lelang terbatas harus memenuhi persyaratan : fa) telah memilik masa kerja atau masa pengabdian selama 10 (sepuluh) tahun atau lebih secara berturut-turut, terhitung mulai tanggal ditetapkan sebagai pegawai ASN; b) pejabat/pegawai yang akan memasuki masa pensiun; ©) pejabat/pegawai pemegang kendaraan dan/atau pejabat/pegawai yang lebih senior; 4) pertimbangan lain sesuai kebutuhan dan kondisi daerah Bagian Ketiga Kendaraan Operasional Khusus/Lapangan Pasal 18 Proses Penghapusan kendaraan operasional khusus/lapangan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut a) Kepala Daerah membentuk panitia penghapusan barang milik daerah yang susunan personilnya terdiri dari unsur-unsur teknis terkait; b) tugas panitia penghapusan meneliti barang yang rusak, dokumen Kepemilikan, administrasi, penggunaan, pembiayaan, pemeliharaan/ perbaikan maupun data lainnya yang dipandang perlu;9 a ¢) Hasil penelitian tersebut dituangkan dalam bentuk Berita Acara dengan melampirkan data kerusakan, laporan hilang dari kepolisian, dan lain-lain; 4) Pengelola mengajukan permohonan persetujuan kepada Kepala Dacrah mengenai rencana penghapusan barang dimaksud dengan melampirkan Berita Acara Hasil Penelitian Panitia Penghapusan; ©) Setelah mendapat persetujuan Kepala Daerah, penghapusan - dapat dilakukan oleh Pengelola dengan Keputusan Kepala Daerah, dan ‘menetapkan cara penjualan melalui lelang terbatas; 1) Kepala Daerah membentuk panitia pelelangan terbatas untuk melaksanakan pelelangan terhadap barang yang telah dihapus dari Daftar Inventaris Barang Milik Daerah; Pasal 19 Kendaraan dinas operasional khusus/ lapangan dapat dijual melalui lelang terbatas kepada pegawai ASN dengan syarat kendaraan dinas tersebut telah berusia 10 (sepuluh) tahun : @ terhitung mulai tanggal, bulan, tahun perolehannya, untuk perolehan dalam kondisi baru; atau >. terhitung mulai tanggal, bulan, tahun pembuatannya, untuk perolehan selain tersebut pada huruf a seperti hibah, pemberian yang sah dari pihak Jain, dan lain-lain. hibah, pemberian yang sah dari pihak lain, dan lain-lain, Pasal 20 Pegawai ASN yang dapat membeli Kendaraan dinas operasional khusus/ Japangan melalui lelang terbatas harus memenuhi persyaratan : 9) telah memilik masa kerja atau masa pengabdian selama 10 (sepuluh) tahun atau lebih secara berturut-turut, terhitung mulai tanggal ditetapkan sebagai pegawai ASN; ») pejabat/pegawai yang akan memasuki masa pensiun; ©) pejabat/pegawai pemegang kendaraan dan/atau pejabat/pegawai yang lebih se ai 4 > BAB V ‘TATA CARA PEMBAYARAN ATAS PENJUALAN BARANG MILIK DAERAH BERUPA KENDARAAN DINAS Pasal 21 (2) Barang milik dgerah berupa kendaraan dinas yang akan dijual dilakukan penilaian untuk mendapatkan nilai wajar. (2) Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengikuti ketentuan Peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan barang milik daerah, Pasal 22 Harga jual barang milik daerah berupa kendaraan dinas yang dijual kepada Pejabat Negara/mantan Pejabat Negara dan pegawai ASN ditentukan sebagai berikeut a. kendaraan dengan umur 4 (empat) tahun sampai dengan 7 (tujuh) tahun, harga jualnya adalah 40% (empat puluh persen) dari nilai wajar kendaraan sebagaimana dimaksud dalam pasal 21; b. Kendaraan dengan umur lebih dari 7 (tujuh) tahun harga jualnya adalah 20% (dua puluh persen) dari nilai wajar kendaraan sebagaimana dimaksud dalam pasal 21. asal 23, Pembayaran penjualan barang milik dacrah berupa kendaraan dinas tanpa melalui lelang kepada Pejabat Negara/mantan Pejabat Negara, harus dibayar sekaligus; ‘ Pasal 24 Pembayaran penjualan barang milik daerah berupa kendaraan dinas operasional dan kendaraan dinas opcrasional khusus/ lapangan dengan cara lelang terbatas kepada Pegawai ASN, dapat dibayar secara angsuran paling Jama 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun anggaran. Pasal 25, Pembayaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 23 dan Pasal 24 dilakukan melalui penyetoran ke rekening Kas Umum Daerah. Pasal 26 Dalam hal barang milik daerah berupa kendaraan perorangan dinas yang dijual kepada Pejabat Negara/mantan Pejabat Negara, dan pegawai ASN, dengan cara pembayaran sebagaimana dimakeud dalam Pasal 23 dan Pasal 24 belum dibayar lunas, maka : a) kendaraan tersebut masih berstatus sebagai Barang Milik Daerah; ») kendaraan tersebut tetap digunakan untuk keperluan dina; ©) biaya perbaikan/pemeliharaan menjadi ng jawab —Pejabat Negara/mantan Pejabat Negara, pegawai ASN; dan , Bo 10 @) kendaraan tersebut dilarang untuk dipindahtangankan, disewakan, dipinjamkan, atau dijaminkan kepada pihak ketiga. Pasal 27 1) Pejabat Negara dan mantan Pejabat Negara yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, Pasal 23, dan Pasal 25, dicabut haknya untuk membeli Kendaraan Perorangan Dinas tersebut. 2) Pegawai ASN yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, Pasal 24, dan Pasal 25, dicabut haknya untuk membeli Barang Milik Daerah berupa kendaraan dinas operasional atau kendaraan dinas operasional khusus/ lapangan, dan angsuran yang telah dibayarkan tidak dapat dikembalikan. Pasal 28 1) Kendaraan perorangan dinas yang batal dibeli oleh Pejabat Negara/mantan Pejabat Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1), digunakan Kembali untuk pelaksanaan tugas. 2) Kendaraan dinas operasional dan kendaraan dinas operasional khusus/ lapangan yang batal dibeli oleh pegawai ASN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (2), Pengelola Barang dapat menunjuk pegawai ASN lainnya untuk membeli kendaraan dinas tersebut. 3) Pegawai ASN lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sesuai dengan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) dan Pasal 20 ayat (1). Pasal 30 Biaya yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah untuk perbaikan kendaraan perorangan dinas yang akan dibeli dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sebelum adanya persetujuan penjualan, menjadi tanggungan Pejabat Negara dan/atau pegawai ASN yang membeli kendaraan perorangan dinas tersebut dan harus dibayar sebagai tambahan harga jual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22. Pasal 31 Pelaksanaan penjualan tanpa melalui lelang, lelang terbatas dan penghapusan barang milik daerah berupa kendaraan dinas mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan pengelolaan barang milik dacrah.? uN BAB VIL KETENTUAN PENUTUP Pasal 32 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan ah Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Malaka. Ditetapkan di Betun pada tanggal 10 Mei 2016 Games sSTEPANUS BRIA SERAN Diundangkan di Betun Pada Tanggal ... Mei 2016 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MALAKA, DONATUS BERE BERITA DAERAH KABUPATEN MALAKA TAHUN 2016 NOMOR .. 12 BERITA DAERAH KABUPATEN MALAKA PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI MALAKA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG ‘TATA CARA PENGHAPUSAN DAN PENJUALAN BARANG MILIK Menimbang Mengingat DAERAH BERUPA KENDARAAN DINAS. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALAKA, bahwa kendaraan dinas yang terdiri dari Kendaraan Perorangan Dinas dan Kendaraan Dinas Opersional adalah merupakan bagian dari Barang Milik Daerah; bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 Barang Milik Daerah jenis kendaraan Perorangan Dinas dan Kendaraan Dinas Operasional yang telah melewati masa manfaat atau karena rusak dan tidak efisien lagi bagi keperluan dinas dapat dihapus dari daftar inventaris barang milik daerah; bahwa berdasarkan _pertimbangan —_sebagaimana dimasud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Perturan Bupati tentang Tata Cara Penghapusan dan Penjualan Barang Milik Daerah berupa Kendaraan Dinas. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2013 tentang Pembentukan Kabupaten Malaka di Provinsi Nusa ‘Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia ‘Tahun 2013 Nomor 18, Tambahgn Lembaran Negara Republic Indonesia Nomor S956) 1 Menetapkan 3, 10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4503); Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4577}; Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92); Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2014 tentang Penjualan Barang Milik Negara/Daerah Berupa Kendaraan Perorangan Dinas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 305); Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 1997 tentang Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi Keuangan dan Barang Daerah; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Daerah; Peraturan Bupati Malaka Nomor 42 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah. MEMUTUSKAN: PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN DAN PENJUALAN BARANG MILIK DAERAH BERUPA KENDARAAN DINAS. BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Barang Milik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. Kendaraan Perorangan Dinas adalah Barang Milik Daerah berupa kendaraan bermotor yang digunakan olch Pejabat Negara, dan pegawai Aparatur Sipil Negara untuk melaksanakan tugas dan fungsi pada jabatan yang diembannya. 3) Kendaraan Dinas Operasional adalah Barang Milik Daerah berupa kendaraan bermotor yang digunakan oleh pegawai Aparatur Sipil Negara untuk melaksanakan tugas dan fungsi sehari-hari secara rutin, seperti ‘Sedan, Mini Bus, Jeep, Station Wagon, Pick Up dan Sepeda Motor. 4) Kendaraan Dinas Operasional Khusus/Lapangan adalah Barang Milik Daerah berupa kendaraan bermotor yang digunakan oleh pegawai Aparatur Sipil Negara untuk melaksanakan tugas dan fungsi lapangan yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi sesuai kebutuhan dan kondisi lapangan berupa Mobil Ambulans, Mobil Pemadam Kebakaran, Sepeda Motor Roda Tiga, Truck, Alat-Alat Berat. Pengelola Barang adalah pejabat yag berwenang dan bertanggung jawab menetapkan kebijakan dan pedoman serta melakukan pengelolaan Barang Milik Daerah. ©) Pengguna Barang adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan Barang Milik Daerah. 7) Pejabat Negara adalah pimpinan dan anggota lembaga tinggi negara sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 dan Pejabat Negara lainnya yang ditentukan olch undang- undang, seperti Bupati, Wakil Bupati dan Pimpinan DPRD. 8) Pegawai Aparatur Sipil Negara, yang selanjutnya disebut pegawai ASN, adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat Pembina kepegawaian dan discrahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan, 9) Penghapusan barang milik daerah adalah tindakan penghapusan barang Pengguna/Kuasa Pengguna dan penghapusan dari Daftar Inventaris Barang Milik Daerah; 10)Penghapusan scbagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah; 11)Penjualan Barang Milik Daerah adalah pengalihan kepemilikan barang milik daerah kepada pihak lain dengan menerima penggantian dalam bentuk wang. y 2) a BAB IL DASAR PENGHAPUSAN DAN PENJUALAN BARANG MILIK DAERAH Pasal 2 1) Pada prinsipnya semua barang milik daerah dapat dihapuskan; 2) Penghapusan barang milik daerah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) » 2) dilakukan terhadap barang bergerak dan barang tidak bergerak. Pasal 3 Penghapusan barang tidak bergerak dilaksanakan dengan pertimbangan atau alasan-alasan sebagai berikut rusak berat, terkena bencana alam / force majeure; tidak dapat digunakan secara optimal; terkena planologi kota; kebutuhan organisasi karena perkembangan tugas; penyatuan lokasi dalam rangka efisiensi dan memudahkan koordinasi; pertimbangan dalam rangka pelaksanaan rencana Hankam. nepege Penghapusan barang bergerak berdasarkan pertimbangan atau alasan- alasan sebagai berikut : a. pertimbangan teknis, antara lain : * secara fisik barang tidak dapat digunakan karena rusak dan tidak ekonomis bila diperbaiki; + secara teknis tidak dapat digunakan lagi akibat modernisasi; telah melampaui batas waktu kegunaannya/kedaluwarsa; Karena penggunaan mengalami perubahan dasar spesifkasi dan sebagainya; + selisih kurang — dalam bangan/ukuran — disebabkan penggunaan/susut dalam penyimpanan/pengangkutan, b. pertimbangan ekonomis, antara lain : * untuk optimalisasi barang milik daerah yang berlebih atau idle; + secara ekonomis lebih menguntungkan bagi daerah apabila dihapus, karena biaya operasional dan pemeliharaannya lebih besar dari manfaat yang diperoleh. c, Karena hilang/kekurangan perbendaharaan atau kerugian, yang disebabkan : + kesalahan atau kelalaian penyimpan dan/atau pengurus barang; + diluar kesalahan/kelalaian penyimpan dan/atau pengurus barang; * mati, bagi tanaman atau hewan/ternak; + karen kecelakaan atau alasan tidak terduga (force majeure). Pasal 4 1) Penjualan Barang Milik Daerah berupa Kendaraan Perorangan Dinas dapat dilakukan kepada : a. pejabat negara; b. mantan pejabat negara; dan c. pegawai ASN; 2) Penjualan Barang Milik Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan dengan cara tanpa melalui lelang atau lelang terbatas. Pasal 5 1) Kendaraan perorangan dinas meliputi kendaraan dinas bermotor roda empat, angkutan darat milik daerah yang lazimnya digunakan untuk angkutan perorangan, namun tidak terbatas pada sedan, jeep, dan 2) Kendaraan dinas operasional dan kendaraan opersional khusus/ lapangan meliputi kendaraan dinas bermotor roda 4 (empat) dan roda 2 (dua); 3) Kendaraan perorangan dinas, kendaraan dinas opersional dan kendaraan dinas operasional khusus/lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) merupakan kendaraan yang telah ditetapkan dengan keputusan pejabat yang berwenang untuk dilakukan penghapusan dan penjualan. BAB IIL WEWENANG PENGHAPUSAN BARANG MILIK DAERAH Pasal 6 1) Penghapusan barang milik daerah berupa barang tidak bergerak seperti tanah dan/atau bangunan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah setelah mendapat persetujuan DPRD. 2) Penghapusan barang milik daerah berupa barang-barang inventaris lainnya selain tanah dan/atau bangunan sampai dengan Rp. 5.000.000.000,- (lima miliar rupiah) dilakukan oleh Pengelola atas Persetujuan Kepala Daerah dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah. Pasal 7 Bupati selaku pemegang kekuasaan pengelolaan barang milik daerah memiliki kewenangan memberikan persetujuan atas usul penjualan barang milik daerah berupa kendaraan dinas sesuai batas kewenangannya. Pasal 8 Sekretaris Daerah selaku Pengelola Barang Milik Daerah memilik kewenangan mengajukan usul penjualan barang milik daerah berupa kendaraan perorangan dinas, kendaraan gperasional, dan kendaraan operasional khusus/ lapangan kepada Bupati t 5 Pasal 9 Kepala satuan kerja perangkat daerah selaku Pengguna Barang Milik Daerah memilik kewenangan mengajukan usul penjualan barang milik daerah berupa kendaraan dinas operasional dan kendaraan dinas operasional khusus/ lapangan kepada Pengelola Barang Milik Daerah. BAB IV PROSES PENGHAPUSAN PERSYARATAN PENJUALAN BARANG MILIK DAERAH Bagian Kesatu Kendaraan Perorangan Dinas Pasal 10 Proses penghapusan kendaraan perorangan dinas dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : @) Kepala Daerah membentuk panitia penghapusan barang milik daerah yang susunan personilnya terdiri dari unsur-unsur teknis terkait; b) Tugas panitia penghapusan meneliti barang yang rusak, dokumen kepemilikan, administrasi, penggunaan, pembiayaan, pemeliharaan/ perbaikan maupun data lainnya yang dipandang perlu; ©) Hasil penelitian tersebut dituangkan dalam bentuk Berita Acara dengan melampirkan data kerusakan, laporan hilang dari kepolisian, dan lain-lain; 4) Pengelola mengajukan permohonan persetujuan kepada Kepala Dacrah mengenai rencana penghapusan barang dimaksud dengan melampirkan Berita Acara Hasil Penelitian Panitia Penghapusan; ¢) Setelah mendapat persetujuan Kepala Daerah, penghapusan dilakukan oleh Pengelola dengan Keputusan Kepala Daerah, dan menetapkan cara penjualan dengan cara tanpa melalui lelang. Pasal 11 Kendaraan perorangan dinas dapat dijual tanpa melalui lelang kepada Pejabat Negara pemegang tetap kendaraan tersebut dengan persyaratan sebagai berikut a. telah berusia paling singkat 4 (empat) tahun : * terhitung mulai tanggal, bulan, tahun perolehannya, untuk perolchan dalam kondisi baru; atau + terhitung mulai tanggal, bulan, tahun pembuatannya, untuk perolehan selain tersebut pada angka 1); dan b. sudah tidak digunakan lagi untuk pelaksanaan tugas. L 2) Permohonan penjualan kendaraan perorangan dinas scbagaimana dimaksud pada es (1) dilaksanakan pada tahun terakhir periode jabatan Pejabat Negara. 6 (3) Kendaraan perorangan dinas yang dijual tanpa melalui lelang paling banyak 1 (satu) unit kendaraan bagi 1 (satu) orang Pejabat Negara, untuk tiap penjualan yang dilakukan. Pasal 12 Pejabat Negara yang dapat membeli Kendaraan Perorangan Dinas tanpa melalui lelang harus memenuhi persyaratan a. telah memilik masa kerja atau masa pengabdian selama 4 (empat) tahun atau lebih secara berturut-turut, terhitung mulai tanggal ditetapkan menjadi Pejabat Negara; dan b, tidak sedang atau tidak pernah dituntut tindak pidana derigan ancaman hukuman pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun. Pasal 13 Mantan Pejabat Negara yang dapat membeli Kendaraan Perorangan Dinas tanpa melalui lelang harus memenuhi persyaratan : a. telah memiliki masa kerja atau masa pengabdian selama 4 (empat) tahun atau lebih secara berturut-turut, terhitung mulai tanggal ditetapkan menjadi Pejabat Negara sampai dengan berakhimya masa jabatan; b. belum pernah membeli kendaraan perorangan dinas tanpa melalui lelang pada saat yang bersangkutan menjabat sebagai Pejabat Negara; , tidak sedang atau tidak pernah dituntut tindak pidana dengan ancaman hukuman pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun; dan 4. tidak diberhentikan dengan tidak hormat dari jabatannya. Pasal 14 Kendaraan perorangan dinas dapat dijual tanpa melalui lelang kepada pegawai ASN dengan syarat Kendaraan perorangan dinas telah berusia 5 (lima) tahun: a, terhitung mulai tanggal, bulan, tahun perolehannya, untuk perolchan dalam kondisi baru; atau . terhitung mulai tanggal, bulan, tahun pembuatannya, untuk perolehan selain tersebut pada huruf a. Bagian Kedua Kendaraan Operasional Pasal 15 Proses Penghapusan kendaraan operasional dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : a) Kepala Daerah membentuk panitia penghapusan barang milik daerah yang susunan personilnya terdiri dari unsur-unsur teknis terkait; b) tugas panitia penghapusan meneliti barang yang rusak, dokumen kepemilikan, administrasi, penggunaan, a pemeliharaan/ perbaikan maupun data lainnya yang dipandang perlu; 7 ©} Hasil penelitian tersebut dituangkan dalam bentuk Berita Acara dengan melampirkan data kerusakan, laporan hilang dari kepolisian, dan lain-lain; 4d) Pengelola mengajukan permohonan persetujuan kepada Kepala Daerah mengenai rencana penghapusan barang dimaksud dengan melampirkan Berita Acara Hasil Penelitian Panitia Penghapusan; ¢) Setelah mendapat persetujuan Kepala Daerah, penghapusan dapat dilakukan oleh Pengelola_dengan Keputusan Kepala Dacrah, dan menetapkan cara penjualan dengan cara lelang terbatas; ) Kepala Dacrah membentuk panitia _pelelangan terbatas untuk melaksanakan pelelangan terhadap barang yang telah dihapus dari Daftar Inventaris Barang Milik Daerah. Pasal 16 Kendaraan dinas operasional dapat dijual melalui lelang terbatas kepada pegawai ASN dengan syarat kendaraan dinas operasional tersebut telah berusia 5 (lima) tahun lebih a. terhitung mulai tanggal, bulan, tahun perolehannya, untuk perolehan dalam kondisi baru; atau , b. terhitung mulai tanggal, bulan, tahun pembuatannya, untuk perolehan selain tersebut pada huruf a, seperti hibah, pemberian yang sah dari pihak lain, dan lain-lain. Pasal 17 Pegawai ASN yang dapat membeli kendaraan dinas operasional melalui lelang terbatas harus memenuhi persyaratan a) telah memilik masa kerja atau masa pengabdian sclama 10 (sepuluh) tahun atau lebih secara berturut-turut, terhitung mulai tanggal ditetapkan sebagai pegawai ASN; b) pejabat/pegawai yang akan memasuki masa pensiun; ©} Pejabat/pegawai pemegang kendaraan dan/atau pejabat/pegawai yang lebih senior; Bagian Ketiga Kendaraan Operasional Khusus/Lapangan Pasal 18 Proses Penghapusan kendaraan operasional khusus/lapangan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : a) Kepala Daerah membentuk panitia penghapusan barang milik daerah yang susunan personilnya terdiri dari unsur-unsur teknis terkait; b) tugas panitia penghapusan meneliti barang yang rusak, dokumen kepemilikan, administrasi, penggunaan, pembiayagn, pemeliharaan/ petbaikan maupun data lainnya yang dipandang perlu; ©) Hasil penelitian tersebut dituangkan dalam bentuk Berita Acara dengan melampirkan data kerusakan, laporan hilang dari kepolisian, dan lain-lain; 4) Pengelola mengajukan permohonan persetujuan kepada Kepala Dacrah mengenai rencana penghapusan barang dimaksud dengan melampirkan Berita Acara Hasil Penelitian Panitia Penghapusan; ¢) Setelah mendapat persetujuan Kepala Daerah, penghapusan dapat dilakukan oleh Pengelola dengan Keputusan Kepala Daerah, dan menetapkan cara penjualan melalui lelang terbatas; ) Kepala Daerah membentuk panitia pelelangan terbatas untuk melaksanakan pelelangan terhadap barang yang telah dihapus dari Daftar Inventaris Barang Milik Daerah; Pasal 19 Kendaraan dinas operasional khusus/ lapangan dapat dijual melalui lelang terbatas kepada pegawai ASN dengan syarat kendaraan dinas tersebut telah berusia 10 (sepuluh) tahun a. terhitung mulai tanggal, bulan, tahun perolehannya, untuk perolehan dalam kondisi baru; atau ». terhitung mulai tanggal, bulan, tahun pembustannya, untuk perolehan selain tersebut pada huruf a seperti hibah, pemberian yang sah dari pihak lain, dan lain-lain. hibah, pemberian yang sah dari pihak lain, dan lain-lain. Pasal 20 Pegawai ASN yang dapat membeli Kendaraan dinas operasional khusus/ lapangan melalui lelang terbatas harus memenuhi persyaratan : a) telah memilik masa kerja atau masa pengabdian selama 10 (sepuluh) tahun atau lebih secara berturut-turut, terhitung mulai tanggal ditetapkan sebagai pegawai ASN; b) pejabat/pegawai yang akan memasuki masa pensiun; ©) pejabat/pegawai pemegang kendaraan dan/atau pejabat/pegawai yang lebih senior; BABV ‘TATA CARA PEMBAYARAN ATAS PENJUALAN BARANG MILIK DAERAH BERUPA KENDARAAN DINAS. Pasal 21 (1) Barang milik daerah berupa kendaraan dinas yang akan dijual dilakukan penilaian untuk mendapatkan nilai wajar. (2) Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan barang milik daerah, Pasal 22 Harga jual barang milik daerah berupa kendaraan dinas yang dijual kepada Pejabat Negara/mantan Pejabat Negara dan pegawai ASN ditentukan sebagai berikut a. kendaraan dengan umur 4 (empat) tahun sampai dengan 7 (tujuh) tahun, haga jualnya adalah 40% (empat puluh persen) dari nilai wajar kendaraan sebagaimana dimaksud dalam pasal 21; ». kendaraan dengan umur lebih dari 7 (tujuh) tahun harga jualnya adalah 20% (dua puluh persen) dari nilai wajar kendaraan sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 Pasal 23, Pembayaran penjualan barang milik daerah berupa kendaraan dinas tanpa melalui lelang kepada Pejabat Negara/mantan Pejabat Negara, harus dibayar sekaligus; Pasal 24 Pembayaran penjualan barang milik daerah berupa kendaraan dinas operasional dan kendaraan dinas operasional khusus/ lapangan dengan cara lelang terbatas kepada Pegawai ASN, dapat dibayar secara angsuran paling, Jama 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun anggaran. Pasal 25 Pembayaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 23 dan Pasal 24 dilakukan melalui penyetoran ke rekening Kas Umum Daerah. Pasal 26 Dalam hal barang milik daerah berupa kendaraan perorangan dinas yang dijual kepada Pejabat Negara/mantan Pejabat Negara, dan pegawai ASN, dengan cara pembayaran scbagaimana dimaksud dalam Pasal 23 dan Pasal 24 belum dibayar lunas, maka a) kendaraan tersebut masih berstatus sebagai Barang Milik Dacrah; b) kendaraan tersebut tetap digunakan untuk keperluan dinas; ©) biaya perbaikan/pemeliharaan menjadi tanggung jawab Pejabat Negara/mantan Pejabat Negara, pegawai ASN; dan 10 BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 32 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan oy Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Malaka, Ditetapkan di Betun pada tanggal 10 Mci 2016 BUPATI MALAKA, ttd ‘STEFANUS BRIA SERAN Diundangkan di Betun Pada Tanggal 10 Mei 2016 BERITA DAERAH KABUPATEN MALAKA TAHUN 2016 NOMOR 25

Anda mungkin juga menyukai