Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KONSEP PERUBAHAN DALAM KEPERAWATAN

(Di susun untuk tugas akhir Bahasa Indonesia)

Oleh :

 Imron Hamdiyah

PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NURUL JADID
PAITON PROBOLINGGO
TAHUN AKADEMIK 2013/2014

KATA PENGANTAR

Konsep berubah merupakan cara atau langkah untuk membuat individuberubah menuju
ke kehidupan yang lebih baik.
Makalah berjudul “ SISTEM PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA “ ini
disusun agar dapat membantu dan mempermudah dalam memahami konsep perubahan dalam
keperawatan.
Dalam penyusunan makalah ini,banyak terdapat kekurangan untuk itu penulis berharap
agar pembaca dapat memberikan saran dan kritik untuk kesempurnaan makalah ini. Dan semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca.
18 Desember 2013

Penyusun

Daftar isi
Kata pengantar .......................................................................................................................i
Daftar isi..................................................................................................................................ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG......................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.................................................................................................1
1.3 TUJUAN...........................................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep berubah.................................................................................................................3
2.2 Prinsip dan Strategi Berubah...................... ......................................................................3
2.3 Tahap – Tahap Dalam Berubah…………………………………………….....................5
2.5 Reaksi Terhadap
Perubahan...............................................................................................8
2.6 Ekologi Perubahan.............................................................................................................9
2.7 Perubahan Dalam Keperawatan........................................................................................10
2.8 Penerapan Proses Perubah …...........................................................................................11
2.9 Berbagai issu dalam perkembangan keperawatan............................................................11
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN...............................................................................................................13
Daftar pustaka........................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam peningkatan profesionalisme, perawat akan memberikan konstribusi upaya dalam


memajukan pelayanan masyarakat akan kesehatan di negeri ini. Tentunya dalam
meningkatkan pelayanan tersebut Profesionalisme seorang tenaga perawat harus
ditingkatkan. Peningkatan profesionalisme dapat dicapai dengan membentuk suatu Sistem
Pendidikan Tinggi Keperawatan, yang bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan
pelayanan kesehatan yang berkualitas seperti yang diamanatkan UUD 1945 pasal 28 H.
Dalam melaksanakan hal ini tentunya dibutuhkan sumber daya pelaksana kesehatan termasuk
di dalamnya terdapat tenaga keperawatan yang baik dan memiliki skill, personallity, serta
body of knowledge yang jelas sehingga mampu bersaing dengan negeri lain.
Namun pada kenyataannya saat ini, kebanyakan pendidikan Keperawatan di Indonesia
masih merupakan pendidikan yang bersifat vokasional, yang merupakan pendidikan
keterampilan, sedangkan idealnya pendidikan keperawatan harus bersifat profesionalisme,
yang menyeimbangkan antara teori dan praktik. Oleh karena itu diperlukan adanya
penerapan Sistem Pendidikan Tinggi Keperawatan, yaitu dengan didirikannya lembaga-
lembaga Pendikan Tinggi Keperawatan. Hal ini telah dilakukan oleh Indonesia dengan
membentuk sebuah lembaga Pendidikan Tinggi Keperawatan yang dimulai sejak tahun 1985,
yang kemudian berjalan berdampingan dengan pendidikan-pendidikan vokasional. Selain
dari segi pendidikan, dari segi karir juga turut membedakan profesionalisme tenaga
keperawatan didalam negeri dibandingkan diluar negeri.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa konsep berubah?
2. Apa prinsip dan strategi berubah?
3. Apa tahap- tahap dalam perubahan?
4. Apa reaksi terhadap perubahan?
5. Apa ekologi perubahan?
6. Bagaimana perubahan dalam keperawatan?
7. Bagaimana penerapan proses berubah pada contoh kasus
(pendidikan,pelayanan,keperawatan,individu,masyarakat) dan berbagi isu dalam
perkembangan keperawatan?

1.3 TUJUAN
1. Mendefinisikan konsep berubah
2. Mendefinisikan prinsip dan strategi berubah
3. Mendefinisikan tahap – tahap dalam perubahan
4. Mendefinisikan reaksi terhadap perubahan
5. Mendefinisikan ekologi perubahan
6. Mendefinisikan perubahan dalam keperawatan
7. Mendefinisikan penerapan proses berubah dan mendefinisikan issu

BABII
PEMBAHASAN

2.1. Sistem Pendidikan Perawat di Indonesia


Keperawatan adalah sebuah profesi, di mana di dalamnya terdapat sebuah body of
knowledge yang jelas. Profesi Keperawatan memiliki dasar pendidikan yang kuat, sehingga
dapat dikembangkan setinggi-tingginya. Hal ini menyebabkan Profesi Keperawatan selalu
dituntut untuk mengembangkan dirinya dan berpartisipasi aktif dalam Sistem Pelayanan
Kesehatan di Indonesia.
Perkembangan pendidikan keperawatan sungguh sangat panjang dengan berbagai
dinamika perkembangan pendidikan di Indonesia, tetapi sejak tahun 1983 saat deklarasi dan
kongres Nasional pendidikan keperawatan indonesia yang dikawal oleh PPNI dan diikuti oleh
seluruh komponen keperawatan indonesia, serta dukungan penuh dari pemerintah kemendiknas
dan kemkes saat itu serta difasilitasi oleh Konsorsium Pendidikan Ilmu kesehatan saat itu,
sepakat bahwa pendidikan keperawatan Indonesia adalah pendidikan profesi dan oleh karena itu
harus berada pada pendidikan jenjang tinggi dan sejak itu pulalah mulai dikaji dan dirangcang
suatu bentuk pendidikan keperawatan Indonesia yang pertama yaitu di Universitas Indonesia
yang program pertamannya dibuka tahun 1985.
Dalam mewujudkan body of knowledge yang jelas, pendidikan keperawatan di indonesia
mengacu kepada UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jenis pendidikan
keperawatan di Indonesia mencakup:
1. Pendidikan Vokasional; yaitu jenis pendidikan diploma sesuai dengan jenjangnya untuk
memiliki keahlian ilmu terapan keperawatan yang diakui oleh pemerintah Republik
Indonesia
2. Pendidikan Akademik; yaitu pendidikan tinggi program sarjana dan pasca sarjana yang
diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu,
3. Pendidikan Profesi; yaitu pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan
peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus
4. Sedangkan jenjang pendidikan keperawatan mencakup program pendidikan diploma,
sarjana, magister, spesialis dan doktor.
Sesuai dengan amanah UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003 tersebut Organisasi Profesi yaitu
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dan Asosiasi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI),
bersama dukungan dari Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas), telah menyusun dan
memperbaharui kelengkapan sebagai suatu profesi untuk meningkatkan knowledge, skill,
personality yang lebih baik.
Sejak 2008 PPNI, AIPNI dan dukungan serta bekerjasama dengan Kemendiknas melalui
project Health Profession Educational Quality (HPEQ), menperbaharui dan menyusun kembali
Standar Kompetensi Perawat Indonesia, Naskah Akademik Pendidikan Keperawatan Indonesia,
Standar Pendidikan Ners, standar borang akreditasi pendidikan ners Indonesia dan semua standar
tersebut mengacu pada Peraturan Presiden Nomor.8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia (KKNI) dan saat ini sudah diselesaikan menjadi dokumen negara yang
berkaitan dengan arah dan kebijakan tentang pendidikan keperawatan Indonesia.

2.2. Perbedaan Sistem Pendidikan Keperawatan Di Indonesia dengan Di Luar Negeri

Sekelumit mengenai system pendidikan keperawatan yang berlaku di Indonesia, berdasar


kepada standar-standar yang dimaksudkan sebelumnya bahwa pada perkembangan keilmuan
keperawatan terkait perkembangan dunia kerja yang selalu berubah, dibawah ini sekilas penulis
sampaikan beberapa hal yang tertulis dalam dokumen Naskah Akademik Pendidikan
Keperawatan, yang berkaitan dengan Jenis, Jenjang, Gelar Akademik dan Level KKNI.
Untuk Jenis Pendidikan Keperawatan Indonesia, meliputi :
1. Pendidikan Vokasi; yaitu pendidikan yang diarahkan terutama pada kesiapan
penerapan dan penguasaan keahlian keperawatan tertentu sebagai perawat,
2. Pendidikan Akademik; yaitu pendidikan yang diarahkan terutama pada penguasaan
dan pengembangan disiplin ilmu keperawatan yang mencangkup beberapa
program ( Sarjana, Magister, Doktor )
3. Pendidikan Profesi; yaitu pendidikan yang diarahkan untuk mencapai kompetensi
profesi perawat.
Dan berikut ini untuk Jenjang Pendidikan Tinggi Keperawatan Indonesia dan sebutan
Gelar antara lain :
1. Pendidikan untuk jenjang DIII ( Diploma Tiga ) keperawatan lulusannya mendapat
sebutan Ahli Madya Keperawatan (AMD.Kep),
2. Pendidikan untuk jenjang Ners (Nurse) yaitu ( Sarjana + Profesi ), lulusannya
mendapat sebutan Ners ( Nurse ), sebutan gelarnya ( Ns. )
3. Pendidikan untuk jenjang Magister Keperawatan, Lulusannya mendapat gelar
( M.Kep )
4. Pendidikan untuk jenjang Spesialis Keperawatan, terdiri dari:
a). Spesialis Keperawatan Medikal Bedah, lulusannya ( Sp.KMB )
b). Spesialis Keperawatan Maternitas, Lulusannya ( Sp.Kep.Mat )
c). Spesialis Keperawatan Komunitas, Lulusannya ( Sp.Kep.Kom )
d). Spesialis Keperawatan Anak, Lulusannya ( Sp.Kep.Anak )
e). Spesialis Keperawatan Jiwa, Lulusannya ( Sp.Kep.Jiwa ).
5. Pendidikan jenjang Doktor Keperawatan, Lulusannya ( Dr.Kep ).
Sedangkan lulusan pendidikan tinggi keperawatan sesuai dengan level KKNI, adalah
sebagai berikut:
1. DIII ( Diploma tiga ) Keperawatan - Level KKNI 5,
2. Ners ( Sarjana + Ners ) - Level KKNI 7,
3. Magister keperawatan - Level KKNI 8,
4. Ners Spesialis Keperawatan - Level KKNI 8,
5. Doktor keperawatan - Level KKNI 9.
Mengenai pendidikan di luar negeri, sebagian besar sekolah perawat di luar negeri telah
terakreditasi. Sedangkan kursusnya meliputi biologi, kimia, fisika, ilmu sosial, teori keperawatan
dan praktek serta humanistik. Pelajar juga mendapat supervisi dari tenaga klinik berpengalaman
di rumah sakit dan pelayanan kesehatan lainnya. Pelajar harus giat belajar, mempunyai critical
thingking dan skill problem solving, Confident, keteguhan hati, rajin belajar akan menjadikan
seseorang menjadi perawat. Sedangkan di luar negeri tepatnya di USA telah terdapat 1500
program pendidikan keperawatan dengan 3 tipe program training yaitu:
1. Bachelor of Science in Nursing (BSN), dengan program 4 tahun di Universitas,
2. Associate Degree of Nursing (AND), program 2 tahun pada junior college atau
komunitas. Beberapa pendidikan keperawatan di rumah sakit dan Universitas
menyelenggarakan program AND ini,
3. Diploma untuk rumah sakit, program 2-3 tahun berdasarkan setting rumah sakit.
Banyak pendidikan diploma bergabung dengan junior college di mana pelajarnya
mengambil ilmu dasar dan Bahasa Inggris sesuai kebutuhan.
.

2.3. Revolusi Guna Mencapai Taraf Pendidikan Internasional

Berbicara mengenai perbedaan sistem pendidikan yang ada rupanya dapat di temukan
bahwa selain perbedaan pendidikan dari dalam negeri dengan luar negeri, Karir juga
berpengaruh dalam hal dunia keprawatan. Dibawah ini penulis jelaskan secara singkat tentang
kekurangan dari tenaga perawat dalam negeri yang dibandingkan dengan tenaga perawat dari
luar negeri, yaitu :
1. Kebutuhan akan tenaga perawat di luar negeri sangat banyak karena banyaknya perawat
yang akan pensiun tanpa diikuti adanya tenaga pengganti perawat tersebut. Hal ini
memberi peluang bagi perawat Indonesia untuk bekerja tetapi harus mempunyai skill dan
pengetahuan yang mendukung. Menurut Robiun Munadi (2006) dalam artikelnya
mengatakan bahwa ada 100.000 (seratus ribu perawat) yang menganggur di Indonesia.
Ironisnya data WHO 2005 menyebutkan dunia membutuhkan 2 juta perawat di AS,
Eropa, Australlia dan Timur Tengah. Ini seharusnya memberi peluang bekerja bagi
perawat Indonesia, namun kenyataannya perawat kita tidak mampu bersaing dengan
perawat di negeri lain. Hal ini disebabkan kesulitan berbahasa Inggris bila dibanding
dengan perawat Filiphina, Bangladesh dan India
2. Besar gaji perawat di luar negeri disesuaikan dengan tingkatan karir perawat, sesuai skill,
waktu kerja dan tingkat pendidikannya. Sebaliknya situasi di dalam negeri sangat
berbeda dengan situasi di luar negeri. Besar gaji perawat di Indonesia masih berdasarkan
golongan dan masa kerja ( PNS ). Ini sesuai dengan artikel kompas tentang perawat yang
menyatakan pemerintah sulit membayar perawat karena defisit anggaran. Jadi diharapkan
konsumen penerima manfaat yang membayar gaji tersebut. Disadari saat ini belum ada
koordinasi yang baik antara perencanaan, pendidikan dan pemanfaatan tenaga perawat.
Depkes dan Kessos sebagai perencana, institusi pendidikan yang melakukan pendidikan,
rumah sakit, puskesmas atau masyarakat yang menggunakan belum pernah duduk
bersama membicarakan model keperawatan seperti apa yang sebaiknya diterapkan.
(http://www.inna.ppni). Akibatnya tenaga perawat menjadi surplus tanpa diimbangi
penempatan dan pembayaran yang tepat, tanpa memperhitungkan tingkat pendidikan,
keahlian seseorang dan juga lamanya waktu ia bekerja
3. Pendapatan seorang perawat di luar negeri meningkat ketika ia menjadi perawat
praktisioner, perawat klinik spesialis, atau perawat riset. Sedangkan di dalam negeri
( Indonesia ) hal ini masih menjadi trend dan issue. Umumnya belum berjalan, masih
dalam tahap sosialisasi. Namun ada beberapa rumah sakit swasta di Indonesia yang telah
menjalankan sistim jenjang karir seperti di luar negeri.
Sekelumit pembicaraan mengenai perbedaan karir keprawatan di luar negeri, maka penulis
selaku salah satu mahasiswa yang berkecimpung di dunia keperawatan harus turut berfikir
mengenai solusi yang menjadi pembeda dalam hal berkarier di dunia keperawatan di Indonesia.
Satu hal yang paling mendasar yang bias penulis katakana sebagai kekurangan terbesar dari
bangsa ini adalah mengenai sikap menghargai bidang jasa yang bias di bilang minim bahkan
tidak ada. Kendatipun memang perawat dapat di raih hanya melalui D3, peran keperawatan
dalam dunia kesehatan sangatlah penting. Dalam menjalani kegiatan medis, aksi terbanyak di
lapangan adalah pada perawat, maka jelas bahwa perawat dalam hal dunia medis adalah sangat
penting. Terlebih mengenai penanganan yang bersifat urgent. Itu adalah pembahasan dari segi
pemerintah terkait karier perawat di Indonesia.
Menarik mundur kembali ke dunia pendidikan keperawatan, nampaknya perlu adanya
peningkatan kualitas dan kualifikasi serta standard daripada siswa keperawatan di Indonesia.
Baik apakah itu dari segi bahasa, kemudian pelatihan – pelatihan yang lebih di ajukan kepada
kesigapan tindakan dalam menyikapi kondisi medis di lapangan. Bilamana dokter kurang
tanggap, maka back up utama adalah perawat. Tidak menutup kemungkinan, bila memang harus
dokter dan perawat tidak lagi di posisikan sebagai asisten dan mentor, namun, saling setara atau
bisa di katakan sebagai partner dalam hal kepekerjaan.
Namun bilamana ini di akan di terapkan berarti penambahan materi dan pelatihan pada
institusi pendidikan keperawatan pun harus di tambah. Mengapa ? Karena perbedaan kedalaman
pembahasan dalam hal kesehatan memang bias di bilang cukup signifikan. Secara ilmu dokter
lebih mendalam pembahasan mengenai penanganan dalam hal kesehatan, sementara perawat
tidak sedalam dokter akan tetapi lebih kurang hanya bagian permukaan ilmunya saja. Tetapi
dalam perihal kesigapan lapangan perawatlah yang lebih menonjol.
Lantas apa yang perlu di tingkatkan dalam hal keperawatan yaitu pendidikan penanganan
masa urgen atauppun kasus spesifik lainnya. Keilmuwan dalam bidang ini tidak serta merta di
miliki oleh dokter, namun murni memang ilmu yang patut para calon perawat ini pegang.
Penelusuran hakikat, dan pembabaran yang jelas serta inovasi dalam penanganan lapangan lebih
harus di tingkatkan lagi guna meningkatkan taraf system pendidikan keperawatan yang kini
berlaku, kemudian juga peningkatan pengetahuan mengenai inovasi peningkatan mutu pelayanan
bagi masyarakat yang membutuhkan perlakuan medis. Namun bersama ini pula perlu adanya
peran pemerintah dalam menangani kekurangan pada system pendidikan tersebut. Dukungan
yang cukup tinggi dari pemerintah di harapkan mampu secara perlahan mengubah system
pendidikan keperawatan yang bias di bilang cukup ketinggalan jaman dan banyak bertele – tele
menjadi suatu system baru yang bertaraf internasional dan membuka peluang bagi para calon
perawat untuk maju banyak langkah kedepan di dunia karir nanti.

2.4 Analisa Terkait Sistem Pendidikan Keperawatan Indonesia


Setelah mempelajari sistem Pendidikan Keperawatan, dan mengetahui perbedaan antara
pendidikan keperawatan didalam negeri dengan di luar negeri, penulispun dapat mengetahui
kekurangan tenaga keperawatan dalam negeri jika dibandingkan dari dalam negeri. Maka dari itu
penulis dapat menyarankan :
1. Diharapkan kepada tenaga keperawatan mulai meningkatkan minat dan pengetahuan
akan pembelajaran bahasa asing ( Khususnya Bahasa Inggris ).
2. Meningkatkan pendidikan keperawatan di Dalam Negeri (Indonesia) sehingga dapat
terciptanya tenaga keperawatan yang lebih baik dan mampu bersaing di luar negeri. (Baik
itu mutu pelayanan, kesigapan di lapangan medis, pengetahuan medis yang lebih
mendalam, dsbg. )

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem pendidikan keperawatan di indonesia sangat masih kurang di Indonesia. Telah
terbukti kebutuhan akan tenaga perawat di luar negeri sangat banyak karena banyaknya perawat
yang akan pensiun yang tanpa diikuti adanya tenaga pengganti perawat tersebut. Seharusnya hal
ini memberi peluang bagi perawat Indonesia untuk bekerja tetapi harus mempunyai skill dan
pengetahuan yang mendukung. Menurut Robiun Munadi (2006) dalam artikelnya mengatakan
bahwa ada 100.000 (seratus ribu perawat) yang menganggur di Indonesia. Ironisnya data WHO
2005 menyebutkan dunia membutuhkan 2 juta perawat di AS, Eropa, Australlia dan Timur
Tengah. Ini seharusnya memberi peluang bekerja bagi perawat Indonesia, namun kenyataannya
perawat kita tidak mampu bersaing dengan perawat di negeri lain. Hal ini disebabkan kesulitan
dalam bidang pendidikannya khususnya dalam berbahasa Inggris.
Selain dari bidang pendidikan, dalam bidang karir juga menunjukan perbedaan yang
kurang dari perawat di negeri lain. Sistem jenjang karir perawat di luar negeri sangat jelas dan
perawat sangat dihargai sebagai pemberi layanan kesehatan kepada manusia. Pendapatan
perawat sangat baik dan telah diatur dengan jelas. Hal ini sangat membantu seseorang untuk
menetapkan pilihan karir dalam hidupnya. Dan hal ini juga sangat mempengaruhi mutu layanan
keperawatan secara khusus dan layanan kesehatan pada umumnya.
Suatu kenyataan yang kita hadapi di Indonesia yang masih memprihatinkan adalah belum
ada sistem secara nasional untuk menentukan dengan pasti jenjang karir dan pendapatan perawat.
Keadaan ini mempengaruhi kinerja perawat yang juga berpengaruh terhadap mutu layanan
keperawatan maupun layanan kesehatan.
Beberapa rumah sakit di Indonesia yang telah menyadari pentingnya jenjang karir dan
pendapatan perawat dikelola dengan baik untuk meningkatkan mutu layanan secara umum di
rumah sakit tersebut telah menetapkan dan menerapkan secara local sistem jenjang karir perawat.
Namun yang kita harapkan adalah adanya suatu sistem secara nasional yang dikelola oleh
Depkes dan Organisasi Profesi Keperawatan. Sistem yang ada juga masih dipertanyakan
kejelasan dan kebenarannya untuk mempengaruhi mutu layanan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Prayetni (2007), Pola Karir Perawat Profesional, Direktorat Bina Pelayanan


Keperawatan Ditjen Yanmed Depkes, Materi Semiloka di RSKD Jakarta
2. Shea R., (2007), The Canadian Journal of Career Development, volume 5 number 1
3. http://krjogja.com/read/164833/standar-kompetensi-perawat-indonesia-tak-diakui-dunia.kr

Anda mungkin juga menyukai