Anda di halaman 1dari 4

Sistem Kemanan jaringan Telekomunikasi

Mengenal dan memahami prinsip keamanan jaringan dengan baik, pada saat ini merupakan suatu
kebutuhan yang tidak terelakkan lagi. Karena untuk dapat menerapkan keamanan pada suatu jaringan,
setidaknya Anda perlu mengenal prinsip dasar mengenai hal tersebut.

Pada era digital saat ini, proses pertukaran informasi maupun transaksi melalui jaringan sudah menjadi
suatu kegiatan rutin setiap hari. Dengan kondisi tersebut, pada saat ini, tindak kejahatan juga telah
memanfaatkan jaringan.

Agar terhindar dari penyalahgunaan informasi, serangan jaringan dan kerugian, terutama bagi pelaku
usaha digital. Perlu menggunakan sistem keamanan jaringan yang memadai.

Untuk itu, berikut ini ulasan mengenai prinsip dasar keamanan jaringan, agar dapat menerapkannya
dengan baik.

Definisi Prinsip Keamanan Jaringan


Prinsip keamanan jaringan adalah suatu kaidah yang perlu diterapkan pada software, hardware
maupun manusia yang terlibat pada suatu sistem. Untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan,
serangan maupun kejahatan melalui jaringan pada sistem tersebut.

Pada saat ini selain faktor human error, pelaku kejahatan juga telah merambah ke dunia digital. Untuk
itu, khususnya pelaku usaha modern, perlu menggunakan sistem keamanan jaringan maupun sistem
yang mereka gunakan.

Namun, tanpa memahami atau setidaknya mengetahui prinsipnya, sangat sulit untuk dapat
mengamankan suatu jaringan pada sebuah sistem atau perangkat digital. Karena pada dasarnya
keamanan jaringan sendiri merupakan suatu alat keamanan.

Sehingga tanpa mengetahui atau memahami cara kerja atau prinsipnya, alat keamanan tersebut tidak
dapat berfungsi dengan baik.

6 Prinsip Keamanan Jaringan


Pada dasarnya ada 6 prinsip keamanan jaringan yang perlu terpenuhi agar keamanan jaringan pada
suatu sistem dapat berfungsi dengan baik. Berikut ini macam-macam prinsip jaringan yang perlu
Anda ketahui.

1. Kerahasiaan
Prinsip kerahasiaan keamanan menyatakan bahwa hanya pengirim dan penerima yang dituju yang
dapat mengakses suatu informasi. Jika orang yang tidak berwenang mendapatkan akses ke informasi
tersebut, maka kerahasiaannya akan terganggu.

2. Otentikasi
Prinsip otentikasi keamanan menetapkan bukti identitas, memastikan bahwa asal suatu informasi telah
teridentifikasi dengan benar.

3. Integritas
Prinsip integritas keamanan menyatakan bahwa informasi tidak boleh berubah. Dengan kata lain,
suatu informasi atau data, harus sesuai saat terkirim dan saat mencapai penerimanya.

4. Non-Repudiation
Prinsip keamanan non-repudiation merupakan anti penyangkalan atas suatu informasi yang terkirim.
Prinsip ini tidak memungkinkan pengirim informasi untuk menyangkal klaim dia tidak mengirim
informasi tersebut.

Ada beberapa situasi ketika pengguna mengirim informasi dan kemudian menolak bahwa dia telah
mengirim informasi itu. Misalnya, pengguna X mengirim permintaan ke bank untuk transfer dana
melalui internet.

Setelah bank melakukan transfer dana berdasarkan permintaan pengguna X, Pengguna X tidak dapat
mengklaim bahwa dia tidak pernah mengirimkan permintaan transfer dana tersebut ke bank. Prinsip
keamanan ini mengalahkan kemungkinan seseorang menyangkal sesuatu setelah melakukannya.

5. Akses Kontrol
Prinsip akses kontrol keamanan menentukan siapa yang dapat mengakses apa. Yaitu kita dapat
menentukan seorang pengguna untuk dapat mengakses suatu fungsi. Misalnya, kita dapat menentukan
bahwa pengguna X dapat melihat catatan basis data tetapi tidak dapat memperbaharuinya. Tetapi
pengguna Y dapat mengakses keduanya, dapat melihat catatan, dan dapat memperbaharuinya.

Prinsip ini secara luas terkait dengan dua bidang, yaitu :

 Manajemen peran, yang lebih fokus pada sisi pengguna, yaitu pengguna
mana yang dapat melakukan apa.
 Manajemen aturan, lebih fokus pada sisi sumber daya, yaitu sumber daya
mana yang tersedia.

6. Ketersediaan
Prinsip ketersediaan keamanan menyatakan bahwa sumber daya harus tersedia untuk orang yang
berwenang setiap saat. Prinsip ini mencegah terjadinya akses yang tidak syah pada suatu sistem.

Misalnya, karena tindakan yang disengaja dari pengguna lain yang tidak sah, pengguna resmi
mungkin tidak dapat menghubungi server. Hal ini membuka peluang serangan interupsi, yang
membahayakan ketersediaan sumber daya.

Contoh nyata dari hal ini adalah, misalkan penyerang atau orang yang tidak berwenang Z mencoba
mengakses akun FB seorang pengguna. Karena penyerang tersebut tidak mengetahui kata sandi
pengguna yang syah, dia mencoba masuk ke akun tersebut menggunakan kata sandi acak.

Setelah percobaan yang melebihi batas maksimal untuk kata sandi, jika tidak benar maka akun FB tadi
akan terblokir. Sehingga karena orang yang tidak berwenang tadi, pengguna resminya tidak dapat
mengakses akunnya.

Anda mungkin juga menyukai