Anda di halaman 1dari 6

103

Buana Sains Vol 11 No 2: 103-108, 2011

KAJIAN EKONOMI USAHATANI KUBIS


DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO

Ana Arifatus Sa’diyah dan Rikawanto Eko Muljawan


PS. Agribisnis, Fak. Pertanian, Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Abstract
Probolinggo Regency especially Sukapura is one of cabage production center area since
this area is very suitable for cabage plants. Some problems are always faced by the
farmers in that area was restrictiveness of capital such as wide of land, seeds, fertilizer,
medicines, and employees. This research aimed to find out the productivity of cabage,
factors affecting cabage production, income of farmer business entity of cabage, and
efficiency of product ion cost at farmer business entity of cabage. The research method
used was descriptive and correlation method, by determining the area purposively
(purposive method). The method used to take the example was Disproportionate
Stratified Random Sampling Method by stratum of area’s height. The data collection
was done by using primary and secondary data. The data analysis used covered: (1)
analysis of productivity index to know the productivity of cabage, (2) analysis of
production function of Cobb-Douglas to know the factors affecting the cabage
productivity, (3) analysis of income to know the profit of cabage farmers, and (4)
analysis of R/C ratio to know the efficiency of production cost at farmer business
entity of cabage. The research result done showed that: (1) the cabage productivity was
31,500 kg/ha; (2) the cabage productivity was affected by the wide of land, seeds,
fertilizer, medicines, employees, and height of location, (3) the farmer business entity of
cabage was profitable, and (4) the use of production cost at farmer business entity of
cabage was efficient (R/C = 2,33).
Key words: Income, R/C ratio, farm cabage.

Pendahuluan
Pembangunan pertanian merupakan pelaksanaan pembangunan di bidang
salah satu sektor ekonomi yang ekonomi.
mendapatkan prioritas utama dalam Dewasa ini pembangunan pertanian
perekonomian nasional. Pembangunan tidak hanya menitikberatkan pada satu
pertanian mendapatkan prioritas karena komoditi pangan tertentu saja, akan
negara Indonesia merupakan negara tetapi juga memberikan prioritas kepada
agraris yang berarti sektor pertanian komoditi-komoditi pangan lainnya
memegang peranan penting dari termasuk tanaman hortikultura. Arief
keseluruhan sistem perekonomian (2007) mengatakan bahwa hortikultura
nasional mengingat masih banyaknya adalah suatu cabang dari ilmu pertanian
penduduk yang hidup atau bekerja pada yang ditunjang oleh beberapa ilmu
sektor pertanian, sehingga lainnya, seperti agronomi, pemuliaan
pembangunan pertanian merupakan tanaman, proteksi tanaman dan
salah satu syarat berhasilnya teknologi benih. Hortikultura sendiri
terbagi menjadi tiga golongan tanaman
104

Ana Arifatus S dan Rikawanto EM / Buana Sains Vol 11 No 2: 103-108, 2011

yakni tanaman buah-buahan, tanaman dengan Oktober 2008. Kerangka sampel


sayuran, dan tanaman bunga hias. adalah daftar petani atau populasi petani
Propinsi Jawa Timur sebagai salah di setiap desa. Dalam penelitian ini
satu sentra produksi sayur-sayuran di digunakan metode survei dengan
Indonesia diharapkan mampu berperan penarikan sampel secara Stratifikasi
dalam pengembangan hortikultura Berimbang (proportionate Stratified Random
khususnya sayur-sayuran ditingkat Sampling) (Nazir, 2002) seperti terlihat
nasional. Kubis sebagai produk yang pada Tabel 1.
termasuk dalam kategori sayur-sayuran Tabel 1. Gambaran Pengambilan
juga diharapkan mampu memberikan Sampel Penelitian
sumbangan yang signifikan dalam upaya Strata Ketinggian Populasi Sampel
peningkatan produk hortikultura. Tempat
Kabupaten Probolinggo terutama Tinggi, 900 – 2.000 121 12
Kecamatan Sukapura merupakan salah m dpl
satu daerah sentra produksi kubis (Desa Ngadisari)
karena daerah ini sangat cocok untuk Sedang, 850 900 m 89 9
tanaman kubis. Beberapa masalah yang dpl
sering dihadapi petani di daerah tersebut (Desa Wonotoro)
diantaranya adanya keterbatasan modal Rendah, 750 – 88 9
antara lain: luas lahan, bibit, pupuk, 850 m dpl
obat-obatan dan tenaga kerja. (Desa Ngadas)
Jumlah 298 30
Sehubungan dengan permasalahan
Sumber: Data sekunder Kecamatan
penelitian di atas, perlu mengkaji
Sukapura tahun 2007 (Anonymous, 2007)
mengenai usahatani kubis di Kecamatan
Sukapura Kabupaten Probolinggo, yang Penentuan ukuran sampel berdasarkan
meliputi produktivitas kubis, fakor- rumus menurut Prijana (2005):
faktor yang mempengaruhi produksi,
pendapatan petani dan efisiensi
penggunaan biaya produksi. Tujuan
penelitian ini adalah mengetahui
produktivitas kubis, untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi Keterangan:
produksi kubis, dan untuk mengetahui n = ukuran sampel
efisiensi penggunaan biaya pada n0 = sampel asumsi
usahatani kubis. Z = koefisien kepercayaan
D = kesalahan sampling
Metode Penelitian P,q = parameter proporsi binomial
1. Lokasi Penelitian N = ukuran populasi

Penelitian ini dilaksanakan di Setelah diketahui ukuran sampel


Kecamatan Sukapura, Kabupaten populasi, baru ditentukan ukuran
Probolinggo yang meliputi Desa sampel untuk masing-masing stratum
Ngadisari, Desa Wonotoro dan Desa dengan stratifikasi berimbang dengan
Ngadas, masing-masing mempunyai rumus:
ketinggian tempat 900 – 2000 m, 850 –
900 m, dan 750 – 850 m dpl. Waktu
penelitian pada bulan Juli sampai
105

Ana Arifatus S dan Rikawanto EM / Buana Sains Vol 11 No 2: 103-108, 2011

Keterangan: Π = Keuntungan (Rp/ha)


ni = ukuran sampel stratum ke-i TR = Total Revenue (Rp/ha)
TC = Total Cost (Rp/ha)
2. Metode Analisis
p = Harga (Rp/kg)
1. Untuk mengetahui produktivitas q = Jumlah (t)
kentang, digunakan perhitungan TVC = Total Variable Cost (Rp/ha)
Indeks Produktivitas dengan TFC = Total Fixed Cost (Rp/ha)
formulasi sebagai berikut (Sinungan, R/C = Revenue Cost Ratio
1992). R = Revenue (Rp/ha)
Produksi Produksi C = Cost (Rp/ha)
IP = =
Sumberdaya Luas lahan
2. Untuk mengetahui faktor-faktor Hasil dan Pembahasan
yang mempengaruhi produksi 1. Produktivitas kubis
kentang digunakan model fungsi
produksi Cobb-Douglas (Gujarati, Produktivitas kubis dapat diketahui dari
2006) pembagian antara produksi dengan luas
Y = aX1 X 2 X 3 X b4
b1 b2 b3 b5 b6 b7 b 8 b9 lahan. Hasil analisa tentang
4 X 5 X 6 D 7 D 8 D9
produktivitas kubis di Kecamatan
Sukapura menunjukkan bahwa rata-rata
3. Untuk mengetahui keuntungan produktivitas kubis di lokasi penelitian
petani kentang digunakan formula adalah 31.500 kg/ha. Produktivitas ini
sebagai berikut (Nicholson, 2001) lebih tinggi jika dibandingkan dengan
Π = TR – TC produktivitas kubis di Indonesia yaitu
TR = p x q sebesar 30.000 kg/ha. Tingginya
TC = TVC + TFC produktivitas kubis di Kecamatan
4. Untuk mengetahui efisiensi Sukapura disebabkan oleh 1)
penggunaan biaya produksi pada penggunaan benih kubis yang
usahatani kentang digunakan berkualitas dengan jalan membeli benih
formulasi sebagai berikut bersertifikat di toko-toko/kios-kios
(Soekartawi, 2002). pertanian, 2) Umur panen yang
TR cenderung tepat, 3) karena kubis
R/C =
TC merupakan sayuran yang mudah rusak
Keterangan: maka petani sangat berhati-hati dalam
IP = Indeks Produktivitas mengemasnya dan berusa secepat
Y = Produksi kubis (t) mungkin menjualnya setelah panen.
a = Konstanta 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi
X1 = Luas lahan (ha) kubis
X2 = Bibit (kg)
X3 = Pupuk buatan (kg) Faktor – faktor yang mempengaruhi
X4 = Pupuk kandang (kg) produksi kubis di Kecamatan Sukapura
X5 = Obat-obatan (l) meliputi : luas lahan (X1), bibit (X2),
X6 = Tenaga kerja (HKO) pupuk buatan (X3), pupuk kandang (X4),
D7 = Dummy untuk tempat tinggi obat-obatan (X5), tenaga kerja (X6),
X8 = Dummy untuk tempat dummy untuk lokasi tinggi (X7), dummy
sedang untuk lokasi sedang (X8), dan dummy
X9 = Dummy untuk tempat untuk lokasi rendah (X9). Pengaruh
rendah faktor-faktor tersebut dapat diketahui
106

Ana Arifatus S dan Rikawanto EM / Buana Sains Vol 11 No 2: 103-108, 2011

dengan menggunakan analisa Cobb- Kesesuaian model pendugaan dapat


Douglas. Hasil analisis dengan fungsi dilihat dengan uji-F, yang sekaligus
Cobb-Douglas diperoleh model dapat menunjukkan peranan luas lahan,
persamaan sebagai berikut : bibit, pupuk, obat-obatan, tenaga kerja
Y = 4265,79 + 1,09 Ln Lhn – 0,33 Ln dan ketinggian lokasi daerah secara
bbt + 0,12 Ln ppk kandang - 0,03005 keseluruhan terhadap besarnya
ppk buatan + 0,07594 Ln pestisida – produksi. Hasil uji-F yang telah
0,0955 Ln Tk – 0,0411 D tinggi – 0,547 dilakukan disajikan pada Tabel 2.
D sedang + 0,0118 D rendah
Tabel 2. Hasil Analisa Sidik Ragam Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Kubis
di Kecamatan Sukapura kabupaten Probolinggo Tahun 2008.
Varian db Jumlah Kuadrat F hitung Ftabel (α=5%)
Kuadrat Tengah
Regresi 7 3.46 0.49 183,547 2.47
Sisa 22 0.05924 0.002693
Total 29 3.03

Tabel 2 memperlihatkan bahwa Fhitung > variabel di luar model. Hasil analisa ini
Ftabel pada taraf kepercayaan 95%. Hasil menunjukkan bahwa 98% variasi dari
analisa ini dapat diartikan bahwa secara variabel terikat mampu dijelaskan oleh
keseluruhan variabel bebas (variabel X) variabel bebas yang ada dalam model.
berpengaruh terhadap variabel terikat Pengujian lebih lanjut tentang
(variabel Y). pengaruh masing-masing variabel bebas
Hasil analisa yang telah dilakukan, terhadap produksi kentang dapat
didapat nilai koefisien determinasi (R2) dilakukan dengan uji-t. Hasil uji-t yang
sebesar 0.98. Hal ini berarti bahwa 98% telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel
produksi dipengaruhi oleh variabel 3.
bebas dan sisanya 2% dipengaruhi oleh
Tabel 3. Hasil Uji-t terhadap Koefisien Regresi dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Produksi Kubis di Kecamatan sukapura Kabupaten Probolinggo Tahun 2008
Variabel Bebas Koefisien Regresi Standart error t-hitung t-tabel (df = 22)
Luas lahan 1.09 0.18 5.979* 1.717
Bibit -0.33 0.29 - 1.599
Pupuk Kandang 0.12 0.08216 3.047*
Pupuk buatan -0.03005 0.07263 -1,268
Obat-obatan 0.07594 0.09900 0.762
Tenaga kerja -0.0955 0.0344 -1.223
Daerah lokasi tinggi -0.0411 0.18 -3.592*
Daerah lokasi sedang -0.547 0.04695 -1.401
Daerah lokasi rendah 0.0118 0.071 2.913*
Keterangan : *) berbeda nyata pada taraf kepercayaan 95%

Tabel 3 menunjukkan faktor-faktor regresi untuk variabel luas lahan adalah


produksi yang berpengaruh secara nyata 1,09 berarti setiap penambahan luas
terhadap produksi adalah luas lahan, lahan garapan sebesar 1% akan
pupuk buatan, daerah lokasi tinggi, dan meningkatkan produksi kubis sebesar
daerah lokasi rendah. Nilai koefisien 1,09%. Nilai koefisien regresi pupuk
107

Ana Arifatus S dan Rikawanto EM / Buana Sains Vol 11 No 2: 103-108, 2011

sebesar 0,12 berarti setiap penambahan Tabel 4. Pendapatan Usahatani Kubis


1% pupuk akan meningkatkan produksi Uraian Jumlah (Rp)
sebesar 0,12%. Pupuk yang digunakan Pendapatan kotor (Rp/ha) 24.018.584,87
petani dalam usahatani kubis adalah - Total produksi (kg/ha) 31.499,99
pupuk kandang (kotoran ayam yang - Harga produksi (Rp/kg) 762,50
sudah dikeringkan), sehingga Biaya produksi (Rp/ha) 10.286.596,58
kemungkinan penambahannya tidak - Biaya pajak (Rp/ha) 104.140,13
akan menimbulkan dampak negatif - Biaya bibit (Rp/ha) 2.744.959,69
- Biaya pupuk (Rp/ha) 2.962.016,13
apapun. Hasil analisis menunjukkan
- Biaya obat-obatan (Rp/ha) 1.602.093,54
bahwa obat-obatan berpengaruh secara 2.873.387,09
tidak nyata terhadap produksi. Hal ini - Biaya tenaga kerja (Rp/ha)
disebabkan petani di daerah penelitian Pendapatan bersih (Rp/ha) 13.731.998,92
kurang memperhatikan dosis pemakaian Tabel 4 menunjukkan komponen-
pestisida yang akan diberikan pada komponen biaya yang akan
tanaman kubis. Para petani biasanya mempengaruhi besarnya keuntungan
hanya mengira-ngira besarnya takaran dari usahatani kubis. Dari total biaya
obat-obatan yang akan mereka gunakan yang dikeluarkan oleh petani sebesar Rp
tanpa mengukurnya dengan takaran 10.286.596,58,-/ha, biaya terbesar yang
yang pasti, sehingga diperkirakan dosis harus dikeluarkan petani yaitu biaya
pestisida yang digunakan masih rendah. untuk pupuk sebesar Rp 2.962.016,13,-
Pestisida yang digunakan dalam /ha, dan biaya terkecil yaitu biaya untuk
usahatani hanyalah jenis paragron. Dari pajak sebesar Rp 104.140,13,-/ha.
analisis yang telah dilakukan di dapat
4. Efisiensi penggunaan biaya produksi pada
nilai koefisien regresi bernilai positif dan
usahatani kubis
secara statistik berpengaruh secara nyata
. Kondisi ini menunjukkan bahwa kubis Keberhasilan usahatani kentang dapat
bagus untuk ditanam di tempat yang dilihat pada efisiensi ekonomi yang
memiliki ketinggian antara 750 – 850 m berhubungan erat dengan harga
dpl atau lokasi rendah. produksi. Efisiensi penggunaan biaya
dapat diketahui dengan menggunakan
3. Pendapatan usahatani kubis
analisis R/C ratio yaitu perbandingan
Pendapatan petani pada usahatani kubis antara total pendapatan kotor dengan
merupakan selisih antara penerimaan total biaya yang digunakan selama
dengan semua biaya Jumlahnya proses produksi berlangsung. Hasil
tergantung dari jumlah penerimaan analisis R/C ratio yang telah dilakukan
(pendapatan kotor) dan biaya. Hasil dapat dilihat pada Tabel 5.
analisis rata-rata pendapatan usahatani
Tabel 5. Efisiensi Penggunaan Biaya
kubis di Kecamatan Sukapura dapat
Produksi pada Usahatani Kubis
dilihat pada Tabel 4. Tabel 4
Uraian Jumlah (Rp)
menunjukkan bahwa keuntungan
Pendapatan Kotor (Rp/ha) 24.018.584,87
(pendapatan bersih) yang diterima Biaya (Rp/ha) 10.286.596,58
petani kubis sebesar Rp 13.731.998,92,- R/C ratio 2,33
/ha yang merupakan selisih antara
penerimaan (pendapatan kotor) dengan Tabel 5 menunjukkan nilai R/C ratio
biaya produksi. petani kubis sebesar 2,33 > 1 yang
berarti di dalam penggunaan biaya
produksi sudah efisien. Pernyataan ini
menunjukkan bahwa petani kubis
108

Ana Arifatus S dan Rikawanto EM / Buana Sains Vol 11 No 2: 103-108, 2011

mampu menggunakan sarana produksi Ucapan Terima Kasih


seperti: bibit, pupuk, obat-obatan, dan Terima kasih disampaikan kepada
tenaga kerja secara keseluruhan sudah Petani Kubis di Kecamatan Sukapura
optimal, sehingga petani dapat menekan Kabupaten Probolinggo yang telah
biaya produksi usahataninya. Nilai R/C banyak membantu dalam penelitian ini.
ratio pada usahatani kentang adalah 2,33
yang berarti bahwa setiap Rp 1,- uang
yang dikeluarkan untuk biaya produksi Daftar Pustaka
menghasilkan pendapatan kotor sebesar Anonymous. 2007. Probolinggo dalam
Rp 2,33,- Angka. Bappeda Kabupaten
Probolinggo. Probolinggo.
Gujarati, D. 2007. Ekonometrika. Erlangga.
Kesimpulan
Jakarta.
Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Indriani, Y. H. 2005. Pemilihan Tanaman
Usahatani kubis di Kecamatan Sukapura dan Lahan Sesuai Kondisi
Kabupaten Probolinggo sangat Lingkungan dan Pasar. Penebar
menguntungkan karena menunjukkan Swadaya. Jakarta.
tingkat efisiensi penggunaan biaya Sinungan, M. 1992. Produktivitas Apa dan
Bagaimana. LP3ES. Jakarta.
produksi pada usahatani kentang yang
Nazir, M. 2002. Metode Penelitian. Ghalia
cukup besar dengan R/C ratio Indonesia. Jakarta.
mencapai 2,33. Hal ini menunjukkan Nicholson, W. 2001. Mikroekonomi
bahwa usahatani kubis di Kecamatan Intermediate dan Aplikasinya. Jilid I.
Sukapura adalah efisien. Analisis Bina Rupa. Jakarta.
dengan fungsi Cob-douglas Prajitno, D. 2004. Analisa Regresi dan
menunjukkan bahwa produksi kubis Korelasi. Liberty. Jakarta.
dipengaruhi oleh luas lahan, bibit, Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. UI
pupuk, pestisida, tenaga kerja dan Press. Jakarta.
ketinggian lokasi.

Anda mungkin juga menyukai