Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

PRAKTIKUM PENGUKURAN dan RANGKAIAN LISTRIK


“Rangkaian Kapasitor”

Disusun Oleh :

1. Siti Suhailiyah (125874229)

2. Irdra Bayunanda (125874253)

3. Ilda Nurida (125874255)

Kelas :
S-1 TE B 2012
Dosen : Subuh Isnur Haryudo, S.T.,M.T

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2013
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penyusunan Laporan Praktikum ini akhirnya bisa diselesaikan.
Laporan inibertujuan untuk menunjang perkuliahan dalam mata kuliah Praktikum
Pengukuran dan Rangkaian Listrik serta memenuhi tugas yang telah diberikan oleh dosen
Pembimbing kepada kami.

Materi diskusi sudah diurutkan sesuai dengan kapasitasnya masing-masing, sehingga


Mahasiswa Insya Allah dapat dengan mudah memahami. Laporan ini kami akui masih
banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu
kami menerima untuk pemberian saran dan kritik yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan Laporan ini.

Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ataupun
tidak terhadap terselesaikannya Laporan ini. Akhir kata, Insya Allah Laporan ini dapat
bermanfaat bagi siapa saja yang membutuhkannya.

Surabaya, 30 Oktober 2013

Tim Penulis
A. JUDUL

Rangkaian Kapasitor

B. TUJUAN
Mempelajari besar kapasitas, tegangan dan muatan pada rangkaian kapasitor yang
disusun secara seri dan paralel .

C. KAJIAN TEORI

KAPASITOR

 Pengertian Kapasitor
Suatu kapasitor mempunyai satuan yaitu Farad (F), yang menemukan adalah
Michael Faraday (1791-1867) . Kapasitor adalah suatu komponen elektronika yang
berfungsi untuk menyimpan arus listrik dalam bentuk muatan, selain itu kapasitor
juga dapat digunakan sebagai penyaring frekuensi. Kapasitas untuk menyimpan
kemampuan kapasitor dalam muatan listrik disebut Farad (F) sedangkan simbol dari
kapasitor adalah C (kapasitor).
Sebuah kapasitor pada dasarnya terbuat dari dua buah lempengan logam yang
saling sejajar satu sama lain dan diantara kedua logam tersebut terdapat bahan isolator
yang sering disebut dielektrik.

Bahan dielektrik tersebut dapat mempengaruhi nilai dari kapasitansi kapasitor


tersebut. adapun bahan dielektrik yang paling sering dipakai adalah keramik, kertas,
udara, metal film dan lain-lain. Kapasitor sering juga disebut sebagai kondensator.
Simbol yang digunakan untuk menampilkan sebuah kapasitor dalam suatu
rangkaian listrik adalah sebagai berikut :
Gambar. simbol kapasitor

Pada dasarnya kapasitor dibagi menjadi 2 bagian yaitu kapasitor Polar dan Non Polar,
berikut penjelasanya :

1. Kapasitor Polar adalah kapasitor yang kedua kutubnya mempunyai polaritas


positif dan negatif, biasanya kapasitor Polar bahan dielektriknya terbuat dari
elketrolit dan biasanya kapasitor ini mempnyai nilai kapasitansi yang besar
dibandingkan dengan kapasitor yang menggunakan bahan dielektrik kertas atau
mika atau keramik.

2. Kapasitor Non Polar adalah kapasitor yang yang pada kutubnya tidak mempunyai
polaritas artinya pada kutup kutupnya dapat dipakai secara berbalik. biasanya
kapasitor ini mempunyai nilai kapasitansi yang kecil dan bahan dielektriknya
terbuat dari keramik, mika dll.

Satuan-satuan yang sering dipakai untuk kapasitor adalah :


* 1 Farad = 1.000.000 µF (mikro Farad).
* 1 µFarad = 1.000 nF (nano Farad).
* 1 nFarad = 1.000 pF (piko Farad).

 Sifat Kapasitor
Sifat dasar sebuah kapasitor adalah dapat menyimpan muatan listrik, dan
kapasitor juga mempunyai sifat tidak dapat dilalui arus DC (direct Current) dan dapat
dilalui arus AC (alternating current) dan juga dapat berfungsi sebagai impedansi
(resistansi yang nilainya tergantung dari frekuensi yang diberikan). kapasitor
berdasarkan nilai kapasitansinya dibagi menjadi 2 bagian:

1. kapasitor tetap adalah seperti yang telah saya jelaskan diatas.


2. kapasitor variable adalah kapasitor yang dapat diubah nilainya. Biasanya kapasitor
ini digunakan sebagai tuning pada sebuah radio. Ada 2 macam kapasitor variable
yaitu varco (variable Capacitor) dengan inti udara dan varaktor ( dioda varaktor).
 Fungsi Kapasitor
Fungsi kapasitor pada rangkaian elektronika biasanya adalah sebagai berikut:
1. Kapasitor sebagai kopling, dilihat dari sifat dasar kapasitor yaitu dapat dilalui arus
ac dan tidak dapat dilalui arus dc dapat dimanfaatkan untuk memisahkan 2 buah
rangkaian yang saling tidak berhubungan secara dc tetapi masih berhubungan
secara AC (signal), artinya sebuah kapasitor berfungsi sebagai kopling atau
penghubung antara 2 rangkaian yang berbeda.

2. Kapasitor berfungsi sebagai filter pada sebuah rangkaian power supply, yang saya
maksud disini adalah kapasitor sebagai ripple filter, disini sifat dasar kapasitor
yaitu dapat menyimpan muatan listrik yang berfungsi untuk memotong tegangan
ripple.

3. Kapasitor sebagai penggeser fasa.

4. Kapasitor sebagai pembangkit frekuensi pada rangkaian oscilator.

5. Kapasitor digunakan juga untuk mencegah percikan bunga api pada sebuah saklar.

KAPASITANSI

Kapasitansi didefinisikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk dapat


menampung muatan elektron. Coulombs pada abad 18 menghitung bahwa 1 coulomb
18
= 6.25 x 10 elektron. Kemudian Michael Faraday membuat postulat bahwa sebuah
kapasitor akan memiliki kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan tegangan 1 volt dapat
memuat muatan electron sebanyak 1 coulombs. Dengan rumus dapat ditulis :

Q = C.V dan Q = I.T

Dimana,
Q = muatan electron dalam C (coulombs) V = besar tegangan dalam V (volt)
C = nilai kapasitansi dalam F (farad) I = arus listrik dalam A (ampere)
T = waktu dalam s (sekon)
RANGKAIAN KAPASITOR

 Rangkaian Seri
Rangkaian kapasitor secaraseri akan mengakibatkan nilai kapasitansi total semakin
kecil. Di bawah ini contoh kapasitor yang dirangkai secaraseri.

C1 C2 C3

Pada rangkaian kapasitor yang dirangkai secara seri berlaku rumus :

= + +
������ � � �

 Rangkaian Paralel
Rangkaian kapasitor secara parallel akan mengakibatkan nilai kapasitansi
pengganti semakin besar. Di bawah ini contoh kapasitor yang dirangkai secara
paralel.

C1 C2 C3

Pada rangkaian kapasitor parallel berlaku rumus :

C = C1 + C2 + C3
total
D. BAHAN dan ALAT

 Sumber listrik PLN

 3 buah kapasitor 6.0 µF

 Kabel penghubung

 Satu buah Multimeter

 Satu buah Ampermeter

 Papan Rangkaian Kapasitor

E. SKEMA RANGKAIAN PERCOBAAN

1. Rangkaian Kapasitor Seri

Menghitung arus dan tegangan pada rangkaian seri


6.0 µF 6.0 µF 6.0 µF

V mA
~

2. Rangkaian Kapasitor Paralel

Menghitung arus dan tegangan pada rangkaian paralel


6.0 µF

mA

6.0 µF

mA

6.0 µF

mA

~
F. LANGKAH KERJA

1. Siapkan alat dan bahan percobaan.


2. Buat rangkaian seri pada kapasitor dengan menghubungkan kabel yang tersedia.
3. Ukur tegangan menggunakan multimeter.
4. Ukur arus menggunakan Ampermeter.
5. Catat hasil pengamatan pada tabel hasil pengamatan.
6. Buat rangkaian parallel pada kapasitor dengan menghubungkan kabel yang
tersedia.
7. Lakukan kembali langkah nomer 4 dan 5.
8. Analisis hasil praktikum dan buat laporan.

G. DATA PERCOBAAN

BEBAN RANGKAIAN SERI RANGKAIAN PARAREL

C1 = 6,0 µF VC1 = 220 V IC1 = 0,8 A VC1 = 220 V IC1 =

C2 = 6,0 µF VC2 = 220 V IC2 = 0,2 A VC2 = 220 V IC2 =

C3 = 6,0 µF VC3 = 220 V IC3 = 0 A VC3 = 220 V IC3 =

H. ANALISIS DATA
Setelah mendapatkan data-data yang telah diperoleh dari percobaan yang
dilakukan, data tersebut dapat diolah menggunakan rumus sebagai berikut:

Vx=Ix.Xc Xc =
1 �� =2πfC
Dengan ��

 Rangkaian Seri
C1 = 6,0 µF ;VC1 = 220 V
C2 = 6,0 µF ;VC2 = 220 V
C3 = 6,0 µF ;VC3 = 220 V
Dalam teori pada rangkaian seri, yang sama adalah nilai arus.
Dimana IC1 = IC2 = IC3.
Diketahui :
C1 = C2 = C3 = 6,0 µF
V = 220 V

= 530 Ω
1 1 1 frekuensi AC diketahui menggunakan
Xc = = =
�� 2��� 2.3,14.50.6 50Hz

 Vx=Ix.Xc
220 = Ix . 530
Ix = 220/530
Ix = 0,415 A
Jadi, arus IC1 = IC2 =IC3 = 0,415 A
Itotal = IC1 + IC2 + IC3 = 1,245 A

 VC1 = Ixc1 . Xc1


VC1 = 0,415 . 530
VC1 = 219,95 V

 VC2 = Ixc2 . Xc2


VC2 = 0,415 . 530
VC2 = 219,95 V

 VC3 = Ixc3 . Xc3


VC3 = 0,415 . 530
VC3 = 219,95V
 Rangkaian Paralel
C1 = 6,0 µF ;VC1 = 220 V
C2 = 6,0 µF ;VC2 = 220 V
C3 = 6,0 µF ;VC3 = 220 V

Dalam teori pada rangkaian paralel, yang sama adalah nilai tegangan.
Dimana VC1 = VC2 =VC3.
Diketahui :
C1 = C2 = C3 = 6,0 µF
V = VC1 = VC2 = VC3 = 220 V

1 1 1
Xc1 = = = = 530 Ω
�� 2��� 2.3,14.50.6
1 1 1
Xc2 = = = = 530 Ω
�� 2��� 2.3,14.50.6
1 1 1
Xc3 = = = = 530 Ω
�� 2��� 2.3,14.50.6

Xctot = Xc1 + Xc2 + Xc3 = 1590 Ω

 Vxc1=Ixc1.Xc1
220 = Ixc1 .530
Ixc1 = 220/530
Ixc1 = 0,415 A

 Vxc2=Ixc2.Xc2
220 = Ixc2 .530
Ixc2 = 220/530
Ixc2 = 0,415 A

 Vxc3=Ixc3.Xc3
220 = Ixc3 .530
Ixc3 = 220/530
Ixc3 = 0,415 A

 Itotal = 0,415 + 0,415 + 0,415 = 1,245 A


Tabel hasil analisis data

Rangkaian Seri
Data Percobaan Rumus
BEBAN TEGANGAN ARUS BEBAN TEGANGAN ARUS
C1 = 6,0 µF VC1 = 220 V IC1 = 0,8 A C1 = 6,0 µF VC1=219,95 V IC1=0,415 A
C2 = 6,0 µF VC2 = 220 V IC2 = 0,2 A C2 = 6,0 µF VC2=219,95 V IC2=0,415 A
C3 = 6,0 µF VC3 = 220 V IC3 = 0 A C3 = 6,0 µF VC3=219,95 V IC3=0,415 A

Rangkaian Paralel
Data Percobaan Rumus
BEBAN TEGANGAN ARUS BEBAN TEGANGAN ARUS
C1 =6,0 µF VC1 = 220 V IC1 = C1=6,0 µF VC1=220V IC1=0,415 A
C2 = 6,0 µF VC2 = 220 V IC2 = C2=6,0 µF VC2=220 V IC2=0,415 A
C3 =6,0 µF VC3 = 220 V IC3 = C3=6,0 µF VC3=220 V IC3=0,415 A

Perbedaan hasil darihasil data percobaan mengukur dengan alat ukur dan dari hasil
perhitungan menggunakan rumus tersebut mungkin dikarenakan :
1. Kesalahan alat ukuramperemeter dan multimeter yang digunakan.
2. Kesalahan penguji dalam membaca alat ukur amperemeter dan multimeter.
3. Kesalahan penguji dalam merangkai rangkaian alat.
I. Data Hasil Analisis

 Grafik Rangkaian Seri

700.00
600.00
500.00
400.00 I (mA)
300.00
200.00 V (Volt)
100.00
0.00
C1 C2 C3
I (mA) 415 415 415
V (Volt) 219.95 219.95 219.95

 Grafik Rangkaian Pararel

700
600
500
400 I (mA)
300 V (Volt)
200
100
0
C1 C2 C3
I (mA) 415 415 415
V (Volt) 220 220 220

J. Kesimpulan

Dari percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa, hasil analisis data


menggunakan rumus dengan hasil percoban praktikum jauh berbeda. Hal itu
dikarenakan kesalahan penguji saat melakukan praktikum baik dalam membaca
alat ukur atau dalam merangkai rangkaian. Pada rangkaian seri seharusnya arus
pada tiap beban adalah sama namun tegangan per/beban semakin kecil. Dan
sedangkan pada rangkaian paralel tegangan pada tiap beban adalah sama namun
arus yang mengalir pada tiap beban berbeda/ semakin kecil. Sehingga rangkaian
parelel membutuhkan biaya yang lebih banyak daripada rangkaian seri karena
rangkaian parelel memberikan tegangan yang sama pada tiap beban. Namun
rangkaian paralel memiliki kelebihan jika salah satu komponen dicabut atau rusak,
maka komponen yang lain tetap berfungsi.

K. DAFTAR PUSTAKA
http://dien-elcom.blogspot.com/2012/07/rangkaian-seri-dan-pararel-kapasitor.html
singgihedu.weebly.com/uploads/1/8/7/0/1870258/kapasitor.pdf‎

L. LaporanSementara

Anda mungkin juga menyukai