Anda di halaman 1dari 11
A BABI PENDAHULUAN Latar Belakang . Pendidikan ideal adalah pendidikan yang tidak hanya a tarkan siswa mendapatkan nilai ujian nasional tinggi melainkan pendi- dikan yang bisa membentuk kepribadian siswa secara utuh. Membentuk kepribadian anak adalah tanggung jawab setiap guru termasuk Guru Pembimbing (Konselor), sehingga Guru Pembimbing perlu meningkatkan kepedulian terhadap masalah kepribadian siswa, Dewasa ini banyak terjadi kasus gangguan kepribadian pada siswa seperti kecemasan,ketakutan, rendah diri, malas, sebagai efek dari adanya, hambatan, tekanan, baik dari teman, orangtua, guru, dan lingkungan yang mengganggu kehidupan efektif sehari-hari (KES-T). Dari hasil pengamatan di lapangan dengan menggunakan daftar cek masalah (DCM) ditemukan sejumlah siswa yang mengalami ma- salah yang bisa menghambat perkembangan kepribadian siswa seperti perasaan takut, tertekan, sedih, murung, marah, merasa tidak berdaya, malas, tidak bersemangat, dan sebagainya di mana hal ini akan berpe- ngaruh pada kegiatan belajamya. Dalam kaitannya dengan masalah-ma- salah itu, perlu diberikan layanan yang bisa mengakomodir kepentingan sejumlah siswa tersebut secara bersama-sama seperti layanan konseling kelompok karena layanan dengan pendekatan kelompok dapat membe- rikan kesempatan pada masing-masing anggota kelompok untuk me- manfaatkan berbagai informasi, tanggapan dan reaksi timbal balik ale menyelesaikan masalah. Dalam pelaksanaan konseling kelompok sering a a didik (Konseli) kesulitan dalam mengungkapkan ms '4l ini dikarenakan kesulitan berbicara, tidak tahu bagaimana ee kapha asa , akan “kan masala Schingga siswa perlu dibantu dengan mene et elode asosiasi bebas secara tertulis, dengan metode ini siswa kesermpatan untuk s kan sehings menulis dulu apa yang ingin diungkap! © Dipindai dengan CamScanner past Ponottan Titdakan Binbingen Kongojng (TaK) ww 2579 | ok lanjutnya dalam mah ti gkah, grogi, atau terjadi kemac Suasana kaku, tegang, panbat pencapaian tujuan dalam konselin, dic na Menyenangkan, hang play therapy yang bisa menghidupkan di tw pencapaian tujuan konseling kelomp Jadi sebagaimana seorang dokter yan maka dia perlu melakukan diagnosis da pedahan, Guru pembimbing/konselor dengan menggunakan teknik cara runtut menyampaikan pera salahannya, Se naan konseling kelompok Sering iter i, hal ini meng- 8 Kelompok, schingea perlu at, nyaman dengan memberikan inamika kelompok dan memban- Ok yakni Pengentasan masalah, akan melakukan pembedahan n treatment baru melakukan pem- pun perlu melakukan diagnosis asosiasi bebas kemudian melakukan treat- ment dengan play therapy baru melakukan pemecahan masalah melalui konseling kelompok. sua Berdasarkan uraian di atas perlu kiranya membantu memecahkan masalah siswa melalui layanan konseling kelompok dengan teknik asosiasi bebas dan play therapy. Rumusan Masalah Masalah dalam Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling ini dirumuskan sebagai berikut: “Apakah dengan menggunakan metode asosiasi bebas dan play therapy dalam konseling kelompok dapat membantu mengentaskan masalah siswa?” * Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan: Memba nggunakan me melalui layanan konseling kelompok dengan men8 intu mengentaskan masalah siswa tode sosiasi bebas dan play therapy. * Manfaat Penelitian Melalui Penelitian Tindakan Bimbingan 4 ‘on bisa memberikan manfaat bagi banyak pit! ian Konseling ini diharap- jk, antara lain: © Dipindai dengan CamScanner PTK, PTS & PTaK Manfaat teoritis, yakni mengembangkan layanan konseling kelom- pok yang dikombinasikan dengan metode asosiasi bebas dan play therapy Manfaat Praktis: a, Bagi siswa, bisa ikut aktif dalam kegiatan konseling kelompok b. Bagi Guru, bisa memberikan pelayanan konseling kelompok yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan c. Bagi sekolah, bisa mengembangkan upaya pemecahan masa- lah siswa. © Dipindai dengan CamScanner .. Kal I. BABII KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN ian Teori Asosiasi Bebas Menurut Sigmund Freud asosiasi bebas adalah metode yang digunakan untuk mengungkap masalah-masalah yang ditekan oleh diri seseorang namun terus mendorong keluar secara tidak disadari hingga menimbulkan permasalahan (http://id.wikipedia.org/ wiki) Menurut Kartini Kartono (2003:178), yang dimaksud dengan asosiasi bebas (free Association) adalah: Pelaporan segala sesuatu yang melintas dalam kesadaran tanpa a. pengendalian. b. Suatu teknik yang di igunakan dalam psikoanalisa yangmemberi peluang bagi terapis untuk menjelajahi ketidaksadaran atau pikiran bawah sadar pasien. c. Pernyataan pemikiran-pemikiran tanpa dibatasi atau disensor dan yang timbul secara spontan. Menurut Sudarsono (1997:14), mengatakan bahwa teori asosiasi ntal dapat diperinci menjadi un di sekolah sering mengha' sulit untuk mengutarakannya, bebas ini masalab siswa yang yang sederhana kiran bahwa setiap keadaan me sederhana. Seorang siswa ng sangat komplek dan siasi bebas didasarkan pada pemil sur-unsur yang dapi masalab yal sehingga dengan metode aso’ komplek bisa di tulis dengan cara nulis menggunakan metode sebut di atas pe | ter kiran bahwa: Atas dasar hal mi asosiasi bebas ini secara tertulis, dengan dase h secara tertulis. a. Siswa akan lebih mudah mengutarakan scene masalah b. Guru Pembimbing lebih mudah mendokumen © Dipindai dengan CamScanner 2. See Play Therapy: Play Therapy jish an interpers utic powers O challenges and , jg the systematic use of a theoretical model to nal process wherein play therapysts use the ‘son nts prevent or resolve psy- f play to help clie achieve optimal growth and development, Aworking definition might be a form of counseling or psychothera- py that therapeutically engages the power of play to communicate Ie, especially children, to engender optimal in- with and help peop’ ildren, f0 & 1 -ation and individuation. (http://id.wikipedia.org/ wiki/ Virginia estab! therapet chosocial tegr Axline) Dari p! bermain) didefinisikan sebagai model teoritis untuk memantapkan proses interpersonal di mana terapis menggunakan kekuatan terapiutik bermain untuk membantu klien mencegah atau menyelesaikan kesulitan-kesulitan psikososial dan mencapai pertumbuhan dan perkembangan prestasi yang opti- mal. Play therapy ini sering digunakan dalam proses konseling atau api yang proses penyembuhan klienya dengan melibatkan a mem- endapat Virginia ‘Axline di atas play therapy (terapi penggunaan secara sistematik dari psikotei kekuatan bermain sebagai sarana berkomunikasi atau sarané bantu seseorang khususnya anak, untuk melahirkan pribadi yang punya integritas optimal. Menurut Firda Kurnia Widyasari kegunaan dari terapi ber- main sendiri adalah membantu anak yang memiliki masalah emosional, kecemasan karena stres, tekanan atau depresi sehingg# perasaan-perasaan tadi bisa berkurang dan anak-anak diharapkan bisa mengatasi masalahnya sendiri. Seorang anak yans mamptt mengatasi permasalahan emosinya diharapkan menjadi individu yang lebih percaya diri, tahu kelemahan dan kelebihan sehingg mereka siap menghadapi tantangan di jamannya.(Media Indones!® com, 12 Mei 2011). Sedangkan menurut Virginia ‘Axline keguna4? play therapy adalah: a. . ay Reduces anxiety about traumatic events in the child’s life © Dipindai dengan CamScanner asi onal! aes g he in Tindakan Bimbingan Konsoling (PTBK) | Facilitates a child’s expression of feelings Promotes elf-confidence and a sense of competence Develops a sense of trust in self and others Defines healthy boundaries Creates or enhances healthy bonding in relationships Enhances creativity and playfulness Promotes appropriate behaviour (http://id.wikipedia.org/ wiki/ Virginia Axline Dari pendapat di atas dapat ditarik pengertian bahwa kegunaan play therapy antara lain: Mengurangi kecemasan Mengekspresikan perasaan Meningkatkan kepercayaan diri Mengembangkan rasa percaya terhadap orang lain. Menciptakan dan meningkatkan hubungan yang sehat Memacu kreativitas Membantu menyesuaikan perilaku Dalam konseling kelompok metode play therapy dilaksanakan dalam 3 tahap yaitu: a. Sebelum pelaksanaan konseling kelompok, tujuannya untuk embentuk dinamika kelompok, sehingga antar anggota kelompok merasa akrab dan nyaman antara satu dengan yang lain. Jenis play therapy yang digunakan adalah ingkatkan kerjasama kelompok, se- ok seperti: Mem- gan sedotan dan membantu m permainan yang bisa meni hingga bisa menciptakan dinamika kelomp: buat menara dari gelas plastik, estafet den; batang korek api, memindahkan kacang dengan sedotan, estafet bola, kucing mengejar tikus, polisi mengejar pencuti. Selama (dalam) proses konseling kelompok dengan tuju- an sebagai katalis, yakni membantu menciptakan suasana hangat dan menyenangkan selama proses konseling kelom- © Dipindai dengan CamScanner (a! PTK, PTS & PTBK pok sehingg@ konseli terhindar dari suasahia kaku,tegang, canggung, nervous dan sebagainya. Jenis play sherapy yang digunakan adalah permainan yang bisa dilakukan diruangan, mengurangi ketegangan, canggung dan nervous, seperti: Strip Three, Kata berkait, nama berderet, pesan berantai, tebak kata, kata konselor, Kuis. / Setelah proses konseling kelompok, dengan tujuan untuk relaksasi, yakni mengendorkan urat saraf setelah melaksana- kan serangkaian proses konseling kelompok. 3. Konseling Kelompok Dalam Buku Panduan Pelayanan Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi (2002: 19) yang dimaksud dengan konseling kelompok adalah: »Layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan pe- serta didik (klien) memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok; masalah yang dibahas itu adalah masa- lah-masalah yang di alami oleh masing-masing anggota kelom- pok.” Dari definisi di atas dapatlah ditarik pengertian mengenai Konseling kelompok sebagai berikut: a. Konseling kelompok adalah bantuan, artinya kegiatan ini merupakan bantuan dari konselor kepada konseli, sehingg konseli bisa merasakan hal-hal positif seperti bebannya jadi tingan,punya semangat dan memperoleh alternatif | pemecahan masalah, b. iy kelompok adalah kegiatan yang memanfaatkan di- ni 2 - Sintxa kelompok, artinya kegiatan ini dilaksanakan sekelom Pok konseli ad ahan mmasaleh N® betSedia metibatkan diri dalam perme" © Dipindai dengan CamScanner ast PORE ee (PTBK) fa iN F ” II Konseling kelompok bertujuan untuk entasan masalah konseli, artinya tuju kegiatan konseling kelompok Pembahasan dan peng- an akhir dari rangkaian adalah mengentaskan masalah Konseling kelompok pada umumnya dilakukan melalui empat tahap, yaitu tahap pembentukan, tahap peralihan, tahap pelaksa- naan, kegiatan dan tahap pengakhiran ( Prayitno, 1995: 40). Selanjutnya pendekatan yang digunakan dalam konseling adalah pendekatan eklektif, yaitu pendekatan yeng menggabung- kan beberapa pendekatan yang ada (Pendekatan Behavioriatik, Pendekatan Psikoanalisis) untuk menyesuaikan dengan kebutuhan siswa. Adapun teknik-teknik konseling yang digunakan meliputi attending, restartment, konfrontasi, positive reinforcement, para- phrasing. B. Hipotesis Tindakan . / Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah ”Melalui peng Jing kelom- gunaan teknik asosiasi bebas dan play therapy dalam konseling pok dapat membantu mengentaskan masalah siswa’ © Dipindai dengan CamScanner BAB IIE METODE PENELITIAN setting Penelitian ; Set ipa dan Waktu penelitian / L penetiian ini dilakukan di SMK Muhammadiyah 1 Berbek Kab, enclitia Nganjuk, Adapun waktu penelitian dimulai bulan Januari — Maret 2013. 2, Subjek Penelitian / . Subyek Penelitian adalah siswa kelas XI TKJ tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 30 siswa dengan 12 siswa laki-lakj dan 18 siswa perempuan, sedangkan sampelnya adalah siswa yan " menurut hasil assesment dengan Daftar Cek Masalah (DCM) perlu mendapatkan layanan konseling kelompok yakni berjumlah 8 orang di tambah 2 orang sebagai teman sharing. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling, yang terdiri dari 2 siklus atau lebih dan masing-masing siklus terdiri dari 4 kegiatan utama yaitu: Planning (perencanaan), Action (tindakan), Observation (observasi), Reflection (refleksi). Adapun alur kerja Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling menurut Kemmis dan Mc, Taggart dalam Zainal Aqib (2004: 6) dapat di gambarkan dalam bagan berikut Sietus 1 Observation © Dipindai dengan CamScanner Rencana Tindakan I. Siklus I a). Perencanaan tind; akan sik ie SUKI | b). Pelaksanaan Feneana tindaka, in c). Observasi dan Monitoring d), Analisa dan refleksi Pada siklug | 2, Siklus II a). Perencanaan tindakan siklus I] b). Pelaksanaan rencana tindakan refleksi siklus I. c). Observasi dan monitoring d). Analisa dan refleksi Pada siklus [] berdasarkan hasil D. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini Teknik atau metode yang digunakan adalah: Observasi, wawancara konseling, pemberian tugas, kuesioner (angket), . Teknik Analisis Data Nani Sunarni mengutip pendapat Miles dan Huberman, 1984:20 menjelaskan bahwa analisis data dengan menggunakan pendekatan kualitatif meliputi kegiatan seperti: koleksi data, kemudian reduksi data, pemaparan data, triangulasi (teknik pemeriksaan dan keabsahan data) serta penarikan simpulan yang dapat digambarkan seperti berikut: Koleksi data —

Anda mungkin juga menyukai