REPUBLIK INDONESIA
jdih.pu.go.id
-2-
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN
JABATAN FUNGSIONAL BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT.
jdih.pu.go.id
-3-
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Pejabat Pembina Kepegawaian yang selanjutnya disingkat
PPK adalah pejabat yang mempunyai kewenangan
menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan
pemberhentian PNS, dan pembinaan manajemen pegawai
negeri sipil di instansi pemerintah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Pejabat yang berwenang yang selanjutnya disingkat PyB
adalah pejabat yang mempunyai kewenangan
melaksanakan proses pengangkatan, pemindahan, dan
pemberhentian pegawai negeri sipil sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS
adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai pegawai aparatur sipil negara
secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan.
4. Instansi Pemerintah adalah instansi pusat dan instansi
daerah.
5. Instansi Pusat adalah kementerian, lembaga pemerintah
nonkementerian, kesekretariatan lembaga negara, dan
kesekretariatan lembaga nonstruktural.
6. Instansi Daerah adalah perangkat daerah provinsi dan
perangkat daerah kabupaten/kota yang meliputi
sekretariat daerah, Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah, dinas daerah, dan lembaga teknis daerah.
7. Bidang Tugas Jabatan Fungsional Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat yang selanjutnya disebut Bidang
Tugas JF Bidang PUPR adalah ruang lingkup fungsi dan
tugas yang mencakup bidang tugas jabatan fungsional
yang dibina oleh kementerian yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum dan
perumahan sesuai jabatan fungsional nya, yaitu
pengelolaan sumber daya air, penyelenggaraan jalan dan
jembatan, bangunan gedung dan kawasan permukiman,
penyehatan lingkungan, pembinaan jasa konstruksi,
perumahan, dan pembiayaan infrastruktur pekerjaan
umum dan perumahan.
8. Jabatan Fungsional Bidang Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat yang selanjutnya disebut JF Bidang
PUPR adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan
tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang
berdasarkan pada keahlian dan keterampilan tertentu di
Bidang Tugas JF Bidang PUPR.
9. Pejabat Fungsional Bidang PUPR adalah PNS yang diberi
tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh
untuk melaksanakan kegiatan di Bidang Tugas JF
Bidang PUPR.
10. Sasaran Kinerja Pegawai yang selanjutnya disingkat SKP
adalah ekspektasi kinerja yang akan dicapai oleh pegawai
setiap tahun.
jdih.pu.go.id
-4-
jdih.pu.go.id
-5-
Pasal 2
(1) Peraturan Menteri ini dimaksudkan sebagai pedoman
dalam pelaksanaan pengelolaan, pembinaan, dan
pengembangan JF Bidang PUPR.
(2) Peraturan Menteri ini bertujuan untuk memberikan
pemahaman yang sama dan selaras dengan peraturan
perundang-undangan kepada PPK, pengelola/pembina
sumber daya manusia/kepegawaian, organisasi profesi,
dan Pejabat Fungsional Bidang PUPR pada Instansi
Pemerintah.
Pasal 3
Lingkup Peraturan Menteri ini terdiri atas:
a. kategori, jenjang, tugas, klasifikasi/rumpun, kedudukan,
dan peran JF Bidang PUPR;
b. pengangkatan dalam JF Bidang PUPR;
c. kompetensi JF Bidang PUPR;
d. pengelolaan Kinerja JF Bidang PUPR;
e. tim penilai kinerja;
f. penetapan Angka Kredit;
g. kenaikan pangkat;
h. pemberhentian;
i. pengangkatan kembali;
j. organisasi profesi;
k. pembinaan, pemantauan, dan evaluasi;
l. sistem informasi pengelolaan JF Bidang PUPR; dan
m. Unit Pembina JF Bidang PUPR dan penyesuaian ruang
lingkup tugas JF Bidang PUPR.
BAB II
KATEGORI, JENJANG, TUGAS, KLASIFIKASI/RUMPUN,
KEDUDUKAN, DAN PERAN JF BIDANG PUPR
Bagian Kesatu
Kategori, Jenjang, dan Tugas JF Bidang PUPR
Pasal 4
JF Bidang PUPR terdiri dari 2 (dua) kategori yaitu:
a. keahlian, yang meliputi jenjang:
1. ahli utama;
2. ahli madya;
3. ahli muda; dan
4. ahli pertama.
b. keterampilan, yang meliputi jenjang:
1. penyelia;
2. mahir;
3. terampil; dan
4. pemula.
jdih.pu.go.id
-6-
Pasal 5
(1) JF Bidang PUPR kategori keahlian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 huruf a, meliputi:
a. jabatan fungsional pengelola sumber daya air;
b. jabatan fungsional penata kelola jalan dan jembatan;
c. jabatan fungsional penata kelola bangunan gedung
dan kawasan permukiman;
d. jabatan fungsional penata kelola penyehatan
lingkungan;
e. jabatan fungsional pembina jasa konstruksi;
f. jabatan fungsional penata kelola perumahan; dan
g. jabatan fungsional analis pembiayaan infrastruktur
pekerjaan umum dan perumahan.
(2) JF Bidang PUPR kategori keterampilan, sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 huruf b, meliputi:
a. jabatan fungsional penata laksana sumber daya air;
b. jabatan fungsional penata laksana jalan jembatan;
c. jabatan fungsional penata laksana bangunan gedung
dan kawasan permukiman; dan
d. jabatan fungsional penata laksana penyehatan
lingkungan.
Pasal 6
(1) Jenjang jabatan fungsional pengelola sumber daya air
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf a,
yaitu:
a. pengelola sumber daya air ahli utama;
b. pengelola sumber daya air ahli madya;
c. pengelola sumber daya air ahli muda; dan
d. pengelola sumber daya air ahli pertama.
(2) Jenjang jabatan fungsional penata kelola jalan dan
jembatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1)
huruf b, yaitu:
a. penata kelola jalan dan jembatan ahli utama;
b. penata kelola jalan dan jembatan ahli madya;
c. penata kelola jalan dan jembatan ahli muda; dan
d. penata kelola jalan dan jembatan ahli pertama.
(3) Jenjang jabatan fungsional penata kelola bangunan
gedung dan kawasan permukiman sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf c, yaitu:
a. penata kelola bangunan gedung dan kawasan
permukiman ahli utama;
b. penata kelola bangunan gedung dan kawasan
permukiman ahli madya;
c. penata kelola bangunan gedung dan kawasan
permukiman ahli muda; dan
d. penata kelola bangunan gedung dan kawasan
permukiman ahli pertama.
jdih.pu.go.id
-7-
Pasal 7
(1) Jenjang jabatan fungsional penata laksana sumber daya
air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf
a, yaitu:
a. penata laksana sumber daya air penyelia;
b. penata laksana sumber daya air mahir;
c. penata laksana sumber daya air terampil; dan
d. penata laksana sumber daya air pemula.
(2) Jenjang jabatan fungsional penata laksana jalan dan
jembatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2)
huruf b, yaitu:
a. penata laksana jalan dan jembatan penyelia;
b. penata laksana jalan dan jembatan mahir;
jdih.pu.go.id
-8-
Pasal 8
(1) Tugas JF Bidang PUPR sesuai masing-masing jabatan
fungsionalnya, yaitu:
a. jabatan fungsional pengelola sumber daya air
melaksanakan kegiatan pengelolaan sumber daya
air;
b. jabatan fungsional penata kelola jalan dan jembatan
melaksanakan kegiatan penyelenggaraan jalan
jembatan;
c. jabatan fungsional penata kelola bangunan gedung
dan kawasan permukiman melaksanakan kegiatan
penatakelolaan bangunan gedung dan kawasan
permukiman;
d. jabatan fungsional penata kelola penyehatan
lingkungan melaksanakan kegiatan penatakelolaan
penyehatan lingkungan;
e. jabatan fungsional pembina jasa konstruksi
melaksanakan kegiatan pembinaan jasa konstruksi;
f. jabatan fungsional penata kelola perumahan
melaksanakan kegiatan penatakelolaan perumahan;
g. jabatan fungsional analis pembiayaan infrastruktur
pekerjaan umum dan perumahan melaksanakan
kegiatan analisis pembiayaan infrastruktur
pekerjaan umum dan perumahan;
h. jabatan fungsional penata laksana sumber daya air
melaksanakan kegiatan operasional pengelolaan
sumber daya air;
jdih.pu.go.id
-9-
Pasal 9
Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas JF Bidang PUPR
terkait jenjang jabatannya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 sesuai dengan petunjuk teknis yang ditetapkan oleh
Menteri.
Bagian Kedua
Klasifikasi/Rumpun JF Bidang PUPR
Pasal 10
(1) Klasifikasi/rumpun JF Bidang PUPR terdiri atas:
a. arsitek, insinyur, dan yang berkaitan; dan
b. manajemen.
(2) Klasifikasi/rumpun JF Bidang PUPR sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi jabatan
fungsional:
a. pengelola sumber daya air;
b. penata kelola jalan dan jembatan;
c. penata kelola bangunan gedung dan kawasan
permukiman;
d. penata kelola penyehatan lingkungan; dan
e. penata laksana sumber daya air;
f. penata laksana jalan dan jembatan;
g. penata laksana bangunan gedung dan kawasan
permukiman; dan
h. penata laksana penyehatan lingkungan.
(3) Klasifikasi/rumpun JF Bidang PUPR sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi jabatan
fungsional:
a. pembina jasa konstruksi;
jdih.pu.go.id
- 10 -
Bagian Ketiga
Kedudukan Pejabat Fungsional Bidang PUPR
Pasal 11
(1) Pejabat Fungsional berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab secara langsung kepada pejabat
pimpinan tinggi madya, pejabat pimpinan tinggi pratama,
pejabat administrator, atau pejabat pengawas yang
memiliki keterkaitan dengan pelaksanaan tugas JF
Bidang PUPR.
(2) Kedudukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai
berikut:
a. Pejabat fungsional ahli utama berkedudukan di
bawah dan bertanggung jawab kepada pejabat
pimpinan tinggi madya pada jabatan pimpinan tinggi
madya yang membidangi JF Bidang PUPR pada
Instansi Pembina; dan
b. Pejabat fungsional ahli madya, ahli muda, ahli
pertama, dan pejabat fungsional kategori
keterampilan pada Instansi Pemerintah
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
kepada Pejabat Penilai Kinerja sesuai dengan peta
jabatan berdasarkan struktur Unit Organisasi.
(3) Unit Organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf b merupakan Unit Organisasi di bidang pekerjaan
umum dan perumahan rakyat pada Instansi Pemerintah.
Bagian Keempat
Peran Pejabat Fungsional Bidang PUPR
Pasal 12
(1) Pejabat Fungsional Bidang PUPR mempunyai peran
dalam pencapaian target Kinerja organisasi, berupa:
a. pelaksanaan tugas keahlian/keterampilan sesuai
jabatan fungsionalnya; dan
b. pemberian pendapat/masukan kepada Pimpinan
sesuai keahlian/keterampilan yang dimiliki.
(2) Dalam melaksanakan peran sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a Pejabat Fungsional Bidang PUPR
melaksanakan tugas jabatan fungsionalnya berdasarkan
ekspektasi Pimpinan sesuai target Kinerja yang telah
ditetapkan dalam Unit Organisasi, lintas Unit Organisasi,
atau lintas Instansi Pemerintah.
(3) Dalam melaksanakan perannya, Pejabat Fungsional
Bidang PUPR dapat bekerja secara individu dan/atau
dalam tim kerja dengan mengedepankan profesionalisme,
kompetensi, dan kolaborasi berdasarkan keahlian
dan/atau keterampilan yang dimiliki.
(4) Pimpinan instansi/pimpinan Unit Organisasi/harus
memberikan tugas kepada Pejabat Fungsional Bidang
PUPR yang berada di bawah kedudukannya berdasarkan
dengan target organisasi sesuai tugas jabatan
fungsionalnya.
jdih.pu.go.id
- 11 -
BAB III
PENGANGKATAN DALAM JABATAN FUNGSIONAL
BIDANG PUPR
Bagian Kesatu
Penghitungan Kebutuhan
Pasal 13
(1) Pengangkatan PNS dalam JF Bidang PUPR harus
mempertimbangkan kesesuaian antara lingkup tugas
Unit Organisasi dengan kelompok keahlian
/keterampilan jabatan fungsional dan lowongan
kebutuhan JF Bidang PUPR yang akan diduduki sesuai
peta jabatan Unit Organisasi/Unit kerja.
(2) Penetapan kebutuhan JF Bidang PUPR dilaksanakan
berdasarkan penghitungan kebutuhan JF Bidang PUPR
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(3) Penghitungan kebutuhan JF Bidang PUPR sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Menteri.
Pasal 14
(1) Instansi Pemerintah menghitung kebutuhan JF Bidang
PUPR sesuai dengan penghitungan kebutuhan JF
menggunakan ruang lingkup/kegiatan jabatan
berdasarkan analisis kebutuhan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Tata cara penghitungan kebutuhan JF Bidang PUPR,
pengusulan dan penetapan rekomendasi kebutuhan JF
Bidang PUPR yang disusun oleh masing-masing Unit
Pembina.
(3) Instansi Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menyampaikan hasil perhitungan kebutuhan disertai
dokumen kelengkapan kepada Instansi Pembina untuk
mendapatkan rekomendasi penetapan kebutuhan JF
Bidang PUPR.
(4) Instansi Pembina sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
melakukan verifikasi dan validasi atas perhitungan
kebutuhan yang disampaikan oleh Instansi Pemerintah.
(5) Dalam hal perhitungan kebutuhan yang disampaikan
oleh Instansi Pemerintah telah diverifikasi, Instansi
Pembina menyampaikan rekomendasi kepada Instansi
Pemerintah atas perhitungan kebutuhan JF Bidang
PUPR.
(6) Instansi Pemerintah menyampaikan usul penetapan
perhitungan berdasarkan rekomendasi dari Instansi
Pembina kepada menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur negara
dan reformasi birokrasi.
jdih.pu.go.id
- 12 -
Pasal 15
Pengangkatan PNS ke dalam JF Bidang PUPR dilakukan
melalui:
a. pengangkatan pertama;
b. perpindahan dari jabatan lain;
c. penyesuaian; dan
d. promosi.
Bagian Kedua
Pengangkatan Pertama
Pasal 16
(1) Pengangkatan pertama sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 15 huruf a dilakukan untuk mengisi lowongan
kebutuhan JF Bidang PUPR yang berasal dari calon PNS
dengan persyaratan:
a. berstatus PNS;
b. memiliki integritas dan moralitas yang baik;
c. sehat jasmani dan rohani;
d. berijazah minimal sekolah menengah atas atau
sesuai strata dan bidang pendidikan yang
dipersyaratkan dalam jabatan fungsionalnya untuk
JF Bidang PUPR kategori keterampilan;
e. berijazah minimal sarjana atau diploma empat atau
sesuai strata dan bidang pendidikan yang
dipersyaratkan dalam jabatan fungsionalnya untuk
JF Bidang PUPR kategori keahlian; dan
f. nilai predikat Kinerja minimal bernilai baik dalam 1
(satu) tahun terakhir.
(2) Pengangkatan PNS ke dalam JF Bidang PUPR melalui
pengangkatan pertama dari calon PNS pada Instansi
Pemerintah dapat dilaksanakan tanpa rekomendasi dari
Instansi Pembina.
(3) Pengangkatan dalam jabatan fungsional melalui
pengangkatan pertama untuk JF Bidang PUPR jenjang
pemula, terampil, ahli pertama, dan ahli muda.
(4) Calon PNS yang telah diangkat menjadi PNS, harus
diangkat dalam jabatan fungsional dengan pengangkatan
pertama tanpa melalui Uji Kompetensi dan pemenuhan
diklat jabatan fungsional.
(5) Pengangkatan pertama dalam JF Bidang PUPR dapat
dilaksanakan bersamaan dengan pelantikan dan
pengambilan sumpah/janji PNS.
(6) Dalam hal PNS belum diangkat ke dalam JF Bidang
PUPR, maka PNS yang bersangkutan tidak diberikan
kenaikan pangkat reguler setingkat lebih tinggi sampai
diangkat dalam JF Bidang PUPR sesuai kebutuhannya.
Pasal 17
Pengangkatan pertama melalui pengisian kebutuhan jabatan
fungsional dari calon PNS harus mencantumkan nomenklatur
JF Bidang PUPR, jenjang dan kelas jabatan dalam keputusan
pengangkatan pertama.
jdih.pu.go.id
- 13 -
Pasal 18
(1) Perolehan Angka Kredit pengangkatan pertama
ditetapkan berdasarkan konversi predikat kinerja yang
dihasilkan selama melaksanakan tugas dalam masa kerja
calon PNS.
(2) Konversi predikat kinerja calon PNS dan penetapan
Angka Kredit dilakukan oleh Pejabat Penilai Kinerja
berdasarkan predikat kinerja yang dihitung secara
proporsional selama calon PNS melaksanakan tugas.
Pasal 19
(1) Pengangkatan pertama dalam JF Bidang PUPR dilakukan
dengan tata cara sebagai berikut:
a. lingkungan Instansi Pembina:
1. Pimpinan mengajukan surat permohonan usul
pengangkatan jabatan fungsional bagi calon
PNS pelamar umum formasi jabatan fungsional
yang telah diangkat menjadi PNS kepada
sekretaris unit organisasi dan melengkapi
berkas persyaratan yang dibutuhkan;
2. sekretaris unit organisasi meneruskan usul
pengangkatan PNS yang bersangkutan kepada
Biro Kepegawaian, Organisasi dan Tata
Laksana; dan
3. Biro Kepegawaian, Organisasi dan Tata Laksana
akan memproses penerbitan keputusan
pengangkatan dalam JF Bidang PUPR terkait
yang ditetapkan oleh PyB.
b. lingkungan Instansi Pengguna, pengangkatan PNS
dalam JF Bidang PUPR dilakukan melalui
pengangkatan pertama bagi Instansi Pemerintah
lainnya ditetapkan oleh masing-masing PPK sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Usulan pengangkatan JF Bidang PUPR melalui
pengangkatan pertama disertai dengan dokumen sebagai
berikut:
a. salinan keputusan pengangkatan calon PNS;
b. salinan keputusan pengangkatan PNS;
c. salinan ijazah terakhir sesuai kualifikasi yang telah
dilegalisir oleh PyB;
d. salinan predikat kinerja minimal bernilai baik dalam
1 (satu) tahun terakhir; dan
e. surat keterangan sehat dari dokter pemerintah.
Bagian Ketiga
Pengangkatan Perpindahan dari Jabatan Lain
Pasal 20
Pengangkatan dalam JF Bidang PUPR melalui perpindahan
dari jabatan lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15
huruf b dilaksanakan untuk pengembangan karier dan
kapasitas Pejabat Fungsional Bidang PUPR sesuai dengan
kebutuhan Unit Organisasi/Unit Kerja.
jdih.pu.go.id
- 14 -
Pasal 21
Perpindahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20
merupakan perpindahan horizontal yang dilaksanakan
melalui dua mekanisme yaitu:
a. perpindahan antar kelompok jabatan fungsional; dan
b. perpindahan antar jabatan.
Pasal 22
(1) Pengangkatan dalam JF Bidang PUPR melalui
perpindahan dari jabatan lain sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 20 harus memenuhi persyaratan:
a. berstatus PNS;
b. berintegritas dan memiliki moralitas yang baik;
c. sehat jasmani dan rohani;
d. berijazah minimal:
1. sekolah menengah atas atau sekolah menengah
kejuruan sesuai kualifikasi bidang pendidikan
yang dipersyaratkan dalam JF Bidang PUPR
kategori keterampilan jenjang pemula, terampil,
dan mahir;
2. diploma tiga sesuai kualifikasi bidang
pendidikan yang dipersyaratkan untuk JF
Bidang PUPR kategori keterampilan jenjang
penyelia; dan
3. sarjana atau diploma empat sesuai kualifikasi
bidang pendidikan yang dipersyaratkan untuk
JF Bidang PUPR kategori keahlian jenjang ahli
pertama, ahli muda, dan ahli madya;
e. berijazah minimal magister sesuai kualifikasi bidang
pendidikan yang dipersyaratkan untuk JF Bidang
PUPR ahli utama;
f. memiliki pengalaman dalam pelaksanaan tugas JF
Bidang PUPR yang akan diduduki paling singkat 2
(dua) tahun;
g. predikat kinerja minimal bernilai baik dalam 2 (dua)
tahun terakhir;
h. berusia paling tinggi:
1. 53 (lima puluh tiga) tahun bagi yang akan
menduduki JF Bidang PUPR kategori
keterampilan, ahli pertama, dan ahli muda;
2. 55 (lima puluh lima) tahun bagi yang akan
menduduki JF Bidang PUPR ahli madya;
3. 60 (enam puluh) tahun bagi pemangku jabatan
pimpinan tinggi yang akan menduduki JF
Bidang PUPR ahli utama; dan
4. 63 (enam puluh tiga) tahun bagi pejabat
fungsional ahli utama yang akan beralih ke JF
Bidang PUPR ahli utama lainnya;
k. mengikuti dan lulus Uji Kompetensi sesuai standar
kompetensi yang telah disusun oleh Instansi
Pembina.
(2) Batas usia pengangkatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf h merupakan batas usia pada saat yang
bersangkutan dilantik dalam JF Bidang PUPR melalui
perpindahan dari jabatan lain.
jdih.pu.go.id
- 15 -
Pasal 23
(1) Dalam hal penataan birokrasi atau kebutuhan strategis
organisasi, persyaratan pengalaman sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) huruf f dapat
dipertimbangkan minimal 1 (satu) tahun secara
kumulatif.
(2) Penataan birokrasi atau kebutuhan strategis organisasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
berdasarkan kriteria sebagai berikut:
a. adanya perubahan struktur organisasi;
b. terjadinya pemekaran wilayah administratif; atau
c. adanya kebutuhan dari Instansi Pemerintah.
(3) Pertimbangan pengalaman minimal 1 (satu) tahun
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendapatkan
rekomendasi dari Instansi Pembina.
Pasal 24
(1) Pengangkatan dalam JF Bidang PUPR melalui
perpindahan dari jabatan lain dapat dilakukan dengan
mempertimbangkan hasil evaluasi Kinerja periodik
pegawai minimal 6 (enam) bulan terakhir.
(2) Dalam hal hasil evaluasi Kinerja periodik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) memiliki predikat kinerja baik
dan sangat baik, perpindahan dari jabatan lain dapat
dilakukan dengan mempertimbangkan aspirasi pejabat
fungsional yang bersangkutan.
(3) Predikat kinerja yang telah diperoleh pada jabatan
sebelumnya ditetapkan sebagai predikat kinerja pada
jabatan fungsional yang akan diduduki.
Pasal 25
(1) Dalam hal kepentingan organisasi dan pengembangan
karier, pejabat fungsional dapat berpindah antar
kelompok jabatan fungsional ke dalam JF Bidang PUPR
lain pada jenjang jabatan dan Angka Kredit yang setara,
sesuai dengan kualifikasi, kompetensi, dan syarat
jabatan.
(2) Pengangkatan perpindahan antar kelompok jabatan
fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan antar jabatan fungsional sebagai berikut:
a. dari rumpun/klasifikasi jabatan fungsional lainnya
ke kelompok JF Bidang PUPR; dan
b. dalam satu rumpun/klasifikasi JF Bidang PUPR.
(3) Jenjang jabatan fungsional dan Angka Kredit yang
dimiliki pada jabatan fungsional sebelumnya ditetapkan
jdih.pu.go.id
- 16 -
Pasal 26
(1) Pejabat fungsional kategori keterampilan dapat diangkat
ke dalam JF Bidang PUPR kategori keahlian melalui
mekanisme pengangkatan perpindahan dari jabatan lain
dengan syarat sebagai berikut:
a. sarjana atau diploma empat sesuai dengan
kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan untuk JF
Bidang PUPR kategori keahlian;
b. memiliki pangkat minimal penata muda golongan
ruang III/a atau penata muda tingkat I golongan
ruang III/b sesuai dengan syarat jabatan yang
ditentukan;
c. tersedia lowongan kebutuhan pada jenjang JF
Bidang PUPR yang dituju; dan
d. syarat lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pejabat fungsional kategori keterampilan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) yang memiliki pangkat penata
muda, golongan ruang III/a dan pangkat penata muda
tingkat I, golongan ruang III/b dapat diangkat dalam JF
Bidang PUPR pada jenjang ahli pertama setelah
mengikuti dan lulus Uji Kompetensi.
(3) Pejabat fungsional kategori keterampilan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) yang memiliki pangkat penata,
golongan ruang III/c dan pangkat penata tingkat I,
golongan ruang III/d dapat diangkat dalam JF Bidang
PUPR pada jenjang ahli muda setelah mengikuti dan
lulus Uji Kompetensi.
jdih.pu.go.id
- 17 -
Pasal 27
(1) Perpindahan antar jabatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 21 huruf b dilaksanakan dari jabatan pimpinan
tinggi dan jabatan administrasi ke dalam JF Bidang
PUPR atau dari JF Bidang PUPR ke dalam jabatan
pimpinan tinggi dan jabatan administrasi, dengan
jabatan minimal yaitu:
a. jabatan pimpinan tinggi bagi JF Bidang PUPR ahli
utama;
b. jabatan administrator bagi JF Bidang PUPR ahli
madya;
c. jabatan pengawas bagi JF Bidang PUPR ahli muda;
d. jabatan pelaksana bagi JF Bidang PUPR
keterampilan dan JF ahli pertama;
e. JF Bidang PUPR ahli utama bagi jabatan pimpinan
tinggi Pratama; atau
f. JF Bidang PUPR kategori keterampilan, ahli
pertama, ahli muda, dan ahli madya bagi jabatan
administrasi.
(2) Perpindahan dari JF Bidang PUPR ke jabatan pimpinan
tinggi dan jabatan administrasi dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Perpindahan dari jabatan pimpinan tinggi dan jabatan
administrasi ke dalam JF Bidang PUPR dilaksanakan
setelah PNS mengikuti dan lulus Uji Kompetensi yang
diselenggarakan oleh Instansi Pembina.
(4) PNS yang dinyatakan lulus Uji Kompetensi sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) mendapatkan rekomendasi yang
memuat besaran Angka Kredit.
(5) Pejabat Penilai Kinerja menetapkan Angka Kredit
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dalam bentuk
penetapan Angka Kredit sebagai dokumen awal
penetapan Angka Kredit selanjutnya.
(6) Pengangkatan dalam JF Bidang PUPR ahli utama
dilaksanakan bagi PNS yang telah:
a. memiliki ijazah minimal strata 2 (magister) sesuai
dengan kualifikasi bidang pendidikan yang
disyaratkan dalam JF Bidang PUPR yang akan
diduduki;
b. mengusulkan spesialisasi JF Bidang PUPR; dan
c. mendapat persetujuan Tim Penilai Kinerja PNS.
Pasal 28
(1) Angka Kredit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat
(4) bagi PNS dengan jabatan pimpinan tinggi dan jabatan
administrasi yang akan menduduki JF Bidang PUPR
kategori keahlian, dihitung, dan ditetapkan berdasarkan
jdih.pu.go.id
- 18 -
jdih.pu.go.id
- 19 -
jdih.pu.go.id
- 20 -
Bagian Keempat
Pengangkatan Penyesuaian
Pasal 31
(1) Pengangkatan dalam JF Bidang PUPR melalui
penyesuaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15
huruf c dilaksanakan untuk:
a. Penetapan JF Bidang PUPR baru;
b. Perubahan ruang lingkup tugas JF Bidang PUPR;
dan/atau
c. Kebutuhan mendesak sesuai prioritas strategis
instansi atau nasional.
jdih.pu.go.id
- 21 -
jdih.pu.go.id
- 22 -
Pasal 32
(1) Pengangkatan melalui penyesuaian ke dalam JF Bidang
PUPR dilakukan dengan tata cara sebagai berikut:
a. pengusulan dari minimal pejabat pimpinan tinggi
pratama yang membidangi kepegawaian ditujukan
kepada pejabat pimpinan tinggi pratama yang
membidangi jabatan fungsional yang akan dituju;
b. Unit Pembina melakukan verifikasi atas usulan yang
diterima dan menindaklanjuti dengan uji portofolio
bagi yang telah memenuhi syarat administrasi;
c. pejabat pimpinan tinggi pratama Unit Pembina
menerbitkan rekomendasi pengangkatan yang
memuat besaran Angka Kredit bagi yang lulus uji
portofolio;
d. rekomendasi pengangkatan sebagaimana dimaksud
pada huruf c, disampaikan oleh pejabat pimpinan
tinggi pratama yang membidangi jabatan fungsional
kepada instansi/pengusul setelah ditetapkannya
rekomendasi penetapan formasi dari Instansi
Pembina;
e. Pejabat Penilai Kinerja menerbitkan penetapan
Angka Kredit sebagai dokumen awal penetapan
Angka Kredit selanjutnya setelah menerima
rekomendasi pengangkatan sebagaimana dimaksud
pada huruf d;
f. berdasarkan rekomendasi pengangkatan dan
penetapan Angka Kredit yang diterbitkan,
dilaksanakan sidang Tim Penilai Kinerja untuk
memberikan rekomendasi pertimbangan
pengangkatan pada PPK;
g. PPK/PyB menetapkan keputusan pengangkatan
dalam JF Bidang PUPR di instansinya masing-
masing setelah mendapat rekomendasi
pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja ; dan
h. ketentuan lebih lanjut tentang tata cara/mekanisme
penyesuaian diatur oleh Unit Pembina.
(2) Usulan pengangkatan JF Bidang PUPR melalui
penyesuaian disertai dengan dokumen sebagai berikut:
a. Surat usulan pengangkatan yang berisi:
1. permohonan rekomendasi kebutuhan bagi
instansi yang belum memiliki formasi yang
ditetapkan menteri yang membidangi
pendayagunaan aparatur negara dan reformasi
birokrasi yang berisi dokumen analisis jabatan,
analisis beban kerja, dan peta jabatan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
2. salinan surat penetapan formasi dari menteri
yang menyelenggarakan urusan dibidang
pendayagunaan aparatur negara dan reformasi
birokrasi bagi yang telah mempunyai formasi JF
Bidang PUPR; dan
3. usulan nama calon pejabat fungsional yang
akan diangkat melalui penyesuaian.
jdih.pu.go.id
- 23 -
Pasal 33
(1) Dalam hal dilakukan penataan birokrasi yang berdampak
pada pejabat administrasi, dapat dilakukan mekanisme
penyetaraan jabatan dengan persetujuan dari menteri
yang menyelenggarakan urusan dibidang pendayagunaan
aparatur negara dan reformasi birokrasi.
(2) Penyetaraan jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) yaitu:
a. jabatan administrator ke JF Bidang PUPR ahli
madya; dan
b. jabatan pengawas ke JF Bidang PUPR ahli muda.
(3) Penyesuaian dari jabatan administrator dan pengawas ke
JF Bidang PUPR melalui penyetaraan jabatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus memenuhi
persyaratan:
a. PNS masih duduk dalam jabatan administrator dan
pengawas;
b. memiliki ijazah minimal sarjana atau diploma empat
sesuai dengan kualifikasi dan jenjang pendidikan
yang dipersyaratkan dalam pengangkatan JF Bidang
PUPR; dan
c. memiliki kesesuaian tugas, fungsi, pengalaman,
atau pernah melaksanakan tugas yang berkaitan
dengan tugas JF Bidang PUPR.
(4) Pengangkatan penyesuaian melalui penyetaraan jabatan
ke dalam JF Bidang PUPR dilakukan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(5) PPK yang melaksanakan pengangkatan penyesuaian
melalui penyetaraan jabatan ke dalam JF Bidang PUPR
sebagaimana dimaksud pada ayat (4), menyampaikan
laporan hasil penyetaraan kepada Instansi Pembina.
Bagian Kelima
Pengangkatan Promosi
Pasal 34
(1) Pengangkatan PNS ke dalam JF Bidang PUPR melalui
Promosi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf d
dilaksanakan melalui:
a. pengangkatan dari jabatan pimpinan tinggi atau
jabatan administrasi ke dalam JF Bidang PUPR; dan
b. kenaikan jenjang JF Bidang PUPR.
jdih.pu.go.id
- 24 -
Pasal 35
(1) Pengangkatan melalui Promosi ke dalam JF Bidang PUPR
meliputi:
a. jabatan administrator dan jabatan pimpinan tinggi
pratama ke dalam JF Bidang PUPR ahli utama;
b. jabatan pengawas ke dalam JF Bidang PUPR ahli
madya; atau
c. jabatan pelaksana ke dalam JF Bidang PUPR ahli
pertama, JF Bidang PUPR ahli muda, dan JF Bidang
PUPR kategori keterampilan.
(2) Promosi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dilaksanakan dengan persyaratan:
a. mengikuti dan lulus Uji Kompetensi sesuai standar
kompetensi yang telah disusun oleh Instansi
Pembina;
b. memiliki nilai predikat kinerja minimal sangat baik
dalam 2 (dua) tahun terakhir;
c. memiliki rekam jejak yang baik;
d. tidak sedang menjalani proses hukuman disiplin
PNS;
e. tidak pernah dikenakan hukuman karena
melakukan pelanggaran kode etik dan profesi PNS
dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir; dan
f. tidak pernah dikenakan hukuman disiplin PNS
tingkat sedang atau berat dalam kurun waktu 3
(tiga) tahun terakhir.
(3) Pengangkatan dalam JF Bidang PUPR melalui promosi
direkomendasikan oleh pimpinan unit kerja PNS yang
bersangkutan dan berdasarkan pertimbangan
rekomendasi tim penilai kinerja PNS.
(4) Angka Kredit promosi pengangkatan ke dalam JF Bidang
PUPR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
berdasarkan konversi predikat kinerja dan ditambah
Angka Kredit dasar.
jdih.pu.go.id
- 25 -
Pasal 36
(1) Promosi melalui kenaikan jenjang JF Bidang PUPR
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1) huruf b
merupakan pengangkatan dalam JF Bidang PUPR secara
vertikal setingkat lebih tinggi dari jenjang jabatan yang
diduduki.
(2) Promosi untuk kenaikan jenjang JF Bidang PUPR harus
memenuhi persyaratan:
a. paling singkat telah 1 (satu) tahun dalam jabatan
terakhir;
b. tersedia lowongan kebutuhan jabatan;
c. memenuhi Angka Kredit Kumulatif yang ditentukan
untuk kenaikan jabatan setingkat lebih tinggi;
d. predikat kinerja minimal bernilai baik dalam 1 (satu)
tahun terakhir;
e. telah mengikuti dan lulus Uji Kompetensi sesuai
jenjang JF Bidang PUPR yang akan diduduki; dan
f. telah memiliki pangkat minimal.
(3) Pangkat minimal sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf f sebagai berikut:
a. Pembina Utama Muda (IV/c) untuk ke JF ahli
utama;
b. Penata Tingkat I (III/d) untuk ke JF ahli madya;
c. Penata Muda Tingkat I (III/b) untuk ke JF ahli muda
dan penyelia;
d. Pengatur Tingkat I (II/d) untuk ke JF mahir; dan
e. Pengatur Muda (II/a) untuk ke JF terampil.
(4) Dalam hal pejabat fungsional yang diberhentikan dari JF
Bidang PUPR dan telah dilakukan pengangkatan kembali
ke dalam jabatan fungsional tersebut, serta memenuhi
Angka Kredit untuk naik jabatan setingkat lebih tinggi,
pejabat fungsional tersebut dapat dipromosikan melalui
kenaikan jenjang jabatan.
(5) Kenaikan jenjang jabatan setingkat lebih tinggi
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan setelah 1
(satu) tahun menduduki jabatannya sejak diangkat
kembali.
(6) Pejabat Fungsional Bidang PUPR yang akan
dipromosikan melalui kenaikan jenjang ke jenjang ahli
utama harus memiliki spesialisasi/kepakaran yang
sesuai dengan minat dan kompetensi yang bersangkutan
serta kebutuhan organisasi yang diatur oleh Unit
Pembina JF Bidang PUPR.
(7) Pejabat fungsional yang memiliki Angka Kredit melebihi
Angka Kredit yang ditentukan untuk promosi melalui
kenaikan jenjang setingkat lebih tinggi, kelebihan Angka
Kredit tersebut tidak diperhitungkan untuk kenaikan
jenjang/pangkat berikutnya.
jdih.pu.go.id
- 26 -
Pasal 37
(1) Pengangkatan ke dalam JF Bidang PUPR melalui promosi
secara diagonal dan vertikal dilakukan dengan tata cara
sebagai berikut:
a. Penyampaian surat usul dan dokumen kelengkapan
dari minimal pejabat pimpinan tinggi pratama yang
membidangi kepegawaian/kesekretariatan pada
Instansi Pemerintah, sekretaris unit organisasi,
kepala biro/kepala pusat sekretariat jenderal di
Kementerian ditujukan kepada:
1. Sekretaris Jenderal Kementerian cq. unit kerja
pembina JF Bidang PUPR, bagi Instansi
Pemerintah; dan
2. pimpinan unit kerja pembina JF Bidang PUPR
di Kementerian, bagi PNS Kementerian.
b. verifikasi usulan dan dokumen kelengkapan oleh
Unit Pembina pembina JF Bidang PUPR dilakukan
untuk memeriksa pemenuhan kelayakan, predikat
kinerja, persyaratan jabatan, dan ketersediaan
formasi berdasarkan usulan yang disampaikan;
c. terhadap PNS yang memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud pada huruf b, Unit Pembina
menyiapkan surat usul Uji Kompetensi yang
ditujukan kepada Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia;
d. Unit Pembina menerbitkan rekomendasi
pengangkatan JF Bidang PUPR melalui promosi yang
memuat besaran Angka Kredit bagi PNS yang telah
mengikuti dan lulus Uji Kompetensi;
e. berdasarkan rekomendasi pengangkatan
sebagaimana dimaksud pada huruf d Pejabat Penilai
Kinerja menerbitkan penetapan Angka Kredit
sebagai dokumen awal penetapan Angka Kredit
selanjutnya;
f. berdasarkan rekomendasi pengangkatan dan
penetapan Angka Kredit yang diterbitkan,
dilaksanakan sidang tim penilai kinerja untuk
memberikan rekomendasi pertimbangan
pengangkatan pada PPK; dan
g. PPK/PyB menetapkan keputusan pengangkatan
dalam JF Bidang PUPR di instansinya masing-
masing setelah mendapat rekomendasi
pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja.
(2) Dokumen usul pengangkatan promosi ke dalam JF
Bidang PUPR berupa:
a. surat usulan;
b. daftar riwayat hidup dilengkapi foto berwarna
ukuran 4x6;
jdih.pu.go.id
- 27 -
Bagian Keenam
Pengusulan Pengangkatan ke Dalam JF Bidang PUPR
Pasal 38
(1) Pengusulan pengangkatan PNS dalam JF Bidang PUPR
dapat diproses sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dalam hal:
a. disampaikan minimal 1 (satu) tahun sebelum batas
usia yang dipersyaratkan untuk pengangkatan
dalam JF Bidang PUPR ahli utama dengan
mekanisme perpindahan dari jabatan lain bagi PNS
yang telah menduduki jabatan pimpinan tinggi; dan
jdih.pu.go.id
- 28 -
Pasal 39
(1) PyB mengangkat PNS dalam JF Bidang PUPR di
lingkungan Instansi Pembina yaitu:
a. Presiden bagi Pejabat Fungsional Bidang PUPR ahli
utama, setelah mendapat pertimbangan teknis
Kepala Badan Kepegawaian Negara;
b. Menteri bagi Pejabat Fungsional Bidang PUPR ahli
madya;
c. Sekretaris Jenderal bagi Pejabat Fungsional Bidang
PUPR ahli muda; dan
d. pejabat pimpinan tinggi pratama yang membidangi
kepegawaian bagi Pejabat Fungsional Bidang PUPR
kategori keterampilan dan ahli pertama.
(2) PyB mengangkat PNS dalam JF Bidang PUPR kategori
keterampilan dan ahli pertama sampai dengan ahli
madya di lingkungan Instansi Pengguna yaitu PPK
Instansi Pemerintah.
(3) PPK Instansi Pemerintah sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dapat memberikan pendelegasian/kuasa kepada
pejabat yang ditunjuk di lingkungannya untuk
menetapkan pengangkatan dalam jabatan fungsional
keterampilan dan jabatan fungsional keahlian selain JF
Bidang PUPR ahli madya.
(4) Kriteria pemberian pendelegasian/kuasa sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), mempertimbangkan hal sebagai
berikut:
jdih.pu.go.id
- 29 -
Pasal 40
(1) Pemberian kuasa dari PPK Instansi Pemerintah
ditetapkan sebagai berikut:
a. PPK Instansi Pusat dapat memberikan kuasa kepada
minimal pejabat pimpinan tinggi pratama yang
membidangi kepegawaian di lingkungannya untuk
penetapan pengangkatan, pemindahan,
pemberhentian dalam dan dari jabatan fungsional,
dan penetapan pengangkatan kembali jabatan
fungsional di lingkungan Instansi Pusat untuk
jabatan fungsional ahli pertama, jabatan fungsional
ahli muda, dan/atau jabatan fungsional
keterampilan;
b. PPK daerah provinsi dapat memberikan kuasa
kepada minimal pejabat pimpinan tinggi pratama
yang membidangi kepegawaian di lingkungannya
untuk penetapan pengangkatan, pemindahan,
pemberhentian dalam dan dari jabatan fungsional,
dan penetapan pengangkatan kembali jabatan
fungsional di lingkungan daerah provinsi untuk
jabatan fungsional ahli pertama, jabatan fungsional
ahli muda, dan/atau jabatan fungsional
keterampilan; dan
c. PPK daerah kabupaten/kota dapat memberikan
kuasa kepada PyB di lingkungannya untuk
penetapan pengangkatan, pemindahan,
pemberhentian dalam dan dari jabatan fungsional,
dan penetapan pengangkatan kembali jabatan
fungsional ahli pertama, jabatan fungsional ahli
muda, dan/atau jabatan fungsional keterampilan.
(2) PPK menyampaikan tembusan keputusan pemberian
kuasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada
Instansi Pembina, menteri yang menyelenggarakan
urusan dibidang pendayagunaan aparatur negara dan
reformasi birokrasi, dan Kepala Badan Kepegawaian
Negara.
(3) Pejabat yang menerima pemberian kuasa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) menandatangani keputusan
tersebut atas nama PPK yang memberikan kuasa.
jdih.pu.go.id
- 30 -
Bagian Ketujuh
Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Jabatan
Pasal 41
(1) Setiap PNS yang diangkat ke dalam JF Bidang PUPR
harus dilantik dan diambil sumpah/janji jabatan
menurut agama atau kepercayaannya kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
(2) Sumpah/janji jabatan diambil oleh PPK di lingkungannya
masing-masing.
(3) PPK dapat menunjuk pejabat lain di lingkungannya
minimal pejabat pimpinan tinggi pratama untuk
mengambil sumpah/janji jabatan bagi jabatan fungsional
kategori keterampilan, dan kategori keahlian jenjang ahli
pertama sampai dengan ahli madya.
(4) Pengambilan sumpah/janji jabatan bagi Pejabat
Fungsional Bidang PUPR kategori keterampilan dan
kategori keahlian jenjang ahli pertama sampai dengan
ahli madya dilakukan oleh:
a. pejabat pimpinan tinggi madya pada Instansi Pusat
dan Instansi Daerah provinsi; dan
b. pejabat pimpinan tinggi pratama yang membidangi
kesekretariatan pada Instansi Daerah
kabupaten/kota.
(5) PNS yang sudah ditetapkan keputusan pengangkatan
dalam JF Bidang PUPR, harus sudah dilakukan
pelantikan dan pengambilan sumpah/janji jabatan paling
lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak keputusan
pengangkatannya ditetapkan, kecuali bagi yang
menduduki JF Bidang PUPR ahli utama yang keputusan
pengangkatannya oleh Presiden.
(6) Dalam hal tertentu, pengambilan sumpah/janji dapat
dilakukan dengan memanfaatkan media elektronik
dengan teknis pelaksanaan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(7) Pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan dapat
dilakukan bagi pejabat fungsional yang diangkat melalui
mekanisme pengangkatan pertama, perpindahan dari
jabatan lain, penyesuaian, dan promosi tidak termasuk
kenaikan jenjang jabatan dan pengangkatan kembali.
(8) Pelaksanaan sumpah/janji sebagaimana dimaksud
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
BAB IV
KOMPETENSI JF BIDANG PUPR
Bagian Kesatu
Standar Kompetensi
Pasal 42
(1) Standar kompetensi JF Bidang PUPR terdiri atas:
a. kompetensi teknis;
b. kompetensi manajerial; dan
c. kompetensi sosial kultural.
jdih.pu.go.id
- 31 -
Pasal 43
(1) Pengembangan kompetensi JF Bidang PUPR dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan kompetensi Pejabat
Fungsional Bidang PUPR sesuai standar kompetensi
jabatan dan rencana pengembangan karier.
(2) Pejabat Fungsional Bidang PUPR sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus mengembangkan kompetensi secara
berkelanjutan sesuai dengan minat dan kebutuhan
pelaksanaan tugas jabatan fungsional yang diduduki
dalam sistem pembelajaran terintegrasi.
(3) Sistem pembelajaran terintegrasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) disusun oleh Instansi Pembina.
(4) Instansi Pembina sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
menyusun konten pembelajaran, strategi, dan program
pengembangan kompetensi untuk mendukung
percepatan pengembangan kompetensi pejabat
fungsional.
(5) Pelaksanaan pembelajaran terintegrasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(6) Dalam melaksanakan pengembangan kompetensi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat
(5), Unit Pembina berkoordinasi dengan Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Bagian Kedua
Uji Kompetensi
Pasal 44
(1) Uji Kompetensi dilakukan untuk mengukur dan menilai
kompetensi yang dimiliki oleh calon Pejabat Fungsional
Bidang PUPR /Pejabat Fungsional Bidang PUPR.
(2) Uji Kompetensi JF Bidang PUPR dilaksanakan oleh
Instansi Pembina.
(3) Instansi Pengguna atau organisasi profesi JF Bidang
PUPR dapat menyelenggarakan Uji Kompetensi JF Bidang
PUPR setelah mendapatkan akreditasi atau bekerja sama
Instansi Pembina.
jdih.pu.go.id
- 32 -
jdih.pu.go.id
- 33 -
BAB IV
PENILAIAN KINERJA
Pasal 45
(1) Penilaian kinerja Pejabat Fungsional Bidang PUPR
merupakan evaluasi Kinerja yang dilaksanakan secara
periodik dan tahunan yang ditetapkan dalam predikat
kinerja pejabat fungsional.
(2) Predikat kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas:
a. sangat baik;
b. baik;
c. cukup/butuh perbaikan;
d. kurang; atau
e. sangat kurang.
(3) Pejabat Fungsional Bidang PUPR yang mendapatkan
predikat kinerja tahunan kurang sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf d atau sangat kurang sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf e diberikan kesempatan
perbaikan kinerja selama 6 (enam) bulan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) Dalam hal pejabat fungsional tidak menunjukan
perbaikan kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
pejabat fungsional yang bersangkutan harus mengikuti
Uji Kompetensi sesuai jenjang jabatan yang diduduki.
(5) Dalam hal pejabat fungsional sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) tidak mengikuti Uji Kompetensi paling lama
6 (enam) bulan setelah masa perbaikan kinerja berakhir
atau tidak memenuhi kompetensi berdasarkan Uji
Kompetensi, pejabat fungsional tersebut diberhentikan
dari jabatan fungsionalnya.
(6) Dalam hal pejabat fungsional pada ayat (4), dinyatakan
memenuhi kompetensi berdasarkan Uji Kompetensi,
pejabat yang bersangkutan diberikan kesempatan 1
(satu) tahun untuk memenuhi predikat kinerja tahunan
minimal baik.
(7) Dalam hal pejabat fungsional tidak memenuhi predikat
kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (6), pejabat
fungsional tersebut diberhentikan dari jabatan
fungsionalnya.
jdih.pu.go.id
- 34 -
Pasal 46
(1) Pejabat Penilai Kinerja melakukan konversi predikat
kinerja yang telah ditetapkan ke dalam Angka Kredit.
(2) Konversi predikat kinerja sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. sangat baik ditetapkan nilai kuantitatif sebesar
150% (seratus lima puluh persen) dari koefisien
Angka Kredit tahunan sesuai dengan jenjang jabatan
fungsional;
b. baik ditetapkan nilai kuantitatif sebesar 100%
(seratus persen) dari koefisien Angka Kredit tahunan
sesuai dengan jenjang jabatan fungsional;
c. cukup/butuh perbaikan ditetapkan nilai kuantitatif
sebesar 75% (tujuh puluh lima persen) dari koefisien
Angka Kredit tahunan sesuai dengan jenjang jabatan
fungsional;
d. kurang ditetapkan nilai kuantitatif sebesar 50%
(lima puluh persen) dari koefisien Angka Kredit
tahunan sesuai dengan jenjang jabatan fungsional;
dan
e. sangat kurang ditetapkan nilai kuantitatif sebesar
25% (dua puluh lima persen) dari koefisien Angka
Kredit tahunan sesuai dengan jenjang jabatan
fungsional.
(3) Koefisien Angka Kredit sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf a sampai dengan huruf e bagi JF bidang PUPR
setiap tahun ditetapkan paling sedikit:
a. 3,75 (tiga koma tujuh puluh lima) untuk Pejabat
Fungsional Bidang PUPR pemula;
b. 5 (lima) untuk Pejabat Fungsional Bidang PUPR
terampil;
c. 12,5 (dua belas koma lima) untuk Pejabat
Fungsional Bidang PUPR mahir;
d. 25 (dua puluh lima) untuk Pejabat Fungsional
Bidang PUPR penyelia;
e. 12,5 (dua belas koma lima) untuk Pejabat
Fungsional Bidang PUPR ahli pertama;
f. 25 (dua puluh lima) untuk Pejabat Fungsional
Bidang PUPR ahli muda;
g. 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) untuk Pejabat
Fungsional Bidang PUPR ahli madya; dan
h. 50 (lima puluh) untuk Pejabat Fungsional Bidang
PUPR ahli utama.
(4) Capaian Angka Kredit selama satu tahun untuk seluruh
kegiatan yang dilaksanakan ditetapkan paling tinggi
150% (seratus lima puluh persen) dari koefisien Angka
Kredit tahunan.
jdih.pu.go.id
- 35 -
BAB V
TIM PENILAI KINERJA
Bagian Kesatu
Tim Penilai Kinerja
Pasal 47
(1) Tim penilai kinerja dibentuk oleh PyB.
(2) Tim penilai kinerja dapat terdiri dari unsur pimpinan
tinggi, administrator, dan pengawas.
jdih.pu.go.id
- 36 -
Pasal 48
(1) Tim penilai kinerja mempunyai tugas memberikan
pertimbangan pada PPK atas usul pengangkatan,
pemindahan, dan pemberhentian dalam jabatan,
pengembangan kompetensi, serta pemberian
penghargaan berdasarkan hasil penilaian kinerja dan
catatan riwayat kepegawaian bagi PNS.
(2) Tim penilai kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dalam melaksanakan tugas dibantu oleh sekretariat.
(3) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilaksanakan oleh Unit Kerja yang membidangi
pengelolaan kepegawaian.
Pasal 49
(1) Tim penilai kinerja JF Bidang PUPR pada Instansi
Pembina terdiri atas:
a. tim penilai kinerja tingkat Kementerian;
b. tim penilai kinerja tingkat Unit Organisasi;
c. tim penilai kinerja tingkat Unit Kerja eselon II; dan
d. tim penilai kinerja tingkat unit pelaksana teknis
eselon III.
(2) Tim penilai kinerja tingkat Kementerian sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a, bertugas memverifikasi
dan memberikan rekomendasi penilaian kinerja bagi
Pejabat Fungsional Bidang PUPR ahli utama.
(3) Tim penilai kinerja tingkat Unit Organisasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b bertugas memverifikasi
dan memberikan rekomendasi penilaian kinerja bagi
Pejabat Fungsional Bidang PUPR ahli madya.
(4) Tim penilai kinerja tingkat Unit Kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c bertugas memverifikasi
dan memberikan rekomendasi penilaian kinerja bagi
Pejabat Fungsional Bidang PUPR ahli muda, ahli pertama
dan kategori keterampilan.
(5) Tim penilai kinerja tingkat unit pelaksana teknis eselon
III sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d bertugas
memverifikasi dan memberikan rekomendasi penilaian
kinerja bagi Pejabat Fungsional Bidang PUPR yang
berkedudukan di bawahnya.
Pasal 50
(1) Tim penilai kinerja tingkat Kementerian minimal terdiri
atas pejabat pimpinan tinggi madya dan pejabat
pimpinan tinggi pratama yang membidangi kepegawaian
yang diketuai oleh pimpinan tinggi madya yang
membidangi kesekretariatan.
jdih.pu.go.id
- 37 -
Pasal 51
Instansi Pengguna dapat membentuk tim penilai kinerja
sesuai dengan kebutuhan organisasinya.
Bagian Kedua
Tim Verifikasi
Pasal 52
(1) Unit Pembina dapat membentuk tim verifikasi untuk
melakukan pemeriksaan administrasi atas usulan Uji
Kompetensi pengangkatan dan kenaikan jenjang bagi
Pejabat Fungsional Bidang PUPR.
(2) Tugas tim verifikasi sebagaimana dimaksud ayat (1)
sebagai berikut:
a. memeriksa dokumen usulan;
b. melakukan verifikasi kesesuaian persyaratan;
c. menyiapkan bahan usulan keikutsertaan Uji
Kompetensi; dan
d. menyiapkan rekomendasi sebagai bahan
pertimbangan pimpinan Unit Pembina dalam
menetapkan rekomendasi pengangkatan atas usulan
pengangkatan ke dalam/kenaikan jenjang, dan
pemeliharaan kinerja Pejabat Fungsional Bidang
PUPR.
(3) Ketentuan lebih lanjut tentang tata kerja tim verifikasi
Angka Kredit diatur oleh Unit Pembina.
BAB VI
PENETAPAN ANGKA KREDIT
Pasal 53
(1) Pengusulan penetapan Angka Kredit Pejabat Fungsional
Bidang PUPR diajukan oleh pejabat fungsional kepada
atasan langsung selaku Pejabat Penilai Kinerja untuk
ditetapkan menjadi penetapan Angka Kredit.
jdih.pu.go.id
- 38 -
jdih.pu.go.id
- 39 -
BAB VII
KENAIKAN PANGKAT
Pasal 54
(1) Kenaikan pangkat dapat dipertimbangkan apabila:
a. telah 2 (dua) tahun dalam pangkat terakhir;
b. memenuhi jumlah Angka Kredit Kumulatif yang
ditentukan untuk kenaikan pangkat setingkat lebih
tinggi; dan
c. predikat kinerja minimal bernilai baik dalam 2 (dua)
tahun terakhir.
(2) Usul kenaikan pangkat JF Bidang PUPR disampaikan
oleh pimpinan unit kerja yang bersangkutan kepada PyB,
sesuai dengan prosedur dan ketentuan peraturan
perundang-undangan dengan melampirkan:
a. salinan sah keputusan jabatan fungsional terakhir;
b. salinan sah keputusan kenaikan pangkat terakhir;
c. salinan sah penilaian kinerja/evaluasi kinerja
minimal bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir;
d. asli penetapan Angka Kredit terakhir; dan
e. salinan sah surat pernyataan pelantikan atau berita
acara pelantikan JF Bidang PUPR.
(3) PPK menetapkan kenaikan pangkat berdasarkan
pertimbangan tim penilai kinerja PNS setelah
mendapatkan pertimbangan teknis Badan Kepegawaian
Negara.
(4) Pejabat Fungsional Bidang PUPR yang telah memenuhi
Angka Kredit Kumulatif untuk kenaikan pangkat jabatan
fungsional bersamaan dengan kenaikan jenjang jabatan
fungsional, dilakukan kenaikan jenjang jabatan
fungsional terlebih dahulu, dan dengan Angka Kredit
yang sama diusulkan kenaikan pangkat.
(5) Pejabat Fungsional Bidang PUPR yang memiliki Angka
Kredit melebihi Angka Kredit yang dipersyaratkan untuk
kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi, kelebihan Angka
Kredit tersebut dapat diperhitungkan untuk kenaikan
pangkat berikutnya dalam satu jenjang JF Bidang PUPR.
(6) Dalam hal pejabat fungsional tidak dapat diangkat ke
dalam jenjang jabatan yang lebih tinggi karena tidak
tersedia lowongan kebutuhan jenjang jabatan fungsional,
dapat diusulkan kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi
sebanyak 1 (satu) kali kenaikan pangkat setelah lulus Uji
Kompetensi pada jenjang yang ditentukan.
(7) Kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi tersebut
berdasarkan capaian Angka Kredit yang dipersyaratkan
untuk kenaikan pangkat pada jenjang jabatan yang
didudukinya.
jdih.pu.go.id
- 40 -
Pasal 55
(1) Pejabat Fungsional Bidang PUPR kategori keterampilan
yang telah memperoleh ijazah sesuai dengan syarat
kualifikasi pendidikan pada kategori keahlian yang
memiliki pangkat di bawah penata muda golongan ruang
III/a dapat dipertimbangkan kenaikan pangkatnya ke
dalam pangkat penata muda golongan ruang III/a setelah
mengikuti dan lulus ujian kenaikan pangkat penyesuaian
ijazah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(2) Dalam hal Pejabat Fungsional Bidang PUPR yang
memperoleh ijazah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
telah memenuhi Angka Kredit Kumulatif untuk kenaikan
pangkat ke penata muda golongan ruang III/a, maka
kenaikan pangkat dilakukan tanpa melalui ujian
kenaikan pangkat penyesuaian ijazah.
Pasal 56
(1) Pejabat Fungsional Bidang PUPR yang memiliki penilaian
kinerja dan keahlian yang luar biasa dalam menjalankan
tugas jabatan fungsional dapat diberikan penghargaan
berupa kenaikan pangkat istimewa.
(2) Pemberian kenaikan pangkat istimewa dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
BAB VII
PEMBERHENTIAN DARI JF BIDANG PUPR
Pasal 57
(1) PNS diberhentikan dari JF Bidang PUPR apabila:
a. mengundurkan diri dari jabatan;
b. diberhentikan sementara sebagai PNS;
c. menjalani cuti di luar tanggungan negara;
d. menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan;
e. ditugaskan secara penuh di luar JF Bidang PUPR
yang sedang diduduki; atau
f. tidak memenuhi persyaratan jabatan.
jdih.pu.go.id
- 41 -
jdih.pu.go.id
- 42 -
Pasal 58
(1) Pemberhentian dikarenakan alasan mengundurkan diri
dari JF Bidang PUPR sebagaimana dimaksud dalam Pasal
57 ayat (1) huruf a dapat dipertimbangkan dalam hal
memiliki alasan pribadi yang tidak mungkin untuk
melaksanakan tugas jabatan fungsional.
(2) Pengunduran diri sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
wajib disampaikan secara tertulis kepada PPK dengan
menyertakan alasan pengunduran diri.
(3) PPK menetapkan pemberhentian pejabat fungsional dan
melaporkan kepada Instansi Pembina.
Pasal 59
Kriteria pemberhentian dari JF Bidang PUPR yang tidak
memenuhi persyaratan jabatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 57 ayat (1) huruf f apabila:
a. predikat kinerja tahunan bagi pejabat fungsional kurang
atau sangat kurang dan tidak menunjukkan perbaikan
kinerja setelah diberikan kesempatan selama 6 (enam)
bulan untuk memperbaiki kinerjanya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan/atau
b. tidak memenuhi standar kompetensi yang ditentukan
pada jabatan fungsional yang diduduki.
Pasal 60
(1) Pemberhentian dari JF Bidang PUPR karena
mengundurkan diri dilakukan dengan tata cara sebagai
berikut:
a. pejabat fungsional bersangkutan menyampaikan
usulan pemberhentian secara berjenjang kepada
sekretaris unit organisasi atau kepala biro/kepala
pusat di lingkungan Kementerian atau kepada
jabatan pimpinan tinggi pratama yang membidangi
kepegawaian bagi Pejabat Fungsional Bidang PUPR
di luar Kementerian;
b. sekretaris unit organisasi atau kepala biro/kepala
pusat di lingkungan Kementerian atau pejabat
pimpinan tinggi pratama yang membidangi
kepegawaian bagi Pejabat Fungsional Bidang PUPR
di luar Kementerian menyampaikan usulan meminta
persetujuan pada pimpinan unit kerja pembina JF
jdih.pu.go.id
- 43 -
jdih.pu.go.id
- 44 -
BAB VIII
PENGANGKATAN KEMBALI JF BIDANG PUPR
Pasal 61
(1) Pengangkatan kembali dalam JF Bidang PUPR, berlaku
bagi PNS yang telah diberhentikan dari jabatan
fungsional karena:
a. diberhentikan sementara sebagai PNS;
b. menjalani cuti di luar tanggungan negara;
c. menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan;
atau
d. ditugaskan secara penuh di luar jabatan fungsional
yang sedang diduduki.
(2) Pengangkatan kembali dalam JF Bidang PUPR harus
mempertimbangkan lowongan kebutuhan untuk jabatan
fungsional yang akan diduduki.
(3) Pengangkatan kembali dalam JF Bidang PUPR dapat
dilakukan apabila :
a. PNS yang dibebaskan sementara sebagai PNS atau
menjalani cuti di luar tanggungan negara telah aktif
kembali sebagai PNS;
jdih.pu.go.id
- 45 -
Pasal 62
(1) Pengangkatan kembali Pejabat Fungsional Bidang PUPR
yang ditugaskan secara penuh di luar jabatan
fungsionalnya dilakukan dengan menggunakan Angka
Kredit Kumulatif terakhir yang dimiliki dalam jenjang
jabatannya dan dapat ditambah dari penilaian kinerja
tugas bidang jabatan fungsional selama diberhentikan
berdasarkan hasil konversi predikat kinerja pejabat
fungsional yang bersangkutan.
(2) Angka Kredit hasil konversi predikat kinerja selama
diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dihitung dari predikat kinerja terhitung mulai tanggal
pangkat terakhir ditambahkan Angka Kredit dasar.
(3) Dalam hal konversi predikat kinerja selama
diberhentikan sebagaimana dimaksud ayat (2) dengan
masa pangkat lebih dari 4 (empat) tahun, konversi
predikat kinerja dihitung 4 (empat) tahun.
jdih.pu.go.id
- 46 -
Pasal 63
(1) Pejabat Fungsional Bidang PUPR yang diberhentikan
karena ditugaskan pada jabatan lain di luar jabatan
fungsionalnya dapat disesuaikan pada jenjang jabatan
sesuai dengan pangkat terakhir pada jabatannya minimal
1 (satu) tahun setelah diangkat kembali pada jenjang
jabatan fungsional terakhir yang didudukinya dengan
hasil evaluasi kinerja minimal berpredikat baik setelah
mengikuti dan lulus Uji Kompetensi apabila tersedia
kebutuhan jabatan fungsional.
(2) Pejabat Fungsional Bidang PUPR yang mendapatkan
hukuman disiplin berupa penurunan jenjang jabatan
atau pemberhentian dari jabatan fungsional maka
predikat kinerja yang didapatkan selama menjalani
hukuman disiplin tidak dapat dikonversikan ke dalam
Angka Kredit dan tidak dapat digunakan untuk kenaikan
pangkat/jenjang setingkat lebih tinggi.
(3) Pengangkatan kembali dalam JF Bidang PUPR sesuai
jenjang terakhir sebelum penurunan jabatan atau
pemberhentian bagi PNS sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) berlaku secara otomatis dengan
mempertimbangkan lowongan kebutuhan setelah selesai
menjalani masa hukuman disiplin yang dijatuhkan tanpa
harus diterbitkan keputusan pengangkatan kembali
dalam JF Bidang PUPR.
(4) Tata cara pemberhentian/pengangkatan kembali Pejabat
Fungsional Bidang PUPR yang disebabkan oleh
pemberian hukuman disiplin dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 64
(1) Pengangkatan kembali dalam JF Bidang PUPR dilakukan
dengan tata cara sebagai berikut:
a. Kementerian:
1. Sekretaris unit organisasi atau kepala
biro/kepala pusat menyampaikan usul
pengangkatan kembali dalam jabatan
fungsional bagi PNS yang diberhentikan dari
jabatan fungsional karena tugas belajar,
diangkat dalam jabatan administrasi/pimpinan
tinggi, cuti diluar tanggungan negara, bebas
sementara sebagai PNS kepada Biro
Kepegawaian, Organisasi, dan Tata Laksana;
dan
2. Terhadap calon/pejabat fungsional yang
memenuhi syarat, Biro Kepegawaian,
Organisasi dan Tata Laksana menerbitkan
keputusan pengangkatan dalam jabatan
fungsional.
jdih.pu.go.id
- 47 -
BAB IX
ORGANISASI PROFESI
JABATAN FUNGSIONAL BIDANG PUPR
Pasal 65
(1) JF Bidang PUPR harus memiliki organisasi profesi.
(2) Setiap Pejabat Fungsional Bidang PUPR harus menjadi
anggota organisasi profesi sesuai jabatan fungsional
bidang PUPR yang didudukinya.
(3) Organisasi profesi sebagaimana dimaksud dapat
dibentuk atau dipilih dari organisasi profesi yang sudah
ada.
(4) Organisasi profesi dikukuhkan oleh Menteri.
(5) Instansi Pembina berkoordinasi dan bekerjasama dengan
organisasi profesi dalam hal peningkatan profesionalitas,
pemberian advokasi, dan penegakan kode etik JF Bidang
PUPR.
(6) Dalam hal pembinaan Pejabat Fungsional Bidang PUPR,
Instansi Pemerintah dapat berkoordinasi dengan Unit
Pembina dan organisasi profesi JF Bidang PUPR.
(7) Ketentuan lebih lanjut tentang organisasi profesi JF
Bidang PUPR diatur oleh masing-masing Unit Pembina.
BAB X
PEMBINAAN, PEMANTAUAN, DAN EVALUASI
JF BIDANG PUPR
Pasal 66
(1) Pembinaan Pejabat Fungsional Bidang PUPR merupakan
upaya peningkatan dan pengendalian pemenuhan
standar profesi JF Bidang PUPR.
(2) Pembinaan Pejabat Fungsional Bidang PUPR
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu:
jdih.pu.go.id
- 48 -
BAB XI
SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN JF BIDANG PUPR
Pasal 67
(1) Pengelolaan JF Bidang PUPR diselenggarakan dengan
dukungan sistem informasi pengelolaan JF Bidang PUPR
yang mengutamakan kemudahan penggunaan,
efektivitas, dan efisiensi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
jdih.pu.go.id
- 49 -
BAB XII
UNIT PEMBINA DAN
PENYESUAIAN RUANG LINGKUP TUGAS
JF BIDANG PUPR
Pasal 68
(1) Unit Pembina mempunyai tugas dan kewenangan
pembinaan teknik dan fasilitasi pengembangan profesi JF
Bidang PUPR.
(2) Tugas pembinaan teknis dan fasilitasi pengembangan
profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu:
a. penyusunan ruang lingkup tugas JF Bidang PUPR
yang dibina;
b. penyusunan regulasi yang diperlukan sebagai
pedoman dalam pelaksanaan dan penugasan JF
Bidang PUPR yang dibina;
c. penyusunan dan penetapan pedoman formasi JF
Bidang PUPR yang dibina;
d. penyusunan dan proses rekomendasi penetapan
formasi JF Bidang PUPR yang dibina;
e. penghitungan kebutuhan JF Bidang PUPR yang
dibina secara nasional;
f. pengelolaan, pembinaan, pengembangan,
pemberdayaan, pemantauan, dan evaluasi Pejabat
Fungsional Bidang PUPR yang dibina;
g. fasilitasi proses pengangkatan, kenaikan jenjang
jabatan, dan pemberhentian JF Bidang PUPR yang
dibina;
jdih.pu.go.id
- 50 -
BAB XIII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 69
(1) Penyesuaian nomenklatur JF Bidang PUPR yang terdiri
atas:
a. teknik pengairan kategori keterampilan disesuaikan
menjadi penata laksana sumber daya air;
b. teknik pengairan kategori keahlian disesuaikan
menjadi pengelola sumber daya air;
c. teknik jalan dan jembatan kategori keterampilan
disesuaikan menjadi penata laksana jalan dan
jembatan
d. teknik jalan dan jembatan kategori keahlian
disesuaikan menjadi penata kelola jalan dan
jembatan
e. teknik tata bangunan dan perumahan kategori
keterampilan disesuaikan menjadi penata laksana
bangunan gedung dan kawasan permukiman;
f. teknik tata bangunan dan perumahan kategori
keahlian disesuaikan menjadi penata kelola
bangunan gedung dan kawasan permukiman atau
penata kelola perumahan;
jdih.pu.go.id
- 51 -
Pasal 70
(1) PyB dalam menetapkan Angka Kredit penyesuaian
/perubahan dari konvensional ke sistem integrasi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Angka Kredit yang ditetapkan setelah dilakukan
penambahan Angka Kredit berdasarkan evaluasi kinerja
ditetapkan oleh Pejabat Penilai Kinerja.
BAB IV
TATA CARA PENGISIAN FORMULIR, TATA CARA
PERHITUNGAN ANGKA KREDIT, FORMAT DOKUMEN
Pasal 71
Ketentuan lebih lanjut mengenai:
a. Angka Kredit:
1. Angka Kredit dasar JF Bidang PUPR dari jenjang ahli
pertama sampai dengan jenjang tertinggi ahli utama;
2. Angka Kredit dasar JF Bidang PUPR yang dimulai
dari jenjang pemula golongan ruang II/a sampai
dengan jenjang tertinggi penyelia;
3. Angka Kredit perpindahan dari jabatan lain dengan
pangkat golongan ruang di atas jenjang jabatan;
4. Angka Kredit penyesuaian/penyetaraan;
5. tabel konversi predikat kinerja tahunan menjadi
Angka Kredit tahunan; dan
6. tabel Angka Kredit jabatan fungsional.
b. formulir:
1. konversi predikat kinerja ke Angka Kredit
2. akumulasi Angka Kredit; dan
3. formulir penetapan Angka Kredit;
c. tata cara penghitungan Angka Kredit:
1. tata cara penghitungan Angka Kredit pengangkatan
pertama;
2. tata cara penghitungan Angka Kredit perpindahan
dari jabatan lain;
3. tata cara penghitungan Angka Kredit penyesuaian/
penyetaraan;
jdih.pu.go.id
- 52 -
jdih.pu.go.id
- 53 -
BAB XIV
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 72
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, rekomendasi
pengangkatan JF Bidang PUPR yang telah ditetapkan sebelum
1 Juli 2023 saat pemberlakuan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
nomor 1 tahun 2023 tentang jabatan fungsional, tetap berlaku
dengan ketentuan masa berlaku rekomendasi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB XV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 73
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
a. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
13/PRT/M/2014 tentang Pembinaan dan Pengembangan
Aparatur Kementerian Pekerjaan Umum Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1606; dan
b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
25/PRT/M/2015 tentang Pedoman Penyusunan Formasi
Jabatan Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 751,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 74
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
jdih.pu.go.id
- 54 -
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 16 Februari 2024
ttd
M. BASUKI HADIMULJONO
Diundangkan di Jakarta
Pada tanggal 22 Februari 2024
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
ASEP N. MULYANA
jdih.pu.go.id
- 55 -
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 4 TAHUN 2023
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN
FUNGSIONAL BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT
b. Angka Kredit Dasar JF bidang PUPR yang dimulai dari jenjang Pemula
golongan ruang II/a sampai dengan jenjang tertinggi Penyelia
KATEGORI JENJANG PANGKAT ANGKA KREDIT
DASAR
Keterampilan Penyelia III/d 0
III/c 0
Mahir III/b 50
III/a 0
Terampil II/d 40
II/c 20
II/b 0
Pemula II/a 0
jdih.pu.go.id
- 56 -
IV/c 150
Pimpinan Tinggi Ahli utama
IV/b 150
Administrator III/d Ahli madya 100
III/b 50
Pengawas IV/a Ahli muda 200
IV/b 200
III/c 100
III/d 100
Pelaksana IV/a Ahli pertama 100
IV/b 100
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur dan Reformasi Birokrasi Nomor 1 Tahun 2023
4. TABEL
KONVERSI PREDIKAT KINERJA TAHUNAN MENJADI ANGKA KREDIT TAHUNAN
jdih.pu.go.id
- 57 -
5. TABEL
ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL
jdih.pu.go.id
- 58 -
Ditetapkan di …………….
Pada tanggal …………….
Pejabat Penilai Kinerja
………………………………..
NIP. ………………………….
jdih.pu.go.id
- 59 -
PETUNJUK PENGISIAN
FORMULIR KONVERSI PREDIKAT KINERJA KE ANGKA KREDIT
No Nomor Uraian
Kolom
I Keterangan Perorangan
1 Tulislah nama lengkap Pejabat Fungsional yang dinilai
2 Tulislah NIP Pejabat Fungsional yang dinilai
3 Tulislah Nomor Seri Karpeg Pejabat Fungsional yang dinilai
4 Tulislah Tempat Tanggal Lahir Pejabat Fungsional yang dinilai
5 Cukup jelas.
6 Tulislah pangkat/golongan ruang /TMT terakhir Pejabat
Fungsional yang dinilai
7 Tulislah jenjang jabatan terakhir Pejabat Fungsional yang dinilai
8 Tulislah unit kerja Pejabat Fungsional yang dinilai saat ini
9 Tulislah nama instansi Pejabat Fungsional yang dinilai saat ini
II Hasil Penilaian Angka Kredit
1 diisikan Predikat Kinerja
2 diisikan prosentase berdasarkan konversi Predikat Kinerja tahunan
3 diisikan Koefisien Angka Kredit Tahunan sesuai jenjang jabatan
4 diisikan penghitungan dari presentase Predikat Kinerja dikali
Koefisien Angka Kredit tahunan
7. CONTOH PENGISIAN
FORMULIR KONVERSI PREDIKAT KINERJA KE ANGKA KREDIT
a. Tahunan
Seorang PNS dengan pangkat Penata Muda, III/a menduduki jabatan
fungsional pengelola sumber daya air Ahli pertama Terhitung Mulai
Tanggal (TMT) 1 Desember 2022. Selama tahun 2023 yang bersangkutan
memperoleh evaluasi kinerja dengan predikat kinerja baik (100%), maka
konversi predikat kinerja ke Angka Kredit tahunan ditetapkan sebagai
berikut:
KONVERSI PREDIKAT KINERJA KE ANGKA KREDIT
NOMOR …………
Ditetapkan di …………….
Pada tanggal …………….
Pejabat Penilai Kinerja
………………………………..
NIP. ………………………….
jdih.pu.go.id
- 60 -
b. Proporsional
Seorang pejabat fungsional pengelola sumber daya air Ahli pertama pangkat
Penata Muda Tingkat I, III/b dengan Angka Kredit integrasi sebesar 97
(sembilan puluh tujuh). Selama kurun waktu 3 (tiga) bulan pada Januari
s.d. Maret tahun 2024 yang bersangkutan memperoleh evaluasi kinerja
dengan predikat baik (100%), maka konversi predikat kinerja ke Angka
Kredit periodik secara proporsional ditetapkan sebagai berikut:
Ditetapkan di …………….
Pada tanggal …………….
Pejabat Penilai Kinerja
………………………………..
NIP. ………………………….
jdih.pu.go.id
- 61 -
Ditetapkan di …………….
Pada tanggal …………….
Pejabat Penilai Kinerja
………………………………..
NIP. ………………………….
jdih.pu.go.id
- 62 -
PETUNJUK PENGISIAN
FORMULIR AKUMULASI ANGKA KREDIT
No Nomor Uraian
Kolom
I Keterangan Perorangan
1 Tulislah nama lengkap Pejabat Fungsional yang dinilai
2 Tulislah NIP Pejabat Fungsional yang dinilai
3 Tulislah Nomor Seri Karpeg Pejabat Fungsional yang dinilai
4 Tulislah Tempat Tanggal Lahir Pejabat Fungsional yang dinilai
5 Cukup jelas.
6 Tulislah pangkat/golongan ruang /TMT terakhir Pejabat
Fungsional yang dinilai
7 Tulislah jenjang jabatan terakhir Pejabat Fungsional yang dinilai
8 Tulislah unit kerja Pejabat Fungsional yang dinilai saat ini
9 Tulislah nama instansi Pejabat Fungsional yang dinilai saat ini
II Hasil Penilaian Angka Kredit
1 diisikan tahun Predikat Kinerja
2 diisikan bulan berjalan kebutuhan penilaian periodik
3 diisikan Predikat Kinerja
4 diisikan prosentase berdasarkan konversi Predikat Kinerja tahunan
5 diisikan Koefisien Angka Kredit Tahunan sesuai jenjang jabatan
6 diisikan penghitungan dari jumlah bulan periode penilaian dibagi
jumlah bulan dalam satu tahun dikali presentase Predikat Kinerja
dikali Koefisien Angka Kredit tahunan
jdih.pu.go.id
- 63 -
Ditetapkan di …………….
Pada tanggal …………….
Pejabat Penilai Kinerja
………………………………..
NIP. ………………………….
Instansi: Kementerian PUPR Masa Penilaian: Januari 2023 s.d. Juli 2023
Ditetapkan di …………….
Pada tanggal …………….
Pejabat Penilai Kinerja
………………………………..
NIP. ………………………….
berdasar akumulasi Angka Kredit secara periodik pada tahun 2023 sebesar
14,58 yang telah dikumpulkan, Ybs. memenuhi syarat untuk kenaikan
pangkat setingkat lebih tinggi karena telah memenuhi Angka Kredit dengan
rincian sebagai berikut:
AK Lama : 87
AK 2023 (7 bulan) : 14,58
Total AK : 101,58
berdasar formulir akumulasi AK yang ditetapkan, selanjutnya
ditindaklanjuti dengan Penetapan Angka Kredit yang ditetapkan oleh atasan
langsung selaku pejabat penilai kinerja.
jdih.pu.go.id
- 65 -
Ditetapkan di …………….
Pada tanggal …………….
Pejabat Penilai Kinerja
………………………………..
NIP. ………………………….
berdasar akumulasi Angka Kredit yang diperoleh pada tahun 2023 hingga
semester 1 tahun 2024 telah dikumpulkan sebesar 37,5 Ybs. memenuhi
syarat untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi karena telah
memenuhi Angka Kredit dengan rincian sebagai berikut:
AK Lama : 65
AK 2023 (12 bulan) : 25
AK 2024 (6 bulan) : 12,5
Total AK : 102,5
yang ditindaklanjuti dengan Penetapan Angka Kredit yang ditetapkan oleh
atasan langsung selaku pejabat penilai kinerja.
jdih.pu.go.id
- 66 -
Ditetapkan di ………………………
Pada tanggal ……………………….
Pejabat Penilai Kinerja
Nama Lengkap
NIP. …………………………………..
jdih.pu.go.id
- 67 -
No Nomor Uraian
Kolom
I Keterangan Perorangan
1 Tulislah nama lengkap Pejabat Fungsional yang dinilai
2 Tulislah NIP Pejabat Fungsional yang dinilai
3 Tulislah Nomor Seri Karpeg Pejabat Fungsional yang dinilai
4 Tulislah Tempat Tanggal Lahir Pejabat Fungsional yang dinilai
5 Cukup jelas.
6 Tulislah pangkat/golongan ruang /TMT terakhir Pejabat
Fungsional yang dinilai
7 Tulislah jenjang jabatan terakhir Pejabat Fungsional yang dinilai
8 Tulislah unit kerja Pejabat Fungsional yang dinilai saat ini
9 Tulislah nama instansi Pejabat Fungsional yang dinilai saat ini
II Hasil Penilaian Angka Kredit
1 Diisikan dengan Angka Kredit dasar (jika ada)
2 Diisikan dengan Angka Kredit JF lama (jika ada)
3 Diisikan dengan Angka Kredit Penyesuaian/ Penyetaraan (jika
ada)
4 Diisikan akumulasi konversi Predikat Kinerja
5 Diisikan dengan Angka Kredit yang diperoleh dari peningkatan
Pendidikan (jika ada)
6 Diisikan dengan tambahan Angka Kredit sesuai ketentuan
perundang-undangan (jika ada)
III Keterangan
Diisikan Kebutuhan Angka Kredit untuk Kenaikan Pangkat dan
Kenaikan Jenjang Jabatan
Diisikan kelebihan/ kekurangan Angka Kredit yang harus dicapai
untuk Kenaikan Pangkat
Diisikan kelebihan/ kekurangan Angka Kredit yang harus dicapai
untuk Kenaikan Jenjang Jabatan
jdih.pu.go.id
- 68 -
Instansi: Kementerian PUPR Masa Penilaian: Januari 2023 s.d. Desember 2025
Ditetapkan di …………………
Pada tanggal …………………
Pejabat Penilai Kinerja
Nama Lengkap
NIP. ……………………………..
jdih.pu.go.id
- 69 -
Ditetapkan di
………………………
Pada tanggal
……………………….
Pejabat Penilai Kinerja
Nama Lengkap
ASLI Penetapan Angka Kredit untuk: NIP.
Pejabat Fungsional yang bersangkutan.
…………………………………..
Tembusan disampaikan kepada:
1. Direktur Bina Teknik Sumber Daya Air, Direktorat
Jenderal SDA;
2. Sekretaris Direktorat Jenderal Sumber Daya Air;
3. Kepala Biro Kepegawaian, Organisasi dan Tata
Laksana;dan
4. Pejabat Penilai Kinerja.
*) coret yang tidak perlu
**) dapat ditambahkan AK sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
jdih.pu.go.id
- 70 -
Ditetapkan di …………………
Pada tanggal …………………
Pejbat Penilai Kinerja
jdih.pu.go.id
- 71 -
jdih.pu.go.id
- 72 -
jdih.pu.go.id
- 73 -
jdih.pu.go.id
- 74 -
jdih.pu.go.id
- 75 -
Jabatan : Administrator
telah memiliki masa kepangkatan Pembina IV/a selama 3
(tiga) tahun pada jabatan administrator. Ybs.
mengusulkan diangkat ke dalam jabatan fungsional
Penata Kelola Perumahan Ahli madya melalui perpindahan
jabatan lain. Maka penghitungan Angka Kredit yang
diberikan adalah sebesar berikut :
Angka Kredit konversi Predikat Kinerja pada masa
kepangkatan terakhir ditambah Angka Kredit Dasar,
dengan perhitungan sebagai berikut:
Predikat Kinerja selama menduduki jabatan Pengawas dan
administrator bernilai Baik, dikonversikan ke dalam Angka
Kredit sebagai berikut:
- 100% x 37,5 = 37,5
- 37,5 x 3 = 112,5
Angka Kredit dari konversi predikat kinerja adalah 112,5
Angka Kredit Dasar golongan ruang IV/a sejumlah 0 (nol).
berdasarkan konversi predikat kinerja dan Angka Kredit
dasar yang didapatkan, maka Ybs. dapat diangkat dalam
JF Penata Kelola Perumahan Ahli madya dengan Angka
Kredit sebesar : 112,5 + 0 = 112,5
kebutuhan untuk naik pangkat ke IV/b adalah sebesar
150, berdasar hal tersebut Ybs. belum dapat
dipertimbangkan untuk kenaikan pangkat setingkat lebih
tinggi.
jdih.pu.go.id
- 76 -
jdih.pu.go.id
- 77 -
jdih.pu.go.id
- 78 -
jdih.pu.go.id
- 79 -
jdih.pu.go.id
- 80 -
jdih.pu.go.id
- 81 -
jdih.pu.go.id
- 82 -
jdih.pu.go.id
- 83 -
jdih.pu.go.id
- 84 -
jdih.pu.go.id
- 85 -
sehingga total Angka Kredit yang diterima Ybs. sebesar 150 + 150
= 300 Angka Kredit. Dengan demikian Ybs. dapat
dipertimbangkan untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi
menjadi Pembina Utama Muda, IV/c.
jdih.pu.go.id
- 86 -
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KESATU : Terhitung mulai tanggal ………..Pegawai Negeri Sipil :
a. Nama : .................................................................
b. NIP : .....................................................................
c. Pangkat/golongan ruang/TMT : ...........................
d. Unit kerja : ...........................................................
diangkat dalam jabatan fungsional …………………. dan kelas jabatan …. (.....).
KEDUA : ………………………………………………………………............ **)
KETIGA : Keputusan Menteri/Kepala LPNK/Gubernur/Bupati/Walikota mulai berlaku pada
tanggal ditetapkan.
Tembusan:
1. Kepala Badan Kepegawaian Negara/Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara;
2. Direktur Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan
3. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang membidangi kepegawaian
4. Pimpinan unit kerja pembina JF bidang PUPR
5. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Yang bersangkutan
6. Pejabat lain yang dianggap perlu
7. ………………………………………. **)
*) dipilih yang dianggap perlu
**) diisi bila ada penambahan yang dianggap perlu.
Ditetapkan di ……............
pada tanggal ...……….......
........................................
jdih.pu.go.id
- 87 -
2. CONTOH
a. KEPUTUSAN PENGANGKATAN MELALUI PERPINDAHAN DARI JABATAN
LAIN
KEPUTUSAN MENTERI/KEPALA LPNK/GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA.. *)
NOMOR ..............
TENTANG
PENGANGKATAN MELALUI PERPINDAHAN DARI JABATAN LAIN KE DALAM JABATAN
FUNGSIONAL ……………….
MENTERI/KEPALA LPNK/GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA ……........... *)
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KESATU : Terhitung mulai tanggal …… mengangkat Pegawai Negeri Sipil :
a. Nama : .................................................................
b. NIP : .....................................................................
c. Pangkat/golongan ruang/TMT : ...........................
d. Unit kerja : ...........................................................
dalam jabatan fungsional ………………….dengan Angka Kredit sebesar ….. (.........)
KEDUA : ………………………………………………………………............ **)
KETIGA : Keputusan Menteri/Kepala LPNK/Gubernur/Bupati/Walikota mulai berlaku pada
tanggal ditetapkan.
Tembusan:
1. Kepala Badan Kepegawaian Negara/Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara;
2. Direktur Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan
3. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang membidangi kepegawaian
4. Pimpinan unit kerja pembina JF bidang PUPR
5. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Yang bersangkutan
6. Pejabat lain yang dianggap perlu
7. ………………………………………. **)
*) dipilih yang dianggap perlu
**) diisi bila ada penambahan yang dianggap perlu.
Ditetapkan di ……............
pada tanggal ...……….......
........................................
jdih.pu.go.id
- 88 -
Tembusan:
1. Kepala Badan Kepegawaian Negara/Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara;
2. Direktur Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan
3. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang membidangi kepegawaian
4. Pimpinan unit kerja pembina JF bidang PUPR
5. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Yang bersangkutan
6. Pejabat lain yang dianggap perlu
7. ………………………………………. **)
*) dipilih yang dianggap perlu
**) diisi bila ada penambahan yang dianggap perlu.
Ditetapkan di ……............
pada tanggal ...……….......
........................................
jdih.pu.go.id
- 89 -
Tembusan:
1. Kepala Badan Kepegawaian Negara/Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara;
2. Direktur Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan
3. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang membidangi kepegawaian
4. Pimpinan unit kerja pembina JF bidang PUPR
5. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Yang bersangkutan
6. Pejabat lain yang dianggap perlu
7. ………………………………………. **)
*) dipilih yang dianggap perlu
**) diisi bila ada penambahan yang dianggap perlu.
Ditetapkan di ……............
pada tanggal ...……….......
........................................
4.
jdih.pu.go.id
- 90 -
5. CONTOH
KEPUTUSAN PENGANGKATAN MELALUI PERPINDAHAN DARI JABATAN
FUNGSIONAL KATEGORI KETERAMPILAN KE JABATAN FUNGSIONAL
KATEGORI KEAHLIAN
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KESATU : Terhitung mulai tanggal …… mengangkat Pegawai Negeri Sipil :
a. Nama : .................................................................
b. NIP : .....................................................................
c. Pangkat/golongan ruang/TMT : ...........................
d. Unit kerja : ...........................................................
dalam jabatan fungsional …………. dengan Angka Kredit sebesar ….. (.........)
KEDUA : ………………………………………………………………............ **)
KETIGA :Keputusan Menteri/Kepala LPNK/Gubernur/Bupati/Walikota mulai berlaku
pada tanggal ditetapkan.
Tembusan:
1. Kepala Badan Kepegawaian Negara/Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara;
2. Direktur Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan
3. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang membidangi kepegawaian
4. Pimpinan unit kerja pembina JF bidang PUPR
5. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Yang bersangkutan
6. Pejabat lain yang dianggap perlu
7. ………………………………………. **)
*) dipilih yang dianggap perlu
**) diisi bila ada penambahan yang dianggap perlu.
Ditetapkan di ……............
pada tanggal ...……….......
jdih.pu.go.id
- 91 -
........................................
5. CONTOH KEPUTUSAN PENGANGKATAN MELALUI PENYESUAIAN/
INPASSING DALAM JABATAN FUNGSIONAL
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KESATU : Terhitung mulai tanggal …… mengangkat Pegawai Negeri Sipil :
a. Nama : .................................................................
b. NIP : .....................................................................
c. Pangkat/golongan ruang/TMT : ...........................
d. Unit kerja : ...........................................................
dalam jabatan fungsional ………….dengan Angka Kredit sebesar ….. (.........)
KEDUA : ……………………………………………………………………………… **)
KETIGA : Keputusan Menteri/Kepala LPNK/Gubernur/Bupati/Walikota mulai berlaku pada
tanggal ditetapkan.
Tembusan:
1. Kepala Badan Kepegawaian Negara/Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara;
2. Direktur Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan
3. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang membidangi kepegawaian
4. Pimpinan unit kerja pembina JF bidang PUPR
5. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Yang bersangkutan
6. Pejabat lain yang dianggap perlu
7. ………………………………………. **)
*) dipilih yang dianggap perlu
**) diisi bila ada penambahan yang dianggap perlu.
Ditetapkan di ……............
pada tanggal ...……….......
........................................
jdih.pu.go.id
- 92 -
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KESATU : Mengangkat Pegawai Negeri Sipil :
a. Nama : .................................................................
b. NIP : .....................................................................
c. Pangkat/golongan ruang/TMT : ...........................
d. Unit kerja : ...........................................................
terhitung mulai tanggal …. disetarakan dalam jabatan fungsional ………….
dengan Angka Kredit sebesar ….. (.........)
KEDUA : …………………………………………………………………………….. **)
KETIGA : Keputusan Menteri/Kepala LPNK/Gubernur/Bupati/Walikota mulai berlaku pada
tanggal ditetapkan.
Tembusan:
1. Kepala Badan Kepegawaian Negara/Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara;
2. Direktur Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan
3. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang membidangi kepegawaian
4. Pimpinan unit kerja pembina JF bidang PUPR
5. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Yang bersangkutan
6. Pejabat lain yang dianggap perlu
7. ………………………………………. **)
*) dipilih yang dianggap perlu
**) diisi bila ada penambahan yang dianggap perlu.
Ditetapkan di ……............
pada tanggal ...……….......
........................................
jdih.pu.go.id
- 93 -
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KESATU : Terhitung mulai tanggal …… Pegawai Negeri Sipil :
a. Nama : .................................................................
b. NIP : .....................................................................
c. Pangkat/golongan ruang/TMT : ...........................
d. Unit kerja : ...........................................................
dipromosikan ke dalam jabatan fungsional …… dengan Angka Kredit sebesar …..
(.........)
KEDUA : ………………………………………………………………............ **)
KETIGA : Keputusan Menteri/Kepala LPNK/Gubernur/Bupati/Walikota mulai berlaku pada
tanggal ditetapkan.
Tembusan:
1. Kepala Badan Kepegawaian Negara/Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara;
2. Direktur Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan
3. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang membidangi kepegawaian
4. Pimpinan unit kerja pembina JF bidang PUPR
5. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Yang bersangkutan
6. Pejabat lain yang dianggap perlu
7. ………………………………………. **)
*) dipilih yang dianggap perlu
**) diisi bila ada penambahan yang dianggap perlu.
Ditetapkan di ……............
pada tanggal ...……….......
........................................
jdih.pu.go.id
- 94 -
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KESATU : Terhitung mulai tanggal …… mengangkat Pegawai Negeri Sipil :
a. Nama : .................................................................
b. NIP : .....................................................................
c. Pangkat/golongan ruang/TMT : ...........................
d. Unit kerja : ...........................................................
dari jabatan fungsional ……. dalam jabatan fungsional …………… dengan Angka
Kredit sebesar ….. (.........)
KEDUA : …….…………………………………………………………............ **)
KETIGA : Keputusan Menteri/Kepala LPNK/Gubernur/Bupati/Walikota mulai berlaku pada
tanggal ditetapkan.
Tembusan:
1. Kepala Badan Kepegawaian Negara/Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara;
2. Direktur Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan
3. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang membidangi kepegawaian
4. Pimpinan unit kerja pembina JF bidang PUPR
5. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Yang bersangkutan
6. Pejabat lain yang dianggap perlu
7. ………………………………………. **)
*) dipilih yang dianggap perlu
**) diisi bila ada penambahan yang dianggap perlu.
Ditetapkan di ……............
pada tanggal ...……….......
........................................
jdih.pu.go.id
- 95 -
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KESATU : Terhitung mulai tanggal …… mengangkat kembali Pegawai Negeri Sipil :
a. Nama : .................................................................
b. NIP : .....................................................................
c. Pangkat/golongan ruang/TMT : ...........................
d. Unit kerja : ...........................................................
dalam jabatan fungsional ………………….dengan Angka Kredit sebesar ….. (.........)
KEDUA : ………………………………………………………………............ **)
KETIGA : Keputusan Menteri/Kepala LPNK/Gubernur/Bupati/Walikota mulai berlaku pada
tanggal ditetapkan.
Tembusan:
1. Kepala Badan Kepegawaian Negara/Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara;
2. Direktur Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan
3. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang membidangi kepegawaian
4. Pimpinan unit kerja pembina JF bidang PUPR
5. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Yang bersangkutan
6. Pejabat lain yang dianggap perlu
7. ………………………………………. **)
*) dipilih yang dianggap perlu
**) diisi bila ada penambahan yang dianggap perlu.
Ditetapkan di ……............
pada tanggal ...……….......
........................................
jdih.pu.go.id
- 96 -
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KESATU : Memberhentikan Pegawai Negeri Sipil :
a. Nama : .................................................................
b. NIP : .....................................................................
c. Pangkat/golongan ruang/TMT : ...........................
d. Unit kerja : ...........................................................
terhitung mulai akhir bulan …. dari jabatan fungsional ………….dengan Angka Kredit
sebesar ….. (.........)
KEDUA : Saudara … dapat diangkat kembali dalam jabatan fungsional ….., apabila tersedia
lowongan jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan ***)
KETIGA : Keputusan Menteri/Kepala LPNK/Gubernur/Bupati/Walikota mulai berlaku pada
tanggal ditetapkan.
Tembusan:
1. Kepala Badan Kepegawaian Negara/Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara;
2. Direktur Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan
3. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang membidangi kepegawaian
4. Pimpinan unit kerja pembina JF bidang PUPR
5. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Yang bersangkutan
6. Pejabat lain yang dianggap perlu
7. ………………………………………. **)
*) dipilih yang dianggap perlu
**) diisi bila ada penambahan yang dianggap perlu.
***) dicantumkan bila Ybs. dapat diangkat kembali dalam JF
Ditetapkan di ……............
pada tanggal ...……….......
........................................
jdih.pu.go.id
- 97 -
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KESATU : Terhitung mulai tanggal …… mengangkat Pegawai Negeri Sipil:
a. Nama : .................................................................
b. NIP : .....................................................................
c. Tanggal Lahir : ……………………………………………
d. Pangkat/golongan ruang/TMT : ...........................
e. Unit kerja : ...........................................................
dalam jabatan fungsional ………………….dengan Angka Kredit sebesar ….. (.........)
KEDUA : ………………………………………………………………............ **)
KETIGA : Keputusan Menteri/Kepala LPNK/Gubernur/Bupati/Walikota mulai berlaku pada
tanggal ditetapkan.
Tembusan:
1. Kepala Badan Kepegawaian Negara/Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara;
2. Direktur Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan
3. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang membidangi kepegawaian
4. Pimpinan unit kerja pembina JF bidang PUPR
5. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Yang bersangkutan
6. Pejabat lain yang dianggap perlu
7. ………………………………………. **)
*) dipilih yang dianggap perlu
**) diisi bila ada penambahan yang dianggap perlu.
Ditetapkan di ……............
pada tanggal ...……….......
........................................
jdih.pu.go.id
- 98 -
12. CONTOH
SURAT PERNYATAAN MEMILIKI PENGALAMAN DALAM PELAKSANAAN TUGAS DI BIDANG
JF PUPR YANG AKAN DIDUDUKI PALING KURANG 2 (DUA) TAHUN
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : …………….……………………………………………..
NIP : …..……………………………………………………….
Pangkat/Golongan Ruang/TMT : ....……………………………………………………….
Jabatan *) : ………….…………………………………….………….
Unit Kerja : .……………………………………………….………….
menyatakan bahwa
Nama : ..………………………………………….………………..
NIP : .…………………………………………………………….
Pangkat/Golongan/Ruang/TMT : ..………………………………………………..………….
Jabatan : ……………………..……………………..……………….
Unit Kerja : ………………………………………….…………………..
Telah memiliki pengalaman dalam melaksanakan tugas di bidang pekerjaan umum dan
perumahan rakyat selama paling singkat 2 (dua) tahun dengan rincian sebagai berikut:
(……………………………………)
NIP……………………………….
*) Minimal Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama
jdih.pu.go.id
- 99 -
13. CONTOH
SURAT USUL PENGANGKATAN PERPINDAHAN
Yth. ......
1. Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR cq. unit kerja pembina JF bidang
PUPR (bagi instansi pemerintah di luar Kem PUPR)* atau
2. Pimpinan unit kerja pembina JF PUPR di lingkungan Kementerian PUPR (bagi
internal Kem PUPR)* pilih sesuai kebutuhan
di -
Tempat
No
Nama /NIP Pangkat Jabatan Usul JF
1.
2.
dst.
Nama....
NIP. ....
Tembusan:
1. …
jdih.pu.go.id
- 100 -
14. CONTOH
SURAT USUL PERMOHONAN KEBUTUHAN JF
Dalam rangka pengangkatan dalam jabatan fungsional (JF) ……….., bersama ini kami
sampaikan hal-hal sebagai berikut:
1. Bahwa setiap instansi pemerintah wajib menyusun kebutuhan, jumlah dan jenis
jabatan PNS berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja, termasuk
diantaranya kebutuhan atau formasi JF.
2. Sebelum dapat dilakukan pengangkatan dalam JF, diwajibkan melakukan
perhitungan kebutuhan JF untuk selanjutnya dilakukan pengusulan kepada
Kementerian PAN dan RB untuk dapat ditetapkan persetujuan kebutuhannya.
3. Terkait hal di atas, bersama ini dengan hormat kami sampaikan usulan perhitungan
kebutuhan JF …….. di ……. untuk dapat kiranya dapat ditetapkan rekomendasi atas
kebutuhannya dengan rincian sebagai berikut:
Formasi yang
Nama Jenjang Perhitungan Jumlah Existing
No. Perlu
Jabatan Jabatan Kebutuhan Pejabat Fungsional
Ditetapkan
1 2 3 4 5 6
JUMLAH
(Nama……………)
NIP.
jdih.pu.go.id
- 101 -
15. CONTOH
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. DATA PRIBADI
1 Nama Lengkap :
2 NIP :
3 Pangkat/Gol Ruang :
5 Unit Kerja :
6 Instansi :
II. PENDIDIKAN
jdih.pu.go.id
- 102 -
III. KURSUS/PELATIHAN
V. RIWAYAT JABATAN
jdih.pu.go.id
- 103 -
Demikian daftar hidup ini saya buat dengan sesungguhnya sebagaimana bukti
pendukung terlampir, dan apabila dikemudian hari terdapat keterangan yang tidak
benar saya bersedia menerima segala tindakan yang diambil oleh instansi pembina
jabatan fungsional …….
………………………….. …………………………..
NIP. ……………………. NIP. …………………….
jdih.pu.go.id
- 104 -
16. CONTOH
SURAT PERNYATAAN MEMILIKI INTEGRITAS DAN MORALITAS YANG BAIK, TIDAK
SEDANG MENJALANI HUKUMAN DISIPLIN, DAN TIDAK SEDANG MENJALANKAN
CUTI DI LUAR TANGGUNGAN NEGARA DARI PYB.
SURAT PERNYATAAN
Yang bersangkutan:
1. Memiliki integritas dan moralitas yang baik;
2. Tidak sedang menjalani/dijatuhi hukuman disiplin; dan
3. Tidak sedang menjalani cuti di luar tanggungan negara.
............., ..............................
Yang Membuat Pernyataan
(……………………………………)
NIP……………………………….
jdih.pu.go.id
- 105 -
17.CONTOH
SURAT PERNYATAAN BERSEDIA DIANGKAT DALAM JF BIDANG PUPR
SURAT PERNYATAAN
Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
………..,…………………
Mengetahui :
Yang Menyatakan
Atasan Langsung,
(……………………….) (……………………….)
NIP. NIP.
jdih.pu.go.id
- 106 -
18. CONTOH
SURAT USUL PENGANGKATAN DALAM JABATAN FUNGSIONAL BIDANG PUPR
MELALUI PENYESUAIAN/INPASSING
Yth. ......
1. Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR cq. unit kerja pembina JF bidang
PUPR (bagi instansi pemerintah di luar Kem PUPR)* atau
2. Pimpinan unit kerja pembina JF PUPR di lingkungan Kementerian PUPR (bagi
internal Kem PUPR)* pilih sesuai kebutuhan
di -
Tempat
No
Nama /NIP Pangkat Jabatan Usul JF
1.
2.
dst.
Nama....
NIP. ....
Tembusan:
1. …
jdih.pu.go.id
- 107 -
19. CONTOH
SURAT PERNYATAAN RENCANA PENEMPATAN PEJABAT FUNGSIONAL
SURAT PERNYATAAN
Ket
No Nama / NIP Pangkat Nama Unit Nama Unit
Eselon II/ Eselon I
UPT
dst.
Ditetapkan di …………….
............., ..............................
Yang Menetapkan *)
(………………………… )
NIP………………………….
jdih.pu.go.id
- 108 -
20. CONTOH
SURAT PERNYATAAN BERSEDIA MENGANGKAT PNS DALAM JABATAN
FUNGSIONAL BIDANG PUPR
SURAT PERNYATAAN
Nama : …………………………………………………….
NIP : …………………………………………………….
Pangkat/Golongan Ruang/TMT : …………………………………………………….
Jabatan : ………………….…………………………………
Unit Kerja : ………………….…………………………………
Instansi : ……………………….……………………………
Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Ditetapkan di …………….
............., ..............................
(………………………… **)
NIP………………………….
jdih.pu.go.id
- 109 -
21. CONTOH
SURAT USUL PENGANGKATAN DALAM JABATAN FUNGSIONAL BIDANG PUPR
MELALUI PROMOSI
Yth. ......
1. Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR cq. unit kerja pembina JF bidang
PUPR (bagi instansi pemerintah di luar Kem PUPR)* atau
2. Pimpinan unit kerja pembina JF PUPR di lingkungan Kementerian PUPR (bagi
internal Kem PUPR)* pilih sesuai kebutuhan
di -
Tempat
Nama :
NIP :
Jabatan :
Unit Kerja :
Usulan JF :
Nama....
NIP. ....
Tembusan:
1. …
jdih.pu.go.id
- 110 -
22. CONTOH
SURAT USUL PROMOSI KENAIKAN JENJANG JABATAN FUNGSIONAL BIDANG
PUPR
Yth. ......
1. Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR cq. unit kerja pembina JF bidang
PUPR (bagi instansi pemerintah di luar Kem PUPR)* atau
2. Pimpinan unit kerja pembina JF PUPR di lingkungan Kementerian PUPR (bagi
internal Kem PUPR)* pilih sesuai kebutuhan
di -
Tempat
1.
2.
dst.
Nama....
NIP. ....
Tembusan:
1. …
jdih.pu.go.id
- 111 -
BERITA ACARA
TIM PENILAI KINERJA KEMENTERIAN/ UNIT ORGANISASI/UNIT KERJA*)
JABATAN FUNGSIONAL …
Nomor : …..
Kedudukan dalam
No Nama Jabatan Tanda Tangan
Tim
Ketua merangkap
1. ………….. ………….. …………..
anggota
Wakil Ketua
2. ………….. ………….. merangkap …………..
anggota
Sekretaris
3. ………….. ………….. merangkap …………..
anggota
Ket :
*) pilih yang dianggap perlu
**) diisi sesuai dengan kebutuhan
jdih.pu.go.id
- 112 -
Keterangan :
Kolom 1 : isi dengan nomor urut
Kolom 2 : isi dengan identitas PNS yang diusulkan
: masa penilaian mengacu pada periode penilaian predikat kinerja yang
: dikonversi menjadi Angka Kredit predikat kinerja diisi 2 tahun terakhir,
: - tahun 1 adalah tahun terakhir,
: - tahun 2 adalah tahun sebelumnya,
: apakah predikat sangat baik/ baik/ butuh perbaikan dst.
Kolom 3 : isi jabatan fungsional yang diduduki / nama jabatan definitif yang sedang
: diduduki (bila belum menjabat JF) dan TMT pengangkatan.
Kolom 4 : isi unit kerja dan unit organisasi tempat bekerja
Kolom 5 : isi Angka Kredit terakhir dan tanggal penetapannya
Kolom 6 : isi usulan PNS yang bersangkutan, misal pengangkatan dalam JF,
: kenaikan jabatan, promosi, pemberhentian dll.
Kolom 7 : diisi oleh tim penilai kinerja terkait riwayat kepegawaian PNS yang dinilai
kelebihan kekurangan atau catatan lain yang dianggap perlu.
Kolom 8 : diisi oleh tim penilai kinerja terkait rekomendasi yang diberikan apakah
dapat dipertimbangkan untuk diangkat/kenaikan jabatan/promosi atau
sebaliknya.
*) pilih yang dianggap perlu
jdih.pu.go.id
24. CONTOH SURAT REKOMENDASI PENGANGKATAN DALAM JABATAN FUNGSIONAL BIDANG PUPR
KOP SURAT
SURAT REKOMENDASI
KENAIKAN JABATAN FUNGSIONAL/PENGANGKATAN DALAM JABATAN FUNGSIONAL …*)
MELALUI PERPINDAHAN DARI JABATAN LAIN/PROMOSI/PENYESUAIAN *)
Nomor :
Berdasarkan hasil uji kompetensi calon/pejabat fungsional … yang telah dilakukan pada tanggal …. bertempat di …. melalui perpindahan
dari jabatan lain/promosi/kenaikan jabatan/penyesuaian *) atas nama sebagai berikut :
Nama :…
NIP : …
Pangkat/TMT : …
Jabatan saat ini : …
unit kerja : …
Hasil uji Kompetensi : … DIREKOMENDASIKAN / BELUM DIREKOMENDASIKAN *)
Jumlah AK : …
Periode penilaian : ...
Masa berlaku : …
Yang bersangkutan direkomendasikan / belum direkomendasikan *) untuk diangkat/dinaikkan jenjang jabatannya setingkat lebih tinggi *)
dalam jabatan fungsional ….
Ditetapkan di …………….
............, ..............................
Pimpinan Unit Kerja Pembina JF
(…………………………)
Ket : *) Pilih yang dianggap perlu NIP………………………
jdih.pu.go.id
25. CONTOH
SURAT LAPORAN HASIL KONVERSI ANGKA KREDIT TAHUNAN DAN PAK
PADA INSTANSI PENGGUNA
Kinerja JF
1.
2.
3.
dst.
Demikian kami sampaikan. Atas perhatian dan kerja samanya, kami ucapkan
terima kasih.
Nama....
NIP. ....
Tembusan:
1. …
jdih.pu.go.id
115
jdih.pu.go.id
116
jdih.pu.go.id
117
ttd
M. BASUKI HADIMULJONO
jdih.pu.go.id