Anda di halaman 1dari 117

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 4 TAHUN 2024
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL
BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan Aparatur Sipil Negara bidang


pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang
berintegritas, berkinerja tinggi, dan profesional
diperlukan pembinaan Jabatan Fungsional Bidang
Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat;
b. bahwa agar terdapat persamaan persepsi dan
kemudahan dalam pelaksanaan pembinaan Jabatan
Fungsional Bidang Pekerjaan Umum Dan Perumahan
Rakyat dan berdasarkan Pasal 47 ayat (2) huruf c
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 1 Tahun 2023 tentang
Jabatan Fungsional mengamanatkan Instansi Pembina
untuk menyusun petunjuk pelaksanaan jabatan
fungsional;
c. bahwa pengaturan jabatan fungsional sebagaimana
diatur dalam Bab V dan Bab VI Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 13/PRT/M/2014 tentang
Pembinaan dan Pengembangan Aparatur Kementerian
Pekerjaan Umum, perlu dilakukan penyesuaian;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu
menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat tentang Petunjuk Pelaksanaan
Jabatan Fungsional Bidang Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat;

Mengingat : 1. Pasal 17 ayat 3 Undang-Undang Dasar Republik


Indonesia Tahun 1945;

jdih.pu.go.id
-2-

2. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang


Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 63) sebagaimana
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun
2020 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah 11
Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 68);
3. Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2020 tentang
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 40);
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 13 Tahun 2020 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2020 Nomor 473) sebagaimana diubah dengan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 11 Tahun 2022 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 13 Tahun 2020 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2022 Nomor 1382);
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 554)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 26
Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 16
Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis di Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2020 Nomor 1144);
6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
2023 tentang Jabatan Fungsional (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2023 Nomor 54);
7. Peraturan Badan Kepegawaian Negara Republik Nomor 3
Tahun 2023 tentang Angka Kredit, Kenaikan Pangkat dan
Jenjang Jabatan Fungsional (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2023 Nomor 54);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN
JABATAN FUNGSIONAL BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT.

jdih.pu.go.id
-3-

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Pejabat Pembina Kepegawaian yang selanjutnya disingkat
PPK adalah pejabat yang mempunyai kewenangan
menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan
pemberhentian PNS, dan pembinaan manajemen pegawai
negeri sipil di instansi pemerintah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Pejabat yang berwenang yang selanjutnya disingkat PyB
adalah pejabat yang mempunyai kewenangan
melaksanakan proses pengangkatan, pemindahan, dan
pemberhentian pegawai negeri sipil sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS
adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai pegawai aparatur sipil negara
secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan.
4. Instansi Pemerintah adalah instansi pusat dan instansi
daerah.
5. Instansi Pusat adalah kementerian, lembaga pemerintah
nonkementerian, kesekretariatan lembaga negara, dan
kesekretariatan lembaga nonstruktural.
6. Instansi Daerah adalah perangkat daerah provinsi dan
perangkat daerah kabupaten/kota yang meliputi
sekretariat daerah, Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah, dinas daerah, dan lembaga teknis daerah.
7. Bidang Tugas Jabatan Fungsional Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat yang selanjutnya disebut Bidang
Tugas JF Bidang PUPR adalah ruang lingkup fungsi dan
tugas yang mencakup bidang tugas jabatan fungsional
yang dibina oleh kementerian yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum dan
perumahan sesuai jabatan fungsional nya, yaitu
pengelolaan sumber daya air, penyelenggaraan jalan dan
jembatan, bangunan gedung dan kawasan permukiman,
penyehatan lingkungan, pembinaan jasa konstruksi,
perumahan, dan pembiayaan infrastruktur pekerjaan
umum dan perumahan.
8. Jabatan Fungsional Bidang Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat yang selanjutnya disebut JF Bidang
PUPR adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan
tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang
berdasarkan pada keahlian dan keterampilan tertentu di
Bidang Tugas JF Bidang PUPR.
9. Pejabat Fungsional Bidang PUPR adalah PNS yang diberi
tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh
untuk melaksanakan kegiatan di Bidang Tugas JF
Bidang PUPR.
10. Sasaran Kinerja Pegawai yang selanjutnya disingkat SKP
adalah ekspektasi kinerja yang akan dicapai oleh pegawai
setiap tahun.

jdih.pu.go.id
-4-

11. Evaluasi Kinerja Periodik Pegawai adalah proses dimana


pejabat penilai kinerja mereviu keseluruhan hasil kerja
dan perilaku kerja Pegawai selama bulanan atau
triwulanan dan menetapkan predikat kinerja periodik
Pegawai berdasarkan kuadran kinerja Pegawai.
12. Pimpinan adalah Pejabat Penilai Kinerja, pejabat lain
dalam satu unit organisasi, lintas unit organisasi, lintas
Instansi Pemerintah pemilik kinerja (outcome/outcome
antara/output/layanan), dan/atau pejabat lain di luar
Instansi Pemerintah dimana pegawai mendapat
penugasan khusus.
13. Unit Organisasi adalah bagian dari struktur organisasi
yang dapat dipimpin oleh pimpinan tinggi madya,
pimpinan tinggi pratama, pejabat administrator, pejabat
pengawas, atau pejabat fungsional yang diangkat untuk
memimpin suatu unit kerja mandiri berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
14. Unit Kerja adalah satuan organisasi dalam Instansi
Pemerintah yang dipimpin oleh pejabat pimpinan tinggi,
pejabat administrasi, atau yang setara.
15. Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh setiap PNS
pada organisasi, Unit Kerja, atau tim kerja sesuai dengan
SKP dan perilaku kerja.
16. Angka Kredit adalah satuan nilai dari uraian kegiatan
yang ditetapkan dalam butir kegiatan dan/atau
akumulasi nilai butir kegiatan yang harus dicapai oleh
Pejabat Fungsional Bidang PUPR dalam rangka
pembinaan karier yang bersangkutan.
17. Angka Kredit Kumulatif adalah akumulasi nilai Angka
Kredit minimal yang harus dicapai oleh Pejabat
Fungsional Bidang PUPR sebagai salah satu syarat
kenaikan pangkat dan/atau jabatan.
18. Pejabat Penilai Kinerja adalah atasan langsung Pejabat
Fungsional Bidang PUPR yang dinilai dengan ketentuan
minimal pejabat pengawas atau pejabat lain yang diberi
pendelegasian wewenang.
19. Uji Kompetensi adalah proses pengukuran dan penilaian
terhadap kompetensi teknis, manajerial, dan sosio
kultural dari pegawai aparatur sipil negara.
20. Instansi Pembina JF Bidang PUPR yang selanjutnya
disebut Instansi Pembina adalah Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat.
21. Instansi Pengguna adalah Instansi Pemerintah selain
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
yang menggunakan jabatan fungsional Bidang PUPR.
22. Unit Pembina JF Bidang PUPR yang selanjutnya disebut
Unit Pembina adalah Unit Organisasi dan/atau Unit
Kerja pada Instansi Pembina yang melaksanakan
pembinaan teknis dan profesi JF Bidang PUPR yang
sesuai dengan tugas fungsi jabatan fungsionalnya.
23. Kementerian adalah kementerian yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum dan
perumahan rakyat.

jdih.pu.go.id
-5-

24. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan


pemerintahan di bidang Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.

Pasal 2
(1) Peraturan Menteri ini dimaksudkan sebagai pedoman
dalam pelaksanaan pengelolaan, pembinaan, dan
pengembangan JF Bidang PUPR.
(2) Peraturan Menteri ini bertujuan untuk memberikan
pemahaman yang sama dan selaras dengan peraturan
perundang-undangan kepada PPK, pengelola/pembina
sumber daya manusia/kepegawaian, organisasi profesi,
dan Pejabat Fungsional Bidang PUPR pada Instansi
Pemerintah.

Pasal 3
Lingkup Peraturan Menteri ini terdiri atas:
a. kategori, jenjang, tugas, klasifikasi/rumpun, kedudukan,
dan peran JF Bidang PUPR;
b. pengangkatan dalam JF Bidang PUPR;
c. kompetensi JF Bidang PUPR;
d. pengelolaan Kinerja JF Bidang PUPR;
e. tim penilai kinerja;
f. penetapan Angka Kredit;
g. kenaikan pangkat;
h. pemberhentian;
i. pengangkatan kembali;
j. organisasi profesi;
k. pembinaan, pemantauan, dan evaluasi;
l. sistem informasi pengelolaan JF Bidang PUPR; dan
m. Unit Pembina JF Bidang PUPR dan penyesuaian ruang
lingkup tugas JF Bidang PUPR.

BAB II
KATEGORI, JENJANG, TUGAS, KLASIFIKASI/RUMPUN,
KEDUDUKAN, DAN PERAN JF BIDANG PUPR

Bagian Kesatu
Kategori, Jenjang, dan Tugas JF Bidang PUPR

Pasal 4
JF Bidang PUPR terdiri dari 2 (dua) kategori yaitu:
a. keahlian, yang meliputi jenjang:
1. ahli utama;
2. ahli madya;
3. ahli muda; dan
4. ahli pertama.
b. keterampilan, yang meliputi jenjang:
1. penyelia;
2. mahir;
3. terampil; dan
4. pemula.

jdih.pu.go.id
-6-

Pasal 5
(1) JF Bidang PUPR kategori keahlian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 huruf a, meliputi:
a. jabatan fungsional pengelola sumber daya air;
b. jabatan fungsional penata kelola jalan dan jembatan;
c. jabatan fungsional penata kelola bangunan gedung
dan kawasan permukiman;
d. jabatan fungsional penata kelola penyehatan
lingkungan;
e. jabatan fungsional pembina jasa konstruksi;
f. jabatan fungsional penata kelola perumahan; dan
g. jabatan fungsional analis pembiayaan infrastruktur
pekerjaan umum dan perumahan.
(2) JF Bidang PUPR kategori keterampilan, sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 huruf b, meliputi:
a. jabatan fungsional penata laksana sumber daya air;
b. jabatan fungsional penata laksana jalan jembatan;
c. jabatan fungsional penata laksana bangunan gedung
dan kawasan permukiman; dan
d. jabatan fungsional penata laksana penyehatan
lingkungan.

Pasal 6
(1) Jenjang jabatan fungsional pengelola sumber daya air
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf a,
yaitu:
a. pengelola sumber daya air ahli utama;
b. pengelola sumber daya air ahli madya;
c. pengelola sumber daya air ahli muda; dan
d. pengelola sumber daya air ahli pertama.
(2) Jenjang jabatan fungsional penata kelola jalan dan
jembatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1)
huruf b, yaitu:
a. penata kelola jalan dan jembatan ahli utama;
b. penata kelola jalan dan jembatan ahli madya;
c. penata kelola jalan dan jembatan ahli muda; dan
d. penata kelola jalan dan jembatan ahli pertama.
(3) Jenjang jabatan fungsional penata kelola bangunan
gedung dan kawasan permukiman sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf c, yaitu:
a. penata kelola bangunan gedung dan kawasan
permukiman ahli utama;
b. penata kelola bangunan gedung dan kawasan
permukiman ahli madya;
c. penata kelola bangunan gedung dan kawasan
permukiman ahli muda; dan
d. penata kelola bangunan gedung dan kawasan
permukiman ahli pertama.

jdih.pu.go.id
-7-

(4) Jenjang jabatan fungsional penata kelola penyehatan


lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat
(1) huruf d, yaitu:
a. penata kelola penyehatan lingkungan ahli utama;
b. penata kelola penyehatan lingkungan ahli madya;
c. penata kelola penyehatan lingkungan ahli muda;
dan
d. penata kelola penyehatan lingkungan ahli pertama.
(5) Jenjang jabatan fungsional pembina jasa konstruksi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf e,
yaitu:
a. pembina jasa konstruksi ahli utama;
b. pembina jasa konstruksi ahli madya;
c. pembina jasa konstruksi ahli muda; dan
d. pembina jasa konstruksi ahli pertama.
(6) Jenjang jabatan fungsional penata kelola perumahan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf f,
yaitu:
a. penata kelola perumahan ahli utama;
b. penata kelola perumahan ahli madya;
c. penata kelola perumahan ahli muda; dan
d. penata kelola perumahan ahli pertama.
(7) Jenjang jabatan fungsional analis pembiayaan
infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf g,
yaitu:
a. analis pembiayaan infrastruktur pekerjaan umum
dan perumahan ahli utama;
b. analis pembiayaan infrastruktur pekerjaan umum
dan perumahan ahli madya;
c. analis pembiayaan infrastruktur pekerjaan umum
dan perumahan ahli muda; dan
d. analis pembiayaan infrastruktur pekerjaan umum
dan perumahan ahli pertama.

Pasal 7
(1) Jenjang jabatan fungsional penata laksana sumber daya
air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf
a, yaitu:
a. penata laksana sumber daya air penyelia;
b. penata laksana sumber daya air mahir;
c. penata laksana sumber daya air terampil; dan
d. penata laksana sumber daya air pemula.
(2) Jenjang jabatan fungsional penata laksana jalan dan
jembatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2)
huruf b, yaitu:
a. penata laksana jalan dan jembatan penyelia;
b. penata laksana jalan dan jembatan mahir;

jdih.pu.go.id
-8-

c. penata laksana jalan dan jembatan terampil; dan


d. penata laksana jalan dan jembatan pemula.
(3) Jenjang jabatan fungsional penata laksana bangunan
gedung dan kawasan permukiman sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf c, yaitu:
a. penata laksana bangunan gedung dan kawasan
permukiman penyelia;
b. penata laksana bangunan gedung dan kawasan
permukiman mahir;
c. penata laksana bangunan gedung dan kawasan
permukiman terampil; dan
d. penata laksana bangunan gedung dan kawasan
permukiman pemula.
(4) Jenjang jabatan fungsional penata laksana penyehatan
lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat
(2) huruf d, yaitu:
a. penata laksana penyehatan lingkungan penyelia;
b. penata laksana penyehatan lingkungan mahir;
c. penata laksana penyehatan lingkungan terampil;
dan
d. penata laksana penyehatan lingkungan pemula.

Pasal 8
(1) Tugas JF Bidang PUPR sesuai masing-masing jabatan
fungsionalnya, yaitu:
a. jabatan fungsional pengelola sumber daya air
melaksanakan kegiatan pengelolaan sumber daya
air;
b. jabatan fungsional penata kelola jalan dan jembatan
melaksanakan kegiatan penyelenggaraan jalan
jembatan;
c. jabatan fungsional penata kelola bangunan gedung
dan kawasan permukiman melaksanakan kegiatan
penatakelolaan bangunan gedung dan kawasan
permukiman;
d. jabatan fungsional penata kelola penyehatan
lingkungan melaksanakan kegiatan penatakelolaan
penyehatan lingkungan;
e. jabatan fungsional pembina jasa konstruksi
melaksanakan kegiatan pembinaan jasa konstruksi;
f. jabatan fungsional penata kelola perumahan
melaksanakan kegiatan penatakelolaan perumahan;
g. jabatan fungsional analis pembiayaan infrastruktur
pekerjaan umum dan perumahan melaksanakan
kegiatan analisis pembiayaan infrastruktur
pekerjaan umum dan perumahan;
h. jabatan fungsional penata laksana sumber daya air
melaksanakan kegiatan operasional pengelolaan
sumber daya air;

jdih.pu.go.id
-9-

i. jabatan fungsional penata laksana jalan dan


jembatan melaksanakan kegiatan operasional
penyelenggaraan jalan dan jembatan;
j. jabatan fungsional penata laksana bangunan gedung
dan kawasan permukiman melaksanakan kegiatan
penatalaksanaan bangunan gedung dan Kawasan
permukiman; dan
k. jabatan fungsional penata laksana penyehatan
lingkungan melaksanakan kegiatan
penatalaksanaan penyehatan lingkungan.
(2) Selain ruang lingkup tugas JF Bidang PUPR sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Pejabat Fungsional Bidang PUPR
dapat diberikan tugas:
a. pejabat perbendaharaan;
b. ketua/anggota kelompok kerja yang sesuai dengan
bidang tugas jabatan fungsionalnya;
c. pejabat pelaksana tugas/harian; atau
d. tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(3) Penugasan Pejabat Fungsional Bidang PUPR
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan
penilaian kinerja sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 9
Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas JF Bidang PUPR
terkait jenjang jabatannya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 sesuai dengan petunjuk teknis yang ditetapkan oleh
Menteri.

Bagian Kedua
Klasifikasi/Rumpun JF Bidang PUPR

Pasal 10
(1) Klasifikasi/rumpun JF Bidang PUPR terdiri atas:
a. arsitek, insinyur, dan yang berkaitan; dan
b. manajemen.
(2) Klasifikasi/rumpun JF Bidang PUPR sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi jabatan
fungsional:
a. pengelola sumber daya air;
b. penata kelola jalan dan jembatan;
c. penata kelola bangunan gedung dan kawasan
permukiman;
d. penata kelola penyehatan lingkungan; dan
e. penata laksana sumber daya air;
f. penata laksana jalan dan jembatan;
g. penata laksana bangunan gedung dan kawasan
permukiman; dan
h. penata laksana penyehatan lingkungan.
(3) Klasifikasi/rumpun JF Bidang PUPR sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi jabatan
fungsional:
a. pembina jasa konstruksi;

jdih.pu.go.id
- 10 -

b. penatakelola perumahan; dan


c. analis pembiayaan infrastruktur pekerjaan umum
dan perumahan.

Bagian Ketiga
Kedudukan Pejabat Fungsional Bidang PUPR

Pasal 11
(1) Pejabat Fungsional berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab secara langsung kepada pejabat
pimpinan tinggi madya, pejabat pimpinan tinggi pratama,
pejabat administrator, atau pejabat pengawas yang
memiliki keterkaitan dengan pelaksanaan tugas JF
Bidang PUPR.
(2) Kedudukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai
berikut:
a. Pejabat fungsional ahli utama berkedudukan di
bawah dan bertanggung jawab kepada pejabat
pimpinan tinggi madya pada jabatan pimpinan tinggi
madya yang membidangi JF Bidang PUPR pada
Instansi Pembina; dan
b. Pejabat fungsional ahli madya, ahli muda, ahli
pertama, dan pejabat fungsional kategori
keterampilan pada Instansi Pemerintah
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
kepada Pejabat Penilai Kinerja sesuai dengan peta
jabatan berdasarkan struktur Unit Organisasi.
(3) Unit Organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf b merupakan Unit Organisasi di bidang pekerjaan
umum dan perumahan rakyat pada Instansi Pemerintah.

Bagian Keempat
Peran Pejabat Fungsional Bidang PUPR

Pasal 12
(1) Pejabat Fungsional Bidang PUPR mempunyai peran
dalam pencapaian target Kinerja organisasi, berupa:
a. pelaksanaan tugas keahlian/keterampilan sesuai
jabatan fungsionalnya; dan
b. pemberian pendapat/masukan kepada Pimpinan
sesuai keahlian/keterampilan yang dimiliki.
(2) Dalam melaksanakan peran sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a Pejabat Fungsional Bidang PUPR
melaksanakan tugas jabatan fungsionalnya berdasarkan
ekspektasi Pimpinan sesuai target Kinerja yang telah
ditetapkan dalam Unit Organisasi, lintas Unit Organisasi,
atau lintas Instansi Pemerintah.
(3) Dalam melaksanakan perannya, Pejabat Fungsional
Bidang PUPR dapat bekerja secara individu dan/atau
dalam tim kerja dengan mengedepankan profesionalisme,
kompetensi, dan kolaborasi berdasarkan keahlian
dan/atau keterampilan yang dimiliki.
(4) Pimpinan instansi/pimpinan Unit Organisasi/harus
memberikan tugas kepada Pejabat Fungsional Bidang
PUPR yang berada di bawah kedudukannya berdasarkan
dengan target organisasi sesuai tugas jabatan
fungsionalnya.

jdih.pu.go.id
- 11 -

(5) Pejabat Fungsional Bidang PUPR harus melaksanakan


tugas yang diberikan oleh pimpinan instansi/pimpinan
Unit Organisasi dan bertanggungjawab sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB III
PENGANGKATAN DALAM JABATAN FUNGSIONAL
BIDANG PUPR

Bagian Kesatu
Penghitungan Kebutuhan

Pasal 13
(1) Pengangkatan PNS dalam JF Bidang PUPR harus
mempertimbangkan kesesuaian antara lingkup tugas
Unit Organisasi dengan kelompok keahlian
/keterampilan jabatan fungsional dan lowongan
kebutuhan JF Bidang PUPR yang akan diduduki sesuai
peta jabatan Unit Organisasi/Unit kerja.
(2) Penetapan kebutuhan JF Bidang PUPR dilaksanakan
berdasarkan penghitungan kebutuhan JF Bidang PUPR
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(3) Penghitungan kebutuhan JF Bidang PUPR sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Menteri.

Pasal 14
(1) Instansi Pemerintah menghitung kebutuhan JF Bidang
PUPR sesuai dengan penghitungan kebutuhan JF
menggunakan ruang lingkup/kegiatan jabatan
berdasarkan analisis kebutuhan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Tata cara penghitungan kebutuhan JF Bidang PUPR,
pengusulan dan penetapan rekomendasi kebutuhan JF
Bidang PUPR yang disusun oleh masing-masing Unit
Pembina.
(3) Instansi Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menyampaikan hasil perhitungan kebutuhan disertai
dokumen kelengkapan kepada Instansi Pembina untuk
mendapatkan rekomendasi penetapan kebutuhan JF
Bidang PUPR.
(4) Instansi Pembina sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
melakukan verifikasi dan validasi atas perhitungan
kebutuhan yang disampaikan oleh Instansi Pemerintah.
(5) Dalam hal perhitungan kebutuhan yang disampaikan
oleh Instansi Pemerintah telah diverifikasi, Instansi
Pembina menyampaikan rekomendasi kepada Instansi
Pemerintah atas perhitungan kebutuhan JF Bidang
PUPR.
(6) Instansi Pemerintah menyampaikan usul penetapan
perhitungan berdasarkan rekomendasi dari Instansi
Pembina kepada menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur negara
dan reformasi birokrasi.

jdih.pu.go.id
- 12 -

Pasal 15
Pengangkatan PNS ke dalam JF Bidang PUPR dilakukan
melalui:
a. pengangkatan pertama;
b. perpindahan dari jabatan lain;
c. penyesuaian; dan
d. promosi.

Bagian Kedua
Pengangkatan Pertama

Pasal 16
(1) Pengangkatan pertama sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 15 huruf a dilakukan untuk mengisi lowongan
kebutuhan JF Bidang PUPR yang berasal dari calon PNS
dengan persyaratan:
a. berstatus PNS;
b. memiliki integritas dan moralitas yang baik;
c. sehat jasmani dan rohani;
d. berijazah minimal sekolah menengah atas atau
sesuai strata dan bidang pendidikan yang
dipersyaratkan dalam jabatan fungsionalnya untuk
JF Bidang PUPR kategori keterampilan;
e. berijazah minimal sarjana atau diploma empat atau
sesuai strata dan bidang pendidikan yang
dipersyaratkan dalam jabatan fungsionalnya untuk
JF Bidang PUPR kategori keahlian; dan
f. nilai predikat Kinerja minimal bernilai baik dalam 1
(satu) tahun terakhir.
(2) Pengangkatan PNS ke dalam JF Bidang PUPR melalui
pengangkatan pertama dari calon PNS pada Instansi
Pemerintah dapat dilaksanakan tanpa rekomendasi dari
Instansi Pembina.
(3) Pengangkatan dalam jabatan fungsional melalui
pengangkatan pertama untuk JF Bidang PUPR jenjang
pemula, terampil, ahli pertama, dan ahli muda.
(4) Calon PNS yang telah diangkat menjadi PNS, harus
diangkat dalam jabatan fungsional dengan pengangkatan
pertama tanpa melalui Uji Kompetensi dan pemenuhan
diklat jabatan fungsional.
(5) Pengangkatan pertama dalam JF Bidang PUPR dapat
dilaksanakan bersamaan dengan pelantikan dan
pengambilan sumpah/janji PNS.
(6) Dalam hal PNS belum diangkat ke dalam JF Bidang
PUPR, maka PNS yang bersangkutan tidak diberikan
kenaikan pangkat reguler setingkat lebih tinggi sampai
diangkat dalam JF Bidang PUPR sesuai kebutuhannya.

Pasal 17
Pengangkatan pertama melalui pengisian kebutuhan jabatan
fungsional dari calon PNS harus mencantumkan nomenklatur
JF Bidang PUPR, jenjang dan kelas jabatan dalam keputusan
pengangkatan pertama.

jdih.pu.go.id
- 13 -

Pasal 18
(1) Perolehan Angka Kredit pengangkatan pertama
ditetapkan berdasarkan konversi predikat kinerja yang
dihasilkan selama melaksanakan tugas dalam masa kerja
calon PNS.
(2) Konversi predikat kinerja calon PNS dan penetapan
Angka Kredit dilakukan oleh Pejabat Penilai Kinerja
berdasarkan predikat kinerja yang dihitung secara
proporsional selama calon PNS melaksanakan tugas.

Pasal 19
(1) Pengangkatan pertama dalam JF Bidang PUPR dilakukan
dengan tata cara sebagai berikut:
a. lingkungan Instansi Pembina:
1. Pimpinan mengajukan surat permohonan usul
pengangkatan jabatan fungsional bagi calon
PNS pelamar umum formasi jabatan fungsional
yang telah diangkat menjadi PNS kepada
sekretaris unit organisasi dan melengkapi
berkas persyaratan yang dibutuhkan;
2. sekretaris unit organisasi meneruskan usul
pengangkatan PNS yang bersangkutan kepada
Biro Kepegawaian, Organisasi dan Tata
Laksana; dan
3. Biro Kepegawaian, Organisasi dan Tata Laksana
akan memproses penerbitan keputusan
pengangkatan dalam JF Bidang PUPR terkait
yang ditetapkan oleh PyB.
b. lingkungan Instansi Pengguna, pengangkatan PNS
dalam JF Bidang PUPR dilakukan melalui
pengangkatan pertama bagi Instansi Pemerintah
lainnya ditetapkan oleh masing-masing PPK sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Usulan pengangkatan JF Bidang PUPR melalui
pengangkatan pertama disertai dengan dokumen sebagai
berikut:
a. salinan keputusan pengangkatan calon PNS;
b. salinan keputusan pengangkatan PNS;
c. salinan ijazah terakhir sesuai kualifikasi yang telah
dilegalisir oleh PyB;
d. salinan predikat kinerja minimal bernilai baik dalam
1 (satu) tahun terakhir; dan
e. surat keterangan sehat dari dokter pemerintah.

Bagian Ketiga
Pengangkatan Perpindahan dari Jabatan Lain

Pasal 20
Pengangkatan dalam JF Bidang PUPR melalui perpindahan
dari jabatan lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15
huruf b dilaksanakan untuk pengembangan karier dan
kapasitas Pejabat Fungsional Bidang PUPR sesuai dengan
kebutuhan Unit Organisasi/Unit Kerja.

jdih.pu.go.id
- 14 -

Pasal 21
Perpindahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20
merupakan perpindahan horizontal yang dilaksanakan
melalui dua mekanisme yaitu:
a. perpindahan antar kelompok jabatan fungsional; dan
b. perpindahan antar jabatan.

Pasal 22
(1) Pengangkatan dalam JF Bidang PUPR melalui
perpindahan dari jabatan lain sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 20 harus memenuhi persyaratan:
a. berstatus PNS;
b. berintegritas dan memiliki moralitas yang baik;
c. sehat jasmani dan rohani;
d. berijazah minimal:
1. sekolah menengah atas atau sekolah menengah
kejuruan sesuai kualifikasi bidang pendidikan
yang dipersyaratkan dalam JF Bidang PUPR
kategori keterampilan jenjang pemula, terampil,
dan mahir;
2. diploma tiga sesuai kualifikasi bidang
pendidikan yang dipersyaratkan untuk JF
Bidang PUPR kategori keterampilan jenjang
penyelia; dan
3. sarjana atau diploma empat sesuai kualifikasi
bidang pendidikan yang dipersyaratkan untuk
JF Bidang PUPR kategori keahlian jenjang ahli
pertama, ahli muda, dan ahli madya;
e. berijazah minimal magister sesuai kualifikasi bidang
pendidikan yang dipersyaratkan untuk JF Bidang
PUPR ahli utama;
f. memiliki pengalaman dalam pelaksanaan tugas JF
Bidang PUPR yang akan diduduki paling singkat 2
(dua) tahun;
g. predikat kinerja minimal bernilai baik dalam 2 (dua)
tahun terakhir;
h. berusia paling tinggi:
1. 53 (lima puluh tiga) tahun bagi yang akan
menduduki JF Bidang PUPR kategori
keterampilan, ahli pertama, dan ahli muda;
2. 55 (lima puluh lima) tahun bagi yang akan
menduduki JF Bidang PUPR ahli madya;
3. 60 (enam puluh) tahun bagi pemangku jabatan
pimpinan tinggi yang akan menduduki JF
Bidang PUPR ahli utama; dan
4. 63 (enam puluh tiga) tahun bagi pejabat
fungsional ahli utama yang akan beralih ke JF
Bidang PUPR ahli utama lainnya;
k. mengikuti dan lulus Uji Kompetensi sesuai standar
kompetensi yang telah disusun oleh Instansi
Pembina.
(2) Batas usia pengangkatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf h merupakan batas usia pada saat yang
bersangkutan dilantik dalam JF Bidang PUPR melalui
perpindahan dari jabatan lain.

jdih.pu.go.id
- 15 -

(3) Pengangkatan dalam JF Bidang PUPR sebagaimana


dimaksud ayat (1) harus mempertimbangkan
ketersediaan lowongan kebutuhan untuk jabatan
fungsional yang akan diduduki.
(4) Pangkat yang ditetapkan bagi PNS yang diangkat dalam
JF Bidang PUPR melalui perpindahan dari jabatan lain
yaitu sama dengan pangkat yang dimilikinya, dan jenjang
jabatan fungsional yang ditetapkan horizontal sesuai
dengan jenjang/jabatan terakhir yang diduduki.

Pasal 23
(1) Dalam hal penataan birokrasi atau kebutuhan strategis
organisasi, persyaratan pengalaman sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) huruf f dapat
dipertimbangkan minimal 1 (satu) tahun secara
kumulatif.
(2) Penataan birokrasi atau kebutuhan strategis organisasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
berdasarkan kriteria sebagai berikut:
a. adanya perubahan struktur organisasi;
b. terjadinya pemekaran wilayah administratif; atau
c. adanya kebutuhan dari Instansi Pemerintah.
(3) Pertimbangan pengalaman minimal 1 (satu) tahun
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendapatkan
rekomendasi dari Instansi Pembina.

Pasal 24
(1) Pengangkatan dalam JF Bidang PUPR melalui
perpindahan dari jabatan lain dapat dilakukan dengan
mempertimbangkan hasil evaluasi Kinerja periodik
pegawai minimal 6 (enam) bulan terakhir.
(2) Dalam hal hasil evaluasi Kinerja periodik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) memiliki predikat kinerja baik
dan sangat baik, perpindahan dari jabatan lain dapat
dilakukan dengan mempertimbangkan aspirasi pejabat
fungsional yang bersangkutan.
(3) Predikat kinerja yang telah diperoleh pada jabatan
sebelumnya ditetapkan sebagai predikat kinerja pada
jabatan fungsional yang akan diduduki.

Pasal 25
(1) Dalam hal kepentingan organisasi dan pengembangan
karier, pejabat fungsional dapat berpindah antar
kelompok jabatan fungsional ke dalam JF Bidang PUPR
lain pada jenjang jabatan dan Angka Kredit yang setara,
sesuai dengan kualifikasi, kompetensi, dan syarat
jabatan.
(2) Pengangkatan perpindahan antar kelompok jabatan
fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan antar jabatan fungsional sebagai berikut:
a. dari rumpun/klasifikasi jabatan fungsional lainnya
ke kelompok JF Bidang PUPR; dan
b. dalam satu rumpun/klasifikasi JF Bidang PUPR.
(3) Jenjang jabatan fungsional dan Angka Kredit yang
dimiliki pada jabatan fungsional sebelumnya ditetapkan

jdih.pu.go.id
- 16 -

sebagai Angka Kredit dan jenjang JF Bidang PUPR yang


akan diduduki tanpa perubahan perbedaan jenjang
dengan jabatan fungsional yang diduduki sebelumnya.
(4) Pengangkatan ke dalam JF Bidang PUPR yang berasal
dari dalam satu rumpun/klasifikasi maupun lintas
rumpun/klasifikasi jabatan fungsional yang lainnya
dilaksanakan setelah PNS mengikuti dan lulus Uji
Kompetensi serta mendapatkan rekomendasi dari
Instansi Pembina.
(5) Pengangkatan dari jabatan fungsional ahli utama lain ke
dalam JF Bidang PUPR ahli utama melalui perpindahan
antar kelompok jabatan fungsional harus
mempertimbangkan lowongan kebutuhan untuk JF
Bidang PUPR ahli utama yang akan diduduki dan
mendapat persetujuan menteri yang menyelenggarakan
urusan dibidang pendayagunaan aparatur negara dan
reformasi birokrasi.
(6) Permohonan persetujuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (5) disampaikan oleh Menteri kepada menteri yang
menyelenggarakan urusan dibidang pendayagunaan
aparatur negara dan reformasi birokrasi berdasarkan
usulan dari:
a. sekretaris unit organisasi; atau
b. kepala biro/kepala pusat pada sekretariat jenderal

Pasal 26
(1) Pejabat fungsional kategori keterampilan dapat diangkat
ke dalam JF Bidang PUPR kategori keahlian melalui
mekanisme pengangkatan perpindahan dari jabatan lain
dengan syarat sebagai berikut:
a. sarjana atau diploma empat sesuai dengan
kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan untuk JF
Bidang PUPR kategori keahlian;
b. memiliki pangkat minimal penata muda golongan
ruang III/a atau penata muda tingkat I golongan
ruang III/b sesuai dengan syarat jabatan yang
ditentukan;
c. tersedia lowongan kebutuhan pada jenjang JF
Bidang PUPR yang dituju; dan
d. syarat lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pejabat fungsional kategori keterampilan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) yang memiliki pangkat penata
muda, golongan ruang III/a dan pangkat penata muda
tingkat I, golongan ruang III/b dapat diangkat dalam JF
Bidang PUPR pada jenjang ahli pertama setelah
mengikuti dan lulus Uji Kompetensi.
(3) Pejabat fungsional kategori keterampilan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) yang memiliki pangkat penata,
golongan ruang III/c dan pangkat penata tingkat I,
golongan ruang III/d dapat diangkat dalam JF Bidang
PUPR pada jenjang ahli muda setelah mengikuti dan
lulus Uji Kompetensi.

jdih.pu.go.id
- 17 -

(4) Pejabat fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (2)


dan ayat (3) diberikan Angka Kredit sesuai dengan Angka
Kredit terakhir yang dimiliki pada kategori/jenjang
jabatan fungsional sebelumnya.

Pasal 27
(1) Perpindahan antar jabatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 21 huruf b dilaksanakan dari jabatan pimpinan
tinggi dan jabatan administrasi ke dalam JF Bidang
PUPR atau dari JF Bidang PUPR ke dalam jabatan
pimpinan tinggi dan jabatan administrasi, dengan
jabatan minimal yaitu:
a. jabatan pimpinan tinggi bagi JF Bidang PUPR ahli
utama;
b. jabatan administrator bagi JF Bidang PUPR ahli
madya;
c. jabatan pengawas bagi JF Bidang PUPR ahli muda;
d. jabatan pelaksana bagi JF Bidang PUPR
keterampilan dan JF ahli pertama;
e. JF Bidang PUPR ahli utama bagi jabatan pimpinan
tinggi Pratama; atau
f. JF Bidang PUPR kategori keterampilan, ahli
pertama, ahli muda, dan ahli madya bagi jabatan
administrasi.
(2) Perpindahan dari JF Bidang PUPR ke jabatan pimpinan
tinggi dan jabatan administrasi dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Perpindahan dari jabatan pimpinan tinggi dan jabatan
administrasi ke dalam JF Bidang PUPR dilaksanakan
setelah PNS mengikuti dan lulus Uji Kompetensi yang
diselenggarakan oleh Instansi Pembina.
(4) PNS yang dinyatakan lulus Uji Kompetensi sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) mendapatkan rekomendasi yang
memuat besaran Angka Kredit.
(5) Pejabat Penilai Kinerja menetapkan Angka Kredit
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dalam bentuk
penetapan Angka Kredit sebagai dokumen awal
penetapan Angka Kredit selanjutnya.
(6) Pengangkatan dalam JF Bidang PUPR ahli utama
dilaksanakan bagi PNS yang telah:
a. memiliki ijazah minimal strata 2 (magister) sesuai
dengan kualifikasi bidang pendidikan yang
disyaratkan dalam JF Bidang PUPR yang akan
diduduki;
b. mengusulkan spesialisasi JF Bidang PUPR; dan
c. mendapat persetujuan Tim Penilai Kinerja PNS.

Pasal 28
(1) Angka Kredit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat
(4) bagi PNS dengan jabatan pimpinan tinggi dan jabatan
administrasi yang akan menduduki JF Bidang PUPR
kategori keahlian, dihitung, dan ditetapkan berdasarkan

jdih.pu.go.id
- 18 -

konversi predikat kinerja paling lama 6 (enam) tahun


pada golongan ruang terakhir yang dimilikinya ditambah
dengan Angka Kredit dasar pada jenjang JF Bidang PUPR
yang akan diduduki.
(2) Angka Kredit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat
(4) untuk PNS dengan jabatan pelaksana yang akan
menduduki JF Bidang PUPR kategori keterampilan,
dihitung dan ditetapkan berdasarkan predikat kinerja
dan jenjang jabatan sesuai dengan pangkat dan golongan
ruang yang dimilikinya.
(3) Dalam hal PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memiliki pangkat tertinggi dalam jabatan pimpinan tinggi
dan jabatan administrasi serta masa kepangkatannya
lebih dari 3 (tiga) tahun, Angka Kredit dihitung dan
ditetapkan dengan mengkonversi predikat kinerja pada
golongan ruang terakhir yang dimilikinya dalam waktu 3
(tiga) tahun terakhir, ditambah Angka Kredit dasar pada
jenjang JF Bidang PUPR yang akan didudukinya.
Pasal 29
Pejabat Fungsional Bidang PUPR yang diangkat melalui
perpindahan dari jabatan lain dan memiliki pangkat golongan
ruang di atas golongan ruang jenjang jabatannya, dapat
dipertimbangkan kenaikan jenjang jabatan fungsional
setingkat lebih tinggi dengan ketentuan:
a. telah menduduki jabatan minimal 1 (satu) tahun;
b. mengikuti dan lulus Uji Kompetensi; dan
c. memiliki predikat kinerja minimal bernilai baik.
Pasal 30
(1) Pengangkatan dalam JF Bidang PUPR ahli utama melalui
mekanisme perpindahan dari jabatan lain, usulan
pengangkatan disampaikan oleh Menteri kepada Presiden
dan tembusan disampaikan kepada Badan Kepegawaian
Negara dan Kementerian Sekretaris Negara.
(2) Pengangkatan ke dalam JF Bidang PUPR ahli utama
dilakukan dengan tata cara sebagai berikut:
a. penyampaian surat usul dari pimpinan unit
organisasi ditujukan pada:
1. Sekretaris Jenderal untuk pengangkatan dalam
JF Bidang PUPR ahli utama melalui kenaikan
jenjang; dan
2. pimpinan unit organisasi pembina JF Bidang
PUPR di Instansi Pembina, untuk pengangkatan
ke dalam JF Bidang PUPR ahli utama melalui
perpindahan dari jabatan lain.
b. verifikasi administrasi dan portofolio dilakukan
untuk memeriksa pemenuhan kelayakan jabatan
dan ketersediaan formasi;
c. terhadap calon pejabat fungsional ahli utama yang
memenuhi persyaratan administrasi dan tersedia
lowongan kebutuhan, akan dilaksanakan sidang tim
penilai kinerja untuk mendapat persetujuan Menteri;

jdih.pu.go.id
- 19 -

d. Sekretaris Jenderal akan menyiapkan surat usul Uji


Kompetensi bagi calon pejabat fungsional ahli utama
yang mendapat persetujuan Menteri ditujukan
kepada Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia; dan
e. bagi calon Pejabat Fungsional Bidang PUPR ahli
utama yang dinyatakan lulus Uji Kompetensi,
Sekretaris Jenderal memproses surat usul dari
Menteri kepada Presiden dengan melampirkan
penetapan Angka Kredit dari Pejabat Penilai Kinerja
dan rekomendasi dari Instansi Pembina.
(3) Pengangkatan perpindahan dari jabatan lain ke dalam JF
Bidang PUPR kategori keterampilan sampai dengan
kategori keahlian jenjang ahli madya dilakukan dengan
tata cara sebagai berikut:
a. penyampaian surat usul dan dokumen kelengkapan
dari minimal pejabat pimpinan tinggi pratama yang
membidangi kepegawaian/kesekretariatan pada
Instansi Pusat/Instansi Daerah, sekretaris unit
organisasi, kepala biro/kepala pusat di sekretariat
jenderal. Kementerian ditujukan pada:
1. sekretaris jenderal Kementerian cq. Unit
Pembina, bagi Instansi Pemerintah; dan
2. pimpinan Unit Pembina di Kementerian, bagi
PNS Kementerian.
b. verifikasi usulan dan dokumen kelengkapan oleh
Unit Pembina dilakukan untuk memeriksa
pemenuhan kelayakan jabatan, ketersediaan
formasi, berdasarkan usulan yang disampaikan;
c. terhadap PNS yang memenuhi persyaratan, Unit
Pembina di Kementerian menyiapkan surat usul Uji
Kompetensi yang ditujukan pada Kepala Pusat
Pengembangan Talenta, Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia;
d. Unit Pembina menerbitkan rekomendasi
pengangkatan ke dalam JF Bidang PUPR yang
memuat Angka Kredit sebagai nilai awal
penghitungan Angka Kredit selanjutnya;
e. berdasarkan rekomendasi pengangkatan
sebagaimana dimaksud pada huruf d, dilaksanakan
sidang Tim Penilai Kinerja untuk memberikan
rekomendasi pertimbangan pengangkatan pada
PPK/PyB; dan
f. PPK/PyB sebagaimana dimaksud pada huruf e,
menetapkan keputusan pengangkatan dalam JF
Bidang PUPR di instansinya masing-masing setelah
mendapatkan rekomendasi pertimbangan dari Tim
Penilai Kinerja.
(4) Dalam hal PNS telah mendapatkan rekomendasi
pengangkatan melalui perpindahan dan terjadi
perubahan pangkat, Unit Pembina dapat menetapkan
rekomendasi kembali berdasarkan pangkat golongan
terakhir yang ditetapkan dalam jenjang yang sama.

jdih.pu.go.id
- 20 -

(5) Usulan pengangkatan JF Bidang PUPR melalui


pengangkatan perpindahan dari jabatan lain disertai
dengan dokumen sebagai berikut:
a. surat usulan perpindahan jabatan yang
ditandatangani minimal pejabat pimpinan tinggi
pratama yang membidangi kepegawaian/
kesekretariatan;
b. surat usulan penetapan kebutuhan jabatan
fungsional yang isinya melingkupi permohonan
rekomendasi kebutuhan bagi instansi yang belum
memiliki formasi yang ditetapkan;
c. dokumen analisis jabatan, analisa beban kerja, dan
peta jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan bagi yang belum mempunyai
penetapan formasi dari menteri yang
menyelenggarakan urusan dibidang pendayagunaan
aparatur negara dan reformasi birokrasi;
d. salinan surat penetapan formasi dari kementerian
yang membidangi bagi yang telah mempunyai
formasi JF Bidang PUPR;
e. daftar riwayat hidup dilengkapi foto berwarna
terbaru;
f. surat keterangan sehat jasmani dan rohani dari
dokter pemerintah;
g. salinan keputusan pangkat terakhir;
h. salinan keputusan jabatan terakhir;
i. surat pernyataan pimpinan yang menyatakan bahwa
pegawai yang bersangkutan memiliki integritas dan
moralitas yang baik dan tidak sedang menjalani
hukuman disiplin;
j. salinan ijazah pendidikan terakhir yang telah
dilegalisasi oleh PyB;
k. surat pernyataan dari pimpinan yang menyatakan
bahwa PNS memiliki pengalaman dalam
pelaksanaan tugas di bidang PUPR minimal 2 (dua)
tahun secara kumulatif yang dibuktikan dengan
portofolio;
l. salinan predikat kinerja dalam 2 (dua) tahun
terakhir minimal bernilai baik;
m. karya tulis ilmiah bagi PNS yang akan diangkat
dalam JF Bidang PUPR ahli utama; dan
n. surat keterangan rencana penempatan PNS setelah
diangkat dalam JF Bidang PUPR.

Bagian Keempat
Pengangkatan Penyesuaian
Pasal 31
(1) Pengangkatan dalam JF Bidang PUPR melalui
penyesuaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15
huruf c dilaksanakan untuk:
a. Penetapan JF Bidang PUPR baru;
b. Perubahan ruang lingkup tugas JF Bidang PUPR;
dan/atau
c. Kebutuhan mendesak sesuai prioritas strategis
instansi atau nasional.
jdih.pu.go.id
- 21 -

(2) Pengangkatan PNS ke dalam JF Bidang PUPR melalui


penyesuaian dilaksanakan paling lama 2 (dua) tahun
sejak Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi tentang JF Bidang PUPR
diundangkan dan dilakukan hanya untuk JF Bidang
PUPR ahli pertama, ahli muda, dan ahli madya dengan
mempertimbangkan lowongan kebutuhan jabatan untuk
jenjang JF Bidang PUPR yang akan diduduki.
(3) Pengangkatan melalui penyesuaian dilakukan setelah
mendapatkan penetapan kebutuhan JF Bidang PUPR
oleh menteri yang menyelenggarakan urusan dibidang
pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi.
(4) Pengangkatan dalam JF Bidang PUPR melalui
penyesuaian berlaku bagi PNS yang telah memiliki
pengalaman dan/atau masih melaksanakan tugas di
bidang jabatan fungsional yang akan diduduki
berdasarkan keputusan PyB, dan harus memenuhi
syarat sebagai berikut:
a. berstatus PNS;
b. berintegritas dan memiliki moralitas yang baik;
c. sehat jasmani dan rohani;
d. berijazah minimal diploma empat atau sarjana
dengan kualifikasi bidang pendidikan yang
dipersyaratkan dalam JF Bidang PUPR yang akan
dituju;
e. memiliki pengalaman dalam pelaksanaan tugas di
bidang JF Bidang PUPR yang akan diduduki secara
kumulatif paling singkat 2 (dua) tahun;
f. Predikat kinerja minimal bernilai baik dalam 2 (dua)
tahun terakhir;
g. tidak sedang menjalani hukuman disiplin tingkat
sedang/berat dan/atau tidak sedang dalam proses
pemeriksaan dengan ancaman hukuman disiplin
tingkat sedang/berat;
h. tidak sedang menjalankan tugas belajar lebih dari 6
(enam) bulan; dan
i. tidak sedang menjalankan cuti di luar tanggungan
negara.
(5) Masa kerja yang dihitung sebagai Angka Kredit dalam
pangkat PNS dapat dihitung sejak calon PNS.
(6) PNS yang diusulkan untuk pengangkatan melalui
penyesuaian dapat dipertimbangkan kenaikan
pangkatnya terlebih dahulu sebelum masa penyesuaian
berakhir.
(7) Dalam hal PNS telah ditetapkan rekomendasi
pengangkatan melalui penyesuaian dan telah ditetapkan
kenaikan pangkatnya, Unit Pembina dapat menetapkan
rekomendasi kembali berdasarkan pangkat golongan
terakhir yang ditetapkan selama masih dalam masa
penyesuaian.

jdih.pu.go.id
- 22 -

Pasal 32
(1) Pengangkatan melalui penyesuaian ke dalam JF Bidang
PUPR dilakukan dengan tata cara sebagai berikut:
a. pengusulan dari minimal pejabat pimpinan tinggi
pratama yang membidangi kepegawaian ditujukan
kepada pejabat pimpinan tinggi pratama yang
membidangi jabatan fungsional yang akan dituju;
b. Unit Pembina melakukan verifikasi atas usulan yang
diterima dan menindaklanjuti dengan uji portofolio
bagi yang telah memenuhi syarat administrasi;
c. pejabat pimpinan tinggi pratama Unit Pembina
menerbitkan rekomendasi pengangkatan yang
memuat besaran Angka Kredit bagi yang lulus uji
portofolio;
d. rekomendasi pengangkatan sebagaimana dimaksud
pada huruf c, disampaikan oleh pejabat pimpinan
tinggi pratama yang membidangi jabatan fungsional
kepada instansi/pengusul setelah ditetapkannya
rekomendasi penetapan formasi dari Instansi
Pembina;
e. Pejabat Penilai Kinerja menerbitkan penetapan
Angka Kredit sebagai dokumen awal penetapan
Angka Kredit selanjutnya setelah menerima
rekomendasi pengangkatan sebagaimana dimaksud
pada huruf d;
f. berdasarkan rekomendasi pengangkatan dan
penetapan Angka Kredit yang diterbitkan,
dilaksanakan sidang Tim Penilai Kinerja untuk
memberikan rekomendasi pertimbangan
pengangkatan pada PPK;
g. PPK/PyB menetapkan keputusan pengangkatan
dalam JF Bidang PUPR di instansinya masing-
masing setelah mendapat rekomendasi
pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja ; dan
h. ketentuan lebih lanjut tentang tata cara/mekanisme
penyesuaian diatur oleh Unit Pembina.
(2) Usulan pengangkatan JF Bidang PUPR melalui
penyesuaian disertai dengan dokumen sebagai berikut:
a. Surat usulan pengangkatan yang berisi:
1. permohonan rekomendasi kebutuhan bagi
instansi yang belum memiliki formasi yang
ditetapkan menteri yang membidangi
pendayagunaan aparatur negara dan reformasi
birokrasi yang berisi dokumen analisis jabatan,
analisis beban kerja, dan peta jabatan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
2. salinan surat penetapan formasi dari menteri
yang menyelenggarakan urusan dibidang
pendayagunaan aparatur negara dan reformasi
birokrasi bagi yang telah mempunyai formasi JF
Bidang PUPR; dan
3. usulan nama calon pejabat fungsional yang
akan diangkat melalui penyesuaian.

jdih.pu.go.id
- 23 -

b. daftar riwayat hidup dilengkapi foto berwarna


terbaru;
c. salinan keputusan pangkat terakhir;
d. salinan keputusan jabatan terakhir;
e. surat keterangan sehat jasmani dan rohani dari
dokter pemerintah;
f. salinan ijazah pendidikan sarjana atau diploma
empat dan pendidikan terakhir yang telah diakui
oleh Badan Kepegawaian Negara dan dilegalisasi
oleh PyB; dan
g. salinan predikat kinerja minimal bernilai baik dalam
2 (dua) tahun terakhir.

Pasal 33
(1) Dalam hal dilakukan penataan birokrasi yang berdampak
pada pejabat administrasi, dapat dilakukan mekanisme
penyetaraan jabatan dengan persetujuan dari menteri
yang menyelenggarakan urusan dibidang pendayagunaan
aparatur negara dan reformasi birokrasi.
(2) Penyetaraan jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) yaitu:
a. jabatan administrator ke JF Bidang PUPR ahli
madya; dan
b. jabatan pengawas ke JF Bidang PUPR ahli muda.
(3) Penyesuaian dari jabatan administrator dan pengawas ke
JF Bidang PUPR melalui penyetaraan jabatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus memenuhi
persyaratan:
a. PNS masih duduk dalam jabatan administrator dan
pengawas;
b. memiliki ijazah minimal sarjana atau diploma empat
sesuai dengan kualifikasi dan jenjang pendidikan
yang dipersyaratkan dalam pengangkatan JF Bidang
PUPR; dan
c. memiliki kesesuaian tugas, fungsi, pengalaman,
atau pernah melaksanakan tugas yang berkaitan
dengan tugas JF Bidang PUPR.
(4) Pengangkatan penyesuaian melalui penyetaraan jabatan
ke dalam JF Bidang PUPR dilakukan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(5) PPK yang melaksanakan pengangkatan penyesuaian
melalui penyetaraan jabatan ke dalam JF Bidang PUPR
sebagaimana dimaksud pada ayat (4), menyampaikan
laporan hasil penyetaraan kepada Instansi Pembina.

Bagian Kelima
Pengangkatan Promosi

Pasal 34
(1) Pengangkatan PNS ke dalam JF Bidang PUPR melalui
Promosi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf d
dilaksanakan melalui:
a. pengangkatan dari jabatan pimpinan tinggi atau
jabatan administrasi ke dalam JF Bidang PUPR; dan
b. kenaikan jenjang JF Bidang PUPR.

jdih.pu.go.id
- 24 -

(2) Promosi dilaksanakan berdasarkan pola karier diagonal


dan vertikal setingkat lebih tinggi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pangkat PNS yang akan diangkat ke dalam JF Bidang
PUPR melalui promosi sesuai dengan pangkat yang
dimiliki.
(4) Pengangkatan dalam JF Bidang PUPR melalui promosi
harus mempertimbangkan lowongan kebutuhan untuk
jenjang JF Bidang PUPR yang akan diduduki.
(5) Pengangkatan dalam JF bidang PUPR melalui mekanisme
kenaikan jenjang berlaku bagi pejabat fungsional yang
telah melaksanakan tugas jabatan fungsional selama
minimal 1 (satu) tahun sejak pengangkatan terakhir
dalam JF Bidang PUPR.

Pasal 35
(1) Pengangkatan melalui Promosi ke dalam JF Bidang PUPR
meliputi:
a. jabatan administrator dan jabatan pimpinan tinggi
pratama ke dalam JF Bidang PUPR ahli utama;
b. jabatan pengawas ke dalam JF Bidang PUPR ahli
madya; atau
c. jabatan pelaksana ke dalam JF Bidang PUPR ahli
pertama, JF Bidang PUPR ahli muda, dan JF Bidang
PUPR kategori keterampilan.
(2) Promosi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dilaksanakan dengan persyaratan:
a. mengikuti dan lulus Uji Kompetensi sesuai standar
kompetensi yang telah disusun oleh Instansi
Pembina;
b. memiliki nilai predikat kinerja minimal sangat baik
dalam 2 (dua) tahun terakhir;
c. memiliki rekam jejak yang baik;
d. tidak sedang menjalani proses hukuman disiplin
PNS;
e. tidak pernah dikenakan hukuman karena
melakukan pelanggaran kode etik dan profesi PNS
dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir; dan
f. tidak pernah dikenakan hukuman disiplin PNS
tingkat sedang atau berat dalam kurun waktu 3
(tiga) tahun terakhir.
(3) Pengangkatan dalam JF Bidang PUPR melalui promosi
direkomendasikan oleh pimpinan unit kerja PNS yang
bersangkutan dan berdasarkan pertimbangan
rekomendasi tim penilai kinerja PNS.
(4) Angka Kredit promosi pengangkatan ke dalam JF Bidang
PUPR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
berdasarkan konversi predikat kinerja dan ditambah
Angka Kredit dasar.

jdih.pu.go.id
- 25 -

Pasal 36
(1) Promosi melalui kenaikan jenjang JF Bidang PUPR
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1) huruf b
merupakan pengangkatan dalam JF Bidang PUPR secara
vertikal setingkat lebih tinggi dari jenjang jabatan yang
diduduki.
(2) Promosi untuk kenaikan jenjang JF Bidang PUPR harus
memenuhi persyaratan:
a. paling singkat telah 1 (satu) tahun dalam jabatan
terakhir;
b. tersedia lowongan kebutuhan jabatan;
c. memenuhi Angka Kredit Kumulatif yang ditentukan
untuk kenaikan jabatan setingkat lebih tinggi;
d. predikat kinerja minimal bernilai baik dalam 1 (satu)
tahun terakhir;
e. telah mengikuti dan lulus Uji Kompetensi sesuai
jenjang JF Bidang PUPR yang akan diduduki; dan
f. telah memiliki pangkat minimal.
(3) Pangkat minimal sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf f sebagai berikut:
a. Pembina Utama Muda (IV/c) untuk ke JF ahli
utama;
b. Penata Tingkat I (III/d) untuk ke JF ahli madya;
c. Penata Muda Tingkat I (III/b) untuk ke JF ahli muda
dan penyelia;
d. Pengatur Tingkat I (II/d) untuk ke JF mahir; dan
e. Pengatur Muda (II/a) untuk ke JF terampil.
(4) Dalam hal pejabat fungsional yang diberhentikan dari JF
Bidang PUPR dan telah dilakukan pengangkatan kembali
ke dalam jabatan fungsional tersebut, serta memenuhi
Angka Kredit untuk naik jabatan setingkat lebih tinggi,
pejabat fungsional tersebut dapat dipromosikan melalui
kenaikan jenjang jabatan.
(5) Kenaikan jenjang jabatan setingkat lebih tinggi
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan setelah 1
(satu) tahun menduduki jabatannya sejak diangkat
kembali.
(6) Pejabat Fungsional Bidang PUPR yang akan
dipromosikan melalui kenaikan jenjang ke jenjang ahli
utama harus memiliki spesialisasi/kepakaran yang
sesuai dengan minat dan kompetensi yang bersangkutan
serta kebutuhan organisasi yang diatur oleh Unit
Pembina JF Bidang PUPR.
(7) Pejabat fungsional yang memiliki Angka Kredit melebihi
Angka Kredit yang ditentukan untuk promosi melalui
kenaikan jenjang setingkat lebih tinggi, kelebihan Angka
Kredit tersebut tidak diperhitungkan untuk kenaikan
jenjang/pangkat berikutnya.

jdih.pu.go.id
- 26 -

Pasal 37
(1) Pengangkatan ke dalam JF Bidang PUPR melalui promosi
secara diagonal dan vertikal dilakukan dengan tata cara
sebagai berikut:
a. Penyampaian surat usul dan dokumen kelengkapan
dari minimal pejabat pimpinan tinggi pratama yang
membidangi kepegawaian/kesekretariatan pada
Instansi Pemerintah, sekretaris unit organisasi,
kepala biro/kepala pusat sekretariat jenderal di
Kementerian ditujukan kepada:
1. Sekretaris Jenderal Kementerian cq. unit kerja
pembina JF Bidang PUPR, bagi Instansi
Pemerintah; dan
2. pimpinan unit kerja pembina JF Bidang PUPR
di Kementerian, bagi PNS Kementerian.
b. verifikasi usulan dan dokumen kelengkapan oleh
Unit Pembina pembina JF Bidang PUPR dilakukan
untuk memeriksa pemenuhan kelayakan, predikat
kinerja, persyaratan jabatan, dan ketersediaan
formasi berdasarkan usulan yang disampaikan;
c. terhadap PNS yang memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud pada huruf b, Unit Pembina
menyiapkan surat usul Uji Kompetensi yang
ditujukan kepada Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia;
d. Unit Pembina menerbitkan rekomendasi
pengangkatan JF Bidang PUPR melalui promosi yang
memuat besaran Angka Kredit bagi PNS yang telah
mengikuti dan lulus Uji Kompetensi;
e. berdasarkan rekomendasi pengangkatan
sebagaimana dimaksud pada huruf d Pejabat Penilai
Kinerja menerbitkan penetapan Angka Kredit
sebagai dokumen awal penetapan Angka Kredit
selanjutnya;
f. berdasarkan rekomendasi pengangkatan dan
penetapan Angka Kredit yang diterbitkan,
dilaksanakan sidang tim penilai kinerja untuk
memberikan rekomendasi pertimbangan
pengangkatan pada PPK; dan
g. PPK/PyB menetapkan keputusan pengangkatan
dalam JF Bidang PUPR di instansinya masing-
masing setelah mendapat rekomendasi
pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja.
(2) Dokumen usul pengangkatan promosi ke dalam JF
Bidang PUPR berupa:
a. surat usulan;
b. daftar riwayat hidup dilengkapi foto berwarna
ukuran 4x6;

jdih.pu.go.id
- 27 -

c. salinan keputusan pangkat terakhir yang dilegalisasi


PyB;
d. salinan keputusan jabatan terakhir yang dilegalisasi
PyB;
e. salinan penetapan Angka Kredit terakhir yang
dilegalisasi PyB.
f. salinan ijazah pendidikan terakhir yang telah diakui
oleh Badan Kepegawaian Negara dan dilegalisasi
oleh PyB;
g. salinan surat penetapan formasi dari Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi;
h. predikat kinerja minimal bernilai sangat baik dalam
2 (dua) tahun terakhir;
i. surat pernyataan bersedia diangkat ke dalam JF
Bidang PUPR; dan
j. surat keterangan tidak pernah dijatuhi hukuman
disiplin tingkat sedang/berat, tidak sedang dalam
proses pemeriksaan dengan ancaman hukuman
disiplin tingkat sedang/berat, dan tidak pernah
melakukan pelanggaran kode etik, dan tidak sedang
menjalankan cuti di luar tanggungan negara dari
PyB.
(3) Dokumen usul promosi melalui kenaikan jenjang jabatan
berupa:
a. surat usulan;
b. salinan keputusan pangkat terakhir yang dilegalisasi
PyB;
c. salinan keputusan jabatan terakhir yang dilegalisasi
PyB;
d. salinan penetapan Angka Kredit terakhir yang telah
memenuhi Angka Kredit dan dilegalisasi PyB; dan
e. salinan Predikat kinerja minimal bernilai baik dalam
1 (satu) tahun terakhir.

Bagian Keenam
Pengusulan Pengangkatan ke Dalam JF Bidang PUPR

Pasal 38
(1) Pengusulan pengangkatan PNS dalam JF Bidang PUPR
dapat diproses sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dalam hal:
a. disampaikan minimal 1 (satu) tahun sebelum batas
usia yang dipersyaratkan untuk pengangkatan
dalam JF Bidang PUPR ahli utama dengan
mekanisme perpindahan dari jabatan lain bagi PNS
yang telah menduduki jabatan pimpinan tinggi; dan

jdih.pu.go.id
- 28 -

b. disampaikan minimal 6 (enam) bulan sebelum batas


usia yang dipersyaratkan untuk pengangkatan
dalam JF Bidang PUPR kategori keterampilan, dan
ahli pertama sampai dengan ahli madya dengan
mekanisme perpindahan dari jabatan lain.
(2) PNS yang sedang dalam masa tugas belajar tetap
dapat mengusulkan pengangkatan dalam JF Bidang
PUPR, selama memenuhi persyaratan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) PNS yang sedang dalam masa tugas belajar yang
dinyatakan lulus Uji Kompetensi dan mendapatkan
rekomendasi pengangkatan dalam JF Bidang PUPR,
dapat diangkat dalam JF Bidang PUPR ketika telah
menyelesaikan tugas belajar atau tidak sedang dalam
status tugas belajar.
(4) Pengangkatan PNS ke dalam JF Bidang PUPR
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dilakukan
dengan mempertimbangkan masa berlaku
rekomendasi pengangkatan dari Instansi Pembina dan
ketersediaan lowongan kebutuhan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Pasal 39
(1) PyB mengangkat PNS dalam JF Bidang PUPR di
lingkungan Instansi Pembina yaitu:
a. Presiden bagi Pejabat Fungsional Bidang PUPR ahli
utama, setelah mendapat pertimbangan teknis
Kepala Badan Kepegawaian Negara;
b. Menteri bagi Pejabat Fungsional Bidang PUPR ahli
madya;
c. Sekretaris Jenderal bagi Pejabat Fungsional Bidang
PUPR ahli muda; dan
d. pejabat pimpinan tinggi pratama yang membidangi
kepegawaian bagi Pejabat Fungsional Bidang PUPR
kategori keterampilan dan ahli pertama.
(2) PyB mengangkat PNS dalam JF Bidang PUPR kategori
keterampilan dan ahli pertama sampai dengan ahli
madya di lingkungan Instansi Pengguna yaitu PPK
Instansi Pemerintah.
(3) PPK Instansi Pemerintah sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dapat memberikan pendelegasian/kuasa kepada
pejabat yang ditunjuk di lingkungannya untuk
menetapkan pengangkatan dalam jabatan fungsional
keterampilan dan jabatan fungsional keahlian selain JF
Bidang PUPR ahli madya.
(4) Kriteria pemberian pendelegasian/kuasa sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), mempertimbangkan hal sebagai
berikut:

jdih.pu.go.id
- 29 -

a. jumlah ASN yang dibina dan penyebaran lokasi


penempatannya; dan
b. struktur dan ruang lingkup organisasi.
(5) Pemberian pendelegasian/kuasa sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) terdiri atas penandatanganan keputusan
penetapan pengangkatan, pemindahan, dan
pemberhentian dalam dan dari jabatan fungsional.

Pasal 40
(1) Pemberian kuasa dari PPK Instansi Pemerintah
ditetapkan sebagai berikut:
a. PPK Instansi Pusat dapat memberikan kuasa kepada
minimal pejabat pimpinan tinggi pratama yang
membidangi kepegawaian di lingkungannya untuk
penetapan pengangkatan, pemindahan,
pemberhentian dalam dan dari jabatan fungsional,
dan penetapan pengangkatan kembali jabatan
fungsional di lingkungan Instansi Pusat untuk
jabatan fungsional ahli pertama, jabatan fungsional
ahli muda, dan/atau jabatan fungsional
keterampilan;
b. PPK daerah provinsi dapat memberikan kuasa
kepada minimal pejabat pimpinan tinggi pratama
yang membidangi kepegawaian di lingkungannya
untuk penetapan pengangkatan, pemindahan,
pemberhentian dalam dan dari jabatan fungsional,
dan penetapan pengangkatan kembali jabatan
fungsional di lingkungan daerah provinsi untuk
jabatan fungsional ahli pertama, jabatan fungsional
ahli muda, dan/atau jabatan fungsional
keterampilan; dan
c. PPK daerah kabupaten/kota dapat memberikan
kuasa kepada PyB di lingkungannya untuk
penetapan pengangkatan, pemindahan,
pemberhentian dalam dan dari jabatan fungsional,
dan penetapan pengangkatan kembali jabatan
fungsional ahli pertama, jabatan fungsional ahli
muda, dan/atau jabatan fungsional keterampilan.
(2) PPK menyampaikan tembusan keputusan pemberian
kuasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada
Instansi Pembina, menteri yang menyelenggarakan
urusan dibidang pendayagunaan aparatur negara dan
reformasi birokrasi, dan Kepala Badan Kepegawaian
Negara.
(3) Pejabat yang menerima pemberian kuasa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) menandatangani keputusan
tersebut atas nama PPK yang memberikan kuasa.

jdih.pu.go.id
- 30 -

Bagian Ketujuh
Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Jabatan

Pasal 41
(1) Setiap PNS yang diangkat ke dalam JF Bidang PUPR
harus dilantik dan diambil sumpah/janji jabatan
menurut agama atau kepercayaannya kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
(2) Sumpah/janji jabatan diambil oleh PPK di lingkungannya
masing-masing.
(3) PPK dapat menunjuk pejabat lain di lingkungannya
minimal pejabat pimpinan tinggi pratama untuk
mengambil sumpah/janji jabatan bagi jabatan fungsional
kategori keterampilan, dan kategori keahlian jenjang ahli
pertama sampai dengan ahli madya.
(4) Pengambilan sumpah/janji jabatan bagi Pejabat
Fungsional Bidang PUPR kategori keterampilan dan
kategori keahlian jenjang ahli pertama sampai dengan
ahli madya dilakukan oleh:
a. pejabat pimpinan tinggi madya pada Instansi Pusat
dan Instansi Daerah provinsi; dan
b. pejabat pimpinan tinggi pratama yang membidangi
kesekretariatan pada Instansi Daerah
kabupaten/kota.
(5) PNS yang sudah ditetapkan keputusan pengangkatan
dalam JF Bidang PUPR, harus sudah dilakukan
pelantikan dan pengambilan sumpah/janji jabatan paling
lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak keputusan
pengangkatannya ditetapkan, kecuali bagi yang
menduduki JF Bidang PUPR ahli utama yang keputusan
pengangkatannya oleh Presiden.
(6) Dalam hal tertentu, pengambilan sumpah/janji dapat
dilakukan dengan memanfaatkan media elektronik
dengan teknis pelaksanaan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(7) Pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan dapat
dilakukan bagi pejabat fungsional yang diangkat melalui
mekanisme pengangkatan pertama, perpindahan dari
jabatan lain, penyesuaian, dan promosi tidak termasuk
kenaikan jenjang jabatan dan pengangkatan kembali.
(8) Pelaksanaan sumpah/janji sebagaimana dimaksud
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

BAB IV
KOMPETENSI JF BIDANG PUPR

Bagian Kesatu
Standar Kompetensi

Pasal 42
(1) Standar kompetensi JF Bidang PUPR terdiri atas:
a. kompetensi teknis;
b. kompetensi manajerial; dan
c. kompetensi sosial kultural.

jdih.pu.go.id
- 31 -

(2) Standar kompetensi teknis JF Bidang PUPR sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) huruf a disusun oleh Instansi
Pembina dan ditetapkan oleh kementerian yang
menyelenggarakan urusan di bidang pendayagunaan
aparatur negara dan reformasi birokrasi.
(3) Standar kompetensi manajerial sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b dan standar kompetensi sosial
kultural JF Bidang PUPR sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf c sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(4) Pejabat Fungsional Bidang PUPR harus memenuhi
standar kompetensi sesuai jenjang JF Bidang PUPR yang
diduduki.

Pasal 43
(1) Pengembangan kompetensi JF Bidang PUPR dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan kompetensi Pejabat
Fungsional Bidang PUPR sesuai standar kompetensi
jabatan dan rencana pengembangan karier.
(2) Pejabat Fungsional Bidang PUPR sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus mengembangkan kompetensi secara
berkelanjutan sesuai dengan minat dan kebutuhan
pelaksanaan tugas jabatan fungsional yang diduduki
dalam sistem pembelajaran terintegrasi.
(3) Sistem pembelajaran terintegrasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) disusun oleh Instansi Pembina.
(4) Instansi Pembina sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
menyusun konten pembelajaran, strategi, dan program
pengembangan kompetensi untuk mendukung
percepatan pengembangan kompetensi pejabat
fungsional.
(5) Pelaksanaan pembelajaran terintegrasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(6) Dalam melaksanakan pengembangan kompetensi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat
(5), Unit Pembina berkoordinasi dengan Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia.

Bagian Kedua
Uji Kompetensi

Pasal 44
(1) Uji Kompetensi dilakukan untuk mengukur dan menilai
kompetensi yang dimiliki oleh calon Pejabat Fungsional
Bidang PUPR /Pejabat Fungsional Bidang PUPR.
(2) Uji Kompetensi JF Bidang PUPR dilaksanakan oleh
Instansi Pembina.
(3) Instansi Pengguna atau organisasi profesi JF Bidang
PUPR dapat menyelenggarakan Uji Kompetensi JF Bidang
PUPR setelah mendapatkan akreditasi atau bekerja sama
Instansi Pembina.

jdih.pu.go.id
- 32 -

(4) Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dilaksanakan bagi:
a. PNS yang akan diangkat ke dalam JF Bidang PUPR
melalui perpindahan dari jabatan lain;
b. PNS yang akan diangkat ke dalam JF Bidang PUPR
melalui promosi;
c. Pejabat Fungsional Bidang PUPR yang akan naik
jenjang jabatan setingkat lebih tinggi;
d. Pejabat Fungsional Bidang PUPR yang sedang dalam
proses pemeliharaan Kinerja;
e. Pejabat Fungsional Bidang PUPR yang
menyesuaikan jenjang jabatannya karena memiliki
pangkat golongan ruang yang lebih tinggi dari
jenjang jabatan fungsional sebelumnya; dan
f. kondisi tertentu sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(5) Calon Pejabat Fungsional Bidang PUPR/Pejabat
Fungsional Bidang PUPR sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat diusulkan untuk mengikuti Uji Kompetensi
dengan memenuhi persyaratan tidak sedang menjalani
hukuman disiplin sedang/berat, tidak sedang dalam
proses pemeriksaan dengan ancaman hukuman disiplin
tingkat sedang/berat, dan tidak sedang menjalankan cuti
di luar tanggungan negara.
(6) Pejabat Fungsional Bidang PUPR yang akan naik jenjang
jabatan setingkat lebih tinggi selain memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) harus
memenuhi Angka Kredit Kumulatif yang dipersyaratkan.
(7) Calon Pejabat Fungsional Bidang PUPR/Pejabat
Fungsional Bidang PUPR sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) yang lulus dalam Uji Kompetensi pengangkatan
dan kenaikan jabatan dalam JF Bidang PUPR akan
diberikan rekomendasi pengangkatan oleh Instansi
Pembina yang berlaku selama 2 (dua) tahun.
(8) Dalam hal calon Pejabat Fungsional Bidang PUPR
/Pejabat Fungsional Bidang PUPR tidak lulus Uji
Kompetensi, calon Pejabat Fungsional Bidang PUPR
/Pejabat Fungsional Bidang PUPR dapat diusulkan
kembali mengikuti Uji Kompetensi pada jenjang dan
jabatan fungsional yang sama 1 (satu) kali minimal 6
(enam) bulan setelah dinyatakan tidak lulus dengan
melampirkan surat pernyataan telah dilakukan
pengembangan kompetensi yang ditandatangani minimal
oleh pejabat pimpinan tinggi pratama yang membidangi
kepegawaian.
(9) Dalam hal calon pejabat fungsional Bidang PUPR
/Pejabat Fungsional Bidang PUPR tidak lulus Uji
Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (8), calon
pejabat fungsional Bidang PUPR/Pejabat Fungsional
Bidang PUPR dapat mengikuti Uji Kompetensi kembali
minimal 3 (tiga) tahun setelah dinyatakan tidak lulus
pada Uji Kompetensi yang pertama.

jdih.pu.go.id
- 33 -

(10) Pelaksanaan Uji Kompetensi JF Bidang PUPR


dilaksanakan minimal 4 (empat) kali dalam setahun pada
bulan Februari, bulan Mei, bulan Agustus, bulan
November dan/atau sesuai kebutuhan Uji Kompetensi JF
Bidang PUPR.
(11) Pelaksanaan penyelenggaraan Uji Kompetensi diatur oleh
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB IV
PENILAIAN KINERJA

Pasal 45
(1) Penilaian kinerja Pejabat Fungsional Bidang PUPR
merupakan evaluasi Kinerja yang dilaksanakan secara
periodik dan tahunan yang ditetapkan dalam predikat
kinerja pejabat fungsional.
(2) Predikat kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas:
a. sangat baik;
b. baik;
c. cukup/butuh perbaikan;
d. kurang; atau
e. sangat kurang.
(3) Pejabat Fungsional Bidang PUPR yang mendapatkan
predikat kinerja tahunan kurang sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf d atau sangat kurang sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf e diberikan kesempatan
perbaikan kinerja selama 6 (enam) bulan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) Dalam hal pejabat fungsional tidak menunjukan
perbaikan kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
pejabat fungsional yang bersangkutan harus mengikuti
Uji Kompetensi sesuai jenjang jabatan yang diduduki.
(5) Dalam hal pejabat fungsional sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) tidak mengikuti Uji Kompetensi paling lama
6 (enam) bulan setelah masa perbaikan kinerja berakhir
atau tidak memenuhi kompetensi berdasarkan Uji
Kompetensi, pejabat fungsional tersebut diberhentikan
dari jabatan fungsionalnya.
(6) Dalam hal pejabat fungsional pada ayat (4), dinyatakan
memenuhi kompetensi berdasarkan Uji Kompetensi,
pejabat yang bersangkutan diberikan kesempatan 1
(satu) tahun untuk memenuhi predikat kinerja tahunan
minimal baik.
(7) Dalam hal pejabat fungsional tidak memenuhi predikat
kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (6), pejabat
fungsional tersebut diberhentikan dari jabatan
fungsionalnya.

jdih.pu.go.id
- 34 -

Pasal 46
(1) Pejabat Penilai Kinerja melakukan konversi predikat
kinerja yang telah ditetapkan ke dalam Angka Kredit.
(2) Konversi predikat kinerja sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. sangat baik ditetapkan nilai kuantitatif sebesar
150% (seratus lima puluh persen) dari koefisien
Angka Kredit tahunan sesuai dengan jenjang jabatan
fungsional;
b. baik ditetapkan nilai kuantitatif sebesar 100%
(seratus persen) dari koefisien Angka Kredit tahunan
sesuai dengan jenjang jabatan fungsional;
c. cukup/butuh perbaikan ditetapkan nilai kuantitatif
sebesar 75% (tujuh puluh lima persen) dari koefisien
Angka Kredit tahunan sesuai dengan jenjang jabatan
fungsional;
d. kurang ditetapkan nilai kuantitatif sebesar 50%
(lima puluh persen) dari koefisien Angka Kredit
tahunan sesuai dengan jenjang jabatan fungsional;
dan
e. sangat kurang ditetapkan nilai kuantitatif sebesar
25% (dua puluh lima persen) dari koefisien Angka
Kredit tahunan sesuai dengan jenjang jabatan
fungsional.
(3) Koefisien Angka Kredit sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf a sampai dengan huruf e bagi JF bidang PUPR
setiap tahun ditetapkan paling sedikit:
a. 3,75 (tiga koma tujuh puluh lima) untuk Pejabat
Fungsional Bidang PUPR pemula;
b. 5 (lima) untuk Pejabat Fungsional Bidang PUPR
terampil;
c. 12,5 (dua belas koma lima) untuk Pejabat
Fungsional Bidang PUPR mahir;
d. 25 (dua puluh lima) untuk Pejabat Fungsional
Bidang PUPR penyelia;
e. 12,5 (dua belas koma lima) untuk Pejabat
Fungsional Bidang PUPR ahli pertama;
f. 25 (dua puluh lima) untuk Pejabat Fungsional
Bidang PUPR ahli muda;
g. 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) untuk Pejabat
Fungsional Bidang PUPR ahli madya; dan
h. 50 (lima puluh) untuk Pejabat Fungsional Bidang
PUPR ahli utama.
(4) Capaian Angka Kredit selama satu tahun untuk seluruh
kegiatan yang dilaksanakan ditetapkan paling tinggi
150% (seratus lima puluh persen) dari koefisien Angka
Kredit tahunan.

jdih.pu.go.id
- 35 -

(5) Capaian Angka Kredit sebagaimana dimaksud pada ayat


(4) bagi JF Bidang PUPR setiap tahun ditetapkan paling
banyak:
a. 5,62 (lima koma enam puluh dua) untuk Pejabat
Fungsional Bidang PUPR pemula;
b. 7,5 (tujuh koma lima) untuk Pejabat Fungsional
Bidang PUPR terampil;
c. 18,75 (delapan belas koma tujuh lima) untuk
Pejabat Fungsional Bidang PUPR mahir;
d. 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) untuk Pejabat
Fungsional Bidang PUPR penyelia;
e. 18,75 (delapan belas koma tujuh lima) untuk
Pejabat Fungsional Bidang PUPR ahli pertama;
f. 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) untuk Pejabat
Fungsional Bidang PUPR ahli muda;
g. 56,25 (lima puluh enam koma dua lima) untuk
Pejabat Fungsional Bidang PUPR ahli madya; dan
h. 75 (tujuh puluh lima) untuk Pejabat Fungsional
Bidang PUPR ahli utama.
(6) Dalam hal predikat kinerja diperoleh melalui evaluasi
kinerja yang dilaksanakan secara periodik maupun
tahunan, konversi predikat kinerja ke dalam Angka
Kredit dapat dihitung secara proporsional berdasarkan
periode penilaian yang berjalan sepanjang terpenuhi
ekspektasi.
(7) Instansi Pengguna harus menyampaikan hasil konversi
Angka Kredit tahunan dan/atau penetapan Angka Kredit
Pejabat Fungsional Bidang PUPR kepada Instansi
Pembina minimal setiap 1 (satu) tahun sekali.
(8) Pejabat Fungsional Bidang PUPR yang memperoleh ijazah
pendidikan formal lebih tinggi setelah diangkat kembali
dan telah mendapatkan persetujuan teknis dari Badan
Kepegawaian Negara diberikan tambahan Angka Kredit
sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari Angka Kredit
Kumulatif kenaikan pangkat sesuai jenjangnya untuk 1
(satu) kali penilaian saat yang bersangkutan telah duduk
dalam JF Bidang PUPR dan tidak pernah dinilai
sebelumnya.
(9) Tambahan Angka Kredit sebagaimana dimaksud pada
ayat (8) hanya diberikan bagi Pejabat Fungsional Bidang
PUPR dengan Predikat Kinerja minimal baik dalam 2
(dua) tahun terakhir.

BAB V
TIM PENILAI KINERJA

Bagian Kesatu
Tim Penilai Kinerja

Pasal 47
(1) Tim penilai kinerja dibentuk oleh PyB.
(2) Tim penilai kinerja dapat terdiri dari unsur pimpinan
tinggi, administrator, dan pengawas.

jdih.pu.go.id
- 36 -

(3) Tim penilai kinerja terdiri dari PNS yang memiliki


kompetensi yang dibutuhkan, berasal dari:
a. unsur kepegawaian;
b. unsur pengawasan internal; atau
c. unsur lain yang dipandang perlu oleh PyB.

Pasal 48
(1) Tim penilai kinerja mempunyai tugas memberikan
pertimbangan pada PPK atas usul pengangkatan,
pemindahan, dan pemberhentian dalam jabatan,
pengembangan kompetensi, serta pemberian
penghargaan berdasarkan hasil penilaian kinerja dan
catatan riwayat kepegawaian bagi PNS.
(2) Tim penilai kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dalam melaksanakan tugas dibantu oleh sekretariat.
(3) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilaksanakan oleh Unit Kerja yang membidangi
pengelolaan kepegawaian.

Pasal 49
(1) Tim penilai kinerja JF Bidang PUPR pada Instansi
Pembina terdiri atas:
a. tim penilai kinerja tingkat Kementerian;
b. tim penilai kinerja tingkat Unit Organisasi;
c. tim penilai kinerja tingkat Unit Kerja eselon II; dan
d. tim penilai kinerja tingkat unit pelaksana teknis
eselon III.
(2) Tim penilai kinerja tingkat Kementerian sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a, bertugas memverifikasi
dan memberikan rekomendasi penilaian kinerja bagi
Pejabat Fungsional Bidang PUPR ahli utama.
(3) Tim penilai kinerja tingkat Unit Organisasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b bertugas memverifikasi
dan memberikan rekomendasi penilaian kinerja bagi
Pejabat Fungsional Bidang PUPR ahli madya.
(4) Tim penilai kinerja tingkat Unit Kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c bertugas memverifikasi
dan memberikan rekomendasi penilaian kinerja bagi
Pejabat Fungsional Bidang PUPR ahli muda, ahli pertama
dan kategori keterampilan.
(5) Tim penilai kinerja tingkat unit pelaksana teknis eselon
III sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d bertugas
memverifikasi dan memberikan rekomendasi penilaian
kinerja bagi Pejabat Fungsional Bidang PUPR yang
berkedudukan di bawahnya.

Pasal 50
(1) Tim penilai kinerja tingkat Kementerian minimal terdiri
atas pejabat pimpinan tinggi madya dan pejabat
pimpinan tinggi pratama yang membidangi kepegawaian
yang diketuai oleh pimpinan tinggi madya yang
membidangi kesekretariatan.

jdih.pu.go.id
- 37 -

(2) Tim penilai kinerja tingkat Unit Organisasi minimal


terdiri atas pejabat pimpinan tinggi madya yang
memimpin Unit Organisasi, para pejabat pimpinan tinggi
pratama, administrator yang membidangi kepegawaian,
dan administrator yang membidangi pengelolaan jabatan
fungsional di lingkup organisasinya yang diketuai oleh
jabatan pimpinan tinggi madya pimpinan unit organisasi.
(3) Tim penilai kinerja tingkat Unit Kerja/unit pelaksana
teknis setingkat eselon II minimal terdiri atas pejabat
pimpinan unit kerja, pejabat administrator/pengawas
yang membidangi kepegawaian/ketatausahaan di lingkup
Unit Kerja yang diketuai oleh pimpinan unit kerja.
(4) Tim penilai kinerja tingkat unit pelaksana teknis
setingkat eselon III minimal terdiri atas pejabat pimpinan
unit pelaksana teknis, administrator yang membidangi
kepegawaian pada sekretariat unit organisasinya,
pengawas yang membidangi kepegawaian/
ketatausahaan di lingkup Unit Kerja yang diketuai oleh
pimpinan unit kerja.

Pasal 51
Instansi Pengguna dapat membentuk tim penilai kinerja
sesuai dengan kebutuhan organisasinya.

Bagian Kedua
Tim Verifikasi

Pasal 52
(1) Unit Pembina dapat membentuk tim verifikasi untuk
melakukan pemeriksaan administrasi atas usulan Uji
Kompetensi pengangkatan dan kenaikan jenjang bagi
Pejabat Fungsional Bidang PUPR.
(2) Tugas tim verifikasi sebagaimana dimaksud ayat (1)
sebagai berikut:
a. memeriksa dokumen usulan;
b. melakukan verifikasi kesesuaian persyaratan;
c. menyiapkan bahan usulan keikutsertaan Uji
Kompetensi; dan
d. menyiapkan rekomendasi sebagai bahan
pertimbangan pimpinan Unit Pembina dalam
menetapkan rekomendasi pengangkatan atas usulan
pengangkatan ke dalam/kenaikan jenjang, dan
pemeliharaan kinerja Pejabat Fungsional Bidang
PUPR.
(3) Ketentuan lebih lanjut tentang tata kerja tim verifikasi
Angka Kredit diatur oleh Unit Pembina.

BAB VI
PENETAPAN ANGKA KREDIT

Pasal 53
(1) Pengusulan penetapan Angka Kredit Pejabat Fungsional
Bidang PUPR diajukan oleh pejabat fungsional kepada
atasan langsung selaku Pejabat Penilai Kinerja untuk
ditetapkan menjadi penetapan Angka Kredit.

jdih.pu.go.id
- 38 -

(2) Usulan penetapan Angka Kredit sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) dilakukan setelah Angka Kredit kumulatif
telah memenuhi persyaratan untuk kenaikan pangkat
dan/atau jabatan.
(3) Penetapan Angka Kredit JF Bidang PUPR sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) selanjutnya digunakan sebagai
bahan pertimbangan dalam kenaikan pangkat dan/atau
jenjang JF Bidang PUPR.
(4) PyB yang menetapkan Angka Kredit Pejabat Fungsional
Bidang PUPR merupakan Pejabat Penilai Kinerja pada
Unit Kerja di seluruh Instansi Pemerintah dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Pejabat Penilai Kinerja dengan jabatan minimal
pengawas menetapkan Angka Kredit Pejabat
Fungsional Bidang PUPR yang berada dibawahnya
untuk kategori keterampilan, dan ahli pertama;
b. Pejabat Penilai Kinerja dengan jabatan minimal
administrator menetapkan Angka Kredit Pejabat
Fungsional Bidang PUPR yang berada di bawahnya
untuk paling tinggi ahli muda;
c. dalam hal terdapat Pejabat Fungsional Bidang PUPR
ahli madya yang ditugaskan pada unit pelaksana
teknis eselon III, Pejabat Penilai Kinerja dengan
jabatan administrator dapat menetapkan Angka
Kredit bagi Pejabat Fungsional Bidang PUPR ahli
madya;
d. Pejabat Penilai Kinerja dengan jabatan minimal
pimpinan tinggi pratama menetapkan Angka Kredit
Pejabat Fungsional Bidang PUPR yang berada di
bawahnya untuk paling tinggi jenjang ahli madya;
e. Pejabat Penilai Kinerja dengan jabatan minimal
pimpinan tinggi madya menetapkan Angka Kredit
untuk paling tinggi Pejabat Fungsional Bidang PUPR
ahli utama; dan
f. Pejabat Penilai Kinerja dengan jabatan fungsional,
menetapkan Angka Kredit untuk pejabat fungsional
di bawahnya dengan jenjang paling tinggi sama
dengan jenjang jabatannya.
(5) Dalam hal Pejabat Penilai Kinerja yang berwenang
menetapkan Angka Kredit sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) berhalangan sehingga tidak dapat menetapkan
Angka Kredit sampai batas waktu yang ditentukan, maka
Angka Kredit dapat ditetapkan oleh Pejabat Penilai
Kinerja satu tingkat di atasnya atau pejabat lainnya yang
menjadi pejabat pelaksana tugas sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

jdih.pu.go.id
- 39 -

BAB VII
KENAIKAN PANGKAT

Pasal 54
(1) Kenaikan pangkat dapat dipertimbangkan apabila:
a. telah 2 (dua) tahun dalam pangkat terakhir;
b. memenuhi jumlah Angka Kredit Kumulatif yang
ditentukan untuk kenaikan pangkat setingkat lebih
tinggi; dan
c. predikat kinerja minimal bernilai baik dalam 2 (dua)
tahun terakhir.
(2) Usul kenaikan pangkat JF Bidang PUPR disampaikan
oleh pimpinan unit kerja yang bersangkutan kepada PyB,
sesuai dengan prosedur dan ketentuan peraturan
perundang-undangan dengan melampirkan:
a. salinan sah keputusan jabatan fungsional terakhir;
b. salinan sah keputusan kenaikan pangkat terakhir;
c. salinan sah penilaian kinerja/evaluasi kinerja
minimal bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir;
d. asli penetapan Angka Kredit terakhir; dan
e. salinan sah surat pernyataan pelantikan atau berita
acara pelantikan JF Bidang PUPR.
(3) PPK menetapkan kenaikan pangkat berdasarkan
pertimbangan tim penilai kinerja PNS setelah
mendapatkan pertimbangan teknis Badan Kepegawaian
Negara.
(4) Pejabat Fungsional Bidang PUPR yang telah memenuhi
Angka Kredit Kumulatif untuk kenaikan pangkat jabatan
fungsional bersamaan dengan kenaikan jenjang jabatan
fungsional, dilakukan kenaikan jenjang jabatan
fungsional terlebih dahulu, dan dengan Angka Kredit
yang sama diusulkan kenaikan pangkat.
(5) Pejabat Fungsional Bidang PUPR yang memiliki Angka
Kredit melebihi Angka Kredit yang dipersyaratkan untuk
kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi, kelebihan Angka
Kredit tersebut dapat diperhitungkan untuk kenaikan
pangkat berikutnya dalam satu jenjang JF Bidang PUPR.
(6) Dalam hal pejabat fungsional tidak dapat diangkat ke
dalam jenjang jabatan yang lebih tinggi karena tidak
tersedia lowongan kebutuhan jenjang jabatan fungsional,
dapat diusulkan kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi
sebanyak 1 (satu) kali kenaikan pangkat setelah lulus Uji
Kompetensi pada jenjang yang ditentukan.
(7) Kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi tersebut
berdasarkan capaian Angka Kredit yang dipersyaratkan
untuk kenaikan pangkat pada jenjang jabatan yang
didudukinya.

jdih.pu.go.id
- 40 -

(8) Dalam hal pejabat fungsional telah menduduki jenjang


jabatan fungsional setingkat lebih tinggi maka Angka
Kredit yang ditetapkan sebesar 0 (nol) setelah yang
bersangkutan menduduki pangkat/golongan ruang
minimal pada jenjang jabatan yang baru.
(9) Angka Kredit baru sebesar 0 (nol) sebagaimana dimaksud
pada ayat (8) ditetapkan dalam Penetapan Angka Kredit
oleh Pejabat Penilai Kinerja sebagai dasar perhitungan
Angka Kredit pada jenjang jabatan yang baru.

Pasal 55
(1) Pejabat Fungsional Bidang PUPR kategori keterampilan
yang telah memperoleh ijazah sesuai dengan syarat
kualifikasi pendidikan pada kategori keahlian yang
memiliki pangkat di bawah penata muda golongan ruang
III/a dapat dipertimbangkan kenaikan pangkatnya ke
dalam pangkat penata muda golongan ruang III/a setelah
mengikuti dan lulus ujian kenaikan pangkat penyesuaian
ijazah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(2) Dalam hal Pejabat Fungsional Bidang PUPR yang
memperoleh ijazah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
telah memenuhi Angka Kredit Kumulatif untuk kenaikan
pangkat ke penata muda golongan ruang III/a, maka
kenaikan pangkat dilakukan tanpa melalui ujian
kenaikan pangkat penyesuaian ijazah.

Pasal 56
(1) Pejabat Fungsional Bidang PUPR yang memiliki penilaian
kinerja dan keahlian yang luar biasa dalam menjalankan
tugas jabatan fungsional dapat diberikan penghargaan
berupa kenaikan pangkat istimewa.
(2) Pemberian kenaikan pangkat istimewa dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

BAB VII
PEMBERHENTIAN DARI JF BIDANG PUPR

Pasal 57
(1) PNS diberhentikan dari JF Bidang PUPR apabila:
a. mengundurkan diri dari jabatan;
b. diberhentikan sementara sebagai PNS;
c. menjalani cuti di luar tanggungan negara;
d. menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan;
e. ditugaskan secara penuh di luar JF Bidang PUPR
yang sedang diduduki; atau
f. tidak memenuhi persyaratan jabatan.

jdih.pu.go.id
- 41 -

(2) PNS yang diberhentikan dari JF Bidang PUPR karena


alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
huruf c, huruf d, dan huruf e dapat diangkat kembali ke
dalam jabatan fungsional menggunakan mekanisme
pengangkatan kembali sesuai dengan jenjang jabatan
fungsional terakhir atau menggunakan mekanisme
pengangkatan lainnya, apabila tersedia lowongan
jabatan.
(3) Terhadap pejabat fungsional sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a dan huruf f dilaksanakan
pemeriksaan oleh tim pemeriksa pada Unit Kerja yang
membidangi kepegawaian atau jabatan fungsional pada
kategori keterampilan, ahli pertama sampai dengan ahli
madya, dan sekretariat jenderal untuk ahli utama, yang
digunakan sebagai bahan pertimbangan dari PyB
sebelum ditetapkan pemberhentiannya.
(4) Pejabat Fungsional Bidang PUPR yang diberhentikan
sebagaimana dimaksud ayat (3) tidak dapat diangkat
kembali dalam jabatan fungsional yang sama sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
(5) Pemberhentian dari JF Bidang PUPR ahli utama
ditetapkan oleh Presiden dan pemberhentian dari JF
Bidang PUPR selain jabatan fungsional ahli utama
ditetapkan oleh:
a. Menteri untuk JF Bidang PUPR ahli madya;
b. Sekretaris Jenderal untuk JF Bidang PUPR ahli
muda;
c. Kepala Biro Kepegawaian, Organisasi dan Tata
Laksana untuk JF Bidang PUPR ahli pertama
sampai dengan kategori keterampilan; dan
d. PPK pada Instansi Pemerintah sesuai
kewenangannya.
(6) Dokumen persyaratan pemberhentian dari JF Bidang
PUPR:
a. surat usul dari sekretaris unit organisasi atau
kepala biro/kepala pusat di sekretariat jenderal
Kementerian bagi instansi Kementerian atau
minimal pejabat pimpinan tinggi pratama yang
membidangi kepegawaian bagi Instansi Pemerintah
di luar Kementerian;
b. salinan keputusan pengangkatan dalam JF Bidang
PUPR;
c. salinan penetapan Angka Kredit terakhir;
d. salinan keputusan tugas belajar bagi JF Bidang
PUPR yang tugas belajar; dan
e. salinan keputusan jabatan pimpinan tinggi dan
administrasi bagi JF Bidang PUPR yang ditugaskan
secara penuh di luar jabatan fungsionalnya;

jdih.pu.go.id
- 42 -

f. salinan keputusan cuti di luar tanggungan negara


bagi JF Bidang PUPR yang sedang menjalani cuti di
luar tanggungan negara;
g. salinan keputusan pemberhentian sementara
sebagai PNS bagi JF Bidang PUPR yang
diberhentikan sementara sebagai PNS; dan
h. berita acara pemeriksaan yang ditandatangani dari
unsur kepegawaian yang menangani dari Unit Kerja
yang bersangkutan khusus pemberhentian dari JF
Bidang PUPR karena mengundurkan diri dan tidak
memenuhi persyaratan jabatan.

Pasal 58
(1) Pemberhentian dikarenakan alasan mengundurkan diri
dari JF Bidang PUPR sebagaimana dimaksud dalam Pasal
57 ayat (1) huruf a dapat dipertimbangkan dalam hal
memiliki alasan pribadi yang tidak mungkin untuk
melaksanakan tugas jabatan fungsional.
(2) Pengunduran diri sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
wajib disampaikan secara tertulis kepada PPK dengan
menyertakan alasan pengunduran diri.
(3) PPK menetapkan pemberhentian pejabat fungsional dan
melaporkan kepada Instansi Pembina.

Pasal 59
Kriteria pemberhentian dari JF Bidang PUPR yang tidak
memenuhi persyaratan jabatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 57 ayat (1) huruf f apabila:
a. predikat kinerja tahunan bagi pejabat fungsional kurang
atau sangat kurang dan tidak menunjukkan perbaikan
kinerja setelah diberikan kesempatan selama 6 (enam)
bulan untuk memperbaiki kinerjanya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan/atau
b. tidak memenuhi standar kompetensi yang ditentukan
pada jabatan fungsional yang diduduki.

Pasal 60
(1) Pemberhentian dari JF Bidang PUPR karena
mengundurkan diri dilakukan dengan tata cara sebagai
berikut:
a. pejabat fungsional bersangkutan menyampaikan
usulan pemberhentian secara berjenjang kepada
sekretaris unit organisasi atau kepala biro/kepala
pusat di lingkungan Kementerian atau kepada
jabatan pimpinan tinggi pratama yang membidangi
kepegawaian bagi Pejabat Fungsional Bidang PUPR
di luar Kementerian;
b. sekretaris unit organisasi atau kepala biro/kepala
pusat di lingkungan Kementerian atau pejabat
pimpinan tinggi pratama yang membidangi
kepegawaian bagi Pejabat Fungsional Bidang PUPR
di luar Kementerian menyampaikan usulan meminta
persetujuan pada pimpinan unit kerja pembina JF

jdih.pu.go.id
- 43 -

Bidang PUPR pada Instansi Pembina setelah


dilakukan pemeriksaan dengan pihak terkait;
c. pimpinan unit kerja Pembina JF Bidang PUPR
melakukan verifikasi terkait surat usul pengunduran
diri dari usulan yang disampaikan oleh sekretaris
unit organisasi atau kepala biro/kepala pusat di
lingkungan Kementerian;
d. pimpinan unit kerja Pembina JF Bidang PUPR
menyampaikan persetujuan pengunduran diri yang
bersangkutan kepada Biro Kepegawaian, Organisasi
dan Tata Laksana bagi pegawai di Kementerian
untuk proses penerbitan keputusan pemberhentian;
e. dalam hal usul pengunduran diri yang bersangkutan
tidak disetujui, pimpinan Unit kerja Pembina JF
Bidang PUPR menyampaikan surat pemberitahuan
tidak menyetujui pengunduran diri yang
bersangkutan kepada Unit Kerja pengusul; dan
f. tata cara/mekanisme pemberhentian dari JF Bidang
PUPR pada Instansi Pemerintah dilakukan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Pemberhentian dari JF Bidang PUPR karena tidak
memenuhi persyaratan jabatan dilakukan dengan tata
cara sebagai berikut:
a. sekretaris unit organisasi atau kepala biro/ kepala
pusat di lingkungan Kementerian atau jabatan
pimpinan tinggi Pratama yang membidangi
kepegawaian bagi pegawai Instansi Pemerintah
menyampaikan usulan Uji Kompetensi pejabat
fungsional yang memiliki predikat kinerja kurang
atau sangat kurang dan tidak menunjukkan
perbaikan kinerja setelah diberikan kesempatan
selama 6 (enam) bulan untuk memperbaiki
kinerjanya, kepada Unit kerja pembina JF Bidang
PUPR pada Instansi Pembina;
b. Unit Pembina melakukan verifikasi dan
mengusulkan Uji Kompetensi pada Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian;
c. dalam hal pejabat fungsional yang bersangkutan
dinyatakan memenuhi standar kompetensi
berdasarkan hasil Uji Kompetensi, Unit Pembina
menyampaikan rekomendasi kepada unit/instansi
pengusul untuk memberi kesempatan selama 1
(satu) tahun untuk mengumpulkan Angka Kredit
minimal per tahun;
d. dalam hal pejabat fungsional tidak memenuhi
standar kompetensi berdasarkan hasil Uji
Kompetensi, maka Unit Kerja pembina JF
menyampaikan rekomendasi untuk penerbitan
keputusan pemberhentian ke Biro Kepegawaian,
Organisasi dan Tata Laksana bagi pegawai di intrnal
Kementerian atau PPK pada Instansi Pemerintah
pengusul bagi Pejabat Fungsional Bidang PUPR di
luar Instansi Pembina; dan

jdih.pu.go.id
- 44 -

e. bagi Pejabat Fungsional Bidang PUPR yang tidak


dapat mengumpulkan Angka Kredit minimal setelah
mendapatkan kesempatan 1 (satu) tahun
sebagaimana dimaksud pada huruf c, pimpinan unit
kerja yang bersangkutan mengusulkan
pemberhentian kepada Biro Kepegawaian,
Organisasi dan Tata Laksana bagi pegawai di
internal Kementerian atau PPK di Instansi
Pemerintah bagi Pejabat Fungsional Bidang PUPR di
luar Instansi Pembina.
(3) Pemberhentian dari JF Bidang PUPR karena tugas
belajar, penugasan secara penuh di luar jabatan
fungsional, cuti di luar tanggungan negara dilakukan
dengan tata cara sebagai berikut:
a. sekretaris unit organisasi atau kepala biro/kepala
pusat menyampaikan usulan pemberhentian pejabat
fungsional yang sedang mengikuti tugas belajar lebih
dari 6 (enam) bulan, ditugaskan secara penuh di
luar jabatan fungsionalnya, atau cuti di luar
tanggungan negara kepada Biro Kepegawaian,
Organisasi dan Tata Laksana bagi pegawai di
Kementerian untuk ditetapkan keputusan
pemberhentiannya; dan
b. pmberhentian bagi pejabat fungsional di luar
Kementerian yang sedang mengikuti tugas belajar
lebih dari 6 (enam) bulan, ditugaskan secara penuh
di luar jabatan fungsionalnya, atau cuti di luar
tanggungan negara dilakukan sesuai dengan
ketentuan pemberhentian masing-masing instansi.

BAB VIII
PENGANGKATAN KEMBALI JF BIDANG PUPR

Pasal 61
(1) Pengangkatan kembali dalam JF Bidang PUPR, berlaku
bagi PNS yang telah diberhentikan dari jabatan
fungsional karena:
a. diberhentikan sementara sebagai PNS;
b. menjalani cuti di luar tanggungan negara;
c. menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan;
atau
d. ditugaskan secara penuh di luar jabatan fungsional
yang sedang diduduki.
(2) Pengangkatan kembali dalam JF Bidang PUPR harus
mempertimbangkan lowongan kebutuhan untuk jabatan
fungsional yang akan diduduki.
(3) Pengangkatan kembali dalam JF Bidang PUPR dapat
dilakukan apabila :
a. PNS yang dibebaskan sementara sebagai PNS atau
menjalani cuti di luar tanggungan negara telah aktif
kembali sebagai PNS;

jdih.pu.go.id
- 45 -

b. PNS telah selesai mengikuti tugas belajar dan


mendapat surat pengembalian tugas belajar yang
ditetapkan oleh PyB;
c. PNS sudah tidak menduduki jabatan di luar jabatan
fungsional yang akan diduduki; dan
d. PNS tidak sedang menjalani hukuman disiplin
sedang/berat dan/atau tidak sedang dalam proses
pemeriksaan dengan ancaman hukuman disiplin
tingkat sedang/berat.
(4) Pengangkatan kembali dalam JF Bidang PUPR bagi PNS
yang selesai mengikuti tugas belajar sebagaimana
dimaksud ayat (3) huruf b di atas, minimal 1 (satu) tahun
sejak pengembalian tugas belajar harus sudah diangkat
kembali ke dalam jabatan fungsional terakhir yang
diduduki sebelum tugas belajar apabila tersedia
lowongan jabatan pada jabatan fungsional tersebut.
(5) Pengangkatan kembali Pejabat Fungsional Bidang PUPR
yang melaksanakan tugas belajar dilakukan dengan
menggunakan Angka Kredit Kumulatif terakhir yang
dimiliki dalam jenjang jabatannya dan tidak dapat
ditambah dari penilaian kinerja tugas bidang jabatan
fungsional selama diberhentikan berdasarkan hasil
konversi predikat kinerja pejabat fungsional yang
bersangkutan.
(6) Pengangkatan kembali Pejabat Fungsional Bidang PUPR
yang diberhentikan karena ditugaskan secara penuh di
luar jabatan fungsionalnya sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf d sesuai dengan jenjang jabatan fungsional
terakhirnya atau dapat melalui mekanisme pengangkatan
lainnya sesuai ketentuan peraturan perundangan yang
berlaku.

Pasal 62
(1) Pengangkatan kembali Pejabat Fungsional Bidang PUPR
yang ditugaskan secara penuh di luar jabatan
fungsionalnya dilakukan dengan menggunakan Angka
Kredit Kumulatif terakhir yang dimiliki dalam jenjang
jabatannya dan dapat ditambah dari penilaian kinerja
tugas bidang jabatan fungsional selama diberhentikan
berdasarkan hasil konversi predikat kinerja pejabat
fungsional yang bersangkutan.
(2) Angka Kredit hasil konversi predikat kinerja selama
diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dihitung dari predikat kinerja terhitung mulai tanggal
pangkat terakhir ditambahkan Angka Kredit dasar.
(3) Dalam hal konversi predikat kinerja selama
diberhentikan sebagaimana dimaksud ayat (2) dengan
masa pangkat lebih dari 4 (empat) tahun, konversi
predikat kinerja dihitung 4 (empat) tahun.

jdih.pu.go.id
- 46 -

Pasal 63
(1) Pejabat Fungsional Bidang PUPR yang diberhentikan
karena ditugaskan pada jabatan lain di luar jabatan
fungsionalnya dapat disesuaikan pada jenjang jabatan
sesuai dengan pangkat terakhir pada jabatannya minimal
1 (satu) tahun setelah diangkat kembali pada jenjang
jabatan fungsional terakhir yang didudukinya dengan
hasil evaluasi kinerja minimal berpredikat baik setelah
mengikuti dan lulus Uji Kompetensi apabila tersedia
kebutuhan jabatan fungsional.
(2) Pejabat Fungsional Bidang PUPR yang mendapatkan
hukuman disiplin berupa penurunan jenjang jabatan
atau pemberhentian dari jabatan fungsional maka
predikat kinerja yang didapatkan selama menjalani
hukuman disiplin tidak dapat dikonversikan ke dalam
Angka Kredit dan tidak dapat digunakan untuk kenaikan
pangkat/jenjang setingkat lebih tinggi.
(3) Pengangkatan kembali dalam JF Bidang PUPR sesuai
jenjang terakhir sebelum penurunan jabatan atau
pemberhentian bagi PNS sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) berlaku secara otomatis dengan
mempertimbangkan lowongan kebutuhan setelah selesai
menjalani masa hukuman disiplin yang dijatuhkan tanpa
harus diterbitkan keputusan pengangkatan kembali
dalam JF Bidang PUPR.
(4) Tata cara pemberhentian/pengangkatan kembali Pejabat
Fungsional Bidang PUPR yang disebabkan oleh
pemberian hukuman disiplin dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 64
(1) Pengangkatan kembali dalam JF Bidang PUPR dilakukan
dengan tata cara sebagai berikut:
a. Kementerian:
1. Sekretaris unit organisasi atau kepala
biro/kepala pusat menyampaikan usul
pengangkatan kembali dalam jabatan
fungsional bagi PNS yang diberhentikan dari
jabatan fungsional karena tugas belajar,
diangkat dalam jabatan administrasi/pimpinan
tinggi, cuti diluar tanggungan negara, bebas
sementara sebagai PNS kepada Biro
Kepegawaian, Organisasi, dan Tata Laksana;
dan
2. Terhadap calon/pejabat fungsional yang
memenuhi syarat, Biro Kepegawaian,
Organisasi dan Tata Laksana menerbitkan
keputusan pengangkatan dalam jabatan
fungsional.

jdih.pu.go.id
- 47 -

b. Instansi Pemerintah di luar Kementerian dengan


cara pengangkatan kembali bagi pegawai di luar
Kementerian dilakukan sesuai ketentuan masing-
masing instansi.
(2) Usulan pengangkatan kembali dalam JF Bidang PUPR
disertai dengan dokumen sebagai berikut:
a. rencana penempatan yang ditanda tangani pejabat
pimpinan tinggi pratama;
b. salinan keputusan pengangkatan kembali sebagai
PNS (bagi yang bebas sementara sebagai PNS atau
bagi PNS yang selesai cuti diluar tanggungan
negara);
c. salinan keputusan pemberhentian dari jabatan
administrasi/pimpinan tinggi atau surat pernyataan
tidak rangkap jabatan untuk dibuatkan surat
usulan oleh pimpinan unit kerja masing-masing;
d. salinan penetapan Angka Kredit terakhir;
e. salinan keputusan pemberhentian dari jabatan
fungsional terakhir; dan
f. surat pengembalian tugas belajar bagi PNS yang
diberhentikan karena tugas belajar.

BAB IX
ORGANISASI PROFESI
JABATAN FUNGSIONAL BIDANG PUPR

Pasal 65
(1) JF Bidang PUPR harus memiliki organisasi profesi.
(2) Setiap Pejabat Fungsional Bidang PUPR harus menjadi
anggota organisasi profesi sesuai jabatan fungsional
bidang PUPR yang didudukinya.
(3) Organisasi profesi sebagaimana dimaksud dapat
dibentuk atau dipilih dari organisasi profesi yang sudah
ada.
(4) Organisasi profesi dikukuhkan oleh Menteri.
(5) Instansi Pembina berkoordinasi dan bekerjasama dengan
organisasi profesi dalam hal peningkatan profesionalitas,
pemberian advokasi, dan penegakan kode etik JF Bidang
PUPR.
(6) Dalam hal pembinaan Pejabat Fungsional Bidang PUPR,
Instansi Pemerintah dapat berkoordinasi dengan Unit
Pembina dan organisasi profesi JF Bidang PUPR.
(7) Ketentuan lebih lanjut tentang organisasi profesi JF
Bidang PUPR diatur oleh masing-masing Unit Pembina.

BAB X
PEMBINAAN, PEMANTAUAN, DAN EVALUASI
JF BIDANG PUPR

Pasal 66
(1) Pembinaan Pejabat Fungsional Bidang PUPR merupakan
upaya peningkatan dan pengendalian pemenuhan
standar profesi JF Bidang PUPR.
(2) Pembinaan Pejabat Fungsional Bidang PUPR
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu:

jdih.pu.go.id
- 48 -

a. pembinaan kinerja yang meliputi pendokumentasian


kinerja, pemberian umpan balik berkelanjutan, dan
pengembangan kinerja pejabat fungsional;
b. pembinaan karier; dan
c. pembinaan profesi.
(3) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan oleh Instansi Pembina, Instansi Pengguna, dan
organisasi profesi sesuai kewenangannya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) Lingkup pelaksanaan pembinaan JF Bidang PUPR
mencakup:
a. kebutuhan dan ketersediaan Pejabat Fungsional
Bidang PUPR secara nasional;
b. penerapan standar kompetensi Pejabat Fungsional
Bidang PUPR di Instansi Pemerintah;
c. ketersediaan peraturan teknis operasional
pelaksanaan pembinaan dan pengelolaan JF Bidang
PUPR;
d. penerapan standar kualitas hasil kerja Pejabat
Fungsional Bidang PUPR;
e. pengembangan sistem informasi JF Bidang PUPR;
f. penyelenggaraan pengembangan kompetensi bagi
Pejabat Fungsional Bidang PUPR;
g. fasilitasi pelaksanaan tugas JF Bidang PUPR;
h. pembentukan organisasi profesi;
i. penegakan kode etik profesi dan kode perilaku;
j. pemantauan dan evaluasi penerapan JF Bidang
PUPR;
k. operasionalisasi kebijakan JF Bidang PUPR pada
Instansi Pemerintah; dan
l. lingkup lain sesuai kebutuhan dan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(5) Selain pembinaan JF Bidang PUPR, Instansi Pembina
mempunyai tugas melakukan pemantauan dan evaluasi
penerapan jabatan fungsional di seluruh Instansi
Pemerintah.
(6) Pemantauan dan evaluasi dilaksanakan minimal 1 (satu)
kali dalam 1 (satu) tahun oleh Instansi Pembina.
(7) Instansi Pembina, Instansi Pengguna, dan organisasi
profesi melaksanakan pemantauan dan evaluasi
berdasarkan kewenangannya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

BAB XI
SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN JF BIDANG PUPR

Pasal 67
(1) Pengelolaan JF Bidang PUPR diselenggarakan dengan
dukungan sistem informasi pengelolaan JF Bidang PUPR
yang mengutamakan kemudahan penggunaan,
efektivitas, dan efisiensi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

jdih.pu.go.id
- 49 -

(2) Sistem informasi pengelolaan JF Bidang PUPR


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat digunakan
dan dimanfaatkan oleh Pejabat Penilai Kinerja, Pejabat
Fungsional Bidang PUPR, pengelola kepegawaian atau
Unit Organisasi yang melaksanakan fungsi
pengembangan sumber daya manusia pada Instansi
Pembina, dan Instansi Pengguna JF Bidang PUPR.
(3) Sistem informasi pengelolaan JF Bidang PUPR
melingkupi aspek:
a. pengusulan dan penetapan rekomendasi kebutuhan
JF Bidang PUPR;
b. pengangkatan, pemberhentian, kenaikan jenjang
jabatan, pengangkatan kembali, pengusulan Uji
Kompetensi dan rekomendasi Pejabat Fungsional
Bidang PUPR;
c. konversi dan penetapan Angka Kredit;
d. pembinaan, pemantauan, dan evaluasi pengelolaan
JF Bidang PUPR; dan
e. aspek lain yang dapat meningkatkan kualitas
pengelolaan JF Bidang PUPR sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem informasi
pengelolaan JF Bidang PUPR sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

BAB XII
UNIT PEMBINA DAN
PENYESUAIAN RUANG LINGKUP TUGAS
JF BIDANG PUPR

Pasal 68
(1) Unit Pembina mempunyai tugas dan kewenangan
pembinaan teknik dan fasilitasi pengembangan profesi JF
Bidang PUPR.
(2) Tugas pembinaan teknis dan fasilitasi pengembangan
profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu:
a. penyusunan ruang lingkup tugas JF Bidang PUPR
yang dibina;
b. penyusunan regulasi yang diperlukan sebagai
pedoman dalam pelaksanaan dan penugasan JF
Bidang PUPR yang dibina;
c. penyusunan dan penetapan pedoman formasi JF
Bidang PUPR yang dibina;
d. penyusunan dan proses rekomendasi penetapan
formasi JF Bidang PUPR yang dibina;
e. penghitungan kebutuhan JF Bidang PUPR yang
dibina secara nasional;
f. pengelolaan, pembinaan, pengembangan,
pemberdayaan, pemantauan, dan evaluasi Pejabat
Fungsional Bidang PUPR yang dibina;
g. fasilitasi proses pengangkatan, kenaikan jenjang
jabatan, dan pemberhentian JF Bidang PUPR yang
dibina;

jdih.pu.go.id
- 50 -

h. inisiasi dan fasilitasi pembentukan organisasi


profesi;
i. penyusunan kode etik dan kode perilaku JF bidang
PUPR yang dibina;
j. penyusunan informasi faktor jabatan untuk evaluasi
jabatan secara nasional;
k. penyusunan petunjuk teknis JF Bidang PUPR;
l. penerbitan rekomendasi atas usulan kebutuhan JF
Bidang PUPR dari Instansi Pemerintah;
m. pengaturan pengelolaan JF Bidang PUPR tingkat
operasional;
n. penyiapan bahan penyusunan standar kompetensi
dan pengembangan kompetensi JF Bidang PUPR;
o. pembentukan tim penilai kinerja dan tim verifikasi
JF Bidang PUPR;
p. penetapan rekomendasi pengangkatan dan Angka
Kredit;
q. penyusunan kriteria dan persyaratan
spesialisasi/kepakaran JF Bidang PUPR;
r. pemantauan dan evaluasi penerapan kebijakan
pengelolaan JF Bidang PUPR; dan
s. tugas lain terkait peningkatan kualitas pembinaan
teknis dan pengembangan profesi JF Bidang PUPR.
(3) Dalam hal terdapat kebutuhan penyesuaian ruang
lingkup tugas JF Bidang PUPR sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf a, Instansi Pemerintah dapat
menyampaikan usulan penyesuaian ruang lingkup tugas
kepada Instansi Pembina disertai dokumen analisis yang
menguatkan sebagai bahan pertimbangan.

BAB XIII
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 69
(1) Penyesuaian nomenklatur JF Bidang PUPR yang terdiri
atas:
a. teknik pengairan kategori keterampilan disesuaikan
menjadi penata laksana sumber daya air;
b. teknik pengairan kategori keahlian disesuaikan
menjadi pengelola sumber daya air;
c. teknik jalan dan jembatan kategori keterampilan
disesuaikan menjadi penata laksana jalan dan
jembatan
d. teknik jalan dan jembatan kategori keahlian
disesuaikan menjadi penata kelola jalan dan
jembatan
e. teknik tata bangunan dan perumahan kategori
keterampilan disesuaikan menjadi penata laksana
bangunan gedung dan kawasan permukiman;
f. teknik tata bangunan dan perumahan kategori
keahlian disesuaikan menjadi penata kelola
bangunan gedung dan kawasan permukiman atau
penata kelola perumahan;

jdih.pu.go.id
- 51 -

g. teknik penyehatan lingkungan kategori keterampilan


disesuaikan menjadi Penata Laksana Penyehatan
lingkungan; dan
h. teknik penyehatan lingkungan kategori keahlian
disesuaikan menjadi penata kelola penyehatan
lingkungan.
(2) Penyesuaian nomenklatur bagi PNS yang diberhentikan
dari JF Bidang PUPR, dilakukan pada saat pengangkatan
kembali dalam JF Bidang PUPR.
(3) Penetapan Angka Kredit yang ditetapkan dengan
nomenklatur JF Bidang PUPR lama masih tetap dapat
digunakan dalam penetapan keputusan JF PUPR dengan
nomenklatur baru.

Pasal 70
(1) PyB dalam menetapkan Angka Kredit penyesuaian
/perubahan dari konvensional ke sistem integrasi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Angka Kredit yang ditetapkan setelah dilakukan
penambahan Angka Kredit berdasarkan evaluasi kinerja
ditetapkan oleh Pejabat Penilai Kinerja.

BAB IV
TATA CARA PENGISIAN FORMULIR, TATA CARA
PERHITUNGAN ANGKA KREDIT, FORMAT DOKUMEN

Pasal 71
Ketentuan lebih lanjut mengenai:
a. Angka Kredit:
1. Angka Kredit dasar JF Bidang PUPR dari jenjang ahli
pertama sampai dengan jenjang tertinggi ahli utama;
2. Angka Kredit dasar JF Bidang PUPR yang dimulai
dari jenjang pemula golongan ruang II/a sampai
dengan jenjang tertinggi penyelia;
3. Angka Kredit perpindahan dari jabatan lain dengan
pangkat golongan ruang di atas jenjang jabatan;
4. Angka Kredit penyesuaian/penyetaraan;
5. tabel konversi predikat kinerja tahunan menjadi
Angka Kredit tahunan; dan
6. tabel Angka Kredit jabatan fungsional.
b. formulir:
1. konversi predikat kinerja ke Angka Kredit
2. akumulasi Angka Kredit; dan
3. formulir penetapan Angka Kredit;
c. tata cara penghitungan Angka Kredit:
1. tata cara penghitungan Angka Kredit pengangkatan
pertama;
2. tata cara penghitungan Angka Kredit perpindahan
dari jabatan lain;
3. tata cara penghitungan Angka Kredit penyesuaian/
penyetaraan;

jdih.pu.go.id
- 52 -

4. tata cara penghitungan Angka Kredit promosi;


5. tambahan Angka Kredit dari pendidikan;
6. tata cara penghitungan Angka Kredit kenaikan
pangkat; dan
7. tata cara penghitungan Angka Kredit pengangkatan
kembali.
d. format dokumen keputusan dan surat:
1. keputusan pengangkatan pertama dalam JF Bidang
PUPR;
2. keputusan pengangkatan perpindahan dari jabatan
lain ke dalam JF Bidang PUPR;
3. keputusan pengangkatan perpindahan dari jabatan
lain ke dalam JF Bidang PUPR bagi PNS dengan
pangkat/golongan di atas jenjang JF Bidang PUPR;
4. keputusan pengangkatan perpindahan dari jabatan
fungsional lain ke dalam JF Bidang PUPR;
5. keputusan pengangkatan melalui perpindahan dari
kategori keterampilan ke dalam jabatan fungsional
kategori keahlian;
6. keputusan pengangkatan melalui penyesuaian/
inpassing dalam JF Bidang PUPR;
7. keputusan pengangkatan melalui penyetaraan
dalam JF Bidang PUPR;
8. keputusan pengangkatan melalui promosi;
9. keputusan kenaikan jabatan dalam JF Bidang PUPR;
10. keputusan pengangkatan kembali dalam JF Bidang
PUPR;
11. keputusan pemberhentian dalam JF Bidang PUPR;
12. keputusan pengangkatan perubahan nomenklatur
JF Bidang PUPR;
13. surat pernyataan memiliki pengalaman dalam
pelaksanaan tugas di bidang JF PUPR yang akan
diduduki paling kurang 2 (dua) tahun;
14. surat usul pengangkatan perpindahan;
15. surat usul permohonan kebutuhan jabatan
fungsional;
16. formulir daftar riwayat hidup;
17. surat pernyataan memiliki integritas dan moralitas
yang baik, tidak sedang menjalani hukuman
disiplin, dan tidak sedang menjalankan cuti di luar
tanggungan negara dari PyB;
18. surat pernyataan bersedia diangkat dalam JF Bidang
PUPR;
19. surat usul pengangkatan dalam JF Bidang PUPR
melalui penyesuaian/inpassing;
20. surat pernyataan rencana penempatan pejabat
fungsional;
21. surat pernyataan bersedia mengangkat PNS dalam
JF Bidang PUPR;
22. surat usul pengangkatan dalam JF Bidang PUPR
melalui promosi; jenjang JF Bidang PUPR;

jdih.pu.go.id
- 53 -

23. formulir berita acara sidang tim penilai kinerja


jabatan fungsional;
24. surat rekomendasi pengangkatan dalam JF Bidang
PUPR; dan
25. surat usul promosi kenaikan
26. surat laporan hasil konversi Angka Kredit tahunan
dan penetapan Angka Kredit pada Instansi
Pengguna.
e. Diagram alur:
1. alur pengangkatan dalam JF Bidang PUPR ahli
utama;
2. alur pengangkatan dalam JF Bidang PUPR kategori
keterampilan sampai dengan ahli madya; dan
3. alur penetapan kebutuhan JF Bidang PUPR,
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

BAB XIV
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 72
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, rekomendasi
pengangkatan JF Bidang PUPR yang telah ditetapkan sebelum
1 Juli 2023 saat pemberlakuan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
nomor 1 tahun 2023 tentang jabatan fungsional, tetap berlaku
dengan ketentuan masa berlaku rekomendasi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB XV
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 73
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
a. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
13/PRT/M/2014 tentang Pembinaan dan Pengembangan
Aparatur Kementerian Pekerjaan Umum Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1606; dan
b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
25/PRT/M/2015 tentang Pedoman Penyusunan Formasi
Jabatan Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 751,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 74
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.

jdih.pu.go.id
- 54 -

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 16 Februari 2024

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN


PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

ttd

M. BASUKI HADIMULJONO

Diundangkan di Jakarta
Pada tanggal 22 Februari 2024

DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

ttd

ASEP N. MULYANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2024 NOMOR 121

jdih.pu.go.id
- 55 -

LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 4 TAHUN 2023
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN
FUNGSIONAL BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT

TATA CARA PERHITUNGAN ANGKA KREDIT, TATA CARA PENGISIAN


FORMULIR, FORMAT DOKUMEN
1. ANGKA KREDIT DASAR
a. Angka Kredit Dasar JF bidang PUPR dari jenjang Ahli pertama sampai
dengan jenjang tertinggi Ahli utama.
KATEGORI JENJANG PANGKAT ANGKA KREDIT
DASAR
Keahlian Ahli utama IV/e 0
IV/d 0
Ahli madya IV/c 300
IV/b 150
IV/a 0
Ahli muda III/d 100
III/c 0
Ahli pertama III/b 50
III/a 0

b. Angka Kredit Dasar JF bidang PUPR yang dimulai dari jenjang Pemula
golongan ruang II/a sampai dengan jenjang tertinggi Penyelia
KATEGORI JENJANG PANGKAT ANGKA KREDIT
DASAR
Keterampilan Penyelia III/d 0
III/c 0
Mahir III/b 50
III/a 0
Terampil II/d 40
II/c 20
II/b 0
Pemula II/a 0

jdih.pu.go.id
- 56 -

2. ANGKA KREDIT PERPINDAHAN DARI JABATAN LAIN DENGAN PANGKAT


GOLONGAN RUANG TIDAK SESUAI DENGAN JENJANG JABATAN.
Jabatan Golongan ruang Jenjang Angka Kredit

IV/c 150
Pimpinan Tinggi Ahli utama
IV/b 150
Administrator III/d Ahli madya 100
III/b 50
Pengawas IV/a Ahli muda 200
IV/b 200
III/c 100
III/d 100
Pelaksana IV/a Ahli pertama 100
IV/b 100

3. ANGKA KREDIT PENYESUAIAN/ PENYETARAAN


Kategori Keahlian

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur dan Reformasi Birokrasi Nomor 1 Tahun 2023

4. TABEL
KONVERSI PREDIKAT KINERJA TAHUNAN MENJADI ANGKA KREDIT TAHUNAN

jdih.pu.go.id
- 57 -

5. TABEL
ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL

jdih.pu.go.id
- 58 -

6. FORMULIR KONVERSI PREDIKAT KINERJA KE ANGKA KREDIT

KONVERSI PREDIKAT KINERJA KE ANGKA KREDIT


NOMOR …………

Ditetapkan di …………….
Pada tanggal …………….
Pejabat Penilai Kinerja

………………………………..
NIP. ………………………….

Tembusan disampaikan kepada:


1. Pimpinan Unit Kerja Pembina JF bidang PUPR;
2. Sekretaris Unit Organisasi;
3. Kepala Biro Kepegawaian/Badan Kepegawaian Daerah Provinsi/
Kabupaten/Kota: *)
4. Ketatausahaan unit kerja;
5. Pejabat Fungsional yang bersangkutan; dan
6. Pejabat lain yang dianggap perlu.

*) coret yang tidak perlu

jdih.pu.go.id
- 59 -

PETUNJUK PENGISIAN
FORMULIR KONVERSI PREDIKAT KINERJA KE ANGKA KREDIT

No Nomor Uraian
Kolom
I Keterangan Perorangan
1 Tulislah nama lengkap Pejabat Fungsional yang dinilai
2 Tulislah NIP Pejabat Fungsional yang dinilai
3 Tulislah Nomor Seri Karpeg Pejabat Fungsional yang dinilai
4 Tulislah Tempat Tanggal Lahir Pejabat Fungsional yang dinilai
5 Cukup jelas.
6 Tulislah pangkat/golongan ruang /TMT terakhir Pejabat
Fungsional yang dinilai
7 Tulislah jenjang jabatan terakhir Pejabat Fungsional yang dinilai
8 Tulislah unit kerja Pejabat Fungsional yang dinilai saat ini
9 Tulislah nama instansi Pejabat Fungsional yang dinilai saat ini
II Hasil Penilaian Angka Kredit
1 diisikan Predikat Kinerja
2 diisikan prosentase berdasarkan konversi Predikat Kinerja tahunan
3 diisikan Koefisien Angka Kredit Tahunan sesuai jenjang jabatan
4 diisikan penghitungan dari presentase Predikat Kinerja dikali
Koefisien Angka Kredit tahunan

7. CONTOH PENGISIAN
FORMULIR KONVERSI PREDIKAT KINERJA KE ANGKA KREDIT
a. Tahunan
Seorang PNS dengan pangkat Penata Muda, III/a menduduki jabatan
fungsional pengelola sumber daya air Ahli pertama Terhitung Mulai
Tanggal (TMT) 1 Desember 2022. Selama tahun 2023 yang bersangkutan
memperoleh evaluasi kinerja dengan predikat kinerja baik (100%), maka
konversi predikat kinerja ke Angka Kredit tahunan ditetapkan sebagai
berikut:
KONVERSI PREDIKAT KINERJA KE ANGKA KREDIT
NOMOR …………

Ditetapkan di …………….
Pada tanggal …………….
Pejabat Penilai Kinerja

………………………………..
NIP. ………………………….

jdih.pu.go.id
- 60 -

b. Proporsional
Seorang pejabat fungsional pengelola sumber daya air Ahli pertama pangkat
Penata Muda Tingkat I, III/b dengan Angka Kredit integrasi sebesar 97
(sembilan puluh tujuh). Selama kurun waktu 3 (tiga) bulan pada Januari
s.d. Maret tahun 2024 yang bersangkutan memperoleh evaluasi kinerja
dengan predikat baik (100%), maka konversi predikat kinerja ke Angka
Kredit periodik secara proporsional ditetapkan sebagai berikut:

KONVERSI PREDIKAT KINERJA KE ANGKA KREDIT


NOMOR …………

Instansi : Kementerian PUPR Periode : Januari s.d. Maret 2024


PEJABAT FUNGSIONAL YANG DINILAI
1 Nama :…
2 NIP :…
3 dst. :…
KONVERSI PREDIKAT KINERJA KE ANGKA KREDIT
Hasil Penilaian Kinerja Koefisien per Angka Kredit yang didapat
tahun
PREDIKAT PROSENTASE (Kolom 2 x kolom 3)
1 2 3 4
baik 100% 12,5 3/12 x 100% x 12,5 = 3,125

Ditetapkan di …………….
Pada tanggal …………….
Pejabat Penilai Kinerja

………………………………..
NIP. ………………………….

Berdasarkan konversi predikat kinerja Angka Kredit secara proporsional


tersebut, Ybs. Memperoleh Angka Kredit sebesar 3,125. Sehingga total
Angka Kredit yang didapatkan adalah 100,125 dengan rincian sebagai
berikut:
Angka Kredit lama : 97
Angka Kredit baru : 3,125
Total Angka Kredit : 100,125
Berdasarkan total Angka Kredit yang didapatkan, Ybs. dapat
dipertimbangkan untuk naik pangkat setingkat lebih tinggi ke Penata, III/c.

jdih.pu.go.id
- 61 -

8. FORMULIR AKUMULASI ANGKA KREDIT

AKUMULASI ANGKA KREDIT


NOMOR ...............
Instansi: ............................ Masa Penilaian: ................................

Ditetapkan di …………….
Pada tanggal …………….
Pejabat Penilai Kinerja

………………………………..
NIP. ………………………….

Tembusan disampaikan kepada:


1. Pimpinan Unit Kerja Pembina JF bidang PUPR;
2. Sekretaris Unit Organisasi;
3. Kepala Biro Kepegawaian/Badan Kepegawaian Daerah Provinsi/
Kabupaten/Kota: *)
4. Ketatausahaan unit kerja;
5. Pejabat Fungsional yang bersangkutan; dan
6. Pejabat lain yang dianggap perlu.

*) coret yang tidak perlu

jdih.pu.go.id
- 62 -

PETUNJUK PENGISIAN
FORMULIR AKUMULASI ANGKA KREDIT

No Nomor Uraian
Kolom
I Keterangan Perorangan
1 Tulislah nama lengkap Pejabat Fungsional yang dinilai
2 Tulislah NIP Pejabat Fungsional yang dinilai
3 Tulislah Nomor Seri Karpeg Pejabat Fungsional yang dinilai
4 Tulislah Tempat Tanggal Lahir Pejabat Fungsional yang dinilai
5 Cukup jelas.
6 Tulislah pangkat/golongan ruang /TMT terakhir Pejabat
Fungsional yang dinilai
7 Tulislah jenjang jabatan terakhir Pejabat Fungsional yang dinilai
8 Tulislah unit kerja Pejabat Fungsional yang dinilai saat ini
9 Tulislah nama instansi Pejabat Fungsional yang dinilai saat ini
II Hasil Penilaian Angka Kredit
1 diisikan tahun Predikat Kinerja
2 diisikan bulan berjalan kebutuhan penilaian periodik
3 diisikan Predikat Kinerja
4 diisikan prosentase berdasarkan konversi Predikat Kinerja tahunan
5 diisikan Koefisien Angka Kredit Tahunan sesuai jenjang jabatan
6 diisikan penghitungan dari jumlah bulan periode penilaian dibagi
jumlah bulan dalam satu tahun dikali presentase Predikat Kinerja
dikali Koefisien Angka Kredit tahunan

9. CONTOH PENGISIAN FORMULIR AKUMULASI ANGKA KREDIT


a. Contoh Pengisian Akumulasi Angka Kredit Tahunan
Galih Primanda, S.T. NIP.198205152010xxx pejabat fungsional Penata
Kelola Jalan dan Jembatan Ahli muda dengan pangkat Penata Tingkat
I, III/d per 1 April 2022 dengan perolehan Angka Kredit integrasi
terakhir sebesar 135. Kebutuhan Angka Kredit untuk naik pangkat ke
Pembina, IV/a adalah sebesar 200, sehingga Ybs. perlu mengumpulkan
Angka Kredit sebesar 200-135 = 65 Angka Kredit untuk dapat naik
pangkat setingkat lebih tinggi.
Setelah pengumpulan Angka Kredit terakhir tersebut,
- Pada tahun 2023 Ybs. memperoleh predikat kinerja baik (100%)
- Pada tahun 2024 Ybs. memperoleh predikat kinerja baik (100%)
- Pada tahun 2025 Ybs. memperoleh predikat kinerja baik (100%)
maka akumulasi Angka Kredit dituangkan dalam formulir dengan
contoh sebagai berikut:

jdih.pu.go.id
- 63 -

AKUMULASI ANGKA KREDIT


NOMOR ...............

Ditetapkan di …………….
Pada tanggal …………….
Pejabat Penilai Kinerja

………………………………..
NIP. ………………………….

berdasar akumulasi Angka Kredit tahunan sebesar 75 yang telah


dikumpulkan selama 3 tahun tersebut, Ybs. memenuhi syarat untuk
kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi karena telah memenuhi Angka
Kredit dengan rincian sebagai berikut:
AK Lama : 135
AK 2023 : 25
AK 2024 : 25
AK 2025 : 25
Total AK : 210
berdasar formulir akumulasi AK yang ditetapkan, selanjutnya
ditindaklanjuti dengan Penetapan Angka Kredit yang ditetapkan oleh atasan
langsung selaku pejabat penilai kinerja.

b. Contoh Pengisian Akumulasi Angka Kredit Periodik


Ryo Teguh, S.T. pejabat fungsional pengelola sumber daya air Ahli muda
dengan pangkat Penata, III/c dengan perolehan Angka Kredit integrasi
terakhir sebesar 87. Kebutuhan Angka Kredit untuk naik pangkat ke Penata
Tingkat I, III/d adalah sebesar 100, sehingga Ybs. perlu mengumpulkan
Angka Kredit sebesar 100-87 = 13 Angka Kredit untuk dapat naik pangkat
setingkat lebih tinggi.
Maka pengumpulan Angka Kredit sebesar 13 untuk kebutuhan naik pangkat
tersebut dapat dilakukan secara periodik sebagai berikut:
jdih.pu.go.id
- 64 -

- Pada triwulan I 2023 Ybs. memperoleh predikat kinerja baik (100%)


- Pada triwulan II 2023 Ybs. memperoleh predikat kinerja baik (100%)
- Pada Juli 2023 Ybs. memperoleh predikat kinerja baik (100%)
maka akumulasi Angka Kredit dituangkan dalam formulir dengan contoh
sebagai berikut:

AKUMULASI ANGKA KREDIT


NOMOR ...............

Instansi: Kementerian PUPR Masa Penilaian: Januari 2023 s.d. Juli 2023

Ditetapkan di …………….
Pada tanggal …………….
Pejabat Penilai Kinerja

………………………………..
NIP. ………………………….

berdasar akumulasi Angka Kredit secara periodik pada tahun 2023 sebesar
14,58 yang telah dikumpulkan, Ybs. memenuhi syarat untuk kenaikan
pangkat setingkat lebih tinggi karena telah memenuhi Angka Kredit dengan
rincian sebagai berikut:
AK Lama : 87
AK 2023 (7 bulan) : 14,58
Total AK : 101,58
berdasar formulir akumulasi AK yang ditetapkan, selanjutnya
ditindaklanjuti dengan Penetapan Angka Kredit yang ditetapkan oleh atasan
langsung selaku pejabat penilai kinerja.

jdih.pu.go.id
- 65 -

c. Contoh Pengisian Akumulasi Angka Kredit Tahunan dan Periodik


Rizal Prakarsa, S.T. pejabat fungsional Penata Kelola Jalan dan Jembatan
Ahli muda dengan pangkat Penata, III/c dengan perolehan Angka Kredit
integrasi terakhir sebesar 65. Kebutuhan Angka Kredit untuk naik
pangkat ke Penata Tingkat I, III/d adalah sebesar 100, sehingga Ybs.
perlu mengumpulkan Angka Kredit sebesar 100-65 = 35 Angka Kredit
untuk dapat naik pangkat setingkat lebih tinggi.
Maka pengumpulan Angka Kredit sebesar 35 untuk kebutuhan naik
pangkat tersebut dapat dilakukan secara tahunan dan periodik
sebagai berikut:
- Pada tahun I 2023 Ybs. memperoleh predikat kinerja baik (100%)
- Pada tahun II 2024 semester I 2024 Ybs. memperoleh predikat kinerja
baik (100%)
maka akumulasi Angka Kredit dituangkan dalam formulir dengan contoh
sebagai berikut:
AKUMULASI ANGKA KREDIT
NOMOR ...............
Instansi: Kementerian PUPR Masa Penilaian: Januari 2023 s.d. Juni 2024

Ditetapkan di …………….
Pada tanggal …………….
Pejabat Penilai Kinerja

………………………………..
NIP. ………………………….

berdasar akumulasi Angka Kredit yang diperoleh pada tahun 2023 hingga
semester 1 tahun 2024 telah dikumpulkan sebesar 37,5 Ybs. memenuhi
syarat untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi karena telah
memenuhi Angka Kredit dengan rincian sebagai berikut:
AK Lama : 65
AK 2023 (12 bulan) : 25
AK 2024 (6 bulan) : 12,5
Total AK : 102,5
yang ditindaklanjuti dengan Penetapan Angka Kredit yang ditetapkan oleh
atasan langsung selaku pejabat penilai kinerja.

jdih.pu.go.id
- 66 -

10. FORMULIR PENETAPAN ANGKA KREDIT

PENETAPAN ANGKA KREDIT


NOMOR ...............

Instansi: ............................ Masa Penilaian:......................

Ditetapkan di ………………………
Pada tanggal ……………………….
Pejabat Penilai Kinerja

Nama Lengkap
NIP. …………………………………..

ASLI Penetapan Angka Kredit untuk:


jabatan fungsional yang bersangkutan.
Tembusan disampaikan kepada:
1. Pimpinan Unit Kerja Pembina jabatan fungsional bidang
PUPR;
2. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang membidangi
kepegawaian/Bagian yang membidangi kepegawaian yang
bersangkutan*).
3. Pejabat Penilai Kinerja.
*) coret yang tidak perlu
**) dapat ditambahkan AK sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

jdih.pu.go.id
- 67 -

PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR PENETAPAN ANGKA KREDIT

No Nomor Uraian
Kolom
I Keterangan Perorangan
1 Tulislah nama lengkap Pejabat Fungsional yang dinilai
2 Tulislah NIP Pejabat Fungsional yang dinilai
3 Tulislah Nomor Seri Karpeg Pejabat Fungsional yang dinilai
4 Tulislah Tempat Tanggal Lahir Pejabat Fungsional yang dinilai
5 Cukup jelas.
6 Tulislah pangkat/golongan ruang /TMT terakhir Pejabat
Fungsional yang dinilai
7 Tulislah jenjang jabatan terakhir Pejabat Fungsional yang dinilai
8 Tulislah unit kerja Pejabat Fungsional yang dinilai saat ini
9 Tulislah nama instansi Pejabat Fungsional yang dinilai saat ini
II Hasil Penilaian Angka Kredit
1 Diisikan dengan Angka Kredit dasar (jika ada)
2 Diisikan dengan Angka Kredit JF lama (jika ada)
3 Diisikan dengan Angka Kredit Penyesuaian/ Penyetaraan (jika
ada)
4 Diisikan akumulasi konversi Predikat Kinerja
5 Diisikan dengan Angka Kredit yang diperoleh dari peningkatan
Pendidikan (jika ada)
6 Diisikan dengan tambahan Angka Kredit sesuai ketentuan
perundang-undangan (jika ada)
III Keterangan
Diisikan Kebutuhan Angka Kredit untuk Kenaikan Pangkat dan
Kenaikan Jenjang Jabatan
Diisikan kelebihan/ kekurangan Angka Kredit yang harus dicapai
untuk Kenaikan Pangkat
Diisikan kelebihan/ kekurangan Angka Kredit yang harus dicapai
untuk Kenaikan Jenjang Jabatan

jdih.pu.go.id
- 68 -

11. CONTOH PENGISIAN


PENETAPAN ANGKA KREDIT
a. berdasar akumulasi Angka Kredit secara tahunan sebagaimana pada
contoh angka 9 huruf a, Ybs. memenuhi syarat untuk kenaikan
pangkat setingkat lebih tinggi sehingga dapat ditetapkan Angka
Kreditnya yang dituangkan dalam formulir penetapan angka kredit
sebagai berikut:
PENETAPAN ANGKA KREDIT
NOMOR ...............

Instansi: Kementerian PUPR Masa Penilaian: Januari 2023 s.d. Desember 2025

Ditetapkan di …………………
Pada tanggal …………………
Pejabat Penilai Kinerja

Nama Lengkap
NIP. ……………………………..

ASLI Penetapan Angka Kredit untuk:


Pejabat Fungsional yang bersangkutan.
Tembusan disampaikan kepada:
1. Direktur Bina Teknik Jalan dan Jembatan, Direktorat
Jenderal Bina Marga;
2. Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Marga;
3. Kepala Biro Kepegawaian, Organisasi dan Tata
Laksana;dan
4. Pejabat Penilai Kinerja.

*) coret yang tidak perlu


**) dapat ditambahkan AK sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

jdih.pu.go.id
- 69 -

b. berdasar akumulasi Angka Kredit secara periodik sebagaimana pada


contoh angka 9 huruf b, Ybs. memenuhi syarat untuk kenaikan
pangkat setingkat lebih tinggi sehingga dapat ditetapkan Angka
Kreditnya yang dituangkan dalam formulir penetapan angka kredit
sebagai berikut:
PENETAPAN ANGKA KREDIT
NOMOR ...............
Instansi: Kementerian PUPR Masa Penilaian: Januari 2023 s.d. Juli 2023

Ditetapkan di
………………………
Pada tanggal
……………………….
Pejabat Penilai Kinerja

Nama Lengkap
ASLI Penetapan Angka Kredit untuk: NIP.
Pejabat Fungsional yang bersangkutan.
…………………………………..
Tembusan disampaikan kepada:
1. Direktur Bina Teknik Sumber Daya Air, Direktorat
Jenderal SDA;
2. Sekretaris Direktorat Jenderal Sumber Daya Air;
3. Kepala Biro Kepegawaian, Organisasi dan Tata
Laksana;dan
4. Pejabat Penilai Kinerja.
*) coret yang tidak perlu
**) dapat ditambahkan AK sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

jdih.pu.go.id
- 70 -

c. berdasar akumulasi Angka Kredit secara tahunan dan periodik


sebagaimana pada contoh angka 9 huruf c, Ybs. memenuhi syarat
untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi sehingga dapat
ditetapkan Angka Kreditnya yang dituangkan dalam formulir penetapan
angka kredit sebagai berikut:
PENETAPAN ANGKA KREDIT
NOMOR ...............
Instansi: Kementerian PUPR Masa Penilaian: Januari 2023 s.d. Juni 2024

Ditetapkan di …………………
Pada tanggal …………………
Pejbat Penilai Kinerja

ASLI Penetapan Angka Kredit untuk: Nama Lengkap


Pejabat Fungsional yang bersangkutan. NIP. ……………………………..
Tembusan disampaikan kepada:
1. Direktur Bina Teknik Jalan dan Jembatan, Direktorat
Jenderal Bina Marga;
2. Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Marga;
3. Kepala Biro Kepegawaian, Organisasi dan Tata
Laksana;dan
4. Pejabat Penilai Kinerja.
*) coret yang tidak perlu
**) dapat ditambahkan AK sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.

jdih.pu.go.id
- 71 -

TATA CARA PENGHITUNGAN ANGKA KREDIT

1. Tata cara penghitungan Angka Kredit Pengangkatan Pertama


a. Penghitungan Angka Kredit Pengangkatan Pertama dihitung
berdasarkan konversi predikat kinerja yang dihasilkan selama
melaksanakan tugas JF bidang PUPR dalam masa kerja Calon PNS.
b. Periode pelaksanaan kinerja dapat dihitung berdasarkan proporsional
kinerja bulan berjalan
c. Contoh Pengangkatan Pertama
1) Pengangkatan pertama bagi calon PNS yang sebelumnya
mempunyai pengalaman dalam bidang JF
Seorang P3K dengan jabatan fungsional Penata Kelola Jalan dan
Jembatan Ahli pertama telah bekerja selama 2 (dua) tahun dalam
bidang tugas jabatan tersebut. Pada tahun berikutnya Ybs.
diterima sebagai CPNS pada formasi pengadaan pelamar umum
dengan jabatan fungsional yang sama. Setahun kemudian Ybs.
diangkat menjadi PNS dan diangkat dalam jabatan fungsional
Penata Kelola Jalan dan Jembatan Ahli pertama dengan predikat
kinerja bernilai baik. Maka penghitungan Angka Kredit yang
diperoleh oleh Ybs adalah sebagai berikut :
Angka Kredit selama kurun waktu setahun (12 bulan) sejak CPNS
menjadi PNS
= 100% x Koefiesien AK Tahunan Jenjang Pertama
= 100% x 12,5 = 12,5 AK
Ybs ketika diangkat menjadi JF Penata Kelola Jalan dan
Jembatan Ahli pertama ditetapkan Angka Kredit sebesar 12,5
meskipun sebelumnya pernah bekerja sebagai P3K dengan JF
yang sama karena Angka Kredit dihitung berdasarkan konversi
predikat kinerja selama melaksanakan tugas dalam masa kerja
Calon PNS.

2) Penghitungan Angka Kredit pengangkatan pertama berdasar


konversi predikat kinerja tahunan
Nama : Sdr. Galih, S.T.
NIP. : 19960918202303xxx
Gol. ruang : III/a
Jabatan : JF Pengelola SDA TMT 1 Maret 2024
Selama kurun waktu Maret 2023 s.d. Februari 2024
melaksanakan kegiatan sesuai penempatan di unit kerjanya
dengan predikat “BAIK”. Maka perhitungan AK yang
diterima oleh Ybs, adalah sebagai berikut : Maret 2023 s.d.
Februari 2024 = 12 bulan atau 1 tahun, sehingga : 100% x
Koefiesien AK Tahunan Jenjang Pertama
100% x 12,5 = 12,5 AK
3) Perhitungan Angka Kredit pengangkatan pertama berdasar
konversi predikat kinerja secara proporsional
Nama : Ryo, S.T.
NIP. : 19960918202303xxx
Gol. ruang : III/a
Jabatan : JF Pengelola SDA Ahli pertama TMT 1 Mei 2024
Selama kurun waktu 12 bulan dari Maret 2023 s.d. Februari
2024 melaksanakan kegiatan OJT dan Latsar di Direktorat Bina
Teknik Sumber Daya Air dengan predikat “BAIK”.
Perhitungannya sbb :
100% x 12,5 = 12,5 AK

jdih.pu.go.id
- 72 -

Karena suatu hal, Ybs. belum diusulkan untuk pengangkatan


pertama dalam JF Pengelola SDA Ahli pertama. Sehingga
pengangkatan Ybs. menjadi tertunda pada bulan Mei 2024
(predikat kinerja BAIK) Maka perhitungan AK yang diterima oleh
Ybs, adalah sebagai berikut :
Maret 2024 s.d. Mei 2024 = 3 bulan , sehingga :
3/12 x 100% x 12,5 = 3,125 AK
Total Kumulatif AK yang diterima adalah :
12,5 + 3,125 = 15,625

2. Tata cara penghitungan Angka Kredit Perpindahan dari Jabatan lain.


Contoh persyaratan dan penghitungan Perpindahan dari Jabatan Lain.
a. Perpindahan antar kelompok jabatan fungsional.
1) Persyaratan batas usia pengangkatan
a) seorang pejabat fungsional Penata Kelola Perumahan Ahli
madya golongan ruang IV/b dengan usia 55 tahun 06 bulan.
Ybs. mengajukan pengangkatan menjadi JF Penata Kelola
Bangunan Gedung dan Kawasan Permukiman, karena
mempunyai pengalaman pada bidang tersebut selama lebih
dari 2 (dua) tahun, tersedia lowongan kebutuhan dan
berpindah ke Direktorat Jenderal Cipta Karya. Dalam hal ini,
pengangkatan Ybs. menjadi JF Penata Kelola Bangunan
Gedung dan Kawasan Permukiman Ahli madya tidak dapat
dipertimbangkan mengingat usia yang bersangkutan pada
saat mengajukan usul pengangkatan lebih dari 55 tahun.
b) seorang pejabat fungsional pengendali dampak lingkungan
ahli utama golongan ruang IV/d berusia 61 tahun 07 bulan
mengajukan usul perpindahan ke JF Penata Kelola
Penyehatan Lingkungan Ahli utama. Dalam hal ini, usul
pengangkatan Ybs. dapat dipertimbangkan karena belum
melebihi batas usia persyaratan pengangkatan dari JF ahli
utama ke JF ahli utama lainnya (63 tahun) dengan
pertimbangan Ybs. mempunyai pengalaman lebih dari 2
(dua) tahun, lulus uji kompetensi, dan tersedia lowongan
kebutuhan.
2) Penghitungan Angka Kredit perpindahan dari JF lainnya ke JF
bidang PUPR
Seorang Pejabat Fungsional Perekayasa Ahli madya, golongan
ruang IV/a dengan Angka Kredit 125 (seratus dua puluh lima).
Sebelum ditugaskan sebagai pejabat fungsional Perekayasa, Ybs.
pernah bertugas dalam bidang pengelolaan SDA selama lebih dari 2
(dua) tahun, namun belum duduk dalam JF Pengelola SDA. Ybs.
mengusulkan untuk diangkat dalam JF Pengelola SDA karena
penempatan unit kerja yang baru berkaitan dengan tugas fungsi JF
Pengelola SDA dan telah dinyatakan lulus uji kompetensi serta
mendapat rekomendasi pengangkatan. Dalam hal ini, Ybs. dapat
dipertimbangkan untuk diangkat dalam JF pengelola sumber daya
air Ahli madya dengan Angka Kredit sebesar 125 yang didapatkan
dari JF sebelumnya.

jdih.pu.go.id
- 73 -

b. Perpindahan dari jabatan administrasi dan pimpinan tinggi ke


jabatan fungsional
1) Persyaratan batas usia pengangkatan
a) seorang PNS dengan jabatan Pelaksana berusia 54 tahun
berpendidikan S2 memiliki golongan ruang IV/a
mengajukan usul untuk diangkat ke dalam jabatan
fungsional Pengelola SDA Ahli pertama, dalam hal ini
usul pengangkatan tersebut tidak dapat
dipertimbangkan karena melebihi batas usia
pengangkatan JF (53 tahun) pada jenjang ahli pertama.
b) seorang pejabat pengawas berusia berusia 53 tahun 07
bulan berpendidikan S2 memiliki golongan ruang IV/a
mengajukan usul untuk diangkat ke dalam jabatan
fungsional Penata Kelola Jalan dan Jembatan Ahli muda,
dalam hal ini usul pengangkatan tersebut tidak dapat
dipertimbangkan karena melebihi batas usia
pengangkatan JF (53 tahun) pada jenjang ahli muda.
c) seorang pejabat administrator berusia 53 tahun 08
bulan memiliki golongan ruang III/d, Ybs. mengajukan
pengangkatan dalam JF Pembina Jasa Konstruksi Ahli
madya, dalam hal ini usul pengangkatan Ybs menjadi
ahli madya dapat dipertimbangkan karena belum
melebihi batas usia pengangkatan JF ahli madya (55
tahun) walaupun masih memiliki golongan III/d.
d) seorang pejabat pimpinan tinggi pratama berusia 59
tahun dengan golongan ruang IV/d mengajukan usul
pengangkatan dalam JF Penata Kelola Perumahan ahli
utama. Dalam hal ini usul pengangkatan Ybs menjadi
ahli utama, dapat dipertimbangkan karena belum
melebihi batas usia pengangkatan JF ahli utama (60
tahun).
2) Penghitungan Angka Kredit pengangkatan perpindahan
sesuai jenjang dan golongan ruang
a) Pelaksana ke JF bidang PUPR (belum pangkat puncak
jabatan administrasi)
Nama : Sdr. Ditom, S.T.
NIP. : 19860918200903xxx
Gol. ruang : III/b
Jabatan : Pelaksana
mempunyai masa kepangkatan 2 tahun 06 bulan, Ybs.
mengusulkan untuk diangkat ke dalam JF Pembina Jasa
Konstruksi Ahli muda, maka Angka Kredit yang diberikan
adalah sebesar berikut :
Angka Kredit konversi Predikat Kinerja pada masa
kepangkatan terakhir ditambah Angka Kredit Dasar,
dengan perhitungan sebagai berikut:
Predikat Kinerja selama menduduki jabatan Pelaksana
bernilai Baik, dikonversikan ke dalam Angka Kredit sebagai
berikut:
- 100% x 12,5 = 12,5
- 12,5 x 2 = 25
- 25 x 6/12 = 12,5
Jumlah Angka Kredit adalah 25 + 12,5 = 37,5
Angka Kredit Dasar golongan ruang III/b sejumlah 50 (lima
puluh)

jdih.pu.go.id
- 74 -

berdasarkan konversi predikat kinerja dan Angka Kredit


dasar yang didapatkan, maka Ybs. diangkat dalam JF
Pembina Jasa Konstruksi Ahli muda dengan Angka Kredit
sebesar : 37,5 + 50 = 87,5
untuk dapat naik jabatan dan pangkat setingkat lebih tinggi
maka Ybs. membutuhkan Angka Kredit sebesar 100-87,5 =
12,5.
Ybs. paling lama satu tahun untuk dapat naik jabatan ke
ahli muda dan pangkat ke III/c dengan syarat predikat
kinerja bernilai minimal baik

b) Pengawas ke JF (belum pangkat puncak jabatan


administrasi)
Nama : Sdr. Sujatmiko, S.T., M.T.
NIP. : 19860918202303xxx
Gol. ruang : III/d
Jabatan : Pengawas
Mempunyai masa kepangkatan 6 (enam) tahun 5 (lima)
bulan, belum naik pangkat ke golongan ruang IV/a karena
baru menyelesaikan ijin belajar dan diakui pencantuman
gelarnya sehingga pangkat puncaknya bukan lagi pada
golongan ruang III/d. Ybs. mengusulkan untuk diangkat ke
dalam JF Analis Pembiayaan Infrastruktur PU dan
Perumahan Ahli muda, maka Angka Kredit yang diberikan
adalah sebesar berikut :
Angka Kredit konversi Predikat Kinerja pada masa
kepangkatan terakhir ditambah Angka Kredit Dasar,
dengan perhitungan sebagai berikut:
Predikat Kinerja selama menduduki jabatan Pengawas
bernilai Baik, dikonversikan ke dalam Angka Kredit sebagai
berikut:
- 100% x 25 = 25
- 25 x 6 (tahun) = 150
- 5 bulan = 0 (tidak dapat dihitung karena
maksimal 6 tahun)
Jumlah Angka Kredit dari konversi adalah 150 + 0 = 150
Angka Kredit Dasar golongan ruang III/d sejumlah 100
(seratus)
berdasarkan konversi predikat kinerja dan Angka Kredit
dasar yang didapatkan, maka Ybs. diangkat dalam JF
Analis Pembiayaan Infrastruktur PU dan Perumahan Ahli
muda dengan Angka Kredit sebesar : 150 + 100 = 250
untuk dapat naik pangkat setingkat lebih tinggi ke
pembina, IV/a maka:
1) Ybs. dapat menunggu paling lama satu tahun dari
jabatan terakhir untuk naik jabatan ke ahli madya
terlebih dahulu; atau
2) mengikuti dan lulus uji kompetensi pada jenjang ahli
madya dan mengusulkan kenaikan pangkat.

c) Administrator ke JF (belum pangkat puncak dalam


Jabatan Administrasi)
Nama : Sdr. Syukur, S.T., M.T.
NIP. : 197410032009xxx,
Gol Ruang : IV/a

jdih.pu.go.id
- 75 -

Jabatan : Administrator
telah memiliki masa kepangkatan Pembina IV/a selama 3
(tiga) tahun pada jabatan administrator. Ybs.
mengusulkan diangkat ke dalam jabatan fungsional
Penata Kelola Perumahan Ahli madya melalui perpindahan
jabatan lain. Maka penghitungan Angka Kredit yang
diberikan adalah sebesar berikut :
Angka Kredit konversi Predikat Kinerja pada masa
kepangkatan terakhir ditambah Angka Kredit Dasar,
dengan perhitungan sebagai berikut:
Predikat Kinerja selama menduduki jabatan Pengawas dan
administrator bernilai Baik, dikonversikan ke dalam Angka
Kredit sebagai berikut:
- 100% x 37,5 = 37,5
- 37,5 x 3 = 112,5
Angka Kredit dari konversi predikat kinerja adalah 112,5
Angka Kredit Dasar golongan ruang IV/a sejumlah 0 (nol).
berdasarkan konversi predikat kinerja dan Angka Kredit
dasar yang didapatkan, maka Ybs. dapat diangkat dalam
JF Penata Kelola Perumahan Ahli madya dengan Angka
Kredit sebesar : 112,5 + 0 = 112,5
kebutuhan untuk naik pangkat ke IV/b adalah sebesar
150, berdasar hal tersebut Ybs. belum dapat
dipertimbangkan untuk kenaikan pangkat setingkat lebih
tinggi.

d) Pimpinan Tinggi ke JF (pangkat puncak pada Jabatan


Pimpinan Tinggi)
Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama memiliki golongan ruang
IV/d dengan masa kepangkatan selama 4,5 (empat
setengah) tahun. Yang bersangkutan akan diangkat ke
dalam jabatan fungsional Penata Kelola Jalan dan
Jembatan Ahli utama, Maka perhitungan Angka Kredit yang
diberikan adalah sebagai berikut:
Angka Kredit konversi Predikat Kinerja pada masa
kepangkatan terakhir ditambah Angka Kredit Dasar,
dengan perhitungan sebagai berikut:
Predikat kinerja selama menduduki jabatan pimpinan tinggi
bernilai Baik, dikonversikan ke dalam Angka Kredit sebagai
berikut:
- 100% x 50 = 50
- 50 x3 = 150
(hanya dihitung selama 3 tahun karena sudah pangkat
puncak dalam jabatan pimpinan tinggi)
Jumlah Angka Kredit adalah 200
Angka Kredit Dasar golongan ruang IV/d sejumlah 0 (nol)

Kebutuhan Angka Kredit untuk naik pangkat setingkat


lebih tinggi ke Pembina Utama, IV/e adalah 200 AK,
sehingga Ybs. belum dapat dipertimbangkan untuk
kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi karena belum
memenuhi AK yang ditentukan.

e) Jabatan Administrasi ke JF (pangkat puncak jabatan


administrasi)

jdih.pu.go.id
- 76 -

Nama : Sdr. Norman Wibawa, S.T.


NIP. : 19830918200503xxx
Gol. ruang : III/d
Jabatan : Pengawas
mempunyai masa kepangkatan 5 tahun 09 bulan, Ybs.
mengusulkan untuk diangkat ke dalam JF Penata Kelola
Perumahan Ahli muda, maka Angka Kredit yang diberikan
adalah sebesar berikut :
Angka Kredit konversi Predikat Kinerja pada masa
kepangkatan terakhir ditambah Angka Kredit Dasar,
dengan perhitungan sebagai berikut:
Predikat Kinerja selama menduduki jabatan Pengawas
bernilai Baik, dikonversikan ke dalam Angka Kredit sebagai
berikut:
- 100% x 25 = 25
- 25 x 3 = 75
- (hanya dihitung selama 3 tahun karena sudah
pangkat puncak dalam jabatan administrasi)
Jumlah Angka Kredit adalah 75
Angka Kredit Dasar golongan ruang III/d sejumlah 100
(seratus)
berdasarkan konversi predikat kinerja dan Angka Kredit
dasar yang didapatkan, maka Ybs. diangkat dalam JF
Penata Kelola Perumahan Ahli muda dengan Angka Kredit
sebesar : 75 + 100 = 175
untuk dapat naik jabatan ke ahli madya dan pangkat
setingkat lebih tinggi maka Ybs. membutuhkan Angka
Kredit sebesar 200-175 = 25.
Ybs. paling lama satu tahun untuk dapat naik jabatan ke
ahli madya dan pangkat ke IV/a dengan syarat predikat
kinerja bernilai minimal baik

3) Penghitungan Angka Kredit pengangkatan perpindahan JF


bidang PUPR dengan pangkat/golongan ruang di atas jenjang
JF
a) Nama : Sdri. Widya, S.T.
NIP. : 19830918200503xxx
Gol. ruang : III/c
Jabatan : Pelaksana
mempunyai masa kepangkatan 5 tahun karena
keterlambatan administrasi dalam proses pengusulan
kenaikan pangkat. Ybs. telah mengikuti dan lulus uji
kompetensi, sehingga diusulkan untuk pengangkatan dalam
JF Pembina Jasa Konstruksi Ahli pertama. Berdasarkan hal
tersebut, Angka Kredit yang didapatkan Ybs adalah sebesar
berikut:
Angka Kredit bila jenjang JF dengan pangkat tidak sesuai
mengacu pada tabel Lampiran Peraturan Menteri ini yakni
sebesar 100 (seratus).
Berdasar hal tersebut, Keputusan pengangkatan dalam JF
Pembina Jasa Konstruksi Ahli pertama Ybs. diberikan Angka
Kredit sebesar 100.

jdih.pu.go.id
- 77 -

Ybs. dapat dipertimbangkan untuk naik jenjang setingkat


lebih tinggi ke ahli muda sesuai dengan pangkat dan
golongan ruangnya dengan ketentuan:
(1) paling singkat 1 (satu) tahun dalam jenjang jabatan ahli
pertama;
(2) memiliki Predikat Kinerja minimal baik;
(3) tersedia kebutuhan;
(4) mengikuti dan lulus Uji Kompetensi.
Saat diangkat dalam jenjang jabatan ahli muda, maka Angka
Kredit yang diberikan adalah sebagai berikut:
AK konversi predikat kinerja dalam masa kepangkatan
terakhir ditambah AK Dasar dengan perhitungan sebagai
berikut:
Konversi Predikat Kinerja :
100% x 25 = 25 AK
25 x 5 = 125 AK (dikali 5 tahun karena belum pangkat
puncak dalam jabatan administrasi)
25 x 1 = 25 AK (dikali 1 tahun karena sudah 1 tahun
dalam jabatan masa tunggu menjadi ahli muda) sehingga
total masa kepangkatannya adalah 6 tahun.
Angka Kredit Dasar golongan ruang III/c sejumlah 0 (nol)
Total Angka Kredit yang didapatkan saat menjadi JF
Pembina Jasa Konstruksi Ahli muda adalah sebesar 150 + 0
= 150 AK
kebutuhan untuk naik pangkat ke Penata Tingkat I, III/d
adalah sebesar 100 Angka Kredit, dengan demikian Ybs.
dapat dipertimbangkan untuk naik pangkat setingkat lebih
tinggi dengan kelebihan Angka Kredit sebesar 150-100 = 50
AK.
b) Nama : Sdr. Evan, S.T., M.T.
NIP. : 19830918200503xxx
Gol. ruang : III/d
Jabatan : Pelaksana
karena baru menyelesaikan pendidikan S2 nya, maka baru
dapat mencantumkan gelar Ybs. saat mempunyai masa
kepangkatan pada III/d selama 5 tahun, sehingga belum
pada pangkat puncak jabatan administrasinya.
Ybs. mengusulkan untuk diangkat ke dalam JF Penata
Kelola Perumahan Ahli pertama (karena duduk dalam
jabatan pelaksana), maka Angka Kredit yang diberikan
adalah sebesar berikut :
Angka Kredit bila jenjang JF dengan pangkat tidak sesuai
mengacu pada tabel Lampiran 1 Angka 2 Peraturan Menteri
ini yakni sebesar 100 (seratus).
berdasar hal tersebut, Ybs. diangkat dalam JF Penata Kelola
Perumahan Ahli pertama dengan Angka Kredit sebesar 100.

Ybs. dapat dipertimbangkan untuk naik jenjang setingkat


lebih tinggi ke ahli muda sesuai dengan pangkat dan
golongan ruangnya dengan ketentuan:
(1) paling singkat 1 (satu) tahun dalam jenjang jabatan ahli
pertama;
(2) memiliki Predikat Kinerja minimal baik;
(3) tersedia kebutuhan;
(4) mengikuti dan lulus Uji Kompetensi.

jdih.pu.go.id
- 78 -

Saat diangkat dalam jenjang jabatan ahli muda, maka Angka


Kredit yang diberikan adalah sebagai berikut:
AK konversi predikat kinerja dalam masa kepangkatan
terakhir ditambah AK Dasar dengan perhitungan sebagai
berikut:
Konversi Predikat Kinerja :
100% x 25 = 25 AK
25 x 5 = 125 AK (dikali 5 tahun karena belum pangkat
puncak dalam jabatan administrasi)
25 x 1 = 25 AK (dikali 1 tahun karena sudah 1 tahun
dalam jabatan masa tunggu menjadi ahli muda) sehingga
total masa kepangkatannya adalah 6 tahun.
Angka Kredit Dasar golongan ruang III/d sejumlah 100
(seratus)
Total Angka Kredit yang didapatkan saat menjadi JF Penata
Kelola Perumahan Ahli muda adalah sebesar 150 + 100 =
250 AK

kebutuhan untuk naik pangkat ke Pembina, IV/a dan


jenjang jabatan ke ahli madya adalah 200 dengan demikian
Ybs. dapat dipertimbangkan untuk naik jenjang jabatan ke
ahli madya setelah paling singkat 1 (satu) tahun setelah
duduk dalam JF Ahli muda dan naik pangkat setingkat lebih
tinggi setelah lulus uji kompetensi dan tersedia lowongan
jabatan.
c. Perpindahan jabatan fungsional dari kategori keterampilan ke
kategori keahlian
1) Sdri. Irmina Kinanti seorang Pejabat Fungsional Penata
Laksana Sumber Daya Air jenjang Mahir dengan pangkat
Penata Muda, golongan ruang III/a dan memiliki Angka Kredit
sebesar 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima), pada saat yang
bersangkutan memiliki ijazah S1 maka dapat mengikuti uji
kompetensi ke pengelola sumber daya air Ahli pertama dengan
Angka Kredit sebesar 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima).
2) Sdri. Adam Hasibuan seorang Pejabat Fungsional Penata
Laksana Jalan dan Jembatan jenjang Penyelia dengan pangkat
Penata Tingkat I golongan ruang III/d dan memiliki Angka
Kredit sebesar 112 (seratus dua belas), pada saat yang
bersangkutan memiliki ijazah S1 maka dapat mengikuti uji
kompetensi ke Penata Kelola Jalan dan Jembatan Ahli muda
dengan Angka Kredit sebesar 112 (seratus dua belas).

3. Tata cara penghitungan Angka Kredit Penyesuaian/Penyetaraan


a. Contoh pemberian Angka Kredit penyesuaian sejak Calon PNS
Nama : Ayu, S.T.
NIP : 19980729202012xxx
Gol Ruang : III/a per Desember 2020
Jabatan : Pelaksana
Ybs. merupakan calon PNS yang diangkat dari formasi pelamar
umum per Desember 2020 namun bukan dalam formasi JF, sehingga
Ybs. berminat untuk mengikuti pengangkatan dalam JF Analis
Pembiayaan Infrastruktur PU dan Perumahan melalui inpassing
karena telah berpengalaman lebih dari 2 (dua) tahun dalam bidang
pembiayaan infrastruktur dan telah dikeluarkan rekomendasi
pengangkatannya pada September 2023.

jdih.pu.go.id
- 79 -

Berdasarkan hal tersebut, maka Angka Kredit yang diberikan kepada


Ybs. adalah sebagai berikut:
- Angka Kredit dasar gol III/a :0
- Angka Kredit Penyesuaian : 28 (merujuk pada tabel Angka
Kredit penyesuaian) dengan mempertimbangkan hal berikut:
masa kepangkatan : kurang dari 3 tahun, dihitung dari
Desember 2020 s.d. September 2023)
pendidikan : Sarjana
pangkat : Penata Muda, III/a
sehingga total Angka Kredit yang direkomendasikan pada Ybs adalah
sebesar 28 AK.
b. Contoh pemberian Angka Kredit penyesuaian bersamaan dengan
kenaikan pangkat
Nama : Irmina, S.T.
NIP : 19930729201412xxx
Gol Ruang : III/d per Oktober 2023
Jabatan : Pelaksana
Ybs. akan mengikuti pengangkatan dalam JF Penata Kelola
Perumahan ahli muda melalui mekanisme penyesuaian/ inpassing
yang akan berakhir pada Desember 2023. Pada saat pengusulan
penyesuaian pada bulan September Ybs. juga sedang dalam proses
pengusulan kenaikan pangkat menjadi Penata Tingkat I, III/d per 1
Oktober 2023, sehingga Angka Kredit yang diterbitkan pada
rekomendasi pengangkatan yang diterbitkan masih mengacu pada
pangkat saat masih duduk dalam pangkat Penata, III/c. Terkait hal
ini, Ybs. dapat mengajukan ralat penerbitan rekomendasi
pengangkatan penyesuaian mengacu pada pangkat terbaru Penata
Tingkat I, III/d dengan mempertimbangkan masa penyesuaian belum
berakhir dan masih dalam satu jenjang jabatan yang sama (III/c ke
III/d masih dalam jenjang yang sama).
Dalam hal perubahan kenaikan pangkat tersebut menyebabkan
perubahan jenjang jabatan, maka usul perubahan Angka Kredit pada
rekomendasi pengangkatan tersebut tidak dapat dipertimbangkan.
Apabila Ybs. menginginkan perubahan rekomendasi pengangkatan
maka dapat dilakukan dengan pengusulan dan uji ulang
penyesuaian selama masa penyesuaian belum berakhir.
c. Contoh Pemberian Angka Kredit Pejabat Fungsional yang Diangkat
Melalui Penyetaraan.
Nama : Sutiman, S.T.
Gol Ruang : III/b per 1 April 2020
Jabatan : Pengawas
Ybs. promosi dalam jabatan pengawas sebagai Kepala Seksi pada
tahun 2020. Pada Desember 2023 dilakukan penyetaraan jabatan
menjadi JF Penata Kelola Jalan dan Jembatan Ahli muda.
Berdasarkan hal tersebut, maka Angka Kredit yang diberikan kepada
Ybs. adalah sebagai berikut:
- Angka Kredit dasar gol III/b : 50
- Angka Kredit Penyetaraan : 38 (merujuk pada tabel Angka
Kredit penyetaraan) dengan mempertimbangkan hal berikut:
masa kepangkatan : kurang dari 4 tahun, dihitung dari
April 2020 s.d. Desember 2023)
pendidikan : Sarjana
pangkat : Penata Muda Tingkat I, III/b
sehingga total Angka Kredit yang diberikan pada Ybs adalah sebesar
88 AK.

jdih.pu.go.id
- 80 -

4. Tata cara penghitungan Angka Kredit Promosi


a. Contoh Pemberian Angka Kredit Promosi pangkat dan jenjang sesuai
PNS dengan jabatan Pelaksana memiliki golongan ruang III/d dengan
masa kepangkatan 3 (tiga) tahun, akan diangkat melalui promosi ke
dalam jabatan fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli muda.
Perhitungan Angka Kredit dapat diberikan dengan rincian sebagai
berikut:
Predikat Kinerja dalam golongan ruang III/d :
- Tahun 3 bernilai Sangat Baik: 150% x 25 = 37,5
- Tahun 2 bernilai Sangat Baik: 150% x 25 = 37,5
- Tahun 1 tidak dihitung karena pemberian Angka Kredit melalui
promosi berdasarkan Predikat Kinerja minimal sangat baik dalam 2
(dua) tahun terakhir.
Angka Kredit Dasar golongan ruang III/d 100.
Perolehan Angka Kredit golongan ruang III/d sejumlah 37,5 + 37,5 +
100 = 175 Angka Kredit
kebutuhan Angka Kredit untuk naik jabatan ke ahli madya dan naik
pangkat ke pembina, IV/a adalah 200 AK, sehingga 200-175 = 25 AK
Ybs. dapat dipertimbangkan naik jabatan menjadi ahli madya dan
naik pangkat bila telah satu tahun dalam jenjang jabatan ahli muda,
lulus uji kompetensi, dan tersedia lowongan jabatan, serta terpenuhi
kekurangan Angka Kreditnya sebesar 25.

b. Contoh Pemberian Angka Kredit Promosi Pangkat dan Jenjang Tidak


Sesuai
PNS dengan jabatan adminstrator memiliki golongan ruang IV/b
dengan masa kepangkatan 4 (empat) tahun, akan diangkat melalui
promosi ke dalam jabatan fungsional Pengelola SDA Ahli utama.
Perhitungan Angka Kredit dapat diberikan dengan rincian sebagai
berikut:
Predikat Kinerja dalam golongan ruang IV/b :
- Tahun 4 bernilai Sangat Baik: 150% x 50 = 75
- Tahun 3 bernilai Sangat Baik: 150% x 50 = 75
- Tahun 1 dan 2 tidak dihitung karena pemberian Angka Kredit
melalui promosi berdasarkan Predikat Kinerja minimal sangat baik
dalam 2 (dua) tahun terakhir.
Angka Kredit Dasar golongan ruang IV/b 150.
Perolehan Angka Kredit golongan ruang IV/b sejumlah 75 + 75 + 150
= 300 Angka Kredit
kebutuhan Angka Kredit untuk naik Pembina Utama Muda, IV/c 300
AK, sehingga Ybs. dapat dipertimbangkan naik pangkat pada periode
kenaikan pangkat terdekat.

c. Contoh Pemberian Angka Kredit Promosi kenaikan jenjang jabatan


Seorang pejabat fungsional Pengelola SDA ahli pertama golongan
ruang III/b mempunyai Angka Kredit terakhir sebesar 91, Pada
tahun berikutnya Ybs. memperoleh predikat kinerja baik sehingga
Angka Kreditnya bertambah 12,5 menjadi 103,5. Kebutuhan Angka
Kredit untuk naik jabatan menjadi ahli muda adalah sebesar 100,
dengan demikian Ybs dapat dipertimbangkan untuk naik jenjang
jabatan fungsional Pengelola SDA Ahli muda. Kelebihan Angka Kredit
sebesar 3,5 tidak dapat diperhitungkan untuk kenaikan jenjang
jabatan berikutnya.

jdih.pu.go.id
- 81 -

5. Tambahan Angka Kredit dari Pendidikan


a. Contoh Penghitungan Angka Kredit dari tambahan peningkatan
pendidikan masih linier dengan tugas jabatan JF
Sdri. Sartaria Latuconsinaga, S.T. pejabat fungsional pengelola
sumber daya air Ahli pertama, pangkat Penata Muda tingkat I, III/b
dengan Angka Kredit terakhir sebesar 82,5. Memiliki ijazah magister
bidang Teknik Sipil sehingga yang bersangkutan mendapatkan
Angka Kredit Tambahan sebesar:
25% x kebutuhan kenaikan pangkat
(kebutuhan naik pangkat dari III/b ke III/c adalah 50)
25% x 50 = 12,5 Angka Kredit
sehingga total Angka Kredit yang diterima oleh Ybs. saat mendapat
tambahan Angka Kredit dari pendidikan adalah sebesar 82,5 + 12,5 =
95 Angka Kredit.
Dengan demikian Ybs. masih memerlukan Angka Kredit sebesar 100-
95 = 5 Angka Kredit untuk dapat naik jenjang ke ahli muda dan
kenaikan pangkat ke penata, III/c.
b. Contoh Angka Kredit dari pendidikan tetapi tidak linier
Sdri. Widi Kenanga Sari, S.T. pejabat fungsional Penata Kelola Jalan
dan Jembatan Ahli madya, pangkat Pembina, IV/a dengan Angka
Kredit terakhir sebesar 131,25. baru saja menyelesaikan pendidikan
magister bidang manajemen SDM sehingga belum diperhitungkan
dalam penilaian Angka Kredit sebelumnya. Ybs. bermaksud
mengusulkan tambahan Angka Kredit dari peningkatan pendidikan
yang didapatkan maka Ybs. tetap mendapatkan tambahan Angka
Kredit sebesar 25% x kebutuhan kenaikan pangkat : 25% x 150 =
37,5.
Dengan pertimbangan ijazah pendidikan S2 formal yang didapatkan
adalah ijazah yang telah mendapatkan persetujuan teknis dari
Badan Kepegawaian Negara (lembaga yang berwenang) saat yang
bersangkutan telah duduk dalam JF Penata Kelola Jalan dan
Jembatan dan tidak pernah dinilaikan sebelumnya.

6. Contoh Kenaikan Pangkat


a. Kenaikan pangkat pejabat fungsional kategori keterampilan yang
memperoleh peningkatan pendidikan
1) Angka Kredit yang dikumpulkan masih belum memenuhi untuk
kenaikan pangkat tetapi memiliki pendidikan Sarjana.
Nama : Sdri. Anisa, A.Md.
Pangkat : Pengatur Tingkat I, II/d
Jabatan : Penata Laksana Sumber Daya Air Terampil
Angka Kredit : 45 (empat puluh lima)
Ybs. memiliki ijazah Sarjana Teknik, tetapi Angka Kredit yang ada
tidak mencukupi kebutuhan untuk naik pangkat ke Penata Muda,
III/a karena dibutuhkan 60 Angka Kredit, sehingga masih
terdapat kekurangan sebesar 15.
Dalam hal ini, maka Ybs. dapat mengusulkan kenaikan pangkat
ke Penata Muda, III/a setelah mengikuti ujian penyesuaian ijazah
dan diberikan Angka Kredit tertinggi di jenjang terampil.
2) Angka Kredit yang dikumpulkan memenuhi untuk kenaikan
pangkat dan memiliki ijazah Sarjana.
Nama : Sdri. Ninda, A.Md.
Pangkat : Pengatur Tingkat I, II/d
Jabatan : Penata Laksana Jalan dan Jembatan Terampil
Angka Kredit : 65 (enam puluh lima)

jdih.pu.go.id
- 82 -

Ybs. memiliki ijazah Sarjana Teknik, dan Angka Kredit yang


diperoleh (65 AK) sehingga mencukupi untuk kenaikan pangkat
menjadi Penata Muda, III/a karena yang dibutuhkan untuk naik
jenjang dan pangkat ke mahir pangkat penata muda, III/a adalah
sejumlah 60 Angka Kredit (ada kelebihan 5 Angka Kredit).
Dalam hal ini Ybs. dapat mengajukan kenaikan pangkat tanpa
melalui ujian penyesuaian ijazah karena sudah terpenuhinya
Angka Kredit. Selanjutnya, apabila Ybs. sudah mempunyai
pangkat Penata Muda, III/a maka dapat mengusulkan untuk
pindah jabatan menjadi pejabat fungsional Penata Laksana Jalan
dan Jembatan Ahli pertama sesuai dengan ketentuan yang
berlaku:
a) kualifikasi pendidikan minimal sarjana.
b) tersedia lowongan kebutuhan
c) mengikuti dan lulus uji kompetensi
d) predikat kinerja bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir
3) Angka Kredit yang dikumpulkan memenuhi kenaikan pangkat
hingga mencapai dua tingkat lebih tinggi diatas pangkat yang
sedang diduduki dan memiliki ijazah Sarjana
Nama : Sdr. Agus Eko Praptana, A.Md.
Pangkat : Pengatur Tingkat I, II/c
Jabatan : Penata Laksana Penyehatan Lingkungan: Terampil
Angka Kredit : 67 (enam puluh tujuh)
Ybs. memiliki ijazah Sarjana Teknik, dan Angka Kredit yang ada
mencukupi kebutuhan untuk naik pangkat hingga ke Penata
Muda, III/a karena dibutuhkan 60 Angka Kredit, sementara
kebutuhan untuk naik pangkat ke Pengatur Tingkat I, II/d adalah
sebesar 40, sehingga masih terdapat kelebihan Angka Kredit
untuk kenaikan pangkat ke II/d maupun III/a.
Dalam hal ini, mengingat kenaikan pangkat JF tidak
dimungkinkan loncat ke dua tingkat yang lebih tinggi ke III/a.
Maka Ybs. dapat mengusulkan kenaikan pangkat ke Penata
Muda, III/a setelah mengikuti ujian penyesuaian ijazah dan
diberikan Angka Kredit sebesar Angka Kredit terakhir yang
diperoleh.
Selanjutnya apabila Ybs. mengajukan pengangkatan dalam JF
Penata Laksana Penyehatan Lingkungan ahli pertama maka dapat
diproses lebih lanjut setelah ditetapkan kenaikan pangkat Penata
Muda, III/a nya dan diakui gelar pendidikannya serta memenuhi
persyaratan dan ketentuan yang berlaku.
4) Memiliki ijazah Sarjana dan sudah berpangkat Penata Muda,
III/a.
Nama : Sdr. Febriyan, A.Md.
Pangkat awal : Penata Muda, III/a
Jabatan : Penata Laksana Jalan dan Jembatan Mahir
Angka Kredit : 62,5
Pada saat Ybs. naik pangkat menjadi Penata Muda Tingkat I, III/b
berbarengan juga telah lulus pendidikan Sarjana Teknik yang
kemudian telah diakui gelarnya. Mengingat Ybs. memenuhi
persyaratan kualifikasi pendidikan dan pangkat minimal untuk
duduk dalam JF Penata Kelola Jalan dan Jembatan ahli pertama,
maka Ybs. dapat mengikuti uji kompetensi pengangkatan dalam
JF keahlian dimaksud dan ketika diangkat dalam JF Penata
Kelola Jalan dan Jembatan Ahli pertama diberikan Angka Kredit
sebesar 62,5 sesuai Angka Kredit lama dalam jenjang mahir.

jdih.pu.go.id
- 83 -

b. Kenaikan pangkat pejabat fungsional yang memperoleh


peningkatan pendidikan dan pangkatnya masih di bawah pangkat
terendah berdasarkan pendidikannya
Nama : Sdr. Riyan Pambudi, S.T.
Pangkat awal : Penata Muda, III/a
Jabatan : Penata Kelola Jalan dan JembatanAhli pertama
Angka Kredit : 25
Ybs. memperoleh gelar pendidikan magister bidang teknik sipil,
sehingga memperoleh tambahan Angka Kredit sebesar:
25% x kebutuhan kenaikan pangkat
25% x 50 = 12,5
sehingga total kumulatif Angka Kredit yang diterima oleh Ybs.
menjadi sebesar 37,5 yang mana masih kurang untuk kenaikan
pangkat menjadi Penata Muda Tingkat I, III/b.
Dalam hal ini Ybs. dapat mengajukan usul untuk mengikuti ujian
kenaikan pangkat penyesuaian ijazah dan diberikan tambahan
Angka Kredit sebesar kekurangan yang dibutuhkan untuk
kenaikan pangkat (12,5 Angka Kredit) menjadi Penata Muda
Tingkat I, III/b.
c. Kenaikan Pangkat Masih Dalam Satu Jenjang Jabatan
Nama : Sdr. Rifki, S.T.
Pangkat awal : Penata, III/c
Jabatan : Penata Kelola Bangunan Gedung dan Kawasan
Permukiman Ahli muda
Angka Kredit : 79,85
Pada tahun berikutnya Ybs. memperoleh predikat kinerja bernilai
baik, sehingga mendapat Angka Kredit sebesar 25, sehingga total
Angka Kredit kumulatif yang dimiliki menjadi sebesar 104,85.
Kebutuhan untuk kenaikan pangkat menjadi Penata Tingkat I,
III/d adalah sebesar 100. Dengan demikian, Ybs. dapat
dipertimbangkan untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi
ke Penata Tingkat I, III/d. Adapun kelebihan Angka Kredit sebesar
4,85 dapat diperhitungkan untuk diakumulasi pada kenaikan
pangkat berikutnya karena masih dalam satu jenjang jabatan ahli
muda.
d. Kenaikan Pangkat Dalam Jenjang Jabatan Yang Lebih Tinggi.
Nama : Sdr. Dona Doni, S.T.
Pangkat awal : Pembina Utama Muda, IV/c
Jabatan : Penata Kelola Jalan dan Jembatan Ahli madya
Angka Kredit : 362,75
Pada tahun berikutnya Ybs. memperoleh predikat kinerja bernilai
sangat baik, sehingga mendapat tambahan Angka Kredit sebesar
56,25 sehingga total Angka Kredit kumulatif yang dimiliki menjadi
sebesar 475,25.
Kebutuhan untuk kenaikan jenjang jabatan dan pangkat menjadi
Pembina Utama Madya, IV/d adalah sebesar 450. Dengan
demikian, Ybs. dapat dipertimbangkan untuk kenaikan jabatan
menjadi ahli utama dan kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi
menjadi Pembina Utama, IV/e. Adapun kelebihan Angka Kredit
sebesar 25,25 tidak dapat diperhitungkan untuk akumulasi
kenaikan pangkat berikutnya karena telah naik jenjang jabatan
menjadi ahli utama.

jdih.pu.go.id
- 84 -

7. Contoh Pengangkatan Kembali


a. Pengangkatan kembali dalam jenjang yang sama
1) Selesai Tugas Belajar
Nama : Sdr. Dona Doni, S.T.
Pangkat : Penata Muda, III/a
Jabatan : Pengelola SDA Ahli pertama
Angka Kredit : 25
Ybs. mengikuti tugas belajar program pendidikan magister teknik
pengelolaan sumber daya air sehingga diberhentikan dalam JF
nya. selama tugas belajar (selama 2 tahun) Ybs. memperoleh
predikat kinerja bernilai baik. Ybs. telah menyelesaikan studinya
dan akan diusulkan untuk diangkat kembali dalam JF Pengelola
SDA Ahli pertama. Dalam hal demikian penetapan Angka Kredit
yang diberikan pada Ybs. adalah sebagai berikut:
1) Angka Kredit terakhir : 25
2) Angka Kredit masa kepangkatan selama tugas belajar 2 tahun,
tidak dapat dihitung berdasar konversi predikat kinerja
sehingga bernilai 0
3) tambahan Angka Kredit dari pendidikan sebesar 25%
kebutuhan untuk kenaikan pangkat : 25% x 50 = 12,5 Angka
Kredit sehingga total Angka Kredit yang diterima Ybs. sebesar
25 + 0 + 12,5 = 37,5 Angka Kredit. Dengan demikian Ybs.
belum dapat dipertimbangkan untuk kenaikan pangkat
setingkat lebih tinggi.
2) Selesai menjalankan Cuti Di Luar Tanggungan Negara
Nama : Sdri. Assyifa, S.T.
Pangkat : Penata Tingkat I, III/d
Jabatan : Penata Kelola Perumahan Ahli muda
Angka Kredit : 125
Ybs. mempunyai masa kerja dalam pangkat Penata Tingkat I, III/d
selama 2 (dua) tahun (belum diakumulasi Angka Kreditnya)
sebelum akhirnya mengajukan cuti di luar tanggungan negara
selama 3 (tiga) tahun, sehingga diberhentikan dalam Jabatan
fungsionalnya. Selanjutnya, Ybs. telah aktif kembali sebagai PNS
dan selang 3 (tiga) bulan kemudian mengusulkan untuk
pengangkatan kembali dalam jabatan fungsional Penata Kelola
Perumahan karena tersedia lowongan jabatan dan tugas pekerjaan
masih berkaitan dengan JF yang dituju.
Dalam hal demikian, maka Ybs. dapat diangkat kembali dalam
jabatan fungsional Penata Kelola Perumahan Ahli muda dan
ditetapkan dengan Angka Kredit dengan perhitungan sebagai
berikut :
predikat kinerja baik saat sebelum cuti maupun setelah cuti
Angka Kredit terakhir : 125
Angka Kredit kinerja masa kepangkatan :
2 (dua) tahun sebelum mengajukan cuti : 100 % x 25 x 2 = 50
3 (tiga) tahun cuti diluar tanggungan negara tidak dihitung
3 (tiga) bulan setelah aktif kembali sebagai PNS : 3/12 x 100% 25
= 6,25
sehingga total angka yang diberikan saat Ybs. diangkat kembali
dalam JF Penata Kelola Perumahan Ahli muda adalah sebesar 125
+ 50 + 6,25 = 181,25

b. Pengangkatan Kembali dan penyesuaian pada jenjang sesuai


dengan pangkat terakhir.

jdih.pu.go.id
- 85 -

Selesai menjalankan penugasan secara penuh di luar JF nya


Nama : Sdri. Ria Sartaria, S.T.
Pangkat : Pembina Tingkat I, IV/b
Jabatan : Pengelola SDA Ahli muda
Angka Kredit : 33
Ybs. diangkat dalam jabatan fungsional tersebut melalui
penyetaraan kemudian diberhentikan dari jabatan fungsionalnya
karena diangkat lagi menjadi pejabat pengawas. Selama berkarier
dalam jabatan administrasi yang bersangkutan telah dirotasi
beberapa kali diantaranya menjadi pengawas pada bidang umum,
administrator bidang kepegawaian (2 tahun) sebelum akhirnya
kembali pada bidang sumber daya air dengan jabatan terakhir
sebagai administrator (3 tahun) dengan total masa kepangkatan
selama 5 (lima) tahun dan pangkat terakhir pembina tingkat I,
IV/b.
Ybs. mengusulkan untuk diangkat kembali dalam JF Pengelola
SDA. Dalam hal demikian maka Ybs. dapat diangkat kembali
dalam jabatan fungsional Pengelola Ahli muda dengan Angka
Kredit sebesar 133 dengan rincian berikut:
Angka Kredit terakhir : 33
Angka Kredit kinerja masa kepangkatan : 5 tahun hanya dihitung
maksimal 4 tahun sehingga didapat Angka Kredit sebesar 100% x
25 x 4 = 100 sehingga total Angka Kredit pada jenjang ahli muda
golongan ruang IV/b yang didapat adalah sebesar 33 + 100 = 133.

Apabila Ybs. akan duduk dalam jabatan Pengelola SDA ahli


madya sesuai dengan golongan IV/b nya, maka harus memenuhi
ketentuan :
1) paling singkat setahun dalam jabatan fungsional pengelola
SDA ahli muda terhitung sejak diangkat kembali
2) memiliki predikat kinerja minimal baik
3) tersedia lowongan kebutuhan
4) mengikuti dan lulus uji kompetensi jenjang ahli madya

setelah diangkat dalam jabatan fungsional Pengelola SDA ahli


madya maka Angka Kredit yang diberikan adalah :

1) Angka Kredit ahli madya : 37,5


2) predikat kinerja baik : 100 %
3) masa kepangkatan terakhir 5 tahun, hanya dihitung paling
lama 4 tahun sehingga : 100 % x 37,5 x 4 tahun = 150
4) Angka Kredit dasar golongan ruang IV/b = 150

sehingga total Angka Kredit yang diterima Ybs. sebesar 150 + 150
= 300 Angka Kredit. Dengan demikian Ybs. dapat
dipertimbangkan untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi
menjadi Pembina Utama Muda, IV/c.

jdih.pu.go.id
- 86 -

FORMAT DOKUMEN KEPUTUSAN PENGANGKATAN DALAM JF BIDANG PUPR,


SURAT, DAFTAR RIWAYAT HIDUP, DIAGRAM ALUR

1. CONTOH KEPUTUSAN PENGANGKATAN PERTAMA

KEPUTUSAN MENTERI/KEPALA LPNK/GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA...*)


NOMOR ..............
TENTANG
PENGANGKATAN PERTAMA DALAM JABATAN FUNGSIONAL ……………….

MENTERI/KEPALA LPNK/GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA ……........... *)

Membaca : Surat …. Nomor …. tanggal ….


Menimbang: a. bahwa Saudara ………......... NIP …………… pangkat/golongan ruang …………,
jabatan ........ telah memenuhi syarat dan dianggap cakap untuk diangkat
dalam jabatan fungsional ………….;
b. bahwa berdasarkan kebutuhan jabatan yang telah ditetapkan, perlu
mengangkat yang bersangkutan dalam jabatan fungsional………;
c. bahwa untuk maksud tersebut perlu ditetapkan dengan Keputusan
Menteri/Kepala LPNK/Gubernur/Bupati/Walikota … *)
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai
Negeri Sipil sebagaimana diubah menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 17
Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun
2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil;
3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2023 tentang jabatan fungsional;
4. Peraturan Badan Kepegawaian Negara Republik Indonesia Nomor 3 Tahun
2023 tentang Angka Kredit, Kenaikan Pangkat dan Jenjang jabatan
fungsional;
5. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor … Tahun … tentang jabatan fungsional ….
6. ………………………………………………………………………**)

MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KESATU : Terhitung mulai tanggal ………..Pegawai Negeri Sipil :
a. Nama : .................................................................
b. NIP : .....................................................................
c. Pangkat/golongan ruang/TMT : ...........................
d. Unit kerja : ...........................................................
diangkat dalam jabatan fungsional …………………. dan kelas jabatan …. (.....).
KEDUA : ………………………………………………………………............ **)
KETIGA : Keputusan Menteri/Kepala LPNK/Gubernur/Bupati/Walikota mulai berlaku pada
tanggal ditetapkan.

Tembusan:
1. Kepala Badan Kepegawaian Negara/Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara;
2. Direktur Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan
3. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang membidangi kepegawaian
4. Pimpinan unit kerja pembina JF bidang PUPR
5. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Yang bersangkutan
6. Pejabat lain yang dianggap perlu
7. ………………………………………. **)
*) dipilih yang dianggap perlu
**) diisi bila ada penambahan yang dianggap perlu.

Ditetapkan di ……............
pada tanggal ...……….......

........................................

jdih.pu.go.id
- 87 -

2. CONTOH
a. KEPUTUSAN PENGANGKATAN MELALUI PERPINDAHAN DARI JABATAN
LAIN
KEPUTUSAN MENTERI/KEPALA LPNK/GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA.. *)
NOMOR ..............
TENTANG
PENGANGKATAN MELALUI PERPINDAHAN DARI JABATAN LAIN KE DALAM JABATAN
FUNGSIONAL ……………….
MENTERI/KEPALA LPNK/GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA ……........... *)

Membaca : Surat …. Nomor …. tanggal ….


Menimbang: a. bahwa untuk mengisi kebutuhan jabatan yang lowong,
Saudara…………………...NIP…………….jabatan…………....pangkat/golongan
ruang …………….. telah memenuhi syarat dan dianggap cakap untuk diangkat
dalam jabatan fungsional ……………………. melalui perpindahan dari jabatan
lain;
b. bahwa berdasarkan Penetapan Angka Kredit ……...... Nomor : ……….. tanggal
............. yang bersangkutan telah ditetapkan Angka Kreditnya sebesar .....;
c. bahwa untuk maksud tersebut perlu ditetapkan dengan Keputusan
Menteri/Kepala LPNK/Gubernur/Bupati/ Walikota …*)
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai
Negeri Sipil sebagaimana diubah menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 17
Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun
2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil;
3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2023 tentang jabatan fungsional;
4. Peraturan Badan Kepegawaian Negara Republik Indonesia Nomor 3 Tahun
2023 tentang Angka Kredit, Kenaikan Pangkat dan Jenjang jabatan
fungsional;
5. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor … Tahun … tentang jabatan fungsional ….
6. ………………………………………………………………………**)
Memperhatikan : Surat rekomendasi …. Nomor …. tanggal …. tentang ….

MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KESATU : Terhitung mulai tanggal …… mengangkat Pegawai Negeri Sipil :
a. Nama : .................................................................
b. NIP : .....................................................................
c. Pangkat/golongan ruang/TMT : ...........................
d. Unit kerja : ...........................................................
dalam jabatan fungsional ………………….dengan Angka Kredit sebesar ….. (.........)
KEDUA : ………………………………………………………………............ **)
KETIGA : Keputusan Menteri/Kepala LPNK/Gubernur/Bupati/Walikota mulai berlaku pada
tanggal ditetapkan.

Tembusan:
1. Kepala Badan Kepegawaian Negara/Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara;
2. Direktur Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan
3. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang membidangi kepegawaian
4. Pimpinan unit kerja pembina JF bidang PUPR
5. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Yang bersangkutan
6. Pejabat lain yang dianggap perlu
7. ………………………………………. **)
*) dipilih yang dianggap perlu
**) diisi bila ada penambahan yang dianggap perlu.
Ditetapkan di ……............
pada tanggal ...……….......

........................................

jdih.pu.go.id
- 88 -

b. KEPUTUSAN PENGANGKATAN MELALUI PERPINDAHAN DARI JABATAN


LAIN (PANGKAT DAN GOLONGAN DI ATAS JENJANG JABATAN)

KEPUTUSAN MENTERI/KEPALA LPNK/GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA.. *)


NOMOR ..............
TENTANG
PENGANGKATAN MELALUI PERPINDAHAN DARI JABATAN LAIN KE DALAM JABATAN
FUNGSIONAL ……………….
MENTERI/KEPALA LPNK/GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA ……........... *)
Membaca : Surat …. Nomor …. tanggal ….
Menimbang: a. bahwa untuk mengisi kebutuhan jabatan yang lowong,
Saudara…………………...NIP…………….jabatan…………....pangkat/golongan
ruang …………….. telah memenuhi syarat dan dianggap cakap untuk diangkat
dalam jabatan fungsional ……………………. melalui perpindahan dari jabatan
lain;
b. bahwa berdasarkan Penetapan Angka Kredit ……...... Nomor : ……….. tanggal
............. yang bersangkutan telah ditetapkan Angka Kreditnya sebesar .....;
c. bahwa untuk maksud tersebut perlu ditetapkan dengan Keputusan
Menteri/Kepala LPNK/Gubernur/Bupati/ Walikota …*)
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai
Negeri Sipil sebagaimana diubah menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 17
Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun
2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil;
3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2023 tentang jabatan fungsional;
4. Peraturan Badan Kepegawaian Negara Republik Indonesia Nomor 3 Tahun
2023 tentang Angka Kredit, Kenaikan Pangkat dan Jenjang jabatan fungsional;
5. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor … Tahun … tentang jabatan fungsional ….
6. ………………………………………………………………………**)
Memperhatikan : Surat rekomendasi …. Nomor …. tanggal …. tentang ….
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KESATU : Terhitung mulai tanggal …… mengangkat Pegawai Negeri Sipil :
a. Nama : .................................................................
b. NIP : .....................................................................
c. Pangkat/golongan ruang/TMT : ...........................
d. Unit kerja : ...........................................................
dalam jabatan fungsional ………………….dengan Angka Kredit sebesar ….. (.........)
KEDUA : Bahwa dalam jangka waktu satu tahun sejak ditetapkannya keputusan ini, Yang
bersangkutan dapat dipertimbangkan untuk kenaikan jabatan setingkat lebih tinggi
apabila tersedia lowongan jabatan dan memenuhi persyaratan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
KETIGA : ………………………………………………………………............ **)
KEEMPAT : Keputusan Menteri/Kepala LPNK/Gubernur/Bupati/Walikota mulai berlaku pada
tanggal ditetapkan.

Tembusan:
1. Kepala Badan Kepegawaian Negara/Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara;
2. Direktur Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan
3. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang membidangi kepegawaian
4. Pimpinan unit kerja pembina JF bidang PUPR
5. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Yang bersangkutan
6. Pejabat lain yang dianggap perlu
7. ………………………………………. **)
*) dipilih yang dianggap perlu
**) diisi bila ada penambahan yang dianggap perlu.
Ditetapkan di ……............
pada tanggal ...……….......

........................................

jdih.pu.go.id
- 89 -

3. CONTOH KEPUTUSAN PENGANGKATAN MELALUI PERPINDAHAN DARI


JABATAN LAIN (ANTAR KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL)

KEPUTUSAN MENTERI/KEPALA LPNK/GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA.. *)


NOMOR ..............
TENTANG
PEMBERHENTIAN DARI JABATAN FUNGSIONAL …………. DAN PENGANGKATAN DALAM
JABATAN FUNGSIONAL ……………….

MENTERI/KEPALA LPNK/GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA ……........... *)

Membaca : Surat …. Nomor …. tanggal ….


Menimbang: a. bahwa untuk mengisi kebutuhan jabatan yang lowong,
Saudara…………………...NIP…………….jabatan…………....pangkat/golongan
ruang …………….. telah memenuhi syarat dan dianggap cakap untuk diangkat
dalam jabatan fungsional ……………………. melalui perpindahan dari jabatan
lain;
b. bahwa berdasarkan Penetapan Angka Kredit ……...... Nomor : ……….. tanggal
............. yang bersangkutan telah ditetapkan Angka Kreditnya sebesar .....;
c. bahwa untuk maksud tersebut perlu ditetapkan dengan Keputusan
Menteri/Kepala LPNK/Gubernur/Bupati/ Walikota …*)
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai
Negeri Sipil sebagaimana diubah menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 17
Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun
2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil;
3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2023 tentang jabatan fungsional;
4. Peraturan Badan Kepegawaian Negara Republik Indonesia Nomor 3 Tahun
2023 tentang Angka Kredit, Kenaikan Pangkat dan Jenjang jabatan
fungsional;
5. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor … Tahun … tentang jabatan fungsional ….
6. ………………………………………………………………………**)
Memperhatikan : Surat rekomendasi …. Nomor …. tanggal …. tentang ….
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KESATU : Terhitung mulai tanggal …… :
a. Nama : .................................................................
b. NIP : .....................................................................
c. Pangkat/golongan ruang/TMT : ...........................
d. Unit kerja : ...........................................................
memberhentikan Yang bersangkutan dari jabatan fungsional ………….. dan
mengangkat dalam jabatan fungsional ………………….dengan Angka Kredit
sebesar ….. (.........)
KEDUA : ………………………………………………………………............ **)
KETIGA :Keputusan Menteri/Kepala LPNK/Gubernur/Bupati/Walikota mulai berlaku pada
tanggal ditetapkan.

Tembusan:
1. Kepala Badan Kepegawaian Negara/Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara;
2. Direktur Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan
3. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang membidangi kepegawaian
4. Pimpinan unit kerja pembina JF bidang PUPR
5. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Yang bersangkutan
6. Pejabat lain yang dianggap perlu
7. ………………………………………. **)
*) dipilih yang dianggap perlu
**) diisi bila ada penambahan yang dianggap perlu.
Ditetapkan di ……............
pada tanggal ...……….......

........................................
4.

jdih.pu.go.id
- 90 -

5. CONTOH
KEPUTUSAN PENGANGKATAN MELALUI PERPINDAHAN DARI JABATAN
FUNGSIONAL KATEGORI KETERAMPILAN KE JABATAN FUNGSIONAL
KATEGORI KEAHLIAN

KEPUTUSAN MENTERI/KEPALA LPNK/GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA.. *)


NOMOR ..............
TENTANG
PENGANGKATAN DARI JABATAN FUNGSIONAL….. KE DALAM JABATAN FUNGSIONAL ………

MENTERI/KEPALA LPNK/GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA ……........... *)

Membaca : Surat …. Nomor …. tanggal ….


Menimbang: a. bahwa untuk mengisi kebutuhan jabatan yang lowong,
Saudara…………………...NIP…………….jabatan…………....pangkat/golongan
ruang …………….. telah memenuhi syarat dan dianggap cakap untuk
diangkat dalam jabatan fungsional …………………….;
b. bahwa berdasarkan Penetapan Angka Kredit ……...... Nomor : ……….. tanggal
............. yang bersangkutan telah ditetapkan Angka Kreditnya sebesar .....;
c. bahwa untuk maksud tersebut perlu ditetapkan dengan Keputusan
Menteri/Kepala LPNK/Gubernur/Bupati/ Walikota …*)
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai
Negeri Sipil sebagaimana diubah menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 17
Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun
2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil;
3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2023 tentang jabatan fungsional;
4. Peraturan Badan Kepegawaian Negara Republik Indonesia Nomor 3 Tahun
2023 tentang Angka Kredit, Kenaikan Pangkat dan Jenjang jabatan
fungsional;
5. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor … Tahun … tentang jabatan fungsional ….
6. ………………………………………………………………………**)
Memperhatikan : Surat rekomendasi …. Nomor …. tanggal …. tentang ….

MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KESATU : Terhitung mulai tanggal …… mengangkat Pegawai Negeri Sipil :
a. Nama : .................................................................
b. NIP : .....................................................................
c. Pangkat/golongan ruang/TMT : ...........................
d. Unit kerja : ...........................................................
dalam jabatan fungsional …………. dengan Angka Kredit sebesar ….. (.........)
KEDUA : ………………………………………………………………............ **)
KETIGA :Keputusan Menteri/Kepala LPNK/Gubernur/Bupati/Walikota mulai berlaku
pada tanggal ditetapkan.

Tembusan:
1. Kepala Badan Kepegawaian Negara/Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara;
2. Direktur Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan
3. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang membidangi kepegawaian
4. Pimpinan unit kerja pembina JF bidang PUPR
5. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Yang bersangkutan
6. Pejabat lain yang dianggap perlu
7. ………………………………………. **)
*) dipilih yang dianggap perlu
**) diisi bila ada penambahan yang dianggap perlu.
Ditetapkan di ……............
pada tanggal ...……….......

jdih.pu.go.id
- 91 -

........................................
5. CONTOH KEPUTUSAN PENGANGKATAN MELALUI PENYESUAIAN/
INPASSING DALAM JABATAN FUNGSIONAL

KEPUTUSAN MENTERI/KEPALA LPNK/GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA.. *)


NOMOR ..............
TENTANG
PENGANGKATAN MELALUI PENYESUAIAN/INPASSING
DALAM JABATAN FUNGSIONAL ……………….

MENTERI/KEPALA LPNK/GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA ……........... *)

Membaca : Surat …. Nomor …. tanggal ….


Menimbang: a. bahwa untuk mengisi kebutuhan jabatan yang lowong, Saudara ……….. NIP
…………… jabatan ………… pangkat/golongan ruang ………… telah memenuhi
syarat dan dianggap cakap untuk diangkat dalam jabatan fungsional …………
melalui penyesuaian/inpassing;
b.bahwa berdasarkan Penetapan Angka Kredit ……...... Nomor ……….. tanggal
………. yang bersangkutan telah ditetapkan Angka Kreditnya sebesar ……...;
c.bahwa untuk maksud tersebut perlu ditetapkan dengan Keputusan
Menteri/Kepala LPNK/Gubernur/Bupati/ Walikota …*)
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai
Negeri Sipil sebagaimana diubah menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 17
Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun
2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil;
3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2023 tentang jabatan fungsional;
4. Peraturan Badan Kepegawaian Negara Republik Indonesia Nomor 3 Tahun
2023 tentang Angka Kredit, Kenaikan Pangkat dan Jenjang jabatan fungsional;
5. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor … Tahun … tentang jabatan fungsional ….
6. ………………………………………………………………………**)
Memperhatikan : Surat rekomendasi …. Nomor …. tanggal …. tentang ….

MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KESATU : Terhitung mulai tanggal …… mengangkat Pegawai Negeri Sipil :
a. Nama : .................................................................
b. NIP : .....................................................................
c. Pangkat/golongan ruang/TMT : ...........................
d. Unit kerja : ...........................................................
dalam jabatan fungsional ………….dengan Angka Kredit sebesar ….. (.........)
KEDUA : ……………………………………………………………………………… **)
KETIGA : Keputusan Menteri/Kepala LPNK/Gubernur/Bupati/Walikota mulai berlaku pada
tanggal ditetapkan.

Tembusan:
1. Kepala Badan Kepegawaian Negara/Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara;
2. Direktur Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan
3. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang membidangi kepegawaian
4. Pimpinan unit kerja pembina JF bidang PUPR
5. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Yang bersangkutan
6. Pejabat lain yang dianggap perlu
7. ………………………………………. **)
*) dipilih yang dianggap perlu
**) diisi bila ada penambahan yang dianggap perlu.

Ditetapkan di ……............
pada tanggal ...……….......

........................................

jdih.pu.go.id
- 92 -

6. CONTOH KEPUTUSAN PENGANGKATAN MELALUI PENYETARAAN DALAM


JABATAN FUNGSIONAL

KEPUTUSAN MENTERI/KEPALA LPNK/GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA.. *)


NOMOR ..............
TENTANG
PENGANGKATAN MELALUI PENYESUAIAN PENYETARAAN DARI JABATAN
PENGAWAS/ADMINISTRATOR …*) KE DALAM JABATAN FUNGSIONAL ……………

MENTERI/KEPALA LPNK/GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA ……........... *)

Membaca : Surat …. Nomor …. tanggal ….


Menimbang: a. bahwa untuk mengisi kebutuhan jabatan yang lowong, Saudara ……….. NIP
…………… jabatan ………… pangkat/golongan ruang ………… telah memenuhi
syarat dan dianggap cakap untuk diangkat dalam jabatan fungsional …………
melalui penyesuaian penyetaraan;
b.bahwa berdasarkan Penetapan Angka Kredit ……...... Nomor ……….. tanggal
………. yang bersangkutan telah ditetapkan Angka Kreditnya sebesar ……...;
c.bahwa untuk maksud tersebut perlu ditetapkan dengan Keputusan
Menteri/Kepala LPNK/Gubernur/Bupati/ Walikota …*)
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai
Negeri Sipil sebagaimana diubah menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 17
Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun
2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil;
3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2023 tentang jabatan fungsional;
4. Peraturan Badan Kepegawaian Negara Republik Indonesia Nomor 3 Tahun
2023 tentang Angka Kredit, Kenaikan Pangkat dan Jenjang jabatan fungsional;
5. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor … Tahun … tentang jabatan fungsional ….
6. ………………………………………………………………………**)
Memperhatikan : Surat …. Nomor …. tanggal …. tentang ….

MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KESATU : Mengangkat Pegawai Negeri Sipil :
a. Nama : .................................................................
b. NIP : .....................................................................
c. Pangkat/golongan ruang/TMT : ...........................
d. Unit kerja : ...........................................................
terhitung mulai tanggal …. disetarakan dalam jabatan fungsional ………….
dengan Angka Kredit sebesar ….. (.........)
KEDUA : …………………………………………………………………………….. **)
KETIGA : Keputusan Menteri/Kepala LPNK/Gubernur/Bupati/Walikota mulai berlaku pada
tanggal ditetapkan.

Tembusan:
1. Kepala Badan Kepegawaian Negara/Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara;
2. Direktur Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan
3. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang membidangi kepegawaian
4. Pimpinan unit kerja pembina JF bidang PUPR
5. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Yang bersangkutan
6. Pejabat lain yang dianggap perlu
7. ………………………………………. **)
*) dipilih yang dianggap perlu
**) diisi bila ada penambahan yang dianggap perlu.
Ditetapkan di ……............
pada tanggal ...……….......

........................................

jdih.pu.go.id
- 93 -

7. CONTOH KEPUTUSAN PENGANGKATAN MELALUI PROMOSI

KEPUTUSAN MENTERI/KEPALA LPNK/GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA.. *)


NOMOR ..............
TENTANG
PENGANGKATAN MELALUI PROMOSI
DALAM JABATAN FUNGSIONAL …….

MENTERI/KEPALA LPNK/GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA ……........... *)

Membaca : Surat …. Nomor …. tanggal ….


Menimbang: a. bahwa untuk mengisi kebutuhan jabatan yang lowong,
Saudara…………NIP……….jabatan……....pangkat/golongan ruang …………
telah memenuhi syarat dan dianggap cakap untuk diangkat dalam jabatan
fungsional …………. melalui promosi;
b. bahwa berdasarkan Penetapan Angka Kredit ……...... Nomor : ……….. tanggal
............. yang bersangkutan telah ditetapkan Angka Kreditnya sebesar .....;
c. bahwa untuk maksud tersebut perlu ditetapkan dengan Keputusan
Menteri/Kepala LPNK/Gubernur/Bupati/ Walikota …*)
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai
Negeri Sipil sebagaimana diubah menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 17
Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun
2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil;
3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2023 tentang jabatan fungsional;
4. Peraturan Badan Kepegawaian Negara Republik Indonesia Nomor 3 Tahun
2023 tentang Angka Kredit, Kenaikan Pangkat dan Jenjang jabatan fungsional;
5. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor … Tahun … tentang jabatan fungsional ….
6. ………………………………………………………………………**)
Memperhatikan : Surat rekomendasi …. Nomor …. tanggal …. tentang ….

MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KESATU : Terhitung mulai tanggal …… Pegawai Negeri Sipil :
a. Nama : .................................................................
b. NIP : .....................................................................
c. Pangkat/golongan ruang/TMT : ...........................
d. Unit kerja : ...........................................................
dipromosikan ke dalam jabatan fungsional …… dengan Angka Kredit sebesar …..
(.........)
KEDUA : ………………………………………………………………............ **)
KETIGA : Keputusan Menteri/Kepala LPNK/Gubernur/Bupati/Walikota mulai berlaku pada
tanggal ditetapkan.

Tembusan:
1. Kepala Badan Kepegawaian Negara/Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara;
2. Direktur Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan
3. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang membidangi kepegawaian
4. Pimpinan unit kerja pembina JF bidang PUPR
5. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Yang bersangkutan
6. Pejabat lain yang dianggap perlu
7. ………………………………………. **)
*) dipilih yang dianggap perlu
**) diisi bila ada penambahan yang dianggap perlu.

Ditetapkan di ……............
pada tanggal ...……….......

........................................

jdih.pu.go.id
- 94 -

8. CONTOH KEPUTUSAN KENAIKAN JABATAN DALAM JABATAN FUNGSIONAL

KEPUTUSAN MENTERI/KEPALA LPNK/GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA.. *)


NOMOR ..............
TENTANG
KENAIKAN JABATAN DALAM JABATAN FUNGSIONAL ……………….

MENTERI/KEPALA LPNK/GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA ……........... *)

Membaca : Surat …. Nomor …. tanggal ….


Menimbang: a. bahwa untuk mengisi kebutuhan jabatan yang lowong,
Saudara…………………...NIP…………….jabatan…………....pangkat/golongan
ruang …………….. telah memenuhi syarat dan dianggap cakap untuk
dinaikkan dalam jenjang jabatan fungsional setingkat lebih tinggi;
b. bahwa berdasarkan Penetapan Angka Kredit ……...... Nomor : ……….. tanggal
............. yang bersangkutan telah ditetapkan Angka Kreditnya sebesar .....;
c. bahwa untuk maksud tersebut perlu ditetapkan dengan Keputusan
Menteri/Kepala LPNK/Gubernur/Bupati/ Walikota …*)
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai
Negeri Sipil sebagaimana diubah menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 17
Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun
2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil;
3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2023 tentang jabatan fungsional;
4. Peraturan Badan Kepegawaian Negara Republik Indonesia Nomor 3 Tahun
2023 tentang Angka Kredit, Kenaikan Pangkat dan Jenjang jabatan
fungsional;
5. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor … Tahun … tentang jabatan fungsional ….
6. ………………………………………………………………………**)
Memperhatikan : Surat rekomendasi …. Nomor …. tanggal …. tentang ….

MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KESATU : Terhitung mulai tanggal …… mengangkat Pegawai Negeri Sipil :
a. Nama : .................................................................
b. NIP : .....................................................................
c. Pangkat/golongan ruang/TMT : ...........................
d. Unit kerja : ...........................................................
dari jabatan fungsional ……. dalam jabatan fungsional …………… dengan Angka
Kredit sebesar ….. (.........)
KEDUA : …….…………………………………………………………............ **)
KETIGA : Keputusan Menteri/Kepala LPNK/Gubernur/Bupati/Walikota mulai berlaku pada
tanggal ditetapkan.

Tembusan:
1. Kepala Badan Kepegawaian Negara/Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara;
2. Direktur Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan
3. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang membidangi kepegawaian
4. Pimpinan unit kerja pembina JF bidang PUPR
5. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Yang bersangkutan
6. Pejabat lain yang dianggap perlu
7. ………………………………………. **)
*) dipilih yang dianggap perlu
**) diisi bila ada penambahan yang dianggap perlu.

Ditetapkan di ……............
pada tanggal ...……….......

........................................

jdih.pu.go.id
- 95 -

9. CONTOH KEPUTUSAN PENGANGKATAN KEMBALI DALAM JABATAN


FUNGSIONAL

KEPUTUSAN MENTERI/KEPALA LPNK/GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA... *)


NOMOR ..............
TENTANG
PENGANGKATAN KEMBALI DALAM JABATAN FUNGSIONAL ……………….

MENTERI/KEPALA LPNK/GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA ……........... *)

Membaca : Surat …. Nomor …. tanggal ….


Menimbang: a. bahwa berdasarkan Keputusan ……………….., Saudara ……………...
NIP……………. telah diberhentikan dari jabatan fungsional……….……. karena
……………………;
b. bahwa berdasarkan Keputusan ..................... yang bersangkutan telah
diberhentikan dari jabatan struktural… /telah selesai mengikuti tugas
belajar/telah diaktifkan kembali sebagai Pegawai Negeri Sipil *), dan telah
memenuhi syarat dan dianggap cakap untuk diangkat kembali dalam jabatan
fungsional.............;
c. bahwa untuk maksud tersebut perlu ditetapkan dengan Keputusan
Menteri/Kepala LPNK/Gubernur/Bupati/ Walikota …*)
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai
Negeri Sipil sebagaimana diubah menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 17
Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun
2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil;
3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2023 tentang jabatan fungsional;
4. Peraturan Badan Kepegawaian Negara Republik Indonesia Nomor 3 Tahun
2023 tentang Angka Kredit, Kenaikan Pangkat dan Jenjang jabatan
fungsional;
5. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor … Tahun … tentang jabatan fungsional ….
6. ………………………………………………………………………**)

MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KESATU : Terhitung mulai tanggal …… mengangkat kembali Pegawai Negeri Sipil :
a. Nama : .................................................................
b. NIP : .....................................................................
c. Pangkat/golongan ruang/TMT : ...........................
d. Unit kerja : ...........................................................
dalam jabatan fungsional ………………….dengan Angka Kredit sebesar ….. (.........)
KEDUA : ………………………………………………………………............ **)
KETIGA : Keputusan Menteri/Kepala LPNK/Gubernur/Bupati/Walikota mulai berlaku pada
tanggal ditetapkan.

Tembusan:
1. Kepala Badan Kepegawaian Negara/Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara;
2. Direktur Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan
3. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang membidangi kepegawaian
4. Pimpinan unit kerja pembina JF bidang PUPR
5. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Yang bersangkutan
6. Pejabat lain yang dianggap perlu
7. ………………………………………. **)
*) dipilih yang dianggap perlu
**) diisi bila ada penambahan yang dianggap perlu.

Ditetapkan di ……............
pada tanggal ...……….......

........................................

jdih.pu.go.id
- 96 -

10. CONTOH KEPUTUSAN PEMBERHENTIAN DALAM JABATAN FUNGSIONAL

KEPUTUSAN MENTERI/KEPALA LPNK/GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA.. *)


NOMOR ..............
TENTANG
PEMBERHENTIAN DALAM JABATAN FUNGSIONAL ……………….

MENTERI/KEPALA LPNK/GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA ……........... *)

Membaca : Surat …. Nomor …. tanggal ….


Menimbang: a. bahwa berdasarkan Keputusan …………….., Saudara ………………...
NIP……………. telah diangkat dalam jabatan fungsional …………;
b. bahwa berdasarkan Keputusan ……...... yang bersangkutan telah diangkat
dalam jabatan struktural/telah mengikuti tugas belajar lebih dari 6 (enam)
bulan/telah cuti diluar tanggungan negara/mengundurkan diri dari jabatan
fungsional/tidak memenuhi persyaratan jabatan … *);
c. bahwa untuk maksud tersebut perlu ditetapkan dengan Keputusan
Menteri/Kepala LPNK/Gubernur/Bupati/ Walikota …*)
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai
Negeri Sipil sebagaimana diubah menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 17
Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun
2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil;
3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2023 tentang jabatan fungsional;
4. Peraturan Badan Kepegawaian Negara Republik Indonesia Nomor 3 Tahun
2023 tentang Angka Kredit, Kenaikan Pangkat dan Jenjang jabatan fungsional;
5. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor … Tahun … tentang jabatan fungsional ….
6. ………………………………………………………………………**)

MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KESATU : Memberhentikan Pegawai Negeri Sipil :
a. Nama : .................................................................
b. NIP : .....................................................................
c. Pangkat/golongan ruang/TMT : ...........................
d. Unit kerja : ...........................................................
terhitung mulai akhir bulan …. dari jabatan fungsional ………….dengan Angka Kredit
sebesar ….. (.........)
KEDUA : Saudara … dapat diangkat kembali dalam jabatan fungsional ….., apabila tersedia
lowongan jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan ***)
KETIGA : Keputusan Menteri/Kepala LPNK/Gubernur/Bupati/Walikota mulai berlaku pada
tanggal ditetapkan.

Tembusan:
1. Kepala Badan Kepegawaian Negara/Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara;
2. Direktur Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan
3. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang membidangi kepegawaian
4. Pimpinan unit kerja pembina JF bidang PUPR
5. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Yang bersangkutan
6. Pejabat lain yang dianggap perlu
7. ………………………………………. **)
*) dipilih yang dianggap perlu
**) diisi bila ada penambahan yang dianggap perlu.
***) dicantumkan bila Ybs. dapat diangkat kembali dalam JF

Ditetapkan di ……............
pada tanggal ...……….......

........................................

jdih.pu.go.id
- 97 -

11. CONTOH KEPUTUSAN PENGANGKATAN PERUBAHAN NOMENKLATUR


JABATAN FUNGSIONAL

KEPUTUSAN MENTERI/KEPALA LPNK/GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA.. *)


NOMOR ..............
TENTANG
PENGANGKATAN DALAM JABATAN FUNGSIONAL ……………….

MENTERI/KEPALA LPNK/GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA ……........... *)

Membaca : Surat …. Nomor …. tanggal ….


Menimbang: a. bahwa untuk perubahan nomenklatur, Saudara…… NIP …… jabatan
fungsional …. (nomenklatur lama) dapat diangkat dalam jabatan fungsional
…… (nomenklatur baru);
b. bahwa berdasarkan Penetapan Angka Kredit ……...... Nomor : ……….. tanggal
............. yang bersangkutan telah ditetapkan Angka Kreditnya sebesar .....;
c.bahwa untuk maksud tersebut perlu ditetapkan dengan Keputusan
Menteri/Kepala LPNK/Gubernur/Bupati/ Walikota …*)
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai
Negeri Sipil sebagaimana diubah menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 17
Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun
2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil;
3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2023 tentang jabatan fungsional;
4. Peraturan Badan Kepegawaian Negara Republik Indonesia Nomor 3 Tahun
2023 tentang Angka Kredit, Kenaikan Pangkat dan Jenjang jabatan fungsional;
5. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor … Tahun … tentang jabatan fungsional ….
6. ……………………………………………………………………**)

MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KESATU : Terhitung mulai tanggal …… mengangkat Pegawai Negeri Sipil:
a. Nama : .................................................................
b. NIP : .....................................................................
c. Tanggal Lahir : ……………………………………………
d. Pangkat/golongan ruang/TMT : ...........................
e. Unit kerja : ...........................................................
dalam jabatan fungsional ………………….dengan Angka Kredit sebesar ….. (.........)
KEDUA : ………………………………………………………………............ **)
KETIGA : Keputusan Menteri/Kepala LPNK/Gubernur/Bupati/Walikota mulai berlaku pada
tanggal ditetapkan.

Tembusan:
1. Kepala Badan Kepegawaian Negara/Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara;
2. Direktur Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan
3. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang membidangi kepegawaian
4. Pimpinan unit kerja pembina JF bidang PUPR
5. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Yang bersangkutan
6. Pejabat lain yang dianggap perlu
7. ………………………………………. **)
*) dipilih yang dianggap perlu
**) diisi bila ada penambahan yang dianggap perlu.

Ditetapkan di ……............
pada tanggal ...……….......

........................................

jdih.pu.go.id
- 98 -

12. CONTOH
SURAT PERNYATAAN MEMILIKI PENGALAMAN DALAM PELAKSANAAN TUGAS DI BIDANG
JF PUPR YANG AKAN DIDUDUKI PALING KURANG 2 (DUA) TAHUN

SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : …………….……………………………………………..
NIP : …..……………………………………………………….
Pangkat/Golongan Ruang/TMT : ....……………………………………………………….
Jabatan *) : ………….…………………………………….………….
Unit Kerja : .……………………………………………….………….
menyatakan bahwa
Nama : ..………………………………………….………………..
NIP : .…………………………………………………………….
Pangkat/Golongan/Ruang/TMT : ..………………………………………………..………….
Jabatan : ……………………..……………………..……………….
Unit Kerja : ………………………………………….…………………..

Telah memiliki pengalaman dalam melaksanakan tugas di bidang pekerjaan umum dan
perumahan rakyat selama paling singkat 2 (dua) tahun dengan rincian sebagai berikut:

No. Uraian Kegiatan Kurun Waktu Keterangan

1. ……………………………………. ……s.d…… ……………….

2. ……………………………………. ……s.d…… ……………….

3. ……………………………………. ……s.d…… ……………….

dst ……………………………………. ……s.d…… ……………….

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.


..........., ...............................
Yang Membuat Pernyataan

(……………………………………)
NIP……………………………….
*) Minimal Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama

jdih.pu.go.id
- 99 -

13. CONTOH
SURAT USUL PENGANGKATAN PERPINDAHAN

Nomor : ........... ….., ……,....


Sifat : ………
Lampiran : ……….
Hal : Usul Pengangkatan Dalam jabatan fungsional ….

Yth. ......
1. Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR cq. unit kerja pembina JF bidang
PUPR (bagi instansi pemerintah di luar Kem PUPR)* atau
2. Pimpinan unit kerja pembina JF PUPR di lingkungan Kementerian PUPR (bagi
internal Kem PUPR)* pilih sesuai kebutuhan
di -
Tempat

Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku bahwa


pengangkatan dalam jabatan fungsional mensyaratkan mengikuti dan lulus uji
kompetensi yang disusun oleh instansi pembina jabatan fungsional.
Sehubungan dengan hal di atas, bersama ini dengan hormat kami usulkan
Pegawai Negeri Sipil sebanyak (....), untuk dapat diangkat dalam jabatan fungsional
….melalui mekanisme Pengangkatan Perpindahan dengan data sebagai berikut
/terlampir:

No
Nama /NIP Pangkat Jabatan Usul JF

1.

2.

dst.

Demikian kami sampaikan. Atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan


terima kasih.
JPT Pratama bidang
Kepegawaian/Kesekretariatan

Nama....
NIP. ....
Tembusan:
1. …

jdih.pu.go.id
- 100 -

14. CONTOH
SURAT USUL PERMOHONAN KEBUTUHAN JF

Nomor : ……………………….. ……….., ………………..


Sifat : ………………………..
Lampiran : 1 (satu) berkas
Hal : Permohonan Rekomendasi Kebutuhan
jabatan fungsional ………..

Yth. Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Cq. ……. Unit Kerja Pembina JF bidang PUPR**)
di –
Jakarta

Dalam rangka pengangkatan dalam jabatan fungsional (JF) ……….., bersama ini kami
sampaikan hal-hal sebagai berikut:
1. Bahwa setiap instansi pemerintah wajib menyusun kebutuhan, jumlah dan jenis
jabatan PNS berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja, termasuk
diantaranya kebutuhan atau formasi JF.
2. Sebelum dapat dilakukan pengangkatan dalam JF, diwajibkan melakukan
perhitungan kebutuhan JF untuk selanjutnya dilakukan pengusulan kepada
Kementerian PAN dan RB untuk dapat ditetapkan persetujuan kebutuhannya.
3. Terkait hal di atas, bersama ini dengan hormat kami sampaikan usulan perhitungan
kebutuhan JF …….. di ……. untuk dapat kiranya dapat ditetapkan rekomendasi atas
kebutuhannya dengan rincian sebagai berikut:

Formasi yang
Nama Jenjang Perhitungan Jumlah Existing
No. Perlu
Jabatan Jabatan Kebutuhan Pejabat Fungsional
Ditetapkan

1 2 3 4 5 6

JUMLAH

JPT Pratama Bidang


Kepegawaian/Kesekretariatan

(Nama……………)
NIP.

jdih.pu.go.id
- 101 -

15. CONTOH
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Pas foto berwarna


4x6

I. DATA PRIBADI

1 Nama Lengkap :

2 NIP :

3 Pangkat/Gol Ruang :

4 Tempat dan Tanggal Lahir :

5 Unit Kerja :

6 Instansi :

II. PENDIDIKAN

No Jenjang Nama Sekolah Jurusan/Program Studi Tahun

jdih.pu.go.id
- 102 -

III. KURSUS/PELATIHAN

No Nama Lama Tempat Tahun


Pelatihan/Kursus Pelatihan/Kursus Pelatihan/Kursus

IV. RIWAYAT KEPANGKATAN

No Jenis Kenaikan Pangkat/Gol Ruang TMT Kepangkatan No. SK KP


Pangkat

V. RIWAYAT JABATAN

No Jabatan No. SK Jabatan TMT Jabatan Uraian Tugas


Jabatan

VI. TANDA JASA/PENGHARGAAN

No Nama Tanda No. SK TMT Perolehan Instansi yang


Jasa/Penghargaan Menetapkan

jdih.pu.go.id
- 103 -

Demikian daftar hidup ini saya buat dengan sesungguhnya sebagaimana bukti
pendukung terlampir, dan apabila dikemudian hari terdapat keterangan yang tidak
benar saya bersedia menerima segala tindakan yang diambil oleh instansi pembina
jabatan fungsional …….

Mengetahui, ……………., ……………….


Atasan Langsung, Yang membuat pernyataan,

………………………….. …………………………..
NIP. ……………………. NIP. …………………….

jdih.pu.go.id
- 104 -

16. CONTOH
SURAT PERNYATAAN MEMILIKI INTEGRITAS DAN MORALITAS YANG BAIK, TIDAK
SEDANG MENJALANI HUKUMAN DISIPLIN, DAN TIDAK SEDANG MENJALANKAN
CUTI DI LUAR TANGGUNGAN NEGARA DARI PYB.

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama :…………………….………………………………….
NIP :…………..……………………………………………
Pangkat/Golongan Ruang/TMT : ..……………………………………………………..
Jabatan *) : ……………………………………………………….
Unit Kerja : .………………………………..…………………….

Dengan ini menyatakan bahwa


Nama :…………………………………………….………….
NIP : .………………………………..…………………….
Pangkat/Golongan/Ruang/TMT : .………………………………………………………
Jabatan :……………………..…………………………………
Unit Kerja :……………..…………………….…………………..

Yang bersangkutan:
1. Memiliki integritas dan moralitas yang baik;
2. Tidak sedang menjalani/dijatuhi hukuman disiplin; dan
3. Tidak sedang menjalani cuti di luar tanggungan negara.

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

............., ..............................
Yang Membuat Pernyataan

(……………………………………)
NIP……………………………….

*) ditanda tangani minimal JPT Pratama

jdih.pu.go.id
- 105 -

17.CONTOH
SURAT PERNYATAAN BERSEDIA DIANGKAT DALAM JF BIDANG PUPR

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : …………………………………………………….
NIP : …………………………………………………….
Pangkat/Golongan Ruang/TMT : …………………………………………………….
Unit Kerja : ………………….…………………………………
Instansi : ……………………….……………………………

Dengan ini menyatakan sesungguhnya, bahwa saya :


bersedia untuk diangkat dalam jabatan fungsional Bidang PUPR dengan penuh
komitmen dan tanggung jawab dan bersedia tidak merangkap jabatan apabila
diangkat sebagai Pejabat Fungsional bidang PUPR sebagai:
a. Pejabat Struktural/Fungsional pada instansi Pemerintah Pusat dan Daerah;
b. Pejabat pada Lembaga Non Struktural;
c. Direksi BUMN, BUMD, dan Badan Layanan Umum;
d. Jabatan lainnya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Apabila saya tidak memenuhi pernyataan diatas, maka saya bersedia diberhentikan
dari jabatan fungsional Bidang PUPR.

Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.

………..,…………………

Mengetahui :
Yang Menyatakan
Atasan Langsung,

(……………………….) (……………………….)

NIP. NIP.

jdih.pu.go.id
- 106 -

18. CONTOH
SURAT USUL PENGANGKATAN DALAM JABATAN FUNGSIONAL BIDANG PUPR
MELALUI PENYESUAIAN/INPASSING

Nomor : ........... ….., ……,....


Sifat : ………
Lampiran : ……….
Hal : Usul Pengangkatan Dalam jabatan
fungsional …. Melalui
Penyesuaian/Inpassing

Yth. ......
1. Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR cq. unit kerja pembina JF bidang
PUPR (bagi instansi pemerintah di luar Kem PUPR)* atau
2. Pimpinan unit kerja pembina JF PUPR di lingkungan Kementerian PUPR (bagi
internal Kem PUPR)* pilih sesuai kebutuhan
di -
Tempat

Menindaklanjuti surat …. Nomor … Tanggal …. Hal ….(terkait inpassing)


jabatan fungsional …., bersama ini dengan hormat kami usulkan Pegawai Negeri Sipil
sebanyak (....), untuk dapat diangkat dalam jabatan fungsional ….melalui mekanisme
Penyesuaian/Inpassing dengan data sebagai berikut /terlampir:

No
Nama /NIP Pangkat Jabatan Usul JF

1.

2.

dst.

Demikian kami sampaikan. Atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan


terima kasih.
JPT Pratama bidang
Kepegawaian/Kesekretariatan

Nama....
NIP. ....
Tembusan:
1. …

jdih.pu.go.id
- 107 -

19. CONTOH
SURAT PERNYATAAN RENCANA PENEMPATAN PEJABAT FUNGSIONAL

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama :…………………….………………………………….
NIP :…………..……………………………………………
Pangkat/Golongan Ruang/TMT : ..……………………………………………………..
Jabatan *) : ……………………………………………………….
Unit Kerja : .………………………………..…………………….

Dengan ini menyatakan bahwa :


Nama :…………………………………………….………….
NIP : .………………………………..…………………….
Pangkat/Golongan/Ruang/TMT : .………………………………………………………
Jabatan :……………………..…………………………………
Unit Kerja :……………..…………………….…………………..
akan kami tempatkan pada unit kerja …. dengan jabatan fungsional ….

**) atau kolektif


Rencana Penempatan

Ket
No Nama / NIP Pangkat Nama Unit Nama Unit
Eselon II/ Eselon I
UPT

dst.

Ditetapkan di …………….

............., ..............................

Yang Menetapkan *)

(………………………… )

NIP………………………….

*) isi nama jabatan minimal ditetapkan JPT Pratama


**) diisi bila rencana penempatan PNS nya secara kolektif

jdih.pu.go.id
- 108 -

20. CONTOH
SURAT PERNYATAAN BERSEDIA MENGANGKAT PNS DALAM JABATAN
FUNGSIONAL BIDANG PUPR

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : …………………………………………………….
NIP : …………………………………………………….
Pangkat/Golongan Ruang/TMT : …………………………………………………….
Jabatan : ………………….…………………………………
Unit Kerja : ………………….…………………………………
Instansi : ……………………….……………………………

Dengan ini menyatakan sesungguhnya, bahwa saya bersedia mengangkat Pegawai


Negeri Sipil di bawah ini dalam jabatan fungsional …..

Nama : …………………………………………………….
NIP : …………………………………………………….
Pangkat/Golongan Ruang/TMT : …………………………………………………….
Jabatan : ………………….…………………………………
Unit Kerja : ………………….…………………………………
Instansi : ……………………….……………………………

Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di …………….

............., ..............................

Yang Menetapkan …*)

(………………………… **)

NIP………………………….

*) tulis nama jabatannya


**) yang menetapkan minimal JPT Pratama bidang kepegawaian

jdih.pu.go.id
- 109 -

21. CONTOH
SURAT USUL PENGANGKATAN DALAM JABATAN FUNGSIONAL BIDANG PUPR
MELALUI PROMOSI

Nomor : ........... ….., ……,....


Sifat : ………
Lampiran : ……….
Hal : Usul Pengangkatan Dalam jabatan
fungsional …. Melalui Promosi

Yth. ......
1. Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR cq. unit kerja pembina JF bidang
PUPR (bagi instansi pemerintah di luar Kem PUPR)* atau
2. Pimpinan unit kerja pembina JF PUPR di lingkungan Kementerian PUPR (bagi
internal Kem PUPR)* pilih sesuai kebutuhan
di -
Tempat

Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku bahwa PNS


yang memperoleh predikat kinerja minimal bernilai sangat baik dalam 2 (dua) tahun
terakhir dapat diangkat dalam JF setingkat lebih tinggi dengan melalui mekanisme
promosi.
Sehubungan dengan hal di atas, bersama ini dengan hormat kami usulkan Pegawai
Negeri Sipil dengan data berikut untuk dapat diangkat dalam jabatan fungsional ….
melalui promosi.

Nama :
NIP :
Jabatan :
Unit Kerja :
Usulan JF :

Demikian kami sampaikan. Atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan


terima kasih.
JPT Pratama bidang
Kepegawaian/Kesekretariatan

Nama....
NIP. ....
Tembusan:
1. …

jdih.pu.go.id
- 110 -

22. CONTOH
SURAT USUL PROMOSI KENAIKAN JENJANG JABATAN FUNGSIONAL BIDANG
PUPR

Nomor : ........... ….., ……,....


Sifat : ………
Lampiran : ……….
Hal : Usul Kenaikan Jenjang jabatan
fungsional ….

Yth. ......
1. Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR cq. unit kerja pembina JF bidang
PUPR (bagi instansi pemerintah di luar Kem PUPR)* atau
2. Pimpinan unit kerja pembina JF PUPR di lingkungan Kementerian PUPR (bagi
internal Kem PUPR)* pilih sesuai kebutuhan
di -
Tempat

Sehubungan dengan terpenuhinya Angka Kredit pejabat fungsional… untuk naik


jenjang lebih tinggi di lingkungan …. , bersama ini dengan hormat kami usulkan
Pegawai Negeri Sipil dengan data berikut untuk dapat dinaikkan jenjang jabatan
fungsionalnya setingkat lebih tinggi dengan data berikut :

No Nama / NIP Pangkat Jabatan Awal usul kenaikan Angka Kredit


jabatan terakhir

1.

2.

dst.

Demikian kami sampaikan. Atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan


terima kasih.
JPT Pratama bidang
Kepegawaian/Kesekretariatan

Nama....
NIP. ....
Tembusan:
1. …

jdih.pu.go.id
- 111 -

23. BERITA ACARA SIDANG TIM PENILAI KINERJA JABATAN FUNGSIONAL

BERITA ACARA
TIM PENILAI KINERJA KEMENTERIAN/ UNIT ORGANISASI/UNIT KERJA*)
JABATAN FUNGSIONAL …
Nomor : …..

Pada hari ini …tanggal … bulan … tahun …. bertempat di … telah dilakukan


sidang Tim Penilai Kinerja jabatan fungsional … sebanyak …. PNS. Berdasarkan
hasil penilaian yang dilakukan oleh Tim Penilai Kinerja jabatan fungsional ….
maka sebanyak:
1. …. PNS dapat dipertimbangkan untuk diangkat dalam JF…
2. …. PNS dapat dipertimbangkan untuk naik jabatan setingkat lebih tinggi
3. …. PNS dapat dipertimbangkan untuk … **)

Sisanya sebanyak …. PNS belum dapat dipertimbangkan untuk diangkat/naik


jabatan setingkat lebih tinggi.

Berita acara ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

TIM PENILAI KINERJA KEMENTERIAN/UNIT ORGANISASI/UNIT KERJA


ESELON II/UNIT PELAKSANA TEKNIS ESELON III *)
JABATAN FUNGSIONAL…

Kedudukan dalam
No Nama Jabatan Tanda Tangan
Tim

Ketua merangkap
1. ………….. ………….. …………..
anggota

Wakil Ketua
2. ………….. ………….. merangkap …………..
anggota
Sekretaris
3. ………….. ………….. merangkap …………..
anggota

4. ………….. ………….. anggota …………..

dst. ………….. ………….. dst. …………..

Ket :
*) pilih yang dianggap perlu
**) diisi sesuai dengan kebutuhan

jdih.pu.go.id
- 112 -

Lampiran Berita Acara Sidang Tim Penilai Kinerja JF …


Nomor ……….

TIM PENILAI KINERJA KEMENTERIAN/UNIT ORGANISASI/UNIT KERJA


ESELON II/UNIT PELAKSANA TEKNIS ESELON III *)
JABATAN FUNGSIONAL…

No Nama Jabatan Kedudukan dalam Tim Tanda Tangan

1. ………….. ………….. Ketua merangkap anggota …………..

2. ………….. ………….. Wakil Ketua merangkap anggota …………..

3. ………….. ………….. Sekretaris merangkap anggota …………..

4. ………….. ………….. anggota …………..

dst. ………….. ………….. dst. …………..

Keterangan :
Kolom 1 : isi dengan nomor urut
Kolom 2 : isi dengan identitas PNS yang diusulkan
: masa penilaian mengacu pada periode penilaian predikat kinerja yang
: dikonversi menjadi Angka Kredit predikat kinerja diisi 2 tahun terakhir,
: - tahun 1 adalah tahun terakhir,
: - tahun 2 adalah tahun sebelumnya,
: apakah predikat sangat baik/ baik/ butuh perbaikan dst.
Kolom 3 : isi jabatan fungsional yang diduduki / nama jabatan definitif yang sedang
: diduduki (bila belum menjabat JF) dan TMT pengangkatan.
Kolom 4 : isi unit kerja dan unit organisasi tempat bekerja
Kolom 5 : isi Angka Kredit terakhir dan tanggal penetapannya
Kolom 6 : isi usulan PNS yang bersangkutan, misal pengangkatan dalam JF,
: kenaikan jabatan, promosi, pemberhentian dll.
Kolom 7 : diisi oleh tim penilai kinerja terkait riwayat kepegawaian PNS yang dinilai
kelebihan kekurangan atau catatan lain yang dianggap perlu.
Kolom 8 : diisi oleh tim penilai kinerja terkait rekomendasi yang diberikan apakah
dapat dipertimbangkan untuk diangkat/kenaikan jabatan/promosi atau
sebaliknya.
*) pilih yang dianggap perlu

jdih.pu.go.id
24. CONTOH SURAT REKOMENDASI PENGANGKATAN DALAM JABATAN FUNGSIONAL BIDANG PUPR
KOP SURAT

SURAT REKOMENDASI
KENAIKAN JABATAN FUNGSIONAL/PENGANGKATAN DALAM JABATAN FUNGSIONAL …*)
MELALUI PERPINDAHAN DARI JABATAN LAIN/PROMOSI/PENYESUAIAN *)
Nomor :

Berdasarkan hasil uji kompetensi calon/pejabat fungsional … yang telah dilakukan pada tanggal …. bertempat di …. melalui perpindahan
dari jabatan lain/promosi/kenaikan jabatan/penyesuaian *) atas nama sebagai berikut :

Nama :…
NIP : …
Pangkat/TMT : …
Jabatan saat ini : …
unit kerja : …
Hasil uji Kompetensi : … DIREKOMENDASIKAN / BELUM DIREKOMENDASIKAN *)
Jumlah AK : …
Periode penilaian : ...
Masa berlaku : …

Yang bersangkutan direkomendasikan / belum direkomendasikan *) untuk diangkat/dinaikkan jenjang jabatannya setingkat lebih tinggi *)
dalam jabatan fungsional ….
Ditetapkan di …………….
............, ..............................
Pimpinan Unit Kerja Pembina JF

(…………………………)
Ket : *) Pilih yang dianggap perlu NIP………………………

jdih.pu.go.id
25. CONTOH
SURAT LAPORAN HASIL KONVERSI ANGKA KREDIT TAHUNAN DAN PAK
PADA INSTANSI PENGGUNA

Yth. Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR


Di
Tempat

Bersama ini kami sampaikan laporan hasil konversi Angka Kredit


tahunan/periodik jabatan fungsional …. yang telah dilakukan pada K/L/D ….
rincian sebagai berikut / sebagaimana terlampir :

Kinerja JF

Predikat Angka Predikat Angka


No. Nama/NIP JF Pangkat
Kinerja Kredit Kinerja Kredit dst.
tahun 1 tahun 1 tahun 2 tahun 2

1.

2.

3.

dst.

disertai berkas pendukung sebagai berikut :


a. salinan penetapan angka kredit
b. salinan SK Jabatan
c. salinan SKP terakhir
d. salinan sk pangkat

Demikian kami sampaikan. Atas perhatian dan kerja samanya, kami ucapkan
terima kasih.

JPT Pratama bidang


Kepegawaian

Nama....
NIP. ....
Tembusan:
1. …

jdih.pu.go.id
115

26. ALUR PENGANGKATAN DALAM JABATAN FUNGSIONAL


a. Ahli utama

jdih.pu.go.id
116

b. Ahli madya ke bawah

jdih.pu.go.id
117

27. ALUR PENETAPAN KEBUTUHAN JABATAN FUNGSIONAL BIDANG PUPR

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN


PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

ttd

M. BASUKI HADIMULJONO

jdih.pu.go.id

Anda mungkin juga menyukai