Anda di halaman 1dari 15

KOMPARASI SKEMA PEMBIAYAAN PSC DAN TBS PROYEK LNG TERAPUNG DI

INDONESIA

Dewi Marlitha
Manajemen Gas, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia
Email: dewimarlitha@yahoo.com

Abstrak
Tulisan ini membahas perbandingan skema pembiayaan yang dapat menghasilkan perhitungan
keekonomian yang terbaik untuk diterapkan di proyek LNG Terapung (FLNG) di Indonesia,
skema pembiayaan yang digunakan adalah skema Production Sharing Contract(PSC) dan
Trustee Borowing Scheme (TBS). Pemilihan skema pembiayaan proyek FLNG memperhatikan
nilai investasi nilai operasi, harga gas dan peraturan yang berlaku di Indonesia, dibutuhkan untuk
meningkatkan pendapatan negara, pendapatan kontraktor dan aspek makroekonomi di Indonesia.
TBS ialah skema pembiayaan yang menggunakan bantuan dana trustee dari pihak bank dan
mekanisme pembayaran pembiayaanakan dipotong langsung dari pendapatan kotor. PSC ialah
skema bagi hasil yang diterapkan di Indonesia, dimana kontraktor diyakini telah mampu secara
keuangan, teknologi dan pengetahuan. Metode yang digunakan untuk memperhitungkan nilai
keekonomian ialah analisa arus kas dari skema PSC dan TBS.Estimasi perhitungan CAPEX dan
OPEX FLNG menggunakan rule of thumb yang biasa digunakan untuk conceptual design,
sedangkan perhitungan keekonomian menggunakan aturan yang digunakan PSC dan TBS di
Indonesia Studi kasus yang dipakai pada tulisan ini adalah proyek pada Kontraktor Kontrak
Kerja Sama A yang memiliki lapangan produksi di daerah Maluku.Hasil dari perhitungan
keekonomian menunjukan skema pembiayaan yang terbaik adalah dengan menggunakan skema
TBS dimana menghasilkan IRR sebesar 30.4%, NPV US$ 3,498 Juta, POT selama 7 tahun,
Pendapatan Negara US$ 34,575 Juta dan Pendapatan Kontraktor US$ 21,682 Juta.Pada skema
TBS tidak terdapat nilai investasi pada awal tahun yang membuat arus kas bernilai negative
terlalu dalam yang berdampak pada tingginya unrecovered cost, skema recovery nilai investasi
lebih menguntungkan karena menggunakan persentase yang flat dan dipotong dari pendapatan
kotor, sedangkan PSC menggunakan persentase 25% dengan metode declining balance. Dampak
ekonomi makro yang diakibatkan dari berjalannya proyek ini untuk Indonesia ialah
meningkatkan lapangan kerja, berkembangnya industri dalam negeri, karena dapat bermitra
dengan KKKS A, perbankan Indonesia dapat berkembang dan bersaing dengan Bank luar negeri,
dan secara umum dapat membuat perekonomian di Indonesia tumbuh secara bertahap dan
berkelanjutan.

Kata Kunci: Pembiayaan, FLNG, Keekonomian, PSC, Trustee Borrowing Scheme


1. Pendahuluan Tingginya tingkat resiko dalam penerapan
konsep FLNG dan ditunjang juga dengan
Dengan harga gas secara global sedang di nilai CAPEX yang besar, maka para
bawah tekanan dari kedua sisi yaitu harga kontraktor mengajukan skema pembiayaan
minyak yang rendah dan situasi pasokan kepada pemerintah, skema pembiayaan di
yang sangat kompetitif, pengembang proyek tujukan agar para kontraktor memiliki
mencari cara-cara inovatif dan efektif secara perlindungan dari resiko yang tinggi dan
biaya untuk mendapatkan gas ke pasar, baik dari nilai investasi yang besar dalam
secara cepat dan efisien. menerapkan proyek FLNG. Skema
Konsep LNG terapung atau Floating pembiayaan yang di coba di terapkan di
Liquefied Natural Gas (FLNG) bukanlah proyek FLNG merupakan skema
sebuah ide baru. Sudah terdengar dari 15 pembiayaan yang telah di terapkan di proyek
tahun yang lalu dan telah terdapat 25 proyek LNG pada umumnya, yaitu skema
yang yang menggunakan pendekatan FLNG, pembiayaan yang berupa pinjaman dana dari
20 proyek diantaranya mencapai tahap pra- pihak ketiga, trustee¸ dalam hal ini lebih
FID dan 5 proyek dalam tahap dikenal denganTBS (Trustee Borrowing
pembangunan, dan sampai saat ini belum Scheme) dan skema pembiayaan PSC
terdapat proyek yang beroperasi. (Production Sharing Contract).
Cara-cara pembiayaan tradisional untuk Skema pembiayaan TBS di Indonesia telah
perusahaan swasta atau public termasuk di diterapkan pada proyek LNG Tangguh
dalamnya adalah pinjaman, modal ventura, dimana LNG Tangguh mendapatkan
saham umum dan saham preferen, dan bantuan dana dari JBIC (Japan Bank
instrumen hutang. Proyek minyak atau gas International Cooperation) dan biaya bunga
bumi dapat dibiayai dengan menggunakan pinjaman kepada JBIC dimasukan kepada
instrumen pembiayaan tradisional, seperti komponen cost recovery proyek Tangguh,
proyek pembiayaan (project financing), 100% pendapatan yang diperoleh dari
ekuitas swasta, usaha patungan (joint penjualan LNG akan masuk secara langsung
venture), dan dalam situasi yang melibatkan kerekening JBIC di luar negeri, kemudian
negara-negara berdaulat, pinjaman minyak, 75% dari pendapatan akan dialokasikan
dan pinjaman multilateral melalui organisasi untuk perhitungan dalam pembayaran
internasional. hutang pokok dan bunga, dan 25% akan
dialokasikan untuk perhitungan bagi hasil
FLNG telah menjadi salah satu opsi metode antara kontraktor dengan pemerintah
dalam mengelola proyek LNG di dunia dan Republik Indonesia.
juga di Indonesia. FLNG masih memiliki
perhitungan CAPEX (Capital Expenditure) Skema perhitungan bagi hasil yang di
yang tinggi, tingkat resiko yang besar, terapkan di Indonesia adalah PSC dimana
dikarenakan seluruh rangkaian LNG berada para kontraktor yang datang ke Indonesia
di dalam suatu kapal dan terapung di tengah adalah yang telah berkecukupan dan mampu
laut, kemudian masih terbatasnya dalam hal financial, technology, dan skill.
benchmarking pembuatan konsep FLNG di Sehingga diharapkan kontraktor tidak
Indonesia maupun di dunia, membuat memerlukan pendanaan dari pihak luar
konsep FLNG perlu untuk di perhitungkan selain dari perusahaannya sendiri, hal ini
secara matang untuk dapat di terapkan di disebutkan dengan skema pembiayaan PSC.
Indonesia.
Konsep dasar kilang LNG terapung pendekatan keamanan pada kilang LNG di
(FLNG). lepas pantai (FLNG) yang cenderung lebih
ketat dibandingkan dengan kilang LNG
Dari design &engineering, disain FLNG
darat.
merupakan integrasi dari konsep-konsep
disain yang sudah terbuktii dan
dikembangkan pada kilang LNG (terutama Teori Dasar Pembiayaan Proyek Minyak
pada bagiantopside), FPSO terutama pada dan Gas Bumi
bagian sistem perkapalannya (marine Kontrak Bagi Hasil atau PSC
system),dan LNG Carrier (LNGC, kapal
tangker LNG) terutama pada bagian hull Production Sharing Contract (PSC) ialah
dimanaterdapat tangki kargo LNG. Dalam sistem bagi hasil dimana kedua pihak yang
hal ini, code & standard yang berlaku untuk terlibat (antara Pemerintah sebagai tuan
disain di industri offshore akan rumah dan perusahaan minyak asing)
diintegrasikan dengan kode dan standar berbagi hasil produksi minyak dan gas yang
yang biasa digunakan untuk disain kilang dihasilkan, bukan berbagi hasil penjualan
LNG. Gambar 2.1 mengilustrasikan minyak dan gas bumi sebagaimana
integrasi disain dari ketiga sistem ini. dilakukan pada sistem sistem sebelumnya.
PSC merupakan bentuk kerjasama usaha
pertambangan minyak dan gas bumi antara
pemegang manajemen dengan perusahaan
minyak asing maupun nasional.

Gambar 2.1 Konsep Pengembangan FLNG


dari sudut pandang Konstruksi dan Rancang
Bangun dan Perekayasaan
(diolah dari berbagai sumber)

Karakteristik Gas FLNG. Cadangan


stranded gas merupakan cadangan gas yang
belum dapat dikomersialkan karena
memiliki hambatan okonomis dan/atau
teknis. Hambatan ekonomis terutama
berhubungan dengan lokasi cadangan gas Gambar 2.2 Alur Perhitungan Penerimaan
yang berada di daerah remote yang jauh dari Pemerintah dan Kontraktor Berdasarkan
daerah pemasaran, sementara PSC Indonesia (Lubiantara, 2012)
menghubungkan keduanya membutuhkan
biaya yang sangat besar. Project Financing
Project Financing atau Pembiayaan proyek
Proses FLNG. Secara umum, proses yang
adalah transaksi yang melibatkan mobilisasi
terjadi di FLNG tidak berbeda jauh dengan
dari hutang, ekuitas, sekumpulan ekuitas,
LNG darat, dengan beberapa penyesuaian
lindung nilai dan beraneka jaminan terbatas
khusus terhadap lingkungan laut/lepas
melalui perusahaan yang baru terorganisir,
pantai, seperti adaptasi terhadap sloshing
rekanan atau berkontrak joint venture (atau
atau pergerakan laut (sea motion), dan
project vehicle).
Peserta dalam kesepakatan proyek tambahan untuk memproteksi investasi
pembiayaan terdiri dari (Khan,2003): mereka, sponsor atau lender biasanya juga
mencari tambahan coverage asuransi seperti
Sponsor.Proyek sponsor dapat terdiri dari asuransi untuk risiko politik.
individual tetapi lebih sering dalam suatu
perusahaan. Sponsor biasanya sudah Model Pembiayaan Proyek
berpengalaman dalam mengerjakan
pembangunan serta pengoperasian fasilitas Trustee Borrowing Scheme
yang akan dibangun atau dioperasikan
Menggunakan Trustee yang dipilih oleh
Project Vehicle. Sponsor biasanya lender untuk mengatur arus kas dari project
membentuk suatu special purpose vehicle vehicle, menulis cek dan membayar tagihan.
(SPV) yang terdaftar pada suatu negara host Selain itu, juga termasuk melakukan
untuk tujuan mengimplementasikan dalam pembayaran dividen dari project vehicle
mengoprasikan proyek. Sponsor dibutuhkan kepada perusahaan induk jika telah disetujui
untuk membuat investasi capital pada SPV akan serangkaian tes keuangan dan operasi
sesuai dengan terminologi di dalam kegiatan. Kebanyakan perusahaan
perjanjiannya. Dalam hal suatu corporate menggunakan metode ini untuk menjamin
joint venture, lead sponsor akan menjadi keamanan dari arus kas yang akan diterima
pimpinan konsorsium dan dalam hal oleh lender dimana lender membiayai
kemitraan akan menjadi mitra yang dominan pembangunan proyek-proyek dalam skala
pada perjanjian joint operation. besar dan masih sangat berisiko. Metode
TBS dapat digambarkan sebagai berikut.
Construction Contractor. Adalah entitas
yang membangun proyek atas EPC Contract
(Engineering, Procurement dan
Construction)
Pemberi Pinjaman (Lenders). Beberapa
tipe lender antara lain :
- Multilateral dan Bilateral Agencies
contohnya World Bank, International
Finance Corporatioin, Multilateral
Investment Guarantee Agency.
- Commercial Lenders biasanya private
Gambar 2.4 Struktur Trustee Borrowing
banks, perusahaan asuransi,credit
(Khan, 2003)
corporation dan lembaga keuangan lainnya.
- Export Credit Agencies contohnya Export
Penandatanganan pendanaan untuk Tangguh
Import Bank, Japan Bank for International
LNG di tahun 2006 memperlihatkan
Cooperation.
kepercayaan diri dan ketertarikan komunitas
- Private Placement dan Bond Market.
keuangan internasional di Indonesia pada
Penghimpunan dana melalui penerbitan
sector minyak dan gas bumi sejak terbitnya
surat utang kepada public.
Undang Undang Migas No 22 tahun 2001
Insurance Provider. Project sponsor akan (Indonesian Project Finance, 2006)
memperoleh seluruh coverage asuransi yang pendanaan pada Tangguh LNG
dibutuhkan berdasarkan hukum. Sebagai menggunakan TBS dimana pinjaman
dibayar dari porsi penjualan kotor hasil LNG dimaksud, yang keseluruhan prosesnya
yang telah disetujui dengan Offtake kontrak. difasilitasi olehsuatu trustee yang ditunjuk.
Pihak pembeli membayar secara langsung Biaya perolehan fasilitas LNG adalah
ke Trustee Account and Paying Agent. seluruh biaya yang dapat diatribusikan
Trustee merupakan peminjam dari Lender secara langsung agar fasilitas tersebut
dan pembayaran akan debt service berada di lokasi dan kondisi yang diinginkan
dibayarkan melalui Trustee Account. supaya siap digunakan. Bagian fasilitas
Struktur TBS pada Tangguh LNG adalah pengolahan LNG yang konstruksinya
sebagai berikut. didanai dengan Trustee Borrowing
pengembalian investasinya melalui skema
debt service payment.

Perbankan Indonesia
Pada tahun 2012 Peraturan Bank Indonesia
(PBI) menerbitkan Peraturan PBI 14 yang
berisikan tentang Kegiatan Usaha Bank
Berupa Penitipan Dengan Pengelolaan
(Trust) yang menyatakan ‘Untuk dapat
melakukan kegiatan Trust, Bank harus
Gambar 2.5 Skema TBS pada LNG memenuhi persyaratan sebagai berikut : a.
Tangguh berbadan hukum Indonesia’ (PBI 14, Pasal
(Tjia, 2006) 15). Dikarenakan Bank yang mengelola
Trust diharuskan berbadan hukum
Skema TBS seperti skema yang dipakai oleh Indonesia, maka skema TBS tradisional,
Tangguh merupakan skema TBS tradisional, yang menggunakan bank luar, di ajukan
dimana tidak ada campur tangan dari Bank untuk menyesuaikan dengan peraturan PBI
Indonesia hal ini tergambar dari keseluruhan yaitu dengan menggunakan Bank berbadan
trustee agent dipegang oleh Bank Asing, hukum Indonesia bukan lagi langsung
dalam hal ini JBIC (Japan Bank for berhubungan dengan Bank luar negeri
International Cooperation) selain JBIC bank
yang biasa dijadikan Bank Trustee adalah 2. Metodologi
New York Trust.
Metodologi yang digunakan dalam
Akuntansi Trustee Borrowing penelitian ini adalah analisa keekonomian
Di dalam Pedoman Tata Kerja (PTK) 059 yang mengunakan analisa arus kas pada
SKKMIGAS tentang Kebijakan Akuntansi skema pembiayaan dengan menggunakan
terdapat pengaturan mengenai Perolehan metode PSC dan TBS. Pada tahapan ini
asset melalui mekanisme pendanaan Trustee peneliti akan mensimulasikan perhitungan
Borrowing dimana pada umumnya terjadi CAPEX dan OPEX perusahaan KKKS A,
dalam kegiatan konstruksi fasilitas yang berpotenesi mengunakan metode
pengolahan LNG.Dengan skema ini FLNG, kedalam rumusan arus kas
pelunasan pokok pinjaman yang digunakan kekonomian yang di dapatkan dari data
untukmendanai konstruksi beserta bunganya POD.
(debt service costs), dibayarkan dengan
menggunakan penerimaan dari penjualan Data CAPEX dan OPEX di dapatkan dari
LNG yang diproduksi dari fasilitas secara keseluruhan yang di dapat dari POD
atau studi kasus di beberapa KKKS.
Kemudian, setelah melakukan simulasi arus manapun. Aliran arus kas pada skema TBS
kas akan di dapatkan output keekonomian yang berasal dari skema pembiayaan TBS
yaitu NPV, IRR pemerintah, IRR kontraktor, terbagi menjadi 2, yaitu TBS tradisional dan
GT dan CT, Hasil output keekonomian akan TBS alternatif atau TBS yang sejalan
berbeda – beda sesuai dengan skenario dengan PBI 14/17/PBI/2012 yang telah di
skema pembiayaanya itu dengan skema jelaskan di sub bab 2.3.5 Aliran arus kas
pembiayaan PSC, TBS tradisional, dan TBS pembiayaan skema TBS tradisional adalah:
alternatif.
- Penjualan kotor di bayar melalui rekening
Skema pembiayaan yang menghasilkan nilai umum di Bank New York
tertinggi dalam output keekonomian akan - Biaya hutang di bayar melalui rekening
disimpulkan menjadi skema pembiayaan jasa hutang. Jika ada selisih antara biaya
yang terbaik untuk metode FLNG dan pada hutang dengan yang ada di rekeningnya
penulisan ini penulis lebih mengutamakan maka di transfer kerekening pembayaran.
hasil yang terbaik untuk pemerintah, dalam - Non debt service digunakan untuk
hal ini dapat dilihat melalui besaran GT, membayar seluruh biaya lainnya dan
namun selain untuk pemerintah penulis juga menjadi perhitungan bagi hasil
akan memberikan beberapa analisa -Jumlah nilai untuk transfer dana di
mengenai skema pembiayaan yang terbaik administrasikan/ di catat melalui New York
untuk kontraktor. Trustee dan paying agent.
SKEMA PEMBIAYAAN TBS - Yang berlaku sebagai yang meminjamkan
SKEMA PEMBIAYAAN PSC - TBS Tradisional
- Biaya Overhead dari
Home Office
- TBS Alternatif
a. TBS 75% : 25%
dana dan Paying Agent adalah NY Trustee
b. TBS 50% : 50%
-Pada proyek tangguh FTP menjadi prioritas
PERHITUNGAN
KEEKONOMIAN
yang paling tinggi sehingga di bayarkan
- CAPEX
- OPEX terlebih dahulu di waterfall.
Dan untuk aliran kas skema TBS alternatif
- IRR
OUTPUT KEEKONOMIAN
atau yang di usungkan sesuai dengan
- NPV
- Government Take terbitnya Peraturan Bank Indonesia no
- Contractor Take
14/17/PBI/2012, dimana
- Penjualan kotor dibayarkan melalui
ANALISA Rekening umum di Indonesia
-Nilai dari Debt service (75 % atau 50%) di
KESIMPULAN
transfer kerekening umum di New York
-Saldo sisa (25% atau 50%) di bayarkan
Gambar 3.1 Diagram alir metodologi kerekening pembayaran di Indonesia
penelitian -Nilai dari tiap transfer di administrasikan /
dicatat oleh Bank Indonesia dan paying
Pada gambar 3.2 digambarkan aliran arus agent.
kas pada ketiga skema pembiayaan yaitu -Bank Indonesia berlaku sebagai Paying
PSC, TBS tradisional dan TBS alternatif. Agent
Aliran arus kas PSC yang berasal dari skema -Yang meminjamkan dana New York
pembiayaan PSC akan lebih sederhana jika Trustee
dibandingkan dengan aliran arus kas pada
TBS, dikarenakan biaya yang digunakan
kontraktor adalah murni menggunakan
biayanya sendiri tanpa bantuan dari pihak
Analisis Hasil Penelitian

Hasil komparasi skema pembiayaan yang


diharapkan dapat memberikan output
keekonomian (IRR, NPV, GT, dan CT) yang
paling baik untuk pemerintah Negara
Indonesia, dan secara konteks makro
ekonomi diharapkan mendapatkan dampak
yang positif bagi pemerintah, hal ini dapat
dilihat dari nilai GT yang tinggi pada hasil
pengolahan arus kas, dan dalam konteks
makro dapat dilihat dari devisa Negara dari
industri minyak dan gas bumi yang
meningkat, menguatnya nilai kurs rupiah,
meningkatnya keinginan investor untuk
Gambar 3.2 Aliran Arus Kas Skema PSC, menanamkan investasinya di Indonesia, dan
TBS Tradisional dan TBS Alternatif pada akhirnya dapat berdampak kepada
semakin membaiknya perekonomian
Menentukan beberapa asumsi dan basis Indonesia di masa depan.
perhitungan yang akan digunakan dalam
penelitian ini, antara lain :
3. Hasil dan Diskusi
a. Jumlah Cadangan Gas, diasumsikan Perhitungan perbandingan arus kas dengan
jumlah cadangan gas yang dijadikan skema pembiayaan PSC dan TBS tradisional
perhitungan di penelitian ini adalah sebesar yang mempertimbangkan beberapa batasan
10 TCF yaitu pembiayaan dengan bantuan dana dari
b.Masa Produksi, perkiraan masa produksi TBS hanya mencakup pembiayaan untuk
sesuai dengan data KKKS adalah 30 tahun. biaya CAPEX FLNG, dan adapun batasan
c.Harga Produk LNG, yang dijadikan lainya dari perhitungan keekonomian
patokan adalah sebesar 11% ICP seperti, IRR sebesar MARR 15%,
(Indonesian Crude Price). Berdasarkan Investment Credit minimum 10% , Biaya
harga ICP per Oktober 2016 sebesar US$ bunga Bank untuk TBS sebesar 7% dan nilai
48.00/barrel, maka harga LNG yang NPV yang bernilai positif.
digunakan sebagai basis untuk analisa
keekonomian adalah sebesar US$ CAPEX untuk kapasitas 2.5 MTPA sebesar
5.28/MMBTU. USD 4,715 juta dengan porsi pembagian
d.Harga Produk Kondensat, harga patokan biayayang digambarkan di Tabel 4.1 dan
untuk kondensat diasumsikan sama dengan biaya OPEX sebesar USD 2.812 Juta yang
harga minyak mentah yang mengikuti ICP digambarkan di Tabel 4.2.Untuk
yaitu sebesar US$ 48.00/ barrel menampilkan detail pembagian biaya tiap-
e.Fuel Gas Cost, harga patukan fuel gas tiap proses yang terjadi pada FLNG dapat di
adalah US$ 2/MMBTU lihat pada Tabel 4.3. Dan data harga yang
f.Discount Rate, Persentasi diskon yang dipakai sebagai inputan ialah berdasarkan
digunakan diasumsikan sebesar 10% yang harga ICP yaitu US$ 48/bbl dengan asumsi
biasa digunakan sebagai acuan migas di nilai x kilang LNG sebesar 11% harga ICP
Indonesia yaitu US$ 5,28/MMBTU dan harga x kilang
LNG yang dijual ke domestik sebesar 50%
dari harga x kilang LNG sebesar USD
2.64/MMBTU, dan untuk porsi DMO ialah nilai investasi CAPEX FLNG yang
25% dari gross revenue. Harga – harga diperhitungkan memiliki porsi sebesar 80%
produk diasumsikan akan mengalami dari nilai CAPEX secara keseluruhan yaitu
pengingkatan sebesar 7% secara komulatif USD 3,750 Juta pada perhitungan skema
setiap tahunnya. pembiayaan TBS akan dialihkan kepada
pihak Trustee, sehingga di dalam
Tabel 4.1Persentase Pembagian CAPEX perhitungannya tidak termasuk kedalam
FLNG Facility
%Dist. Cost 2.5 MTPA nilai CAPEX, sehingga nilai CAPEX pada
Component
skema pembiayaan TBS akan lebih rendah
FLNG Vessel 80% 3,750.0
SURF 8% 379.1 sebesar USD 3,750 Juta yang tercantum
Wellhead 9% 413.6 pada Table 4.4.
LSB 4% 172.3
Total CAPEX 4,715.0 Tabel 4.4 Komparasi Perhitungan
Project Life Time 30
Total CAPEX / tahun 157.2
Keekonomian CAPEX dan OPEX
Parameter Unit PSC TBS 75 :25
Tabel 4.2Breakdown Biaya OPEX
OPEX Breakdown Unit 2.5 MTPA CAPEX imposed to Government & US$ (Juta) 4,715 965

LNG Capacity 1e6 MMBTU / tahun 128 Contractor


- CAPEX Capital (FLNG) US$ (Juta) 3,750 3,750
Uptime Day 347 - CAPEX Non Capital US$ (Juta) 965 965
Make-up Ethane ton / tahun 750 OPEX US$ (Juta) 3,904 3,904
Refrigerant Juta US$ / tahun 1 Operating Day per Year (Uptime) Day 347 347
Production Year (Max) Year 30 30
Make-up Propane ton / tahun 150
Refrigerant Juta US$ / tahun 0
Fuel Gas
1e6 MMBTU / tahun 15 Tabel 4.5 menjelaskan, dari sudut pandang
Juta US$ / tahun 29 besarnya total penerimaan negara selama
Refrigeration Duty kW 55,190
(Cost) Juta US$ / tahun 18 masa operasi selama 30 tahun, dapat
Compression Power kW 22,710 disimpulkan bahwa proses skema
(Energy Cost) Juta US$ / tahun 8 pembiayaan dengan cara PSC memiliki
ton CO2 / tahun 769,582
CO2 Cost
Juta US$ / tahun 8
keunggulan dengan prediksi penerimaan
O&M Juta US$ / tahun 6 sekitar USD 36 milyar, sedangkan skema
Manning
People 120 pembiayaan dengan TBS memberikan
Juta US$ / tahun 3.6 pendapatan kepada negara lebih rendah
Tugs Juta US$ / tahun 10
Base Support Juta US$ / tahun 10 5.4% yaitu sebesar USD 34milyar, hal ini
Total OPEX
Juta US$ / tahun 93.73 dikarenakan Gross Revenue pada
Juta US$ 2,812 pembiayaan PSC lebih besar dibandingkan
dengan pembiayaan TBS yang
Tabel 4.3 Breakdown Biaya FLNG menyebabkan perhitungan FTP dan Equity
FLNG Vessel
% Cost Dist. 2.5 MTPA to be split pada pembiayaan PSC lebih besar
Component
Topside
dibandingkan TBS yang mengakibatkan
Separation Process 7.42% 278.3 Gross Revenue dan nilai Tax pada
Pretreatment Process 3.71% 139.1 pembiayaan PSC akan bernilai lebih besar di
Fractionation Process 5.57% 208.7 banding kan dengan perhitungan
Liquefaction Process 20.41% 765.2 menggunakan skema TBS.
Utility System 15.90% 596.3
Hull 30.00% 1,125.0
Turret & Mooring 8.00% 300.0 Pendapatan Negara rata – rata per tahunnya
Integration 9.00% 337.5 untuk skema PSC ialah sebesar IDR 15.8
Total 100.00% 3,750.0
Triliun sedangkan untuk skema TBS sebesar IRR untuk PSC walaupun di bawah nilai
IDR 15 Triliun. MARR tetapi masih cukup baik karena
diatas asumsi Bunga Bank yang 10%.
Tabel 4.5 Penerimaan Negara dan
Kontraktor Namun jika disimulasikan kembali untuk
meningkatkan nilai IRR pada skema PSC
Parameter Unit PSC TBS 75 :25
menjadi 15% maka salah satunya dengan
Total Government Take (GT) US$ (Juta) 36,495 34,624 ditingkatkannya harga jual produksi, dari
- 1 USD = IDR 13.000 IDR (Juta) 474,439,604 450,117,793 harga awal tahun 2017 kondensat
Total Contractor Take (CT) US$ (Juta) 22,265 21,694
US$48/bblx kilang LNG US$
- 1 USD = IDR 13.000 IDR (Juta) 289,451,445 282,017,249
Government Take Ratio (%GT) % 62.1% 61.5% 5.28/MMBTU, dan harga domestic LNG
Government Take Ratio (%GT) % 37.9% 38.5% US$ 2.64/MMBTU, dengan kenaikan 7%
pertahunnya, perlu untuk dinaikan sebesar
Tabel 4.6 memperlihatkan keunggulan 30% untuk harga-harga produk tersebut
menggunakan skema pembiayaan TBS sehingga menjadi harga awal di tahun 2017
dibandingkan dengan PSC terletak pada cara untuk kondensat menjadi US$ 61.49/bbl,
menempatkan perhitungan CAPEX FLNG harga x kilang gas US$ 6.76/MMBTU dan
nya, untuk skema pembiayan TBS cara harga jual ke domestik US$ 3.38/MMBTU,
perhitungan CAPEX akan langsung dengan kenaikan 7% pertahunnya.
menggurangi nilai Gross Revenue,
sedangkan pada skema pembiayaan PSC Pada Tabel 4.7, untuk skema TBS Pay Out
nilai CAPEX akan diperhitungkan pada Time, atau periode waktu yang diperlukan
depresiasi. Perbedaan ini menyebabkan nilai untuk menutup kembali pengeluaran
IRR, NPV dan Net Cash Flow skema investasi akan menempuh waktu yang lebih
pembiayaan TBS lebih tinggi dibandingkan singkat dibandingkan jika menggunakan
dengan PSC. skema pembiayaan PSC. Dan Investment
Credit merupakan kredit investasi yang
Jika ditinjau dari tingkat kelayakan projek diperlukan pada saat pengembangan fasilitas
untuk dijalankan, projek ini sudah layak produksi minyak dan gas bumi yang baru,
dijalankan hal ini dibuktikan dari nilai NPV untuk nilai ini penulis mengasumsikan untuk
untuk masing masing skema pembiayaan proyek ini layak diberikan IC sebesar 10%.
yang bersifat positif. Hasil perhitungan Gross Revenue untuk
skema pembiayaan PSC lebih tinggi
Tabel 4.6 Komparasi Perhitungan Rasio dibandingkan TBS dikarenakan Gross
Keekonomian Revenue PSC pendapatan dari penjualan
minyak dan gas bumi tidak dikurangi untuk
pembayaran hutang dan bunga dari Bank.

Tabel 4.7 Komparasi Perhitungan


Keekonomian IC, GR, dan POT
Batasan nilai IRR untuk PSC biasanya di Parameter Unit PSC TBS 75 :25
bandingkan dengan nilai MARR dan untuk Investment Credit % 10.0% 10.0%
Gross Revenue (GR) US$ (Juta) 67,379 64,937
TBS dapat dibandingkan juga dengan Payout Time (POT) Year 10.0 9.0
MARR dan unsur-unsur pertimbangan
perusahaan tersendiri, dan pada penelitian Perbandingan Share Pembayaran
inimembandingkan kedua skema Trustee
pembiayaan dengan MARR untuk IRR nya .
sedangkan pembayaran hutang dan bunga
Perbandingan TBS 75 : 25 dan TBS 50 : 50 tetap 50%. Hal ini juga mengakibatkan
jangka waktu untuk pengembalian investasi
di Indonesia skema pembiayaan TBS pada pada TBS skenario 50:50 juga menjadi lebih
umumnya memakai rumusan 75 : 25 dimana singkat dibandingkan skema TBS skenario
memiliki arti 75% dari pendapatan gross 75:25 yang dijelaskan pada Tabel 4.10.
revenue akan disisihkan kontraktor untuk
membayar hutang TBS ke Bank dan 25% Tabel 4.9Komparasi Perhitungan IRR dan
dari pendapatan gross revenue akan di NPV TBS 75 :25 dengan TBS 50 : 50
alokasikan untuk perhitungan cost recovery, Parameter Unit TBS 75 :25 TBS 50 : 50
IRR % 27.3% 30.4%
di dalam penelitian ini penulis ingin NPV@10% US$ (Juta) 3,342 3,498
memperlihatkan bagaimana jika porsi 75:25 Total Cost Recovery US$ (Juta) 8,619 8,619
Net Cash Flow (NCF) US$ (Juta) 25,444 25,432
di ganti menjadi porsi 50:50, bagaimana
pengaruhnya terhadap perhitungan
keekonomian. Tabel 4.10Komparasi Perhitungan GR dan
POT TBS 75 :25 dengan TBS 50 : 50
Parameter Unit TBS 75 :25 TBS 50 : 50
Tabel 4.8 Hasil perhitungan pendapatan Investment Credit % 10.0% 10.0%
Negara akan lebih tinggi jika menggunakan Gross Revenue (GR) US$ (Juta) 64,937 64,875
skema 75 : 25 hal ini diakibatkan dari Payout Time (POT) Year 9.0 7.0
semakin lama hutang dilunasi, karena porsi
pengalokasian pendapatan untuk membayar Perbandingan TBS 50 : 50 dengan dan tanpa
hutang lebih sedikit, maka akan semakin Biaya Bunga di dalam Cost Recovery
tinggi pula bunga Bank yang harus
ditanggung, sehingga pendapatan bagi Dengan hasil perhitungan skema
Negara dan bagi kontraktor lebih tinggi jika pembiayaan TBS skenario 50 : 50
menggunakan skema TBS dengan skenario memberikan nilai IRR, NPV, dan POT yang
75 : 25. lebih tinggi dibandingkan dengan skema
pembiayaan TBS skenario 75 : 25 walaupun
Tabel 4.8 Komparasi Perhitungan GT dan hasil Government Take dan Contractor Take
CT TBS 75 :25 dengan TBS 50 : 50 sedikit lebih tidak unggul dari 75 : 25, kita
akan mengkaji sedikit lebih dalam mengenai
Parameter Unit TBS 75 :25 TBS 50:50
TBS 50 : 50, membandingkan antara skema
Total Government Take (GT) US$ (Juta) 34,624 34,575 TBS yang sudah diterapkan di Indonesia,
- 1 USD = IDR 13.000 IDR (Juta) 450,117,793 449,477,019 dimana nilai bunga dari TBS akan di
Total Contractor Take (CT) US$ (Juta) 21,694 21,682 masukan kedalam perhitungan Cost
- 1 USD = IDR 13.000 IDR (Juta) 282,017,249 281,860,367
Government Take Ratio (%GT) % 61.5% 61.5%
Recovery sebagai penambah biaya OPEX
Government Take Ratio (%GT) % 38.5% 38.5% dengan jika biaya bunga dari TBS tidak
diperhitungkan sebagai biaya Cost
Tabel 4.9 Hasil perhitungan IRR untuk Recovery.
skema TBS dengan Skenario 50 : 50 lebih
tinggi dibandingkan dengan TBS skenario Pada Tabel 4.11 perhitungan skema TBS
75: 25 hal ini dikarenakan tingkat sebelumnya biaya bunga dan pokok TBS
unrecovered cost di tahun sebelumnya lebih akan ditanggung sepenuhnya oleh pihak
rendah dibandingkan TBS skenario 75:25 kontraktor, pada simulasi ini akan terjadi
disebabkan dengan tingkat Gross revenue perbedaan OPEX dikarenakan jika skema
yang dari tahun ketahun tetap meningkat TBS dengan biaya bunga di masukan
kedalam unsur Cost Recovery maka akan
masuk kedalam biaya OPEX per tahunnya, Sehingga nilai cost recovery nya pun akan
maka secara otomatis biaya OPEX akan lebih tinggi dibandingkan jika biaya bunga
lebih tinggi jika dibandingkan dengan skema tidak diperhitungkan kedalam cost recovery.
yang tidak di masukan unsur bunga kedalam
Cost Recovery. Tabel 4.13 Komparasi Perhitungan IRR dan
NPV TBS 50:50 dengan dan tanpa Interest
Tabel 4.11 Komparasi Perhitungan CAPEX di dalam CR
dan OPEX TBS 50:50 dengan dan tanpa TBS 50 :50
Parameter Unit TBS 50 : 50 (Bunga sebagai komponen
Interest di dalam CR Cost Recovery)
TBS 50 :50 IRR % 30.4% 26.4%
Parameter Unit TBS 50 :50 (Bunga sebagai NPV@10% US$ (Juta) 3,498 3,352
Total Cost Recovery US$ (Juta) 8,619 9,093
komponen Cost Recovery)
Net Cash Flow (NCF) US$ (Juta) 25,432 25,434
CAPEX imposed to Government &
Contractor US$ (Juta) 965 965
- CAPEX Capital (FLNG)
- CAPEX Non Capital
US$ (Juta)
US$ (Juta)
3,750
965
3,750
965
Tabel 4.14 menjelaskan jangka waktu
OPEX US$ (Juta) 3,904 4,378 pengembalian nilai investasi jika
Operating Day per Year (Uptime) Day 347 347
Production Year (Max) Year 30 30
memperhitungkan bunga dalam komponen
cost recovery akan lebih lama dibandingkan
Kemudian, untuk hasil perhitungan dengan bunga TBS yang ditanggung
pendapatan Negara dan pendapatan langsung oleh kontraktor hal ini dikarenakan
kontraktor yang dijelaskan di Tabel 4.12 biaya expenditure yang lebih tinggi jika
akan lebih besar jika biaya bunga bank TBS bunga dimasukan ke dalam komponen cost
di perhitungkan kedalam cost recovery hal recovery. Dan untuk biaya OPEX otomatis
ini dikarenakan meningkatnya Gross akan lebih tinggi dikarenakan biaya bunga di
Revenue yang berakibat pada peningkatan perhitungkan pada biaya OPEX untuk
FTP dan peningkatan Pajak skema TBS 50:50 dan bunga dimasukan ke
dalam komponen cost recovery.
Tabel 4.12 Komparasi Perhitungan GT dan
CT TBS 50:50 dengan dan tanpa Interest di Tabel 4.14 Komparasi Perhitungan GR dan
dalam CR POT TBS 50:50 dengan dan tanpa Interest
TBS 50 :50 di dalam CR
Parameter Unit TBS 50:50 (Bunga sebagai komponen TBS 50 :50
Cost Recovery) Parameter Unit TBS 50 : 50 (Bunga sebagai komponen
Total Government Take (GT) US$ (Juta) 34,575 34,583 Cost Recovery)
- 1 USD = IDR 13.000 IDR (Juta) 449,477,019 449,585,309
Investment Credit % 10.0% 10.0%
Total Contractor Take (CT) US$ (Juta) 21,682 21,684 Gross Revenue (GR) US$ (Juta) 64,875 65,360
- 1 USD = IDR 13.000 IDR (Juta) 281,860,367 281,886,268 Payout Time (POT) Year 7.0 8.0
Government Take Ratio (%GT) % 61.5% 61.5%
Government Take Ratio (%GT) % 38.5% 38.5%
Dampak Makroekonomi
Tingkat pengembalian atas investasi yang
dibandingkan dengan tingkat suku bunga Penerapan Peraturan Bank Indonesia no
MARR, untuk skema pembiayaan TBS 14/17/PBI/2012 mengenai Trust akan
skenario 50 : 50 dengan memperhitungkan berdampak pada penerimaan devisa Negara
bunga sebagai komponen Cost Recovery dalam industri migas. Kegiatan hulu migas
memiliki IRR yang lebih rendah sebesar 4% memiliki multiplier effect terhadap
dikarenakan biaya expenditurenya lebih perekonomian Indonesia. Hal itu pun
tinggi yang disebabkan oleh meningkatnya diperkuat Peraturan Bank Indonesia (PBI)
masuknya biaya bunga Bank kedalam Nomor 14/17/PBI/2012 tentang Kegiatan
OPEX, yang dijelaskan di Tabel 4.13. Usaha Bank Berupa Penitipan Dengan
Pengelolaan (Trust). Bank BUMN, BNI siap Sembilan proyek besar dan 75% nya
menampung dana kelolaan layanan trustee merupakan dari sector migas. Berdasarkan
industri migas yang di 2014 mencapai US$ data dari Badan Pusat Statistik (BPS), higga
3,5 miliar (Rp 48,3 triliun). Di 2015, BNI semester pertama tahun 2-13 Indonesia
menargetkan naik 43% menjadi sekitar US$ berhasil membukukan US$ 16 juta transaksi
5 miliar (Rp 69 triliun). ekspor dari sector migas, dan sebanyak 16%
proceed ekspor masih di tempatkan di luar
Fungsi bank sebagai lembaga perantara negeri. Jika Proyek KKKS A di
keuangan (financial intermediary) memiliki implementasikan, maka di tahun 2017 akan
karakteristik khusus, di mana sebagian besar terjadi penambahan kredit investasi untuk
kewajibannya bersifat jangka pendek, wilayah migas sebesar USD 3,750 Juta atau
sementara sebagian besar asetnya bersifat sebesar IDR 48.75 Triliun.
jangka panjang. Sementara itu dalam
menjalankan bisnisnya perbankan sangat Langkah ini merupakan salah satu bentuk
dipengaruhi oleh ekspansi pertumbuhan kontribusi industri hulu migas dalam rangka
ekonomi yang sedang berjalan. Kredit meningkatkan peran serta industri perbankan
investasi perbankan dengan porsi 26% dari nasional, khususnya bank BUMN.
total kredit tumbuh sebesar 11.20%. Secara Harapannya, semakin meningkatnya jumlah
kesuluruhan kredit investasi dan kredit dan jenis transaksi di sektor hulu migas yang
konsumsi merupakan penopang turut berputar dalam gerak ekonomi
pertumbuhan kredit perbankan.Jika dilihat masyarakat dan mampu menjadi stimulator
dari pertumbuhan kredit investasi bagi penggerak perekonomian Indonesia.
mengalami kenaikan di tahun 2013 awal hal
ini membuktikan adanya kontribusi yang Dengan nilai transaksi yang sangat besar,
positif dari terbitnya peraturan PBI 14. industri hulu minyak dan gas bumi memiliki
peran krusial terkait kestabilan ekonomi
Indonesia. Apabila seluruh Kontraktor KKS
minyak dan gas bumi menjalankan
kebijakan Trust di bank dalam negeri,
manfaatnya akan signifikan bagi
perekonomian, baik secara makro maupun
mikro.

Manfaatnya antara lain, meningkatkan


kesinambungan pasokan devisa yang pada
akhirnya dapat memperkuat nilai kurs rupiah
terhadap mata uang asing. Selain itu,
meningkatkan peran serta industri perbankan
Gambar. 4.1 Pertumbuhan Kredit nasional untuk berbuat lebih banyak dan
Berdasarkan Jenis dan Sektor dapat disejajarkan dengan perbankan
internasional.
Pada tahun 2013, Bank Rakyat Indonesia
menjadi bank pertama yang memperoleh 4. Kesimpulan
izin Layanan Jasa Trust dari Bank
•Skema pembiayaan dengan cara TBS
Indonesia, pada bulan pada tahun 2013 BRI
merupakan skema pembiayaan yang lebih
mengelola IDR 9.1 Triliun asset trustee dari
menarik untuk di implementasikan untuk
proyek FLNG dibandingkan PSC, pemotongan pembayaran hutang kepada
dikarenakan dengan CAPEX FLNG yang di pihak trustee.
bebankan kepada pihak Trustee dapat
meningkatkan nilai IRR, NPV, dan •Nilai keekonomian proyek KKKS A yang
mempersingkat waktu POT. Hal ini telah di perhitungkan dengan skema
dikarenakan, pada skema TBS gross revenue pembiayaan PSC dan TBS dapat
kontraktor akan disisihkan di awal disimpulkan layak untuk dijalankan,
perhitungan sebanyak 75% atau 50% secara dikarenakan nilai NPV yang positif untuk
flat dari tahun ketahun untuk membayar PSC sebesar USD 1,265 Juta dan untuk
hutang dan bunga trustee sampai hutang skema TBS sebesar USD 3,342Juta. Nilai
dapat tertutupi dengan pendapatan IRR yang untuk PSC 13% masih diatas
akumulatif kontraktor. asumsi interest bank 10% dan untuk skema
TBS sebesar 27.3% yang melampaui nilai
•Proyek FLNG pada KKKS A dengan MARR.
Kapasitas 2.5 MTPA memiliki Biaya
investasi Kontraktor sebesar USD 7,527 Juta •Jangka waktu pengembalian nilai investasi
terdiri dari biaya Kapital untuk FLNG jika diperhitungkan dari pergerakan arus kas
sebesar USD 3,750 Juta dan investasi non dapat disimpulkan perhitungan dengan cara
capital sebesar USD 965 Juta dan biaya skema TBS dengan skenario 50 : 50
operasi selama kontrak produksi 30 tahun memiliki jangka waktu POT paling cepat
sebesar USD 2,812 Juta atau USD 93.73 yaitu 7 tahun, dan yang paling lama adalah
Juta per tahun. jika menggunakan skema PSC yaitu 10
tahun.
•CAPEX dan OPEX pada skema PSC akan
sama seperti poin no 2 diatas, namun untuk • TBS scenario 50:50 denganhutangbunga
CAPEX dan OPEX skema pembiayaan TBS yang perhitungkan di cost recovery
memiliki perbedaan. Pada skema TBS, menghasilkan IRR 26.4%, NPV USD 3,352
CAPEX FLNG akan menjadi hutang trustee Juta, Governement Take USD 34,575 Juta,
kontraktor kepada bank sehingga nilai Contractor Take USD 21,682 Jutadan POT 8
CAPEX FLNG sebesar USD 3,750 Juta tahun. Maka dapat disimpulkan yang
akan mengurangi nilai total CAPEX, menghasilkan nilai IRR tertinggi adalah
sehingga menjadi USD 965 Juta yang terdiri skema TBS dengan skenario 50 : 50 dan
dari biaya investasi non capital. Nilai OPEX tidak memperhitungkan bunga bank pada
pada skema TBS akan lebih tinggi nilai cost recovery.
dibandingkan skema PSC dikarenakan biaya
•Skema pembiayaan TBS dengan cara
bunga trustee sebesar 7% yang terakumulasi
menggunakan bank dalam atau pun luar
pertahunnya sampai hutang dan bunga
negeri tidak berdampak signifikan terhadap
tersebut dilunasi di masukan kedalam biaya
perhitungan keekonomian, sepanjang nilai
OPEX.
bunga TBS antara bank dalam dan luar
•Skema pembiayaan PSC menghasilkan negeri diasumsikan sama sebesar 7%.
penerimaan Negara dan penerimaan Namun, hal ini berdampak pada perputaran
kontraktor yang lebih tinggi di bandingkan uang bank di dalam negeri, maka skema
dengan skema TBS, hal ini dikarenakan net pembiayaan TBS dengan menggunakan
gross revenue yang merupakan unsur equity bank dalam negeri akan membuat industri
to be split PSC lebih tinggi dibandingkan perbankan Indonesia menjadi lebih
dengan TBS yang disebabkan dari berkembang, dapat bersaing dengan
perbankan luar negeri, meningkatkan GDP
Indonesia, menghasilkan penerimaan devisa development of oil and gas infrastructure
Negara yang tinggi dan akan membuat in Afganistan”.
perekonomian Indonesia menjadi lebih baik 13. Habibullah, Arif , Peter Lardi (2009),
lagi setiap tahunnya, hal ini dibuktikan LNG Conceptual Design Strategies.
terjadi peningkatan sebesar 10% pada awal Worley Parsons. USA
2013 dalam kredit investasi perbankan. 14. INPEX Corporation(2015), Presentation
of concept select. Indonesia
15. INPEX Corporation (2011), e-
5. Daftar Pustaka presentation Two LNG Projects – Ichtys
and Abadi. Japan
1. Aronsson, Erik (2012), FLNG compared
16. INPEX Corporation (2014), Seminar:
to LNG carriers. Chalmers University.
Why trustee borrowing scheme.
Sweden.
Indonesia
2. Aixin, James (2015), Financing in Oil
17. International Gas Union (2015), World
and Gas Project. Oklahoma
LNG report: commited to better energy.
3. Bank Indonesia (2016), BI Rate
Fornebu
(http://www.bi.go.id/id/moneter/bi-
18. Ioannis, Glinavos. (2002), MPRA Paper
rate/penjelasan/Contents/Default.aspx)
No. 845: An introduction to international
4. Barchart, treasury (2016), US treasury
factoring and project finance. University
rate(http://www.barchart.com/economy/t
of Kent at Canterbury. Munich Personal
reasuries.php)
RePEcArchice.
5. Bulama, Bitrus Joseph (2005), Is Project
19. JBIC (2014), Project Financing for
Financing Non- Contracted LNG Ships
LNG Project in Indonesia. Japan
A Risk Taken Too Far ?, University Of
20. Jennings, Dennis R (2000), Petroleum
Dundee, UK
Accounting: Principle, Procedures &
6. Clay, Jones (2016), Floating LNG is
Issues 5th edition. University of Texas
Coming, Are you Ready? Monetizing
21. Kargbo, David M (2010), Natural Gas
Offshore Gas Reserves, Honfleur LLC.
Plays in theMarcellus Shale: Challenges
7. Culp, Chistopher (2010), Chapter
and Potential Opportunities,
21:Structured financing techniques in oil
Environmental Science and Technology,
and gas project finance. Oxford. New
44, 5679–5684.USA
York
22. Khan,M. Kabir, F. Parra, R.J (2003).
8. Duncan, Andrew (2015), Focus on
Financing large project : using project
FLNG. Gaffney Cline & Associates.
finance techniques and practices.
9. Ernst and Young (2014), Funding
Singapore : Pearson Prectice Hall.
Challenge in oil and gas sector. New
23. KPMG International (2014), Floating
York
LNG: revolution and evolution for the
10. Fjeld, Philip (2011) Presentation of
global industri. Swiss
FLNG economics and market potential.
24. Kane, Steven (2009), PNG LNG : A
Singapore
World Class Financing Venture. Exxon
11. Fisho, Alache (2011), What is the effect
Mobile.
of sponsor co-lending on the tradisional
25. LembagaSimpanPinjam (2016),
structure of project finance.University of
Perekonomian dan Perbankan. Jakarta.
Dundee. Scotland
Indonesia
12. Hill International, Inc. (Aug 2004)
26. Liana, Lita (2011), Analisis metode
“Evaluation of investment option for the
pendanaan Trustee Borrowing Scheme:
studi kasus pada Production Sharing LNG projects. Berlin. Deutsches
Contract X. Universitas Indonesia. Institutfür Wirtschaftsforschung.
Indonesia. 39. Vance, David (2009), Project Financing
27. Lubiantara, Benny (2012), Ekonomi of the LNG Supply Chain. Paul Hastings
Migas Tinjauan Aspek Komersil 40. Weeden, Scott (2014), Shell’s Prelude
Kontrak Migas. Indonesia. PT. Development Open FLNG Floodgate,
Gramedia Widiasarana Indonesia. Hart Energy. Houston
28. Pedoman Tata Kerja (PTK) (2015), 41. Weems, Philip R (2000), Volume 6,
Tentang Kebijakan Akuntansi Kontrak Issue 4, Page 267-299:Overview of
Kerja Sama untuk Kegiatan Hulu issues common to structuring,
Minyak dan Gas Bumi. Indonesia negotiating and documentating LNG
29. Peraturan Pemerintah Nomor 79 (2010). projects. King & Spalding.
Biaya Operasi yang dapat Dikembalikan 42. Yumurtaci, Zehra, Erdem, Hasan
dan Diperlakukan Pajak Penghasilan di Huseyin (2006), Economical analyses of
Bidang Usaha Hulu Minyak dan Gas build-operate-transfer model in
Bumi. Indonesia establishing alternative power plants.
30. Peraturan Bank Indonesia Energy Conversation & Management.
14/17/PBI/2012. Kegiatan usaha bank Turkey
berupa penitipan dengan pengelolaan 43. Financial Times Market. (2016) Data
(trust). Indonesia Market Minyak dan Gas Bumi,
31. Price Waterhouse Coopers (2010). Oil ,http://markets.ft.com/data/equities/tears
and gas Indonesia: investment and heet/summary?s=HDY:LSE,
taxation guide. Indonesia 44. Premium Risk Indonesia (2016). Data
32. Pudjo Utomo, Sutadi. (2010), Resiko Premium di
Kedaulatan Migas dan Production Indonesia,www.stern.nyu.edu/~adamoda
Sharing Contract Indonesia. Indonesia. r/pc/datasets/ctryprem.xls
Reforminer Institute
33. Ruester, Sophia (2015), Financing LNG
Projects and the Role of Long-Term
Salesand Purchase Agreement. Berlin.
Deutsches Institutfür
Wirtschaftsforschung.
34. Rose, Ben (2013), 5 Things you need to
know about FLNG. Norton Rose
Fulbright. Australia
35. Songhurst, Brian (2014), Oies Paper:
NG 83,LNG Plant Cost Escalation.
Oxford
36. SKKMIGAS (2016), Presentation of
Liquified Natural Gas Technology,
Indonesia
37. Tjia, Clarinda (2006), Gas landmark.
Indonesian Project Finance.
38. Uwaifo, Ifueko (2001), LNG Financing:
is floating LNG concept a more
bankable option than traditional onshore

Anda mungkin juga menyukai