Lembaga Anti Korupsi (ACA)
Lembaga Anti Korupsi (ACA)
e-ISSN/p-ISSN: 2615-7977/2477-118X
DOI: https://doi.org/10.32697/integritas.v5i2.465
©Komisi Pemberantasan Korupsi
wsuyatmiko@ti.or.id, anicola@ti.or.id
Abstract
There is no universal standard in establishing and operating an ideal anti-corruption institution
(ACA). Since 2013, Transparency International has developed a measurement tool that can
capture the effectiveness of ACA’s performance in accordance with UNCAC's mandate and the
Jakarta Principles. One of the main aspects is whether the ACA is in a supportive environment or
is in a policy situation that impedes the implementation of anti-corruption laws. This study
specifically seeks to review the strengths and weaknesses of Indonesian ACA, the Corruption
Eradication Commission (KPK), based on TI’s measurement tools above, through 6 dimensions
spread across 50 indicators over the 2016-2019 period. The study found that the KPK had strong
and supportive environmental factors, both internally and externally, but has some notable
exceptions in the aspect of independence. ACA’s performance measurement, whether carried out
internally or externally, is significant to strengthen ACA independence and law enforcement in
the long run.
Abstrak
Tidak ada standar universal dalam membangun dan mengoperasikan lembaga anti korupsi
(ACA) yang ideal. Sejak 2013, Transparency International (TI) telah mengembangkan alat
pengukuran yang mampu menangkap efektivitas kinerja ACA sesuai dengan mandat UNCAC
dan Prinsip-prinsip Jakarta. Salah satu aspek utamanya adalah apakah ACA berada di dalam
lingkungan yang mendukung atau berada dalam situasi kebijakan yang menghambat
implementasi undang-undang anti-korupsi. Studi ini secara khusus berupaya mengkaji
kekuatan dan kelemahan ACA di Indonesia, yaitu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
berdasarkan alat pengukuran TI melalui 6 dimensi yang tersebar dalam 50 indikator selama
periode 2016-2019. Studi ini menemukan bahwa KPK memiliki faktor lingkungan yang kuat
dan mendukung, baik secara internal maupun eksternal; tetapi memiliki sejumlah
pengecualian dalam aspek independensi. Pengukuran kinerja bagi ACA, baik yang dilakukan
secara internal atau eksternal, signifikan untuk memperkuat independensi ACA dan
penegakan hukum dalam jangka panjang.
35
Wawan Heru Suyatmiko, Alvin Nicola
1Posisi Indonesia masih berada di tiga puluh Korupsi dalam empat tahun terakhir dimana
persen negara terkorup dunia, yang berturut-turut mendapatkan skor 36, 37, 37,
dicerminkan dari stagnasi tren Indeks Persepsi dan 38 sejak 2015.
36
Menakar Lembaga Antikorupsi: Studi Peninjauan Kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi
KPK menjadi proses penting dalam hal ini. oleh staf penuh waktu, yang melakukan
Sehingga pengembangan alat ukur kinerja kegiatan eksekutif dimana termasuk
yang didasarkan dari kombinasi mandat setidaknya satu dari tiga fungsi anti korupsi
UNCAC serta standar dari Prinsip-prinsip yang meliputi fungsi penyelidikan,
Jakarta, secara jangka panjang dapat pencegahan dan penyadaran publik.
membantu KPK dalam mengidentifikasi (Transparency International, 2019)”
kebutuhan kelembagaan sekaligus
meningkatkan daya dukung bagi b. Bentuk
pemberantasan korupsi di Indonesia. Dalam merumuskan indikator-
indikator penilaian kinerja, salah satu
Pengaturan Kajian Literatur komponen penting yang perlu
1. Lembaga Antikorupsi (Anti- diidentifikasi adalah jenis organisasi ACA.
Corruption Agencies/ACA) Hal ini terutama didasarkan bahwa jenis
a. Pendekatan ACA di kawasan Asia Pasifik sangat
ACA merupakan organisasi khusus beragam.
yang dibentuk oleh negara dengan tujuan Dalam studi Jon Quah, dijabarkan
untuk meminimalkan korupsi. Luis de dua jenis ACA berdasarkan fungsinya
Sousa mendefinisikan ACA sebagai “badan (Quah, 2009):
publik [yang didanai] yang memiliki sifat Tipe A: ACA yang khusus hanya
tahan lama, dengan misi khusus untuk menjalankan fungsi anti korupsi; dan
memerangi korupsi dan mengurangi Tipe B: ACA yang tersebar dalam
struktur peluang korupsi di masyarakat melakukan fungsi terkait korupsi dan
melalui strategi pencegahan dan tindakan non-korupsi.
represif (de Sousa, 2010). Fungsi anti-korupsi yang dilakukan oleh
Kehadiran ACA menjadi salah satu ACA Tipe A dibagi dalam:
pilar institusional penting dalam pengembangan kebijakan, penelitian,
membangun Sistem Integritas Nasional pemantauan dan koordinasi langkah-
(SIN). Kepemimpinan terpusat di bidang langkah implementasi;
anti korupsi sangat bermanfaat bagi pencegahan korupsi dalam struktur
analisis kebijakan dan bantuan teknis kekuasaan;
dalam pencegahan, penjangkauan publik pendidikan dan peningkatan
dan informasi, pemantauan, investigasi, kesadaran;
dan penuntutan (Meagher, 2005). investigasi dan penuntutan kasus
Gorana Klemenic, Janez Stusek dan korupsi.
Inese Gaika menjabarkan bahwa peran- ACA Tipe A diimplementasikan oleh
peran ACA bisa saja disesuaikan dengan CPIB di Singapura; ICAC di Hong Kong dan
kondisi suatu negara; namun senantiasa New South Wales, Australia; Komisi Anti-
fokus meliputi fungsi investigasi dan Korupsi Malaysia (MACC) di Malaysia;
penuntutan; pencegahan; pendidikan dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di
peningkatan kesadaran; koordinasi; dan Indonesia; Komisi Anti Korupsi (ACC) di
pemantauan dan penelitian (Klemencic, Bhutan; Otoritas Independen Anti Korupsi
Stusek, & Gaika, 2008). (IAAC) di Mongolia; Agency Against
Untuk tujuan penelitian ini, ACA Corruption (AAC) di Taiwan; dan Komisi
didefinisikan sebagai: Anti Korupsi Nasional (NACC) di Thailand.
“Badan hukum, lembaga permanen yang
diatur dalam hak mereka sendiri, dibantu
37
Wawan Heru Suyatmiko, Alvin Nicola
Sementara disisi lain, ACA Tipe B terdapat beberapa ACA seperti di India,
melakukan fungsi yang terkait dengan Filipina dan Taiwan serta Indonesia (ACA
korupsi dan non korupsi. Misalnya, Kantor non-tunggal).
Ombudsman (OMB) di Filipina yang
melakukan lima fungsi berikut: d. Fungsi
investigasi maladministrasi dan Dikaji dalam aspek fungsi, Patrick
inefisiensi; Meagher dan Caryn Voland telah
penuntutan kasus suap di mengidentifikasi sepuluh faktor yang
Sandiganbayan (Pengadilan sangat penting dalam mengukur
Antikorupsi Khusus); efektivitas ACA (Meagher & Voland, 2006).
ajudikasi administratif yang Faktor-faktor tersebut adalah
melibatkan kontrol kedisiplinan dari mandat politik, koordinasi lintas-lembaga,
semua pejabat pilihan dan pejabat pencegahan dan pemantauan
yang ditunjuk kecuali untuk anggota implementasi pemerintah, akuntabilitas,
Kongres dan Peradilan serta pejabat independensi, kekuasaan, staf yang
yang memiliki imunitas; terlatih dan sumber daya yang memadai,
pemberian bantuan oleh pejabat dan lingkungan yang mendukung, lembaga
publik dan karyawan kepada publik; pelengkap, dan undang-undang
dan; pelengkap.
pencegahan korupsi dengan Untuk tujuan studi ini, Transparency
menganalisis langkah-langkah anti- International—dengan memanfaatkan
korupsi dan meningkatkan kesadaran turunan mandat UNCAC dan standar
dan kerja sama publik. Prinsip-prinsip Jakarta (2012)—telah
mengembangkan enam dimensi kunci
c. Yurisdiksi dalam mengukur kinerja ACA. Keenam
Selain dapat dilihat berdasarkan dimensi tersebut meliputi (Transparency
fungsinya, ACA juga dapat dibedakan International, 2019):
berdasarkan ruang lingkup independensi dan status hukum;
pertanggungjawabannya, apakah hanya sumber daya manusia dan anggaran;
pada korupsi di sektor publik, atau pada akuntabilitas dan integritas;
korupsi di sektor publik dan juga swasta fungsi deteksi, penyidikan dan
(Quah, 2009). penuntutan;
Sebagai gambaran, CPIB di fungsi pendidikan, pencegahan dan
Singapura, ICAC di Hong Kong, dan MACC penjangkauan;
di Malaysia menyelidiki kasus-kasus yang kerjasama dan hubungan eksternal.
melibatkan sektor publik dan swasta.
Namun, New South Wales ICAC, CBI di e. Kerangka Kerja
India, dan OMB Filipina bertanggung ACA di berbagai negara mengalami
jawab untuk menangani korupsi sektor situasi beragam baik dari segi dukungan
publik saja. politik maupun operasional. Transparency
Pertimbangan penting lainnya International Indonesia mengidentifikasi
adalah apakah hanya ada satu lembaga setidaknya terdapat 3 aspek penting
penegak hukum yang dimandatkan untuk dalam memastikan kinerja ACA dapat
melakukan pemberantasan korupsi (ACA terjaga, yakni kemauan politik,
tunggal) seperti CPIB, ICAC dan MACC di akuntabilitas publik dan sistem integritas
Singapura, Hong Kong dan Malaysia, atau
38
Menakar Lembaga Antikorupsi: Studi Peninjauan Kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi
39
Wawan Heru Suyatmiko, Alvin Nicola
40
Menakar Lembaga Antikorupsi: Studi Peninjauan Kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi
41
Wawan Heru Suyatmiko, Alvin Nicola
42
Menakar Lembaga Antikorupsi: Studi Peninjauan Kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi
semua pengaduan yang diterima terkait penjangkauan dan pendidikan yang telah
dengan korupsi valid, ACA harus diprakarsai oleh ACA. Jumlah prosedur
melaporkan secara pasti kategorisasi- organisasi juga perlu ditinjau mengingat
kategorisasi laporan tersebut dan ACA biasanya membuat rekomendasi
dilaporkan ke publik. untuk mencegah korupsi dalam laporan
Selain daya tanggap ACA terhadap investigasinya.
pengaduan korupsi yang diterima dan
jumlah kasus korupsi yang diselidiki oleh f. Kerja Sama dan Hubungan
ACA selama tiga tahun terakhir, penilaian Eksternal
ini juga melihat tingkat inisiatif ACA dalam Perlu diingat, ACA tidak beroperasi
memulai investigasi korupsi selama tiga di ruang terisolir, dimana kinerjanya juga
tahun terakhir. Komponen penilaian lain tergantung pada hubungannya dengan
terkait dengan sumber daya manusia, baik lembaga lain.
dari jumlah pegawai, tingkat efisiensi dan Meagher dan Voland berpendapat
profesionalisme serta rata-rata waktu bahwa keberhasilan ACA juga bergantung
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pada kerja sama dengan lembaga
kasus korupsi. pemerintah lainnya guna mencapai
Efektivitas ACA dalam investigasi konsensus strategis atas komitmen
kasus korupsi juga dinilai dari tingkat pemberantasan korupsi (Meagher &
penuntutan dan tingkat hukumannya, Voland, 2006).
yakni persentase kasus yang diselidiki Namun, kerap kali kerja sama
oleh ACA yang menghasilkan penuntutan seperti itu jarang terjadi karena ACA
dan hukuman di pengadilan. Berkaitan secara teratur frustrasi oleh
dengan dimensi independensi, komponen ketidakmampuan lembaga lain dalam
lain yang dilihat dalam penilaian ini adalah mengamankan informasi, kerja sama, dan
kesediaan ACA untuk menyelidiki orang- penuntasan kasus. Akibatnya, efektivitas
orang berpengaruh serta peran ACA dalam ACA akan terhambat karena kurangnya
restitusi, pemulihan aset, pembekuan, dan kerja sama dan dukungan dari lembaga
penyitaan. pemerintah lainnya.
Dalam pengukuran ini, ACA
e. Pendidikan, Pencegahan, dan didorong peningkatan kualitas hubungan
Penjangkauan antar lembaga negara dan ditinjau
Komitmen dalam menjalankan masalah-masalah dalam proses
fungsi pencegahan, pendidikan dan pembangunan hubungan tersebut. Di
penjangkauan tercermin dari proporsi Indonesia, komponen ini semakin penting
rata-rata dari pengeluaran operasional mengingat badan antikorupsi tidak hanya
yang dialokasikan. Hal lain di dalam KPK semata, tapi juga melibatkan
dimensi ini juga melihat jumlah inisiatif koordinasi dengan Polri dan Kejaksaan.
pencegahan korupsi dan rencana
43
Wawan Heru Suyatmiko, Alvin Nicola
DIMENSI INDIKATOR
Indepen Indepen Mekanis Mandat Yurisdiksi Kekuatan Kekuatan Kewena Kewenang Pengguna
densi & densi me penyidi rekomen ngan an an
Status lembaga pengangka kan dan dasi hukum operasion kekuatan
tan dan penunutan al politik
pember
hentian
Komisio
ner
Sumber Proporsi Kecuku Stabilitas Gaji Seleksi Keahlian Keahlian Pelatihan Stabilitas
Daya anggaran pan anggaran pegawai pegawai penyidik pencegaha Pegawai pegawai
Manusia anggaran an dan n dan
penuntut pendidika
& Angga an n
ran
Akunta Pelaporan Responsivi Meka Mekanis Kepatuhan Kesediaan Penangan Hasil Mekanism
bilitas & tahunan tas nisme me terhadap pelapor an pelaporan e
Integri terhadap pengawa peninjau proses untuk pelaporan pegawai integritas
permin san an internal hukum mengident pegawai internal
tas taan eksternal (due ifikasi diri
informasi process)
Deteksi, Aksesibili Responsivi Penyelidi Efisiensi Tingkat Tingkat Penyelidik Restitusi Persepsi
Penyidik tas tas kan dan penuntu penetapan an orang- dan terhadap
an, & pelapor terhadap proaktif profesio tan tersangka orang pemulihan kinerja
laporan nalisme berpenga aset
Penuntu korupsi ruh
tan
44
Menakar Lembaga Antikorupsi: Studi Peninjauan Kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi
KPK memiliki modalitas besar yang dapat pemerintah. Kemauan politik merupakan
dilihat dari faktor lingkungan pendukung konsep yang kompleks dan beragam. Bagi
yang sangat menunjang, baik secara Brinkerhoffs, kemauan politik perlu
internal maupun eksternal. Faktor diterjemahkan sebagai tingkat komitmen
pendukung internal KPK menyumbang para pembuat keputusan kunci dalam
85,71%, dimana indikator yang perlu menghasilkan solusi kebijakan tertentu.
menjadi prioritas untuk ditingkatkan (Brinkerhoff, 2000). Kemauan politik ini
kinerjanya adalah indikator-indikator dapat dilihat dari adanya iklim politik yang
terkait dengan pengelolaan sumber daya kondusif bagi penerapan prinsip-prinsip
manusia. antikorupsi yang ditunjukkan di dalam
Berdasarkan rentang enam dimensi kerangka regulasi dan mekanisme
yang diukur dalam penelitian ini akuntabilitas dari lembaga-lembaga
(Transparency International Indonesia, politik.
2019), KPK memperoleh satu dimensi Dari segi regulasi, evaluasi terhadap
yang memiliki persentase di atas 85 kepatuhan UNCAC menunjukkan bahwa
persen, yaitu dimensi Pencegahan, masih banyak ketentuan pidana korupsi
Pendidikan dan Penjangkauan (88 yang belum masuk UU Tipikor, seperti
persen); empat dimensi yang memiliki trading in influence, memperkaya diri
persentase antara 70-85 persen yaitu sendiri dengan tidak sah (illicit
dimensi a) Kemandirian dan Status (83 enrichment), suap di sektor swasta,
persen), b) Akuntabilitas dan Integritas penyuapan terhadap pejabat publik asing,
(78 persen), c) Deteksi, Investigasi dan perampasan aset, serta syarat-syarat
Penuntutan (83 persen), dan d) Kerjasama kerugian negara (Komisi Pemberantasan
dan Hubungan Eksternal (83 persen. Korupsi , 2019).
Sedangkan dimensi dimensi Di dalam komponen yang terkait
Keuangan dan Sumber Daya Manusia dengan pemimpin ACA, ada dua hal yang
mendapatkan persentase di bawah 70% menjadi sorotan, yakni integritas pasca
dengan persentase 67 persen. Perlu menjabat dan tingkat keamanan. Posisi
dicatat bahwa ada perbedaan komposisi pimpinan pasca menjabat komisioner KPK
antara indikator per dimensi sehingga perlu untuk diperhatikan agar integritas
tidak secara langsung sebanding. lembaga tempat para komisioner
Dimensi Independensi dan Status selanjutnya dapat terus terjaga.
dianggap moderat. Ada tiga dari sembilan Dalam beberapa kasus misalnya,
indikator yang memiliki skor sedang, yaitu terjadi jual beli jabatan di Kementerian
kerentanan dalam keamanan masa jabatan Agama, dimana Bapak Mochammad Jasin
dari pimpinan KPK, kurangnya KPK dalam yang dulu pernah menjadi komisioner KPK
mengelola otoritas operasional, dan ada menjadi Inspektorat di Kementerian
indikasi terbatas penggunaan KPK sebagai Agama hingga 2016 silam (Republika,
alat politik. Sebagian dari ini terutama 2019). Atau Bambang Widjojanto, Busyro
tercermin dalam kurangnya kewenangan Muqaddas, dan Adnan Pandu Praja yang
KPK dalam mengelola sumber daya belum lama lepas jabatan, kemudian
manusianya. Ada berbagai dugaan kasus masuk ke ranah politik.
penghambatan, terutama yang terkait Perlu diterapkan mekanisme,
dengan lembaga penegak hukum lainnya. termasuk pada mantan komisioner KPK
Dimensi independensi ini sangat agar integritas lembaga dapat terus
terkait dengan kemauan politik terjaga. OECD dalam Panduan Managing
45
Wawan Heru Suyatmiko, Alvin Nicola
Conflict of Interest in the Public Service (CVC) dan Komisi Anti Korupsi dan Komisi
merekomendasikan bahwa saat post- Kewaspadaan Negara di 28 negara bagian
employment, pejabat publik memiliki India. Dalam kondisi seperti ini,
cooling-off period, yakni interval waktu pemerintah memastikan kinerja semua
(diusulkan setahun) agar pejabat publik ACA di India dan bukan hanya CBI, yang
terkait tidak terlibat dalam pembentukan merupakan ACA utama.
kebijakan yang menguntungkan pihak lain Sementara di Filipina, terdapat lima
ketika ia akan selesai masa jabatannya. Di ACA yakni OMB (ACA utama);
Jepang, pendekatan ini dikenal dengan Sandiganbayan (pengadilan Tipikor);
istilah amakudari. Komisi Presiden tentang Pemerintahan
Aspek keamanan baik ancaman yang Baik; Dewan Koordinasi Anti-Korupsi
kriminalisasi dan keamanan diri pimpinan Antar Lembaga; dan Kantor Wakil
juga dapat dikatakan sangat rentan. Sesuai Sekretaris untuk Urusan Hukum
dengan mandat pasal 6 UU No. 30 Tahun (ODESLA), yang menjalankan fungsi badan
2002, KPK memiliki keleluasaan antikorupsi Presiden setelah dibubarkan
melakukan penyelidikan dan/ penuntutan. pada November 2011 oleh Presiden
Walaupun seperti itu, tingkat Benigno Aquino.
security of tenure pimpinan KPK dapat Di Taiwan, selain dari AAC,
dikatakan sangat rentan. Dalam proses Kementerian Investigasi Kehakiman
penegakan hukumnya, tak jarang banyak (MJIB) juga melakukan fungsi antikorupsi
terjadi upaya penyerang balik melalui dan non korupsi, dan Kantor Kejaksaan
praktik kriminalisasi. Namun hingga saat Umum bertanggung jawab menuntut
ini, UU KPK tidak mengatur mengenai korupsi dan pelanggaran non korupsi.
adanya hak imunitas bagi Komisioner dan Sementara di Australia, terdapat dua ACA
pegawai KPK untuk memiliki kekebalan di New South Wales yaitu ICAC dan Police
hukum dari penuntutan pidana/perdata Integrity Commission (PIC), yang didirikan
untuk tindakan yang dilakukan dalam pada Juli 1996.
pelaksanakan mandat mereka. Enam ACA lainnya di Australia
Hak kekebalan hukum atau imunitas adalah Komisi Australia untuk Integritas
bagi pimpinan KPK sebelumnya menjadi Penegakan Hukum; Komisi Kejahatan dan
wacana serius setelah dua pimpinan KPK Korupsi di Queensland; Komisi Korupsi
dilaporkan ke Badan Reserse Kriminal dan Kejahatan di Australia Barat; Komisi
Mabes Polri atas dugaan kejahatan (CNN Integritas di Tasmania; Komisi Anti
Indonesia, 2016). Beberapa pakar menilai Korupsi di Victoria; dan Komisaris
pemberian hak imunitas atau kekebalan Independen Anti Korupsi dan Kantor
hukum justru seolah-olah Integritas Publik di Australia Selatan.
memprioritaskan KPK. Padahal di lembaga Di Indonesia, walaupun KPK
Ombudsman misalnya, yang memiliki memiliki mandat pemberantasan korupsi
risiko yang lebih kecil daripada KPK, yang sangat kuat, fungsi pemberantasan
bahkan sudah memiliki ketentuan korupsi di Indonesia hingga saat ini juga
mengenai imunitas terbatas ini. dipegang oleh Kepolisian dan Kejaksaan.
Dalam aspek penguatan Dalam beberapa konteks, potensi
pemberantasan korupsi, beberapa negara konflik kepentingan ketika sedang
sudah menerapkan badan tunggal mengusut kasus di tubuh Kepolisian
pemberantasan korupsi. Sebagai contoh, maupun Kejaksaan membuat proses
tugas pengendalian korupsi di India dibagi hukum menjadi rumit. Pimpinan KPK
antara CBI, Komisi Kewaspadaan Sentral dalam rapat kerja dengan DPR 2019 telah
46
Menakar Lembaga Antikorupsi: Studi Peninjauan Kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi
47
Wawan Heru Suyatmiko, Alvin Nicola
KPK yang diangkat dan diberhentikan oleh Thailand adalah 924 orang dengan 64,2
KPK. Kedua, putusan Mahkamah juta orang”.
Konstitusi pada 2016 yang kembali Di dalam laporan-laporan kinerja
menegaskan legalitas KPK untuk KPK, ditemukan juga bahwa tingkat
mengangkat penyidik independen. KPK penetapan tersangka menurun dalam dua
dalam hal ini memiliki keleluasaan dalam tahun terakhir, dari 100% di tahun 2017
memilih dan mengangkat pegawainya, menjadi 78,51% di tahun 2018 (Komisi
namun dalam praktiknya juga sangat Pemberantasan Korupsi, 2019). Dengan
terkait dengan politik penegak hukum semakin luasnya dimensi kejahatan
dengan Polri. korupsi dan penggunaan teknologi,
KPK juga memiliki keterbatasan penyidik KPK dituntut lebih cepat
jumlah tenaga penindakan untuk beradaptasi dengan kebutuhan. Kalahnya
menuntaskan perkara-perkara yang beberapa kali KPK di beberapa
mangkrak, ditambah jumlah pengaduan praperadilan juga menjadi indikator
publik yang banyak. Total pegawai KPK perlunya penguatan keahlian.
pada tahun 2018 berjumlah 1.652 Pada aspek daya dukung anggaran,
pegawai. Komposisi pegawai terbesar ditemukan bahwa anggaran aktual sudah
berada pada kesekjenan 509 pegawai atau cukup secara operasional tapi masih
30,81 persen diikuti kedeputian minim dalam pengungkapan kasus-kasus
penindakan total 440 pegawai atau 26,63 korupsi model baru. Disisi lain juga ada
persen, termasuk di dalamnya 119 masalah penyerapan anggaran yang belum
penyelidik, 106 penyidik terdiri atas 48 maksimal.
penyidik pegawai tetap KPK dan 56 Anggaran KPK dalam periode 2015-
penyidik berasal dari Polri dan 2 Penyidik 2019 cenderung fluktuatif dan sangat kecil
PNS serta 78 penuntut umum. Dan porsinya di dalam APBN (kurang dari
berikutnya adalah pegawai di kedeputian 0,0004% tiap tahunnya) (Kementerian
pencegahan 310 pegawai atau 18,77 Keuangan, 2019). Perencanaan
persen (Komisi Pemberantasan Korupsi, penganggaran dengan instansi terkait
2018). yang belum maksimal dan realisasi
Pada tahun 2018, komparasi program yang tidak penuh juga menjadi
pegawai KPK dengan jumlah penduduk salah satu faktor yang perlu diperhatikan
Indonesia adalah 1558 orang berbanding KPK ke depan.
dengan ±265 juta orang. Sedangkan Angka pendanaan kegiatan
sebagai gambaran kondisi perbandingan pemberantasan korupsi tersebut dinilai
jumlah pegawai dengan jumlah penduduk sangat kecil dibanding CPIB Singapura
negaranya pada beberapa ACA lain di atau ICAC Hongkong. Laporan
tahun 2005 saja adalah (1) perbandingan Transparency International tahun 2017
jumlah pegawai ICAC dengan jumlah tentang Penilaian Badan Antikorupsi (ACA
penduduk Hong Kong adalah 1194 orang Assesment), ditemukan bahwa anggaran
berbanding 7 juta orang; (2) perbandingan KPK memang cukup namun jumlahnya
pegawai CPIB dengan jumlah penduduk kurang dari 0,10% dari APBN
Singapura adalah 81 orang berbanding 4,3 (Transparency International Indonesia,
juta orang; (3) perbandingan pegawai 2017).
KICAC dengan jumlah penduduk Korea Dalam laporan tersebut, indikator
Selatan adalah 205 orang berbanding 47,8 anggaran ditemukan paling buruk (skor
juta orang; (4) perbandingan antara 58) diantara indikator-indikator penilaian
pegawai NACC dengan jumlah penduduk lain. Menurut Mantan Komisioner di
48
Menakar Lembaga Antikorupsi: Studi Peninjauan Kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi
49
Wawan Heru Suyatmiko, Alvin Nicola
50
Menakar Lembaga Antikorupsi: Studi Peninjauan Kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi
hingga 2019 KPK telah menetapkan lima Sementara itu, catatan penting di
korporasi sebagai tersangka korupsi. Hal dalam dimensi Kerjasama dan Hubungan
ini patut diapresiasi, karena dengan Eksternal meliputi kerjasama dengan
menetapkan korporasi sebagai subjek lembaga penegakan hukum (Kepolisian
tindak pidana maka akan mempersempit dan Kejaksaan), dan kurangnya akses
kemungkinan pihak swasta untuk untuk bekerja sama dengan kelompok-
melakukan praktik koruptif. Diharapkan kelompok yang terpinggirkan.
penindakan korupsi korporasi perlu lebih Memperkuat strategi mekanisme
masif kedepannya pemicu (trigger mechanism), sebagai
Di dimensi kelima, Pendidikan, stimulus agar upaya pemberantasan
Pencegahan dan Penjangkauan, kinerja korupsi oleh lembaga yang ada menjadi
KPK berada dalam kategori baik. Ada dua lebih efektif dan efisien adalah penting,
dari sembilan indikator yang memiliki terutama setelah munculnya berbagai
skor sedang. Skor moderat diberikan konflik yang melibatkan pegawai dari
untuk perencanaan strategis untuk Kepolisian.
kegiatan pencegahan yang belum Membangun strategi komunikasi
maksimal, dan upaya mengoordinasikan publik para pemimpin KPK juga
dan mengawasi (Koordinasi dan merupakan agenda penting. Sebagai
Supervisi/Korsup) masih perlu penegak hukum, KPK dinilai hanya perlu
ditingkatkan, terutama dengan lembaga mengomunikasikan temuan hukum yang
penegak hukum yaitu polisi dan jaksa. sudah tersedia, dan tidak menyajikan hal-
Korsup perlu memperluas fokusnya hal yang tidak memiliki kekuatan hukum
sehingga mampu menerapkan pencegahan permanen, dan justru menyampaikan
korupsi dan mereformasi birokrasi berbagai pernyataan kontroversial.
internal secara lebih efektif. KPK dirasa masih harus
Terdapat tiga bagian kepatuhan meningkatkan kerja sama dan pola
yang perlu terus diperkuat, meliputi supervisi dengan lembaga penegak hukum
kepatuhan terhadap rekomendasi lain, terutama Polri—walaupun jika dilihat
Koordinasi Supervisi Pencegahan dari parameter-parameter lain seperti
(Korsupgah), kepatuhan Laporan Harta pelaporan SPDP dari Kepolisian dan
Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN), dan Kejaksaan, yang rata-rata mencapai 921
kepatuhan pembentukan Unit SPDP per tahun sudah cukup baik (Komisi
Pengendalian Gratifikasi (UPG). Pemberantasan Korupsi, 2019).
Di sisi lain kehadiran Perpres No. 54 Peningkatan tersebut terutama penting
Tahun 2018 tentang Strategi Nasional pasca kembali munculnya berbagai konflik
Pencegahan Korupsi dapat membantu yang melibatkan penyidik internal dan
KPK untuk lebih fokus pada dimensi- penyidik dari unsur Polri.
dimensi pencegahan yang ditargetkan. Selain itu, dikarenakan adanya
KPK dinilai perlu secara lebih masif keterbatasan SDM, dalam proses tindak
melakukan sosialisasi, diseminasi, dan lanjut aduan, KPK juga perlu
kampanye publik terkait inisiatif Stranas menggandeng lembaga lain seperti Aparat
PK. Selain itu program Korsupgah, Pengawasan Intern Pemerintah (APIP),
terutama yang dilakukan di 9 wilayah, Badan Pengawas (Bawas), dan Komisi
dinilai belum fokus terutama dalam Yudisial.
konteks pendampingan Pemda dalam
kerangka Stranas PK.
51
Wawan Heru Suyatmiko, Alvin Nicola
52
Menakar Lembaga Antikorupsi: Studi Peninjauan Kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi
53
Wawan Heru Suyatmiko, Alvin Nicola
54
Menakar Lembaga Antikorupsi: Studi Peninjauan Kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi
55
Wawan Heru Suyatmiko, Alvin Nicola
56