05 Beton Bertulang Struktural
05 Beton Bertulang Struktural
A. UMUM
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pembesian.
b. Pengecoran Beton.
- Beton cor ditempat untuk rangka bangunan, lantai, dinding pondasi dan slabs
pendukung.
- Slab beton diatas tanah dan pedestrian/side walks.
- Finishing permukaan beton pada dinding, pelat, balok dan kolom.
a. Bekisting Beton.
b. Finishing Beton.
c. Pondasi Beton Bertulang.
d. Pasangan Bata
e. Struktur Baja
f. Mescellaneous Metals ( yang harus dicor dalam beton).
g. Waterproofing.
h. Kusen dan Pintu Besi.
i. pekerjaan Mekanikal yang harus dicor dalam beton.
j. pekerjaan Elektrikal yang harus dicor dalam beton.
3. Standard.
a. Standard Indonesia.
b. ASTM, USA.
- C 33 - Concrete Aggregates.
- C 150 - Portland Cement.
4. Penyimpanan :
b. Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah/utuh, tidak terdapat
kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak segera setelah diturunkan
dan disimpan dalam gudang yang kering, terlindung dari pengaruh cuaca,
berventilasi secukupnya dan lantai yang bebas dari tanah. Semen masih harus dalam
keadaan fresh (belum mulai mengeras). Jika ada bagian yang mulai megeras,
bagian tersebut masih harus dapat ditekan hancur dengan tangan bebas (tanpa
alat) dan jumlah tidak lebih dari 10 % berat. Jika ada bagian yang tidak dapat
ditekan hancur dengan tangan bebas, maka jumlahnya tidak boleh melebihi 5 %
berat dan kepada campuran tersebut diberi tambahan semen baik dalam jumlah
yang sama. Semuanya dengan catatan bahwa kualitas beton yang diminta harus tetap
terjamin.
c. Besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan bantalan-
bantalan kayu dan bebas dari lumpur atau zat-zat asing lainnya (misalnya minyak dan
lain-lain). Jenis semen dari merk Tiga Roda, Gresik atau Cibinong dan jenis merk
semen yang digunakan adalah mengikat seluruh pekerjaan.
d. Aggregates harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah menurut jenis dan
gradasinya cukup terpisah menurut jenis dan gradasinya serta harus beralaskan lantai
beton ringan untuk menghindari tercampurnya dengan tanah.
B. BAHAN/PRODUK
1. Portland Cement.
a. Portland cement jenis II, menurut NI - 8 atau type I, menurut ASTM dan memenuhi
S.400, menurut Standard Portland Cement yang ditentukan Asosiasi Semen
Indonesia.
2. Aggregates.
b. Dimensi maksimum dari aggregates kasar tidak lebih dari 3,0 cm dan tidak lebih dari
seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang bersangkutan.
c. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahan-bahan
organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya.
Contoh Spesifikasi Teknis Pekerjaan Beton Bertulang Struktural 3
3. Air:
a. Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam
alkali, dan bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain dapat mengurangi mutu
pekerjaan.
b. Kandungan chlorida tidak boleh melebihi 500 p.p.m. dan komposisi sulfat (SO3) tidak
boleh melebihi 1000 p.p.m. Apabila dipandang perlu, Konsultan Pengawas dapat
minta kepada Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium pemerik-
saan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
4. Baja Tulangan :
Baja tulangan yang digunakan adalah batang-batang baja lunak dengan tegangan leleh 240
Mpa dan tegangan maksimum 360 Mpa untuk mutu baja U 24, bagi baja dia < 12 mm,
tegangan leleh 400 Mpa dan tegangan maksimum 600 Mpa untuk mutu baja U 40 bagi baja
ulir dia. > 12 mm Kontraktor harus membuktikan kepada Pengawas bahwa segala
penulangan memenuhi spesifikasi dan memperlihatkan surat-surat keterangan dari lab.
Pengujian Mutu Baja yang disetujui oleh Pengawas. Bila syarat spesifikasi ini tidak terpenuhi,
maka kontraktor harus membayar untuk pengujian-pengujian, baja tulangan yang tidak
memenuhi syarat harus disingkirkan dari tempat pekerjaan.
Kontraktor hanya diperkenankan mengganti dengan diameter lain apabila luas penampang
tulangan karena penggantian ini tidak menjadi berkurang, penggantian harus disetujui
Pengawas.
Bila terjadi tambahan biaya akibat penggantian penulangan tersebut diatas maka tambahan
tersebut sepenuhnya menjadi tanggungan kontraktor.
Penyimpanan
c. Bila baja tulangan didapat dari sumber-sumber yang berbeda hendaknya penyimpanan
diatur sesuai dengan asal baja tulangan.
Pemasangan Tulangan
Blok-blok penyangga tulangan harus sesuai dengan tebal penutup beton, dan paling sedikit
sasma kuatnya dengan beton yang dituangkan berdekatan, yang harus dirancang dan
ditempatkan sedemikian sehingga blok-blok penyangga itu tidak menyebabkan noda-noda
pada permukaan-permukaan yang terbuka.
Contoh Spesifikasi Teknis Pekerjaan Beton Bertulang Struktural 4
5. Admixture :
a. Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang seksama, cara mencampur dan
mengaduk yang baik dan cara pengecoran yang cermat tidak diperlukan penggunaan
sesuatu admixture.
C. PELAKSANAAN
1. Kualitas Beton.
a. Kecuali yang ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton adalah untuk pile cap dan
tie beam fc’ = 25 Mpa, balok dan kolom, ground watertank fc’ = 25 Mpa (tegangan
tekan hancur karakteristik untuk cilinder beton ukuran 15 x 30 cm pada usia 28 hari).
Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan ketentuan-ketentuan yang terdapat
dalam standar beton 1991. Mutu beton fc’ = 15 MPa digunakan pada umumnya untuk
kolom-kolom praktis dan bagian-bagian lain yang tidak memikul beban, kecuali
ditentukan lain.
d. Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton yang dibuat
dengan disahkan oleh Konsultan Pengawas dan laporan tersebut harus dilengkapi
dengan nilai karakteristiknya. Laporan tertulis tersebut harus disertai sertifikat dari
laboratorium. Penunjukan laboratorium harus dengan pertsetujuan Konsultan
Pengawas.
lapisan berikutnya. Setiap lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusakan harus
masuk dalam satu lapisan yang dibawahnya. Setelah atasnya diratakan, maka
dibiarkan 1/2 menit lalu cetakan diangkat perlahan-lahan dan diukur penurunannya
(nilai slumpnya).
f. Jumlah semen minimum 325 kg per m3 beton. Khusus pada atap, luifel, pada daerah
kamar-mandi dan WC, daerah talang beton, jumlah minimum tersebut dinaikan
menjadi 360 kg/m3 beton. Untuk beton atap, WC faktor maksimum 0,50 dengan
catatan tidak boleh lebih rendah daripada mutu beton karakteristik yang disyaratkan.
h. Jika dianggap perlu, maka digunakan juga pembuatan silinder percobaan untuk
umur 7 (tujuh) hari dengan ketentuan bahwa hasilnya tidak boleh kurang dari 65 %
kekuatan yang diminta pada 28 hari, tanpa additives. Jika hasil kuat tekan benda-
benda uji tidak memberikan angka kekuatan yang diminta, maka harus dilakukan
pengujian beton setempat dengan cara-cara seperti yang ditetapkan dalam SB. SNI-
1991 dengan tidak menambah beban biaya bagi Pemberi Tugas.
i. Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung setelah
seluruh komponen adukan masuk kedalam mixer.
3. Penggantian Besi.
2. Jika hal tersebut diatas akan dimintakan oleh kontraktor sebagai pekerjaan
lebih, maka penambahan
tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada persetujuan tertulis dari Perencana
Konstruksi.
Contoh Spesifikasi Teknis Pekerjaan Beton Bertulang Struktural 6
c. Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan yang
ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan
diameter yang terdekat dengan catatan :
2. Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh
kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksudkan adalah
jumlah luas).
d. Toleransi Besi.
10 mm sampai 16 mm
(tapi tidak termasuk
diameter 16 mm) +/- 5 % +/- 0.4 mm
10 mm sampai 28 mm
(tapi tidak termasuk
diameter 28 mm) +/- 4 % +/- 0.5 mm
4. Perawatan Beton.
a. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat.
b. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus diperhatikan.
a. Penambalan pada daerah yang tidak sempurna, kropos dengan campuran adukan
semen (cement mortar) setelah pembukaan acuan, hanya boleh dilakukan
setelah mendapat persetujuan dan sepengetahuan Konsultan Pengawas. Jika
ketidak-sempurnaan itu tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan permukaan yang
diharapkan dan diterima oleh Konsultan Pengawas, maka harus dibongkar dan
diganti dengan pembetonan kembali atas beban biaya kontraktor. Ketidak-
sempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teratur, pecah/retak, ada
gelombang udara, kropos, berlubang, tonjolan dan yang lain yang tidak sesuai
dengan bentuk yang diharapkan/diinginkan.
a. Pasang angkur dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan beton bertulang.
b. Diperhatikan juga tempat kelos-kelos untuk kusen atau instalasi.
a. Isi ubang-lubang dan bukaan-bukaan yang tertinggal dibeton bekas jalan kerja
sewaktu pembetonan.
Jika dianggap perlu dibuat bantalan beton untuk pondasi alat-alat mekanik dan
elektronik yang ukuran, rencana dan tempatnya berdasarkan gambar-gambar
rencana mekanikal dan elektrikal.
Digunakan mutu beton seperti yang ditentukan dan dengan penghalusan
permukaannya.
b. Pegangan plafond dari besi beton diameter 6 mm dengan jarak x dan y : 150 cm.
Dipasang pada saat sebelum pengecoran beton dan penggantung harus dikaitkan
pada tulangan pelat atau balok.
9. Pembersihan
b. Contoh2 yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas akan dipakai sebagai
standar/pedoman untuk memeriksa/menerima material yang dikirim oleh Kontraktor
kelapangan.
Contoh Spesifikasi Teknis Pekerjaan Beton Bertulang Struktural 8
c. Bilamana sparing (pipa, conduit) harus dipasang sebelum pengecoran dan diperkuat
sehingga tidak akan dipindahkan tanpa persetujuan dari Konsultan Pengawas.
e. Sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton waktu pengecoran.
*****