Anda di halaman 1dari 9

BIMBINGAN BELAJAR BAGI SISWA BERKESULITAN MEMBACA

Dahliana Abdullah
Program Studi Bimbingan dan Konseling, FKIP, Universitas Syiah Kuala

ABSTRAK
Dalam proses pembelajaran di sekolah dasar selalu dijumpai siswa-siswa yang mengalami
kesulitan belajar, baik dalam membaca, menulis, dan berhitung. Tingkat kesulitan yang ditemui
beragam, ada yang ringan, sedang, dan ada pula yang kesulitannya cukup berat. Adanya
kesulitan dalam membaca akan menghambat dalam menangkap pesan-pesan tulisan. Padahal
semua mata pelajaran idenya disampaikan melalui tulisan.
Dengan adanya kesulitan membaca tersebut, maka akan berdampak pada penggunaan mata
pelajaran yang diberikan di sekolah, salah satunya berwujud prestasi belajar rendah, dan
kemungkinan tinggal kelas yang cukup besar. Keadaan seperti ini perlu difikirkan alternatif
penyelesaiannya melalui kegiatan penelitian bimbingan belajar membaca bagi siswa yang
berprestasi rendah. Untuk dapat melaksanakan bimbingan belajar membaca maka
permasalahan diarahkan pada: (1) faktor-faktor apa yang menyebabkan siswa mengalami
kesulitan belajar membaca, (2) bagaimana karakteristik siswa yang berkesulitan membaca, (3)
dan bagaimana jenis, tingkat serta bentuk kesulitan membacanya. Berdasarkan kenyataan; (1)
perlunya tenaga bimbingan di sekolah dasar yang professional. Permasalahan siswa tidak hanya
masalah belajar, tetapi juga masalah psikologis, (2) penanganan siswa berkesulitan belajar
belum memperoleh layanan yang optimal. Hal ini disebabkan guru-guru belum memahami
tentang siswa berkesulitan belajar secara benar.

Kata Kunci: Bimbingan Belajar, Kesulitan Membaca

READING INTERVENTIONS FOR STUDENTS WITH READING DISABILITIES

ABSTRACT

In the process of learning at elementary school always met students who have difficulty of
learning, both in reading, writing, and arithmetic. The level of difficulty encountered diverse,
there are easy, middle, and some are quite difficult. The difficulty in reading would hinder to
capture the messages of writing. Whereas all subjects was delivered by writing. With reading
difficulties it will be an impact on the mastery of subjects at school, one of the form is getting
low achievement, and the possibility of repetition. In this situation need to consider the solution
with research and reading tutorial for low achievers. To be able to carry out reading tutor, the
problems directed to: (1) the factors that lead students having trouble in learning to read, (2)
the characteristics of students who difficult to read, (3) and how the type, level and form of
reading difficulties. Based on fact; (1) need for professionals workers in elementary school. The
problem it is not just about learning, but also psychological problems, (2) the handling of
students' learning disabilities have not received optimal service, because teachers do not
understand about the students learning disabilities properly.

Key Word: Intervention, Reading Disabilities

PENDAHULUAN mengembangkan dirinya berdasarkan


kemampuan dan kesempatan yang
Latar Belakang Masalah diperolehnya. Pentingnya pendidikan bagi
manusia, pada kurun waktu dua puluh tahun
Melalui pendidikan manusia terakhir ini tidak hanya terfokus pada hasil
memperoleh informasi dan pengetahuan kemajuan pendidikan, tetapi juga faktor-
yang dapat dipergunakan untuk

1
SULOH | Volume 1 Nomor 1 Juli-Desember 2016
faktor yang menghambat kelancaran proses Di Sekolah Dasar selalu dijumpai
pendidikan. siswa-siswa yang mengalami kesulitan
Dalam sistem pendidikan sekarang belajar yang beragam. Ada yang ringan
ini, terutama di Sekolah Dasar, siswa dituntut kesulitannya dan ada pula yang cukup berat.
untuk mengikuti semua matapelajaran, Ada yang mengalami kesulitan pada satu
sehingga bila adanya kesulitan dalam satu matapelajaran, atau beberapa matapelajaran.
atau beberapa matapelajaran sudah Tentang jumlah siswa yang mengalami
merupakan ancaman bagi anak untuk tidak kesulitan belajar pada setiap kelas belum
naik kelas atau melanjutkan pendidikannya. diketahui secara pasti, tetapi diperkirakan 2-
Kondisi seperti ini menimbulkan frustasi bagi 10%. Sistem guru kelas dengan rasio 1 : 40
anak dan kecemasan pada orang tuanya. dan belum adanya tenaga profesional
Frustasi yang dialami oleh siswa akan bimbingan di Sekolah Dasar merupakan hal
membawa dampak negatif, kemungkinan yang kurang menguntungkan untuk kasus-
potensi yang baik yang ada pada diri siswa kasus kesulitan belajar, sehingga siswa
akan digunakan kepada tindakan yang salah. berkesulitan belajar belum tertangani secara
Tindakan yang salah antara lain berupa optimal.
kenakalan atau kejahatan. Hal ini terbukti Membaca, menulis, dan berhitung
dari penelitian Neuropsychologic (calistung) merupakan keterampilan yang
(Gulbertson dan Ferry, 1981, dalam Lazuardi, harus dikuasai siswa-siswa di Sekolah Dasar,
1989) pada anak-anak remaja (15-18 th) dan program “calistung” ini mendapatkan
ternyata 70% mengalami gangguan belajar. prioritas, karena ketiganya merupakan dasar
Anak-anak dengan gangguan ini dari penguasaan mata-mata pelajaran yang
mengalami kesulitan dalam membedakan lain. Adanya kesulitan dalam membaca akan
ciri-ciri dan ukuran-ukuran huruf, sehingga mengakibatkan ketidakmampuan dalam
sering salah dalam mengucapkan kata. Dalam menangkap pesan-pesan tulisan, padahal
membaca sering menambah atau mengurangi semua mata pelajaran pesannya disampaikan
kata-kata. Mereka kadang-kadang memulai melalui tulisan (huruf, angka-angka dan
membaca dengan kata yang ditengah atau simbul-simbul lain) . Keterampilan menulis,
yang diakhir kalimat. Kebanyakan anak-anak erat kaitannya dengan kemampuan membaca
yang mengalami gangguan membaca, tidak karena menulis pada dasarnya adalah
suka membaca dan selalu berusaha merekam bacaan dalam bentuk tulisan.
menghindarinya. Kecemasan mereka Siswa-siswa yang mengalami
meningkat manakala dihadapkan pada kesulitan belajar, umumnya mengalami
tuntutan yang melibatkan kemampuan kesulitan dalam keterampilan dasar yaitu
membaca. Dibandingkan dengan anak-anak membaca, menulis dan berhitung. Membaca
yang tidak mengalami kesulitan membaca, yang merupakan keterampilan dasar dalam
anak-anak berkesulitan membaca sukar usaha memahami mata pelajaran-mata
memusatkan perhatian. pelajaran yang lain perlu memperoleh
Kesulitan belajar yang cepat perhatian yang serius agar mereka dapat
ditemukan hendaknya memperoleh mengikuti pelajaran dengan lancar. Oleh
penanganan yang optimal akan meringankan karenanya perlu pemikiran tentang layanan
kesulitan yang dialami siswa sekecil bimbingan belajar membaca.
mungkin, sehingga merka tumbuh baik
dengan pengembangan potensi yang
seoptimal mungkin. Kenyataan yang ada
sekarang di sekolah-sekolah dasar, siswa- PEMBAHASAN
siswa tersebut belum memperoleh
penanganan sebagaimana mestinya karena Pengertian Siswa Berkesulitan Belajar
guru dituntut menghadapi siswa yang
jumlahnya relatif banyak. Istilah yang digunakan untuk
menyebut Siswa Berkesulitan Belajar (SBB).
Identifikasi dan Perumusan Masalah Istilah educationally handicapped, dalam
dunia pendidikan karena anak-anak ini
mengalami kesulitan dalam mengikuti proses
2
Dahliana [Bimbingan belajar membaca bagi siswa ...]
pendidikan, sehingga mereka memerlukan menguasai strategi pendidikan dan
layanan pendidikan secara khusus (special bimbingan.
education) sesuai dengan derajat
kesulitannya. Layanan pendidikan yang Penyebab Kesulitan Belajar
dimaksud tidak hanya berkaitan dengan
kesulitan, tetapi juga dalam strategi atau Faktor-faktor yang menyebabkan
pendekatan bantuannya. Istilah yang timbulnya kesulitan belajar (learning
digunakan oleh para medis adalah brain disabilities). bahwa kesulitan belajar khusus
injured, minimal brain dysfunction, disebabkan oleh disfungsi sistem
alasannya, karena secara medis anak-anak pensyarafan yang disebabkan oleh: (1)
berkesulitan belajar mengalami cedera otak pada masa perkembangan otak,
penyimpangan dalam perkembangan (2) ketidak seimbangan zat-zat kimiawi di
otaknya, yang diakibatkan saat persalinan dalam otak, (3) gangguan perkembangan
mengalami penyimpangan. Dalam tulisan ini, syaraf, dan (4) kelambatan proses
istilah yang dipergunakan untuk menyebut perkembangan individu.
individu-individu yang berkesulitan belajar
adalah siswa, sebagai terjemahan dari Karakteristik Siswa Berkesulitan Belajar
learning disabilities dan spesific learning
disabilities. Adapun pengertian tentang anak Siswa berkesulitan belajar pada
berkesulitan belajar adalah mereka yang umumnya memiliki karakteristik
tidak mampu mengikuti pelajaran di sekolah sebagaimana dikemukakan oleh Valett
meskipun kecerdasannya termasuk normal, (1969) dan Clarizio (1976), sebagai berikut:
sedikit di atas normal, atau sedikit di bawah 1. Selalu mengalami kegagalan dalam
normal. Keadaan ini terjadi akibat disfungsi belajar.
minimal otak (DMO) yang dapat berwujud 2. Memiliki keterbatasan dalam melakukan
seperti : gangguan persepsi, pembentukan sesuatu hal
konsep, bahasa, ingatan, kontrol perhatian 3. Kurangnya minat belajar dan motivasi
atau gangguan motorik. Keadaan ini tidak belajar rendah
disebabkan oleh gangguan primer pada 4. Cenderung menampilkan tingkah laku
penglihatan, pendengaran, cacat motorik tidak menentu
atau gangguan emosional, retardasi mental, 5. Mengalami satu atau lebih disfungsi
atau akibat lingkungan (Wright,dkk., 1984). aspek-aspek psikologis, meliputi:
Gangguan ini terdapat didalam diri a. Gangguan penglihatan (visual
seseorang yang dianggap berkaitan dengan disabilities)
disfungsi sistem pensyarafan pusat. b. Gangguan motorik (motor disabilities)
Sekalipun kesulitan belajar mungkin c. Gangguan bahasa (language
berdampingan dengan kondisi-kondisi disabilities)
hambatan lain (misalnya perbedaan budaya, d. Gangguan pendengaran (auditory
kekurangan pengajaran, faktor penyebab disabilities)
psikogen), kesulitan belajar yang bukan e. Hiperaktif, bila anak kurang mampu
akibat langsung dari kondisi atau pengaruh mengontrol gerakan, anak tidak akan
tersebut. Gangguan yang terjadi pada aspek mampu memusatkan perhatian,
organis, dan pada proses psikologis dasar impulsif, mudah terangsang oleh
yang berupa gangguan berbahasa, artikulasi, lingkungan, cepat marah, dan cepat
membaca, menulis ekspresif dan berhitung berubah perhatian.
tidaklah bersifat permanen, sehingga f. Gangguan emosi
memungkinkan kembali berfungsi optimal g. Gangguan sosialisasi
manakala memperoleh layanan yang sesuai. h. Gangguan berfikir, bila anak
Ada persyaratan yang dapat mengalami disfungsi dalam kognisi
memberikan layanan pendidikan yang sesuai (pemahaman) sulit untuk
dengan kondisi siswa yaitu : (1) pemahaman menangkap pelajaran sehingga
yang benar terhadap konsep siswa, (2) pencapaian prestasinya rendah.
memahami karakteristiknya, dan (3) i. Gangguan campuran, bila anak
mengalami disfungsi beberapa aspek
21
SULOH | Volume 1 Nomor 1 Juli-Desember 2016
psikologis dasar, misalnya gangguan jelas, sehingga keadaan tersebut dapat
visual, pendengaran, dan berbahasa. menjadikan orang tua putus asa. Namun
tidak semua orang tua menjadi demikian, ada
Dampak Kesulitan Belajar terhadap yang berusaha atau berkonsultasi bagaimana
Lingkungan Belajar cara memberi bantuan kepada anaknya
dalam kesulitan. Ada orang tua yang
Adanya anak-anak yang mengalami memberikan bimbingan belajar secara
kesulitan belajar di sekolah, ternyata dapat langsung kepada anaknya dalam belajar, dan
menimbulkan dampak baik terhadap anak itu ada pula yang meminta bantuan pihak lain.
sendiri, terhadap orang tua, masyarakat, Usaha orang tua ini harus mendapatkan
maupun sekolah. Belajar dari dampak- uluran yang positif karena pada dasarnya
dampak tersebut dapat memberikan manfaat orang tua adalah patner sekolah dalam
positif dalam pengelolaan terhadap anak- proses pendidikan anak-anaknya.
anak yang berkesulitan belajar.
Dampak pada masyarakat
Dampak pada anak
Siswa berkesulitan belajar yang tidak
Siswa berkesulitan belajar selalu memperoleh layanan pendidikan yang sesuai
menghadapi “kegagalan” dalam proses dengan dirinya, dapat mengakibatkan
belajar. Kegagalan yang terus menerus pada kegagalan dalam pendidikannya sehingga
satu matapelajaran apalagi hampir semua mereka putus sekolah (drop-out). Akibat
matapelajaran akan menyebabkan anak adanya kenakalan remaja dapat
merasa malu, kecewa, frustasi, rendah diri, mengakibatkan ketentraman masyarakat
hilang percaya diri, irrasional, dan konsep terganggu. Keadaan ini perlu dicegah seawal
diri negatif. Kondisi psikologis tersebut akan mungkin dengan memikirkan dan
lebih memperberat persoalan yang memberikan layanan pendidikan yang sesuai
dihadapinya, lebih-lebih bila proses belajar dengan tingkat kesulitan dan kemampuan
mengajar dan bimbingan belajar tidak yang mereka miliki.
diberikan sebagaimana yang dibutuhkan oleh
anak. Dampak pada sekolah
Kegagalan dalam belajar, resikonya adalah
tinggal kelas. Biasanya anak-anak Sekolah sebagai lembaga pendidikan
berkesulitan belajar mengalami hambatan formal berkewajiban mendidik dan
dalam proses penyesuaian diri mengembangkan potensi yang dimiliki
(maladjustment). Andaikan dalam proses siswanya, tanpa mengenyampingkan mereka
belajar masih belum terjadi perubahan, yang mengalami kesulitan belajar. Oleh
permasalahan-permasalahan tersebut akan karenanya, sekolah perlu memikirkan bentuk
semakin berat. dan strategi layanan pendidikan bagi siswa
yang berkesulitan belajar sesuai dengan
Dampak pada orang tua derajat dan jenis kesulitannya. Bentuk
layanan pendidikanyang dirancang mulai
Tidak ada satupun orang tua yang dari yang paling ringan, yaitu mereka dididik:
mengharapkan anaknya gagal dalam belajar. bersama-sama dengan teman-teman yang
Yang diharapkan adalah anaknya berhasil tidak berkesulitan belajar, di kelas khusus
dalam belajar, sehingga tercapai yang apa pada matapelajaran tertentu, di kelas
dicita-citakan dan dapat hidup mandiri, dan terpisah, dan di sekolah khusus.
akhirnya merasakan bahwa hidupnya Program layanan bimbingan sekolah yang
bermakna. Harapan orang tua terhadap merupakan bagian terpadu dalam proses
anaknya menjadi sebaliknya karena anaknya pendidikan perlu dioptimalkan sesuai
mengalami kesulitan dalam belajar. dengan kemampuan dan kondisi sekolah
Secara psikologis, orang tua merasa kecewa masing-masing. Kepala Sekolah yang
(frustasi) karena harapannya belum sekaligus sebagai penanggung jawab
kesampaian dan memungkinkan memandang program bimbingan sekolah bersama-sama
kehidupan anaknya mendatang masih belum dengan guru kelas dan petugas bimbingan
22
Dahliana [Bimbingan belajar membaca bagi siswa ...]
menata kembali program layanan bimbingan selalu merasa tertekan, tidak mempunyai
secara komprehensif sehingga anak-anak keinginan untuk mengambil resiko dan
berkesulitan belajar mendapatkan porsi akan menolak apabila diberikan tugas
layanan yang memadai. membaca.
Karakteristik Siswa berkesulitan Karakteristik Anak Berkesulitan
Membaca Membaca
Gentile (1985) mengidentifikasi Pada sub karakteristik ini akan
siswa-siswa berkesulitan belajar, sebagai mengungkap tentang kesulitan khusus dari
berikut: anak-anak berkesulitan membaca
1. Mempunyai sifat keras dan kaku. berdasarkan hasil-hasil penelitian, yaitu:
Berasal dari keluarga yang kaku, dimana a. Gangguan Membaca Lisan
orang tua meletakkan standard yang Dua eksperimen untuk meneliti kemampuan
tinggi dan hadiah diberikan pada anak anak berkesulitan belajar dengan cara
apabila memenuhi harapan orang tua. mendiagnose dan mengevaluasi ketrampilan
Sikap orang tua seperti itu membentuk mengucapkan. Eksperimen pertama
pribadi anak menjadi kaku dan keras dilakukan pada anak-anak berkesulitan
2. Penuh ketakutan dan ketergantungan. belajar dan anak-anak yang bukan
Anak ini selalu menjadi pusat perhatian berkesulitan belajar usia sekolah dasar,
di rumah. Anak seperti ini selalu apakah mereka dapat mengucapkan kata
berusaha menyenangkan hati orang lain secara benar dengan berbagai variasi
akan tetapi menjadi tengan jika tidak bisa pengucapan.
melakukannya. Karena anak ini melihat b. Gangguan Ingatan Jangka Pendek
bahwa dengan membaca dapat menarik Kesulitan merekam huruf yaitu mengeja
perhatian, maka ia sering cemas pada bunyi secara teratur, hal ini mempunyai
saat mendapat tugas membaca. kaitan dengan anak yang mengalami
3. Ceroboh dan selalu menurutkan kata kesulitan membaca. Ingatan jangka pendek
hati, berasal dari situasi rumah yang merupakan sesuatu hal yang diperlukan
tidak konsisten dimana orang tua gagal untuk memahami isi bacaan.
untuk menetapkan garis komunikasi yang c. Gangguan Pemahaman
baik dan hanya mengandalkan tanggung Selain kesulitan dalam
jawab pada sekolah dalam mengatasi kemampuan menyusunkata
masalah anak, dan mengharapkan kedalam kalimat, ada sejumlah
sekolah ikut memikul tanggung-jawab bukti bahwa anak yang kesulitan membaca
keluarga. Biasanya anak ini akan kurang mahir dalam menggunakan strategi
mempunyai perasaan merasa kurang pemahaman, dan kesulitan itu secara khusus
diperhatikan. Dengan demikian timbul menjadi masalah dalam teks menulis. Anak-
masalah-masalah prilaku dan yang anak berkesulitan membaca tampak
akhirnya dapat menmgakibatkan putus kelemahannya dalam pemahaman dan
sekolah. Sikap terhadap pengajaran pendekatan melalui teks akan membuat anak
membaca ditandai oleh perasaan acuh tak menjadi lebih pasif.
acuh artinya anak menjadi tidak mau
berprestasi. Bimbingan Belajar pada Siswa
4. Selalu merasa tidak mampu Berkesulitan Membaca
melakukan sesuatu tugas yang
diberikan, berasal dari keluarga yang Bimbingan belajar membaca yang
memberikan perlindungan berlebihan dimaksud dalam tulisan ini adalah bimbingan
dan membentuk pribadi anak menjadi bagi siswa yang berkesulitan membaca, dan
ketergantungan. Anak seperti ini bimbingan belajar berdasarkan kepada
memiliki kepribadian yang tidak faktor penyebab, karakteristik, dan bentuk
memadai yang dapat memberi peluang kesulitan membaca yang ditemukan dari
terhadap orang lain untuk responden.
memperdayainya. Anak seperti ini akan Untuk mencapai tujuan-tujuan
23
SULOH | Volume 1 Nomor 1 Juli-Desember 2016
tersebut perlu digunakan alat penilaian
yang

24
Dahliana [Bimbingan belajar membaca bagi siswa ...]
tepat agar bentuk esulitan yang dialami siswa memahami bacaan, menganalisis kata
dapat diidentifikasi dengan tepat. Ada dua dan keterampilan mengartikan kata.
bentuk asesmen yang biasa digunakan yaitu Ada kata-kata yang hilang pada setiap
formal dan informal. bagian dan siswa bertugas untuk
a. Asesmen Formal mengisi bagian yang hilang itu.)
1. Tes Survey 3. Tes hasil belajar
Tes survey kebanyakan digunakan Sering digunakan pada akhitr tahun
ketika permulaan ajaran karena ajaran untuk mengukur apakah siswa
untuk mengidentifikasi siswa yang telah menguasai keterampilan-
memiliki masalah-masalah global. keterampilan tertentu.
Seperti analisis kata, perbendaharaan
kata, dan pemahaman. b. Asesmen Informal
2. Tes Diagnostik Guru-guru dan para peneliti sering
Tes seperti ini mengakses sub- menggunakan asesmen informal, dibawah ini
subketerampilan yang luas seperti akan digambarkan sebagai berikut:
identifikasi huruf, bunyi huruf, 1. Informal Reading Inventories (IRI)
analisis struktur, pemahaman tentang Tahapan tes ini sebagai berikut: (a) Siswa
kata, kombinasi bunyi dan diminta untuk membaca satu set daftar
pemahaman isi baca. Ada 5 sub tes kata. (b) Siswa mulai membaca bagian
yang secara berurutan dari yang dari level yang paling tinggi yang mana
mudah sampai ke yang sulit, 100% darikata-kata itu berkaitan dengan
contohnya: Pengenalan huruf (Sub dafar kata. (c) Pertanyaan-pertanyaan
tes ini mengukur kemampuan yang bersifat pemahaman ditanyakan
menyebut huruf dalam alphabet. setelah setiap bagian dibaca. (d)
Kepada anak diperlihatkan 5-10 Membaca secara lisan dan pertanyaan
huruf dalam kartu dan ditanya pemahaman diberikan secara berurutan
sebutkan nama-nama huruf ini); dari yang paling tinggi ke yang paling
Pengenalan kata (Sub tes ini terdiri rendah sama seperti urutan pengajaran.
dari 150 kata setiap kartu berisi 10 (e) Membaca dalam hati dan lisan
kata. Rentangan kesulitan mulai dari berganti-ganti dari satu bagian ke bagian
kata-kata seperti: pergi, bola, anak berikuitnya. (f) Ketiga level itu dilakukan
laki-laki, dan berakhir dengan kata- baik untuk oral ataupun untukmembaca
kata yang sulit diucapkan ataupun dalam hati.
sulit dimengerti. Tugas anak-anak 2. Menganalisa Kesalahan
adalah menyebutkan kata-kata itu.); Bentuk asesmen seperti ini
Menganalisis kata (Sub tes dikembangkan Goodman (1973)
inimengukur kemampuan untuk menyarankan bahwa kualitas dari
mengidentifikasi dan mengucapkan kesalahan membaca siswa dapat
kata-kata yang tidak berarti dengan ditentukan dengan mempertanyakan
menerapkan bunyi huruf dan dimana batas kesalahan dari
menganalisis struktur bunyi huruf.); pemahaman pembaca dari suatu
Pemahaman kata (Sub tes ini bacaan. Melakukan kesalahan
mengukur pengetahuan arti kata merupakan hal yang sangat serius,
dalam bentuk analogi. Setiap analogi karena dengan melakukan kesalahan
terdiri dari satu pasang. misalnya; tersebut dapat mengakibatkan arti
salju dingin; matahari..................Untuk yang dibaca.
kelas-kelas rendah soalnya dibacakan
oleh tester dan untuk kelas lebih Prosedur Bimbingan Membaca
tinggi bacaan dibaca siswa sendiri
secara perlahan dan melengkapi Bimbingan terhadap siswa yang berkesulitan
analoginya dengan ucapan yang membaca dilakukan melalui tahapan:
keras.); Pemahaman bagian bacaan. a. Indentifikasi masalah, dilakukan dengan
(Sub tes ini terdiri dari 85 bagian mencari, menandai, dan menemukan
untuk mengukur kemampuan aspek kesulitan membaca. Dalam
25
SULOH | Volume 1 Nomor 1 Juli-Desember 2016
melakukan tahapan ini, guru atau
konselor menandainya. Teknik Fernald ada 4 (empat) tahapan
b. Diagnosis, langkah ini dimaksudkan dalam teknik ini, yaitu:
untuk menemukan sebab-sebab kesulitan Tahap satu sifatnya sangat ketat, Siswa
membaca pada diri siswa. Pengungkapan memilih kata-kata yang dipelajari, tiap kata
faktor penyebab kesulitan membaca yang dituliskan dengan krayon pada kertas dengan
lebih berkaitan dengan aspek psikologis tulisan miring. Siswa menelusur kata dengan
merupakan tugas konselor sekolah. jari dan membunyikan tiap bagian kata
Gangguan kesulitan membaca yang sesuai dengan perjalanan selusur.
bersumber pada aspek psikologis ini Penelusuran diulangi berkali-kali sampai
dihilangkan terlebih dahulu sebelum siswa dapat menulis kata pada secarik kertas
meberikan remidi membaca. lain tanpa melihat contoh. Setelah dirinya
c. Penyusunan program layanan, program telah dapat membaca dan menulis. Saat itu
layanan bimbingan membaca dibedakan diperkenalkan cara menulis cerita. Sebelum
atas delivery dan kurikuler. Program cerita ditulis, siswa mungkin harus
delivery dilakukan dengan mempelajari kata demi kata.
mendatangkan guru khusus yang ahli Tahap dua, tahap ini jika sudah terbukti
dalam bimbingan membaca, menata kelas memerlukan selusurlagi. Kata yang dipelajari
sehingga dapat merangsang anak untuk berasal dari kata-kata yang tidak dikenal
belajar mambaca. Sedangkan program yang telah ditulis oleh siswa. Siswa
kurikuler, dilakukan dengan memberikan mempelajari kata-kata yang cukup dengan
pengajaran remidi (remidial teaching) melihat dan mengatakannya berkali-kali.
pada siswa-siswa yang berkesulitan Proses ini berlangsung sampai siswa dapat
membaca. menuliskan kata dari ingatan.
d. Evaluasi, kegiatan evaluasi ditujukan Tahap tiga, pada tahap ini siswa
pada dua sasaran yaitu hasil dan proses mempelajari kata dengan melihat dan
bimbingan. Terungkapnya hasil mengucapkannya. Mereka boleh membaca
bimbingan membaca terlihat dari yang mereka kehendaki. Kata yang belum
berkurangnya tingkat kesulitan, mereka ketahui diberi tahu. Tahap ini siswa
kesalahan, atau pemahaman membaca. mempelajarinya langsung dari buku bacaan.
Sedangkan penilaian proses Tahap empat, siswa diharapkan mengenal
dimaksudkan untuk menganalisis kembali kata-kata baru, dan memahaminya
pelaksanaan kegiatan bimbingan, mulai dari keseluruhan kata atau bagian-bagian
dari tahap perencanaan, penyusunan dari kata. Fase ini siswa didorong sampai
program sampai pada kegiatan layanan kepada satu paragraf untuk memperjelas
bimbingan. Melalui penilaian proses akan makna dari kata-kata yang belum dikenal
dapat dideteksi kelemahan-kelemahan sebelum mulai membaca.
ataupun hal-hal yang menunjang
kegiatan bimbingan. Dari hasil penilaian KESIMPULAN
tersebut, konselor dapat menyusun Berdasarkan rangkuman hasil analisis
program baru berdasar pada masing-masing responden, dapatlah ditarik
permasalahan kesulitan membaca yang kesimpulan sebagai berikut :
belum terselesaikan dengan tuntas. 1. Faktor-faktor penyebab kesulitan
membaca, setiap responden berbeda.
Pendekatan Remidi Membaca Namun kesulitan membaca yang dialami
responden disebabkan oleh adanya
Siswa yang mengalami kesulitan membaca gangguan persepsi dan diskriminasi
memiliki bentuk dan tingkat kesulitan yang visual, konsentrasi yang lemah dan daya
beragam, oleh karena itu model-model ingatnya rendah (sering lupa).
pendekatan yang dipergunakan untuk 2. Karakteristik responden dalam kesulitan
mengatasi kesulitan membaca bervariasi membaca mengalami gangguan persepsi
pula. Salah satu pendekatan remidi membaca visual, daya ingatannya rendah sehingga
yaitu Teknik Fernald akan diuraikan berikut mudah lupa dan sulit dalam
ini: berkonsentrasi. Sedangkan mereka yang
26
Dahliana [Bimbingan belajar membaca bagi siswa ...]
kurang baik dalam layanan belajar, Dikti, Depdikbud. (1994/1995). Kurikulum
menjadikan mereka enggan dalam Program Studi Pendidikan Luar Biasa
belajar, sering gugup, dan pergaulannya Program S1, Jakarta: Depdikbud
terbatas pada kelompoknya. Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan
3. Sesuai dengan jenjang kelas dan program Menengah, Depdikbud. (1990/1991).
pengajaran membaca, jenis kesulitan Pedoman Bimbingan dan Penyuluhan
membacanya tergolong pada kesulitan Murid Sekolah Dasar, Jakarta : Ditjen
membaca lanjut. Bentuk-bentuk Dikdasmen
kesalahan dan kesulitan membaca Lazuardi, Samuel. (1989). Mekanisme
meliputi penggantian dan penghilangan Terjadinya Dysfungsi Minimal Otak,
huruf, suku kata, kata, pemahaman tanda Simposium Pengenalan Kesulitan
baca, dan memahami isi kalimat atau Belajar dan Disfungsi Minimal Otak,
bacaan. Jakarta.
4. Akibat dari berkesulitan belajar Moleong, L. J. (2000). Metodologi Penelitian
membaca, responden mengalami prestasi Kualitatif. Bandung: Remaja Karya
belajar rendah dan memerlukan layanan Mulyadi.. (2012). Diagnostik Kesulitan Belajar
bimbingan belajar membaca. dan Bimbingan terhadap Kesullitan
Belajar Khusus. Jakarta: Cipta Karya.
DAFTAR PUSTAKA Mulyono. (2003). Anak Berkesulitan Belajar
Abdurrahman, Mulyono. (1999). Pendidikan (Teori, Diagnosis, Remediasinya).
Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Purwanto, Ngalim. (2003). Psikologi
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Pendidikan. Rosdakarya: Jakarta
Kebudayaan bersama Rineka Cipta. Rahayu, Iin Tri & Tristiadi Ardi Ardani.
Abdurrahman, Mulyono. (2003). Pendidikan (2004). Observasi dan Wawancara.
Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Malang: Bayumedia.

27

Anda mungkin juga menyukai