1787 5814 1 PB
1787 5814 1 PB
Abstrack: The study is titled "The ability to apply these skills teacher asked the
sociology lesson in class XI High School Islamiyah Pontianak '. The problem of
this research is "How teachers 'ability to apply the skills asked subjects in class XI
High School sociology Islamiyah Pontianak?'. This study uses qualitative research
is a form of case study research is the subject of sociology studies teacher in class
XI High School Islamiyah Pontianak. In collecting data using techniques of
observation and interviews later in the data analysis using data reduction, data
display and decision making and verification. The results obtained from this
study indicate that (1) teachers' high school sociology class XI Pontianak
Islamiyah has carried out basic skills well ask, however. (2) the ability of teachers
to implement advanced questioning skills are quite good, because most of the
teachers have implemented the components contained in the advanced questioning
skills. 3) the constraints faced by teachers in implementing the skills to ask is the
allocation of time that does not allow teachers to implement all components of
questioning skills in one session, two students who are not serious to learn, and
teachers who still have not mastered the skills asked optimally.
1
P roses pembelajaran merupakan interaksi yang dilakukan antara guru dengan
siswa dalam situasi pendidikan atau pengajaran untuk mewujudkan tujuan
yang ditetapkan. Wujud interaksi pengajaran dapat dilakukan melalui berbagai
keterampilan yang menghendaki adanya pertimbangan, keunikan, dan keragaman
siswa. Sudah tentu guru dituntut kemampuannya untuk menggunakan berbagai
keterampilan dalam proses belajar mengajar di sekolah.
Keterampilan dasar dalam mengajar merupakan salah satu keterampilan
yang menuntut latihan yang terprogram untuk dapat menguasainya. Penguasaan
terhadap keterampilan ini memungkinkan seorang guru mampu mengelola
kegiatan pembelajaran secara efektif. Dengan penguasaan keterampilan dasar
mengajar, guru diharapkan mampu meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
Terdapat delapan keterampilan mengajar yang sangat berperan dan
menentukan kualitas pembelajaran yaitu: keterampilan bertanya, keterampilan
memberi penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan,
keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan membimbing
diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, serta keterampilan
mengajar kelompok kecil dan perorangan Turney (dalam Mulyasa, 2007).
Dari delapan keterampilan di atas, maka keterampilan bertanya merupakan
salah satu keterampilan yang harus dikuasai oleh guru, karena dengan bertanya
akan mendapat tanggapan dari pihak lain. Keterampilan bertanya sangat perlu
dikuasai guru untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan,
karena hampir setiap tahap pembelajaran guru dituntut untuk mengajukan
pertanyaan, dan kualitas pertanyaan yang diajukan guru akan menentukan kualitas
jawaban peserta didik.
Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan di kelas XI SMA Islamiyah
Pontianak, penulis melihat bahwa guru Sosiologi kelas XI masih mengalami
kesulitan dalam menyampaikan pertanyaan yang memancing siswa untuk
menjawab. Selain itu, peserta didik kurang memperhatikan pertanyaan yang
diajukan oleh guru, guru juga kurang dapat mendorong agar siswa berani
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, masih banyak siswa yang tidak
aktif bertanya dan menjawab pertanyaan langsung dari guru, padahal dengan
menjawab pertanyaan dari guru maka akan dapat mengetahui sampai sejauh mana
pemahaman para peserta didik terhadap materi pelajaran.
Keterampilan bertanya yang baik seharusnya memberikan pengaruh
terhadap perhatian siswa. Dari masalah-masalah tersebut, penulis menduga
kemungkinan penyebab dari masalah tersebut bisa jadi karena beberapa faktor
yaitu yang pertama lemahnya kognitif pada siswa kedua tidak adanya variasi pada
pelajaran dan yang ketiga guru Sosiologi di kelas XI tersebut masih belum
menguasai betul delapan keterampilan dasar mengajar khususnya keterampilan
bertanya. Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas maka penulis tertarik
mengadakan penelitian tentang kemampuan guru menerapkan keterampilan
bertanya pada mata pelajaran sosiologi. Sehubungan dengan latar belakang
masalah di atas maka penelitian ini berjudul “Kemampuan guru menerapkan
keterampilan bertanya mata pelajaran sosiologi di kelas XI SMA Islamiyah
Pontianak”.
2
Pengertian Keterampilan Bertanya
Supriyadi (2011: 158) “Keterampilan bertanya merupakan keterampilan
yang digunakan untuk mendapat jawaban atau balikan dari orang lain”.
Keterampilan bertanya adalah suatu pengajaran itu sendiri, sebab pada umumnya
guru dalam pengajarannya selalu melibatkan atau menggunakan tanya jawab.
Jadi, keterampilan bertanya guru bisa diartikan sebagai kemampuan dalam
menggunakan berbagai jenis pertanyaan dan teknik bertanya untuk merangsang
siswa berpikir dalam menjawab pertanyaan yang diajukan guru.
Samion dkk (2009: 45) Dalam kegiatan belajar-mengajar, guru sering
memberikan pertanyaan kepada para siswanya yang diajukan baik kepada seluruh
kelompok kelas, kelompok kecil atau siswa secara individual. Hampir tidak ada
satu kegiatan belajar mengajar tanpa satu pertanyaan dilontarkan oleh seorang
guru. Dengan bertanya, guru ingin mengajak siswanya untuk mengajukan
pendapat atau pikirannya, mendapatkan umpan balik dan sebagainya.
3
kelas mendapat giliran yang merata untuk menjawab pertanyaan. Teknik
penyeberan perlu dilakukan oleh guru lebih-lebih bagi guru yang biasa
mengajukan pertanyaan pada siswa tertentu.
6. Pemberian Waktu Berpikir
Pemberian waktu berpikir merupakan saat dimana guru memberi jeda sejenak
pada siswanya setelah memberi pertanyaan. Setelah mengajukan pertanyaan
pertanyaan kepada seluruh siswa, guru perlu memberi waktu beberapa detik
untuk berpikir sebelum menunjuk salah seorang siswa untuk menjawab.
7. Sambutan yang Hangat dan Antusias
Kehangatan dan antusias yang ditunjukkan oleh guru atas jawaban siswa,
sering menjadi pendorong untuk partisipasi siswa. Guru yang memberikan
respon acuh tak acuh terhadap jawaban siswa, dapat menyebabkan siswa
kurang semangat dan ragu-ragu apakah jawaban yang diberikan betul-betul
benar.
8. Pemberian Tuntutan
Guru hendaknya memberikan tuntutan bila siswa menjawab salah atau tidak
dapat menjawab, agar siswa dapat menemukan jawabannya.
4
d. Meminta kesempatan jawaban, yaitu guru meminta siswa untuk meninjau
kembali jawaban yang diberikannya bila dianggap kurang tepat.
e. Meminta jawaban yang lebih relevan, yaitu guru meminta jawaban yang
benar dan relevan dari siswa yang menjawab kurang tepat.
f. Meminta contoh, yaitu guru meminta siswa untuk memberikan ilustrasi
atau contoh konkret tentang apa yang dikemukakan oleh siswa.
g. Meminta jawaban yang lebih kompleks, yaitu guru meminta siswa untuk
memberi penjelasan atau ide-ide penting lainnya sehingga jawaban yang
diberikannya menjadi lebih kompleks.
3. Peningkatan Terjadinya Interaksi
Agar siswa lebih terlibat secara pribadi dan lebih bertanggung jawab
atas kemajuan dan hasil diskusi, guru hendaknya mengurangi atau
menghilangkan peranannya sebagai penanya sentral dengan cara mencegah
pertanyaan dijawab oleh seorang siswa. Jika siswa mengajukan pertanyaan,
guru tidak segera menjawab, tetapi melontarkan kembali kepada siswa
lainnya.
5
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk memecahkan
masalah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif. Metode penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2011:15) adalah
“Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan
untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiyah, (sebagai lawannya adalah
eksperimen)”. Maksud peneliti menggunakan metode ini adalah untuk
memaparkan bagaimana kemampuan guru dalam menerapkan keterampilan
bertanya pada mata pelajaran sosiologi di kelas XI SMA Islamiyah Pontianak.
6
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Keterampilan Bertanya Dasar
Data yang diperoleh dari hasil observasi dengan informan tentang
keterampilan bertanya dasar adalah, terlihat pada pertemuan pertama, kedua,
ketiga, keempat dan kelima, guru sudah melakukan pertanyaan dengan jelas
dan singkat dengan menggunakan kata-kata serta kalimat yang mudah
dipahami oleh siswa. Kemampuan guru dalam memberikan acuan sebelum
bertanya juga cukup baik, berdasarkan data yang diperoleh dari observasi,
terlihat pada pertemuan pertama, ketiga, keempat dan kelima guru memberikan
acuan sebelum bertanya. Dalam pemusatan pertanyaan, peneliti tidak
menemukan guru memberikan pemusatan pertanyaan. Pertanyaan guru yang
peneliti lihat dari observasi pertama hingga observasi kelima hanya bersifat
pertanyaan luas dan tidak disusul dengan pertanyaan yang lebih sempit lagi.
Hendaknya guru dapat memberikan pemusatan dalam bertanya agar siswa
dapat lebih mudah menjawab dengan benar.
Kemampuan guru dalam melakukan pemindahan giliran dalam
mengajukan pertanyaan terlihat baik, Pelaksanaan penyebaran pertanyaan ini
terlihat dilakukan oleh guru hampir disetiap pertemuan. Berikutnya pada
penyebaran pertanyaan, menurut peneliti guru sosiologi tersebut sudah
melakukan penyebaran pertanyaan dengan baik, terlihat guru memberikan
pertanyaan dan yang diajukan dan ditujukan secara acak. Terlihat siswa sering
bersiap-siap untuk menjawab pertanyaan dari guru.
Pemberian waktu berpikir yang dilakukan oleh guru juga sangat baik,
guru selalu memberikan beberapa saat kepada siswa untuk mengatur jawaban
dengan baik. Begitu pula pada pemberian sambutan, hasil observasi pertama
hingga observasi ke lima, peneliti melihat guru selalu memberikan sambutan
yang hangat dan antusias kepada siswa yang menjawab pertanyaan dengan
benar.
Jadi dari data-data yang diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan
peneliti tentang kemampuan guru dalam menerapkan keterampilan bertanya
dasar yang dilakukan oleh guru pelajaran sosiologi dikelas XI SMA Islamiyah
Pontianak sudah dilaksanakan, akan tetapi ada sebagian komponen
keterampilan bertanya dasar yang tidak dilaksanakan yaitu pemusatan dan
pemberian tuntutan.
7
tempat tinggal kamu?”. Kemudian kemampuan guru pada pengaturan urutan
pertanyaan terlihat masih kurang, berdasarkan data yang diperoleh dari
observasi peneliti menemukan guru sosiologi melakukan pengaturan urutan
pertanyaan pada pertemuan kedua dan ketiga saja.
Pertanyaan pelacak yang diterapkan oleh guru cukup baik, berdasarkan
observasi pertama, kedua, ketiga, keempat dan kelima, menunjukkan hasil
yang kurang lebih sama tentang pertanyaan pelacak yang diterapkan oleh guru.
Berdasarkan tabel dari hasil observasi terlihat bahwa klasifikasi pertanyaan
yang diterapkan oleh guru selama proses pembelajaran menunjukkan bahwa
sebagian besar guru tidak melakukan klasifikasi pertanyaan, guru
menggunakan klasifikasi pertanyaan hanya pada pertemuan kedua. Sedangkan
pada pertemuan pertama, ketiga, keempat dan kelima tidak ditemukan
melakukan klasifikasi pertanyaan. Menurut peneliti, hal ini dikarenakan
jawaban siswa sudah benar, sehingga guru tidak perlu melakukan klasifikasi
pertanyaan yang menuntut jawaban yang lebih benar.
Kemudian kemampuan guru untuk meminta siswa memberikan alasan
dari jawaban, pada bagian ini peneliti melihat kemampuan guru dalam
meminta siswa memberikan alasan sudah hampir terpenuhi. Berdasarkan tabel
dari hasil observasi terlihat bahwa kemampuan guru meminta siswa
memberikan alasan sangat baik, dari hasil observasi guru melakukan hal
tersebut hampir disetiap pertemuan. Yaitu pada pertemuan pertama, kedua,
ketiga dan kelima. Sedangkan pada pertemuan keempat tidak ditemukan guru
meminta siswa memberikan alasan.
Berdasarkan observasi, peneliti menemukan guru kemampuan guru
meminta kesempatan pendangan kepada siswa terlihat pada hampir semua
pertemuan. Artinya kemampuan guru pada komponen ini sangat baik.
Kemampuan guru dalam meminta kesepakatan jawaban juga tergolong baik,
karena guru sering meminta kesempatan kepada siswa. Hal ini terlihat pada
pertemuan pertama, ketiga, keempat dan kelima.
Kemampuan guru meminta jawaban yang lebih relevan sama sekali
tidak ditemukan oleh peneliti disetiap observasi, sebaiknya guru lebih sering
meminta jawaban yang lebih relevan terhadap siswa agar siswa aktif dan mau
mencari jawaban yang lebih tepat. Berikutnya kemampuan guru meminta siswa
memberikan contoh, hal ini terlihat sangat baik, dari hasil observasi peneliti
melihat guru sering meminta siswa untuk memberikan contoh dari apa yang
telah dikemukakannya. Peneliti menemukan guru meminta siswa memberikan
contoh pada pertemuan pertama, kedua, ketiga keempat dan pertemuan kelima.
Dan yang terakhir kemampuan guru meminta jawaban yang lebih
kompleks terlihat sama dengan kemampuan guru ketika meminta jawaban yang
lebih relevan. Dari hasil observasi, peneliti tidak menemukan guru melakukan
pertanyaan yang meminta siswa memberikan jawaban yang lebih kompleks,
kemungkinan guru sudah puas atas jawaban yang telah diberikan oleh siswa
sehingga guru tidak meminta siswa memberikan jawaban yang lebih kompleks
lagi.
Dari keseluruhan observasi tentang kemampuan guru dalam menerapkan
keterampilan bertanya lanjutan ini cukup baik, karena sebagian besar guru
8
telah melaksanakan komponen-komponen yang terdapat pada keterampilan
bertanya lanjutan. Adapun komponen yang perlu dilatih dan diperdalam lagi
oleh guru adalah klasifikasi pertanyaan, meminta siswa memberikan jawaban
yang lebih relevan dan meminta jawaban yang lebih kompleks, karena peneliti
melihat kemampuan guru dalam menerapkan komponen tersebut masih belum
terlaksana dengan baik.
9
menambah wawasannya terhadap keterampilan mengajar dengan demikian guru
akan lebih terampil da tujuan dari pembelajaran dapat tercapai. Selain itu guru
juga disarankan dapat memecahkan masalah tentang kesulitan yang dihadapi
dalam kegiatan belajar mengajar supaya kegiatan pembelajaran dapat berjalan
dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Burhan Bungin. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.
Idianto Muin. (2006). Sosiologi SMA/MA Jilid 2 Untuk Kelas XI. Jakarta:
Erlangga.
10
KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN KETERAMPILAN BERTANYA
ARTIKEL PENELITIAN
Oleh :
RAMADHANI TAUFIK
NIM : F55208014
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2013
11
KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN KETERAMPILAN BERTANYA
ARTIKEL PENELITIAN
RAMADHANI TAUFIK
NIM : F55208014
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
12