PENDAHULUAN
Hal ini lah yang membuat penulis tertarik untuk mengetahui jenis dan fungsi
alat musik tradisional Angklung di Jawa Barat.
1
1. Untuk mengetahui jenis – jenis alat musik tradisional Angklung di Jawa
Barat.
2. Untuk mengetahui fungsi alat musik tradisional Angklung di Jawa Barat.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Musik berasal dari bahasa Yunani yaitu “muse”. Dalam bahasa yunani
muse adalah sebutan untuk dewi-dewi yang memiliki tugas sebagai penanggung
jawab terhadap seni dan ilmu pengetahuan. Berdasarkan asal katanya maka musik
dapat dijelaskan sebagai salah satu jenis seni. Namun secara lebih rinci maka
musik dapat jelaskan sebagai karya seni yang diciptakan manusia melalui
penyusunan suara yang terarur, terkombinasi, memiliki keharmonisan dan
mengandung makna.
Berdasarkan penjelasan diatas maka Alat musik adalah alat atau benda
yang dapat mengeluarkan suara yang khas yang jika di padukan dengan alat-alat
lain dapat menghasilkan musik yang indah mengandung keharmonisan
(keselarasan) agar makna yang terkandung didalamnya tersampaikan pada
pendengar.
a. Fungsi melodi
Alat musik memiliki fungsi melodi. Melodi merupakan susunan tinggi
rendahnya yang disusun dalam satu kesatuan dengan penekanan yang berbeda
terkait dengan intonasi dan durasi yang akan menciptakan musik yang indah.
Fungsi melodi berarti bahwa alat musik dalam suatu pertunjukan difungsikan
hanya untuk memainkan melodi yang dimainkan oleh musik vokal dalam bentuk
lagu. Adapun beberapa control alat musik yang memiliki fungsi melodi yaitu:
Gitar
Recorder
Pianika
3
Bonang
Saron
Alat musik yang memiliki fungsi ritme ini merupakan yang musik yang dapat
ditemukan secara tak bernada. Adapun contoh alat musik yang memiliki fungsi
ritme yaitu:
Bedug
Genjring
Tam-tam
Dog-dog
Terbang
Waditra kendang
Tifa
Bongo
Drum
Tamburin
Timpani
c. Fungsi hamoni
Harmoni berarti kesetaraan atau keselarasan. Dalam musik, harmoni berarti
keselarasan panduan dari berbagai bunyi. Harmoni terdiri atas susunan, peranan,
dan hubungan dari paduan bunyi secara keseluruhan. Fungsi harmoni alat musik
4
berarti bahwa alat musik berfungsi untuk menyelaraskan bunyi yang
dikeluarkannya. Contoh alat musik yang memiliki fungsi ini yaitu:
Gitar
Saron
Suling
Piano
Kecapi
a. Idiophone
Idiophone merupakan alat musik yang sumber bunyi berasal dari alat
musik itu sendiri. Sumber bunyi berasal dari getaran badan alat musik tersebut,
sehingga dimainkan dengan cara digoyang, ditepuk, dipukul dan lain-lain.
Beberapa contoh alat musik yang termasuk jenis idophone yaitu:
Bel
Gong
Kolintang
Marakas
5
Simbal
b. Elektrophone
Bass listrik
Gitar Elektrik
Keyboard
c. Chordophone
Biola
Gitar
Kecapi
Harpa
d. Membranophe
6
Gendang
Drum
Rabana
e. Aerophone
Akordion
Suling
Harmonica
Terompet
Alat musik gesek merupakan alat musik yang dimainkan dengan cara
digesek. Umumnya alat musik ini berupa alat musik kordofon yang dilengkapi
dengan dawai dan senar. Ketika memainkan alat musik ini, gesekan diberikan
pada senar atau dawainya. Tinggi rendahnya nada yang dihasilkan oleh alat ini
tergantung pada panjang pendeknya dawai. Yang termassuk alat musik geesek
adalah sebagai berikut:
Biola
Bass
Cello
Kecapi
Ukulele
Dan lain-lain.
7
b. Alat Musik Goyang
Angklung
Marakas
Tamborin
Alat musik petik adalah musik yang dimainkan dengan dipetik. Petikan
pada bagian alat musik ini akan menghasilkan getaran ketika dawainya dipetik.
Tinggi rendahnya nada yang dihasilkan alat musik ini juga bergantung pada
panjang pendeknya dawai. Adapun alat musik yang termasuk dalam alat musik ini
adalah sebagai berikut:
Kontra bass
Sasando
Gambus
Cuk
Cak
Siter
Gitar
Harpa
8
alat ini ditentukan berdasarkan bentuk dan bahan bagian-bagian instrumen serta
rongga getarnya. Contoh alat musik jenis ini adalah sebagai berikut:
Bongo
Drum
Grender
Gong
Gendang
Talempong
Harmonica
Horn
Clarinet
Pianika
Piccolo
Suling
Trombone.
9
a. Alat Musik Tradisional
Alat musik tradisional merupakan alat musik yang telah lama berkembang
sebelum adanya sentuhan budaya modern. Di Indonesia setiap daerah memiliki
alat musik tradisional yang berbeda. Alat musik ini menjadi ciri khas dari daerah
yang memilikinya. Cara memaikan alat musik jenis ini sangat bervariasi
tergantung pada alat musik itu sendiri. Alat musik tradisional ini mengeluarkan
suara khas yang berbeda-beda. Umumnya dalam pembuatannya alat musik ini
dibuat dengan menggunakan bahan-bahan alami yang bersumber dari alam.
Contoh bahan yang digunakan dalam membuatnya adalah kayu, bambu,
tempurung kelapa, kulit hewan dan lain-lain. Pada tabel berikut ini dapat dilihat
contoh- contoh alat musik tradisional Indonesia beserta asal daerahnya.
10
17 Sampe Kalimantan Timur
18 Panting Kalimantan Selatan
19 Kolintang Sulawesi Utara
20 FU Maluku Utara
Alat musik modern dicirikan dengan sentuhan modern dalam alat musik
tersebut. Alat musik ini hadir setelah adanya perkembangan dari alat musik
tradisional. Sebagian alat musik modern telah menggunakan tenaga listrik dalam
membantu untuk memainkannya. Beberapa contoh alat musik Modern adalah
sebagai berikut:
Drum
Gitar
Seksofon
Harmonica
Keyboard
Terompet
Piano
Biola
11
Angklung berasal dari bahasa Sunda angkleung-angkleungan yaitu
gerakan pemain angklung dan membentuk suara klung yang dihasilkannya. Secara
etimologis angklung berasal dari kata “angka” yang berarti nada dan “lung” yang
berarti pecah. Jadi, angklung merujuk pada nada yang pecah atau tidak lengkap.
Bentuk angklung terdiri dari dua atau lebih batang bambu dalam berbagai
ukuran sesuai dengan kebutuhan tinggi rendahnya nada yang dibentuk menyerupai
alat musik calung. Menurut Dr. Groneman, Angklung telah ada di Nusantara,
bahkan sebelum era Hindu. Menurut Jaap Kunst dalam bukunya Music in Java,
selain di Jawa Barat, Angklung juga bisa ditemui di daerah Sumatra Selatan dan
Kalimantan. Di luar itu, masyarakat Lampung, Jawa Timur dan Jawa Tengah juga
mengenal alat musik tersebut.
12
Setelah Daeng Soetigna, salah seorang muridnya, Udjo Ngalagena,
meneruskan usaha Sang Guru mempopulerkan Angklung temuannya, dengan
jalan mendirikan “Saung Angklung” di daerah Bandung. Hingga hari ini, tempat
yang kemudian dikenal sebagai “Saung Angklung Udjo” tersebut masih menjadi
pusat kreativitas yang berkenaan dengan Angklung.
2.5.1 Angklung
2.5.2 Arumba
Arumba adalah ensemble musik dari berbagai alat musik yang terbuat dari
bambu. Arumba lahir sekitar tahun 1960-an di Jawa Barat Indonesia, saat ini
menjadi alat musik khas Jawa Barat. Arumba termasuk ensembel berarti termasuk
seni musik
Konon pada tahun 1964, Yoes Roesadi dan kawan-kawan membentuk grup musik
yang secara khusus menambahkan angklung pada jajaran ensemble-nya. Ketika
sedang naik truk untuk pentas ke Jakarta, mereka mendapat ide untuk menamai
diri sebagai grup Arumba (Alunan Rumpun Bambu). Kemudian sekitar tahun
13
1968, Muhamad Burhan di Cirebon membentuk grup musik yang bertekad untuk
sepenuhnya memainkan alat musik bambu. Mereka memakai alat musik lama
(angklung, calung), dan juga berinovasi membuat alat musik baru (gambang, bass
lodong). Ensemble ini kemudian mereka beri nama Arumba (Alunan Rumpun
Bambu).
Sekitar tahun 1969, Grup Musik Arumba juga mengubah nama menjadi
Arumba, sehingga timbul sedikit perselisihan istilah arumba tersebut. Dengan
berjalannya waktu, istilah arumba akhirnya melekat sebagai ensemble musik
bambu asal Jawa Barat.
2.5.3 Calung
Calung adalah alat musik Sunda yang merupakan prototipe (purwarupa)
dari angklung. Berbeda dengan angklung yang dimainkan dengan cara
digoyangkan, cara menabuh calung adalah dengan memukul batang (wilahan,
bilah) dari ruas-ruas (tabung bambu) yang tersusun menurut titi laras (tangga
nada) pentatonik (da-mi-na-ti-la). Jenis bambu untuk pembuatan calung
kebanyakan dari awi wulung (bambu hitam), namun ada pula yang dibuat dari awi
temen (bambu yang berwarna putih).
Pengertian calung selain sebagai alat musik juga melekat dengan sebutan
seni pertunjukan. Ada dua bentuk calung Sunda yang dikenal, yakni calung rantay
dan calung jinjing.
a. Calung Rantay
Calung rantay bilah tabungnya dideretkan dengan tali kulit waru (lulub)
dari yang terbesar sampai yang terkecil, jumlahnya 7 wilahan (7 ruas bambu) atau
lebih. Komposisi alatnya ada yang satu deretan dan ada juga yang dua deretan
(calung indung dan calung anak/calung rincik). Cara memainkan calung rantay
dipukul dengan dua tangan sambil duduk bersilah, biasanya calung tersebut diikat
14
di pohon atau bilik rumah (calung rantay Banjaran-Bandung), ada juga yang
dibuat ancak "dudukan" khusus dari bambu/kayu, misalnya calung tarawangsa di
Cibalong dan Cipatujah, Tasikmalaya, calung rantay di Banjaran dan
Kanekes/Baduy.
b. Calung Jinjing
2.5.4 Celempung
15
sungai. Bunyi dari permainan 'Icikibung' itu ditiru dan dipindahkan menjadi
waditra yang terbuat dari bambu besar (awi gombong) yang disebut 'Celempung'.
Bahan dasar waditra 'Celempung' dibuat dari bahan bambu, untuk yang
berbentuk bulat. Sedang untuk yang berbentuk segi enam atau segi delapan
terbuat dari bahan kayu. Alat pemukulnya dapat dibuat dari bahan bambu atau
kayu yang ujungnya dibalut dengan kain atau benda tipis agar menghasilkan suara
nyaring, jika dipukulkan pada celempung.
Bagian-bagian celempung:
2.5.5 Degung
2.5.6 Jentreng
Jentreng adalah sejenis alat musik kecapi dengan jumlah dawai tujuh buah.
Ukurannya jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan kacapi pada umumnya.
Terbuat dari kayu kembang (kenanga) atau kayu nangka. Teknik memainkannya
16
dipetik dan di-toel (disentuh) dengan jari kiri-kanan. Telunjuk, jari tengah, dan ibu
jari tangan kanan untuk memetik nada-nada tinggi, sedangkan telunjuk tangan kiri
untuk menyentuh nada-nada rendah (bagian atas dari instrumen).
2.5.7 Kacapi
Kacapi (kecapi) termasuk jenis waditra alat petik, karena bunyi suara yang
dihasilkan dengan cara dipetik. Dalam istilah musik Sunda, tekhnik dasar petikan
kacapi dikenal mempunyai cara khas seperti : ditoel, disintreuk, dan digemyang
(diranggeum). Kacapi merupakan alat musik Sunda yang dimainkan sebagai alat
musik utama dalam Tembang Sunda atau Mamaos Cianjuran dan kacapi suling.
Kata kacapi dalam bahasa Sunda juga merujuk kepada tanaman sentul (Sentul
adalah sebuah nama dalam bahasa Sunda untuk tumbuhan dan buah kecapi), yang
dipercaya kayunya digunakan untuk membuat alat musik kacapi.
2.5.8 Karinding
Karinding merupakan salah satu alat musik getar (mouth harp) tradisional
Sunda yang terbuat dari banbu atau kayu.
Karinding yaitu alat buat mengusir hama di sawah. Suara yang dihasilkan
dari getaran jarum karinding biasanya bersuara rendah low decible. Suaranya
dihasilkan dari gesekan pegangan karinding dan ujung jari yang ditepuk-tepakkan.
Suara yang keluar biasanya terdengar seperti suara wereng, belalang, jangkrik,
burung, dan lain-lain. Yang zaman sekarang dikenal dengan istilah ultrasonik.
Biar betah di sawah, cara membunyikannya menggunakan mulut sehingga
resonansina menjadi musik. Sekarang karinding biasa digabungkan dengan alat
musik lainnya.
17
2.5.9 Tarawangsa
Tarawangsa merupakan salah satu jenis kesenian rakyat yang ada di Jawa
Barat. Istilah "Tarawangsa" sendiri memiliki dua pengertian: (1) alat musik gesek
yang memiliki dua dawai yang terbuat dari kawat baja atau besi dan (2) nama dari
salah satu jenis musik tradisional Sunda. Tarawangsa lebih tua keberadaannya
daripada rebab, alat gesek yang lain. Naskah kuno Sewaka Darma dari awal abad
ke-18 telah menyebut nama tarawangsa sebagai nama alat musik. Rebab muncul
di tanah Jawa setelah zaman Islam sekitar abad ke-15—16, merupakan adaptasi
dari alat gesek bangsa Arab yang dibawa oleh para penyebar Islam dari tanah
Arab dan India. Setelah kemunculan rebab, tarawangsa biasa pula disebut dengan
nama rebab jangkung (rebab tinggi), karena ukuran tarawangsa umumnya lebih
tinggi dari pada rebab.
2.5.10 Rebab
Rebab adalah waditra (alat musik) jenis gesek, karena bunyi yang
dihasilkan waditra ini bersumber dari kawat yang dimainkan dengan cara digesek.
Waditra ini hampir sama dengan tarawangsa, perbedaannya terletak pada bentuk
dan cara memakainya. Rebab berasal dari kata Rabab (bahasa Persia) yang artinya
sedih. Pengertian ini sesuai dengan jenis lagu-lagu pada rebab, yang sering
membawakan lagu-lagu " ngalengis ", yaitu lagu-lagu yang sangat menyayat hati
(sedih). Diantara waditra-waditra Sunda, alat gesek Rebab merupakan waditra
uang paling tepat menghantarkan lagu-lagu yang bersuansana sedih.
Rebab biasa disebut Lengek. Lengek adalah alat gesek/keset. Orang yang
sedang menyajikan Rebab biasa disebut " ngalengek". Jadi ngalenggek sama
dengan ngarebab/merebab.
Waditra Rebab dibuat dari bahan: kayu,kawat dan kulit, dengan bahan
tambahan kain dan pelitur.
18
Terbuat dari bahan kayu jeruk. Bagian lainnya seperti : wangkis terbuat
dari bahan kayu nangka, Tumpang sari dari bahan Kayu jati, dari bulu ekor
kuda putih, Dampit dari bahan karet atau benda yang empuk dan sisir dari
bahan tanduk atau tulang binatang.
2.5.11 Suling
Suling adalah alat musik dari keluarga alat musik tiup kayu atau terbuat
dari bambu. Suara suling berciri lembut dan dapat dipadukan dengan alat musik
lainnya dengan baik. Ada Beberapa Jenis Suling Sunda, yaitu :
Suling Ini Adalah Jenis Suling Yang Digunakan Pada Jenis Kesenian
Tarawangsa Suatu Kesenian Ritual Di Daerah Sumedang, Akan Tetapi Jenis
Suling Ini Di Daerah Tasikmalaya Pun Sering Digunakan, Yaitu Di Daerah
Cibalong.
Secara Laras Suling Ini dibagi Menjadi: Suling Lubang Empat Laras
Degung, Suling Lubang Empat Laras Salendro, Suling Lubang Empat Laras
Nyorog/Madenda, dan Suling Lubang Empat Laras Sorog, Bagian Dari Laras
Pelog.
19
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
20
Objek penelitian ini adalah alat musik tradisional Angklung di Jawa Barat.
Yang menjadi kajian utama dalam karya ini adalah jenis dan fungsi alat musik
tradisional Angklung di Jawa Barat.
21
BAB IV
PEMBAHASAN
Penyebaran alat musik ini begitu meluas dan tersebar hingga keluar dari
kebudayaan Sunda. Hal ini turut menciptakan keragaman jenisnya. Disamping itu,
banyaknya variasi juga disebabkan oleh kreativitas dan kebutuhan musikal
daerah-daerah dalam lingkup budaya Sunda.
Sehubungan dengan ini, umumnya perbedaan berkisar pada variasi rangka, hiasan
serta jumlah tabung (nada). Berikut ini adalah beberapa jenis Angklung
berdasarkan bentuk dan wilayah penyebarannya :
Kanekes merupakan nama suatu daerah yang sering kita sebut adalah
orang Baduy, sehingga dinamakan dengan angklung kanekes. Penggunaanya
22
angklung tersebut berhubungan dengan ritus padi, yaitu dibunyikan ketika mereka
menanam padi di ladang.
Hanya orang Kajeroan (Tangtu; Baduy Jero) saja yang berhak membuat
angklung kanekes. Kajeroan terdiri dari 3 kampung, yaitu kampung Cibeo,
kampung Cikartawana, dan kampung Cikeusik. Namun demikian tidak semua
orang dari ketiga kampung tersebut dapat membuat angklung kanekes, hanya
orang – orang yang mempunyai keturunan serta adanya syarat – syarat ritual
tertentu untuk membuatnya.
23
4.1.3. Angklung Banyuwangi
Angklung yang berasal dari Banyuwangi ini terbagi dalam beberapa jenis,
namun yang paling terkenal adalah angklung Caruk Banyuwangi. Permainan
musik angklung yang satu ini tidak hanya menampilkan seni musiknya saja,
namun juga ditampilkan sebagai pengiring tarian.
24
4.1.5 Angklung Gubrag
25
4.1.7 Buncis (seni pertunjukan daerah bandung)
26
4.1.9 Angklung Sarinande
Sekitar tahun 2008, angklung Toel diciptakan oleh Kang Yayan Udjo.
Cara memainkan alat musik ini hanya dengan men-toel angklung tersebut dan
secara langsung akan bergetra karena adanya karet pada angklung
27
4.1.11 Angklung Sri-Murni
Sesuai dengan namanya, satu angklung memakai dua atau bahkan lebih
tabung suara yang nadanya sama, sehingga menghasilkan nada murni. Alat musik
jawa barat ini tentu tidak lepas dari pengaruh alat musik betawi yang pada
dasarnya juga termasuk wilayah jawa barat.
Angklung merupakan salah satu jenis alat musik dari daerah Jawa Barat.
Fungsi utama angklung yakni sebagai alat musik dan menciptakan harmoni yang
indah untuk mengiringi lagu maupun dijadikan sebagai musik isntrumental.
Keberadaan angklung sebagai alat musik menjadi salah satu ragam alat musik
yang ada di Indonesia. angklung dapat dipadukan dengan beberapa jenis alat
musik lainnya sehingga membuat gabungan musik dari beberapa alat musikyang
indah untuk di dengarkan. Bahkan menggunakan angklung sebagai alat musik
sudah digunakan sejak zaman kerajaan Padjajaran sebagai instrumen musik pada
saat perang bubat.
28
2. Pengingat Waktu Sembahyang
3. Pemompa Semangat
Memainkan alat musik angklung pada zaman Hindia Belanda sempat dilarang.
Hal tersebut mengakibatkan popularitas angklung sempat menurun. Hanya anak-
anak kecil yang diperbolehkan bermain angklung. Pelarangan bermain angklung
oleh pemerintah Hindia Belanda ini malah menambah semangat rakyat pada
waktu itu untuk tetap mempertahankan buadaya dan tanah yang mereka pijak.
Angklung tidak hanya alat musik yang nyaman untuk didengarkan, akan tetapi
juga dapat digunakan untuk membentuk karakter anak. Satu angklung hanya
memuat satu tangga nada, dan angklung biasanya dimainkan oleh banyak orang.
Artinya, bermain angklung sama saja dengan bekerja dalam tim. Diperlukan tim
yang solid, bertanggung jawab, jujur dan toleransi serta konsentrasi yang tinggi
agar harmoni musik yang diciptakan oleh alat musik angklung dapat di dengarkan
dengan indah. Bermain angklung dapat membentuk karakter pemainnya untuk
lebih disiplin dan percaya diri.
29
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
30