Anda di halaman 1dari 14

A.

PERUSAHAAN TERTUTUP DAN PERUSAHAAN TERBUKA


Yang dimaksud dengan perusahaan tertutup adalah suatu perseroan terbatas yang saham-sahamnya masih dipegang oleh beberapa
orang/perusahaan saja, sehingga jual beli sahamnya dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan oleh anggaran dasar perseroan, yang pada
umumnya diserahkan kepada kebijaksanaan pemegang saham yang bersangkutan. Sedangkan yang dimaksud dengan perseroan terbuka adalah
suatu perseroan terbatas yang modal dan sahamnya telah memenuhi syarat-syarat tertentu, dimana saham-sahamnya dipegang oleh banyak
orang/banyak perusahaan, yang penawaran sahamnya dilakukan kepada publik/masyarakat sehingga jual beli sahamnya dilakukan melalui pasar
modal.
Salah satu ciri dari perusahaan terbuka adalah perlunya keterbukaan (disclosure) atas inIormasi perusahaan kepada publik, sehingga
hukum pun mengatur masalah perusahaan terbuka, termasuk tentang keterbukaan inIormasi ini secara sangat detail.
Ketentuan perundang-undangan mengharuskan penempatan kata "Tbk" di belakang nama perusahaan terbuka, sehingga jelas
membedakannya dengan suatu perusahaan tertutup. Misalnya :
1. PT. Telkom Tbk.
2. PT Astra Internasional Tbk.
3. PT HM Sampoerna Tbk.
4. PT Kalbe Farma Tbk.
5. Dan lain-lain.
Suatu perusahan terbuka dapat berupa Emiten atau Perusahaan Publik. Yang dimaksud dengan Emiten adalah suatu perusahaan terbuka
dimana proses menjadi perusahaan terbuka dilakukan dengan jalan melakukan penawaran saham-sahamnya kepada publik lewat suatu
penawaran umum. Sedangkan yang dimaksud dengan perusahaan publik adalah suatu perusahaan yang menjadi perusahaan terbuka tanpa lewat
proses penawaran umum, tetapi dengan sendirinya perusahaan tertutup kemudian memiliki pemegang sahamnya yang banyak, misalnya dengan
warisan saham, jual beli atau hibah saham kepada banyak orang. Kepada perusahaan publik ini juga berlaku banyak persyaratan yang sama
dengan emiten, seperti kewajiban keterbukaan inIormasi, kewajiban pendaItaran ke Bapepam, atau kewajiban pencatatan saham.
Di samping itu selain dari saham, juga diperdagangkan di pasar modal adalah berbagai jenis surat berharga lain (eIek lain), yaitu sebagai
berikut :
1. Surat Pengakuan Hutang
2. Surat Berharga Komersil (Commersial Paper)
3. Obligasi
4. Tanda Bukti Hutang
5. Unit Penyertaan Kontrak Investasi KolektiI
6. Kontrak Berjangka Atas EIek
7. Setiap DerivatiI dari EIek, seperti Buku Right, Warran, dan Opsi
8. EIek Beragun Aset
9. SertiIikat Penitipan EIek Indonesia
Tentang perusahaan terbuka ini diatur oleh suatu cabang ilmu hukum yang disebut dengan hukum pasar modal. Hukum pasar modal ini
menyangkut objek-objek bahasan sebagai berikut :
1 Pengaturan tentang perusahaan, yang antara lain meliputi :
a. Persyaratan keterbukaan inIormasi
b. Perlindungan pemegang saham minoritas/pemegang saham publik
1 Tentang berbagai macam surat berharga pasar modal (eIek).
1 Tentang administrasi pasar modal, yang berisikan antara lain hal-hal sebagai berikut:
a. Tentang perusahaan yang menawarkan surat berharga
b. Tentang proIesi, badan atau lembaga yang terlibat dalam pasar modal
c. Tentang perdagangan surat berharga
d. Tentang proses go public
e. Tentang pendaItaran dan pencatatan
I. Tentang dokumentasi, seperti persyaratan propektus, pernyataan pendaItaran, pengumuman, dan sebagainya.
1 Tentang penegakan hukum di pasar modal
Tujuan hukum dari pengaturan pasar modal adalah agar tercapai unsur-unsur sebagai berikut:
a. Keterbukaan inIormasi
b. ProIesionalisme dan tanggung jawab pelaku pasar modal
c. Pasar yang tertib dan modern
d. EIisiensi
e. Kewajaran
I. Perlindungan investor
g. Kepastian hukum
h. Keadilan
B. PROSES GO PUBLIC SUATU PERUSAHAAN
Setelah suatu perusahaan memenuhi berbagai persyaratan yang ditentukan oleh undang-undang untuk menjadi perusahaan terbuka, maka
proses go public sudah dapat dilakukan dan dan setalah proses go public ini dilakukan, barulah perusahaan tersebut menjadi perusahaan terbuka.
Keseluruhan tahapan dalam rangkaian proses go public dari suatu perusahaan (emiten) adalah sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan untuk Go Public
2. Tahap Pendahuluan untuk Go Public
3. Tahap Pelaksanaan Go Public
Berikut ini penjelasannya, yaitu sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan untuk Go Public
Dalam tahap persiapan untuk go public ini dilakukan hal-hal sebagai berikut :
, Restrukturis,si perus,,,3
Restrukturisasi perusahaan ini dilakukan dengan maksud agar perusahaan yang bersangkutan dapat memenuhi berbagai persyaratan go
public. Dalam proses restrukturisasi perusahaan untuk go publis ini, dilakukan berbagai macam restrukturisasi sebagai berikut:
1) Restrukturisasi Iinansial
2) Restrukturisasi bisnis
3) Restrukturisasi Korporat
4) Restrukturisasi Posisi SDM, dan
5) Restrukturisasi Hutang/pinjaman.
Sebagai gambaran tentang bagaimana dilakukannya proses restrukturisasi ini, misalnya terhadap restrukturisasi Iinansial, yang
dilakukan adalah hal-hal sebagai berikut:
1) Reevaluasi aset
2) Menjual anak perusahaan yang sering merugi atau yang prospeknya tidak bagus
3) Jika anak perusahaan dalam kelompok yang mempunyai proIit tinggi, maka anak perusahaan tersebut dimasukkan menjadi
anak perusahaan dari perusahaan yang akan go public
4) Jika mungkin dilakukan pelunasan hutang bank untuk dapat menekan biaya
5) Penelitian tentang manIaat dari penggunaan dana hasil go public, sehingga pemanIaatan dana tersebut dapat dilakukan dengan
sebaik-baiknya

- !em-eres,3 sur,t-sur,t d,3 dokume3t,si
Suatu perusahaan yang akan go public (emiten) diperlukan suatu kerapian di bidang kearsipan. Untuk itu, dokumen-dokumen harus
disimpan dengan baik dan diperlukan seorang corporate secretary. Demikian juga izin-izin yang belum beres atau sudah mati perlu
dihidupkan kembali. Kontrak-kontrak yang tidak benar perlu dibenarkan.

c. il,kuk,3 priv,te pl,.eme3t
Adakalanya, suatu perusahaan yang akan go public (emiten) memerlukan dana terlebih dahulu untuk membereskan perusahaannya
atau untuk kepentingan lain. Untuk itu, dapat ditempuh melalui suatu proses yang disebut dengan private placement atau yang disebut
juga dengan istilah private oIIering. Dalam hal ini, pihak perusahaan mencoba mencari dana kepada pihak luar, dimana dana tersebut
akan dibayar dengan saham pada waktu go public nanti atau dengan dana hasil go public. Sering dilakukan dengan penerbitan suatu
instrumen yang disebut dengan obligasi konversi (convertible bonds). Convertible bonds adalah suatu surat hutang yang dijual kepada
seseorang atau suatu perusahaan dimana surat hutang tersebut dapat dikonversi menjadi saham pada saat perusahaan tersebut go public
nantinya.

. Tahap Pendahuluan untuk Go Public
Setelah dilakukan persiapan-persiapan dan hasilnya menunjukkan bahwa perusahaan telah memenuhi syarat untuk go public, maka
dimulailah proses pendahuluan untuk go public. Dalam proses pendahuluan untuk go public ini, dilakukanlah hal-hal sebagai berikut :
a. Penunjukan Pihak yang Terlibat
b. Proses Underwriting
c. Restrukturisasi Anggaran Dasar
d. Pembuatan Laporan dari Dokumentasi Go Public Lainnya
e. Pencatatan Pendahuluan atas Saham-Saham di Bursa EIek
Berikut ini penjelasannya untuk masing-masing kategori tersebut, yaitu sebagai berikut :
, !e3u3uk,3 pi,k y,3 terli-,t
Pada tahap ini, pihak perusahaan yang akan go public (emiten) haruslah memilih dan menunjuk pihak-pihak yang terlibat dalam proses go
public tersebut. Pihak-pihak yang terlibat tersebut, antara lain adalah sebagai berikut :
1) Penjamin Emisi (underwriter)
2) Akuntan Publik
3) Konsultan Hukum
4) Notaris
5) Perusahaan Penilai (Appraiser)
6) Biro Administrasi EIek
7) Dan lain-lain

- !roses U3derwriti3
Dalam proses underwriting ini, pihak penjamin emisi (underwriter) sudah harus ditunjuk oleh emiten. Pihak Underwriter ini berIungsi
sebagai pihak yang akan mengatur pemasaran sampai terjualnya saham di pasar perdana. Pihak underwriter ini juga melakukan komitmen-
komitmen tertentu dengan emiten. Komitmen-komitmen tersebut adalah sebagai berikut :
1) Komitmen Penuh (Full Commitment)
Komitmen penuh atau disebut juga dengan istilah Full Commitment, kadang-kadang disebut dengan istilah Firm Commitmen. Dengan komitmen
ini, pihak underwriter tidak ubahnya seperti penjamin saja, yakni menjamin bahwa seluruh saham dari emiten tersebut akan laku terjual di pasar
perdana. Apabila ternyata kemudian saham tersebut tidak habis laku terjual, maka pihak underwriter mempunyai kewajiban untu membeli untuk
dirinya sendiri atas sisa saham yang tidak laku terjual.
2) Komitmen Terbaik (Best EIIort Commitment)
Dengan komitmen terbaik ini, pihak underwriter hanya berkewajiban untuk menjual saham dengan sebaik-baiknya di pasar perdana. Manakal
ternyata bahwa ada saham yang tidak habis laku terjual di pasar perdana tersebut, sisa dari saham-saham yang bersangkutan (yang tidak laku)
boleh dikembalikan pada pihak emiten tanpa ada kewajiban dari pihak underwriter untuk membeli untuk dirinya sendiri.
3) Komitmen Siaga (Stand By Commitment)
Dengan komitmen siaga ini yang dimaksudkan adalah bahwa pihak underwriter berkewajiban untuk menjual saham dari emiten di pasar
perdana. Akan tetapi, manakala saham tersebut tidak habis laku terjual di pasar perdana, maka sisa saham yang tidak habis terjual di pasar
perdana, dapat dibeli sendiri oleh underwriter pada harga tertentu.

Dalam proses underwriting ini, dilakukan juga suatu proses terhadap emiten yang disebut dengan proses due diligence. Yakni suatu
proses pemeriksaan Iormal secara detail terhadap berbagai item penting dari suatu perusahaan untuk menentukan apakah suatu perusahaan sudah
siap atau belum untuk go public. Hal-hal yang diperiksa dalam proses due diligence adalah sebagai berikut :
1) Anggaran dasar beserta seluruh kelengkapan amandemennya
2) DaItar pemegang saham
3) DaItar anggota direksi dan komisaris
4) DaItar lokasi bisnis
5) Financial Statement
6) Kontrak-kontrak yang dibuat oleh emiten
7) Liabilities (short terms, long terms, dan contingents)
8) Polis asuransi
9) Hak milik intelektual
10)DaItar produksi
11)Perkara-perkara litigasi
12)DaItar supplier
13)DaItar pelanggan
14)Dan lain-lain

. Restrukturis,si ,3,r,3 d,s,r
Anggaran dasar dari perseroan juga perlu direvisi agar sesuai dengan anggaran dasar suatu perusahaan terbuka. Sebab, untuk anggaran
dasar suatu perusahaan terbuka, ada suatu standar tersendiri, yang berbeda dengan anggaran dasar suatu perusahaan tertutup. Porsi terbesar dari
pelaksanaan restrukturisasi anggaran dasar dilakukan oleh pihak notaris bersama-sama dengan konsultan hukum.
Adapun bagian-bagian dari anggaran dasar yang perlu direvisi, antara lain adalah sebagai berikut :
1) Permodalan perseroan
2) Jumlah saham diperbanyak
3) Jumlah saham yang dialokasi kepada publik
4) Harga normal saham sesuai dengan yang dipersyaratkan untuk perusahaan terbuka
5) Pengalihan saham dengan cara yang sesuai dengan aturan pasar modal
6) Persyaratan untuk direksi dan komisaris lebih diperketat
7) Keuangan mesti diaudit oleh akuntan publik
8) Ketentuan tentang wajib lapor atau wajib diumumkan terhadap hal-hal tertentu
9) Penyesuaian tentang kuorum dan hak suara dalam rapat umum pemegang saham dan rapat direksi atau komisaris
10)Penggunaan dana hasil go public harus jelas
11)Jual beli saham dalam hal-hal tertentu dilakukan dengan suatu tender oIIer
12)Pengaturan tentang transaksi yang berbenturan kepentingan (conIlict oI interest)
d !em-u,t,3 l,por,3 d,3 dokume3t,si o pu-li. l,i33y,
Laporan-laporan kepada yang berwenang dan sejumlah dokumentasi yang berhubungan dengan proses go public haruslah disiapkan juga.
Dokumentasi-dokumentasi yang penting dalam hubungannya dengan proses go public adalah sebagai berikut :
1) Legal audit dan legal opinion, yang dibuat oleh konsultan hukum
2) Laporan keuangan dari akuntan publik
3) Laporan penilaian oleh perusahaan pemilai (appraiser)
4) DraIt Prospektus (termasuk di dalamnya laporan oleh emiten sendiri)
5) DraIt Prospektus ringkas (untuk diumumkan dalam 2 surat kabar)
6) Pernyataan pendaItaran
7) ConIort letter
Seperti telah disebutkan bahwa salah satu dokumen penting dalam proses go public adalah suatu legal audit yang dibuat oleh konsultan
hukum. Pada prinsipnya, legal audit ini berisikan hal-hal sebagai berikut :
1) Pemaparan dan analisis terhadap anggaran dasar perseroan
2) Pemaparan dan analisis terhadap permodala dan saham
3) Pemaparan dan analisis terhadap direksi dan komisaris
4) Pemaparan dan analisis terhadap izin-izin persetujuan
5) Pemaparan dan analisis terhadap aset-aset perseroan
6) Pemaparan dan analisis tentang asuransi
7) Pemaparan dan analisis tentang tenaga kerja
8) Pemaparan dan analisis tentang penyertaan pada perusahaan lain
9) Pemaparan dan analisis terhadap kontrak-kontrak
10)Pemaparan dan analisis terhadap persetujuan-persetuyjuan dalam rangka emisi eIek
11)Perkara-perkara di pengadilan, arbitrase, dan badan-badan peradilan lainnya
e !e3.,t,t,3 pe3d,ulu,3 ,t,s s,,m-s,,m di -urs, efek
Dalam tahap pendahuluan ini dilakukan juga pencatatan pendahuluan atas saham-saham di bursa-bursa eIek dimana saham-saham dari
perusahaan tersebut akan dijual, yakni penjualannya di pasar sekunder nantinya. Sungguhpun nanti ada masanya dilakukan lagi
pencatatan saham yang deIinitive di bursa-bursa tersebut.

3. Proses Pelaksnaan Go Public
Setelah dilaluinya proses pendahuluan untuk go public dan ternyata perusahaan memenuhi syarat untuk go public, maka tibalah saatnya
bagi perusahaan tersebut untuk maju ke tahap pelaksanaan go public itu sendiri. Dalam tahap pelaksanaan go public ini, dilakukan hal-
hal sebagai berikut :
a. Proses pengajuan pernyataan pendaItaran
b. Public expose, yakni pernyataan dan diskusi dengan pihak public atau pihak pejabat yang berwenang
c. Pembuatan dan percetakan prospectus, dan pemuatan prospektur ringkas dalam 2 surat kabar
d. Road show, yakni dengan berkunjung ke tempat0tempat investor institusional untuk menawarkan saham
e. Penjatahan di pasar perdana
I. Proses pencatatan saham di bursa eIek
g. Proses jual beli saham di pasar sekunder (di bursa-bursa saham)

C. PARA PELAKU PASAR MODAL
Di antara semua pasar di dunia ini, maka pasar yang paling tertib dan paling banyak pengaturannya oleh hukum adalah pasar modal, yakni pasar
tempat dimana diperjualbelikan eIek, termasuk saham perusahaan terbuka. Ujung tombak dari penegakan hukum di pasar modal adalah Badan
Pengawas Pasar Modal (Bapepam). Bapepam ini mempunyai Iungsi sebagai :
1. Lembaga Pembina
2. Lembaga Pengatur
3. Lembaga Pengawas
Diberikannya Iungsi tersebut kepada Bapepam adalah dengan tujuan agar dicapainya suatu pasar modal yang memenuhi unsur-unsur sebagai
berikut :
1. Teratur
2. Wajar
3. EIisien
4. Melindungi kepentingan pemodal dan masyakat
Dalam menjalankan Iungsinya sebagai pengawas, Bapepam melakukannya secara :
1. PreventiI, yakni dengan membentuk aturan main yang jelas, membuat pedoman, bimibingan dan pengarahan.
2. RepresiI, yakni dalam bentuk pemeriksaan, penyidikan dan penerapan sanksi-sanksi.
Dalam hal Iungsinya sebagai pengawas yang represiI, Bapepam mempunyai wewenang sebagai berikut:
1. Wewenang Pemeriksaan, dan
2. Wewenang Penyidikan.
Dengan diberikannya kewenangan pemeriksaan dan penyidikan kepada Bapepam, maka Bapepam sudah dipandang semacam Polisi Khusus,
yang memang dimungkinkan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).

Dengan kewenangannya sebagai lembaga pemeriksaan, Bapepam dapat melakukan tindakan-tindakan terhadap pihak yang diduga melanggar
ketentuan di bidang pasar modal, untuk mana Bapepam akan mencari, mengumpulkan, dan mengolsh data dan atau keterangan lain untuk
membuktikan ada atau tidaknya pelanggaran atas perundang-undangan di bidang pasar modal.

Selanjutnya, sebagai lembaga penyidik, Bapepam dapat melakukan tindakan penyidikan terhadap pihak yang diduga melanggar aturan pidana di
bidang pasar modal, yang diduga dapat atau telah menimbulkan kerugian bagi pasar modal atau bagi masyarakat tertentu atau masyarakat secara
keseluruhan. Sebagai lembaga penyidik, maka apabila memenuhi persyaratan undang-undang, Bapepam dapat meneruskan perkara yang
disidiknya itu ke lembaga penuntutan, untuk dilakukan penuntutan hukum, yang dalam hal ini dilakukan oleh pihak kejaksaan.

Perundang-undangan di bidang pasar modal juga mengkategorikan berbagai tindakan di bidang pasar modal sebagai perbuatan pidana, dengan
mengancamnya dengan hukkuman pidana. Dilihat dari segi berat ringannya ancaman pidana, maka suatu perbuatan pidana pasar modal dapat
diklasiIikasikan sebagai berikut :
1. Perbuatan dengan ancaman pidana maksimum 10 (sepuluh) tahun penjara dan atau denda maksimum Rp. 15.000.000.000,00 (lima belas
milyar rupiah), antara lain diancam terhadap tindakan-tindakan sebagai berikut :
a. Penipuan
b. Manipulasi pasar modal
c. Mempengaruhi pasar modal secara tidak layak
d. Membuat pernyatan yang tidak benar
e. Melakukan perdagangan orang dalam (insider trading)
I. Melakukan penawaran umum yang tidak sah
2. Perbuatan dengan ancaman pidana maksimum 5 (lima) tahun penjara dan atau denda maksimum Rp. 5.000.000.000,00 (lima milyar
rupiah), antara lain diancam terhadap tindakan-tindakan sebagai berikut :
a. Perusahaan publik yang tidak menyampaikan pernyataan pendaItaran sebagaimana mestinya
b. Pemalsuan dokumen, izin, atau tindakan tidak layak semacam itu
3. Perbuatan dengan ancaman pidana maksimum 1 (satu) tahun kurungan dan atau denda maksimum Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar
rupiah), antara lain diancam terhadap tindakan-tindakan sebagai berikut :
a. Melakukan usaha di bidang pasar modal tanpa izin pihak yang berwenang untuk itu
b. Menghambat pelaksanaan tugas pemeriksaan dari Bapepam
Dalam rangka melaksanakan penegakan hukum (law enIorcement) di bidang pasar modal, maka selain dari sanksi pidana (penjara, kurungan
atau denda), maka hukum pasar modal menyediakan juga beberapa sanksi lainnya, yaitu sebagai berikut :
1. Sanksi perdata, berupa ganti rugi perdata
2. Sanksi administratisi, berupa pencabutan izin dan penjatuhan denda administratiI


Pustaka : Munir Fuady. 2005. PENGANTAR HUKUM BISNIS Menata Bisnis Modern di Era Global. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.

Anda mungkin juga menyukai