Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KER1A


ALAT PEMADAM API RINGAN ( APAR )

Disusun Oleh:
Hermaslin Pasaribu (F34100021)
Ardi Patriady (F34100045)
Maya Zalena (F34100073)
Fransisca Pangestu (F34100098)
Brilliant Meilyaristiani (F34100128)
AlIyandi (F34100155)
Dosen :
Muhammad Yani
Tajuddin Bantacut


2011
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
PENDAHULUAN

Kebakaran dapat terjadi kapan dan dimana saja, diruang praktikum atau
laboratorium, rumah, pasar, rumah sakit, dan gedung lain yang rawan akan terjadinya
kebakaran Biasanya di tempat-tempat tersebut tersedia alat pemadam api ringan
(APAR), tetapi tidak banyak dari masyarakat kita yang mengetahui cara
penggunaannya secara tepat Kurangnya sosialisasi dan minimnya APAR di tempat-
tempat tersebut menyebabkan kebakaran yang semakin besar Padahal dengan adanya
APAR, setidaknya kebakaran itu dapat ditangani sampai bantuan datang dari
pemadam kebakaran
Penggunaan APAR ini bukan untuk kebakaran yang siIatnya lama, namun
APAR digunakan untuk penanganan awal APAR ini hanya bekerja sekitar 8 hingga
30 detik Masyarakat juga harus mengetahui dengan benar cara penggunaan APAR,
Jika salah dalam menggunakannya, bisa berakibat Iatal bagi baik diri kita maupun
orang lain bahkan harta benda Diperlukan pelatihan/training khusus mengenai tata
cara penggunaan APAR ini Tidak hanya itu, adanya kesigapan, kesiapan, dan
kemampuan serta pengetahuan yang cukup dalam penggunaan alat pemadam api
dari para pemiliknya atau lingkungan sekitarnya kebakaran dapat ditekan seminim
mungkin sehingga tidak akan merambat kemana-mana Sikap dari masyarakat saat
terjadi kebakaran sangat dibutuhkan untuk mengatasi meluasnya nyala api saat
terjadi kebakaran





PEMBAHASAN

Kebakaran adalah suatu nyala api yang tidak terkendali baik kecil ataupun
besar ditempat yang tidak kita kehendaki Ada tiga Iaktor penyebab terjadinya api,
yaitu:
1 Bahan bakar atau benda yang mudah terbakar, dapat berupa zat padat, zat
ataupun gas
2 Oksigen, dapat berasal dari udara, atau dari hasil reaksi kimia
3 Sumber panas, seperti energy listrik baik statis maupun dinamis, sinar
matahari, ataupun berasal dari reaksi kimia
Jika unsur-unsur tersebut berada pada suatu kondisi bersamaan, maka akan dihasilkan
api Berdasarkan Iaktor-Iaktor tersebut, maka pencegahan atau pemadaman
kebakaran dapat dilakukan dengan tiga Iaktor juga yaitu:
1 Menghentikan pasokan bahan bakar
2 Menurunkan suhu sampai dibawah suhu penyulutan
3 Menghentikan pasokan oksigen
Berdasarkan bahan yang terbakar, kebakaran dapat digolongkan kedalam 4 kelas,
yaitu:
a Kelas A, kebakaran yang terjadi pada bahan-bahan yang mudah terbakar
seperti kayu, kertas, karet dan plastik
b Kelas B, kebakaran yang disebabkan oleh bahan-bahan yang mudah terbakar,
yang meliputi cairan, seperti minyak tanah, bensin dan alkohol
c Kelas C, kebakaran yang disebabkan oleh arus listrik
d Kelas D, kebakaran yang berasal dari logam(metal) yang mudah terbakar
seperti natrium, kalium dan magnesium Kebaran yang sperti ini dapat terjadi
di laboratorium kimia
Secara umum, kebakaran disebabkan oleh dua Iaktor utama, yaitu manusia
dan Iaktor teknis Faktor manusia umumnya disebabkan oleh tingkah laku atau sikap
manusia yang kurang peduli terhadap bahaya kebakaran ataupun karena kelalaian
manusia itu sendiri Selain Iaktor manusia, selanjutnya adalah Iaktor teknis, yang
disebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap hal-hal yang memicu
kebakaran
Penanganan terhadap kebakaran dapat memanIaatkan alat-alat pemadam
kebakaran yang sudah ada Penggunaan jenis pemadam kebakaran bergantung pada
bahan yang terbakar Secara garis besar alat pemadam api ( APA ) dibagi menjadi
dua, yaitu APA manual dan APA otomatis APA manual terdiri dari APAR,
Moblie Unit ( Catridge dan Stored-Pressure ), Fire Truck, dan Fire Pump.
APAR terbagi menjadi tiga jenis, yaitu APAR Catridge ( Busa, Air, DC ), APAR
Stored-Pressure ( Busa, Air, DC, CO2 ), dan APAR Turn Over Two-Way
Chemicals. Sedangkan APA otomatis terdiri dari sistem pipa ( Hydrant,
Sprinkler, dan Fixed system) dan sistem non-pipa (Ramli 09,2010).

1. Definisi APAR
Salah satu alat pemadam kebakaran yang sering dijumpai di sekitar
laboratorium, rumah, pasar, rumah sakit, dan tempat lainnya adalah APAR APAR (
Alat Pemadam Api Ringan ) adalah suatu peralatan ringan yang berisi tepung, cairan
atau gas yang dapat disempurnakan bertekanan, untuk tujuan pemadaman kebakaran
APAR adalah suatu alat pemadam api yang digunakan untuk memadamkan api
sebagai tindakan awal bila terjadi kebakaran. APAR mempunyai beberapa ukuran
mulai dari 2,5 kg hingga 25 kg APAR jenis besar (25 kg) memiliki roda yang
berIungsi untuk memudahkan dalam memindahkan atau membawanya ke lokasi
kebakaran, karena berat keseluruhannya mencapai 50 kg sehingga sulit dibawa
APAR beroda ini disebut juga 00(diambil dari bahasa belanda yang berarti 'roda)
Ukuran APAR juga perlu diperhatikan karena akan berpengaruh pada luas api yang
akan dimatikan Misalnya, APAR ukuran 9 kg digunakan untuk 5 m luas api,
jadi per kilonya dapat digunakan untuk 0,5 m Contoh lain, jika kita mempunyai
APAR yang berukuran 2,5 kg berarti luas api yang memungkinkan untuk dimatikan
adalah 2,5kg x 0,5 m atau 1,25 m

2. Komponen-komponen APAR
Komponen-komponen yang terkandung dalam APAR antaranya adalah
Tuas atau pompa untuk mengeluarkan bahan yang ada di dalam APAR Kunci atau
53, Iungsinya mengunci tuas atau pompa sehingga tidak menyebabkan bahan dalam
APAR keluar Untuk menggunakan APAR, 53harus dicabut terlebih dahulu Record
Tag berIungsi untuk mencatat penggunaan dan waktu pengecekan selanjutnya dan
untuk memastikan apakah APAR sudah memasuki masa pengecekan atau perawatan
Label APAR, berisi inIormasi tentang APAR seperti bahan yang mengisi APAR dan
jenis pemadaman (kelas A, B, C, dll) Selang APAR, tempat kita memeegang selang
saat menyemprot 40, tempat keluarnya isi APAR, jangan dipegang ketika
menggunakan APAR ( Dinas Pemadam kebakaran )

3. 1enis-jenis APAR
APAR terbagi menjadi tiga jenis, yaitu APAR Catridge ( Busa, Air, DC ),
APAR Stored-Pressure ( Busa, Air, DC, CO2 ), dan APAR Turn Over Two-Way
Chemicals Perbedaan antara APAR Catridge Chubb dan Stored-Pressure
Chubb, yaitu pada Stored-Pressure Chubb antara extinguishing agent / media
dan pressure/gas pendorong/Nitrogen, ditempatkan menjadi satu dalam satu
tabung. Tipe ini paling banyak digunkan. Sedangkan tipe Catridge Tabung
Chubb pressure/gas pendorongnya terpisah dalam satu tabung yang berbeda
dengan media/extinguishing agent. 1adi di dalam tabung ini, terletak 1 tabung
kecil yang berisi pressure/gas pendorong. Tipe chubb ini mudah dalam
perawatannya dan aman saat dibuka dan ditutup serta memiliki resiko
kebocoran yang kecil.
Selain dibedakan berdasarkan besar atau ukurannya, APAR dapat
pula dibedakan berdasarkan bahan pemadam (racun api) di dalamnya.
Menurut PerMen 04-1980 pasal 2, jenis alat pemadam api ringan terdiri dari,
1. 1enis cairan ( air )
Cairan/air adalah APAR yang berbahan dari air saja.
2. 1enis busa ( foam )
Foam adalah APAR berbahan dari jenis busa atau foam yang dibuat dari
campuran air dan sabun dengan komposisi standar.
3. 1enis tepung kering
Powder adalah Alat Pemadam Api Ringan (APAR) yang sangat efektif
untuk memadamkan api dengan kebakaran bahan yang mudah terbakar seperti
: kain, kertas, kayu, listrik, minyak, gas, dan bahan kimia lainnya. Dan sangat
cocok untuk dipergunakan di Perkantoran, Industri, Pergudangan, SPBU, Hotel
dan lain - lain. Pengguna APAR jenis ini sebaiknya menggunakan masker sebab
partikel tepung atau bubuk dapat terhirup masuk ke saluran pernafasan, yang
bila dalam jumlah besar dapat menyebabkan pingsan.
4. 1enis Gas ( Hidrokarbon berhalogen dan sebagainya )
Hallon adalah APAR yang diisi dengan gas carbon monoksida (CO) yang
dapat mematikan api dengan mengeluarkan cairan yang dingin. Sedangkan
yang diisi dengan CO2 adalah APAR kelas BC sangat efektif untuk
memadamkan api dengan jenis kebakaran seperti : Minyak, Solar, Bensin, Alat
Mekanikal dan Elektrikal lainnya. Sangat cocok untuk digunakan seperti :
Ruangan Panel Listrik, Gardu Listrik, Kitchen Equipment dan lain-lain.
Pengguna APAR dilarang memegang nozel saat melakukan pemadaman untuk
menghindari tangan menjadi kaku karena mengalami kebekuan yang berakibat
fatal saat melakukan pemadaman ( Anonim, 2010).

4. Penempatan APAR
Penempatan APAR harus pada tempat yang strategis dan mudah dijangkau
agar saat terjadi kebakaran, APAR mudah ditemukan dan kebakaran besar dapat
dicegah Selain itu APAR juga harus dijauhkan dari berbagai kemungkinan kerusakan
Iisik yang dapat menyebabkan APAR menjadi rusak Menurut PerMen 04-1980 pasal
6, 7, 8, 9, dan 10, syarat penempatan APAR, yaitu
1 APAR harus dipasang (ditempatkan) menggantung pada dinding dengan
penguatan sengkang atau dengan konstruksi penguat lainnya atau ditempatkan
dalam lemari atau peti (box) yang tidak dikunci
2 Lemari atau peti (box) seperti dapat dikunci dengan syarat bagian
depannya harus diberi kaca aman (saIety glass) dengan tebal maximum 2 mm
3 Sengkang atau konstruksi penguat lainnya tidak boleh dikunci atau digembok atau
diikat mati
4 Ukuran panjang dan lebar bingkai kaca aman (saIety glass) harus disesuaikan
dengan besarya alat pemadam api ringan yang ada dalam lemari atau peti (box)
sehingga mudah dikeluarkan
5 Pemasangan alat pemadam api ringan harus sedemikian rupa sehingga bagian
paling atas (puncaknya) berada pada ketinggian 1,2 m dari permukaan lantai
kecuali jenis CO2 dan tepung kering (dry chemical) dapat ditempatkan lebih
rendah dengan syarat, jarak antara dasar alat pemadam api ringan tidak kurang 15
cm dan permukaan lantai
6 Alat pemadam api ringan tidak boleh dipasang dalam ruangan atau tempat dimana
suhu melebihi 49C atau turun sampai minus 44C kecuali apabila alat pemadam
api ringan tersebut dibuat khusus untuk suhu diluar batas tersebut diatas
7 Alat pemadam api ringan yang ditempatkan di alam terkuka harus dilindungi
dengan tutup pengaman

5. Cara Penggunaan APAR
Jika anda menghadapi situasi kebakaran di suatu tempat, tinkadan pertama
yang anda harus lakukan adalah mencari APAR Sebelum anda mendekat ke sumber
api, pastikan posisi Anda sekitar 2,5 dari sumber api lalu lakukan teknis PASS
1 Pull the Pin ( Cabut pin )
Cabut Pin yang terkait di APAR merupakan hal pertama yang dilakukan
setelah kita mendapatkan APAR dan sampai di lokasi kebakaran
2 Aim Low ( Arahkan kebawah )
Ketika pin telah ditarik, arahkan selang APAR mengarah rendah ke dasar
sumber api Sebelum Anda menuju ke sumber api, amati pergerakan arah Angin
Arakahkan APAR anda searah dengan arah angin
3 Squeeze the lever ( Remas Tuas )
Untuk mengeluarkan isi APAR, Anda harus menekan tuas yang ada di APAR
tersebut Jika Anda melepaskan tuas, maka akan menghetikan semprotan
4 Sweep side by side ( Semprotkan dari samping ke samping )
Maju perlahan secara hati-hati mendekat bagian yang terbakar lalu
semprotkan ke arah dasar api dari samping ke samping hingga api benar-benar
padam Jika belum padam, ambil APAR baru dan mulai dari tahap awal ( Anonim,
2011)
. Pemeliharaan dan Perawatan APAR
Menurut PerMen 04-1980 pasal 11 sampai 24, pemeliharaan dan perawatan
APAR dibagi menjadi 2, yaitu pengecekan setiap 6 bulan dan pengecekan setiap 1
tahun
1 Pemeriksaan jangka 6 (enam) bulan seperti tersebut pasal 11 ayat (1) meliputi
hal-hal sebagai berikut:
a Berisi atau tidaknya tabung, berkurang atau tidaknya tekanan dalam
tabung, rusak atau tidaknya segi pengaman cartridge atau tabung
bertekanan dan mekanik penembus segel;
b Bagian-bagian luar dari tabung tidak boleh cacat termasuk handel dan
label harus selalu dalam keadaan baik
c Mulut pancar tidak boleh tersumbat dan pipa pancar yang terpasang
tidak boleh
d retak atau menunjukan tanda-tanda rusak
e Untuk alat pemadam api ringan cairan atau asam soda, diperiksa
dengan cara mencampur sedikit larutan sodium bicarbonat dan asam
keras diluar tabung, apabila reaksinya cukup kuat, maka alat pemadam
api ringan tersebut dapat dipasang kembali;
I Untuk alat pemadam api ringan jenis busa diperiksa dengan cara
mencampur sedikit larutan sodium bicarbonat dan aluminium sulIat
diluar tabung, apabila cukup kuat, maka alat pemadam api ringan
tersebut dapat dipasang kembali;
g Untuk alat pemadam api ringan hydrocarbon berhalogen kecuali jenis
tetrachlorida diperiksa dengan cara menimbang, jika beratnya sesuai
dengan aslinya dapat dipasang kembali;
h Untuk alat pemadam api jenis carbon tetrachlorida diperiksa dengan
cara melihat isi cairan didalam tabung dan jika memenuhi syarat dapat
dipasang kembali
i Untuk alat pemadam api jenis carbon dioxida (CO2) harus diperiksa
dengan cara menimbang serta mencocokkan beratnya dengan berat
yang tertera pada alat pemadam api tersebut, apabila terdapat
kekurangan berat sebesar 10 tabung pemadam api itu harus diisi
kembali sesuai dengan berat yang ditentukan

2 Pemeriksaan jangka 12 (dua belas) bulan seperti tersebut pasal 11 ayat (1) b
untuk semua alat pemadam api yang menggunakan tabung gas, selain
dilakukan pemeriksaan sesuai pasal 12 dilakukan pemeriksaan lebih lanjut
menurut ketentuan ayat (2),(3),(4)dan (5) pasal ini (PerMen 04-1980 Ttg
Syarat2 APAR)
3 Untuk alat pemadam api jenis cairan dan busa dilakukan pemeriksaan dengan
membuka tutup kepala secara hati-hati dan dijaga supaya tabung dalam posisi
berdiri tegak, kemudian diteliti sebagai berikut:
a isi alat pemadam api harus sampai batas permukaan yang telah
ditentukan;
b pipa pelepas isi yang berada dalam tabung dan saringan tidak boleh
tersumbat atau buntu;
c ulir tutup kepala tidak boleh cacat atau rusak, dan saluran
penyemprotan tidak boleh tersumbat
d peralatan yang bergerak tidak boleh rusak, dapat bergerak dengan
bcbas,
e mempunyai rusuk atau sisi yang tajam dan bak gesket atau paking
harus masih dalam keadaan baik;
I gelang tutup kepala harus masih dalam keadaan baik;
g bagian dalam dan alat pemadam api tidak boleh berlubang atau cacat
karena karat;
h untuk jenis cairan busa yang dicampur sebelum dimasukkan
larutannya harus dalam keadaan baik;
i untuk jenis cairan busa dalam tabung yang dilak, tabung harus masih
dilak dengan baik;
j lapisan pelindung dan tabung gas bertekanan, harus dalam keadaan
baik;
k tabung gas bertekanan harus terisi penuh sesuai dengan kapasitasnya
4 Untuk alat pemadam api jenis hydrocarbon berhalogen dilakukan pemeriksaan
dengan
5 membuka tutup kepala secara hati-hati dan dijaga supaya tabung dalam posisi
berdiri tegak, kemudian diteliti menurut ketentuan sebagai berikut;
a isi tabung harus diisi dengan berat yang telah ditentukan;
b pipa pelepas isi yang berada dalam tabung dan saringan tidak boleh
tersumbat atau buntu;
c ulir tutup kepala tidak boleh rusak dan saluran keluar tidak boleh
tersumbat;
d peralatan yang bergerak tidak boleh rusak, harus dapat bergerak
dengan bebas, mempunyai rusuk atau sisi yang tajam dan luas penekan
harus da!am keadaan baik;
e gelang tutup kepala harus dalam keadaan baik;
I lapiran pelindung dari tabung gas harus dalam keadaan baik;
g tabung gas bertekanan harus terisi penuh sesuai dengan kapasitasnya
6 Untuk alat pemadam api ringan jenis tepung kering (dry chemical) dilakukan
pemeriksaan dengan membuka tutup kepala secara hati-hati dan dijaga supaya
tabung dalam posisi berdiri tegak dan kemudian diteliti menurut ketentuan-
ketentuan sebagai berikut:
a isi tabung harus sesuai dengan berat yang telah ditentukan dan tepung
keringnya
dalam keadaan tercurah bebas tidak berbutir;
b ulir tutup kepala tidak boleh rusak dan saluran keluar tidak boleh buntu atau
tersumbat;
c peralatan yang bergerak tidak boleh rusak, dapat bergerak dengan bebas,
mempunyai rusuk dan sisi yang tajam;
d gelang tutup kepala harus dalam keadaan baik;
e bagian dalam dan tabung tidak boleh berlubang-lubang atau cacat karena
karat;
I lapisan pelindung dari tabung gas bertekanan harus dalam keadaan baik;
g tabung gas bertekanan harus terisi penuh, sesuai dengan kapasitasnya yang
diperiksa dengan cara menimbang
7 Untuk alat pemadam api ringan jenis pompa tangan CTC (Carbon
Tetrachiorida) harus
diadakan pemeriksaan lebih lanjut sebagai benikut:
a peralatan pompa harus diteliti untuk memastikan bahwa pompa tersebut
dapat bekerja dengan baik;
b tuas pompa hendaklah dikembalikan lagi pada kedudukan terkunci sebagai
semula;
c setelah pemeriksaan selesai, bila dianggap perlu segel diperbaharui
Ada pun cara pemeliharaan APAR adalah sebagai berikut
1 Pastikan gas pendorong di dalam tabung tidak bocor dan dalam keadaan
bertekanan Dengan cara melihat dari posisi jarum yang terdapat di pressure
gauge berada di posisi 15 sampai dengan 20 Bar (berlaku untuk tabung
typeStored Presure)
2 Buka threaded yang berada di leher tabung, buka tabung catridge-nya Lalu
cek dan pastikan bahwa segel di tabung Catridge-nya masih dalam keadaan
utuh, lalu pasang kembali semuanya seperti posisi semula (berlaku pada type
Catridge)
3 Pembersihan pada badan tabung agar terhindar dari debu dan korosi Pertama
gosok tabung dengan kain basah hingga tidak ada lagi debu, lalu gosok lagi
dengan kain kering Setelah itu oleskan sedikit silar pada badan secara merata,
lalu akhiri dengan penggosokkan menggunakan kain kering
4 una menghindari pembekuan extinguising agent, terutama type ABC dry
chemical Powder, dapat dilakukan dengan membolak balik tabung
5 Lakukan pelumasan rutin pada roda tabung Pastikan jari-jari tabung dan velg
dalam keadaan baik (berlaku untuk tabung Wheeled Trolley)
6 Hindari kontak langsung dengan matahari dan hujan untuk menjaga kualitas
agar tahan lama





PENUTUP

A Kesimpulan
Karena kebakaran adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan
maka segala bentuk pencegahan serta penanganan pertama haruslah sudah
dipersiapkan APAR adalah salah satu penanggulangan pertama pada saat terjadi
kebakaran APAR ini dipersiapkan di tempat-tempat yang dekat dengan api atau
yang bekerja di dekat sumber api, juga untuk bangunan, gedung atau kantor yang
bersiIat umum dan penting
APAR haruslah ditempatkan pada posisi yang dekat dengan tempat rawan
api, mudah terlihat, serta mudah dijangkau Untuk setiap bangunan diharapkan
memiliki APAR yang baik, dalam perlengkapannya serta perawatannya agar ketika
kebakaran terjadi dapat langsung ditangani Masyarakat atau pengguna gedung juga
harus memiliki pengetahuan bagaimana penggunaan APAR tersebut sehingga
memudahkan penanganan bencana kebakaran ini
B Saran
APAR harus dipersiapkan pada gedung-gedung atau bangunan yang
bersiIat umum, dan pengguna bangunan tersebut memiliki pengetahuan penggunaan
APAR Seperti pada supermarket, kantor, laboratorium, garasi mesin, pabrik, SPBU,
serta kampus









' DAFTAR PUSTAKA

|Anonim| 2010 Jenis-jenis APAR |Terhubung berkala|
http://wwwIirexchubbcoid/utcIs ( 9 Desember 2011 )
|Anonim| 2011 Cara Menggunakan APAR |Terhubung berkala|
http://wwwartikelk3com/cara-menggunakan-aparhtml ( 9 Desember 2011 )
Dinas Pemadam Kebakaran | Terhubung berkala | http:// alatpemadamkebakarannet
( 9 Desember 2011 )
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No 04-1980 tentang syarat-syarat
pemasangan dan pemeliharaan alat pemadam api ringan
Ramli et al, 2010 Petunjuk Praktis Menegemen Kebakaran, Jakarta:Dian Rakyat

Anda mungkin juga menyukai