Anda di halaman 1dari 21

Urolithiasis Oleh : Siti Halimah bt Mariani Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana ha5h90@yahoo.

com
_____________________________________________________________________________

ABSTRAK Batu Ginjal di dalam saluran kemih adalah massa keras seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal (batu ginjal) maupun di dalam kandung kemih (batu kandungkemih). Proses pembentukan batu ini disebut urolitiasis (litiasis renalis,nefrolitiasis). Tidak selamanya batu ginjal menimbulkan gejala dan

memaksa pasien untuk berobat. Batu ginjal yang kecil bahkan bisa keluar sendiri tanpa sedikitpun menimbulkan keluhan. Sebaliknya bila batu tersebut terlanjur besar dan tidak bisamelewati saluran kencing maka akan menimbulkan rasa sakit yang luar biasa.Rasa sakit tersebut timbul akibat air kencing yang terbendung menyebabkansaluran kencing meregang. 1 ANAMNESIS Menanyakan soalan kepada pasien bagi menunjang diagnose, antara perkara yag bias ditanyakan adalah seperti : Adakah kesulitan berkemih Berapa kali berkemih dalam sehari Apakah harus terbangun pada malam hari dan berapa kali Adakah rasa nyeri sewaktu berkemih Apakah berkemih tidak puas dan urin menetes Apakah ada nyeri suprapubik Apakah urin berwarna merah Apakah disertai kolik

PEMERIKSAAN FISIK Kesan umum akibat kelainan urogenital adalah:


Cachexia Striae Jaundice Hiperpigmentasi Ginekomastia Edema Uremic frost Anemia Asepti

Pemeriksaan fisik pasien dengan batu saluran kemih dapat bervariasi mulai tanpa kelainan fisik sampai tanda-tanda sakit berat tergantung pada letak batu dan penyulit yang ditimbulkan.

Pemeriksaan fisik umum : hipertensi, febris, anemia, syok Pemeriksan fisik khusus urologi:

Sudut kosto vertebra : nyeri tekan , nyeri ketok, pembesaran ginjal Supra simfisis : nyeri tekan, teraba batu, buli-buli penuh Genitalia eksterna : teraba batu di uretra Colok dubur : teraba batu pada buli-buli (palpasi bimanual

PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan laboratorium Urinalisis Dikenal pemeriksaan urin rutin dan lengkap. Yang dimaksud dengan pemeriksaan urin rutin adalah pemeriksaan makroskopik, mikroskopik dan kimia urin yang meliputi pemeriksaan protein dan glukosa. Sedangkan yang dimaksud dengan pemeriksaan urin lengkap adalah

pemeriksaan urin rutin

yang dilengkapi dengan pemeriksaan benda keton, bilirubin,

urobilinogen, darah samar dan nitrit. 1 Dilakukan pada semua penderita urologi. Untuk pemeriksaan, sampel urin perlu dikumpul.Urin yang diguna adalah urin 24 jam. Cara pengambilan urin 24 jam adalah: 1. Pada hari 1, buang air kecil setelah bangun di pagi hari. Kemudian pegumpulan urin dilakukan ke dalam wadah khusus selama 24 jam. 2. Wadah disimpan kedalam lemari es atau tempat yang dingin selama periode koleksi. 3. Wadah diberi label dengan nama , tanggal, dan waktu pengambilan.

Cara pengambilan urin: pria: arus tengah (midstream) perempuan: Midstream urin dengam kateter neonatus dan bayi: spp (supra pubic puncture/aspiration) Penilaian urin: Makroskopik: warna, kekeruhan, Berat jernih, pH Mikroskopik: sel, silinder (cast), kristal, bakteria, ragi, parasit Kimiawi: urine dipsticks: darah, protein, glukosa, keton, urobilinogen & bilirubin, leukosit hematuria & DD proteinuria glukosa & keton bilirubin & urobilinogen test nitirit

Biakan dan test kepekaan AB Pemeriksaan darah: Darah lengkap: Hemoglobin, leukosit, Laju endap darah (LED) Faal ginjal: BUN, kreatinin serum, as.urat.

Pemeriksaan radiologi 1. Foto Polos Abdomen (BNO) Pemeriksaan ini berperan bagai penilaian kandung kemih dan ginjal, dimana menentukan Distribusi udara di dalam usus rata atau tidak Bentuk ginjal Bayangan batu : dimana dilihat radiopak , radiolusent Garis M. Psoas simetris. Jika tidak simetris harus dilakukan transplantasi ginjal.1

2. Intravenous Pyelogram (IVP) Merupakan pemeriksaan radioaktif untuk ginjal, ureter, dan vesika urinaria yang menggunakan bahan kontras. Bahan kontras ini disuntik melalui lengan pasien dan seterusnya akan berjalan melalui sistem pembuluh darah tubuh, Saat bahan kontras melewati ginjal dan traktus urinarius, akan terlihat kawasan yang putih. Ini membenarkan pemriksaan terhadapa struktur anatomi dan fisiologinya dilakukan.1 IVP dilakukan untuk melihat abnormalities pada traktus urinarius seperti : Batu ginjal Pembesaran prostate Tomor ginjal , ureter dan vesika urinaria Sewaktu pemeriksaan, Bahan kontras akan disemprot masuk terutama di bahagian vena lengan. Pasien perlu berada dalam keadaan diam dan akan diminta untuk menahan napas untuk beberapa

detik saat gambar diambil. Ini adalah langkah untuk mengelakkan gangguan pada imej yang diambil Kelebihan IVP adalah : Tidak invasive dan kadar komplikasi yang minimum Imej IVP memberikan maklumat tentang informasi bagi melakukan diagnosa dan merawat traktus urinarius yang mengalami masalah batu ginjal hinggalah kepada tumor Proses yang cepat dan tidak mendatangkan nyeri serta lebih murah berbanding CT Scan dan MRI Tiada bahan radioaktif yang kekal di dalam badan setelah pemeriksaan selesai Risiko: Peratusan kecil untuk mendapat kanker hasil daripada radiasi. Namun, kelebihan yang tepat lebih besar berbanding kemungkinan mendapat kanker

Rectal Ultrasound and Prostate Biopsy Jika dicurigai terdapat kanker dalam Prostat, test ini pun dilakukan, yaitu dengan menangkap gelombang suara yang diarahkan ke Prostat. Pola-pola gema suara itu dicatat untuk menentukan ada tidaknya tumor. Jika anda kecendrungan ke arah keganasan/ kanker prostat maka pemeriksaan dengan ultrasound ini dianjurkan. Prosedur pemeriksaan ini adalah dengan memasukan probe ke rectum dengan mengarahkan gelombang suara ke prostat. Echo dari gelombang suara ini akan menampilkan gambaran dari kelenjar prostat pada layar pemeriksaan.2

Tomography Merupakan pemerksaan radiologi untuk menilai struktur internal. Dilakukan dengan memfokus kepada lapangan yang ingin difoto bagi menghasilkan memberikan bahan kontras.2
5

cross sectional foto. Teknik ini

membenarkan penilaain kontur kedua ginjal dengan lebih jelas dan tidak menggunakan

Cystoscopy Dalam test ini, dokter menyisipkan sebuah tabung kecil melalui uretra, yang memuat sebuah lensa dan sistem pencahayaan yang membantu dokter untuk melihat bagian dalam uretra dan kandung kemih.2

DIFFERENTIAL DIAGNOSIS Urinary Tract Infections (UTI) Infeksi saluran kemih (ISK) adalah istilah umum yang menunjukkan keberadaan

mikroorganisme dalam urin. 1. Infeksi saluran kemih (ISK) bawah a. Perempuan Sistisis Presentasi klinis infeksi kandung kemih disertai bakteriuria bermakna. Sakit suprapubik, polakisuria, nokturia dan stranguria. Sindrom uretra akut (SUA) Presentasi klinis sistisis tanpa ditemukan mikroorganisme (steril), sering dinamakan sistisis bakterialis. Penelitian terkini SUA disebabkan mikroorganisme anaerobic. Gejala-gejala sulit dibedakan dengan sistitis. Hanya disuria dan sering kencing. b. Laki-laki Presentasi klinis ISK bawah pada laki-laki mungkin sistisis, prostatitis, epidimidis dan uretritis.3 Infeksi saluran kemih (ISK) atas Pielonefritis akut (PNA) Proses inflamasi parenkim ginjal yang disebabkan infeksi bakteri. Panas tinggi (39.5-40.5oC), menggigil, sakit pinggang. Sering didahului gejala-gejala ISK bawah (sistisis). Pielonefritis kronis (PNK) Mungkin akibat lanjut dari infeksi bakteri berkepanjangan atau infeksi sejak masa kecil.4
6

2. Peritonitis: nyeri bertambah saat bergerak. 3. Cholestititis, appendicitis 4. Ulkus peptikum 5. Kelainan pada ginjal karena hormonal atau hiperparatiroidism 6. Cholelithiasis 7. Tumor ginjal : diagnosis menggunakan tumor marker dan biopsy. 8. Billiary cholic. 3

WORKING DIAGNOSIS Batu yang tidak menimbulkan gejala, mungkin akan diketahui secara tidak sengaja pada pemeriksaan analisa air kemih rutin (urinalisis). Batu yang menyebabkan nyeri biasanya didiagnosis berdasarkan gejala kolik renalis, disertai dengan adanya nyeri tekan di punggung dan selangkangan atau nyeri di daerah kemaluan tanpa penyebab yang jelas. Analisa air kemih mikroskopik bisa menunjukkan adanya darah, nanah atau kristal batu yang kecil. Biasanya tidak perlu dilakukan pemeriksaan lainnya, kecuali jika nyeri menetap lebih dari beberapa jam atau diagnosisnya belum pasti. Pemeriksaan tambahan yang bisa membantu menegakkan diagnosis adalah pengumpulan air kemih 24 jam dan pengambilan contoh darah untuk menilai kadar kalsium, sistin, asam urat dan bahan lainnya yang bisa menyebabkan terjadinya batu. Rontgen perut bisa menunjukkan adanya batu kalsium dan batu struvit. Pemeriksaan lainnya yang mungkin perlu dilakukan adalah urografi intravena dan urografi retrograd.2,4

EPIDEMIOLOGI Batu ginjal merupakan penyebab terbanyak kelainan saluran kemih. Di negara berkembang batu saluran kemih banyak dijumpai. Epidemiologi batu saluran kemih bagian atas di negara berkembang dijumpai ada hubungan yang erat dengan perkembangan ekonomi serata dengan peningkatan pengeluaran biaya untuk kebutuhan makanan perkapita.

Tanpa alasan yang jelas, jumlah orang di Amerika Serikat penderita batu ginjal telah meningkat selama 30 tahun. Rata-rata penyakit yang membentuk batu meningkat dari 3,8% pada akhir tahun 1970-an sampai 5,2% pada akhir tahun 1980-an dan awal 1990-an. Orang kulit putih Amerika lebih rentan untuk mengembangkan batu ginjal dari orang Afrika Amerika, dan mereka lebih sering terjadi pada laki-laki. Rata-rata penyakit batu ginjal meningkat drastis ketika mereka (pria) memasuki usia 40-an, dan terus meningkat sampai keusia 70-an. Bagi perempuan, rata-rata penyakit batu ginjal puncaknya terjadi disaat usia 50-an. Ketika seseorang mendapatkan lebih dari satu batu, yang lainnya lebih mungkin dalam pengembangan.1,2

ETIOLOGI

Faktor yang berperan dalam pembentukan batu saluran kemih : 1. Faktor Endogen genetik-familial cth:hipersistinuria, hiperkalsiuria primer. 2. Faktor Eksogen lingkungan, pekerjaan, makanan, infeksi dan kejenuhan mineral dalam air minum Tidak ada penyebab utama mengenai mengapa terbentuk batu ginjal. 6

1. Keturunan: Beberapa orang lebih rentan terhadap terbentuknya batu ginjal, dan hal ini mungkin berkaitan keturunan. Sebagian besar batu ginjal terdiri dari batu kalsium, dengan keadaan hiperkalsiuria sebagai faktor risiko. Kecenderungan tingkat tinggi kalsium dalam urin dapat diwariskan dari generasi ke generasi. Beberapa penyakit keturunan langka juga mempengaruhi beberapa orang untuk membentuk batu ginjal. Contohnya termasuk orang dengan renal tubular asidosis dan orang dengan masalah metabolisme seperti sistin (asam amino), oxalate, (sejenis garam), dan asam urat (seperti dalam gout). 2. Geografis lokasi Kecenderungan geografis juga berperan dalam terbentunya batu ginjal. Ada daerah yang dikategorikan sebagai area "sabuk batu,".Orang-orang yang tinggal di selatan Amerika Serikat, memiliki risiko pembentukan batu yang sangat tinggi. Keadaan iklim yang panas dan kurang asupan cairan dapat menyebabkan orang menjadi relatif dehidrasi, dengan urine mereka menjadi lebih terkonsentrasi dan adanya factor bahan kimia akan memicu terbentuknya nidus, atau awal dari sebuah batu. 3. Diet Jika seseorang rentan terhadap pembentukan batu, lalu makanan tinggi kalsium dapat Nmeningkatkan risiko. amun, jika seseorang tidak rentan terhadap pembentukan batu, diet tidak akan mengubah risiko itu.6 4. Pengobatan Pengambilan diuretic dan antasid yang mengandung kalsium dapat meningkatkan jumlah kalsium dalam air seni dan berpotensi meningkatkan risiko pembentukan batu. Pengambilan vitamin A dan D dalam jumlah yang berlebihan juga akan meningkatkan kadar kalsium dalam urin. Pasien dengan HIV yang mengambil obat indinavir (Crixivan) dapat membentuk batu indinavir. 5. Penyakit-penyakit tertentu

Beberapa penyakit kronis yang berhubungan dengan pembentukan batu ginjal, seperti cystic fibrosis, asidosis tubulus ginjal, dan penyakit radang usus akan meningkatkan lagi risiko terbentuknya batu.6

FAKTOR RESIKO Adapun faktor-faktor resiko yang mempengaruhi pembentukan batu pada saluran kemih, diantaranya yaitu : 1. Hiperkalsiuria Hiperkalsiuria idiopatik meliputi hiperkalsiuria yang terdiri dari 3 bentuk yaitu : a. Hiperkalsiuria absorptif ; ditandai oleh adanya kenaikan absorpsi kalsium dari lumen usus, kejadian ini paling banyak dijumpai. b. Hiperkalsiuria puasa ; ditandai dengan adanya kelebihan kalsium, diduga berasal dari tulang. c. Hiperkalsiuria ginjal ; yang diakibatkan kelainan reabsorpsi kalsium di tubulus ginjal.5

2. Hiperoksaluria Merupakan kenaikan ekstensi oksalat diatas normal (< 45 mg/hari). 3. Hiperurikosuria Merupakan suatu peningkatan asam urat air kemih yang dapat memacu pembentukan batu kalsium. 4. Hipositraturia Merupakan penurunan ekskresi inhibitor pembentukan kristal dalam air kemih, khususnya sitrat merupakan mekanisme lain timbulnya batu ginjal. 5. Penurunan jumlah air kemih
10

Keadaan ini biasanya disebabkan oleh masukan cairan sedikit yang selanjutnya dapat menimbulkan batu dengan peningkatan reaktan dan pengurangan aliran air kemih.5 6. Faktor diet Faktor diet dapat berperan penting dalam mengawali pembentukan batu, misalnya diet tinggi kalsium, diet tinggi purin, tinggi oksalat dapat mempermudah pembentukan batu saluran kemih.5 PATOFISIOLOGI Perkembangan batu dipengaruhi oleh status ginjal, sistem endokrin, dan metabolisme tubuh, Sebarang gangguan yang terjadi akan dapat mengakibatkan perkembangan bahan mengkristal dalam sistem saluran kemih. Gangguan yang bisa terjadi meliputi timbulnya gangguan keseimbangan pengolahan air dan ekskresi material di ginjal.7 Teori pembentukan batu saluran kemih : 1. Fisik-Kimiawi a.Supersaturasi kejenuhan substansi pembentuk batu (kalsium, asam urat, sistin) b. Nukleasi - Homogen nukleasi - Heterogen nukleasi 2.. Anatomi - gangguan aliran / drainase - kalsifikasi jaringan ginjal Batu sering diklafikasikan berdasarkan komposisis utamanya. Bahan-bahan yang memproduksi batu dalam saluran kemih anak meliputi*
11

Jenis-jenis Batu 1. Batu Kalsium (78-85%) - paling banyak ditemukan - heriditer - laki-laki paling sering 2. Batu asam urat (5-8%) - kondisi hiperurikosuria supersturated kristal/batu - akibat diet tinggi purin - sifat : radiolusen, pH asam 3. Batu struvit (10-15%) - sering pada wanita akibat ISK o/ bakteri yang menghasilkan urease - bersifat : radioopak - terbentuk pada pH alkali

Batu Kalsium : Terbentuk oleh karena a. Hiperkalsiuri b. Hiperurikosuri ( 20% ) dari batu kalsium c. Hiperoksaluri d. Batu kalsium fosfat terjadi karena hiperkalsiuri (pH urine alkalis) e. Volume urin yang kurang

Batu Infeksi : Batu stagorn (batu Strufit / Batu infeksi / triple fosfat) batu campuran bersifat radioopaque

Faktor-faktor yang mempengaruhi : - Bakteri pemecah urea : Proteus, Pseudomonas, Klebsiela, Yersinea, Haemophilus

- pH urine yang bersifat basa


12

- Stasis Urine - kateter - neurogenic bladder

Batu asam urat : a. Hiperurikosuri (25% penderita gout) b. Volume urin yang kurang (< 500 cc/24 jam) c. pH urin (< 5.5 ) d. Gout e. Hiperuricemi Batu yang terbentuk di ginjal terjadi akibat adanya proses presipitasi (kristalisasi bahan-bahan yang terlarut) yang terkandung di dalam urin. Biasanya batu ini dapat berpindah ke melalui ureter (saluran yang mengalirkan urin dari ginjal ke kandung kemih) dan dikeluarkan lewat urin bila berukuran kecil. 6,7 Namun kadangkala, batu yang berukuran terlalu besar tidak bisa keluar begitu saja lewat urin. Bila hal ini terjadi maka menimbulkan rasa sakit dan mungkin dapat menimbulkan obstruksi (sumbatan) akibat terhambatnya aliran urin keluar. Batu ginjal dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, diet tertentu, obat-obatan dan kondisi-kondisi tertentu akibat meningginya zat-zat lain dalam urin, misalnya asam urat. 7

13

GEJALA KLINIS Tanda dan gejala penyakit batu saluran kemih ditentukan oleh letaknya, besarnya dan morfologinya. Walaupun demikian penyakit ini mempunyai tanda umum yaitu hematuria, baik hematuria makroskopik atau mikroskopik. Selain itu, bila disertai infeksi saluran kemih dapat juga ditemukan kelainan endapan urin bahkan mungkin demam atau tanda sistemik lain. Berdasarkan jenisnya bibagi dalam : 1. Batu Pelvis Ginjal Batu pielum didapatkan dalam bentuk yang sederhana sehingga hanya menempati bagian pelvis, tetapi dapat juga tumbuh mengikuti bentuk susunan pelviokaliks, sehingga bercabang menyerupai tanduk rusa. Kadang batu hanya terdapat di suatu kaliks. Batu pelvis ginjal dapat bermanifestasi tanpa gejala sampai dengan gejala berat. Umumnya gejala batu saluran kemih merupakan akibat dari obstruksi aliran kemih atau infeksi. Nyeri di daerah pinggang dapat dalam bentuk pegal hingga kolik atau nyeri yang terus menerus dan hebat karena adanya pionefrosis. Pada pemeriksaan fisik mungkin kelainan sama sekali tidak ada, sampai mungkin terabanya ginjal yang membesar akibat adanya hidronefrosis. Nyeri dapat berupa nyeri tekan atau ketok pada daerah arkus costa pada sisi ginjal yang terkena. Sesuai dengan gangguan yang terjadi, batu ginjal yang terletak di pelvis dapat menyebabkan terjadinya hidronefrosis, sedangkan batu kaliks pada umumnya tidak memberikan kelainan fisik.5

2. Batu Ureter Anatomi ureter menunjukkan beberapa tempat penyempitan yang memungkinkan batu ureter dapat terhenti, karena adanya peristaltis maka akan terjadi gejala kolik yaitu nyeri yang hilang timbul disertai perasaan mual dengan atau tanpa muntah dengan nyeri alih khas.
14

Selama batu bertahan di tempat yang menyumbat, selama itu kolik akan datang sampai batu bergeser dan memberi kesempatan pada air kemih untuk lewat. Batu ureter mungkin dapat lewat sampai ke kandung kemih dan kemudian keluar bersama kemih. Batu ureter juga bisa sampai ke kandung kemih dan kemudian berupa nidus menjadi batu kandung kemih yang besar. Batu juga bisa tetap tinggal di ureter sambil menyumbat dan menyebabkan obstruksi kronik dengan hidroureter yang mungkin asimptomatik. Tidak jarang terjadi hematuria yang didahului oleh serangan kolik. Bila keadaan obstruksi terus berlangsung, lanjutan dari kelainan yang terjadi dapat berupa hidronefrosis dengan atau tanpa pielonefritis, sehingga menimbulkan gambaran infeksi umum.5

3. Batu Vesika Urinaria Karena batu menghalangi aliran air kemih akibat penutupan leher kandung kemih, maka aliran yang mula-mula lancar secara tiba-tiba akan terhenti dan menetes disertai dengan rasa nyeri. Pada anak, menyebabkan anak yang bersangkutan menarik penisnya sehingga tidak jarang dilihat penis yang agak panjang. Bila pada saat sakit tersebut penderita berubah posisi maka suatu saat air kemih akan dapat keluar karena letak batu yang berpindah. Bila selanjutnya terjadi infeksi yang sekunder, maka nyeri menetap di suprapubik.

4. Batu Prostat Pada umunya batu prostat juga berasal dari air kemih yang secara retrograde terdorong ke dalam saluran prostat dan mengendap, yang akhirnya berupa batu yang kecil. Pada umumnya batu ini tidak memberikan gejala sama sekali karena tidak menyebabkan gangguan pasase air kemih.5

5. Batu Uretra

15

Batu uretra umumnya merupakan batu yang berasal dari ureter atau vesika urinaria yang oleh aliran kemih sewaktu miksi terbawa ke uretra, tetapi menyangkut di tempat yang agak lebar. Tempat uretra yang agak lebar ini adalah di pars bulbosa dan di fossa navikular. Bukan tidak mungkin dapat ditemukan di tempat lain. Gejala yang ditimbulkan umumnya sewaktu miksi tiba-tiba terhenti, menjadi menetes dan terasa nyeri. Penyulit dapat berupa terjadinya divertikel, abses, fistel proksimal, dan uremia karena obstruksi urin.5 PENATALAKSANAAN Tujuan pengelolaan batu pada ginjal adalah untuk menghilangkan obstruksi, mengobati infeksi, menghilangkan rasa nyeri, mencegah terjadinya gagal ginjal dan mengurangi kemungkinan terjadinya rekurensi. Untuk mencapai tujuan tersebut, langkah-langkah yang dapat diambil adalah sebagai berikut: Diagnosis yang tepat mengenai adanya batu, lokasi dan besarnya batu Menentukan akibat adanya batu seperti rasa nyeri, obstruksi yang disertai perubahan pada ginjal, infeksi dan adanya gangguan fungsi ginjal Menghilangkan obstruksi, infeksi dan rasa nyeri Analisis batu Mencari latar belakang terjadinya batu Mengusahakan pencegahan terjadinya rekurensi8

Tindakan penatalaksanaan yang dapat dilakukan adalah: 1. Medikamentosa Terapi medikamentosa ditujukan untuk batu yang ukurannya kurang dari 5 mm, karena diharapkan batu dapat keluar spontan. Terapi yang diberikan lebih bersifat simtomatis, yaitu bertujuan untuk mengurangi nyeri (analgesik), memperlancar aliran urine, dan minum banyak supaya dapat mendorong batu keluar serta terapi medik untuk mengeluarkan batu ginjal atau melarutkan batu.8
16

a. Batu Kalsium Oksalat Suplementasi sitrat Kolestiramin atau terapi lain untuk malabsorpsi lemak Tiazid (bila disertai dengan adanya hiperkalsiuria) Allupurinol (bila disertai dengan adanya hiperurikosuria)

b. Batu Kalsium Fosfat Tiazid (bila disertai adanya hiperkalsuria)

c. Batu Struvit (Mg-Sb Fosfat) Mandelamin dan Vitamin C Antibiotik kotrimoksazol

d. Batu Urat Allupurinol

e. Batu Sistin Alkalinisasi urin Penisilamin

2. Non Medikamentosa a. Terapi Konservatif Batu kecil (ukuran < 5mm) dalam ginjal yang tidak memberi tanda (silent stone) dapat diobati secara konservatif dengan menunggu sampai batu dapat keluar dengan sendiri. Pasien diberikan air minum minimal 2-3 liter per hari. Selain itu juga dilakukan pembatasan diet kalsium, oksalat, natrium, fosfat dan protein tergantung pada penyebab batu.3 b. ESWL ( Extracorporeal Shockwave Lithotripsy ) Alat ESWL dapat memecah batu ginjal tanpa melalui tindakan invasif dan tanpa pembiusan. Batu dipecah menjadi fragmen-fragmen kecil sehingga mudah dikeluarkan melalui saluran kemih. Tidak jarang, pecahan-pecahan batu yang sedang keluar menimbulkan perasaan nyeri kolik dan menyebabkan hematuria. 8 c. Endourologi Tindakan endourologi adalah tindakan invasif minimal untuk mengeluarkan batu, tindakan tersebut terdiri atas memecah batu, dan kemudian mengeluarkannya dari saluran kemih melalui
17

alat yang dimasukkan langsung ke dalam saluran kemih. Alat tersebut dimasukkan melalui uretra atau melalui insisi kecil pada kulit (perkutan). Proses pemecahan batu dapat dilakukan secara mekanik, dengan memakai energi hidroulik, energi gelombang suara, atau dengan energi laser. Beberapa tindakan endourologi untuk mengeluarkan batu pada ginjal adalah : PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy) Yaitu mengeluarkan batu di dalam saluran ginjal dengan cara memasukkan alat endoskopi ke sistem kalises ginjal melalui insisi pada kulit. Batu kemudian dikeluarkan atau dipecah terlebih dahulu menjadi fragmen-fragmen kecil. Uretero atau Uretero-renoskopi (URS) Yaitu memasukkan alat ureteroskopi per uretram guna melihat kedaan ureter atau sistem pielokaliks ginjal. Dengan memakai energi tertentu, batu yang berada di dalam ureter maupun sistem pelvikalises dapat dipecah melalui tuntunan ureterorenoskopi. d. Operasi Terbuka Di klinik-klinik yang belum mempunyai fasilitas yang memadai untuk tindakan-tindakan endourologi, laparaskopi maupun ESWL, pengambilan batu masih dilakukan melalui pembedahan terbuka. Pembedahan itu antara lain adalah pielolitotomi atau nefrolitotomi untuk mengambil batu pada saluran ginjal. Tidak jarang pasien harus menjalani tindakan nefrektomi karena ginjalnya sudah tidak berfungsi dan telah terjadi pionefrosis, korteksnya sudah sangat tipis atau mengalami pengkerutan akibat batu yang menimbulkan obstruksi dan infeksi yang menahun.8

KOMPLIKASI Obstruksi urine dapat terjadi di sebelah hulu dari batu di bagian mana saja di saluran kemih. Obstruksi di atas kandung kemih dapat menyebabkan hidroureter, yaitu ureter membengkak oleh urine. Hidroureter yang tidak diatasi, atau obstruksi pada atau di atas tempat ureter keluar dari ginjal dapat menyebabkan hidrone-frosis yaitu pembengkakan pelvis ginjal dan sistem duktus pengumpul. Hidronefrosis dapat menyebabkan ginjal tidak dapat memekatkan urine sehingga terjadi ketidakseimbangan elektrolit dan cairan.

18

Obstruksi menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik interstisium dan dapat menyebabkan penurunan GFR. Obstruksi yang tidak diatasi dapat menyebabkan kolapsnya nefron dan kapiler sehingga terjadi iskemia nefron karena suplai darah terganggu. Akhirnya dapat terjadi gagal ginjal jika kedua ginjal terserang. Setiap kali terjadi obstruksi aliran urine (stasis), kemungkinan infeksi bakteri meningkat. Dapat terbentuk kanker ginjal akibat peradangan dan cedera berulang.6,7 PENCEGAHAN Tindakan selanjutnya yang tidak kalah penting setelah pengeluaran batu adalah upaya menghindari timbulnya kekambuhan. Pencegahan yang dilakukan adalah berdasarkan atas kandungan unsur yang menyusun batu yang diperoleh dari analisis batu.1 Pada umumnya pencegahan itu berupa: Menghindari dehidrasi dengan minum cukup dan diusahakan produksi urine sebanyak 23L/hari. Aktivitas harian yang cukup. Diet untuk mengurangi kadar zat-zat komponen pembentuk batu.2

19

PROGNOSIS batu ginjal sering menimbulkan gejala rasa sakit yang hebat, tapi biasanya setelah dikeluarkan tidak menimbulkan kerusakan permanen. Memang sering terjadi kambuh lagi, terutama bila tidak didapatkan penyebabnya dan diobati. Prognosis biasanya dapat menyembuhkan dan penderita sembuh total. Namun pada beberapa orang gejala ini berkembang menjadi kronis. Pada keadaan ini proses kerusakan ginjal terjadi menahun dan selama itu gejalanya tidak tampak. Jika tidak terus diobati, akhirnya dapat terjadi gagal ginjal jika kedua ginjal terserang.9

KESIMPULAN Urolithiasis (batu pada saluran kemih) dapat berupa Batu Pelvis Ginjal, Batu Ureter, Batu Vesika Urinaria, Batu Prostat dan Batu Uretra. Umumnya batu saluran kemih tidak memberikan gejala, sampai mencapai ukuran yang besar. Keluhan yang sering dirasakan mengganggu antara lain nyeri pada pinggang yang menjalar sampai ke lipat paha, juga kesulitan saat akan memulai miksi dan nyeri saat miksi hingga dapat ditemukan hematuria. Terapi tergantung pada ukuran batu, jika diameter < 5mm maka dilakukan terapi konservatif saja dengan harapan batu dapat keluar dengan sendirinya. Jika dalam waktu 6 bulan batu tidak keluar dan keluhan memberat maka dilakukan tindakan evakuasi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Zulkifli Amin. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Batu kandung kemih . Edisi 5. Jilid 2. Interna Publishing. 2. Furqan H.S, James M.L. Urolithiasis. Emedicine. Feb 14, 2011. Diunduh dari emedicine.medscape.com, 20 Oktober 2011 3. Differential diagnoses and workup. 23 Oktober 2010. http://emedicine.medscape.com/article/768875-overview. 23 Oktober 2011. 4. Palmer P.E.S., 1995, Petunjuk Membaca Foto Untuk Dokter Umum, Penerbit EGC, Jakarta.

20

5. Purnomo B., 2003, Batu Ginjal dan Ureter dalam Dasar-Dasar Urologi, hal ; 57 68, Sagung Seto, Yogyakarta 6. Sastrowordoyo Sumarsono, 1997. Urologi Penuntun Praktis. FKUI, Jakarta. 7. Ismadi M., 1976, Penelitian Tentang Urolithiasis Pada Perhatian Dengan Sifat Biokimiawi Air Kencing, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 8. Terapi urolitiasis. 20 August 2010. http://health.nytimes.com/health/guides/disease/urolithiasis/. 21 Oktober 2011. 9. Prognosis PJK. Diunduh dari http://medicastore.com/urolithiasis . 22 Oktober 2011

21

Anda mungkin juga menyukai