Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH PBL - 1 BLOK 30 YOSEPH ADI KRISTIAN 102008015 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl.

Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510 Email: jkristian88@gmail.com

Skenario PBL 1 Anda bekerja di sebuah rumah sakit pemerintah tipe C di daerah. Suatu hari polisi mengirimkan seorang mayat laki-laki muda. Polisi mengatakan bahwa laki-laki tersebut adalah seorang penjahat kelas kakap yang tertembak petugas ketika akan di tangkap dan mencoba melawan petugas. Dikatakannya bahwa laki-laki tersebut akan menyerang polisi dengan celurit. Setelah polisi meninggalkan anda, datang serombongan orang. Diantaranya terdapat seorang wanita yang menangis terisak-isak. Ia mengatakan bahwa suaminya (mayat) bukanlah penjahat, ia seorang karyawan yang cukup sukses. Ia juga mengatakan bahwa tadi pagi suaminya masih pergi ke kantor dengan cara seperti biasa. Ia meminta kepada dokter agar melakukan pemeriksaan dengan cermat dan tidak memihak kepada pihak polisi, dan memohon agar dokter dapat membuktikan bahwa suaminya bukan orang yang bersalah. I. a) Identifikasi Forensik

Merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan membantu penyidik untuk menentukan identitas seseorang. Identifikasi personal sering merupakan suatu masalah dalam kasus pidana maupun perdata. Menentukan identitas personal dengan tepat amat penting dalam penyidikan karena adanya kekeliruan dapat berakibat fatal dalam proses peradilan. 1

Penentuan identitas personal dapat menggunakan metode identifikasi sidik jari, visual, dokumen, pakaian dan perhiasan, medic, gigi, serologic dan secara ekslusi. Akhir-akhir ini dikembangkan pula metode identifikasi DNA. Pemeriksaan Sidik Jari Metode ini membandingkan gambaran sidik jari jenasah dengan data sidik jari ante motem. Sampai saat ini, pemeriksaan sidik jari merupakan pemeriksaan yang diakui paling tinggi ketepatannya untuk menentukan identitas seseorang. Dengan demikian harus dilakukan penanganan yang sebaik-baiknya terhadap jari tangan jenazah untuk pemeriksaan sidik jari, misalnya melakukan pembungkusan kedua tangan jenazah dengan kantung plastic. Metode Visual Metode ini dilakukan dengan cara memperlihatkan jenazah pada orang-oarang yang merasa kehilangan anggota keluarga atau temannya. Cara ini hanya efektif pada jenazah yang belum membusuk sehingga masih mungkin dikenali wajah dan bentuk tubuhnya oleh lebih dari satu orang. Hal ini perlu diperhatikan mengingat adanya kemungkinan factor emosi yang turut berperan untuk membenarkan atau sebaliknya menyangkal identitas jenazah tersebut. Pemeriksaan Dokumen Dokumen seperti kartu identifikasi (KTP, SIM, Paspor dsb) yang kebetulan dijumpai dalam saku pakaian yang dikenakan akan sangat membantu mengenali jenazah tersebut. Perlu diingat bahwa pada kecelakaan masal, dokumen yang terdapat dalam tas atau dompet yang dekat dengan jenazah belum tentu adalah milik jenazah yang bersangkutan. Pemeriksaan Pakaian dan Perhiasan Dari pakaian dan perhiasan yang dikenakan jenazah, mungkin dapat diketahui merek atau nama pembuat, ukuran, inisial nama pemilik, badge, yang semuanya dapat membantu identifikasi walaupun telah terjadi pembusukan pada jenazah tersebut. Khusus anggota ABRI, maslaah identifikasi dipermudah dengan adanya nama serta NRP yang tertera pada kalung logam yang dipakainya. 2

Identifikasi Medik Metode ini menggunakan data tinggi badan, berat badan, warna rambut, warna mata, cacat/kelainan khusus, tatu (rajah). Metode ini mempunyai nilai tinggi karena selain dilakukan oleh seorang ahli dengan menggunakan berbagai cara/modifikasi (termasuk pemeriksaan dengan sinar-X), sehingga ketepatannya cukup tinggi. Bahkan pada tengkorak/kerangkapun masih dapat dilakukan metode identifikasi ini. Melalui metode ini, diperoleh data tentang jenis kelamin, ras, perkiraan umur dan tinggi badan, kelainan pada tulang dan sebagainya. Pemeriksaan Gigi Pemeriksaan ini meliputi pencatatan data gigi (odontogram) dan rahang yang dapat dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan manual, sinar-X dan pencetakan gigi serta rahang. Odontogram memuat data tentang jumlah, bentuk, susunan, tambalan, protesa gigi dan sebagainya. Seperti halnya dengan sidik jari, maka setiap individu memiliki susunan gigi yang khas. Dengan demikian, dapat dilakukan identifikasi dengan cara membandingkan data temuan dengan data pembanding mortem. Pemeriksaan Serologi Pemeriksaan serologic bertujuan untuk menentukan golongan darah jenazah, penentuan golongan darah pada jenazah yang telah membusuk dapat dilakukan dengan memeriksa rambut, kuku dan tulang

b) sebab kematian Adalah penyakit atau cedera atau luka yang bertanggung jawab atas terjadinya kematian c) cara kematian Adalah macam kejadian yang menimbulkan penyebab kematian. Bila kematian terjadi sebagai akibat suatu penyakit semata mata maka cara kematiannya adalah wajar (natural death). Bila kematian terjadi akibat cedera 3

atau luka, atau pada seseorang yang semula telah mengidap suatu penyakit. Kematiannya dipercepat oleh adanya cedera atau luka maka kematian demikian adalah kematian tidak wajar (unnatural death). Kemaitan tidak wajar ini dapat terjadi sebagai akibat kecelakaan, bunuh diri, atau pembunuhan. Kadang kala pada akhir suatu penyidikan, penyidik masih belum dapat menentukan cara kematian dari yang bersangkutan maka dalam hal ini kematian dinyatakan sebagai kematian dengan cara yang tidak tertentukan.

d) mekanisme kematian Adalah gangguan fisiologis dan atau biokimiawi yang ditimbulkan oleh penyebab kematian sedemikian rupa sehingga seseorang tidak dapat terus hidup.

II.

A) Aspek hukum

a) Pihak Yang Berwenang Meminta Keterangan Ahli Menurut KUHAP pasal 133 ayat (1) yang berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli adalah penyidik. Penyidik pembantu juga mempunyai wewenang tersebut sesuai dengan pasal 11 KUHAP. b) Penyelidikan dan penyidikan Pasal 4 KUHAP Penyelidik adalah setiap pejabat polisi negara republik Indonesia Pasal 6 KUHAP 1) Penyidik adalah: a. Pejabat polisi Negara Republik Indonesia;

b. Pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang. 2) Syarat kepangkatan pejabat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) akan diatur lebih lanjut dalam peraturan pemerintah.

Pasal 7 KUHAP 1) Penyidik sebagaimana dimaksud dalani pasal 6 ayat (1) huruf a karena kewajibannya mempunyai wewenang: a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana; b. Melakukan tindakan pertama pada saat di tempat kejadian; c. Menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka; d. Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan; e. Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat; f. Mengambil sidik jari dan memotret seorang; g. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; h. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara; i. Mengadakan penghentian penyidikan; j. Mengadakan tindakan Lain menurut hukum yang bertanggungjawab. 2) Penyidik sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (1) hurufb mempunyai wewenang sesuai dengan undang-undang yang menjadi dasar hukumnya masing-

masing dan dalam pelaksanaan tugasnya berada di bawah koordinasi dan peagawasan penyidik tersebut dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a. 3) Dalam melakukan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2), penyidik wajib menjunjung tinggi hukum yang berlaku. Pasal 10 KUHAP 1) Penyidik pembantu adalah pejabat kepolisian Republik Indonesia yang diangkat oleh Kepala kepolisian negara Republik Indonesia berdasarkan syarat kepangkatan dalam ayat (2) pasal ini. 2) Syarat kepangkatan sebagaimana tersebut pada ayat (1) diatur dengan peraturan pemerintah.

Pasal 11 KUHAP Penyidik pembantu mempunvai wewenang seperti tersebut dalam pasal 7 ayat (1), kecuali mengenai penahanan yang wajib diberikan dengan pelimpahan wewenang dari penyidik. Pasal 2 PP No 27/ 1983 1) Penyidik adalah: a) Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia tertentu yang sekurang-kurangnya berpangkat Pembantu Letnan Dua polisi: b) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang sekurang-kurangnva berpangkat Pengatur Muda Tingkat I (golongan II/b) atau yang disamakan dengan itu

2) Dalam hal di suatu sektor kepolisian tidak ada pejabat penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a, maka Komandan Kepolisian yang berpangkat bintara di bawah Pembantu Letnan Dua Polisi, karena jabatannya adalah penyidik.

3) Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a ditunjuk oleh Kepala Kepolisian Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4) Wewenang penunjukan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dapat dilimpahkan kepada Pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 5) Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b diangkat oleh menteri atas usul dari Departemen yang membawahkan pegawai negeri tersebut. Menteri sebelum melaksanakan pengangkatan terlebih dulu mendengar pertimbangan JaksaAgung dan,Kepala Kepolisian Republik indonesia. 6) Wewenang pengangkatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) dapat dilimpahkan kepada pejabat yang ditunjuk oleh Menteri.

Pasal 3 PP No 27/ 1983 1) Penyidik pembantu adalah: a. Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia tertentu yang sekurangkurangnya berpangkat Sersan Dua Polisi b. Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dalam lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia yang sekurang-kurangnya Pengatur Muda (golongan II/a) atau yang disamakan dengan itu. 2) Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a dan huruf b diangkat oleh Kepala Kepolisian Republik Indonesia atas usul Komandan atau pimpinan kesatuan masing-masing. 3) Wewenang pengangkatan sebagaimana dimaksud dalarn ayat (2) dapat dilimpahkan kepada pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 79 UU Kesehatan 1) Selain penyidik pejabat polisi negara Republik Indonesia juga kepada pejabat pegawai negeri sipil tertentu di Departemen Kesehatan diberi wewenang khusus sebagai penyidik sebagaimana dimaksud dalarn UU No 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, untuk melakukan penyidikan tindak pidana sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini. 2) Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berwenang: a. Melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan serta keterangan b. Melakukan pemeriksaan terhadap orang yang diduga melakukan c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang atau badan usaha d. Melakukan pemeriksaan atas surat atau dokumen lain e. Melakukan pemeriksaan atau penyitaan bahan atau barang bukti f. Meminta bantuan ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan g. Menghentikan penyidikan apabila tidak terdapat cukup bukti sehubungan dengan tindak pidana di bagian kesehatan. 3) Kewenangan penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dilaksanakan menurut UU No 8 tahun 1981 HAP

c) Barang bukti dan penyitaan Pasal 39 KUHAP 1) Yang dapat dikenakan penyitaan adalah: a. Benda atau tagihan tersangka atau terdakwa yang seluruh atau sebagian diduga diperoleh dari tindak pidana atau sebagian hasil dari tindak pidana b. Benda yang telah dipergunakan secara langsung untuk melakukan tindak pidana atau untuk mempersiapkannya 8

c. Benda yang dipergunakan untuk menghalang-halangi penyidik tindak pidana d. Benda yang khusus dibuat atau diperuntukkan untuk melakukan tindak pidana e. Benda lain yang mempunyai hubungan langsung dengan tindak pidana yang dilakukan.

d) Kejahatan terhadap tubuh dan jiwa manusia

Pasal 338 KUHP Barangsiapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan, dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun.

Pasal 339 KUHP Pembunuhan yang diikuti, disertai atau didahului oleh suatu perbuatan pidana, yang dilakukan dengan maksud untuk mempersiapkan atau mempermudah pelaksanaannya, atau untuk melepaskan diri sendiri maupun peserta lainnya dari pidana dalam hal tertangkap tangan, ataupun untuk memastikan penguasaan barang yang diperolehnya secara melawan hukum, diancam dengan pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun Pasal 351 KUHP 1) Penganiyaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak 4500 rupiah. 2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama 5 tahun.

3) Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana penjara paling lama7 tahun. 4) Dengan penganiyaan disamakan sengaja merusak kesehatan. 5) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana. Pasal 353 KUHP (1) Penganiayaan dengan rencana terlebih dahulu, diancam dengan pidana penjara paling lama 4 tahun. (2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah dikenakan pidana penjara paling lama tujuh tahun. (3) Jika perbuatan mengakibatkan mati, dia dikenakan pidana penjara paling lama 9 tahun. Pasal 354 KUHP (1) Barangsiapa dengan sengaja melukai berat orang lain, diancam, karena melakukan penganiayaan berat, dengan pidana penjara paling lama delapan tahun. (2) Jika perbuatan mengakibatkan mati, yang bersalah dikenakan pidana penjara paling lama sepuluh tahun.

Pengadilan Hak Asasi Manusia I. Lingkup Kewenangan Pasal 7 Pelanggaran hak asasi manusia yang berat meliputi : a. Kejahatan genosida b. Kejahatan terhadap kemanusiaan Pasal 9 10

Kejahatan terhadap kemanusiaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b adalah salah satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dan serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil,berupa : a. pembunuhan; b. pemusnahan; c. perbudakan; d. pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa; e. perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara sewenang-wenang yang melanggar (asas-asas) ketentuan pokok hukum intemasional; f. penyiksaan; g. perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan kehamilan, pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasan seksual lain yang setara; h. pengamayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama, jems kelamin atau alasan lain yang telah diakui secara universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum internasional; i. penghilangan orang secara Paksa; atau j. kejahatan apartheid. II. Ketentuan Pidana Pasal 36 Setiap orang yang melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf a, b, c, d, atau e dipidana dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling lama 25 (dua puluh lima) tahun dan paling singkat 10 (sepuluh) tahun. Pasal 37 11

Setiap orang yang melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a, b, d, e, atau j dipidana dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling lama 25 (duapuluh lima) tahun dan paling singkat 10 (sepuluh) tahun. Pasal 38 Setiap orang yang melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan paling singkat 5 (lima) tahun. Pasal 39 Setiap orang yang melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf f, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan paling singkat 5 (lima) tahun. Pasal 40 Setiap orang yang melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf g, h, atau i dipidana dengan pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun dan paling singkat 10 (sepuluh) tahun. Pasal 41 Percobaan, permufakatan jahat, atau pembantuan untuk melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 atau Pasal 9 dipidana dengan pidana yang sama dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36, Pasal 37, Pasal 38, Pasal 39, dan Pasal 40. Pasal 42 (1) Komandan militer atau seseorang yang secara efektif bertindak sebagai komandan militer dapat dipertanggungjawabkan terhadap tindak pidana yang berada di dalam yurisdiksi Pengadilan HAM, yang dilakukan oleh pasukan yang berada di bawah komando dan pengendaliannya yang efektif, atau di bawah kekuasaan dan 12

pengendaliannya yang efektif dan tindak pidana tersebut merupakan akibat dan tidak dilakukan pengendalian pasukan secara patut, yaitu : a. komandan militer atau seseorang tersebut mengetahui atau atas dasar keadaan saat itu seharusnya mengetahui bahwa pasukan tersebut sedang melakukan atau baru saja melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang berat; dan b. komandan militer atau seseorang tersebut tidak melakukan tindakan yang layak dan diperlukan dalam ruang lingkup kekuasaannya untuk mencegah atau menghentikan perbuatan tersebut atau menyerahkan pelakunya kepada pejabat yang berwenang untuk dilakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan. (2) Seorang atasan, baik polisi maupun sipil lainnya, bertanggung jawab secara pidana terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang berat yang dilakukan oleh bawahannya yang berada di bawah kekuasaan dan pengendaliannya yang efektif, karena atasan tersebut tidak melakukan pengendalian terhadap bawahannya secara patut dan benar, yakni : a. atasan tersebut mengetahul atau secara sadar mengabaikan informasi yang secara jelas menunjukkan bahwa bawahan sedang melakukan atau baru saja melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang berat; dan b. atasan tersebut tidak mengambil tindakan yang layak dan diperlukan dalam ruang lingkup kewenangannya untuk mencegah atau menghentikan perbuatan tersebut atau menyerahkan pelakunya kepada pejabat yang berwenang untuk dilakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan. (3) Perbuatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diancam dengan pidana yang sama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36, Pasal 37, Pasal 38, Pasal 39, dan Pasal 40,

B) Prosedur medikolegal

I.

Kewajiban Dokter Membantu Peradilan

13

Pasal 133 KUHAP 1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya. 2) Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat. 3) Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada rumah sakit harus diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan terhadap mayat tersebut dan diberi label yang memuat identitas mayat, dilak dengan diberi cap jabatan yang dilekatkan pada ibu jari kaki atau bagian lain badan mayat. Penjelasan Pasal 133 KUHAP 2) Keterangan yang diberikan oleh ahli kedokteran kehakiman disebut keterangan ahli, sedangkan keterangan yang diberikan oleh dokter bukan ahli kedokteran kehakiman disebut keterangan. Keputusan Menkeh No. M.01PW.07-03tahun 1982 Tentang Pedoman

Pelaksanaan KUHAP Dari penjelasan Pasal 133 ayat (2) menimbulkan beberapa masalah antara lain sebagai berikut: a. Keterangan yang diberikan oleh dokter bukan ahli kedokteran kehakiman itu alat bukti sah atau bukan? Sebab apabila bukan alat bukti yang sah tentunya penyidikan mengusahakan alat bukti lain yang sah dan ini berarti bagi daerah-daerah yang belum ada dokter ahli kedokteran kehakiman akan mengalami kesulitan dan penyidikan dapat terhambat. Hal ini tidak menjadi masalah walaupun keterangan dari dokter bukan ahli kedokteran kehakiman itu bukan sebagai keterangna ahli, tetapi keterangan itu 14

sendiri dapat merupakan petunjuk dan petunjuk itu adalah alat bukti yang sah, walaupun nilainya agak rendah, tetapi diserahkan saja pada hakim yang menilainnya dalam sidang

Pasal 179 KUHAP 1) Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman atau dokter atau ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan. 2) Semua ketentuan tersebut di atas untuk saksi berlaku juga bagi mereka yang memberikan keterangan ahli, dengan ketentuan bahwa mereka mengucapkan sumpah atau janji akan memberikan keterangan yang sebaik-baiknya dan sebenar-benarnyamenurut pengetahuan dalam bidang keahliannya.

II.

Hak Menolak Menjadi Saksi/Ahli Pasal 120 KUHAP 1) Dalam hal penyidik menganggap perlu, ia dapat minta pendapat orang ahli atau orang yang memiliki keahlian khusus. 2) Ahli tersebut mengangkat sumpah atau menucapkan janji di muka penyidik bahwa ia akan memberi keterangan menurut pengetahuannya yang sebaikbaiknya kecuali bila disebabkan karena harkat serta martabat, pekerjaan atau jabatannya yang mewajibkan ia menyimpan rahsia dapat menolak untuk memberikan keterangan yang diminta.

Pasal 168 KUHAP Kecuali ditentukan lain dalam undang-undang ini, maka tidak dapat didengar keterangannya dan dapat mengundurkan diri sebagai saksi: a.Keluarga sedarah atau semenda dalam garis lurus ke atas atau ke bawah sampai derajat ketiga dari terdakwa atau yang bersama-sama sebagai terdakwa. 15

b. Saudara dari terdakwa atau yang bersama-sama sebagai terdakwa, saudara ibu atau saudara bapak, juga mereka yang mempunyai hubungan karena perkahwinan dan anak-anak saudara terdakwa sampai derajat ketiga. c.Suami atau isteri terdakwa meskipun sudah bercerai atau yang bersama-sama sebagai terdakwa.

Pasal 170 KUHAP 1) Mereka yang karena pekerjaan, harkat martabat atau jabatannya diwajibkan menyimpan rahasia, dapat minta dibebaskan dari kewajiban untuk memberi keterangan sebagai saksi, yaitu tentang hal yang dipercayakan kepada mereka 2) Hakim menentukan sah atau tidaknya segala alasan untuk permintaan tersebut.

III.

Bentuk Bantuan Dokter Bagi Peradilan Dan Manfaatnya Pasal 183 KUHAP Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seorang kecuali apabila dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannnya. Pasal 184 KUHAP 1) Alat bukti yang sah adalah: Keterangan saksi Keterangan ahli Surat Pertunjuk Keterangan terdakwa 16

2) Hal yang secara umum sudah diketahui tidak perlu dibuktikan.

Pasal 186 KUHAP Keterangan ahli ialah apa yang seorang ahli nyatakan di sidang pengadilan. Pasal 180 KUHAP 1) Dalam hal diperlukan untuk menjernihkan duduknya persoalan yang timbul di sidang pengadilan, Hakim ketua sidang dapat minta keterangan ahli dan dapat pula minta agar diajukan bahan baru oleh yang berkepentingan. 2) Dalam hal timbul keberatan yang beralasan dari terdakwa atau penasihat hukum terhadap hasil keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Hakim memerintahkan agar hal itu dilakukan penelitian ulang. 3) Hakim karena jabatannya dapat memerintahkan untuk dilakukan penelitian ulang sebagaimana tersebut pada ayat (2)

IV.

Sanksi Bagi Pelanggar Kewajiban Dokter Pasal 216 KUHP 1) Barangsiapa dengan sengaja tidak menuruti perintah atau permintaan yang dilakukan menurut undang-undang oleh pejabat yang tugasnya mengawasi sesuatu, atau oleh pejabat berdasarkan tugasnya. Demikian pula yang diberi kuasa untuk mengusut atau memeriksa tindak pidana; demikian pula barangsiapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau menggagalkan tindakan guna menjalankan ketentuan, diancam dengan pidana penjara paling lama empat bulan dua minggu atau denda paling banyak sembilan ribu rupiah. 2) Disamakan dengan pejabat tersebut di atas, setiap orang yang menurut ketentuan undang-undang terus-menerus atau untuk sementara waktu diserahi tugas menjalankan jabatan umum.

17

3) Jika pada waktu melakukan kejahatan belum lewat dua tahun sejak adanya pemidanaan yang menjadi tetap karena kejahatan semacam itu juga, maka pidanya dapat ditambah sepertiga. Pasal 222 KUHP Barangsiapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau menggagalkan pemeriksaan mayat untuk pengadilan, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah. Pasal 224 KUHP Barangsiapa yang dipanggil menurut undang-undang untuk menjadi saksi, ahli atau jurubahasa, dengan sengaja tidak melakukan suatu kewajiban yang menurut undangundang ia harus melakukannnya: 1. Dalam perkara pidana dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya 9 bulan. 2. Dalam perkara lain, dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya 6 bulan. Pasal 522 KUHAP Barangsiapa menurut undang-undang dipanggil sebagai saksi, ahli atau jurubahasa, tidak datang secara melawan hukum, diancam dengan pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah. V. Rahasia Jabatan Dan Pembuatan Ska/ V Et R

Peraturan Pemerintah No 26 tahun 1960 tentang lafal sumpah dokter Saya bersumpah/ berjanji bahwa: Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perkemanusiaan Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang terhormat dan bersusila, sesuai dengan martabat pekerjaan saya. Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur jabatan kedokteran. 18

Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan saya dan karena keilmuan saya sebagai dokter.dst. Peraturan Pemerintah no 10 tahun 1966 tentang wajib simpan rahasia Kedokteran. Pasal 1 PP No 10/1966 Yang dimaksud dengan rahasia kedokteran ialah segala sesuatu yang diketahui oleh orang-orang Pasal 2 PP No 10/1966 Pengetahuan tersebut pasal 1 harus dirahasiakan oleh orang-orang yang tersebut dalam pasal 3, kecuali apabila suatu peraturan lain yang sederajat atau lebih tinggi daripada PP ini menentukan lain. Pasal 3 PP No 10/1966 Yang diwajibkan menyimpan rahasia yang dimaksud dalam pasal 1 ialah: a. Tenaga kesehatan menurut pasal 2 UU tentang tenaga kesehatan. b. Mahasiswa kedokteran, murid yang bertugas dalam lapangan pemeriksaan, pengobatan dan atau perawatan, dan orang lain yang ditetapkan oleh menteri kesehatan. Pasal 4 PP No 10/1966 Terhadap pelanggaran ketentuan mengenai wajib simpan rahasia kedokteran yang tidak atau tidak dapat dipidana menurut pasal 322 atau pasal 112 KUHP, menteri kesehatan dapat melakukan tindakan administrative berdasarkan pasal UU tentang tenaga kesehatan. Pasal 5 PP No 10/1966 Apabila pelanggaran yang dimaksud dalam pasal 4 dilakukan oleh mereka yang disebut dalam pasal 3 huruf b, maka menteri kesehatan dapat mengambil tindakan-tindakan berdasarkan wewenang dan kebijaksanaannya. Pasal 322 KUHP tersebut dalam pasal 3 pada waktu atau selama melakukan pekerjaannya dalam lapangan kedokteran.

19

1) Barangsiapa dengan sengaja membuka rahasia yang wajib disimpannya karena jabatan atau pencariannya baik yang sekarang maupun yang dahulu, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling banyak sembilan ribu rupiah. 2) Jika kejahatan dilakukan terhadap seorang tertentu, maka perbuatan itu hanya dapat dituntut atas pengaduan orang itu. Pasal 48 KUHP Barangsiapa melakukan perbuatan karena pengaruh daya paksa tidak dipidana. VI. BEDAH MAYAT KLINIS, ANATOMIS DAN TRANSPLANTASI Peraturan Pemerintah No 18 tahun 1981 tentang Bedah Mayat Klinis dan Bedah Mayat Anatomis serta Transplantasi Alat dan atau Jaringan Tubuh Manusia. Pasal 2 PP No 18/1981 Bedah mayat klinis hanya boleh dilakukan dalam keadaan sebagai berikut: a. Dengan persetujuan tertulis penderita dan atau keluarganya yang terdekat setelah penderita meninggal dunia, apabila sebab kematiannya belum dapat ditentukan dengan pasti; b. Tanpa persetujuan penderita atau keluarganya yang terdekat, apabila diduga penderita menderita penyakit yang dapat membahayakan orang lain atau masyarakat sekitarnya. c. Tanpa persetujuan penderita atau keluarganya terdekat, apabila dalam jangka waktu 2 x 24 (dua kali duapuluh empat) jam tidak ada keluarga terdekat dari yang meninggal dunia dating ke rumah sakit1.

Pasal 70 UU Kesehatan (2) Bedah mayat hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan dengan memperhatikan norma yang berlaku dalam masyarakat. 20

III.

Thanatologi

Tanatologi Thanatologi dari kata thanatos adalah hal yang berhubungan dengan mayat, dan logos berhubungan dengan pengetahuan / ilmu. Thanatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kematian dan perubahan-perubahan pada mayat serta faktor-faktor yang mempengaruhi segala sesuatu yang berhubungan dengan kematian. Mati didefinisikan dengan menggunakan TRIAS BICHAT, yaitu berhentinya ketiga system penunjang kehidupan, yaitu system saraf, jantung, dan paru secara permanen. Berhentinya fungsi respirasi, fungsi saraf, dan fungsi sirkulasi membuat orang disebut mati. Berhenti ketiga organ vital ini sering disebut sebagai mati somatic. Lebam mayat Setelah kematian klinis maka eritrosit akan menempati tempat terbawah akibat gaya gravitasi, mengisi vena dan venula, membentuk bercak darah berwarna ungu (livide) pada bagian terbawah tubuh, kecuali pada bagian tubuh yang tertekan alas keras. Darah tetap cair karena adanya aktivitas fibrinolisin yang berasal dari endotel pembuluih darah. Lebam mayat biasanya mulai tampak pada 20-30 menit pasca mati, makin lama intensitasnya bertambah dan menjadi lengkap dan menetap setelah 8- 12 jam. Sebelum waktu itu, lebam mayat masih hilang (memucat) pada penekanan dan dapat berpindah jika posisi mayat diubah. Memucatnya lebam mayat akan lebih cepat dan lebih sempurna apabila penekanan atau perubahan posisi tubuh tersebut dilakukan dalam 6 jam pertama setelah mati klinis. Tetapi walaupun setelah 24jam, darah masih tetap cukup cair sehingga sejumlah darah masih dapat mengalir dan membentuk lebam mayat di tempat terendah yang baru. Kadang dijumpai bercak perdarahan berwarna biru kehitaman akibat pecahnya pembuluh darah. Menetapnya lebam disebabkan oleh bertimbunnya sel-sel darah dalam jumlah cukup banyak sehingga sulit berpindah lagi. Selin itu kekauan otot-otot dinding pembuluh darah ikut mempersulit perpindahan tersebut. 21

Lebam mayat dapat di gunakan untuk tanda pasti kematian ; memperkirakan sebab kematian, misalnya lebam berwarna merah terang apda keracunan CO atau CN, warna kecoklatan pada keracunan anililn, nitrit, nitrat, sulfonal ; mengetahui perubahan posisi mayat yang dilakukan setelah terjadi lebam mayat yang menetap ; dan memperkirakan saat kematian. Apabila pada mayat terlentang yang telah timbul lebam mayat belum menetap dilakukan perubahan posisi menjadi telungkup, maka setelah beberapa saat akan terbentuk lebam mayat baru di daerah perut dan dada. Mengingat pada lebam mayat darah terdapat didala pembuluh darah, maka keadaan ini digunakan untuk membedakannya dengan resapan darah akibat trauma (ekstravasi). Bila pada daerah ersebu dilakukan irirsan dan kemudian disiram dengan ai, maka warna merah darah akan hilang atau pudar pada lebam mayat, sedangkan resapan darah tidak menghilang. Pada kasus di temukan lebam mayat pada daerah punggung dimana lebam mayat tersebut belum menetap dikarenakan pasih dapat memucat setelah dilakukan penekanan pada daerah punggung. Kaku mayat Kaku mayat atau rigor mortis adalah kekakuan yang terjadi pada otot yang kadangkadangdisertai dengan sedikit pemendekan serabut otot, yang terjadi setelah periode pelemasan /relaksasi primer. Hal ini terjadi karena perubahan kimia dalam otot, dan hal ini terjadiserentak disemua otot, baik otot polos maupun otot bergaris. Terjadi karena adanya perubahan kimiawi pada protein yang terdapat dalam serabut-serabut otot. Dapat terjadi pada seluruh otot, sekitar 2 jam post mortal dan mencapai puncaknya setelah 10 12 jam post mortal, keadaan ini akan menetap selama 24 jam dan menghilang setelahnya Proses terjadi kaku mayat dimulai pada otot-otot kecil daerah muka ( otot kelopak mata ) dilanjutkan ke otot-otot besar dan kaku mayat juga terjadi pada otot-otot polos seperti Cutisanserina ( kaku otot bulu rambut ), keluarnya sperma, partus post mortal, dll. 22

Patofisiologi rigor mortis : a.Terjadi bila cadangan glikogen habis, aktin dan miosin menggumpal b.Dimulai dari otot kecil ke arah dalam dan menghilang juga dari otot kecil (proteolisis) c.Bila otot dipaksa diregangkan maka otot akan robek d.Dapat disertai atau tidak disertai pemendekan serabut otot Perubahan kekakuan pada mayat : 1.Relaksasi primer : 2-3 jam setelah kematian rigor mortis 2.Relaksasi sekunder. Skala waktu rigor mortis : o Kurang dari 2-4 jam post mortal belum terjadi rigor mortis o Lebih dari 3-4 jam post mortal rigor mortis mulai tampak 4.Rigor mortis maksimal 12 jam post mortal 5.Rigor mortis dipertahankan selama12 jam 6.Rigor mortis menghilang 24-36 jam post mortal Kaku mayat akan dipercepat dengan adanya atau pada kondisi : 1.Orang kurus. 2.Sebelum mati mengalami panas tinggi/radang. 3.Pada suhu sekitar yang tinggi. 4.Melakukan aktifitas fisik yang berat sebelum kematian. Faktor yang mempengaruhi rigor mortis : Aktivitas pre mortal, mempercepat kaku Suhu tubuh tinggi, mempercepat kaku Bangun tubuh dengan otot athletis, memperlambat kaku Suhu lingkungan tinggi, mempercepat kaku 23

IV.

Luka tembak

Senjata api adalah suatu senjata yang menggunakan tenaga hasil peledakan mesiu, dapat melontarkan proyektil (anak peluru) yang berkecepatan tinggi melalui larasnya. Agar anak peluru dapat berjalan stabil dalam lintasannya, permukaan dalam laras dibuat beralur spiral dengan diameter yang sedikit lebih kecil dari diameter anak peluru, sehingga anak peluru yang didorong oleh ledakan mesiu saat melalui laras dipaksa untuk bergerak maju sambil berputar sesuai porosnya dan ini akan memperoleh gaya sentripetal sehingga anak peluru tetap dalam posisi ujung depannya di depan dalam lintasannya setelah lepas dari ujung laras menuju sasaran. Alur dalam laras dibuat dalam jumlah 4 sampai 6 alur dengan arah perputaran ke kiri atau ke kanan.

V.

Visum Et Repertum

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA Jl. Arjuna utara no. 6 telp. 3106800 Jakarta 11470 Nomor Lampiran Perihal : 1077/ SK II /07/ 2011 : -.: Hasil bedah jenazah atas jenazah Roy Herianto. Jakarta, 4 Januari 2012

PROJUSTITIA Visum Et Repertum

24

Yang bertanda tangan di bawah ini, Yoseph Adi Kristian, dokter ahli kedokteran kehakiman pada Bagian Ilmu Kedokteran Forensik, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta, menerangkan bahwa atas permintaan tertulis dari Kepolisian Sektor Tanjung duren tertanggal 3 Januari 2012, Nomor : 198/VER/VII/2011/Sek.Tjd, maka pada tanggal tiga Januari tahun dua ribu dua belas, pukul delapan lewat tiga puluh menit Waktu Indonesia Barat, bertempat di ruang bedah jenazah Bagian Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana telah melakukan pemeriksaan bedah jenazah atas jenazah yang menurut surat tersebut adalah: Nama Jenis kelamin Umur Bangsa Agama Pekerjaan Alamat : Roy Herianto. ------------------------------------------------: laki-laki --------------------------------------------------------: 27 tahun --------------------------------------------------------: Indonesia.------------------------------------------------------: Islam------------------------------------------------------------: Swasta.----------------------------------------------------------: Jl. Arjuna utara no. 6 Grogol, Jakarta Barat

------------------------------------------------Hasil Pemeriksaan --------------------------------I. Mayat telah teridentifikasi dengan label berwarna merah muda dan terdapat I. Pemeriksaan Luar 1. Terdapat label pada tubuh korban.--------------------------------------------------------2. Terdapat pembungkus mayat berwarna kuning berbahan dasar plastik bercorak polos. Tidak ada bahan yang mengotori.-------------------------------------------------3. Mayat berpakaian sebagai berikut :-------------------------------------------------------a. Kemeja kotak-kotak lengan pendek ,warna biru, merk Hammer,ukuran M, berbahan dasar katun, pada bagian depan terdapat satu buah saku pada bagian dada kiri yang kosong. Terdapat 5 buah kancing berbentuk bulat dan terkancing rapi. Kemeja berlumuran darah pada dada sebelah kiri seluas 10cmx15cm. Pada materai lak merah terikat pada ibu jari kaki kanan.

25

bagian dada kiri 3cm dari tepi atas kanan saku terdapat lubang dengan tepi tidak rata berdiameter 1cm dan bercak hitam tak beraturan.---------------------------------b. Pada bagian lengan kiri memakai jam tangan, warna silver, merk Rolex.-----------c. Celana panjang bahan, warna hitam, merk The Executive, ukuran dua puluh sembilan, satu kantong di depan kanan berisi kunci mobil Honda, satu kantong di depan kiri berisi sebuah handphone Blackberry tipe Dakota, satu kantong di belakang kanan berisi dompet isi KTP atas nama Roy Herianto, Tempat tanggal lahir: Jakarta, 1 Januari 1985 dan uang senilai Rp. 475.000, kartu SIM A dan C atas nama Roy Herianto, alamat Jl. Arjuna utara no.6 Jakarta Barat.-----------------d. Celana dalam bahan katun, warna biru polos, merk La Coste ukuran M------------4. Ada benda ditemukan disamping mayat berupa sebuah celurit.-----------------------5. Kaku mayat terdapat pada anggota gerak dan otot otot kecil, mudah dilawan. Lebam mayat terdapat pada bagian punggung berwarna merah keunguan, hilang pada penekanan.------------------------------------------------------------------------------6. Mayat adalah seorang laki-laki, berwarga negara Indonesia, berumur 27 tahun 3 hari, kulit sawo matang, gizi cukup baik, panjang tubuh seratus tujuh puluh sentimeter, berat badan enam puluh kilogram.------------------------------------------7. Tidak ada rambut (botak). Alis mata berwarna hitam, tumbuhnya cukup tebal, panjang 2 sentimeter. Bulu mata berwarna hitam, panjang satu centimeter. Kumis dan jenggot tercukur rapi.-------------------------------------------------------------------8. Mata kanan terbuka tiga millimeter dan mata kiri terbuka empat milimeter. Selaput bening mata jernih, pupil mata bulat, diameter lima milimeter. Warna tirai mata coklat, selaput bola mata putih, selaput kelopak mata pucat.-------------------9. Hidung berbentuk mancung . Telinga berbentuk oval. ---------------------------------

26

10. Mulut terbuka lima belas millimeter, lidah tidak terjulur/tergigit. Seluruh gigi lengkap berjumlah tiga puluh dua buah.--------------------------------------------------11. Dari lubang hidung, mulut , telinga, dan dubur tidak ada kelainan. Dari lubang kemaluan keluar cairan jernih.-------------------------------------------------------------12. Pada alat kelamin berbentuk biasa, tidak ada kelainan dan telah disunat. Lubang dubur berbentuk biasa, tidak menunjukan kelainan.------------------------------------13. Pada tubuh terdapat luka-luka sebagai berikut: -----------------------------------------a. Pada bagian belakang kepala, pada pertengahan belakang, terdapat luka memar berukuran 3cmx4cm berwarna merah kebiruan berbentuk lonjong.---b. Pada bagian punggung atas kiri, 20cm dibawah bahu, terdapat luka memar berukuran 10cmx8cm berwarna merah kebiruan berbentuk lonjong.-----------c. Pada bagian dada kiri atas, 3cm dari garis pertengahan badan depan, 20cm di bawah bahu, terdapat luka terbuka berbentuk lubang dengan tepi tidak rata berdiameter 1 cm. Terdapat lecet dan bintik-bintik hitam disekitar luka. d. Pada bagian siku kiri, terdapat luka lecet berukuran 3cmx2cm berwarna merah kebiruan berbentuk lonjong.------------------------------------------------------14. Lain lain a. Tangan kanan dalam posisi terangkat keatas. Tangan kiri dalam posisi lurus kebawah-----------------------------------------------------------------------------------------

27

b. Resleting

dan

kancing

celana

dalam

dalam

posisi

tertutup.------------------------c. Lingkar lengan kanan dan kiri, sepuluh sentimeter diatas siku diameter dua d. Golongan darah puluh = lima AB sentimeter.---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------e. Uji urine terhadap MDMA, THC, MET, cocain, morfin menunjukkan hasil negatif. ----------------------------------------------------------------------------------------II. Pemeriksaan dalam (bedah jenazah) 15. Jaringan lemak bawah kulit daerah dada dan perut berwarna kuning . Tebal di daerah dada sepuluh milimeter dan di daerah perut limabelas milimeter. Otot-otot berwarna merah segar, cukup tebal. Sekat rongga badan kanan setinggi sela iga enam dan yang kiri setinggi sela iga lima. Tulang dada dan iga iga tidak utuh. Terdapat lubang dengan tepi tidak rata di sela iga tiga bagian kiri. Dalam seluruh rongga dada terdapat banyak cairan darah. Pembuluh darah besar dari jantung mengalami robekan berdiameter 1cm di depan dan 1cm dibelakang. Ditemukan satu buah peluru berdiameter 9mm bersarang di dalam otot tepat di belakang pembuluh darah besar. Kandung jantung tampak tiga jari diantara kedua paru, berisi cairan kuning kecoklatan bening, berat sepuluh sentimeter kubik.--------------------------------16. Jaringan ikat bawah kulit daerah leher dan otot leher tidak ada resapan darah.-------17. Selaput dinding perut warna putih kelabu mengkilat, otot dinding perut warna merah kecoklatan. Dalam rongga perut tidak terdapat cairan.-------------------------------

28

18. Lidah berwarna putih kecoklatan, penampang berwarna merah kecoklatan. Tulang lidah, rawan gondok, rawan cincin utuh. Kelenjar gondok berwarna merah coklat, perabaan kenyal, penampang warna merah coklat, berat lima belas gram. Kelenjar kacangan tidak ditemukan. Kerongkongan berisi selaput lendir berwarna pucat. Batang tenggorok berisi selaput lendir pucat.------------------------------------------19. Jantung sebesar satu setengah kali tinju kanan mayat, warna merah keunguan, perabaan kenyal. Ukuran lingkaran katub serambi kanan sebelas sentimeter, kiri sepuluh sentimeter, pembuluh nadi paru delapan sentimeter dan batang nadi enam sentimeter. Tebal otot bilik kanan tujuh milimeter dan kiri dua puluh tiga milimeter. Pembuluh besar nadi jantung terdapat robekan berdiameter 1cm di depan dan dibelakang, sekat jantung homogen, berat empat ratus gram. --------------20. Paru kanan terdiri atas tiga baga, berwarna merah coklat, pada baga atas dan tengah bagian dalam lebih pucat, terdapat bintik-bintik hitam, perabaan seperti spons, penampang berwarna coklat. Berat empat ratus lima puluh gram. -----------------------Pada sela antar baga terdapat beberapa bercak darah dan resapan darah. Paru kiri terdiri atas dua baga, berwarna merah coklat, perabaan seperti spons, penampang berwarna merah coklat dengan bercak-bercak hitam, bagian baga atas terdapat lubang tepi tidak rata dan terlihat menguncup pada pemijatan keluar busa dan darah, berat seratus lima puluh gram. ---------------------------------------------------------21. Limpa berwarna merah ungu, permukaan keriput, perabaan kenyal, penampang berwarna merah coklat, gambaran limpa jelas, pada pengikisan jaringan ikut, berat delapan puluh gram. -----------------------------------------------------------------------------

29

22. Hati berwarna merah coklat, permukaan terdapat pelebaran pembuluh darah dan resapan darah, tepi tajam, perabaan kenyal, penampang berwarna merah coklat, gambaran hati jelas, berat seribu lima ratus gram. ------------------------------------------23. Kandung empedu berisi masa kecil warna kekuningan dan lendir kuning coklat, selaput lendir seperti beludru, saluran empedu tidak tersumbat. -------------------------24. Kelenjar liur perut berwarna kuning, permukaan berbaga-baga, perabaan kenyal, penampang berwarna kekuningan, gambaran kelenjar jelas, berat lima puluh gram. Lambung berisi cairan warna hijau kehitaman, berbau kopi, berisi soun, bubuk kopi dan butir-butir hitam. Usus dua belas jari panjang dua puluh sentimeter. ---------------25. Usus halus panjang sembilan ratus lima belas sentimeter, umbai cacing ditemukan warna kemerahan. Usus besar panjang seratus enam puluh lima sentimeter, warna pucat. -----------------------------------------------------------------------------------------------------26. Kelenjar anak ginjal kanan berbentuk trapesium, warna kuning coklat, penampang berlapis. Kelenjar anak ginjal kiri berbentuk bulan sabit, warna kuning coklat, penampang ----------------------------------------------------------------------------------27. Ginjal kanan dan kiri simpai lemak tipis, simpai ginjal rata dan licin, berwarna coklat dan mudah dilepas. Berat ginjal kanan seratus gram dan ginjal kiri sembilan puluh gram. Penampang ginjal menunjukan gambaran yang jelas, piala ginjal dan saluran kemih tidak menunjukan kelainan.-----------------------------------------------------------------30 berlapis.

28. Kandung kemih terdapat cairan berwarna kekuningan sebanyak 10 cc dan selaput lendir putih. Tidak ada kelainan.--------------------------------------------------------------------Kesimpulan Pada mayat laki-laki ini ditemukan luka terbuka pada dada kiri akibat kekerasan karena senjata api . ----------------------------------------------------------------------------------------Luka pada dada kiri menunjukkan ciri-ciri yang sesuai dengan luka tembak masuk jarak dekat dengan anak peluru berdiameter 9mm alur ke kanan. ------------------------------Sebab mati orang ini adalah tembakan senjata api pada dada kiri yang menembus dinding dada dan mengenai pembuluh darah besar aorta menyebabkan terjadinya perdarahan dalam rongga dada dan kegagalan sirkulasi sistemik tubuh. ---------------------Demikianlah saya uraikan dengan sebenar-benarnya berdasarkan keilmuan saya yang sebaik-baiknya mengingat sumpah sesuai dengan KUHAP. -------------------------------Dokter pemeriksa,

(dr. Yoseph Adi Kristian) NIM. 102008015

31

Kepustakaan 1. Bagian Kedokteran Forensik FKUI. Ilmu Kedokteran Forensik, Cetakan kedua, Jakarta, 1997. 2. Staf Pengajar Bagian Kedokteran Forensik FKUI. Teknik Autopsi Forensik, Cetakan ke 4, Jakarta, 2000 3. Idries A.M. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi Pertama, Jakarta, Binarupa Aksara, 1997.

32

33

Anda mungkin juga menyukai