Anda di halaman 1dari 5

Adakah obstruksi pada saluran kemih?3. Adanya factor yang menjadi predisposisi pasien terhadap infeksi nosokomial.

Bagaimana dengan pemasangan kateter foley? Imobilisasi dalam waktu yang lama. Apakah terjadi inkontinensia urine?4. Pengkajian dari manifestasi klinik infeksi saluran kemih Bagaimana pola berkemih pasien? untuk mendeteksi factor predisposisi terjadinya ISK pasien (dorongan, frekuensi, dan jumlah) Adakah disuria? Adakah urgensi? Adakah hesitancy? Adakah bau urine yang menyengat? Bagaimana haluaran volume orine, warna (keabu-abuan) dan konsentrasi urine? Adakah nyeri-biasanya suprapubik pada infeksi saluran kemih bagian bawah Adakah nyesi pangggul atau pinggang-biasanya pada infeksi saluran kemih bagian atas

Peningkatan suhu tubuh biasanya pada infeksi saluran kemih bagian atas.5. Pengkajian psikologi pasien: Bag a ima na pera saa n pa sie n t er had ap ha sil t indak a n d a n p e ngo bat a n y a n g t e l a h dilakukan? Adakakan perasaan malu atau takut kekambuhan terhadap penyakitnya. I. Diagnosa Keperawatan Yang Timbul 1. Nyeri dan ket idaknyamanan berhubungan dengan inflamasi dan infeksi uretra, kandungkemih dan sruktur traktus urinarius lain.2. Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan obstruksi mekanik pada kandung kemihataupun struktur traktus urinarius lain.3. Kurang nya penget ahuan t ent ang ko ndisi, pro gno sis, dan k e b u t u h a n p e n g o b a t a n berhubungan dengan kurangnya sumber informasi. J. Intervensi Keperawatan 1. Dx 1 : Nyeri dan ket idaknyamanan berhubungan dengan inflamasi dan infeksi uretra, kandungkemih dan struktur traktus urinarius lain.Kriteria evaluasi:Tidak nyeri waktu berkemih, tidak nyeri pada perkusi panggulIntervensi:a. Pantau haluaran urine terhadap perubahan warna, baud an pola berkemih, masukan danhaluaran setiap 8 jam dan pantau hasil urinalisis ulangRasional: untuk mengident ifikasi indikasi kemajuan at au penyimpangan dari hasilyang diharapkan b. Catat lokasi, lamanya intensitas skala (1-10) penyebaran nyeri.Rasional: membantu mengevaluasi tempat obstruksi dan penyebab nyeric. Berikan tindakan nyaman, seprti pijatan punggung, lingkungan istirahat;Rasional: meningkatkan relaksasi, menurunkan tegangan otot.d. Bantu atau dorong penggunaan nafas berfokusRelaksasi: membantu mengarahkan kembali perhatian dan untuk relaksasi otot.e. Berikan perawatan perinealRasional: untuk mencegah kontaminasi uretraf.

Jika dipaang kateter indwelling, berikan perawatan kateter 2 nkali per hari.Rasional: Kateter memberikan jalan bakteri untuk memasuki kandung kemih dan naik ke saluran perkemihan.g. Kolaborasi: Konsul dokter bila: sebelumnya kuning gading-urine kuning, jingga gelap, berkabuta t a u keruh. Pla berkemih berubah, sring berkemih dengan ju mlah s e d i k i t , perasaan ingin kencing, menetes setelah berkemih. Nyeri menetap atau bertambahsakitRasional: Temuan- t emuan ini dapat memeberi tanda kerusakan jar ingan lanjut dan perlu pemeriksaan luas Berikan analgesic sesuia kebutuhan dan evaluasi keberhasilannyaRasional: analgesic memblok lintasan nyeri sehingga mengurangi nyerih. Berikan ant ibio t ic. Buat berbagai variasi sed iaan minu m, t e r m a s u k a i r s e g a r . Pemberian air sampai 2400 ml/hariRasional: akibt a dari haluaran urin memudahkan berkemih sering dan membent umembilas saluran berkemih2. Dx 2:Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan obstruksi mekanik pada kandung kemihataupun struktur traktus urinarius lain.Kriteria Evaluasi:Pola eliminasi membaik, t idak terjadi tanda-tanda gangguan berkemih (urgensi, o liguri,disuria)Intervensi:a. Awasi pemasukan dan pengeluaran karakteristi urinRasional: memberikan informasi tentang fungsi ginjal dan adanya komplikasi b. Tentukan pola berkemih pasienc. Dorong meningkatkan pemasukan cairanRasional: peningkatan hidrasi membilas bakteri.d. Kaji keluhan kandung kemih penuh Rasio na l: ret ensi urin dapat t erja d i menye ba bka n d ist ensi j a r i n g a n ( k a n d u n g kemih/ginjal)e. Observasi perubahan status mental:, perilaku atau tingkat kesadaranRasional: akumulasi sisa uremik dan ket idakseimbangan elektrolit dapat menjaditoksik pada susunan saraf pusatf. Kecuali dikontraindikasikan: ubah posisi pasien setiap dua jamRasional: untuk mencegah statis uring. Kolaborasi:

Awasi pemeriksaan laboratorium; elektrolit, BUN, kreatininRasional: pengawasan terhadap disfungsi ginjal Lakukan tindakan untuk memelihara asam urin: tingkatkan masukan sari buah berridan berikan obat-obat untuk meningkatkan aam urin.Rasional: aam urin menghalangi tumbuhnya kuman. Peningkatan masukan sari buah dapt berpengaruh dalm pengobatan infeksi saluran kemih.3. Dx 3:K u r a n g n y a p e n g e t a h u a n t e n t a n g k o n d i s i , p r o g n o s i s , d a n k e b u t u h a n p e n g o b a t a n berhubungan dengan kurangnya sumber informasi.Kriteria Evaluasi: menyatakna mengerti tentang kondisi, pemeriksaan diagnostic, rencana pengobatan, dan tindakan perawatan diri preventif.Intervensi:a. Kaji ulang prose pemyakit dan harapan yang akan datanngR a s i o n a l : m e m b e r i k a n p e n g e t a h u a n d a s a r d i m a n a p a s i e n d a p a t m e m b u a t p i l i h a n beradasarkan informasi. b. Berikan informasi t entang: sumber infeksi, t indakan unt uk mencegah penyebaran, jelaskna pember ian ant ibiot ic, pemeriksaan diagnost ic: tujuan, gambaran singkat, persiapan ynag dibutuhkan sebelum pemeriksaan, perawatan sesudah pemeriksaan.R a s i o n a l : p e n g e t a h u a n a p a y a n g d i h a r a p k a n d a p a t m e n g u r a n g i a n s i e t a s d a n m,embantu mengembankan kepatuhan klien terhadap rencan terapetik.c. Pastikan pasien atau orang terdekat telah menulis perjanjian untuk perawatan lanjut daninstruksi tertulis untuk perawatn sesudah pemeriksaanRasional: instruksi verbal dapat dengan mudah dilupakand. Instruksikan pasien unt uk menggunakan obat yang diberikan, inum sebanyak kuranglebih delapan gelas per hari khususnya sari buah berri.Rasional: Pasien sering menghentikan obat mereka, jika tanda-tanda penyakit mereda.C a i r a n m e n o l o n g me mb ila s g in ja l. Asa m p iru vat dar i sar i bua h berr i m e m b a n t u mempertahankan keadaan asam urin dan mencegah pertumbuhan bakterie. Berikan kesempat an kepada pasien untuk mengekspresikan perasaan dan masalahtentang rencana pengobatan.R a s i o n a l : U n t u k m e n d e t e k s i i s y a r a t i n d i k a t i f k e m u n g k i n a n k e t i d a k p a t u h a n d a n membantu mengembangkan penerimaan rencana terapeutik. DAFTAR PUSTAKA Doenges, Marilyn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan: pedoman unt uk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Alih Bahasa: I Made Kariasa, Ni made Sumarwati.Edisi: 3. Jakrta: EGC.Enggram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan

Nugroho, Wahyudi. (2000). Keperawatan Gerontik. Edisi: 2. Jakarta: EGC.Parsudi, Imam A. (1999). Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta: FKUIP r i c e , S y l v i a A n d r s o n . ( 1 9 9 5 ) . Pato fisio lo g i: ko nsep klinis proses-pro ses p e n y a k i t : pathophysiologi clinical concept of disease processes. Alih Bahasa: Peter Anugrah. Edisi:4. Jakarta: EGCSmeltzer, Suzanne C. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddart. AlihBhasa: Agung Waluyo. Edisi: 8. Jakarta: EGC.Tessy Agus, Ardaya, Suwanto. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Infeksi Saluran Kemih. Edisi: 3. Jakarta: FKUI.

Anda mungkin juga menyukai