Anda di halaman 1dari 14

PRAKTEK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

2011

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GAGAL GINJAL KRONIK (GGK)

A. KONSEP DASAR PENYAKIT 1. PENGERTIAN Gagal ginjal kronik adalah gangguan fungsi renal yang bersifat progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga terjadi uremia (Smeltzer & Bare, 2002). Gagal ginjal kronik adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan oleh penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif, hal ini terjadi bila laju filtrasi glomerular kurang dari 50 ml/menit (Suyono et al, 2001). Gagal ginjal kronik adalah penurunan fungsi ginjal yang bersifat persisten dan irreversible (Mansjoer, 2001).

Gambar 1. Ginjal 2. ETIOLOGI Glomerulonefritis (peradangan) Pielonefritis kronis (infeksi saluran kemih) Nefrosklerosis Sindroma Nefrotik

1 Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada Pasien dengan Gagal Ginjal Kronik

PRAKTEK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

2011

Tumor Ginjal Glomerulouropati Uropati obstruktif Hipoplasia renal Displasia Penyakit ginjal polikistik Neuropatik kongenital Trauma ginjal yang hebat Penyakit metabolik (DM, hiperparatiroidisme) (Smeltzer & Bare, 2002; Mansjoer, 2001) 3. EPIDEMIOLOGI GGK merupakan salah satu rangkaian penyakit metabolik yang menempati urutan ketiga terbanyak di dunia setelah penyakit kardiovaskuler dan diabetes mellitus. Insiden GGK di dunia adalah 18,5 per 1 juta jiwa. Glomerulonefritis adalah penyebab utama terjadinya GGK yang didapat pada sebagian besar penderita GGK di dunia (Suyono et al, 2001). 4. PATOFISIOLOGI Ginjal mempunyai kemampuan nyata untuk mengkompensasi kehilangan nefron yang persisten yang terjadi pada gagal ginjal kronik. Jika angka filtrasi glomerolus menurun menjadi 5-20 ml/menit/1,73 m2, kapasitas ini mulai gagal. Hal ini menimbulkan berbagai masalah biokimia berhubungan dengan bahan utama yang ditangani ginjal. Ketidakseimbangan natrium dan cairan terjadi karena ketidakmampuan ginjal untuk memekatkan urin. Hiperkalemia terjadi akibat penurunan sekresi kalium. Asidosis metabolik terjadi karena kerusakan reabsorbsi bikarbonat dan kegagalan ekskresi ion hidrogen ke lumen tubulus. Demineralisasi tulang dan gangguan pertumbuhan terjadi akibat sekresi hormon paratiroid, peningkatan fosfat plasma (penurunan kalsium serum, asidosis) menyebabkan pelepasan kalsium dan fosfat ke dalam aliran darah dan gangguan penyerapan kalsium usus. Anemia terjadi karena 2 Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada Pasien dengan Gagal Ginjal Kronik

PRAKTEK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

2011

gangguan produksi sel darah merah, penurunan rentang hidup sel darah merah, peningkatan kecenderungan perdarahan (akibat kerusakan fungsi trombosit). Perubahan pertumbuhan berhubungan dengan perubahan nutrisi dan berbagai proses biokimia (Suyono et al, 2001; Smeltzer & Bare, 2002) 5. MANIFESTASI KLINIK Meskipun gejala yang dialami pasien bervariasi berdasarkan proses penyakit yang berbeda - beda, gejala paling umum yang berhubungan dengan GGK adalah sebagai berikut : 1. Ketidakseimbangan cairan a. Kelebihan cairan : edema, hipertensi, gagal jantung kongestif b. Penipisan volume vaskuler : poliuria, penurunan asupan cairan, dehidrasi, membran kering. 2. Ketidakseimbangan elektrolit a. Hiperkalemia : gangguan irama jantung, disfungsi miokardial b. Hipernatremia : haus, stupor, takikardia, penurunan tingkat kesadaran c. Hiperfosfatemia : iritabilitas, depresi, kram otot, parastesia, tetanus 3. Ensefalopati dan neuropati uremik a. Gatal gatal b. Kram dan kelemahan otot c. Bicara tidak jelas d. Parastesia telapak tangan dan telapak kaki e. Konsentrasi buruk f. Mengantuk g. Tanda tanda peningkatan tekanan intrakranial h. Koma i. Kejang 4. Asidosis : takipnea 5. Anemia dan disfungsi sel darah a. Pucat b. Kelemahan c. Perdarahan 3 Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada Pasien dengan Gagal Ginjal Kronik

PRAKTEK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

2011

6. Disfungsi pertumbuhan a. Pertumbuhan tulang yang abnormal b. Perkembangan seksual yang terhambat c. Malnutrisi d. Selera makan buruk e. Nyeri tulang (Suyono et al, 2001; Doenges, E Marilynn, 2002)

Gambar 2. Pitting Edema 6. KLASIFIKASI Gagal ginjal kronik dapat dibagi menjadi 4 stadium yang didasarkan pada tingkat GFR yang tersisa : 1. Penurunan cadangan ginjal Terjadi apabila GFR turun 50% dari normal, tetapi tidak ada akumulasi sisa metabolic. Nefron yang sehat mengkompensasi nefron yang sudah rusak dan penurunan kemampuan mengkonsentrasi urin, menyebabkan nocturia dan poliuri. Pemeriksaan CCT 24 jam diperlukan untuk mendeteksi penurunan fungsi. 2. Insufisiensi ginjal Terjadi bila GFR menurun menjadi 20-35% dari normal. Nefron-nefron yang tersisa sangat rentan mengalami kerusakan sendiri karena beratnya beban yang diterima. Mulai terjadi akumulasi sisa metabolik dalam darah karena nefron yang sehat tidak mampu lagi mengkompensasi. Penurunan respon terhadap diuretic

4 Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada Pasien dengan Gagal Ginjal Kronik

PRAKTEK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

2011

menyebabkan oliguri, oedema. Derajat insuffisiensi dibagi menjadi ringan, sedang dan berat, tergantung dari GFR sehingga perlu pengobatan medis. 3. Gagal ginjal Terjadi bila GFR kurang dari 20% normal 4. Penyakit gagal ginjal stadium akhir Bila GFR menjadi kurang dari 5% dari normal. Hanya sedikit nefron fungsional yang tersisa. Di seluruh ginjal ditemukan jaringan parut dan atrofi tubulus. Akumulasi sisa metabolik dalam jumlah banyak seperti ureum dan kreatinin dalam darah. Ginjal sudah tidak mampu mempertahankan homeostatis dan pengobatannya dengan dialisa atau penggantian ginjal (Smeltzer & Bare, 2002). 7. 1. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Tes darah BUN dan kreatinin serum meningkat Kalium serum meningkat Natrium serum meningkat Kalsium serum menurun, fosfor serum meningkat, PH serum dan HCO3 menurun Hb, Ht, trombosit menurun Asam urat meningkat 2. Urinalisis Elektrolit urin, osmolalitas dan berat jenis Urin 24 jam 3. 4. 5. EKG perubahan-perubahan yang berhubungan dengan ketidakseimbangan elektrolit dan gagal jantung. Sinar-X dada dan abdomen perubahan-perubahan yang Prosedur diagnostik Biopsi ginjal Pemindaian ginjal Ultrasound ginjal 5 Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada Pasien dengan Gagal Ginjal Kronik berhubunagn denga retensi cairan Tes urin

PRAKTEK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

2011

MRI(magnetic resonance imiging), computed axial tomography (CAT) scan Sistouretrogram berkemih (Doenges, E Marilynn, 2002; FK UI, 2006) 8. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. PENATALAKSANAAN Stabilkan keseimbangan cairan dan elektrolit Dukung fungsi kardiovaskuler Cegah infeksi Tingkatkan status nutrisi Kendalikan perdarahan dan anemia Lakukan dialisis Transplantasi ginjal

(Suyono et al, 2001)

Gambar 3. Hemodialisis 9. KOMPLIKASI Hiperkalemia Perikarditis, efusi perikardial, dan tamponade jantung Hipertensi Anemia Penyakit tulang (Smeltzer & Bare, 2002)

6 Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada Pasien dengan Gagal Ginjal Kronik

PRAKTEK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

2011

10.

PROGNOSIS Dialisis dan transplantasi merupakan satu-satunya terapi definitif bagi pasien yang mengalami penyakit ginjal stadium akhir. Meskipun dapat hidup dengan dialisis, tetapi cara ini bukan solusi yang ideal untuk jangka panjang. Komplikasinya meliputi infeksi pada tempat akses pembuluh darah, dan gangguan kehidupan sosial yang normal. Untuk transplantasi ginjal, The North American Renal Transplantation Report of the Transplant Cooperative Study melaporkan tingkat keberhasilan pencangkokan 90% dalam tempo 1 tahun dan 74% dalam tempo 6 tahun untuk ginjal donor hidup, dan 80% dalam tempo 1 tahun dan 58% dalam tempo 6 tahun untuk ginjal cadaver (Suyono et al, 2001)

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN 1. PENGKAJIAN a. Identitas Pasien Merupakan biodata klien yang meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa / ras, pendidikan, bahasa yang dipakai, pekerjaan, penghasilan dan alamat. 7 Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada Pasien dengan Gagal Ginjal Kronik

PRAKTEK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

2011

b. Riwayat penyakit terdahulu Kemungkinan yang muncul pada riwayat kesehatan terdahulu pada pasien dengan gagal ginjal kronis antara lain Glomerulonefritis, Pielonefritis, Nefrosklerosis, Sindroma Nefrotik, Tumor Ginjal dll. c. Riwayat penyakit sekarang Keluhan utama Kaji keluhan yang biasa muncul pada pasien dengan gagal ginjal kronis. d. Riwayat penyakit keluarga Kaji apakah di keluarga pasien ada yang pernah mengalami gagal ginjal kronis atau kelainan ginjal lainnya. e. Aktivitas/Istirahat Gejala : kelelahan ekstrim, kelemahan, malaise Tanda : gangguan tidur, kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak. f. Sirkulasi Gejala : riwayat hipertensi lama atau berat, nyeri dada (angina) Tanda : hipertensi, DVJ, nadi kuat, edema jaringan umum dan pitting pada kaki, telapak, tanga, disritmia jantung, nadi lemah halus, hipotensi ortostatik menunjukan hipovolemia yang jarang pada penyakit tahap akhir, friction rub perikardial, (respon terhadap akumulasi sisa), pucat; kulit coklat kehijauan, kuning, kecendrungan perdarahan. g. Integritas ego Gejala : faktor stres (ex: financial, hubungan dll), perasaan tak berdaya, tak ada harapan, tak ada kekuatan. Tanda : menolak, ansietas, takut, marah, mudah terangsang, perubahan kepribadian. h. Eliminasi Gejala : penurunan frekuensi urine, oliguia, anuria(gagal tahap lanjut), abdomen kembung, diare atau konstipasi. Tanda : perubahan warna urine, oliguria dapat juga menjadi anuria. i. Makanan / cairan

8 Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada Pasien dengan Gagal Ginjal Kronik

PRAKTEK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

2011

Gejala : peningkatan BB cepat (edema), penurunan BB (malnutrisi), anoreksia, nyeri ulu hati, mual/muntah, bau tak sedap pada mulut (pernapasan amonia) Tanda : Distensi abdomen/asites, pembesaran hati, perubahan turgor kulit, edema, ulserasi gusi, perdarahan gusi/lidah, penurunan otot, penurunan lemak subkutan, penampilan tak bertenaga. j. Neurosensori Gejala : sakit kepala, penglihatan kabur, kram otot, sindrom kaki gelisah, kebas rasa terbakar pada telapak kaki, kesemutan dan kelemahan khususnya ekstremitas bawah. Tanda : gangguan status mental, penurunan lapang perhatian, ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilangan memori, kacau, penurunan tingkat kesadaran, stupor, koma, penurunan DTR, rambut tipis, kuku rapuh. k. Nyeri / kenyamanan Gejala: nyeri panggul, sakit kepala, kram otot (memburuk saat malam hari) Tanda: prilaku berhati hati, gelisah l. Pernapasan Gejala : napas pendek, dispnea, batuk dengan atau tanpa sputum kental dan banyak. Tanda : takipnea, dispnea, peningkatan frekuansi atau kedalaman, batuk produktif dengan sputum merah muda encer (edema paru) m. Keamanan Gejala : kulit gatal, ada/berulangnya infeksi Tanda : pruritus, demam, petekie, area ekimosis pada kulit, keterbatasan gerak sendi n. Interaksi sosial Gejala : tak mampu bekerja atau melakukan kegiatan seperti biasanya o. Penyuluhan / pembelajaran Gejala : kaji tentang pengetahuan pasien dan atau keluarga tentang pengetahuan bahwa penyakit GGK dapat disebabkan karena DM, penyakit polikistik, nefritis herediter, kalkulus urinaria, malignansi, riwayat terpajan toksik, penggunaan antibiotik nefrotoksik saat ini/berulang.

9 Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada Pasien dengan Gagal Ginjal Kronik

PRAKTEK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

2011

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi ditandai dengan napas pendek, RR >24 kali/menit, penggunaan otot-otot bantu pernafasan. PK Hiperkalemia ditandai dengan irama jantung irreguler, disritmia, kegagalan kontrol mekanisme kontraksi otot, kejang. Kelebihan volume cairan tubuh berhubungan dengan mekanisme pengaturan yang melemah ditandai dengan edema, peningkatan berat badan (berat badan basah), peningkatan tekanan darah. Risiko cedera berhubungan dengan akumulasi elektrolit dan produk sampah.

3. INTERVENSI KEPERAWATAN Dx. 1 : Pola Nafas Tidak Efektif b/d hiperventilasi ditandai dengan pasien mengeluh sesak, napas pendek, RR >24 kali/menit, penggunaan otot-otot bantu pernafasan. Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama . x . menit, diharapkan pola nafas klien kembali efektif Kriteria Hasil : Pasien melaporkan sesak nafasnya berkurang Takipnea dan bradipnea tidak ada Pengembangan dada simetris antara yang kanan dan kiri Tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan Tidak ada retraksi dinding dada Tanda - tanda vital dalam batas normal No 1. TD Nadi RR Suhu : : : : 110 - 140 / 60-90 mmHg 60 - 100 x / menit 16 - 24x / menit 36,5 - 37,50C Rasional Perubahan tanda vital

Intervensi Pantau ketat tanda -tanda

10 Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada Pasien dengan Gagal Ginjal Kronik

PRAKTEK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

2011

vital terutama frekuensi pernafasan

khususnya pernafasan seperti takipnea, takikardia, dan perubahan pada tekanan darah dapat terjadi dengan semakin beratnya keadaan hipoksemia

2.

yang dialami Monitor usaha dan fungsi Pengembangan respirasi klien, termasuk dengan otot serta bantu pernafasan, retraksi

dada

sama paru. dan

ekspansi dinding dada,

di dalamnya penggunaan Pemantauan usaha nafas, adanya retraksi dinding dada, pemantauan adanya penggunaan penting untuk menentukan

kesimetrisan otot bantu pernafasan sangtlah intervensi secepatnya jika terjadi

pengembangan dada.

3.

Berikan fowler

posisi jika tidak

masalah dalam pernafasan semi Pemberian posisi yang nyaman ada pada pasien dapat mengurangi sesak nafas, meningkatkan ekspansi paru proses inspirasi maksimal, dan meningkatkan serta ventilasi. Memudahkan aliran udara untuk masuk ke saluran pernafasan pada fase inspirasi dan keluar dari saluran pernafasan pada fase ekspirasi Identifikasi keefektifan terapi yang telah diberikan

kontraindikasi

4.

Patenkan jalan nafas

5.

Evaluasi respon verbal klien mengenai sesak yang dirasakan berkaitan dengan intervensi yang

6.

telah diberikan. Kolaborasi : Berikan O2 Membantu memenuhi kebutuhan sesuai indikasi O2 pasien

11 Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada Pasien dengan Gagal Ginjal Kronik

PRAKTEK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

2011

Dx. 2 Tujuan

: :

PK Hiperkalemia Setelah diberikan asuhan keperawatan selama . x 24 jam, diharapkan perawat dapat meminimalisasi hiperkalemia pada pasien

Kriteria Hasil: No. 1 Kalium serum dalam batas normal (3,5 - 5,5 mEq/L) Iram jantung regular, teratur Tidak terjadi kejang Intervensi pasien berisiko hiperkalemia. berlebihan Mis Rasional / Mempengaruhi pilihan intervensi. : Identifikasi dini dan pengobatan dari dapat mencegah komplikasi. penurunan kadar

Identifikasi penyebab masukan

2 3 4

kalium/penurunan ekskresi. Identifikasi / hentikan sumber diet Memudahkan

kalium kalium. Bantu dengan latihan gerak aktif / Memperbaiki tonus otot. pasif. Dorong periode istirahat sering, Kelemahan otot umum menurunkan

bantu aktivitas perawatan sesuai toleransi aktivitas. 5 indikasi. Tinjau ulang obat aturan obat untuk Memerlukan obat yang mengandung mempengaruhi ekskresi kalium. 6 Kolaborasi BUN. Dx. 3 : Kelebihan volume cairan tubuh berhubungan dengan : Pantau pilihan pemantauan dalam kebutuhan kadar hal /

/ kalium regular dan penggantian obat dosis/frekuensi. hasil Mengevaluasi

laboratorium mis: kalium serum, keefektifan terapi.

mekanisme pengaturan ginjal yang melemah ditandai dengan edema, peningkatan berat badan (BB basah), peningkatan tekanan darah

12 Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada Pasien dengan Gagal Ginjal Kronik

PRAKTEK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

2011

Tujuan

Setelah diberikan asuhan keperawatan selama . x 24 jam, diharapkan volume cairan tubuh pasien seimbang

Kriteria Hasil: No 1 Edema berkurang Berat badan menurun (berat badan kering) TD dalam batas normal (110 - 140 / 60-90 mmHg) Rasional cairan dapat

Intervensi Auskultasi suara napas pasien

Kelebihan

menimbulkan

edema paru dan GJK dibuktikan oleh 2 Pantau TTV pasien terjadinya bunyi napas tambahan Takikardi dan hipertensi terjadi karena perubahan fase oliguri gagal ginjal 3 Kolaborasi batasi pemasukan peroral dan Manejemen IV menggatikan cairan diukur dari untuk semua

pengeluaran

sumber ditambah perkiraan kehilangan 4 Kolaborasi pemberian diuretik yang tidak tampak Untuk melebarkan lumen tubular dari debris, menurunkan hiperkalemia, dan 5 Kolaborasi Elektrolit) pemeriksaan SE meningkatkan volume urin adekuat (serum Mengetahui perkembangan elektrolit serum sehingga memudahkan dalam penanganan selanjutnya

Dx. 4 Tujuan

: Risiko cedera berhubungan dengan akumulasi elektrolit dan produk sampah : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama . x 24 jam, diharapkan tidak terjadi cedera pada pasien

No 1

Intervensi Rasional Amati tanda-tanda adanya akumulasi Untuk memastikan terapi yang cepat dan produk sampah (hiperkalemia, tepat hiperfosfatemia, uremia)

13 Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada Pasien dengan Gagal Ginjal Kronik

PRAKTEK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

2011

2 3

Berikan diet rendah protein, kalium, Untuk menurunkan kebutuhan ekskresi natrium dan fosfor. Kolaborasi pelaksanaan dialisis 4. IMPLEMENTASI Disesuaikan dengan rencana intervensi keperawatan yang telah disusun. 5. EVALUASI Evaluasi dilakukan dalam bentuk evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi dilakukan sesuai dengan kriteria hasil yang telah disusun pada ginjal Untuk mempertahankan fungsi ekskresi

DAFTAR PUSTAKA Doenges, E Marilynn. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC FKUI. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2 Edisi 4. FKUI : Jakarta Mansjoer, Arief. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1. Jakarta : Media Aesculapius Suyono et al. 2001. Buku Saku Patofisiologi Edisi Revisi. Jakarta: EGC Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Vol. 2. Jakarta: EGC

14 Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada Pasien dengan Gagal Ginjal Kronik

Anda mungkin juga menyukai