com
PROLOG
Ebook ini berbentuk laporan, sehingga anda akan sangat mudah memahami penjelasan karna setip permasalahan akan di analisa dengan detail. Dalam ebook ini diterangkan bagaimana melakukan crimping kabel UTP stright dan cross, Logical Subnet, dan berbagai maca proses dalam instalasi jaringan.
Dapatkan artikel Lengkap tentang jaringan Komputer, seperti Setting Mikrotik, Instalasi jaringan Warnet, configurasi Vlan dan lain sebagainya hanya di emensite.blogspot.com
Ebook ini adalah hasil laporan praktikum Jarkom 2011, yang disusun oleh angkatan 2008 Teknik Elektro Unram.
B. DASAR TEORI B1.1. PROTOKOL OSI Pengertian model OSI (Open System Interconnection) adalah suatu model konseptual yang terdiri atas tujuh layer, yang masing-masing layer tersebut mempunyai fungsi yang berbeda. OSI dikembangkan oleh badan Internasional yaitu ISO (International Organization for Standardization) pada tahun 1977. Model ini juga dikenal dengan model tujuh lapis OSI (OSI seven layer model). Berikut dibawah ini merupakan gambar dari model OSI 7 Layer
Gambar 1. OSI 7 Layer B1.2. Definisi masing-masing Layer pada model OSI Layer 7. Application adalah Layer paling tinggi dari model OSI, seluruh layer dibawahnya bekerja untuk layer ini, tugas dari application
layer adalah Berfungsi sebagai antarmuka dengan aplikasi dengan fungsionalitas jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan, dan kemudian membuat pesan-pesan kesalahan. Protokol yang berada dalam lapisan ini adalah HTTP, FTP, SMTP, NFS. Layer 6. Presentation berfungsi untuk mentranslasikan data yang hendak ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat ditransmisikan melalui jaringan. Protokol yang berada dalam level ini adalah perangkat lunak redirektor (redirector software), seperti layanan Workstation (dalam windows NT) dan juga Network shell (semacam Virtual network komputing (VNC) atau Remote Dekstop Protokol (RDP). Layer 5. Session Berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat dibuat, dipelihara, atau dihancurkan. Selain itu, di level ini juga dilakukan resolusi nama. Layer 4. Transport Berfungsi untuk memecah data ke dalam paketpaket data serta memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah diterima. Selain itu, pada level ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket diterima dengan sukses (acknowledgement), dan mentransmisikan ulang terhadap paket-paket yang hilang di tengah jalan. Layer 3. Network Berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header untuk paket-paket, dan kemudian melakukan routing melalui internetworking dengan menggunakan router dan switch layer3. Layer 2. Data Link Befungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data dikelompokkan menjadi format yang disebut sebagai frame. Selain itu, pada level ini terjadi koreksi kesalahan, flow control, pengalamatan perangkat keras seperti halnya Media Access Control Address (MAC Address), dan menetukan bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti hub, bridge, repeater, dan switch layer2 beroperasi. Spesifikasi IEEE 802, membagi level ini menjadi dua level anak, yaitu lapisan Logical Link Control (LLC) dan lapisan Media Access Control (MAC). Layer 1. Physical adalah Layer paling bawah dalam model OSI. Berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan (seperti halnya Ethernet atau Token Ring), topologi jaringan dan pengabelan. Selain itu, level ini juga mendefinisikan bagaimana Network Interface Card (NIC) dapat
berinteraksi dengan media kabel atau radio. B2.1. PROTOKOL TCP/IP TCP/IP (Transmission Control Protocol / Internet Protocol ) adalah standar komunikasi data yang digunakan oleh komunitas internet dalam proses tukar-menukar data dari satu komputer ke komputer lain di dalam jaringan Internet. Protokol TCP/IP dikembangkan pada akhir dekade 1970-an hingga awal 1980-an sebagai sebuah protokol standar untuk menghubungkan komputer-komputer dan jaringan untuk membentuk sebuah jaringan yang luas (WAN). TCP/IP merupakan sebuah standar jaringan terbuka yang bersifat independen terhadap mekanisme transport jaringan fisik yang digunakan, sehingga dapat digunakan di mana saja.
B2.2. Definisi Masing-masing Layer pada model TCP/IP Layer 4. Application merupakan Layer paling atas pada model TCP/IP, yang bertanggung jawab untuk menyediakan akses kepada aplikasi terhadap layanan jaringan TCP/IP. Protokol ini mencakup protokol Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP), Domain Name System (DNS), Hypertext Transfer Protocol (HTTP), File Transfer Protocol (FTP), Telnet, Simple Mail Transfer Protocol (SMTP), Simple Network Management Protocol (SNMP), dan masih banyak protokol lainnya. Dalam beberapa implementasi Stack Protocol, seperti halnya Microsoft TCP/IP, protokol-protokol lapisan aplikasi berinteraksi dengan menggunakan antarmuka Windows Sockets (Winsock) atau NetBios over TCP/IP (NetBT). Layer 3. Transport berguna untuk membuat komunikasi menggunakan sesi koneksi yang bersifat connection-oriented atau broadcast yang bersifat connectionless. Protokol dalam lapisan ini adalah Transmission Control Protocol (TCP) dan User Diagram Protocol (UDP). Layer 2. Internet berfungsi untuk melakukan pemetaan (routing) dan enkapsulasi paket-paket data jaringan menjadi paket-paket IP. Protokol yang bekerja dalam lapisan ini adalah Internet Protocol (IP), Address Resolution Protocol (ARP),Internet control Message Protocol (ICMP),
dan Internet Group Management Protocol (IGMP). Layer 1. Network Interface berfungsi untuk meletakkan frame frame jaringan di atas media jaringan yang digunakan. TCP/IP dapat bekerja dengan banyak teknologi transport, mulai dari teknologi transport dalam LAN (seperti halnya Ethernet dan Token Ring), Man dan Wan (seperti halnya dial-up model yang berjalan di atas Public Switched Telephone Network (PSTN), Integrated Services Digital Network (ISDN), serta Asynchronous Transfer Mode (ATM). B3. PERANGKAT JARINGAN KOMPUTER Perangkat-perangkat tersebut adalah : a. Repeater / Penguat Repeater, bekerja pada layer fisik jaringan, menguatkan sinyal dan mengirimkan dari satu repeater ke repeater lain. Repeater tidak merubah informasi yang ditransmisikan dan repeater tidak dapat memfilter informasi. Repeater hanya berfungsi membantu menguatkan sinyal yang melemah akibat jarak, sehingga sinyal dapat ditransmisikan ke jarak yang lebih jauh. b. Hub Hub menghubungkan semua komputer yang terhubung ke LAN. Hub adalah repeater dengan jumlah port banyak (multiport repeater). Hub tidak mampu menentukan tujuan; Hub hanya mentrasmisikan sinyal ke setiap line yang terkoneksi dengannya, menggunakan mode halfduplex. c. Bridge Bridge adalah intelligent repeater. Bridge menguatkan sinyal yang ditransmisikannya, tetapi tidak seperti repeater, Brigde mampu menentukan tujuan. d. Switch Switch menghubungkan semua komputer yang terhubung ke LAN, sama seperti hub. Perbedaannya adalah switch dapat beroperasi dengan mode full-duplex dan mampu mengalihkan jalur dan memfilter informasi ke dan dari tujuan yang spesifik. e. Router
Router adalah peningkatan kemampuan dari bridge. Router mampu menunjukkan rute/jalur (route) dan memfilter informasi pada jaringan yang berbeda. Beberapa router mampu secara otomatis mendeteksi masalah dan mengalihkan jalur informasi dari area yang bermasalah. B4. Macam kelas IP Kelas A Fungsi Kelas A adalah aringan yang berukuran sangat besar, yang pada tiap jaringannya terdapat sekitar 16 juta host. Formatnya : Format : 0nnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh Bit pertama : 0 Panjang Network ID : 8 bit Panjang Host ID : 24 bit Byte pertama : 0 127 Jumlah : 126 kelas A (0 dan 127 dicadangkan) Range IP : 1.xxx.xxx.xxx sampai 126.xxx.xxx.xxx Jumlah IP : 16.777.214 IP address pada tiap kelas A
Kelas B Fungsi Kelas B adalah jaringan dengan ukuran sedang-besar. Format : 10nnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh 2 bit pertama : 10 Panjang Network ID : 16 bit Panjang Host ID : 16 bit Byte pertama : 128 191 Jumlah : 16.384 kelas B Range IP : 128.0.xxx.xxx sampai 191.155.xxx.xxx Jumlah IP : 65.535 IP address pada tiap kelas B
Format : 110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh 3 bit pertama : 110 Panjang Network ID : 24 bit Panjang Host ID : 8 bit Byte pertama : 192 223 Jumlah : 2.097.152 kelas C Range IP : 192.0.0.xxx sampai 223.255.255.xxx Jumlah IP : 254 IP address pada tiap kelas C
Kelas D Fungsi kelas D digunakan untuk keperluan multicasting dan tidak mengenal adanya Net-ID dan Host-ID
Untuk beberapa alasan yang menyangkut efisiensi IP Address, mengatasi masalah topologi network dan organisasi, network administrator biasanya melakukan subnetting. Esensi dari subnetting adalah memindahkan garis pemisah antara bagian network dan bagian host dari suatu IP Address. Beberapa bit dari bagian host dialokasikan menjadi bit tambahan pada bagian network. Address satu network menurut struktur baku dipecah menjadi beberapa subnetwork. Cara ini menciptakan sejumlah network tambahan dengan mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut.
B5.2. PERHITUNGAN SUBNETTING DENGAN CIDR DAN VLSM Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun ada kalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24. Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan dengan kata subnet lain, mask 255.255.255.0. subnet /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT. VLSM merupakan bentuk lain dari tehnik subnetting akan tetapi pada subnetting ini yang digunakan bukan berdasarkan jumlah banyak IP dalam satu subnet/class melainkan banyak host yang ingin dibuat. Hal ini akan membuat semakin banyak jaringan yang dapat dipisahkan pada suatu subnet maupun class. Sebagai contoh, suatu jaringan menggunakan class C dengan IP address 192.168.32.0. Jaringan tersebut ingin membagi jaringannya menjadi 5 subnet dengan rincian sebagai berikut : Subnet #1 : 50 host Subnet #2 : 50 host Subnet #3 : 50 host Subnet #4 : 30 host Subnet #5 : 30 host
Rincian diatas tidak akan tercapai apabila menggunakan static subnetting. Untuk hal tersebut apabila menggunakan subnetting 255.255.255.192 maka hanya terdapat 4 subnet dengan tiap-tiap subnet memiliki 64 host, akan tetapi untuk kasus ini dibutuhkan 5 subnet. Dan apabila menggunakan subnet 255.255.255.224 mungkin bisa 8 subnet tetapi tiap subnetnya hanya memiliki jumlah host maksimal 32 host, padahal kita butuh 50 host dalam satu subnet. Untuk itu digunakan VLSM untuk membagi subnet menjadi 4 subnet dengan menggunakan 255.255.255.192 dan subnet yang terakhir dibagi lagi dengan menggunakan subnet 255.255.255.224. Sehingga akan diperoleh 5 subnet dengan subnet pertama sampai ketiga maksimal 64 host dan subnet empat sampai lima maksimal 32 host. Teknik VLSM ini akan dapat mengurangi beban atau pemborosan IP pada suatu perusahan atau gedung yang akan membangun suatu jaringan. B6. Kabel UTP (unshielded twisted pair) Dewasa ini, kabel UTP dengan konektor RJ-45 paling banyak
Gambar 3. RJ-45 connector Kabel UTP sebaiknya tidak digunakan untuk komunikasi jarak jauh dan sebaiknya menggunakan dibawah 100 m. Jenis-jenis kabel UTP ini dibedakan kedalam beberapa kategori sebagai berikut : Tabel 1. Kategori jenis kabel UTP Kategori Bandwith Kategori Kategori 2 1 Mbps Kategori 3 Kategori 4 20 Mbps Kategori 5 Bandwith 16 Mbps 100 Mbps
Kabel UTP (Unshielded Twisted pair) RJ-45 terdiri dari delapan kabel atau empat pasang. Kabel ini sensitif terhadap interferensi. Untuk melindunginya dari interferensi, impedansi dan tahanan yang konsisten kabel dijalan enam kali per inchi. Ada dua macam konfigurasi kabel ini yaitu straight dan cross link. Konfigurasi straight digunakan untuk menghubungkan komputer ke Hub/Switch dan konfigurasi cross link untuk menghubungkan dua komputer secara langsung. Baik konfigurasi Straight atau cross link harus disusun sesuai dengan warna-warna dibawah ini karena adanya perbedaan hambatan diantaranya sehingga apabila dipasangkan pada switch yang berkecepatan tinggi akan menyebabkan error. Disamping itu apabila terjadi kesalahan akan membantu proses pencarian kesalahan. Tabel 2. Konfigurasi kabel straight dan cross link No . 1 pengirim Putih Penerima (straight) Putih orange Penerima link) Putih hijau (cross
2 3 4 5 6 7 8
orange Orange Putih hijau Biru Putih biru Hijau Putih coklat Coklat
Orange Putih hijau Biru Putih biru Hijau Putih coklat Coklat
Hijau Putih orange Biru Putih biru Orange Putih coklat Coklat
C. I.
Permasalahan KABELING (a) Membuat kabel UTP dengan konfigurasi Crossover (b) Membuat kabel UTP dengan konfigurasi Straight-Trough II. TCP/IP (a) Meng-koneksikan 2 buah komputer dengan menggunakan kabel crossover (b) Men-setting protokol TCP/IP pada 2 buah komputer yang saling terhubung (c) Melakukan testing koneksi dengan menggunakan perintah ping pada cmd (d) Melakukan file / folder sharing antar 2 komputer yang saling terhubung (e) Menganalisa paket data dari komunikasi antar 2 komputer
PC 1
PC 2 PC 5
PC 3
PC 4
PC 6
Men-setting IP masing-masing komputer dengan ketentuan sebagai berikut : Komputer 1 dan 2 saling terhubung Komputer 3 dan 4 saling terhubung Komputer 5 dan 6 saling terhubung
Komputer 2, 3, dan 5 saling terhubung Komputer 1 tidak terhubung ke komputer 3, 4, 5, dan 6 Komputer 4 tidak terhubung ke komputer 1, 2, 5, dan 6 Komputer 6 tidak terhubung ke komputer 1, 2, 3, dan 4
D. I.
Analisa data KABELING Pada percobaan ini, membuat kabel UTP dengan konfigurasi Crossover dengan ketatapan urutan warna untuk masing-masing kabel. Sebelumnya beberapa alat yang digunakan selama membuat kabel UTP konfigurasi Crossover yaitu : a. b. c. d. Kabel UTP Tang Krimping Konektor RJ45 LAN Tester
Tiap warna pada kabel UTP memiliki fungsinya masing masing, yaitu : Pin # 1 2 3 4 5 6 7 8 Warna Putih Hijau Hijau Putih Orange Biru Putih Biru Orange Putih Cokelat Cokelat Fungsi Mengirim data (TX+) Mengirim data (TX-) Menerima data (RX+) Tidak digunakan Tidak digunakan Menerima data (RX-) Tidak digunakan Tidak digunakan
a) Membuat kabel UTP dengan konfigurasi Crossover Untuk konfigurasi Crossover, tiap kebel selalu berpasangan. Misalnya kabel putih hijau (TX+) selalu bertemu dengan putih orange (RX+). Sesuai standar yang berlaku, kode urutan warna yang digunakan adalah : Ujung 1 Putih Hijau Hijau Putih Orange Hijau Putih Hijau Orange Ujung 2 Putih Orange Orange Putih Hijau Biru Putih Biru Hijau
b) Membuat kabel UTP dengan konfigurasi Straight-Trough Untuk konfigurasi straight-Trough, tiap tiap kabel selalu bertemu dengan kabel dengan warna yang sama. Misalnya hijau bertemu dengan hijau. Sesuai standar yang berlaku, kode urutan warna yang digunakan adalah : Ujung 1 Putih Hijau Hijau Putih Orange Hijau Putih Hijau Orange Putih Cokelat Cokelat Hijau Putih Orange Hijau Putih Hijau Orange Putih Cokelat Cokelat Ujung 2 Putih Hijau
II.
TCP/IP a) Meng-koneksikan 2 buah komputer dengan menggunakan kabel crossover Pada percobaan ini menghubungkan 2 buah komputer menggunakan kabel UTP konfigurasi crossover, dengan menghubungkan konektor RJ45 dengan LAN port yang ada pada komputer. b) Men-setting protokol TCP/IP pada 2 buah komputer yang saling terhubung Setelah 2 komputer dihubungkan dengan kabel crossover, agar komputer dapat saling berkomunikasi perlu dilakukan setting alamat IP dari masing-masing komputer menggunakan protokol TCP/IP. Untuk komputer 1, langkah pertama adalah membuka Internet Protocol (TCP/IP) Properties, kemudian menggunakan settingan IP manual. Isikan IP Address = 192.168.1.2, Subnetmask = 255.255.255.0.
kemudian untuk komputer 2 melakukan hal yang sama untuk pengaturan alamat IP dan subnetmask nya. Melakukan testing koneksi dengan menggunakan perintah ping pada cmd. Setelah kedua komputer terhubung dan sudah disetting alamat IP nya dengan benar, langkah selanjutnya adalah melakukan pengetesan (testing) koneksi dari komputer 1 ke komputer 2 menggunakan perintah ping melalui cmd windows. Asumsi bahwa yang digunakan adalah komputer 2 dengan IP = 192.168.1.2 kemudian akan melakukan ping terhadap komputer 1 dengan IP = 192.168.1.1, maka pada cmd di tulis perintah sebagai berikut :
ping 192.168.1.1
Gambar 1.2 ping terhadap komputer dengan ip 192.168.1.1 c) Melakukan file / folder sharing antar 2 komputer yang saling terhubung Setelah melakukan testing koneksi, selanjutnya melakukan berbagi file (sharing) dengan memberi izin kesebuah folder pada satu komputer agar dapat diakses oleh komputer lain yang terhubung kejaringan.
d) Menganalisa
paket
data
dari
komunikasi
antar
komputer
menggunakan software Wireshark. Wireshark adalah sebuah software GUI yang berfungsi untuk menangkap dan menganalisa paket-paket data yang berkeliaran pada
jaringan. Semua jenis paket informasi dalam berbagai format protokol dapat ditampilkan. Pada percobaan ini aplikasi wireshark dimanfaatkan untuk menganalisa paket-paket yang dikirim maupun diterima oleh 2 buah komputer yang saling terhubung saat terjadinya komunikasi data, khususnya saat percobaan point c. file sharing.
Gambar 1.3 Wreshark saat menganalisa paket-paket data pada jaringan Dari gambar diatas, bisa dilihat pada paket dengan protokol ICMP, pada saat kedua komputer terhubung, komputer (PC) 2 sedang melakukan ping ke komputer (PC) 1. ketika komputer 2 melakukan ping, paket yang dikirim / diterima adalah berupa pesan kesalahan melalui protokol ICMP. Terlihat pada paket pertama source nya dari PC 2 (192.168.1.2), yaitu mengirim request dengan destination PC 1 (192.168.1.1). kemudian PC 1 mengirim reply yang menandakan bahwa PC 1 dan PC 2 sudah terhubung. Kemudian yang kedua adalah paket dengan protokol TCP (background gelap) menandakan komunikasi paket antara 2 PC untuk menjaga koneksi agar tetap
Praktikum Jaringan Komputer 2011
terhubung.
III.
LOGICAL SUBNETTING Pada percobaan ini melakukan perhitungan IP sesuai dengan struktur
gambar. Perhitungan dilakukan bersama-sama dengan kelompok yang lain, mengingat setiap PC yang ada pada gambar mewakili 1 kelompok. Jadi harus bekerjasama untuk menetapkan bagaimana subnetting IP yang harus digunakan. Berikut hasil kesepakatan untuk PC IP pada masing masing kelompok :
PC 1 PC 2 PC 3 PC 4 PC 5 PC 6
: 192.168.1.1 /24 : 192.168.1.2 /16 : 192.168.3.3 /16 : 192.168.3.1 /24 : 192.168.2.5 /16 : 192.168.2.1 /24
Hasil ping ke tiap-tiap PC dengan asumsi semua ping dilakukan dari PC 3 : 1. Ping ke PC 1:
Gambar 1.4 ping ke PC 1 Dari gambar diatas terlihat bahwa PC 3 tidak dapat terhubung dengan PC 1. Ini karena PC 3 dan PC 1 berada pada netmask yang berbeda, yaitu PC 3 memiliki netmasi 255.255.0.0 (/16) sedangkan PC 1 memiliki netmask 255.255.255.0 (/24). Selain itu PC 3 dan PC 1 memiliki subnet yang berbeda, yaitu PC 3 = 192.168.3.x (kelas B) dan PC 1 = 192.168.1.x (kelas C).
2. Ping ke PC 2
Gambar 1.5 ping ke PC 2 Dari gambar diatas terlihat bahwa PC 3 terhubung dengan PC 2. Ini karena PC 3 dan PC 2 berada pada satu netmask, yaitu 255.255.0.0 (/16). Meskipun kedua PC berada pada subnet yang berbeda, yaitu PC 3 = 192.168.3.x dan PC 2 = 192.168.1.x namun keduanya sama sama menggunakan kelas B. 3. ping ke PC 4
Gambar 1.6 ping ke PC 4 Dari gambar diatas terlihat bahwa PC 3 terhubung dengan PC 4. Ini karena PC 3 dan PC 4 berada subnet yang sama, yaitu PC 3 = 192.168.3.x dan PC 4 = 192.168.3.x, meskipun keduanya memiliki netmask yang berbeda, PC 3 255.255.0.0 (/16) dan PC 4 255.255.255.0 (/24). IP pada subnet PC 3 sudah mencakupi (berada
Gambar 1.7 ping ke PC 5 Dari gambar diatas terlihat bahwa PC 3 terhubung dengan PC 5. Ini karena PC 3 dan PC 5 berada pada satu netmask, yaitu 255.255.0.0 (/16). Meskipun kedua PC berada pada subnet yang berbeda, yaitu PC 3 = 192.168.3.x dan PC 2 = 192.168.5.x namun keduanya sama sama menggunakan kelas B. 5. ping ke PC 6
Gambar 1.8 ping ke PC 6 Dari gambar diatas terlihat bahwa PC 3 tidak dapat terhubung dengan PC 6. Ini karena PC 3 dan PC 6 berada pada netmask yang berbeda, yaitu PC 3 memiliki netmasi 255.255.0.0 (/16) sedangkan PC 1 memiliki netmask
255.255.255.0 (/24). Selain itu PC 3 dan PC 1 memiliki subnet yang berbeda, yaitu PC 3 = 192.168.3.x (kelas B) dan PC 1 = 192.168.2.x (kelas C).
E.
Kesimpulan
Pin 1 2 3 4 5 6 7 8
11
Warna Putih Hijau Hijau Putih Orange Biru Putih Biru Orange Putih Cokelat Cokelat
Fungsi Mengirim data (TX+) Mengirim data (TX-) Menerima data (RX+) Tidak digunakan Tidak digunakan Menerima data (RX-) Tidak digunakan Tidak digunakan
Kabel UTP tipe straight digunakan sebagai media penghubung antara 2 perangkat yang berbeda, seperti :
Kabel UTP tipe cross over digunakan sebagai media penghubung antara 2 perangkat yang sama : a. Komputer/PC dengan Komputer/PC, atau b. Router dengan Router, atau c. Hub dengan Hub Untuk melakukan komunikasi antara 2 komputer pada jaringan di gunakan protocol TCP/IP Dalam koneksi dengan internet pengirim tidak dapat memberitahukan & tidak tahu sebab kegagalan suatu koneksi. Untuk mengatasinya diperlukan suatu metode yang menyediakan informasi mengenai kejadian yang tidak diinginkan sehingga dipakai mekanisme ICMP. Subnetting adalah suatu teknik membagi network menjadi subnetwork yang lebih kecil dan sunetting hanya dilakukan pada IP kelas A, B, dan C. Subnetting digunakan untuk menghindari terjadinya kongesti akibat terlalu banyak host dalam suatu physical network, maka dilakukan segmentasi jaringan.
11
11
11
11
11
Untuk melakukan sugnetting digunakan netmask address pada konfigurasi TCP/IP. Tugas Pendahuluan
F.
Dari tabel diatas dapat dilihat apabila sisi kabel UTP di manfaatkan menggunakan standar EIA/TIA 568A maka fungis setiap pin adalah : 1. Pin putih/hijau 2. Pin hijau : sebagai pin transmit sinyal + : sebagai pin transmit sinyal : sebagai pin receive sinyal
4. Pin oranye
Sedangkan untuk pin biru, putih.biru, putih/coklat dan coklat tidak dimanfaatkan atau dalam kondisi open (not aviabel), akan tetapi terkadang pin biru dan putih/biru sering dimanfaatkan sebagai koneksi telepon Apabila sisi kabel UTP dimanfaatkan menggunakan standar EIA/TIA 568B maka fungsi setiap pin adalah sebagai berikut : 1. Pin putih/oranye 2. Pin oranye : sebagai pin transmit sinyal + : sebagai pin transmit sinyal
Sedangkan untuk pin biru, putih.biru, putih/coklat dan coklat tidak dimanfaatkan atau dalam kondisi open (not aviabel), akan tetapi terkadang pin biru dan putih/biru sering dimanfaatkan sebagai koneksi telepon
3.
mask dari ip tersebut adalah 255.255.252.0 dalam bit 1111 1100 0000 0000
.
karena berada dalam kelas c maka jumlah segment adalah 26 2 = 62 segment. 256 252 = 4 , 8, 12 dst Tunjukkan jumlah host, Network ID, Broadcast ID dari masing-masing segment, jumlah host adalah 210 2 = 1022 host. Dengan masingmasing: Segment 1 2 Dst Network id 192.168.4.0 192.168.8.0 DAFTAR PUSTAKA Broadcast id 192.168.7.255 192.168.11.255