Anda di halaman 1dari 14

Puskesmas sebagai Sistem

Diajukan untuk Memenuhi Nilai Kelompok Sistem Dan Sistem Informasi Kesehatan

Oleh :

Sherly Purnama Octaviana Mizna Sabilla Titi Husniawati Nurmalita Sani Anindyajati Tyas Nareshwarie

108101000004 108101000011 108101000021 108101000033 108101000037

SEMESTER 7 GIZI 2008 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432/2011

BAB I PENDAHULUAN

Pembangunan yang berwawasan kesehatan sedang dicanangkan pemerintah saat ini dimana pola pikir atau paradigma telah berubah dari paradigma sakit menjadi paradigma sehat yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat dengan tercapainya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sehingga lahirlah sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Seperti yang kita ketahui paradigma sehat adalah pola pikir atau model

pembangunan kesehatan yang bersifat menyeluruh, dengan melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat lintas sektor dengan upaya lebih diarahkan pada peningkatan pemeliharaan dan perlindungan kesehatan tidak hanya penyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan saja. Untuk menunjang maksud tersebut Pemda Kabupaten/Kota harus memiliki vital registration dan based line data tentang derajat kesehatan masyarakat (mortalitas, morbiditas, dan status gizi), kesehatan lingkungan, perilaku hidup masyarakat, serta akses dan mutu pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya masing-masing dengan

mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) Daerah. Secara umum tujuan penyelenggaraan Puskesmas di era desentralisasi adalah untuk mewujudkan Puskesmas yang mampu menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang efisien dan efektif, merata, bermutu, terjangkau dan memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah kerjanya. Akan tetapi selama ini pandangan orang terhadap puskesmas masih kurang baik terutama dengan penampilan fisik yang kurang bersih serta disiplin dan

keramahan petugas dalam pelayanan kesehatan masih kurang, serta tidak seluruh upaya kegiatan pokok puskesmas dapat diselenggarakan dengan baik oleh setiap Puskesmas, karena kemampuan tiap puskesmas berbeda-beda. Selain itu Puskesmas dan jaringannya secara langsung juga bertanggungjawab dalam meningkatkan kemandirian masyarakat untuk hidupsehat dalam lingkungan yang sehat melalui pendekatan azas pertanggungjawabanwilayah, azas peran serta masyarakat, azas keterpaduan lintas program dan lintassektor serta azas rujukan. Puskesmas sebagai salah satu institusi pelayanan umum, dapat dipastikan membutuhkan keberadaan sistem informasi yang akurat dan handal, serta cukup memadai untuk meningkatkan pelayanan puskesmas kepada para pengguna(pasien) dan lingkungan terkait. Dengan lingkup pelayanan yang begitu luas,tentunya banyak sekali permasalahan

kompleks yang terjadi dalam proses pelayanan di puskesmas. Banyaknya variabel di puskemas turut menentukankecepatan arus informasi yang dibutuhkan oleh pengguna dan lingkungan puskesmas.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Sistem Menurut Muninjaya (2004) sistem adalah suatu rangkaian, komponen yang berhubungan satu dengan yang lain dan mempunyai satu tujuan yang jelas. Sedangkan menurut Azwar (1996), sistem adalah suatu kesatuan yang utuh dan terpadu dari berbagai eleman yang berhubungan serta saling mempengaruhi yang sedang sadar dipersiapkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Komponen Sistem Menurut Muninjaya (2004), komponen suatu sistem terdiri dari input, proses, output, efek, outcome, dan mekanisme umpan baliknya. y Input sumber daya atau masukan yang dikonsumsikan oleh suatu sistem. sumber

daya suatu sistem adalah man, money, material, methode, minute, dan market. y y y y y Proses Ouput Efek semua kegiatan sistem melalui proses input akan diubah menjadi output. hasil langsung (keluaran) dari sistem. hasil tidak langsung yang pertama dari proses suatu sistem. dampak atau hasil tidak langsung dari proses suatu sistem.

Outcome

Mekanisme umpan balik

Gambar Sebuah Sistem


Lingkungan

Input

Proces s

Output

effect

Outco me

Umpan Balik

Sumber: Muninjaya (2004)

3. Ciri-Ciri Sistem Ciri-ciri system menurut Shode dan Voich dalam Azwar, 1996 dibedakan menjadi enam macam, yaitu 1. System mempunyai tujuan dan karena itu semua perilaku yang ada pada system pada dasarnya bermaksud mencapai tujuan tersebut (purposive behavior). 2. System sekalipun terdiri dari berbagai bagian atau elemen, tetapi secara keseluruhan merupakan suatu yang bulat dan utuh (wholism) jauh melebihi kumpulan bagian atau elemen tersebut. 3. Berbagai bagian atau elemen yang terdapat dalam system saling terkait, berhubungan serta berinteraksi. Batasan tentang penjenjangan system banyak macamnya. Secara sederhana dengan penjenjangan system ialah pembagian system ditinjau dari sudut peranan kedudukan terhadap lingkungan. Untuk ini penjenjangan system tersebut dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu 1. Suprasistem Lingkungan dimana system tersebut berada. Lingkungan yang dimaksud disini juga berbentuk suatu system tersendiri, yang kedudukannya dan perannya lebih luas. System yang lebih luas ini mempengaruhi system tetapi tidak dikelola oleh system. 2. System Sesuatu yang sedang diamati yang menjadi objek dan subjek pengamatan. 3. Subsistem Bagian dari system yang secara mandiri membentuk system pula. Subsistem yang mandiri ini kedudukan dan peranannya lebih kecil dari pada system. 4. System bersifat terbuka dan selalu berinteraksi dengan system lain yang lebih luas, yang biasanya disebut dengan lingkungan. Lingkungan dunia diluar system yang tidak dikelola oleh system

tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap system. 5. System mempunyai kemampuan transformasi, artinya mampu mengubah sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Dengan perkataan lain, system mampu mengubah masukan menjadi keluaran.

a. Input

kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam system dan

yang diperlukan untuk dapat berfungsinya system tersebut. b. Proses kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam system

yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan. c. Ouput kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari

berlangsungnya proses dalam system. 6. System mempunyai mekanisme pengendalian, baik dalam rangka menyatukan berbagai bagian atau elemen, atau dalam rangka mengubah masukan menjadi keluaran. o Mekanisme umpan balik/feed back kumpulan bagian atau elemen

merupakan keluaran dari system dan sekaligus sebagai masukan dari system tersebut. o Dampak akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu system.

4. Unsur-Unsur Sistem Untuk memahami atau mengembangkan suatu sistem, kita perlu membedakan unsurunsur dari sistem yang membentuknya. Berikut ini karakteristik sistem yang dapat membedakan suatu sistem dengan sistem lainnya : y Batasan (boundary) penggambaran dari suatu elemen/unsur mana yang

termasuk di dalam sistem dengan sistem lainnya. y Lingkungan (enviorment) segala sesuatu di luar sistem, lingkungan

menyediakan asumsi, kendala, dan input terhadap suatu sistem. y Masukan (input) sumberdaya (data, bahan baku, perlatan, energi) dari

lingkungan yang dikonsumsi dan dimanipulasi oleh suatu sistem. y Keluaran (output) semberdaya atau produk (informasi, laporan, dokumen,

tampilan di layar komputer, barang jadi) yang disediakan untuk lingkungan sistem oleh kegiatan dalam suatu sistem. y Komponen (components) kegiatan-kegiatan atau proses dalam suatu sistem

yang mentransformasikan input menjadi bentuk setengah jadi ataupun output. Komponen ini bisa subsistem dari sebuah sistem. y Interface tempat dimana komponen atau sistem dan lingkungannya bertemu

atau berinterakis.

Penyimpanan (storage)

area yang dikuasai dan digunakan untuk

penyimpanan sementara dan tetap dari informasi, energi, bahan baku, dan sebagainya. Penyimpanan merupakan suatu media penyangga diantara komponen sistem yang memungkinkan komponen tersebut bekerja dengan berbagai tindakan yang ada dan memungkinkan komponen yang berbeda dan berbagai data yang sama. (Husein, 2002 dalam Widyastuti Thanty, 2008)

5. Pengertian Puskesmas Puskesmas adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan msayarakat yang amat penting di Indonesia. Adapun yang dimaksudkan dengan puskesmas ialah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang meyepelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan pada suatu wilayah tertentu.

6. Asas Pengelolaan Puskesmas Asas manajemen penyelenggaraan Puskesmas di era desentralisasi berpedoman pada 4 (empat) asas, yaitu: 1. Asas Petanggung jawaban Wilayah Artinya Puskesmas bertanggungjawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tingal di wilayah kerjanya. Program Puskesmas yang dilaksanakan selain menunggu kunjungan masyarakat ke Puskesmas (kegiatan dalam gedung Puskesmas/kegiatan pasif), juga memberikan pelayanan kesehatan sedekat mungkin ke masyarakat melalui kegiatan di luar gedung (kegiatan aktif/outreach activities), 2. Asas Pemberdayaan masyarakat Artinya Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan

masyarakat, agar beperan serta aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas. Untuk itu, berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun melalui pembentukan dan pendayagunaan Badan Penyantun Puskesmas (BPP). Bentuk peran serta masyarakat dalam pelayanan kesehatan, antara lain Pos Pelayanan Terpadu Keluarga Berencana-Kesehatan (Posyandu), Pos Kesehatan Desa (Poskesdes), Bina Keluarga Balita (BKB),Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi), Pos

Kesehatan Pesantren (Poskestrena), Warung Obat Desa, Dana Sehat dan lainlain, 3. Asas Keterpaduan Untuk mengatasi keterbatasan sumberdaya serta diperolehnya hasil yang optimal, penyelenggaan setiap upaya Puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu. Ada dua macam keterpaduan, yakni: (a) Keterpaduan Lintas Program, yaitu upaya memadukan penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan yang menjadi tanggungjawab Puskesmas, dan (b) Keterpaduan Lintas Sektor, yaitu upaya memadukan penyelenggaraan upaya Puskesmas (wajib, pengembangan dan inovasi) dengan berbagai program dari sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatan dan dunia usaha, 4. Asas Rujukan Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang dimiliki oleh Puskesmas terbatas. Padahal Puskesmas berhadapan langsung dengan masyarakat dengan berbagai permasalahan kesehatannnya. Untuk membantu Puskesmas menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga untuk meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap upaya kesehatan Puskesmas harus ditopang oleh asas rujukan. Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggungjawab atas kasus penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama (Departemen Kesehatan, 2004 dalam Endang Sutisna Sulaeman).

7. Fungsi Puskesmas Sesuai dengan sistem ketahanan nasional, Puskesmas merupakan fasilitas pelayan kesehatan tingkat pertama, mempunyai 3 Fungsi : 1. Pusat Penggerak Pembangunan berwawasan kesehatan. Puskesmas mampu membantu pembangunan yang mendatangkan dampak positif pada kesehatan misalanya terbentuknya lingkungan sehat, dan

terbentuknya perilaku sehat dalam pembangunan kesehatan.

2.

Pusat Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Puskesmas dapat mengupayakan agar masyarakat atau keluarga dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam mengidentifikasi masalah kesehatan, merencanakan dan mengambil keputusan untuk melakukan pemecahan masalah dengan benar tanpa / dengan bantuan pihak lain.

3.

Pusat Pelayanan Tingkat Pertama

Memberikan pelayanan yang bersifat pokok yang dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

BAB III PEMBAHASAN

Berdasarkan teori pada bab sebelumnya, maka Puskesmas dikatakan sebuah sistem karena memenuhi kriteria ciri-ciri sistem, yaitu: 1. System mempunyai tujuan dan karena itu semua perilaku yang ada pada system pada dasarnya bermaksud mencapai tujuan tersebut (purposive behavior). Setiap Puskesmas memiliki visi dan misi. Dari visi dan misi tersebut dirumuskan pula sebuah tujuan, yaitu tujuan umum dan khusus. Visi, misi, dan tujuan Puskesmas pada dasarnya merupaksan visi, misi, dan tujuan bersama seluruh pegawai dan stakeholders Puskesmas. Dengan adanya tujuan tersebut, maka semua elemen di Puskesmas berfungsi untuk mencapai tujuan yang sama yang telah ditetapkan. Seperti contohnya, visi, misi dan tujuan Puskesmas Ciputat adalah: Visi Misi : Unggul dalam pelayanan kesehatan : Meningkatkan Sumber Daya Manusia Mewujudkan pelayanan prima Menggalang kemitraan dengan lintas program, lintas sektoral dan swasta Mendorong kemandirian masyarakat Usaha pencapaian tujuan tersebut ditunjukkan dengan melakukan manajemen. Menurut Terry dalam Sulaiman (2009), manajemen adalah pencapaian tujuantujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan orang lain. Untuk mencapai tujuan Puskesmas secara efektif dan efisien, pimpinan Puskesmas dituntut untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, yaitu fungsi-fungsi yang harus dilaksanakan oleh pimpinan Puskesmas secara terorganisasi, berurutan dan berkesinambungan. Fungsi manajemen yang digunakan oleh Puskesmas diadaptasi dari fungsi manajemen yang dikemukakan oleh Terry dengan penambahan fungsi evaluating (Penilaian), sehingga fungsi-fungsi manajemen Puskesmas adalah sebagai berikut:

a. Planning (Perencanaan); b. Organizing (Pengorganisasian); c. Actuating (Penggerakan Pelaksanaan); d. Controlling (Pengawasan/Pembimbingan); e. Evaluating (Penilaian).

2. System sekalipun terdiri dari berbagai bagian atau elemen, tetapi secara keseluruhan merupakan suatu yang bulat dan utuh (wholism) jauh melebihi kumpulan bagian atau elemen tersebut. Setelah ditetapkan suatu tujuan, maka setiap elemen dari Puskesmas melaksanakan fungsinya dan membentuk suatu kesatuan usaha dalam rangka mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan. Manajemen Puskesmas didefinisikan sebagai rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematis untuk menghasilkan luaran Puskesmas yang efektif dan efisien (Sulaiman, 2009). Meskipun kelima fungsi manajemen tersebut terpisah satu sama lain, tetapi sebagai suatu kesatuan proses, dimana kelimanya merupakan suatu rangkaian kegiatan yang berhubungan satu sama lain. Kelima fungsi ini sifatnya sekuensial, artinya fungsi yang satu mendahului fungsi yang lainnya, dimana aktivitas manajerial dimulai dengan planning dan berakhir pada evaluating. Jika perencanaan (planning) telah disusun, kemudian struktur organisasi dirancang sedemikian rupa agar setiap tugas dan hubungan antar unit kerja dalam organisasi dapat merealisasikan rencana (organizing). Jika struktur organisasi telah dirancang, maka pimpinan memilih dan menetapkan personalia dengan kualifikasi yang tepat untuk menempati posisi dalam struktur organisasi dan mengerjakan berbagai tugas. Kemudian individu atau tim yang bekerja dalam organisasi digerakan dan diarahkan agar mereka bertindak atau bekerja efektif untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan (actuating). Akhirnya semua aktivitas atau operasi organisasi dikontrol untuk mengetahui sejauhmana hasil yang dicapai sesuai dengan standar kinerja yang telah ditentukan (controlling), kemudian hasil yang dicapai dibandingkan dengan tolok ukur atau kriteria kinerja yang telah ditetapkan, dilanjutkan dengan kesimpulan dan saran-saran yang dapat dilakukan pada setiap tahap pelaksanaan program (evaluating).

3. Berbagai bagian atau elemen yang terdapat dalam system saling terkait, berhubungan serta berinteraksi. Program dan kegiatan-kegiatan Puskesmas dilaksanakan secara berjenjang. Terutama kegiatan pencatatan dan pelaporan data kesehatan dari warga ke Puskesmas. Beberapa contoh kegiatan yang dilaksanakan secara berjenjang antara lain: y y Surveilans Desa Siaga akan melengkapi struktur pelayanan kesehatan yang berjenjang, mulai dari Posyandu, Pos kesehatan desa (Poskesdes), Puskesmas, Rumah Sakit kabupaten/kota. y Pemeriksaan kesehatan siswa sekolah dalam kegiatan UKS dilakukan secara berjenjang yaitu dengan penjaringan awal oleh guru dan dokter kecil atau kader kesehatan remaja, kemudian dilanjutkan pemeriksaan oleh tenaga kesehatan.

4. System bersifat terbuka dan selalu berinteraksi dengan system lain yang lebih luas, yang biasanya disebut dengan lingkungan Bagi Puskesmas, yang dimaksud lingkungan adalah seluruh wilayah kerja Puskesmas. Sebagai contoh wilayah kerja Puskesmas Ciputat adalah kelurahan Cipayung dan Ciputat.

5. System mempunyai kemampuan transformasi, artinya mampu mengubah sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Dengan perkataan lain, system mampu mengubah masukan menjadi keluaran. a. Input y y y Tenaga pelaksana (tenaga kesehatan, pegawai, dll), data (kesehatan, kependudukan, lingkungan dll), peralatan (alat kesehatan, obat, bahan imunisasi, mobil ambulans, komputer, dll) y y dana pasien atau masyarakat

b. Proses Seluruh kegiatan Puskesmas, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan, pengawasan/pembimbingan, hingga penilaian. c. Ouput y Informasi kesehatan angka kesakitan, angka kelahiran, angka

kematian, cakupan program dll y y 6. System Laporan tahunan Puskesmas Dokumen Buku KIA, Buku bantu Gizi, dll

mempunyai

mekanisme

pengendalian,

baik

dalam

rangka

menyatukan berbagai bagian atau elemen, atau dalam rangka mengubah masukan menjadi keluaran. a. Kontrol Dalam pelaksanaan program yang dilakukan, adanya kegiatan untuk

mengawasi dan mengendalikan. Hal ini dilaksanakan oleh staf ynag bertanggung jawab dalam masing-masing bidang. Setiap control ynag dilakukan melibatkan pihak dan berada pada masing-masing wilayah dan disesuaikan dnegan waktu yag telah disepakati, seperti adanya rapat koordinasi kelurahan(RAKOLKEL) yang melibatkan pihak unit pelayanan kesehatan dan pihak dari kelurahan. b. Mekanisme umpan balik/feed back Kesepakatan bersama atas tujuan dan target RO tahunan Puskesmas diantara para pegawai dan tim Puskesmas serta melakukan umpan balik dan perbaikan pada penetapan tujuan dan target kinerja Puskesmas. Umpan balik hasil cakupan program dibandingkan dengan

target serta mendapat masukan-masukan baru dan meniadakan tujuan yang tidak sesuai.

DAFTAR PUSTAKA

Sulaeman, Endang Sutisna. 2009. Manajemen Kesehatan. Diakses dari www.uns.ac.id Muninjaya.2004. Manajemen Kesehatan. Jakarta: EGC Azwar, Azrul. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Ed.3. Jakarta: Bina Rupa Aksara Widyastui, Thanty. 2008. Sistem Informasi Manajemen. Diakses dari www.ui.ac.id

Anda mungkin juga menyukai