Anda di halaman 1dari 4

Nama : M.

Arif Tri Hapsoro ( I 1111 00 19) Qori Irsan ( I 1111 00 28)

IKTERUS Definisi Ikterus adalah warna kuning pada kulit, konjungtiva dan selaput akibat penumpukan bilirubin. Sedangkan hiperbilirubinemia adalah ikterus dengan konsentrasi bilirubin serum yang menjurus ke arah terjadinya kernikterus atau ensefalopati bilirubin bila kadar bilirubin yang tidak dikendalikan. Gejala ini dapat terjadi antara 25%-50% pada seluruh bayi cukup bulan
dan lebih tinggi lagi pada bayi prematur. Walaupun kuning pada bayi baru lahir merupakan keadaan yang relatif tidak berbahaya, tetapi pada usia inilah kadar bilirubin yang tinggi dapat menjadi toksik dan berbahaya terhadap sistim saraf pusat bayi.

Ada beberapa keadaan ikterus yang cenderung menjadi patologik: 1. Ikterus klinis terjadi pada 24 jam pertama kehidupan 2. Peningkatan kadar bilirubin serum sebanyak 5mg/dL atau lebih setiap 24 jam 3. Ikterus yang disertai proses hemolisis (inkompatabilitas darah, defisiensi G6PD, atau sepsis) 4. Ikterus yang disertai oleh: A. Berat lahir <2000 gram B. Masa gestasi 36 minggu C. Asfiksia, hipoksia, sindrom gawat napas pada neonates (SGNN) D. Infeksi E. Trauma lahir pada kepala F. Hipoglikemia, hiperkarbia G. Hiperosmolaritas darah 5. Ikterus klinis yang menetap setelah bayi berusia >8 hari (pada NCB) atau >14 hari (pada NKB)

Penyebab kuning pada bayi baru lahir Kuning pada bayi baru lahir paling sering timbul karena fungsi hati masih belum sempurna untuk membuang bilirubin dari aliran darah. Kuning juga bisa terjadi karena beberapa kondisi klinis, di antaranya adalah: Ikterus fisiologis merupakan bentuk yang paling sering terjadi pada bayi baru lahir. Jenis bilirubin yang menyebabkan pewarnaan kuning pada ikterus disebut bilirubin tidak terkonjugasi, merupakan jenis yang tidak mudah dibuang dari tubuh bayi. Hati bayi akan mengubah bilirubin ini menjadi

bilirubin terkonjugasi yang lebih mudah dibuang oleh tubuh. Hati bayi baru lahir masih belum matang sehingga masih belum mampu untuk melakukan pengubahan ini dengan baik sehingga akan terjadi peningkatan kadar bilirubin dalam darah yang ditandai sebagai pewarnaan kuning pada kulit bayi. Bila kuning tersebut murni disebabkan oleh faktor ini maka disebut sebagai ikterus fisiologis Breastfeeding jaundice, dapat terjadi pada bayi yang mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif. Terjadi akibat kekurangan ASI yang biasanya timbul pada hari kedua atau ketiga pada waktu ASI belum banyak dan biasanya tidak memerlukan pengobatan Ikterus ASI (breastmilk jaundice), berhubungan dengan pemberian ASI dari seorang ibu tertentu dan biasanya akan timbul pada setiap bayi yang disusukannya bergantung pada kemampuan bayi tersebut mengubah bilirubin indirek. Jarang mengancam jiwa dan timbul setelah 4-7 hari pertama dan berlangsung lebih lama dari ikterus fisiologis yaitu 3-12 minggu. Ikterus pada bayi baru lahir akan terjadi pada kasus ketidakcocokan golongan darah (inkompatibilitas ABO) dan rhesus (inkompatibilitas rhesus) ibu dan janin. Tubuh ibu akan memproduksi antibodi yang akan menyerang sel darah merah janin sehingga akan menyebabkan pecahnya sel darah merah sehingga akan meningkatkan pelepasan bilirubin dari sel darah merah Lebam pada kulit kepala bayi yang disebut dengan sefalhematom dapat timbul dalam proses persalinan. Lebam terjadi karena penumpukan darah beku di bawah kulit kepala. Secara alamiah tubuh akan menghancurkan bekuan ini sehingga bilirubin juga akan keluar yang mungkin saja terlalu banyak untuk dapat ditangani oleh hati sehingga timbul kuning Ibu yang menderita diabetes dapat mengakibatkan bayi menjadi kuning

Gejala dan tanda klinis Gejala utamanya adalah kuning di kulit, konjungtiva dan mukosa. Disamping itu dapat pula disertai dengan gejala-gejala: 1. Dehidrasi. Asupan kalori tidak adekuat (misalnya: kurang minum, muntah-muntah) 2. Pucat. Sering berkaitan dengan anemia hemolitik (mis. Ketidakcocokan golongan darah ABO, rhesus, defisiensi G6PD) atau kehilangan darah ekstravaskular. 3. Trauma lahir. Bruising, sefalhematom (peradarahn kepala), perdarahan tertutup lainnya. 4. Pletorik (penumpukan darah). Polisitemia, yang dapat disebabkan oleh keterlambatan memotong tali pusat, bayi KMK 5. Letargik dan gejala sepsis lainnya 6. Petekiae (bintik merah di kulit). Sering dikaitkan dengan infeksi congenital, sepsis atau eritroblastosis

7. Mikrosefali (ukuran kepala lebih kecil dari normal). Sering berkaitan dengan anemia hemolitik, infeksi kongenital, penyakit hati 8. Hepatosplenomegali (pembesaran hati dan limpa) 9. Omfalitis (peradangan umbilikus) 10. Hipotiroidisme (defisiensi aktivitas tiroid) 11. Massa abdominal kanan (sering berkaitan dengan duktus koledokus) 12. Feses dempul disertai urin warna coklat. Pikirkan ke arah ikterus obstruktif, selanjutnya konsultasikan ke bagian hepatologi.

Penatalaksanaan 1. Pertimbangkan terapi sinar pada: A. NCB (neonatus cukup bulan) SMK (sesuai masa kehamilan) sehat : kadar bilirubin total > 12 mg/Dl B. NKB (neonatus kurang bulan) sehat : kadar bilirubin total > 10 mg/dL 2. Pertimbangkan tranfusi tukar bila kadar bilirubin indirek > 20 mg/dL 3. Terapi sinar intensif. Terapi sinar intensif dianggap berhasil, bila setelah ujian penyinaran kadar bilirubin minimal turun 1 mg/dL.

Pemeriksaan laboratorium Penyebab yang pasti terhadap ikterus pada bayi baru lahir harus dicari. Pada beberapa kasus, pemeriksaan fisik yang lengkap sangat diperlukan dan pemeriksaan darah mungkin diperlukan untuk mengetahui: 1. Kadar bilirubin total, berdasarkan pemeriksaan ini dokter akan minta pemeriksaan tambahan seperti tes Coombs untuk memeriksa antibodi yang menghancurkan sel darah merah bayi, pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan hitung retikulosit untuk melihat apakah bayi memproduksi sel darah merah yang baru 2. 3. Golongan darah dan rhesus ibu dan bayi Pada beberapa kasus mungkin perlu untuk memeriksa darah untuk melihat suatu kondisi yang disebut sebagai defisiensi G6PD

Pemeriksaan penunjang 1. 2. 3. 4. 5. Kadar bilirubin serum (total) Darah tepi lengkap dan gambaran apusan darah tepi Penentuan golongan darah dan Rh dari ibu dan bayi Pemeriksaan kadar enzim G6PD Pada ikterus yang lama, lakukan uji fungsi hati, uji fungsi tiroid, uji urin terhadap galaktosemia.

6. Bila secara klinis dicurigai sepsis, lakukan pemeriksaan kultur darah, urin, IT rasio dan pemeriksaan C reaktif protein (CRP).

Kapan menghubungi dokter? Segera hubungi dokter bila bayi tampak kuning: Timbul segera dalam 24 jam pertama kelahiran, ATAU Kuning menetap lebih dari 8 hari pada bayi cukup bulan dan lebih dari 14 hari pada bayi prematur, ATAU Pada observasi di rumah bayi tampak kuning yang sudah menyebar sampai ke lutut/siku atau lebih, ATAU Tinja berwarna pucat Segera bawa bayi ke unit gawat darurat rumah sakit bila: Jika ibu/pengasuh melihat bayi tampak sakit (menolak untuk minum, tidur berlebihan, atau lengan dan kaki lemas) atau bila suhu tubuh lebih dari 37,50 C Jika bayi tampak mengalami kesulitan bernapas

Yang sangat berbahaya pada ikterus ini adalah keadaan yang disebut kern ikterus. Kern ikterus adalah suatu kerusakan otak akibat perlengketan bilirubin indirek pada otak. Gejalanya antara lain: 1. Mata yang berputar 2. Kesadaran menurun 3. Bayi tidak mau minum atau menghisap 4. Otot tegang, leher kaku, dan akhirnya kejang

Pada umur yang lebih lanjut, bila bayi ini bertahan hidup dapat terjadi spasme (kekakuan) otot, kejang, tuli, gangguan bicara dan keterbelakangan mental.

http://usupress.usu.ac.id/files/Ragam%20Pediatrik%20Praktis_Final_BAB%201.pdf

www.klikdokter.com

Anda mungkin juga menyukai