Anda di halaman 1dari 18

Identifikasi ion bromine - BrIon Br- dengan gas Cl2 menjadikan larutan bewarna kuning.

Jika larutan dikocok dengan karbon disulfide, Br2 yang terjadi akan larut dalam karbon disulfide dan warna larutan akan berubah menjadi cokelat. Reaksinya identifikasinya adalah sebagai berikut: Cl2(g) + 2Br-(aq) --> 2Cl-(aq) [kuning] + Br2(g) Br2 larut dalam CS2 warna cokelat Identifikasi ion chlorine - ClIon Cl- dengan larutan perak nitrat terjadi endapan putih, yang larut dalam larutan amoniak. Reaksi identifikasinya adalah sebagai berikut: Ag+(aq) + Cl-(aq) --> AgCl(s) [putih] AgCl(s) + 2NH3(aq) --> Ag(NH3)2 + Cl-(aq) Identifikasi ion karbonat - CO32Ion CO32- dengan larutan asam klorida menghasilkan gas karbon dioksida. Jika gas ini dialirkan ke dalam air kapur Ca(OH)2, dapat mengeruhkan air kapur. Reaksi identifikasinya adalah sebagai berikut: 2H+(aq) + CO32-(g) --> H2O(l) + CO2(g) CO2(g) + Ca2+(aq) + 2OH-(aq) --> CaCO3(s) [putih] + H2O(l) Identifikasi ion yodida - IIon I- dengan gas Cl2 menjadikan larutan bewarna kuning. Jika dikocok dengan karbon disulfide, I2 yang terjadi larut dalam karbon disulfide dan warna larutan akan berubah menjadi ungu. Reaksi identifikasinya adalah sebagai berikut: Cl2(g) + 2I-(aq) --> 2Cl-(aq) [kuning] + I2(s) I2 larut dalam CS2 --> warna ungu Identifikasi ion nitrat - NO3Ion NO3- dengan asam sulfat pekat dan larutan besi(II) sulfat pekat akan menghasilkan suatu cincin cokelat. Reaksi identifikasinya adalah sebagai berikut: NO3-(aq) + 4H+(aq) + 3e- --> NO(g) + 2H2O(l) 3Fe2+(aq) --> 3Fe3+(aq) + e---------------------------------------------------------------------------NO3-(aq) + 4H+(aq) + 3Fe2+(aq) --> NO(g) + 2H2O(l) + 3Fe3+(aq) NO(g) + Fe2+(aq) --> FeNO2+(aq) [cokelat] Identifikasi ion pospat - PO43Ion PO43- dengan larutan campuran MgCl2, NH4OH, dan NH4Cl (magnesia mixture) menghasilkan endapan putih. Reaksi identifikasinya adalah sebagai berikut: Mg2+(aq) + NH4OH(aq) + PO43-(aq) --> MgNH4(s) [putih] + OH-(aq) Identifikasi ion sulfide - S2Ion S2- dengan larutan HCl terbentuk gas H2S yang berbau telur busuk. Gas ini jika dikenakan pada kertas saring yang dicelupkan dalam timbale acetate Pb(CH3COO)2 menyebabkan kertas saring berubah menjadi hitam. Reaksi identifikasinya adalah sebagai berikut: 2H+(aq) + S2-(aq) --> H2S(g) H2S(g) + Pb2+(aq) --> PbS(s) [hitam] + 2H+(aq) Identifikasi ion sulfite - SO32Ion SO32- dengan larutan asam klorida menghasilkan gas SO2. Gas ini dikenakan pada kertas saring yang telah dicelupkan ke dalam larutan kalium bikromat K2Cr2O7 dan asam sulfat. Gas SO2 akan mengubah warna kertas saring ini dari jingga menjadi hijau. Reaksi identifikasinya adalah sebagai berikut: 2H+(aq) + SO32-(aq) --> H2O(l) + SO2(g) SO2(g) + 2H2O(l) --> SO42-(aq) + 4H+(aq) + 2e- | x 3 Cr2O72-(aq) + 14H+(aq) + 6e- --> 2Cr3+(aq) + 7H2O(l) -------------------------------------------------------------------------

Cr2O72-(aq) [jingga] + 3SO2(g) + 2H+(aq) --> 2Cr3+(aq) + 3SO42-(aq) + H2O(l) Identifikasi ion sulfate - SO42Ion SO42- dengan larutan barium klorida dan asam klorida menghasilkan endapan putih. Reaksi identifikasinya adalah sebagai berikut: Ba2+(aq) + SO42-(aq) --> BaSO4(s) [putih]

KULIAH ANALISI KUALITATIF (ANION KATION) Post farister on Sun Nov 13, 2011 5:52 pm Analisa kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Dalam metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion / kation suatu larutan. Regensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan amonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Sedangkan metode yang digunakan dalam anion tidak sesistematik kation. Namun skema yang digunakan bukanlah skema yang kaku, karena anion termasuk dalam lebih dari satu golongan. Didalam kation ada beberapa golongan yang memiliki ciri khas tertentu diantaranya : 1. Golongan I : Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion golongan ini adalah Pb, Ag, Hg. 2. Golongan II : Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion golongan ini adalah Hg, Bi, Cu, cd, As, Sb, Sn. 3. Golongan III : Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam suasana netral / amoniakal. Kation golongan ini Co, Fe, Al, Cr, Co, Mn, Zn. 4. Golongan IV : Kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, III. Kation ini membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Ion golongan ini adalah Ba, Ca, Sr. 5. Golongan V : Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan regensia-regensia golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir. Kation golongan ini meliputi : Mg, K, NH4+. Untuk anion dikelompokkan kedalam beberapa kelas diantaranya : * Anion sederhana seperti : O2-, F-, atau CN- . * Anion okso diskret seperti : NO3-, atau SO42-.

* Anion polimer okso seperti silikat, borat, atau fosfat terkondensasi * Anion kompleks halida seperti TaF6 dan kompleks anion yang berbasis bangat seperti oksalat. Reaksi dalam anion ini akan lebih dipelajari secara sistematis untuk memudahkan reaksi dari asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersama-sama. Hal ini meliputi asetat, formiat, oksalat, sitrat, salisilat dan benzoat. Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering dan reaksi basah. Reaksi kering dapat digunakan pada zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam larutan. Kebanyakan reaksi kering yang diuraikan digunakan untuk analisis semimikro dengan hanya modifikasi kecil. Untuk uji reaksi kering metode yang sering dilakukan adalah 1. Reaksi nyala dengan kawat nikrom : Sedikit zat dilarutkan kedalam HCL P. Diatas kaca arloji kemudian dicelupkan kedalamnya, kawat nikrom yang bermata kecil yang telah bersih kemudian dibakar diatas nyala oksidasi . 2. Reaksi nyala beilstein : Kawat tembaga yang telah bersih dipijarkan diatas nyala oksida sampai nyala hijau hilang. Apabila ada halogen maka nyala yang terjadi berwarna hijau. 3. Reaksi nyala untuk borat : Dengan cawan porselin sedikit zat padat ditambahkan asam sulfat pekat dan beberapa tetes methanol, kemudian dinyalakan ditempat gelap. Apabila ada borat akan timbul warna hijau. Metode untuk mendeteksi anion memang tidak sesistematik seperti yang digunakan untuk kation. Namun skema klasifikasi pada anion bukanlah skema yang kaku karena beberapa anion termaksud dalam lebih dari satu golongan. Anion-anion dapat dikelompokkan sebagai berikut: a. Anion sederhana seperti O2,F- atau CN-. b. Anion oksodiskret seperti NO3- atau SO42-. c. Anion polimer okso seperti silikat, borad, atau fospat terkondensasi. d. Anion kompleks halida, seperti TaF6 dan kompleks anion yang mengandung anion berbasa banyak seperti oksalat Reaksi-reaksi dalam anion ini akan dipelajari secara sistematis untuk memudahkan reaksi dari asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersama-sama, ini meliputi asetat, format, oksalad, sitrat, salisilad, benzoad, dan saksinat. REAKSI: Reaksi kation Golongan I Ag+ 1. Ag+ + HCL AgCL putih + H2. 2Ag+ + 2 NaOH 2AgOH + 2Na+ coklat 3. 2Ag+ + 2NH4 OH 2 AgOH NH+ Pb2+

1. Pb2+ + 2NaOH Pb(OH)2 putih + 2 Na+ Pb(OH)2 + 2NaOH Na2Pb(OH)4 2. Pb2+ +2 NH4OH Pb(OH)2 putih + 2 NH4+ 3. Pb2+ + 2KI PbI2 Golongan II Hg2+ 1. Hg2+ + 2KI HgI2 merah + 2k+ HgI2 +2 KI K2 HgI2 2. Hg2+ + 2 NaOH Hg(OH)2 kuning +2 Na+ 3. Hg2+ +2 NH4OH Hg(OH)2 putih + 2NH4+ 4. Hg2+ + 2CUSO4 Hg(SO4 )2 + 2 CU2+ CU2+ 1. CU2+ + 2KI CUI2 + 2K+ 2. CU2+ + 2 NaOH CU(OH)2 biru + 2nA+ 3. CU2+ + 2NH4 OH CU (OH)2 biru + 2NH Cd2+ 1. Cd2+ + KI 2. Cd2+ + 2NaOH Cd(OH)2 + 2 Na+ Cd(OH)2 + NaOH Cd(OH04 putih 3. Cd2+ + 2 NH4OH Cd(OH)2 + 2 NH+ Golongan III A Fe2+ 1. Fe2+ + 2NaOH Fe(OH)2 hijau kotor + 2Na+ 2. Fe2+ + 2NH4OH Fe(OH)2 hijau kotor + 2NH4+ 3. Fe2+ + 2K4Fe(CN)6 K4 {Fe(CN)6} biru + 4k+ 4. Fe2+ + KSCN Fe(SCN)2 + 2K+ Fe3+ 1. Fe3+ + 3 NaOH Fe(OH)3 kuning + 3Na+ 2. Fe3+ + 3 NH4 OH Fe(OH)3 Kuning + 3NH4+ 3. Fe3+ + 3K4Fe(CN)6}2 K4{Fe(CN)6}2 biru +3k+ 4. Fe3+ + 3KCNS Fe(SCN)3 + 3K+ Al3+ 1. Al3+ + 3NaOH Al(OH)3 putih + 3Na+ 2. Al3+ + 3NH4OH Al(OH)3 putih + 3NH4+ 3. Al3+ + KSCN Golongan III B Zn21. Zn2- + NaOH Zn(OH)2 putih + 2Na+ 2. Zn2- + Na2CO3 ZN(CO3)2 putih + 2Na+ 3. Zn2- + K4Fe(CN )6 Zn4{Fe(CN)6}2 tetap + 8k+ Ni2+ 1. Ni2+ + 2NaOH Ni(OH)2 hijau + 2Na+ 2. Ni2+ + NH4OH Ni(OH)2 hijau + 2NH4+ 3. Ni2+ + 2Na2CO3 Ni(CO3)2 hijau muda + 2Na 4. Ni2+ + K4Fe(CN)6 Ni4{Fe(CN)6}2 tetap + 8k+ CO21. CO2- + NH4OH CO(OH)2 hijau + 2NH4

2. CO2- + 2NaOH CO9OH)2 biru + 2Na+ 3. CO2- + K4Fe(CN)6 CO4{Fe(CN)6}2 tetap + 8k+ 4. CO2- + 2Na2CO3 CO(CO3)2 hijau muda + 2Na Golongan IV Ba21. Ba2- + k2 CrO4 BaCrO4 kuning 2. Ba2- + Na2CO3 BaCO3 putih Uji nyala Ba kuning kehijaun Ca2+ 1. Ca2+ + K2CrO4 CaCrO4 Lart. Kuning +2K+ 2. Ca2+ + Na2 CO3 CaCO3 + 2Na+ Untuk uji nyala Ca merah kekuningan. Sr2+ 1. Sr2+ + K2CrO4 SrCrO4 Lart. Kuning + 2K 2. Sr2+ + Na2CO3 SrCO3 + 2Na+ Untuk uji nyala Sr merah karmin Golongan V Mg2+ 1. Mg2+ + 2 NaOH Mg(OH)2 putih + 2Na+ 2. Mg2+ + 2 NH4OH Mg(OH)2 tetap + 2NH4+ 3. Mg2+ + Na3CO(NO2)6 Mg3{CO(NO2)6} Lart. Merah darah + 3Na Reaksi Anion Anion golongan A Cl1. Cl- + AgNO3 AgCl putih + NO3AgCl + 2NH3 Ag(NH3)2 + Cl2. Cl- + Pb(CH3COO)2 PbCl2 putih + 2 CH3COO3. Cl- + CuSO4 I1. I- + AgNO3 AgI putih + NO32. I- + Ba(NO3)2 3. 2I- + Pb(CH3COO)2 PbI2 + 2 CH3COOSCN1. SCN- + AgNO3 AgSCN putih + NO3 2. SCN- + Pb(CH3 COO)2 Pb(SCN)2 putih + 2CH3COO3. SCN- + Pb(CH3 COO)2 Pb(SCN)2 putih + 2CH3COOGolongan B S21. S2- + AgNO3 Ag2S hitam + 2NO3 Ag2S + HNO3 2. S2- + FeCl3 FeS hitam + HNO3 3. S2- + Pb(CH3COO)2 PbSO4 hitam + 2CH3COOGolongan C

CH3 COO1. CH3COO- + H2SO4 CH3 COOH + SO4 2. CH3COO- + Ba(NO3)2 3. CH3COO- + 3FeCl3 + 2H2O (CH3COO)6 + 2HCL + 4H2O 3Fe(OH)2 CH3COO- merah + 3CH3COOH +HCL Golongan D SO321. SO32- + AgNO3 Ag2SO3 putih + 2 NO3 Ag2SO3 + 2HNO3 2AgNO3 + H2SO4 2. SO32- + Ba(NO3 )2 BaSO3 putih + 2NO3 BaSO3 + 2HNO3 Ba(NO3)2 + H2SO3 3. SO32- + Pb(CH3COO)2 PbSO3 putih + 2CH3 COOPbSO3 + 2HNO3 Pb(NO3) 2 + H2SO3 CO321. CO32- + AgNO3 Ag2CO3 putih + 2NO3Ag2CO3 + 2NO3- 2AgNO3 + H2CO3 2. CO32- + Mg(SO4)2 MgCO3 putih + 2SO42Golongan E S2O3 1. S2O32- + FeCl3 Fe(S2O3 )3 Cl + 2Cl2. Pb(CH3COO)2 PbS2O3 putih + 2CH3COOGolongan F PO431. PO43- + Ba(NO3 )2 Ba3(PO4 )2 putih + 2NO32. PO43- + FeCl3 FePO4 putih kuning + 3 ClGolongan G 1. Anion NO32- coklat tipis + FeSO4 + H2SO4 P. 2. NO32- + 4H2SO4 + 6FeSO4 6Fe + 2NO + 4SO4 + 4H2O

Laporan Analisis Anion Disusun Oleh : CHO MEITA BAB I PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan Menentukan jenis Anion yang terdapat pada sampel dengan Analisis Kimia Kualitatif Anorganik.

1.2 Prinsip Percobaan Anion merupakan unsur non logam yang bermuatan negatif. Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi Anion ini adalah Analisis Kimia Kualitatif anorganik. Ion-ion diidentifikasi menurut sifat fisika dan kimianya.

1.3 Teori Percobaan Kimia analisis secara garis besar dibagi dalam dua bidang yang disebut analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur atau senyawaan apa yang terdapat dalam suatu sampel atau contoh. Pada pokoknya tujuan analisis kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur Analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada dalam sampel atau contoh. (Underwood, 1986) Banyak pendekatan yang dapat digunakan untuk melakukan analisis kualitatif. Ion-ion dapat diidentifikasi berdasarkan sifat fisika dan kimianya. Beberapa metode analisis kualitatif modern menggunakan sifat fisika seperti warna, spektrum absorpsi, spektrum emisi, atau medan magnet untuk mengidentifikasi ion pada tingkat konsentrasi yang rendah. Namun demikian kita juga dapat menggunakan sifat fisika dan kimia untuk mengembangkan suatu metode analisis kualitatif menggunakan alat-alat yang sederhana yang dipunyai hampir semua laboratorium. Sifat fisika yang dapat diamati langsung seperti warna, bau, terbentuknya gelembung gas atau pun endapan merupakan informasi awal yang berguna untuk analisis selanjutnya. (Svehla, 1990) Cara identifikasi anion tidak begitu sistematik seperti pada identifikasi kation. Salah satu cara penggolongan anion adalah pemisahan anion berdasarkan kelarutan garam-garam perak, garam-garam kalsium, barium dan seng. Selain itu ada cara penggolongan anion menurut Bunsen, Gilreath dan Vogel. Bunsen menggolongkan anion dari sifat kelarutan garam perak dan garam bariumnya, warna, kalarutan garam alkali dan kemudahan menguapnya. Gilreath menggolongkan anion berdasarkan pada kelarutan garam-garam Ca, Ba, Cd dan garam peraknya. Sedangkan Vogel menggolongkan anion berdasarkan pada proses yang digunakan dalam identifikasi anion yang menguap bila diolah dengan asam dan identifikasi anion berdasarkan reaksinya dalam larutan. Identifikasi anion yang menguap bila diolah dengan asam dibagi dua lagi yaitu anion membentuk gas bila diolah dengan HCl encer atau H2SO4 encer, dan anion yang membentuk gas atau uap bila diolah dengan H2SO4 pekat. Demikian pula identifikasi anion berdasarkan reaksi dalam larutan dibagi dua yaitu anion yang diidentifikasi dengan reaksi pengendapan dan dengan reaksi redoks. Berikut adalah reaksi-reaksi sampel dengan asam sulfat dingin. Anion lainnya tidak memberikan reaksi dengan asam sulfat pekat dalam keadaan dingin, tetapi nitrat bereaksi menghasilkan uap coklat dari NO2 yang dihasilkan, dan asetat memberikan bau khas cuka jika direaksikan dengan asam sulfat pekat. Identifikasi anion meliputi analisis pendahuluan, analisis anion dari zat asal dan analisis anion dengan menggunakan larutan ekstra soda. Dari hasil analisis sebelumnya (data kelarutan) dan

pengetahuan tentang kation yang ada, dapat memberikan petunjuk tentang anion yang mungkin ada atau tak ada dalam larutan sampel. Sebagai contoh, zat asal larut dalam air panas, kation yang ditemukan Pb2+, anion yang mungkin ada adalah klorida karena PbCl2 larut dalam air panas. Tidak mungkin nitrat karena timbal nitrat mudah larut dalam air dingin. Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering dan reaksi basah. Reaksi kering dapat digunakan pada zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam larutan. Untuk Reaksi Kering pemeriksaan Anion dalam sampel yang masih berbentuk zat biasanya dilakukan dengan menggunakan larutan Ekstrak Soda (ES). Larutan ekstrak soda dibuat dengan memasak cuplikan dalam larutan jenuh natrium karbonat selama 10 menit, lalu disaring. Filtrat yang diperoleh disebut ekstrak soda (ES). Karena ES suasana basa maka larutan ES ini tidak dipergunakan tanpa pengaturan suasana yang tepat. Biasanya sebelum digunakan ditambahkan dulu asam. Fungsi larutan ekstrak soda adalah untuk mengendapkan kation logam berat dan untuk mempertinggi kelarutan anion.. Pada pemanasan dengan penambahan Na2CO3 ion-ion logam diendapkan dalam bentuk oksida, hidroksida, karbonat dan karbonat basa. Bila Na2CO3 yang ditambahkan banyak maka CrO42- yang dapat larut makin banyak.

BAB II ALAT DAN BAHAN

2.1 ALAT

Tabung reaksi Pipet tetes Erlenmeyer 100 mL Rak tabung Hot Plate Penangas Air Penjepit Tabung Kertas Isap

2.2 BAHAN

Sampel Anion (E, F, G, H) Aquades Larutan HCl Larutan H2SO4 Larutan FeCl3 Larutan Amilum Larutan I2 Larutan Fe(SO4)2 Larutan NaSCN Larutan HNO3 Larutan H2O2 Larutan KMnO4 Larutan PbOAc Larutan NaOH Larutan AgNO3 Larutan K2CrO4

BAB III PROSEDUR

3.1 Identifikasi Sianida (CN-) A. Uji dengan Perak Nitrat Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi Ditambahkan larutan AgNO3 ke dalam tabung tersebut tetes demi tetes Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya B. Uji dengan Asam Sulfat Pekat Sedikit garam sianida dipanaskan dengan asam sulfat pekat Uji nyala dilakukan terhadap karbon monoksida yang dihasilkan Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya C. Uji Biru Prusia Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi Sampel dibasakan dengan larutan NaOH Ditambahkan beberapa mL Larutan Fe(SO4)2 Campuran dididihkan Campuran yang telah dingin diasamkan dan ditambahkan larutan FeCl3 Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya

3.2 Uji Tiosulfat A. Uji dengan HCl encer Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi Ditambahkan HCl encer, lalu dipanaskan Uji dilakukan dengan kertas saring yang telah dibasahi dengan larutan K2CrO4 Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya B. Uji dengan Larutan Iod Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi Ditambahkan larutan iod Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya C. Uji dengan Larutan PbOAc Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi Ditambahkan larutan Timbal secara berlebih Campuran dipanaskan hingga terbentuk endapan Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya

3.3 Uji Nitrit A. Uji dengan HCl encer Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi Ditambahkan HCl encer sehingga diperoleh warna dan uap Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya B. Uji dengan Kalium Iodida Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi Ditambahkan larutan Kalium Iodida Campuran tersebut diasamkan dengan asam asetat/asam sulfat encer Ditambahkan beberapa tetes amilum

Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya C. Uji dengan Kalium Permanganat Larutan Kalium Permanganat yang sebelum telah diasamkan dituangkan kedalam tabung reaksi Kemudian ditambahkan Larutan sampel Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya

3.4 Uji Kromat dan Dikromat Uji dengan larutan Perak Nitrat Larutan sampel dituangkan kedalam 3 tabung reaksi Kemudian ditambahkan larutan AgNO3 sehingga terbentuk endapan Kedalam 3 tabung tersebut ditambahkan masing-masing asam nitrat encer, ammonia dan asam asetat. Kemudian ditambahkan HCl dan dipanaskan Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya B. Uji dengan Timbal Asetat Larutan sampel dituangkan kedalam 3 tabung reaksi Ditambahkan larutan Timbal Kedalam 3 tabung tersebut ditambahkan masing-masing asam nitrat encer, ammonia dan NaOH Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya C. Uji dengan H2O2 Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi Sampel diasamkan dengan larutan HCl Ditambahkan amil alcohol Ditambahkan larutan H2O2 tetes pertetes Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya A.

3.5 Uji Permanganat A. Uji dengan H2O2 Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi Sampel diasamkan dengan larutan HCl Ditambahkan amil alcohol Ditambahkan larutan H2O2 tetes pertetes Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya B. Uji dengan NaOH Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi Ditambahkan larutan NaOH Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya C. Uji dengan H2SO4 encer Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi Ditambahkan larutan H2SO4 encer Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya

3.6 Uji Asetat A. Uji dengan H2SO4 encer Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi Ditambahkan larutan H2SO4 encer, kemudian campuran tersebut dipanaskan. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya B. Uji dengan AgNO3 Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi Ditambahkan larutan AgNO3 ke dalam tabung tersebut tetes demi tetes Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya C. Uji dengan FeCl3 Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi Ditambahkan larutan FeCl3 Campuran tersebut dipanaskan hingga terbentuk endapan Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya

3.7 Uji Klorida A. Uji dengan H2SO4 pekat Larutan dituangkan kedalam 2 tabung reaksi Ditambahkan larutan asam sulfat Salah satu tabung dimasukkan kedalam penangas Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya B. Uji dengan AgNO3 Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi Ditambahkan larutan AgNO3 ke dalam tabung tersebut hingga terbentuk endapan Kemudian ditambahkan larutan Ammonia encer, Kalium sianida atau tiosulfat Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya C. Uji dengan PbOAc Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi Ditambahkan larutan PbOAc ke dalam tabung tersebut Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya

3.7 Uji Sulfida A. Uji dengan HCl atau H2SO4 encer Larutan dituangkan kedalam tabung reaksi Ditambahkan larutan asam klorida atau asam sulfat Hasil diuji dengan kertas saring yang telah dibasahi dengan PbOAc Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya B. Uji dengan Perak Nitrat Larutan dituangkan kedalam 2 tabung reaksi Ditambahkan larutan asam nitrat panas dan dingin kedalam masing-masing tabung Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya C. Uji dengan Timbal Asetat Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi Ditambahkan larutan PbOAc ke dalam tabung tersebut Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya

BAB IV HASIL PENGAMATAN

4.1 Data Pengamatan No. Kode Sampel Uji Fisik Hasil Warna Bau Kejernihan 1 E

Bening Tidak berbau Jernih Cl2 F Ungu Tidak berbau Berwarna MnO4 3 G Bening Tidak berbau Jernih S2O324 H Bening

Berbau cuka Jernih CH3COO-

4.2 Reaksi A. Sampel E

Anion Klorida, ClCl- + AgNO3 AgCl + NO3end.putih B. Sampel F

Anion Permanganat, MnO4 2 MnO42- + 5 H2O2 + 6H+ 5O2 + 2 Mn2+ + 8H2O coklat kehitaman C. Sampel G

Anion Sulfit, S2O32S2O3- + I2 2I- + S4O62-

D.

Sampel H

Anion Asetat, CH3COOCH3COO- + AgNO3 CH3COOAg endapan putih 6 CH3COO- + 3Fe3+ + 2H2O [Fe3(OH)2(CH3COO)6]+ + 2H+

[Fe3(OH)2(CH3COO)6]+ + 4H2O 3Fe(OH)2CH3COO + CH3COOH + H+ endapan coklat

BAB V PEMBAHASAN

Tujuan dari praktikum ini adalah menentukan jenis Anion yang terdapat pada sampel dengan Analisis Kimia Kualitatif Anorganik. Pada setiap sampel dilakukan uji-uji yang menghasilkan reaksi-reaksi spesifik. A. Sampel E Larutan tidak berbau dan tidak berwana Dari keterangan tersebut larutan tidak mungkin mengandung Anion MnO42-, CH3COO-, CrO42-, Cr2O72-, Karena anion-anion tersebut merupakan anion yang spesifik dalam hal warna dan bau. Dilakukan uji dengan Larutan Perak Nitrat menghasilkan endapan berwarna putih, kemungkinan Anion adalah Cl-. Dengan reaksi : Cl- + AgNO3 AgCl + NO3end.putih Maka anionnya adalah Cl-.

B. Sampel F Larutan tidak berbau dan berwarna ungu kehitaman. Dari keterangan diatas kemungkinan Larutan mengandung Anion MnO42- karena larutan yang mengandung MnO42- akan berwarna ungu kehitaman. Untuk memastikan dilakukan dengan uji dengan larutan H2O2 menghasilkan larutan coklat kehitaman. Kesimpulannya anion tersebut adalah MnO42- karena MnO42- direaksikan dengan H2O2 menghasilkan larutan Mangan yang berwarna coklat kehitaman dengan reaksi: 2 MnO42- + 5 H2O2 + 6H+ 5O2 + 2 Mn2+ + 8H2O coklat kehitaman Maka anionnya adalah Permanganat, MnO42-.

C. Sampel G Larutan tidak berwarna dan tidak berbau Dari keterangan tersebut larutan tidak mungkin mengandung Anion MnO42-, CH3COO-, CrO42-, Cr2O72-, Karena anion-anion tersebut merupakan anion yang spesifik dalam hal warna dan bau. Dilakukan uji dengan larutan I2, Larutan yang asalnya berwarna coklat ketika ditambahkan larutan sampel maka larutan menjadi jernih. Maka Anion adalah Sulfit karena tiosulfit tereduksi menjadi tiosulfat. Dengan reaksi : S2O3- + I2 2I- + S4O62lar. tidak berwarna Maka anion tersebut adalah positif Tiosulfit, S2O3-.

Sampel H Larutan tidak berwarna tetapi berbau cuka Dari keterangan tersebut larutan tidak mungkin mengandung Anion MnO42-, CrO42-, Cr2O72-, Karena anion-anion tersebut merupakan anion yang spesifik dalam hal warna. Tetapi bau khas cuka dari ion CH3COO- kemungkinan larutan ini mengandung anion CH3COO-. Untuk memastikan dilakukan uji terhadap larutan AgNO3 menghasilkan endapan putih. Kemungkinan ion CH3COO- karena ion tersebut menghasilkan endapan putih CH3COOAg ketika direaksikan dengan AgNO3 dengan reaksi : CH3COO- + AgNO3 CH3COOAg endapan putih Kemudian dilakukan uji dengan larutan FeCl menghasilkan endapan berwarna jingga. Ion CH3COO- akan menghasilkan endapan berwarna coklat ketika bereaksi dengan FeCl3. Dengan reaksi : 6 CH3COO- + 3Fe3+ + 2H2O [Fe3(OH)2(CH3COO)6]+ + 2H+

D.

- [Fe3(OH)2(CH3COO)6]+ + 4H2O 3Fe(OH)2CH3COO + CH3COOH + H+ endapan coklat Maka anion tersebut adalah CH3COO-.

BAB VI KESIMPULAN

Dari percobaan diatas didapat kesimpulan sebagai berikut : Sampel E mengandung anion ClSampel F mengandung anion MnO4 Sampel G mengandung anion S2O3Sampel H mengandung anion CH3COO-

DAFTAR PUSTAKA

Day, JR dan Underwood. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta

Harjadi, W. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Erlangga. Jakarta.

Svehla, G, 1990, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro, Edisi ke-5. PT Kalman Media Pustaka. Jakarta Sukardjo, 1985. Kimia Anorganik .Bina Aksara. Yogyakarta Vogel. 1990. Analisis Anorganik Kualitatif. PT. Kalman Media Pustaka. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai