Anda di halaman 1dari 6

DASAR-DASAR PERENCANAAN

PENDAHULUAN Pelabuhan adalah suatu areal perairan yang terlindung dari pengaruh badai dan ombak sehingga memungkinkan kapal untuk melakukan bongkar muat dan naik turunnya penumpang dengan aman. Sedangkan dermaga adalah bagian dari pelabuhan sebagai tempat kapal untuk bersandar yang memiliki berbagai fasilitas. Pelabuhan ditinjau dari segi teknis, terbagi atas : 1. Pelabuhan alam (Natural and Protecter Harbour). Daerah yang menjurus kedalam (inlet) terlindung oleh suatu pulau, jazirah atau terletak di suatu teluk sehingga navigasi dan pelabuhan kapal dapat dilakukan. 2. Pelabuhan buatan (Artifial Harbour). Daerah yang dibuat sedemikian rupa sehingga terlindung terhadap badai arus dan ombak sehingga memungkinkan kapal merambat. 3. Pelabuhan semi alam. Merupakan gabungan kedua jenis diatas. DATA-DATA YANG DIPAKAI DALAM PERENCANAAN PELABUHAN Untuk dapat merealisasikan pembangunan suatu pelabuhan maka dibutuhkan data yang terbagi atas: Data yang berhubungan dengan fungsi pelabuhan, antara lain : 1. Asal dan tujuan muatan (Original and Destination) jenis muatan 2. Rencana pembiayaan, ukuran-ukuran keberhasilan secara ekonomis dilihat dari segi investasi 3. Pendayagunaan modal ditinjau dari segi operasional, terutama penanganan muatan 4. Kaitan pelabuhan dan kapal yang akan dilayani serta sarana dan prasarana angkutan lain yang mendukung kegiatan pelabuhan dengan pendukung secara keseluruhan (komprehenship) 5. Kaitan pelabuhan dengan pelabuhan lainnya dalam rangka lalu lintas dan sistem jaringan untuk mendukung perdagangan. Kelima data yang berhubungan dengan fungsi pelabuhan tersebut harus diusahakan saling kait mengait agar rencana dasar pelabuhan (port master plan) tersebut secara keseluruhan layak. Berdasarkan data-data yang telah diperoleh seperti yang disebutkan diatas maka perencanaan dermaga dapat dimulai dengan memperhatikan hal-hal dibawah ini : 1. Letak dan kedalaman peralihan dermaga yang direncanakan 2. Beban yang dapat dipikul oleh dermaga baik beban merata maupun beban terpusat

3. Gaya-gaya lateral seperti manuver kapal ataupun gaya gempa 4. Karakterisitik tanah, terutama daya dukung tanah, stabilitas tanah dan lingkungan, maupun kemungkinan penurunan bangunan akibat konsolidasi tanah. 5. Sistem angkutan dan penangan muatan 6. Manfaat dari bahan-bahan bangunan yang tersedia, melalui penyelidikan bahan agar dapat dicapai biaya investasi yang cukup wajar dan dengan kualitas konstruksi yang baik. 7. Tenaga dan peralatan yang tersedia guna pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar dan waktu pelaksanaan yang sesuai dengan rencana. Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, dan dengan kondisi dan tuntutan zaman, maka pada saat ini di bangun bermacam-macam jenis konstruksi dermaga seperti;
1. Dermaga dinding berbobot Dermaga type ini dibuat dengan mengandalkan berat dari blok-blok beton. Contoh wharf dinding beton massa dari pelabuhan Zongudalk-Turki. Blok-blok beton beratnya bisa mencapai 50 200 ton yang disusun secara vertikal. Dasar bangunan diberi lapisan tumpukan batu sebagai fondasi, sedang bagian belakang juga diisi dengan batu sehingga dapat mengurangi tekanan tanah. 2. Dermaga tiang pancang Dermaga type ini dibuat jika lapisan tanah dasar sangat jelek yang berupa endapan baru dan sangat lunak. Wharf dibuat diatas tiang-tiang pancang beton cast in place dengan diameter bervariasi dari 1,2 sampai 1,6 dan panjang antara 20 45 m. Dermaga dibuat dari balok dan slab beton prategang. 3. Dermaga dengan dinding turap dan tiang penahan Dermaga type ini dibuat dari turap yang dipancang kedalam tanah. Turap bisa terbuat dari kayu, beton atau baja. Bagian atas turap biasanya ditahan oleh tiang pancang miring yang dapat menahan tarikan. 4. Dermaga konstruksi kaison Kaison beton juga banyak digunakan sebagai wharf dimana kaison diletakkan pada pondasi dari tumpukan batu. Bagian dalam kaison diisi dengan batu untuk menambah berat bagunan sehingga lebih stabil terhadap tekanan di belakangnya. 5. Dermaga dengan konstruksi ganda Dermaga ini biasanya menggabungkan tipe-tipe yang ada diatas misalnya dengan membuat dermaga yang menggunakan tiang pancang dan turap.
KRITERIA KRITERIA PERENCANAAN

I. KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS Dalam kriteria perencanaan teknis ini perencanaan dimulai dari pemilihan lokasi penempatan dermaga. Pemilihan lokasi penempatan dermaga ini berdasarkan topografi (garis ketinggian tanah dasar) dan kondisi alam yaitu angin, arus dan pasang surut.

Dalam kriteria perencanaan teknis ini termasuk juga data-data kapal berupa gross tonnage, panjang kapal, full load draft dan kecepatan standar. Pembebanan dalam perencanaan teknis ini terdiri dari beban mati yaitu: berat sendiri konstruksi dan beban hidup yang terdiri dari beban merata, beban truk dan beban crane cap. Sistem konstruksi yang dipilih adalah kondisi dermaga bentuk quai (wharf). II. KRITERIA BANGUNAN ATAS (UPPER STRUCTURE) 1. Perencanaa Konstruksi Dermaga Dalam perencanaan dermaga, hal-hal yang menjadi pokok perhatian adalah perencanaa plat lantai. Dalam perencanaan plat lantai faktor pembebanan sangat menentukan yaitu berupa beban mati, beban hidup, beban bergerak terpusat berupa beban crane dan beban truk. 1. Perencanaan Fender Untuk menyerap energi yang ditimbulkan oleh benturan kapal pada dermaga, maka digunakan fender. Pada saat ini dikenal ada tiga jenis fender yaitu : 1. Fender Hidraulis (Hidraulic fender) 2. Fender per baja (Steel Spring) 3. Fender Karet (Rubber Fender) Dari ketiga jenis fender ini maka fender karetlah yang lebih banyak dipakai karena relatif lebih ringan dan mudah pemasangan, dibandingkan dengan fender hidraulis yang tidak elastis. Bentuk fender karet ini bermacam-macam antara lain berbentuk persegi (rectanguler), silindris, tipe V atau tipe H dan lainnya. Dalam penentuan jenis fender, rencana kapal yang akan merapat sangat penting selain data kecepatan berlabuh kapal juga diperlukan. 1. Perencanaan bollard/boulder Bollard dipakai untuk memikul gaya-gaya horisontal yang timbul kaibat tergesernya kapal yang diakibatkan oleh pengaruh angin dan arus.

Bollard biasanya terbuat dari baja dengan bentuk berongga maupun dengan bentuk tanpa rongga. Pada saat akan dipasang didermaga, bollard dengan bentuk berongga diisi dengan campuran beton. Pemilihan jenis bollard yang akan dipakai berdasarkan hal-hal berikut : - gaya akibat angin - gaya akibat arus - tinggi bidang yang terkena angin - luas bidang yang terkena angin - luas bidang yang terkena arus 1. Perencanaan Poer Dalam perencanaa poer, hal yang menjadi pertimbangan utama adalah pembebanan yang terjadi pada poer Pembebanan yang terjadi pada poer : 1. berat sendiri poer 2. berat balok 3. berat plat lantai 4. beban hidup 5. beban truk dan crane cap

III. PERENCANAAN BANGUNAN BAWAH 1. Perencanaan tiang pancang dermaga Dalam perencanaan tiang pancang diperhitungkan gaya-gaya yang bekerja pada tiang pancang tersebut. Gaya-gaya yang bekerja adalah : 1. gaya horisontal akibat gaya tarik pendel 2. gaya horisontal akibat tarikan kapal pada bollard 3. gaya horisontal akibat torsi (moment torsi terhadap pusat dermaga) 4. gaya horisontal akibat gempa 5. gaya vertikal akibat beban diatas dermaga 2. Perencanaan tiang trestle Hal-hal yang diperhitungkan dalam perencanaan tiang pancang trestle sama dengan perencanaan tiang pancang dermaga.

Masalah khusus yang biasanya terdapat dalam melaksanakan perencanaan pembanguna adalah: 1. pembangunan pelabuhan didaerah baru (virgin)/ peningkatan pelabuhan lama 2. pelaksanaan pengembangan konstruksi pada kondisi tanah lumpur atau terjal 3. pelaksanaan pembangunan pelabuhan yang mempunyai kedalam yang besar (pelaksanaan yang sukar) 4. Pengerukan alur pelayaran untuk kapal-kapal yang diakibatkan kemungkinan terjadinya endapan didalam kolom atau alur pelayaran 5. pemakaian material konstruksi yang baru Data yang berhubungan dengan perencanaan 1. jenis kapal yang mengunjungi pelabuhan/dermaga tersebut 2. kecepatan kapal yang akan dilayani 3. data klimatologi yang meliputi : - Angin dan tekanan angin - Pasang surut dan elevasi-elevasi - Gelombang dan gaya gelombang - Arus dan gaya arus - Sifat air laut 4. Tofografi dan struktur tanah 5. Gaya-gaya yang bekerja pada lantai struktur 6. Gaya-gaya hidraulik pada dasar laut dan proses pengendapan 7. Kondisi tanah dasar 8. Gempa dan gaya gempa 9. Tekanan tanah 10.Tekanan air 11.Beban mati 12.Muatan merata

13.Hal-hal lain yang diperlukan seperti pertimbangan dalam segi lingkungan (AMDAL) 14.Mutu beton yang dipakai untuk pembangunan pelabuhan 15.Mutu baja yang dipakai untuk pembangunan pelabuhan Insan Mahardhika Lettu Laut (KH) Nrp. 15169/P

Anda mungkin juga menyukai