Anda di halaman 1dari 14

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang. Meningitis merupakan penyakit yang menyerang pada susunan saraf jadi sangatlah berbahaya, karena alasan itulah kami disini membahas semua yang berkaitan dengan meningitis. Meningitis sendiri adalah peradangan pada selaput meningen,cairan serebrospinal dan spinal colum yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat. Kebanyakan meningitis menyerang pada perempuan dibandingkan laki laki. Meningitis pada bayi baru lahir dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan protozoa. Insiden berkisar antara 0,2 0,4/1000 kelahiran hidup dan lebih tinggi pada bayi preterm. Meningitis dapat dikaitkan dengan sepsis atau muncul sebagai infeksi lokal. Kini meningitis terjadi pada kurang dari 20% bayi baru lahir dengan bakteri invasif mulai awal. Selain disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, dan protozoa meningitis dapat juga disebabkan oleh faktor faktor lain seperti faktor predisposisi, faktor maternal, faktor imunologi, dan anak dengan kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau cedera yang berhubungan dengan sistem persarafan. Meningitis akan mengakibatkan beberapa komplikasi seperti hidrosefalus obstruktif, meningococcal septicemia (mengingocemia), syndrome water-Friderichsen (Septic syok, DIC, Perdarahan adrenal bilateral), SIADH (Sindrom Inappropriate Antidiuretic Hormone). Itulah sedikit gambaran tentang meningitis, dan selebuhnya akan kami bahas dalam bab dua, semoga makalah ini bermanfaat. 1.2 Rumusan masalah. Berdasarka latar belakang diatas kami selaku penyusun makalah dapat menarik suatu rumsan masalah diantaranya sebgai berikut: 1.2.1. Apa definisi dari meningitis? 1.2.2. Apa saja etiologi dari meningitis? 1.2.3. Bagaimana patofisiologis dari meningitis? 1.2.4. Apa saja komplikasi yang muncul pada meningitis? 1.2.5. Bagaimana manifestasi klinis dari meningitis? 1.2.6. Bagaimana penatalaksanaan klien anak dengan penyakit meningitis?
1

1.2.7. Apa saja diagnosis atau pemeriksaaan penunjang dari meningitis? 1.2.8. Bagaimana proses perjalanan penyakitnya/ WOC (pathway) dari penyakit meningitis? 1.2.9. Askep klien dengan masalah meningitis? 1.3 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah diatas kami selaku penyusun makalah dapat menarik suatu tujuan masalah diantaranya sebgai berikut: 1.3.1. Tujuan Umum. Setelah mengikuti presentasi diharapkan mahasiswa dan kelompok mampu memahami tentang penyakit meningitis pada anak. 1.3.2. Tujuan Khusus. Setelah mengikuti presentasi mahasiswa dan kelompok mampu serta dapat memahami isi dari sub pokok bahasan makalah yaitu tentang : a. Definisi meningitis. b. Etiologi meningitis. c. Patofisiologi meningitis d. Komplikasi meningitis. e. Manifestasi klinis. f. Penatalaksanaan. g. Diagnosis atau pemeriksaan penunjang. h. WOC (pathway) penyakit meningitis. i. Askep klien dengan masalah meningitis. 1.4 Manfaat: 1.4.1. Bahan untuk belajar mahasiswa tentang perawatan meningitis dalam keperawatan Anak II. 1.4.2. Menambah bacaan tentang meningitis. 1.4.3. Salah satu acuan belajar tentang asuhan pasien anak meningitis. 1.4.4. Sebagai motivator dan sumber informasi bagi mahasiswa tentang meningitis. 1.4.5. Menambah pengetahuan dan wawasan yang baru bagi mahasiswa perawat, mengenai Askep pada anak dengan masalah meningitis.

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1. Definisi Meningitis. Meningitis adalah peradangan pad selaput meningen,cairan serebrospinal dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat. Meningitis pada bayi baru lahir dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan protozoa. Insiden berkisar antara 0,2 0,4/1000 kelahiran hidup dan lebih tinggi pada bayi preterm. Meningitis dapat dikaitkan dengan sepsis atau muncul sebagai infeksi lokal. Kini meningitis terjadi pada kurang dari 20% bayi baru lahir dengan bakteri invasif mulai awal. 2.2. Etiologi. Penyebab paling umum meningitis neonatus adalah SBG, E. Coli, Listeria. Streptokokus lain, Haemophillus Influenzae yang tidak dapat digolongkan, Stafillokokus koagulase positif dan negatif. Klebsiella, Enterobacter, Pseudomonas, Treponema Pallidum dan Mycobacterium Tuberculosis juga dapat menyebabkan meningitis. Cytrobacter Diversus merupakan penyebab abses otak yang penting. Patogen lainnya meliputi Mycoplasma Hominis, Candida albicans dan jamur lainnya, Toxoplasma gondii, HSV, rubela, Sitomegalovirus dan HIV. Faktor Predisposisi Faktor maternal kehamilan. Faktor Imunologi : Defisiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglobulin, anak : Jenis kelamin laki-laki lebih sering dibandingkan wanita. : Ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir

yang mendapatkan obat-obatan imunosupresi. Anak dengan kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau cedera yang berhubungan dengan sistem persarafan.

2.3. Patofisiologi Kebanyakan penyebab kasus meningitis akibat dari penyebaran hematogen. Dapat juga akibat dari penyebaran ke daerah sekitar pada kontaminasi defek neural tube., saluran sinus kongenital, atau luka tembus saat pengambilan sampel klit kepala janin atau monitor
3

elektrokardiografi bagian dalam janin. Radang otak dan infark septik sering terjadi pada meningitis bakteri. Pembentukan abses, ventrikulitis, hidrosefalus, efusi subdural lebih sering terjadi pada bayi baru lahir daripada anak yang lebih tua. Efek peradangan akan meningkatkan cairan serebrospinal yang dapat menyebabkan obstruksi dan selanjutnya terjadi hidrosefalus dan peningkatan tekanan intrakranial. Efek patologi dari peradangan tersebut adalah seperti hiperemi dan meningen. Edema dan eksudasi yang kesemuanya menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial. Organisme masuk melalui sel darah merah pada sawar darah otak. Masuknya dapat otak dan melalui trauma penetrasi, prosedur pembedahan, pecahnya abses serebral atau kelainan SSP. Otorea rinorea akibat fraktur dasar tengkorak dapat menimbulkan meningitis. Masuknya mikroorganisme ke SSP melalui sub arachnoid menimbulkan respon peradangan pada arachnoid, CSF, ventrikel. Dari reaksi radang muncul eksudat dan perkembangan infeksi pada ventrikel, edema dan skar yang menyebabkan obstruksi CSF dan hidrosefalus. Meningitis bakteri ; netrofil, monosit, limfosit dan yang lainnya merupakan sel respon radang. Eksudat terdiri dari bakteri fibrin dan lekosit yang dibentuk di ruang subarachnoid. Penumpukan pada CSF akan menggangu aliran CSF disekitar otak dan medulla spinalis. Meningitis virus sebagai akibat dari penyakit herpes simplek dan herpes zooster. 2.4. Komplikasi Hidrosefalus Obstruktif Meningococcal septicemia (Mengingocemia) Syndrome Water-Friderichsen (Septic syok, DIC, Perdarahan adrenal bilateral) SIADH (Sindrom Inappropriate Antidiuretic Hormone) Efusi subdural Kejang Edema dan herniasi serebral Cerebral palsy Gangguan mental Gangguan belajar Attention defisit disorder

2.5.

Manifestasi Klinis Neonatus : Menolak untuk makan, reflek menghisap kurang, muntah atau diare, tonus otot kurang, kurang gerak dan menangis lemah. Anak-anak dan remaja: demam tinggi, sakit kepala,muntah yang diikuti

perubahan sensori, kejang, mudah terstimulasi, teragitasi, fotofobia, delirium, halusinasi, perilaku agresif, maniak, stupor, koma, kaku kuduk. Tanda Kernig dan Brudzinsky positif, reflek fisiologis hiperaktif, ptechiae, pruritus. Bayi dan anak-anak (usia 3 bulan hingga 2 tahun) : Demam, malas makan, muntah, mudah terstimulasi, kejang, menangis dengan merintih, ubun-ubun menonjol, kaku kuduk, tanda Kernig dan Brudzinsky positif. 2.6. Penatalaksanaan

2.7.

Pemeriksaan Diagnostik 2.7.1. Pungsi lumbal Tekanan cairan meningkat, jumlah sel darah putih meningkat, glukosa menurun, protein meningkat. 2.7.2. Kultur darah Biakan darah dan penghitungan darah lengkap merupakan bagian evaluasi awal, karena 70% neonatus dengan meningitis memiliki biakan darah positif. 2.7.3. Ultrasonog rafi Ultrasonografi kepala atau scan tomografi (CT Scan) dengan peningkatan kontras dapat membantu mendiagnosis ventrikulitis dan abses otak.

2.8.

WOC Meningitis

BAB 3 Asuhan Keperawatan Meningitis Pengkajian


I. Identitas Pasien a. Nama b. TTL c. Umur d. Nama Ayah / Ibu e. Alamat f. Agama : : : : : : : : Meningitis

g. Suku bangsa h. Diagnosa II. Riwayat Penyakit a. b. c.

Riwayat Penyakit Sekarang : Riwayat Penyakit dahulu : Riwayat Keluarga :

III. Observasi Dan Pemeriksaan Fisik a. b. S N TD RR Keadaan Umum : Tanda-Tanda Vital : : : : :

IV. Review Of System a. Pernafasan B1 (breath) Bentuk dada : normal Pola nafas : tidak teratur Suara napas : Batuk : Retraksi otot bantu napas : Alat bantu pernapasan :

b. Kardiovaskular B2 (blood) Irama jantung : regular Nyeri dada : tidak Bunyi jantung ; normal Akral : panas

c. Persyarafan B3 (brain) Keluhan pusing (+) Gangguan tidur (+) Penglihatan (mata) : anemia Pendengaran (telinga) : tidak ada gangguan Penciuman (hidung) : tidak ada gangguan

d. Perkemihan B4 (bladder) Kebersihan : bersih Bentuk alat kelamin : normal Uretra : normal

e. Pencernaan B5 (bowel) Nafsu makan : menurun

Porsi makan : tidak habis, 3 kali sehari Mulut : bersih Mukosa : lembab f. Muskuloskeletal/integument B6 (bone) Kemampuan pergerakan sendi : bebas

V. Pemeriksaan Penunjang a. Pemeriksaan darah lengkap (DL) b. Ultrasonografi kepala c. CT Scan d. Pungsi lumbal VI. Diagnosa Keperawatan a. Perubahan perfusi serebral berhubungan dengan proses inflamasi b. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan menurunnya kemampuan bernafas c. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan meningkatnya tekanan intra kranial d. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan menurunnya intake cairan e. Resiko cedera berhubungan dengan disorientasi kejang, gelisah f. Resiko kekurangan nutrisi berhubungan dengan anoreksia, mual,muntah g. Kecemasan berhubungan dengan adanya situasi yang mengancam

VII. Intervensi Keperawatan No Diagnosa 1. Perubahan kurang kebutuhan b/d nutrisi Tujuan nutrisi Tujuan: dari tubuh arbsorpsi Kebutuhan terpenuhi nutrisi Intervensi Dorong baring tirah Rasional Menurunkan kebutuhan metabolic untuk

meningkatkan penurunan dan energy Menenangkan peristaltic Anjurkan istirahat


8

kalori

simpanan

dan

meningkatkan

setelah makan

energi makan Mulut bersih dapat meningkatkan nafsu makan

Berikan kebersihan oral

Lingkungan menyenangkan menurunkan stress

Sediakan makanan ventilasi dalam yang

dan Program

konduktif

untuk makan ini

baik, lingkungan menyenangkan Kolaborasi pemberian nutrisi, terapi IV sesuai indikasi 2. Hipertermi b/d Mendemonstrasikan Pantau suhu klien

mengistirahatkan saluran gastrointestinal, sementara memberikan nutrisi penting. Suhu 380 C sampai 41,10 menunjukkan proses peningkatan infeksius akut Suhu ruangan atau jumlah selimut dirubah, C

efek langsung dari suhu dalam batas sirkulasi endotoksin hipotalamus pada normal

pantau lingkungan, batasi

suhu

harus

mempertahankan atau suhu normal mendekati

tambahkan linen tempat sesuai indikasi Berikan kompres mandi hangat tidur dengan

Dapat

membantu

mengurangi demam Untuk mengurangi

demam Kolaborasi pemberian antipiretik Awasi dan perkiraan kehilangan cairan yang terlihat tidak aksi

dengan sentralnya

hipotalamus

Resiko kurang cairan kehilangan

tinggi Mempertahankan volume volume b/d adekuat cairan membran cairan dengan mukosa, baik,

masukan Memberikan keluaran informasi tentang

keseimbangan cairan dan

sekunder terhadap turgor diare

kulit

elektrolit penyakit usus merupakan pedoman untuk yang

kapiler baik, tanda vital keseimbangan kebutuhan normal stabil, dan urin

penggantian cairan Menunjukkan Observasi kulit kehilangan cairan berlebih dehidrasi atau

kering berlebihan dan mukosa kulit membran turgor dan

pengisian kapiler Kaji tanda-tanda vital

Dengan menunjukkan respon efek cairan Kalau diistirahkan utnuk terhadap kehilangan

Pertahankan pembatasan peroral, baring tirah

penyembuhan dan untuk penurunan

kehilangan cairan usus Mempertahankan

10

istirahat usus akan memerlukan cairan untuk Kolaborasi utnuk pemberian cairan parenteral 4 Intoleransi aktivitas peningkatan kebutuhan metabolisme sekunderterhadap infeksi Melaporkan b/d kemampuan melakukan peningkatan toleransi aktivitas Tingkatkan tirah Menyediakan baring berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung Ubah dengan berikan perawatan yang baik kulit posisi sering, Meningkatkan fungsi pernafasan dan meminimalkan tekanan pada area tertentu untuk dan energi digunakan yang untuk mempertahankan kehilangan

penyembuhan

menurunkan resiko kerusakan jaringan Tingkatkan aktifitas toleransi sesuai Tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan karena keterbatasan aktifitas menganggu periode istirahat Meningkatkan relaksasi Berikan aktifitas hiburan yang hambatan dan energi yang

tepat (nonton TV, radio)

11

Kurang pengetahuan mengenai b/d

Dapat

menyatakan berikan nformasi tentang cara

Membantu individu mengatur badan untuk berat

pemahaman proses

kondisi penyakit kesalahan

mempertahankan pemasukan makanan yang

interpretasi informasi, mengingat kurang

memuaskan dilingkungan yang rumah Tentukan persepsi tentang Membuat pengetahuan dasar dan memberikan jauh dari

proses penyakit

kesadaran kebutuhan belajar Kaji ulang proses penyakit, penyebab/efek hubungan faktor yang menimbulkan gejala dan individu Faktor pencetus/pemberat individu, sehingga kebutuhan untuk pasien waspada

terhadap makanan, cairan dan faktor pola hidup dapat mencetuskan gejala

mengidentifikasi cara menurunkan faktor pendukung

12

PENUTUP
Kesimpulan 3.1. Saran Saran kepada masyarakat umum: 1. Jagalah kesehatan, karena sehat itu indah dan mahal 2. Ilmu itu penting, jadi jangan pernah jenuh untuk menuntut ilmu setinggi mungkin. Saran untuk mahasiswa PSIK: 1. Belajarlah dengan giat untuk mendapatkan banyak informasi dan pengetahuan untuk mencapai cita-citamu. 2. Jadilah calon perawat yang professional, berwawasan dan berpengetahuan luas, serta mempunyai keterampilan yang baik. 3. Berikanlah pelayanan yang baik bagi klien dalam bidang kesehatan, untuk mencapai tujuan kesehatan bersama.

13

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. Aziz Alimul.2006.Pengantar Ilmu Keperawatan Anak.Jakarta :Salemba Medika Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 1985. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta:Info Medika http:///www.google.com Gambar-gambar pendukung materi meningitis pada anak

14

Anda mungkin juga menyukai

  • Anatomi Fisiologi
    Anatomi Fisiologi
    Dokumen3 halaman
    Anatomi Fisiologi
    Choiri Nyamnyam
    Belum ada peringkat
  • Anatomi Fisiologi
    Anatomi Fisiologi
    Dokumen3 halaman
    Anatomi Fisiologi
    Choiri Nyamnyam
    Belum ada peringkat
  • MATERI
    MATERI
    Dokumen7 halaman
    MATERI
    Choiri Nyamnyam
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen12 halaman
    Bab 1
    Choiri Nyamnyam
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen12 halaman
    Bab 1
    Choiri Nyamnyam
    Belum ada peringkat