Anda di halaman 1dari 9

Laporan Praktikum PPA

Polarimeter

2012
Disusun Oleh : Ismail Sunny (J3L111041) Rinda Marlinda (J3L111106) Frederisa D.F (J3L111076)

Analisis Kimia Program Diploma Institut Pertanian Bogor

Polarimeter
Polarimeter ditemukan pada tahun 1808 oleh Malus Etienne. Malus melakukan percobaan pada dua arah mengamati cahaya matahari terbenam yang tercermin dari jendela melalui Kristal islandia spar. Saat ia memutar Kristal, dua gambar matahari menjadi bergantian terang dan gelap meskipun tidak pernah pudar. Hampir seketika ia mengulang percobaan dalam kondisi yang terkendali dan menemukan bahwa sudut dimana pudar dari sinar tercermin diperoleh untuk air dan kaca. Polarimeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur besarnya putaran optik yang dihasilkan oleh suatu zat yang bersifat optis aktif yang terdapat dalam larutan. Jadi polarimeter ini merupakan alat yang didesain khusus untuk mempolarisasi cahaya oleh suatu senyawa optis aktif. Senyawa optis aktif adalah senyawa yang dapat memutar bidang polarisasi, sedangkan yang dimaksud dengan polarisasi adalah pembatasan arah getaran (vibrasi) dalam sinar atau radiasi elektromagnetik yang lain. Untuk mengetahui besarnya polarisasi cahaya oleh suatu senyawa optis aktif, maka beesarnya perputaran itu bergantung pada beberapa faktor yakni : struktur molekul, temperatur, panjang gelombang, banyaknya molekul pada jalan cahaya, jenis zat, ketebalan, konsentrasi dan juga pelarut. Polarisasi bidang dilakukan dengan melewatkan cahaya biasa menembus sepasang kristal kalsit atau menembus suatu lensa polarisasi. Jika cahaya terpolarisasi-bidang dilewatkan suatu larutan yang mengandung suatu enantiomer tunggal maka bidang polarisasi itu diputar kekanan atau kekiri. Perputaran cahaya terpolarisasi-bidang ini disebut rotasi optis. Suatu senyawa yang memutar bidang polarisasi suatu senyawa terpolarisasi-bidang dikatakan bersifat aktif optis. Karena inilah maka enantiomer-enantiomer kadang-kadang disebut isomer optis. Prinsip kerja alat polarimeter adalah sebagai berikut, sinar yang datang dari sumber cahaya (misalnya lampu natrium) akan dilewatkan melalui prisma terpolarisasi (polarizer), kemudian diteruskan ke sel yang berisi larutan. Dan akhirnya menuju prisma terpolarisasi kedua (analizer). Polarizer tidak dapat diputar-putar sedangkan analizer dapat diatur atau di putar sesuai keinginan. Bila polarizer dan analizer saling tegak lurus (bidang polarisasinya juga tega lurus), maka sinar tidak ada yang ditransmisikan melalui medium diantara prisma polarisasi.

Pristiwa ini disebut tidak optis aktif. Jika zat yang bersifat optis aktif ditempatkan pada sel dan ditempatkan diantara prisma terpolarisasi maka sinar akan ditransmisikan. Putaran optik adalah sudut yang dilalui analizer ketika diputar dari posisi silang ke posisi baru yang intensitasnya semakin berkurang hingga nol. Untuk menentukan posisi yang tepat sulit dilakukan, karena itu digunakan apa yang disebut setengah bayangan (bayangan redup). Untuk mancapai kondisi ini, polarizer diatur sedemikian rupa, sehingga setengah bidang polarisasi membentuk sudut sekecil mungkin dengan setengah bidang polarisasi lainnya. Akibatnya memberikan pemadaman pada kedua sisi lain, sedangkan ditengah terang. Bila analyzer diputar terus setengah dari medan menjadi lebih terang dan yang lainnya redup. Posisi putaran diantara terjadinya pemadaman dan terang tersebut, adalah posisi yang tepat dimana pada saat itu intensitas kedua medan sama. Jika zat yang bersifat optis aktif ditempatkan diantara polarizer dan analizer maka bidang polarisasi akan berputar sehingga posisi menjadi berubah. Untuk mengembalikan ke posisi semula, analizer dapat diputar sebesar sudut putaran dari sampel.

Untuk mengukur rotasi optik, diperlukan suatu besaran yang disebut rotasi spesifik yang diartikan suatu rotasi optik yang terjadi bila cahaya terpolarisasi melewati larutan dengan konsentrasi 1 gram per mililiter sepanjang 1 desimeter. Rotasi spesifik dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:

= rotasi optic C = konsentrasi larutan gram/mL larutan L = panjang kolom larutan. T = temperatur

Rotasi optik yang teramati dapat berupa rotasi yang searah jarum jam, rotasi ini disebut putar kanan dan diberi tanda (+), sedangkan senyawa yang diukurnya disebut senyawa dekstro (d). Rotasi yang berlawanan dengan arah jarum jam disebut putar kiri dan diberi tanda (-), senyawanya disebut senyawa levo (l). Hal yang perlu dipersiapkan sebelum memulai. Memulai penggunaan polarimeter pastikan tombol power pada posisi on dan biarkan selama 5-10 menit agar lampu natriumnya siap digunakan. Selalu mulai dengan menentukan keadaan nol (zero point) dengan mengisi tabung sampel dengan pelarut saja. Keadaan nol ini perlu untuk mengkoreksi pembacaan atau pengamatan rotasi optik. Tabung sampel harus dibersihkan sebelum digunakan agar larutan yang diisikan tidak terkontaminasi zat lain. Pembacaan/pengamatan bergantung kepada tabung sampel yang berisi larutan/pelarut dengan penuh. Perhatikan saat menutup tabung sampel, harus dilakukan hati-hati agar di dalam tabung tidak terdapat gelembung udara. Bila sebelum tabung diisi larutan didapat keadaan terang, maka setelah tabung diisi larutan putarlah analisator sampai didapat keadaan terang kembali. Sebaliknya bila awalnya keadaan gelap harus kembali kekeadaan gelap. Catat besarnya rotasi optik yang dapat terbaca pada skala. Tetapi jangan hanya besar rotasi optiknya, arah rotasinya juga harus dicatat searah jarum jam atau berlawanan arah jarum jam. Cara menggunakan polarimeter: 1. Persiapkan seluruh alat dan bahan kemudian dibersihkan 2. Carilah posisi titik nol pada analisator (Teropong) untuk visi pengamatan sudut. 3. Isi tabung Polarimeter dengan salah satu larutan,kemudian tempatkan pada posisi yang dekat analisator. 4. Kemudian dengan mengamati teropong, sisi pengamatan atau bayangan dengan memutar kontrol skala pada sisi kanan pengamat lakukan beberapa kali untuk masingmasing tabung dan tulis atau catatlah hasil pengamatan pada format data. 5. Ulangi langkah-langkah di atas untuk larutan selanjutnya. Beberapa hal yang harus diperhatikan pada penggunaan polarimeter, yaitu:

Laruran sampel harus jernih atau tidak mengandung partikel yang tersuspensi di dalamnya. Partikel tersebut akan menghamburkan cahaya yang melewati larutan. Tidak terdapat gelembung udara pada tabung sampel saat diisi larutan. Selalu dimulai dengan menentukan keadaan nol untuk mengkoreksi pembacaan. Pembacaan rotasi optik dilakukan beberapa kali, sampai didapat data yang dapat dihitung rata-ratanya.

Macam-macam tabung sampel: 1. Standard tube

2. Glass tube with a bubble trap

3. Glass tube with a filler cap

4. Quartz glass microtube with temperature control jacket

Macam-macam polarimeter pada zaman dahulu:

Polarimeter yang dibuat oleh Soliel/Duboscq Paris pada tahun 1850. Sekarang berada dalam koleksi Dartmouth College.

Koleksi Smithsonian Institution. Sampel diletakan pada bagian kubus.

Koleksi Universitas Glasgowdalam ditemukan pada tahun 1987 yang diduga telah digunakan dalam abad sebelumnya.

Koleksi Smithsonian Institution

Koleksi Hampden-Sydney College

Koleksi Smithsonian Institution

Koleksi Miami University

Koleksi Allegheny College

Koleksi Franklin and Marshall college

Koleksi Judson, San Antonio

Koleksi Garland Collection of Classical Physics apparatus at Vanderbilt University

Koleksi

Millington/Barnard Collection at the University of Mississippi

Daftar Pustaka http://physics.kenyon.edu/EarlyApparatus/Polarized_Light/Polarimeter/Polarimeter.html http://www.chem.ucla.edu/~bacher/General/30BL/tips/Polarimetry.html http://www.rudolphresearch.com/polarimeters/polarimetry_definitions.php

http://ofidfisika.blogspot.com/2011/01/percobaan-polarimeter.html

Anda mungkin juga menyukai