Anda di halaman 1dari 11

TUGAS TERSTRUKTUR MATA KULIAH ETIKA ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN PT.

ASABRI

Disusun Oleh: Prabasita Umi H Hari M Yusuf Tyas Karina H Nurkhamdiyah T.U Inda Risqiyana Putri Fajar P L Donna Pratiwi G1B010005 G1B010028 G1B010047 G1B010075 G1B010048 G1B010058 G1B010075

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT PURWOKERTO 2011

1.

Sejarah PT. ASABRI Semula Prajurit TNI, Anggota Polri dan PNS Kemhan/ Polri menjadi

Peserta Taspen (Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri) yang didirikan pada tanggal 17 April 1963 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1963. Namun dalam perjalanannya, keikutsertaan Prajurit TNI dan Anggota Polri dalam Taspen mempengaruhi penyelenggaraan Program Taspen, karena : 1. Batas Usia Pensiun (BUP) bagi Prajurit TNI dan Anggota Polri berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1966 berbeda dengan Batas Usia Pensiun Pegawai Negeri Sipil (PNS) berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1969. 2. Sifat khas Prajurit TNI dan Anggota Polri memiliki risiko tinggi, banyak yang berhenti karena gugur atau tewas dalam melaksanakan tugas. 3. Adanya kebijakan pemerintah untuk mengurangi jumlah prajurit secara besar-besaran dalam rangka peremajaan yang dimulai pertengahan tahun 1971. 4. Jumlah iuran yang terkumpul pada waktu itu tidak sebanding dengan jumlah klaim yang diajukan oleh para peserta. Untuk menindaklanjuti hal-hal tersebut dan meningkatkan kesejahteraan Prajurit TNI, Anggota Polri dan PNS Kemhan/ Polri, maka Dephankam (saat itu) berprakarsa untuk mengelola premi sendiri dengan membentuk lembaga asuransi yang lebih sesuai, yaitu Perusahaan Umum Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Perum ASABRI) yang didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1971 pada tanggal 1 Agustus 1971, dan selanjutnya ditetapkan sebagai hari jadi ASABRI. Dalam perkembangannya untuk meningkatkan gerak usaha, maka berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1991 bentuk badan usaha dialihkan dari Perusahaan Umum (Perum) menjadi Perseroan Terbatas (PT), sehingga menjadi PT ASABRI (Persero) yang kemudian ditetapkan melalui Akta Notaris Muhani Salim, SH, Nomor 201 tanggal 30 Desember 1992 tentang Pendirian dan Anggaran Dasar Perusahaan Perseroan (Persero) PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia yang telah mengalami beberapa

kali perubahan dan terakhir diubah dengan Akta Notaris Imas Fatimah, S.H., Nomor 9 Tanggal 28 Oktober 2009. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, menurut jenis usaha PT ASABRI (Persero) merupakan asuransi jiwa, sedangkan menurut sifat penyelenggaraan usahanya PT ASABRI (Persero) bersifat sosial, sehingga dapat dikatakan bahwa PT ASABRI (Persero) adalah perusahaan asuransi jiwa yang bersifat sosial yang diselenggarakan secara wajib berdasarkan undang-undang dan memberikan perlindungan dasar untuk kepentingan Prajurit TNI, Anggota Polri dan PNS Kemhan/ Polri. Seperti perusahaan asuransi sosial pada umumnya, penyelenggaraan kegiatan asuransi PT ASABRI (Persero) menekankan pada prinsip dasar asuransi yaitu kegotongroyongan, dimana yang muda membantu yang tua, yang kuat membantu yang lemah, yang berpenghasilan tinggi membantu yang

berpenghasilan rendah, yang berisiko rendah membantu yang berisiko tinggi, yang sehat membantu yang sakit dan yang hidup membantu yang meninggal. Program ASABRI merupakan pengelolaan potongan wajib Tabungan Hari Tua sebesar 3,25% dari Gaji Pokok + Tunjangan Istri + Tunjangan Anak berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 56 Tahun 1974 terakhir diubah dengan Keputusan Presiden RI Nomor 8 Tahun 1977. Awalnya Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1971 yang kemudian diubah menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1991, Program ASABRI hanya terdiri dari 4 (empat) jenis Manfaat Santunan yaitu Santunan Asuransi (SA), Santunan Nilai Tunai Asuransi (SNTA), Santunan Risiko Kematian (SRK) dan Santunan Biaya Pemakaman (SBP). Seiring dengan meningkatnya kemampuan perusahaan, Program ASABRI berkembang menjadi 9 (sembilan) sesuai dengan karakter risiko yang dimiliki oleh peserta ASABRI dengan penambahan 5 (lima) jenis manfaat santunan yaitu Santunan Risiko Kematian Khusus (SRKK), Santunan Cacat Karena Dinas (SCKD), Santunan Cacat Bukan Karena Dinas (SCBKD), Santunan Biaya Pemakaman Istri/ Suami (SBPI/S) dan Santunan Biaya Pemakaman Anak (SBPA).

2. Definisi PT. ASABRI Perusahaan Perseroan (Persero) PT ASABRI atau disingkat PT ASABRI (Persero) , adalah sebuah BUMN yang bergerak dibidang Jasa Asuransi Sosial tetapi khusus untuk menyantuni Prajurit TNI, Anggota Polri, PNS DEPHAN dan POLRI. Untuk mereka yang gugur dalam tugas ada santunan bernama Santunan Risiko Kematian Khusus atau SRKK dan terhitung mulai tanggal 1 Januari 2009 bagi prajurit TNI dan Anggota Polri yang gugur atau tewas dalam tugas negara diberikan Santunan Risiko Kematian Khusus (SRKK) sebesar Rp 60.000.000,

3. Fungsi PT. ASABRI 1. Menyelenggarakan usaha dan kegiatan di bidang pengelolaan manajemen risiko,keuangan, dan pelayanan Program Asuransi Sosial dan Pembayaran Pensiunan 2. Menyusun Rencana Jangka Panjang Perusahaan 3. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dan Rencana Kerja dan Anggaran Bagian Pensiun (RKA Bagpens) 4. Mengelola administrasi peserta Asabri, pensiunan prajurit TNI, anggota POLRI dan PNS DEPHAN/POLRI 5. Menyelenggarakan pembayaran manfaat santunan sesuai dengan

perhitungan aktuaria dan pembayaran pensiunan prajurit TNI,anggota POLRI, dan PNS DEPHAN/POLRI 6. Menyelengarakan pembayaran pensiunan prajurit TNI,anggota POLRI, dan PNS DEPHAN/POLRI sesuai dengan Undang-Undang, Peraturan Pemerintah,dan Keputusan Menteri Keuangan terkait 7. Mengelola investasi dana dan pengembangan usaha 8. Menyelanggarakn pembinaan administrasi umum, organisasi,tata kerja, personel,materiil, keuangan, peraturan, hubungan masyarakat,

pengamanan, dan pengolahan data. 9. Menyelenggarakan pengawasan dan pengendalian seluruh aspek

oraganisasi perusahaan

10. Menyusun dan menyampaikan laporan pertanggung jawaban hasil usaha tahunan serta laporan lainnya. 4. Produk 1. Santunan Asuransi (SA)Santunan yang diberikan kepada para peserta yang diberhentikan dengan hak pensiun/ tunjangan bersifat pensiun 2. Santunan Nilai Tunai Asuransi (SNTA)Santunan yang diberikan kepada para peserta yang diberhentikan tanpa hak pensiun/ tunjangan bersifat pensiun 3. Santunan Risiko Kematian (SRK)Santunan yang diberikan kepada para peserta yang meninggal dalam dinas aktif. 4. Santunan Risiko Kematian Khusus (SRKK)Santunan yang diberikan kepada peserta yang gugur/tewas dalam menjalankan tugas negara 5. Santunan Biaya Pemakaman (SBP)Santunan yang diberikan kepada para peserta pensiunan yang meninggal dunia. 6. Santunan Cacat Karena Dinas (SCKD)Santunan yang diberikan kepada peserta akibat tindakan langsung lawan maupun bukan tindakan langsung lawan dan atau dalam tugas kedinasan bagi Prajurit TNI 7. Santunan Cacat Bukan Karena Dinas (SCKBD) Santunan yang diberikan kepada peserta yang terjadi dalam masa kedinasan bagi prajurit TNI,anggota POLRI, dan Pegawai Negeri Sipil DEPHAN/POLRI 8. Santunan Biaya Pemakaman Isteri/Suami (SBPI/I) Santunan yang di berikan kepada peserta ASABRI aktif/Pensiunan Peserta/Ahli Waris, dalam hal Isteri/Suami Peserta/ Pensiunan peserta meninggal dunia 9. Santunan Biaya Pemakaman Anak (SBPA) Santunan yang diberikan kepada peserta dalam hal Anak Peserta/Pensiunan Peserta meninggal dunia 5. Kelebihan dan Kelemahan PT. ASABRI Kekuatan internal (strengths) : 1) Pendapatan

Pendapatan premi PT ASABRI terutama diperoleh dari peserta yang pasti yaitu prajurit TNI, Anggota POLRI dan PNS di lingkungan Dephan, TNI dan POLRI, sehingga nilainya relatif pasti. Pendapatan investasi yang merupakan hasil pengelolaan premi dan cadangan premi sebagian besar diperoleh dari deposito pada bank-bank Pemerintah. 2) Perencanaan Secara kuantitas perencanaan PT ASABRI cukup memadai dalam arti dapat dilaksanakan dengan baik, sedangkan dari segi kualitas, hasil perencanaan perusahaan mencapai kondisi sehat. 3) Kinerja Kinerja perusahaan dalam tahun 2003 dan 2004 mencapai posisi sehat dan sehat sekali karena berhasil mencapai target yang ditetapkan. 4) Budaya perusahaan Struktur pegawai PT ASABRI terutama Kepala Bagian ke atas berasal dari anggota TNI dan POLRI, sangat mempengaruhi tingkat disiplin pegawai secara keseluruhan sehingga etos kerja pegawai cukup tinggi disamping berpengaruh positif terhadap produktivitas pegawai. 5) Kualitas pelayanan Pelayanan klaim kepada peserta dilaksanakan dengan baik, tepat alamat, tepat jumlah, tepat waktu dan tepat administrasi. Komplain terhadap pelayanan belum dirasakan sebagai pengaruh terhadap kinerja pelayanan.

b. Kelemahan internal (weaknesses) 1) Kualitas sumber daya manusia Tenaga ahli asuransi, akuntansi dan investasi masih sangat kurang. 2) Pangsa pasar Peserta PT ASABRI masih sangat terbatas yaitu peserta dari prajurit TNI, Anggota POLRI dan Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Dephan, TNI dan POLRI.

3) Kantor Cabang PT ASABRI sebagai ujung tombak pelayanan masih belum berfungsi secara optimal, dimana hanya bertugas memverifikasi berkas permohonan dari peserta.

Sesuai ketentuan PP No. 67 Tahun 1991 Pasal (8) dan Pasal (9),manfaat Program ASABRI adalah 1. Santunan Asuransiadalah santunan yang diberikan kepada peserta ASABRI yang diberhentikan dengan hormat dari prajurit, ABRI atau PNS Kemenhankam ABRI dengan hak pensiun/ tunjangan bersifat pensiun. 2. Santunan Resiko Kematian adalah santunan yang diberikan kepada peserta ASABRI yang diberhentikan dengan hormat dari prajurit ABRI atau PNS KemenhankamABRI karena gugur, tewas atau meninggal dunia dalam dinas aktif. 3. Nilai Tunai Asuransiadalah santunan yang diberikan kepada peserta ASABRI yang diberhentikan dengan tidak hormat/dengan hormat tanpa hak pensiun/tunjangan bersifat pensiun maupun kepada peserta ASABRI yang diberhentikan dengan hormat karena gugur, tewas atau meninggal dunia dalam dinas aktif. 4. Biaya Pemakamanadalah santunan yang diberikan kepada ahli waris yang sah dari prajurit ABRI atau PNS KemenhankamABRI yang telah menjadi peserta ASABRI dan meninggal dunia setelah pensiun/tunjangan bersifat pensiun. a. Hak Anggota POLRI Anggota Polri yang diberhentikan dengan hormat berhak atas (PP No. 42 Tahun 2010 Pasal 14): 1. hak pensiun, diberikan apabila:
o

mempunyai masa kerja dalam dinas Polri paling singkat 20 (dua puluh) tahun; atau

tidak mampu lagi bekerja baik dalam dinas Polri maupun di luar dinas Polri karena cacat berat jasmani dan/atau rohani yang disebabkan tidak dalam atau pada saat dinas.

2. hak tunjangan bersifat pensiun bagi anggota Polri diberikan apabila:


o

mempunyai masa kerja dalam dinas Polri maupun di luar dinas Polri paling singkat 15 (lima belas) tahun dan paling lama 19 (sembilan belas) tahun; atau

tidak mampu lagi bekerja baik dalam dinas Polri maupun di luar dinas Polri, karena cacat berat jasmani dan/atau rohani, yang disebabkan tidak dalam atau oleh karena dinas;

3. hak tunjangan bagi anggota Polri yang mempunyai masa kerja dalam dinas Polri paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 14 (empat belas) tahun, diberikan untuk jangka waktu yang sama dengan masa dinas yang telah dijalaninya

b. Hak Anggota TNI 1. Ketentuan tentang usia pensiun (UU No. 34 Tahun 2004 Pasal 71):
o

Usia pensiun paling tinggi 58 (lima puluh delapan) tahun bagi perwira dan 53 (lima puluh tiga) tahun bagi bintara dan tamtama, hanya berlaku bagi prajurit TNI yang pada tanggal undang-undang ini diundangkan belum dinyatakan pensiun dari dinas TNI;

Pelaksanaan ketentuan ini diatur secara bertahap:

Perwira yang tepat berusia atau belum genap berusia 55 (lima puluh lima) tahun, baginya diberlakukan masa dinas keprajuritan sampai dengan usia paling tinggi 56 (lima puluh enam) tahun;

Perwira yang belum genap berusia 54 (lima puluh empat) tahun, baginya diberlakukan masa dinas keprajuritan sampai dengan usia paling tinggi 57 (lima puluh tujuh) tahun;

Perwira yang belum genap berusia 53 (lima puluh tiga) tahun, baginya diberlakukan masa dinas keprajuritan

sampai dengan usia paling tinggi 58 (lima puluh delapan) tahun; dan

Bintara dan Tamtama yang tepat berusia atau belum genap 48 (empat puluh delapan) tahun, baginya diberlakukan masa dinas keprajuritan sampai dengan usia paling tinggi 53 (lima puluh tiga) tahun.

2. Prajurit yang diberhentikan dengan hormat memperoleh rawatan dan layanan purna dinas meliputi pensiun, tunjangan bersifat pensiun, tunjangan atau pesangon dan rawatan kesehatan(UU No. 34 Tahun 2004 Pasal 51).
o

pensiun, bilamana telah menjalani dinas keprajuritan sekurangkurangnya 20 (dua puluh) tahun;

tunjangan bersifat pensiun, bilamana:

telah menjalani dinas keprajuritan antara 15 (lima belas) tahun hingga kurang dari 20 (dua puluh) tahun; atau

telah mencapai batas usia tunjangan bersifat pensiun yang ditentukan dan telah menjalani dinas keprajuritan antara 10 (sepuluh) tahun hingga 15 (lima belas) tahun;

tunjangan, bilamana belum mencapai batas usia tunjangan bersifat pensiun akan tetapi telah menjalani dinas keprajuritan antara 5 (lima) tahun hingga kurang dari 15 (lima belas) tahun;

pesangon, bagi yang telah menjalani dinas keprajuritan kurang dari 5 (lima) tahun, yang diterimakan sekaligus gaji terakhir dikalikan dengan jumlah tahun masa dinas keprajuritan.

3. Prajurit yang telah memiliki masa dinas keprajuritan paling sedikit 20 (dua puluh) tahun, berdasarkan pertimbangan khusus, dapat dipensiunkan dini dan kepadanya diberikan hak pensiun secara penuh. (UU No. 34 Tahun 2004 Pasal 55 ayat 2).

6. Premi a. Pendapatan premi

Berdasarkan Keppres No. 8 Tahun 1977 tanggal 1 Maret 1977, besarnya premi/iuran Tabungan Hari Tua dan Perumahan (THT&P) ditetapkan 3,25 % dari penghasilan peserta tiap bulan. Pendapatan premi diakui dan dicatat sebesar jumlah premi bulanan sesuai dengan Surat Sekretris Jenderal Departemen Pertahanan tentang penyetoran Dana Pensiun, Tabungan Hari Tua dan Perumahan kepada PT ASABRI (Persero). b. Kewajiban manfaat peserta masa depan (cadangan premi) Kewajiban manfaat peserta masa depan (cadangan premi) merupakan kewajiban perusahaan kepada peserta yang besarnya dihitung pada akhir tahun oleh Bagian Aktuaria perusahaan dan disahkan oleh Kantor Aktuaria dengan menggunakan tabel Mortalita, yaitu tabel Commissioners Standard Ordinary 1958 dengan metode Cadangan Premi Netto (Past Service Liability) , dengan asumsi tingkat kenaikan gaji sebesar 3% per tahun dan tingkat bunga sebesar 7% per tahun. (Surat Pernyataan Aktuaris, cadangan premi PT ASABRI (Persero) Jakarta per 31 Desember 2004). Selisih kewajiban manfaat peserta masa depan dari tahun sebelumnya disajikan dalam perhitungan Laba Rugi sebagai komponen beban.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.asabri.co.id/images/LAP%20KEU%202011.pdf

http://www.jamsosindonesia.com/prasjsn/asabri/regulasi

http://www.jamsosindonesia.com/prasjsn/Asabri/manfaat/manfaat_asabri__jaminan_hari_tua http://id.wikipedia.org/wiki/Asabri

http://www.bpk.go.id/doc/hapsem/2005sem1/HP%20BUMN%202005/02.%20BID.%20 USAHA%20KEU/05.%20PT%20ASABRI.pdf

Anda mungkin juga menyukai