Anda di halaman 1dari 6

Industri kimia merupakan salah satu contoh sektor industry yang sedang dikembangkan di Indonesia dan diharapkan dapat

memberikan kontribusi yang besar bagi pendapatan negara. Dengan kebutuhan industri-industri kimia saat ini maka kebutuhan akan bahan baku industri kimia tersebut pun semakin meningkat. Bahan baku industri ada yang berasal dari dalam negeri dan ada yang masih diimpor. Salah satu bahan baku yang masih diimpor adalah PET (Polyethylene Terepthalate). Kebutuhan polyethylene terepthalate sangatlah besar. Tahun 1941, Whinfield dan Dickson dari Calico Printers Association di Inggeris berhasil menyusun polimer dengan titik leleh yang tinggi dengan menggunakan komponen aromatik. Sebelumnya Carothers pernah mempelajari serat dari polimerisasi kondensasi ini,namun titik lelehnya terlalu rendah sebagai bahan mentah untuk serat buatan. Tahun 1944 atas kerjasama dengan I.C.I telah dihasilkan Terylene yang merupakan serat poliester pertama. Tahun 1954,telah dicapai hasil serat tersebut secara komersil. Serat Poliester merupakan serat buatan yang dibuat dengan mereaksikan asam tereftalat dengan etilena glikol dan proses pembuatannya dengan pemintalan leleh dimana reaksi dari asam tereftalat dengan etilena glikol akan dihasilkan chip serat yang padat berbentuk butiran selanjutnya akan dilelehkan dan dilakukan proses penarikan untuk menghasilkan serat tekstil. Pada industri pemintalan polister yang modern, bahan baku pemintalan leleh tidak lagi berbahan baku chip poliester, melainkan dapat berasal dari monomer atau bahkan senyawa asam tereftalat dan etilena glikol langsung sebagai bahan baku monomer, sehingga proses produksi bisa berjalan lebih singkat dan efisien.

Pembuatan Serat Poliester Bahan Baku Poliester 1. a. b. 2. a. Etilena Glycol Mono Etilena Glycol (M E G ) = HO CH2-OH Di Etilena Glycol (D E G ) = HO (CH2)2-OH Asam Tereftalat Terephtalat Acid (TPA)

(Termasuk pada Asam Karboksilat)

b.

Purified Terephtalat Acid (PTA)

Reaksi Pembuatan poliester Reaksi pembuatan Poliester termasuk Reaksi Esterifikasi

Etilena Tereftalat berbentuk Ester

Pada proses pembuatan poliester,reaksi yang terjadi antara Etilena Glycol dan Purified Terephtalat Acid adalah rekasi pengesteran (Esterifikasi) yang menghasilkan etilena tereftalat (yang merupakan Ester) sebagai monomernya Monomer yang terbentuk dari esterifikasi akan dilakukan proses polimerisasi untuk membentuk polimer, polimer yang dihasilkan adalah Polietilena Tereftalat (PET) atau lebih dikenal dengan Poliester. Esterifikasi Berlangsung dalam : - Kondisi mendekati vacuum - Lingkungan Nitrogen (N2) - Suhu 170 200 o C Esterifikasi merupakan tahap pembentukan monomer. Proses ini disebut langsung karena gugus karboksil (-COOH-) dari asam tereftalat dapat dengan mudah bereaksi dengan etilena glikol, sehingga tidak memerlukan katalis/pemercepat rekasi. Proses esterifikasi diawali dengan pemompaan larutan homogen yang mengandung asam tereftalat murni, etilena glikol, kobalt asetat, asam fosfit, diantimontrioksida, dan titaniumoksida ke dalam reaktor. Proses ini berlangsung selama kurang lebih 45 menit pada reaktor bersuhu proses 10-20OC. Dalam proses ini akan dihasilkan produk sampingan berupa air yang dapat menghambat kesetimbangan reaksi dan menghambat hasil, untuk itu air perlu dihilangkan dari proses dengan dipompa agar dihasilkan berat molekul monomer yang besar, selain itu juga jumlah pereaksi (etilena glikol) yang ditambahkan harus berlebih 10-20% karena etilena glikol akan mengalami banyak kehilangan akibat destilasi kontinyu selama tahap reaksi. Proses ini berkahir ketika

seluruh air sebagai produk samping dapat di destilasi seluruhnya dan produk reaksi berupa BHET (bishidroksi etlena tereftalat) yang kemudian akan dipindahkan ke dalam reaktor polikondensasi bersuhu 260 OC dengan cara didorong menggunakan tekanan gas nitrogen 2,3 kg/cm3 melalui suatu filter untuk menyaring kotoran. Selain air, hasil samping yang harus dihindari adalah terbentuknya asetaldehida yang terbentuk akibat terdegradasi suhu yang tinggi, akibatnya akan berpengaruh pada sifat akhir polimer poliester yang terbentuk.

2. Polikondensasi

Polikondensasi merupakan proses penggabungan monomer-monomer membentuk suatu polimer. Panjang rantai polimer yang terbentuk dari reaksi ini dinyatakan dalam derajat polimerisasi yang sangat dipengaruhi oleh suhu dan lama reaksi melalui putaran pengadukan yang dilakukan secara bertahap. Dalam proses ini dapat juga terjadi kerusakan rantai polimer yang sudah terbentuk yang diakibatkan oleh adanya Oksigen, yang berasal dari dalam maupun dari luar reaktor walaupun jumlahnya sangat sedikit karena terjadinya kerusakan rantai akan menjadi besar sebab ini terjadi pada waktu proses reaksi penggabungan monomer

Sifat Poliester atau Polietilenatereftalat yang terbentuk dari hasil reaksi polimerisasi dipengaruhi oleh jumlah gugus penghubung pada rantai. Misalkan, adanya senyawa dietilenaglikol (DEG) pada rantai polimer akan meningkatkan daya serap serat terhadap zat warna tetapi jika terlalu banyak maka akan menurunkan kekuatan tarik dan menurunkan ketahanan suhu dari serat. Disamping DEG yang dapat mempengaruhi sifat serat adalah adanya gugus ujung asam (karboksil) yang terbentuk pada proses polimerisasi, keberadaan gugus asam yang terlalu banyak mengindikasikan bahwa proses reaksi polimerisasi belum sempurna atau terjadi kerusakan rantai polimer akibat fotooksidasi oleh panas atau oksigen sehingga terjadi pemutusan rantai polietilenatereftalat (PET) sehingga kekuatan serat yang terbentuk menurun.

Serat sintetis diolah kembali dengan mesin dan bahan-bahan kimia, dan kemudian dicampur dengan serat alam (hewan dan tumbuhan). Serat buatan yang terkadang kita lihat pada label baju diantaranya adalah nilon, asetat, poliester, akrilik hingga spandeks.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim1.2011.Polyester.file://localhost/C:/Documents%20and%20Settings/User/My%20Documents Copy%20of%20POLYESTER/waspadai-serat-sintetis-polyester.html. Diakses pada tanggal 11 November 2011. Anonim2.2011.Pembuatan Serat Polyester. http://infoteknoindonesia.blogspot.com/2011/03/teknologi-polyester.html. Diakses pada tanggal 11 November 2011.

Anonim3.2011. http://bahantekstil.blogspot.com/2011/10/teknologi-polyester.html. Diakses pada tanggal 11 November 2011. Sinaga, Edi.2008.Pembuatan Kristal Polyethilene Terephtalate dengan Reaksi Esterifikasi Langsung.Universitas Sumatra Utara:Sumatra Utara.

Anda mungkin juga menyukai