Anda di halaman 1dari 61

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Di zaman modern ini, hampir semua pekerjaan manusia telah dibantu oleh alat-alat yang dapat memudahkan pekerjaan manusia, contohnya mesin. Dengan bantuan mesin produktivitas semakin meningkat diiringi dengan semakin meningkatnya kualitas yang semakin baik dan semakin standar. Saat sebuah perusahaan baik skala besar atau skala kecil tidak lagi membutuhkan tenaga kerja yang banyak karena kehadiranmein yang menjadi pilihan. Mesin dapat membuat keuntungan yang cukup besar bagi penggunanya namun juga membuat kerugian karena mesin memiliki resiko tinggi untuk rusak sewaktuwaktu, meledak atau bahkan terbakar. Akibat dari kecelakaan kerjapihak perusahaan akan mengalami kerugian yang besar. Kecelakaan bukan hanya disebabkan oleh alat-alat kerja tetapi juga disebabkan oleh kecenderungan pekerja untuk celaka (accident prronenes) Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) merupakan salah satu persyaratan untuk meningkatkanproduktivitas kerja karyawan, di samping itu K3 adalah hak asasi setiap tenaga kerja. Di era globalisasi dan pasar bebas Asean Free Trade Ageement (AFTA) dan World Trade Organization (WTO) serta Asia Pacific Ecomoic Community (APEC) yang akan berlaku tahun 2020, dan untuk memenangkan persaingan bebas ternyata kesehatan dan keselamatan kerja juga menjadi salah satu persyaratan yang harus dipenuhi oleh industri di Indonesia. Ergonomi yang merupakan pendekatan multi dan interdisiplin yang berupaya menserasikan alat, cara dan lingkungan kerja terhadap kemampuan kebolehan

dan batasan tenaga kerja sehingga tercipta kondisi kerja yang sehat, selamat, aman, nyaman dan efisien. Dalam hal ini ergonomi juga berupaya menciptakan kesehatan dan keselamatan kerja bagi tenaga kerja sehingga mampu meningkatkan produktivitas kerjanya. Tujuan ergonomi dan K3 hampir sama yaitu untuk menciptakan kesehatan dan keselamatan kerja. Oleh karena itu ergonomi dan K3 perlu diterapkan di semua tempat kerja untuk meningkatkan kesehatan daan keselamatan kerja tenaga kerja guna meningkatkan produktivitas kerja tenaga kerja, namun kenyataannya penerapan ergonomi Dan K3 di perusahaan terutama di perusahaan kecil dan menengah masih jauh dari yang diharapkan. Program-program ergonomi dan K3 sering menempati prioritas yang rendah dan terakhir bagi manajemen perusahaan. kesehatan dan keselamatan kerja bukanlah segala-galanya, namun tidak disadarinya bahwa tanpa kesehatan dan keselamatan kerja segalanya tidak berati apa-apa. Menyadari pentingnya ergonomi dan K3 bagi semua orang di manapun berada maupun bekerja, serta adanya persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap perusahaan di era globalisasi ini maka mau tidak mau upaya untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja harus menjadi prioritas dan komitmen semua pihak baik pemerintah maupun swasta dari tingkat pimpinan sampai ke seluruh karyawan dalam manajemen perusahaan. Kecenderungan pekerja untuk celaka merupakan kenyataan bahwa untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu terdapat tanda-tanda kecenderungan untuk mengalami kecelakaan. Manusia merupakan faktor penting terjadinya kecelakaan akibat kerja. Kecenderungan pekeja yang dapat berakibat kecelakaan akibat kerja berawal ketika ada pekerja yang bersikap sembrono, sering melamun, asal saja, dan lain-lain. Tanpa diduga manusia kadang-kadang sengaja membuat kecelakaan, sehingga kata kecelaan sudah tidak tepat lagi, hal ini dapat terjadi sebagai akibat kejenuhan yang dialami.

Kejenuhan biasanya dialami di perusahaan yang membutuhkan konsentrasi tinggi dan pemenuhan kuantitas yang banyak dalam penyelesaian kerjanya.kejenuhan yang dirasakan PT. Aerowisata Catering Service Surabaya merupakan perusahaan catering yang tingkat konsentrasi kejenuhan pekerjanya dimungkinkan sangat tinggi, hal ini dimungkinkan karena pekerjanya dituntut untuk membuat makanan secara konsisten secara kualitas . Oleh karena itu laporan praktek kerja lapag ini dibuat untuk mengetahui bagaimana manajemen kesehatan dan kecelakaan kerja ( K3 ) yang diterapkan di PT Aerocatering Service Surabaya sebagai upaya pencegahan terjadinya kecelakaan akibat keja.

I.2 Tujuan Adapun tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini yaitu Tujuan umum: Mengetahui dan mempelajari tentang PT Aero catering Service secara global/keseluruhan baik dari segi manajemen dan teknis di lapang. Tujuan khusus: a. Mengetahui tentang sistem keselamatan dan kesehatan kerja yang elah diterapkan oleh PT. Aero Catering Service Surabaya b. Penerapan ilmu Ergonomi sebagai penunjang terlaksananya K3 yag mempengaruhi produktivitas kerja pekerja 1.3 Manfaat

Dari kegiatan PKL yang telah dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat : 1. sebagai bahan pertimbangan, kontribusi dan masukan dalam menyusun rencana strategi, tujuan dan kebijakan serta pengembangan sistem K3 yang telah diterapkan di Aero Catering Service (ACS) Surabaya 2. menambah wawasan dan ilmu pengetahuan sehingga dapat berguna bagi semua pihak yang terkait untuk mengetahui secara umum tentang penerpan ergonomi sebagai penunjang keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

4.1 Batasan Masalah Agar masalah dalam laporan tidak melebar dari pokok permasalahan, maka penulis membatasi masalah pada manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (K3) ditinjau dari kondisi perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2.1.1 Deskripsi tentang keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja( K3 ) Pengertian k3 menurut ILO/WHO adalah Occupational health and safetyis the promotion and maintenance of the highest degree of physical, mental and social well-being of a occupation;the prevention among workes of departures from helath caused by their working conditions;the protection of workes their employment from risk resulting from factor adverse to health;the plaicing and maintenance of he worker and occuptional environment adapted to his physiological and physiological equipmentand to summarize the adaption of work to man and each man to his job. Safetyis kesehatan dan promosi dan pemeliharaan tingkat tertinggi fisik, mental dan kesejahteraan sosial dari sebuah pekerjaan; pencegahan antara workes dari keberangkatan dari helath disebabkan oleh kondisi kerja mereka; workes perlindungan kerja mereka dari risiko akibat faktor merugikan kesehatan, sedangkan plaicing dan pemeliharaan occuptional dia pekerja dan lingkungan disesuaikan dengan fisiologis dan psikologis-nya untuk merangkum equipmentand kerja adaptasi manusia dan setiap manusia untuk pekerjaann Bila dicermati definisi K3 tersebut maka dapat dipilah-pilah kalimat yang menunjukkan bahwa K3 : a. Promosi dan memelihara deraja tertinggi semua pekerja baik secara fisik, mental dan kesejahteraan sosial di semua jenis pekerjaan b. Untuk mencegah penurunan kesehatan pekerja yang disbabkan oleh kondisi pekerjaan mereka

c. Melindungi pekerja pada setiap pekerjaan dari resiko yang dapat mengganggu ksehatan d. Penempatan dan memelihara pekerja di lingkungan kerja yang sesuai dengan kondisi fisiologis dan psikologis pekerja untuk menciptakan kesesuaian antara pekerjaan dengan pekerja dan setiap orang dengan tugasnya. Dari pengertian diatas dapat diambil suatu tujuan dari k3 yaitu untuk menjaga dan meningkatkan status kesehatan pekerja pada tingkat yang tigi dan terbebas dari faktorfaktor di lingkungan kerja yang dapat menyebakan terjadinya gangguan kesehatan. Bila dikaji lebih dalam tentang definisi k3 oleh ILO/WHO maka dapat dilihat beberapa hal : a. Aspek K3bukan hanya masalah yang berkaitan dengan kesehatan pekerja di tempat kerja,tapi K3 juga mencakup aspek yang mencakup aspek keselamatan yang berdampak terhadap timbulnya loss di tempat kerja baik orang, peralatan, lingkungan maupun finansial. b. Definisi diatas tidak menggambarkan besik keilmuan yang mendasari keilmuan K3, semestinya suatu definisi harus mempunyai struktur keilmuan (body of knowledge ) yang membangun keilmuan tersebut. Terdapat perbedaan definisi yang dikeluaran oleh OSHA. Pada definisi yang dikeluarkan oleh OSHA, terlihat bahwa K3 merupakan multi disiplin yang dikembangkan dari keilmuan fisika, kimia, biologi dan ilmu-ilmu perilaku. c. K3 bukan hanya dilaksanakan di temat kerja tetapi sudah mencakup aspekaspek yang sifatnya bagi masyarakat umum

d. Definisi K3 dari ILO/WHO sudah mencakup dan memandang pntingnya keserasian antara pekerjaan dengan pekerja baik secara fisiologis maupun psikologis ( penerapan konsep ergonomi ) Terdapat pendekatan lain yang mendasari suatu definisi kelmuan, maka sebaiknya definisi K3 harus mencakup : a. Body of knowladge b. Methodelogi c. Goal and Objective

2.2 Ketentuan Hukum Keselamatan daan Kesehatan Kerja setiap undang-undang dimaksudkan untuk melindungi rakyat banyak dari sesuatu yang mungkin dapat mendatangkan kerugian. Undang-undang pokok keselamatan dan kesehatan kerja No.1 tahun 1970 tentan ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk memberi perlindungan bagi karyawan dan mayarakat umum. Konstitusi Indonesia pada dasarnya memberikan perlindungan yang menyeluruh bagi rakyat Indonesia. Pasal 27 ayat 2 dari undang-undang dasar 1945 menyatakan : setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Berdasarkan pasal tersebut dikeluarkan No. 14 Tahun 1996 tentang pokok-pokok tenaga kerja dimana perlindungan atas keelamatan karyawan dijamin dalam pasal 9 Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatan, kesehatan, pemeliharaan moral kerja, serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama.

Untuk menjabarkan jaminan tersebut, pemerintah kemudian mengeluarkan Undangundang keselamatan dan kesehatan kerja No.1 Tahun 1970. undang-undang ini memberikan perlindungan hukum kepada tenaga kerja yang bekerja agar tempat dan peralatan produksi senantiasa berada dalam keadaaan selamat dan aman bagi para pekerja. Undang-undang No.1 Tahun 1970 tidakmenghendaki sikap kuratif ataupun korektif atas kecelakan kerja, melainkan menentuan bahwakecelakaan kerja harus dicegah untuk tidak terjadi. Jadi, jelas sekali bahwa usaha-usaha peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja lebih diutamakan dari pada penanggulangan. 2.2.1 Beberapa Pasal Penting Pada dasarnya seluruh isi undang-undang No.1 Tahun 1970 harus dipatuhi oleh mereka yang bersangkutan. Khususnya bagi pengusaha, pasal-pasal berikut perlu diketahui dan dipahami agar mudah dalam penerapannya: Undang-undang Republik Indonesia No.13 Tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan Undang-undang No.1 Taun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pasal 1 dan 3 Instruksi Menteri Tenaga Kerja RI No. Ins 11/M/BW/1997 tentang pengawasan khusus K3 penagggulangan kebakaran Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-05/MEN 1996 tentang sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

2.3 Manajemen keselamatan kerja Asas Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Kecelakaan kerja adalah salah satu dari sekian banyak masalah di bidang kesehatan kerja. Dengan menerapkan usaha keselamatan dan kesehatan kerja (K3) maka kejadian kecelakaan kerja semestinya dapat dihindari. Namun seringkali masih sering terjadi saja kecelakaan, bai dari faktor pekerja, peralatan, mesin atau sekitar pekerjaan. Dampak kecelakaan kerja dirasakan langsung oleh pekerja, di mana pekerja dapat mengalami cedera ringan sampai berat bahkan menyebabkan kematian. Dampak tidak langsung dirasakan oleh masyarakat sangat banyak misalnya hilangnya waktu kerja, produktivitas menurun, dan lain-lain. Beberapa asas pencegahan kecelakaan kerja dapat dilakukan baik oleh pihak manajemen perusahaan maupun oleh pihak pekerja atau tenaga kerja. Satu asas yang rasional untuk manajemen keselamatan dan kesehatan kerja harus mencakup kenyataan bahwa baik perencanaan maupun keputusan-keputusan manajerial dan organisasi keseluruhannya tidak terlepas dari manusiadan lingkungan kerjanya. Maka perbuatan dan keadaan yang tidak selamat yang berakhir dengan kecelakaan adalah suatu gejala. Jika suatu gejala tersebut ditelusuri, maka etiologinya akan ditemukan. Dengan bantuan etiologi tersebut beberapa kemungkinan dapat diramalkan akan menimbulkan kerusakan atau luka-luka. Kemungkinan potensial dapat diungkapkan, dijabaran, dan kemudian diatasi atau dikendalikan. Dalm hal kecelakaan kerja, etiologinya akan sangat membantu pencegahannya. Dengan kata lain, keselamatan dan kesehatan dapat dikelola seperti halnya fungsi manajemen yang lain. Pemimpin perusahaan harus menetapkan sasaran-sasaran kerja yang terjangkau dengan tepat dan selamat melalui perencanaan, keputusan-keputusan yang tepat, dan organisasi yang rapih. Peranan tergugat sangat

penting dalam manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Prestasi kerja yang mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja sangat erat kaitannya dengan dengan fungsi tersebut. Setiap kejadian, baik hampir celaka maupun kejadian yang parah atau fatal harus dipertanggung jawabkan oleh pihak-pihak yang bersangkutan. Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya mencari dan meengungkapkan kelemahan operasional yang memungkinkan terjadinya kcelakaan. Fungsi ini tidak dapat dilaksanakan dengan dua cara : a. mengungkapkan sebab suatu kecelakaan (akarnya) b. meneliti apakah pengendalian secara cermat dilaksanakan atau tidak Kesalahan operasional yang mnimbulkan kecelakaan tidak terlepas dari perencanaan yang kurang lengkap, keputusan-keputusan yang tidak tepat, dan salah perhitungan dalam organisasi, pertimbangan dan praktek manajemen yang kurang. Keselamatan dan kesehatan kerja memerlukan asas tersendiri sebagaimana digambarkan pada ikal sibernetika K3 pada gambar 1.

2.4 Kecelakan Kerja Kecelakaan adalah suatu kejadian tak diduga dan tidak dikehendaki yang mengacaukan proses suatu aktivitas yang telah diatur.(Sulaksmono, 1997) Kecelakaan terjadi tanpa disangka-sangka dalam sekejab mata, dan setiap kejadian menurut bannet (1995) terdapat empat faktor bergerak dalam satu kesatuan berantai, yaitu lingkungan,

10

bahaya, peralatan dan manusia. Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang berhubung dengan kerja pada perusahaan. Hubungan kerja dapat berarti, bahwa kecelakaan terjadi dikarenakan oleh pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan.kadang-kadang kecelakaan akibat kerja diperluas ruang lingkupnya, sehingga juga meliputi kecelakaankecelakaan tenaga kerja yang terjadi pada saat perjalanan atau transport ke dan dari tempat kerja. Kcelakaan-kecelakaan di rumah atau rekreasi atau cuti, dan lain-lain adalah diluar makna kecelakan akibat kerja, sekalipun pencegahannya sering dimasukan program keselamatan perusahaan. Kecelakaan-kecelakaan demikian termasuk kepada kecelakaan umum hanya saja menimpa tenaga kerja di luar pekerjaannya. Kecelakaan kerja pada prinsipnya dapat dicegah dan pencegahan kecelakaan ini menurut Bannet NBS (1995) merupakan tanggung jawab para manajer lini, penyelia, mandor kepala dan kepala urusan. Tetapi menurut M.Sulaksmono (1997) dan yang tersirat dalam UU.No 1 Tahun 1970 pasal 10, bahwa tanggung jawab pencegahan kecelakaan kerja selain pihak perusahaan juga karyawan (naker) dan pemerintah. Terdapat tiga kelompok kecelakaan : 1. kecelakaan akibat kerja di perusahaan 2. kecelakaan lalu lintas 3. kecelakaan di rumah Bahaya pekerjaan adalah faktor-faktor dalam hubungan pekerjaan yang dapat mendaangkan kecelakaan. Bahaya tersebut disebut potensial, jika faktor-faktor tersebut belum mendatangkan kecelakaan. Jika kecelakaan telah terjadi, maka bahaya tesebut adalah sebagai bahaya nyata.

2.4.1 Penyebab Kecelakaan

11

Manusia sebagai tenaga kerja merupakan alat produksi yang paling tida efisien ditinjau dari aspek tenga kerja, keluaran,ketahanan fisik dan mental. Tenaga yang dapat dikeluarkan oleh rat-rat pekerja pria normal berumur antar 25 dan 40 tahun hanya sebesar 0.2 PK. Seorang karyawan tidk mampu dibebani lebih dari 30 persen dari tenag maksimumnya selama 8 jam sehari. Pembebanan yang berlebihan atau lingkungan kerja yang kurang nyaman bagi manusia normal harus diimbangi oleh pengurangan jam kerja dan istirahat yang lebih lama untuk memulihkan tenaganya. ERGONOMI Ergonomi adalah lmu penyesuaian peralatan dan perlengkapan kerja dengan kemampuan esensial manusia untuk memperoleh keluara yang optimum. Jika seluruh peralatan dan perlengkapan dijadikan satu sub-sistem, dan seluruh atribut manusia (psikologis, latar belakang sosial,pandanga hidup ) sebagai satu sub sistem yang lain, maka ergonomi bertujuan menciptakan satu kombinasi yang paling serasi antara sub-sistem yang pertama dan kedua. Guna meningkatkan produktivitas, mesin dan perlengkapan yang disediakan harus disesuaikan dengan keadaan karyawan. Peralatan, posisi, dan ruang kerja harus sesuai dengan antropometri ( ukuran bentuk manusia ). Ukuran berdiri meliputi tinggi punggung, tinggi bahu, tinggi badan, panjang lengan, dan depan; sedangkan ukuran-ukuran duduk termasuk panjang lengan atas, panjang lengan bawah dan tapak tangan, jarak lutut ke punggung, tinggi lutut dan jarak punggung dengan belakang tapak kaki. Pada dasarnya cara-cara yang ergonomik harus dapat menghindari kemungkinankemungkinan di atas. Hal ini dapat dicapai dengan menghindarkan kelelahan dan ketidakefisienan, dengan memghindari kontraksi otot statis, peregangan tangan yang terus-

12

menerus, dan sikap yang terpakasa dalam mengerjakan sesuatu seperti membungkuk. Suhu dan penerangan yang cukup dapat membantu mengurangi kelelahan. Di samping prosedur ergonomis, letak peralatan atau perlengkapan benda yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari kegiatan rutin seorang karyawan sedemkian rupa agar tidak membuang waktu dan energi sia-sia, tercipta suasana kerja yang nyaman dan tidak meletihkan, efisiensi kerja optimum dapat dicapai dan selamat dan sehat. Setiap pekerjaan menimbulkan ketegangan ( stressenes) dan tekanan (strains) dilengkapi dengan keterampilan dan sikap. Masalah desain pekerjaan untuk menyesuaikan kombinasi di atas tidak dapat diselesaikan secara teknis. Hubungan sistem kerja dan kemampuan seseorang arus diperhitungkan. Setiap jabatan dan kemampuan seseorang haru menjadi pertimbangan. Setiap jabatan harus jelas hirarki fungsi, kegiatan, tugas dan geraknya. Kemudian setiap pekerja atau karyawan harus diarahkan agar hierarki-reaksi lebih sistematis: persepsi, identifikasi, keputusan kemudian mekanisme pelaksanaan. Secara umum penyebab kecelakaan ada dua, yaitu unsafe action (faktor manusia) dan unsafe condition (faktor lingkungan). Hasil penelitian bahwa 80-85% kecelakaan disebabkan oleh faktor manusia. Rohment mengatakan bahwa desain kerja yang efektif harus menjelaskan tuntutan pekerjaan dipandang dari berbagai aspek. Setiap aspek harus menunjukkan alasan yang jelas mengapa dsain itu dianggap terbaik 2.4.1.1 unsafe Action Unsafe Action dapat disebabkan oleh berbagai hal berikut : 1. Ketidakseimbangan fisik tenaga kerja, yaitu : Posisi tubuh yang menyebabkan mudah lelah

13

Cacat fisik Cacat sementara Kepekaan panca indra terhadap sesuatu

2. Kurang pendidikan Kurang pengalaman Salah pengertian terhadap suatu perintah Kurang terampil o Salah mengartikan SOP (Stansart Operational Prosedure) sehingga mengakibatkan kesalahan pemakaian alat kerja. 3. Menjalankan pekerjaan tanpa mempunyai kewenangan 4. menjalankan pekerjaan yang tidk sesuai dengan keahliannya 5. Pemakaian alat pelindung diri (APD) yang kurang benar 6. mengangkut beban yang berlebihan 7. bekerja berlebihan atau melebihi jam kerja 2.4.1.2 unsafe Condition Unsafe Condition dapat disebabkan oleh berbagai hal berikut : 1. Peralatan yang sudh tidak layak pakai 2. Ada api di tempat bahaya 3. Pengamanan gedung yang kurang standar 4. Terpapar bising 5. Terpapar radiasi 6. Pencahayaan da ventilasi yang kurang atau berlebihan 7. Kondisi suhu yan membahayakan

14

8. Dalam keadaan pengamanan yng berlebihan 9. Sistem peringatan yang berlebihan 10. sifat pekerjaan yang mengandung potensi bahaya 2.5 Kerugian Akibat Kecelakaan Setiap kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian yang besar, baik itu kerugian material dan fisik. Kerugian yang disebabkan oleh kecelakaan kerja antara lain : 1. kerugian eknomi yang meliputi : kerusakan alat/mesin, bahan dan bangunan Biaya pengobatan dan perawatan Tunjangan kecelakaan Jumlah produksi dan mutu berkurang Kompensasi kecelakaan Penggantian tenaga kerja yang mengalami kecelakaan

2. Kerugian non ekonomi yang meliputi : Penderitaan korban dan keluarga Hilangnya waktu selama sakit, baik korban maupun pihak keluarga Keterlambatan aktivitas akibat tenaga kerja lain berkerumun/berkumpul, sehingg aktivitas terhenti sementara Hilangnya waktu kerja

2.6 Manajemen Perusahaan Perusahaan melakuakan evaluasi pendahuluan tentang karakteristik perusahaan sebelum dmulai oleh orang terlatih untuk mengidentifikasi potensi bahaya di tempat kerja 15

dan untuk membantu memilih cara perlindungan karyawan yang tepat. Termasuk di dalamnya adalah semua kondisi yang dicurigai kondisi tersebut dapat dengan cepat menyebabkan kehidupan atau kesehatan, atau yang menyebabkan luka serius. Pihak perusahaan biasnya memberkan pelatihan untuk karyawan sebelum diijinkan bekerja yang dapat menimbulkan potensi bahaya. Pekerja yang berpengalaman diberiberikan pelatihan penyegran (refreshing training) bila diperlukan. Pemeriksaan kesehatan setidaknya dilakukan secara berkala misalnya satu tahun sekali dan pada saat karyawan berhenti bekerja. Perusahaan juga diharuskan memberikan demonstrasi pada karyawan tentang pentingnya pemakaian APD ( Alat Pelindung Diri ) dan pentingnya keselamatan kerja bagi seluruh karyawan, sistem house keping yang baik ( penatalaksanaan yang teratur dan baik). Jika terjadi pelanggaran mengenai peraturan, misalnya karyawan tidak menggunakan APD perusahaan wajib memberikan sanksi. Perusahaan memberikan insentif kepada pekerja jika kecelakaan kerja dapat dikurangi sehingga dana yang dianggarkan oleh perusahaan untuk biaya dampak akibat kecelakaan dapat dialihkan untuk kesejahteraan pekerja. Organisasi atau adminstrasi pencegahan kecelakaan dan pemeliharaan kesehatan kerja harus didasarkan pada kenyataan bahwa karyawan tidak dihadapkan pada kecelakaan secara merata pada berbagai kategori kegiatan industri, dan juga dikarenakan biaya pencehgahan tidak selamanya sama. Penelitian mengungkapkan bahwa biaya programprogram keselamatan kerja berbeda menurut sektor sebagai berikut: 1. Tertinggi cakupan industrinya adalah pada industri pembuatan/perakitan kapal, kontruksi bangunan, penyulingan minyak bumi, pertambangan dan pengolahan batu bara dan pabrik baja

16

2. Menengah Kelompok industri yang tercakaup didalamnya adalah industri kimia, perkayuan, pabrik kertas dan pabrik produk-produk batu, tanah liat dan kaca 3. Terendah Didalamnya antara lain pabrik makanan, percetakan dan penerbitan, peralatan umum, pemintalan/tekstildan pabrik alat-alat listrik dan karet. Mematuhi peraturan-peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja berarti

meningkatkan biaya operasional menurut kategori industri dan perhitungan ekonomi secara menyeluruh karena menyangkut : a. Pengeluaran modal b. Harga produk c. Pengangguran d. Neraca perdagangan Pertambahan biaya ini dapat diserap oleh bagian tertentu dari perusahaan. Oleh karena itu biaya pencegahan kecelakaan harus sebanding dengan ukuran kekayaan perusahaan Administrasi Keselamatan dan Kesehtan Kerja yang paling ekonomis adalah sebagai berikut: 1) Peralatan dan perlengkapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Peralatan dan perlengkpaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja harus tepat guna dan tidak mewah. Setiap alat atau perlengkpa harus diadakan sesuai dengn tingkat kemungkinan terjadinya kecelaaan. Misalnya setiap jenis dan kategori perusahaan wajib mempunyai pemadam kebakaran, tetapi tidak semua memerlukan ambulance. Tata banguanan dan tata peralatan pabrik harus sesuai dengan manual untuk memperkecil

17

resiko. Perawatan dan penukaran suku cadang, pembersihan dan pengecatan harus menurut jadwal yang telah ditentukan. Misalnya, (pelumas) setiap 1000 jam operasi, maka jumlah operasinya harus dipatuhi. Pengurangan dengan alasan apapun tidak dibenarkan 2) Buku pintar Keselamatan dan Kesehatan Kerja Setiap perusahaan harus menyususn Buku Pintar Keselamatan dan Kesehatan Kerja sesuai dengan sasaran perusahaan. Buku pedoman tersebut terbagi atas dua macam : a. Buku pedoman umum untuk para manajer dan penyedia b. Buku pedoman untuksetiap karyawan Kedua buku ini harus mengandung pokok-pokok yang sama dengan perincian yang tidak perlu serupa. Buku GMP ( Good Manufacturing Procedure) sangat pernting sebagai penunjang buku pintar Keselamatan dan Kesehatan Kerja. 3) Idealnya setiap perusahaan harus mempunyai seorang pejabat keselamatan kerja atau direktur Keselamatan kerja. Untuk membantunya, panitia pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja harus diorganisasi. Setiap anggota panitia wajib mengikuti latihan kesehatan dan keselamatan kerja saat memperoleh pengesahan dari pemerintah.

2.6 Sistem Laporan Dalam manajemen kerugian menyeluruh, sistem laporan sangat memegang peranan penting. Tidak ada suatu kejadian atau kecelakaan yang dapat diabaikan begitu saja. Laporan kecelakaan menyeluruh adalah alat manajemen yang peka terjadap kerugian. Akibat suatu kecelakaan dapat dikategorikan kecil, sedang, atau parah.

18

Ada beberapa alasan mengapa seorang mandor atau pengawas tidak melaporkan suatu kecelakaan : a. Memelihara catatan bersih dari noda kecelakaan b. Menganggap remeh luka kecil yang tidak perih c. Mengelakkan tanggung jawab d. Tidak memahami akibat akhir suatu kecelakaan Sebab-sebab tersebut harus dihilangkan dari setiap manajemen pengendalian kerugian menyeluruh. Setiap orang yang terlibat dalam unsur manajemen harus memegang peran penting dalam pelaporan. Setiap pelaporan kecelakaan yang terjadi atau hampir terjadi harus didukung oleh data yang lengkap. Data yang lengkap akan membantu pertanggungjawaban dan pengukuran kecelakaan kerja dengan tepat. Setiap laporan kecelakaan harus dilengkapi dengan informasi yang jelas menunjukkan sebab akibat. Dalam laporan seperti ini sebabsebab kecelakaan atau hampir terjadi kecelakaan akan dijadikan landasan perbaikan kemudian hari.

19

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Praktek Kerja Lapang (PKL) dilaksanakan pada bulan Februari 2010 dan bertempat di PT.Aero Catering Service (ACS) yang berlokasi di jalan Permata Juanda Surabaya. 3.2 Metode Pelaksanaan Secara garis besar metode pelaksanaan PKL (Praktek Kerja Lapang) dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu : 1. Persiapan

20

Merupakan suatu kegiatan untuk mempersiapkan sesuatu yang dibutuhkan dan berkaitan dengan keperluan opersional seperti pembuatan proposal, pembuatan daftar pertanyaan yang berkaitan 2. Operasional Merupakan tahap atau kegiatan okumentasi proses 3. Tahap Pengolahan Data Merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data yang diperoleh dan merumuskan dalam bentuk kumpulan jika perlu ditambahakan saran-saran yang berkaitan dengan kegiatan Praktek Kerja Lapang (K3)

Pengumpulan Data Pengumpulan data dapat dilakukan dengan 4 cara: 1. Praktek Kerja Lapang sesuai aktifitas di perusahaan 2. Pengamatan dan pengumpulan data inspeksi perlengkapan keselamatan oleh manajer Safety 3. wawancara intensif dengan staff perusahaan 4. Penggalian informasi melalui pustaka

21

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan Pelayanan jasa boga penerbangan garuda pertama kali dimulai di Jakarta pada tahun 1970, di Bandar udara Kemayoran dengan nama Garuda Airline Flight Kitchen atau dapur penerbangan garuda. Pada tahun 1974, dengan dibukanya Bandar Udara Halim Perdanakusuma, dibentuk usaha gabungan (Joint Venture) antara Garuda dengan Dairy Farm yang diberi nama Aero Garuda Dairy Farm Catering Service.

22

Semakin berkembangnya industri penerbangan serta dengan dibukanya Jakarta International Airpot Cengkareng usaha inipun terus berkembang dan pindah di area Bandara Soekarno Hatta Cenkareng. Sehingga akhirnya dikenal dengan nama AERO WISATA CATERING SERVICE (ACS), dengan Nama badan usaha adalah PT. ANGKASA CITRA SARANA CATERING SERVICE. Saat ini ACS telah memiliki cabang di kota-kota besar Indonesia yaitu ; Suarabaya, denpasar, Medan, dan Balikpapan dan melayani hamper semua perusahaan penerbangan domestic dan international yang singgah di kota-kota dimana ACS berada. Selain melayani perusahaan penerbangan ACS melayani perusahaan apa saja? Perusahaan PT. Hess, rumah Dr. Soetomo. PT. Aerowisata merupakan anak perusahaan Garuda Indonesia Group yang didirikan pada tanggal 3 juni 1973 di Jakarta yang bergerak dibidang jasa meliputi catering pesawat, hotel, transportasi, tour dan travel. PT. Aerowisata mengalami pergantian nama dari PT Aero Garuda Dairy Farm Catering Service menjadi PT Aero Catering Service, kemudian mengalami pergantian lagi dengan nama PT.Angkasa citra Sarana Service (ACS) hingga saat ini. PT Aerowisata Catering Service semakin berkembang hal ini terbukti semakin meningkatnya permintaan pelayanan bagi berbagai maskaai penerbangan dalam dan luar negeri. Berdasarkan pertumbuhan dan kemajuan dari PT.Aerowisata Catering Service maka perusahaan memperluas daerah pelayanan dengan mendirikan cabang-cabang di daerah lain seperti Bali pada tahun 1975 yang berlokasi di Ngurahrai, Medan pada tanggal 17 oktober 1987 yang berlokasi di Polonia, Surabaya pada tanggal 1 juli 1990 di Bandara Juanda, Biak sejak

23

tanggal 15 Agustus, dan di Balikpapan. Tidak menutup kemungkinan apabila ACS semakin maju akan dibuka cabang-cabang baru di setiap Bandara. PT.ACS Surabaya didirikan pada tanggal 15 Agustus 1991, diawai dengan menyewa gedung bebas parkir Tank Angkatan Laut, didalam wilayah LANUDAL Juanda. Awal mulanya PT. ACS Surabaya hanya melayani penerbangan Garuda, mempunyai jumlah tenaga kerja sebanyak 50 orang dengan produktifitas 600 meals/hari. Selanjutnya juga melayani berbagai penerbangan asing. Sekitar 4 tahun kemudian PT. ACS mampu mendirikan gedung baru 2 lantai seluas 6696 m diatas tanah 10001 m yang diperuntukkan sebagai kantor, gedung produksi, penyimpanan dan lain-lain. PT. ACS telah menempati gedung baru tersebut pada tanggal 18 Desember 1995 da kapasitas produksi gedung tersebut diproyeksikan menjadi 17000 meals/hari. Pada tahun 2000 PT. ACS juga mendapat kepercayaan mengelola Garuda Executive Longue dan pelayanan catering haji untuk pesawat Saudi Arabian.

4.1.2 Lokasi Perusahan PT. Aero Catering Service Surabaya berlokasi di Jalan Raya Juanda Surabaya. Surabay merupakan pintu gerbang Indonesia Bagian Timur untuk penerbangan Internasional mempunyai nilai strategis untuk menarik tourist asng, oleh karena adanya jalur Nasional dan Internasional maka keberadaan PT. ACS Surabaya sangat penting. Adapun batas-batas di sekitar PT. ACS Surabaya adalah sebagai berikut: Sebelah Timur Sebelah Barat Sebelah Utara : kompleks Pertokoan : Persawahan : Jalan Raya Juanda

24

Sebelah Selatan

: Perumahan Penduduk

4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan Visi : Menjadi perusahaan Inflight Catering terbaik di ASEAN serta pemimpin dalam injdustri F dan B di Indonesia. Misi : 1. Menjaga pelayanan dan mutu Inflight catering tetap yang terbaik. 2. Terus menrus mengembangkan catering untuk industri dan komersial 3. Memajukan masakan Indonesia di Dunia, 4. Mengembnagkan hubungan saling menguntungkan mitra, usaha serta supplier, 5. Mutu selalu menjadi pertimbangan utama di semua aspek operasi. 4.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan dengan karyawan,

Setiap personel yang berada dalam struktur organisasi mempunyai wewenang dan tanggung jawab antara lain dalam hal : a. Standar mutu ISO 19001 : 2008 dan keamanan pangan ISO 22000 : 2005 serta kinerja pada departemen masing-masing, b. Inisiatif untuk melakukan tindakan perbaikan standar mutu ISO 19001 : 2008 dan keamanan pangan ISO 22000 : 2005, c. Melakukan identifikasi dan mencatat masalah mutu yang terjadi, sehingga tidak terjadi lagi di kemudian hari,

25

d. Mengusulkan dan mencari jalan keluar yang terbaik untuk tindakan perbaikan, e. Malakukan pengawasan dan peberapan tindakan perbaikan sehingga masalah perbaikan mutu dapat terlaksana dengan baik dan tepat guna.

Struktur Organisasi ACS Surabaya

GMA Sub CS

Chief Scurity

Hiegiene and Quality Assurance M anager

Excecutif M anager Operator

Executif M anager Inetrnal Affair

House Keeping M anager

Chief Enggineer

Store M anager

Production M anager

Operation M anager

Accounting and Finance M anager

Hum an Resource M nager

Costum er Service M anager

Procurem ent M anager

Pimpinan PT. ACS Surabaya harus memastikan bahwa tugas wewenang dan tanggung jawab yang berhubungan dengan kualitas mutu serta kepuasan konsumen yang telah ditetapkan di komunikasikan dengan baik dalam organisasi perusahaan dan pada pihak lain yang berkepentingan. Job description dan porsedur kerja sepesifik dibuat sesuai dengan tugas, tanggung jawab dan wewenang masing-masing dari jabatab pekerjaan disusun sesuai garis besar. Semua wewenang dan tanggung jawab General Manager Indonesia yang berkaitan dengan mutu didelegasikan ke masing-masing General Manager Unit termasuk pengorganisasian dan dokumentasinya. Tugas wewenang dan tanggung

26

jawab yang berkaitan dengan mutu masing-masing personel dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Vice President Vice president mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk menjamin penerapan secara berkesinambungan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 dan Sistem Keamanan Pangan ISO 22000 : 2005 (HACCP) di Unit ACS Jakarta, Surabaya dan Denpasar. Vice President menjamin bahwa karyawan dan organisasi dapat menerima mengerti kebijakan mutu yang telah ditetapkan serta dapat menerapkannya dalam pekerjaan sehari- hari menurut tingkat tanggung jawab dan wewenag yang ada. Secara sepesifik yang etrmasuk dalam tanggung jawab mutu ISO 9001 : 2008 dan keamanan pangan ISO 22000 : 2005 (HACCP) adalah : 1. Bertanggung jawab terhadap Quality Policy Manual Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 dan keamanan pangan ISO 22000 : 2005 (HACCP), 2. Melaksanakan Management Review Meeting, 3. Menjamin effektifitas hubungan/ komunikasi dalam organisasi yang mempunyai dampak terhadap mutu dan keamanan pangan, 4. Menjamin tersedianya Sumber Daya Manusia yang memadai, 5. Menjamin tersedianya sarana dan prasarana yang memadai. b. Management Representatif (MR)

27

MR mempunyai tanggung dan jawab dan wewenang sebagai wakil dari management yang meliputi : 1. Memastikan proses yang diperlukan untuk Sistem Management Mutu dan Sistem keamanan pangan HACCP ditetapkan, diimplementasikan dan dipelihara sesuai dengan standar Internasional ISO 9001 : 2008 dan keamanan pangan ISO 22000 : 2005 (HACCP). 2. Menyusun dan menetapkan prosedur umum unjtuk semua unit, 3. Melaporkan kepada pimpinan puncak tentang kinerja sistem manajemen mutu serta kebutuhan unjtuk peninjauan ulan, sebagai dasar perbaikan, 4. Memastikan promosi kesadaran tentang persyaratan pelanggan di seluruh organisasi, 5. Sebagai penghubung dengan pihak luar perusahaan dalam hal yang berkaitan deng sistem manajemen ISO 9001 : 2008 dan keamanan pangan ISO 22000 : 2005 (HACCP). c. Hygiene and Quality Assurance Management (HQA) Hygiene and Quality Assurance Management bertanggung jawab kepaada General Maneger Unit dan berwenang : 1. Melakukan koordinasi serta memelihara sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008 dan keamanan pangan ISO 22000 : 2005 (HACCP)agar dapat terlaksana dengan baik,

28

2. Membuat laporan secara berkala kepada Generla Manager Unit dan Manajemen Representatif berkaitan dengan sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008 dan keamanan pangan ISO 22000 : 2005 (HACCP). d. Departement Head Department Head bertanggung jawab dan berwenang untul memastikan dan menjamin agar semua sistem Manjemen Mutu sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008 dan keamanan pangan ISO 22000 : 2005 (HACCP) dilaksanakan dan dipelihara dengan baik pada departemennya masingmasing. e. General Manager General Manager bertanggung jawab dan berwenang unjtuk semua kegiatan operaasional di unitnya, meliputi ; 1. Menjamin Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 dan keamanan pangan ISO 22000 : 2005 (HACCP) dilaksanakan dan dipelihara dengan baik, 2. Bertanggung jawab terhadap prosedur terpisah yang ada di unitnya, Berperan dan merupakan bagian dari kegiatan rapat tinjauan Manajemen (Management Riview Meeting). Strukur organisasi merpakan bagian yang menggambarkan hubungan segala aktivitas orang-orang menurut masing-masing fungsi dan tanggung jawabnya dalam sebuah organisasi. Melalui struktur organisasi akan memudahkan dalam ketrtiban kerja dan sistem manajemen serta pengawasan sehingga kedisiplinan dalam perusahaan dapat terjamin. 29

Perusahaan ACS ermasuk dalam salah satu perusahaan berskala besar sehingga bentuk organisasi yang digunkan adalah organisasi garis dan staff, melihat skala perusahaan yang besar dan daerah usahanya luas serta struktur organisasi yang kompleks. Adapun struktur organisasi PT. ACS Surabaya Pimpinan tertinggi adalah seorang General Mananger (GM) Indonesia, General Manager (GM) Surabaya, Executive Manager (EM), Safety Officer (SO). Executive manager membawahi 11 departemen yaitu: departemen Kitchen, Operation, House Keeping, Accounting, System Management, Engineering, Purchase, Store, Human Resources, Hygine and Quality Assurance dan security.

4.1.4 Ketenagakerjaan Tenaga kerja PT.Aero Catering Service (ACS) Surabaya yang ada dapat dilasifkasikan menjadi beberapa golongan yaitu: a. Karyawan Tetap, b. Karyawan PKWT (Perjanjian Kerja Waktu Tertentu) Sistem rekrutmen pegawai baru di PT.ACS SUB masih menganut sistem senioritas dan junior office. Junior office merupakan sistem rekrutmen yang melalui prosedur psikotest dan wawancara. Posisi yang ditawarkan pun harus sesuai dengan keahlian pelamar. Distribusi pegawai PT. ACS Surabaya menurut tingkat pendidikan. Tingkat Pendidikan SD SMP SMK STM SMA Jumlah 14 11 5 13 118

30

D1 D3 S1 Jumlah Sumber : PT. ACS Surabaya 2010 Perkembangan jumlah pegawai PT. ACS Surabaya 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. Tahun 1990 Tahun 1991 Tahun 1992 Tahun 1993 Tahun 1994 Tahun 1995 Tahun 1996 Tahun 1997 Tahun 1998 Tahun 1999 Tahun 2000 Tahun 2001 Tahun 2002 Tahun 2003 Tahun 2004 Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 : 60 : 93 : 190 : 267 : 307 : 331 : 336 : 314 : 311 : 258 : 260 : 262 : 263 : 271 : 266 : 264 : 256 : 190 : 190

4 5 17 187

31

20. 21.

Tahun 2009 Tahun 2010

: 188 : 187

Sedangkan PT. ACS Surabaya juga membagi para pegawainya berdasarkan golongan golongan yang menunjukkan lamanya mereka bekerja dan berapa banyaknya karyawan yang berada di departement yang mereka tempati. Data karyawan berdarkan golongannya Golongan Golongan III A Golongan III B Golongan IV A Golongan IV B Golongan V A Golongan V B Golongan VI A Golongan VI B Jumlah Jumlah 59 71 18 26 4 4 2 3 187

Data karyawan berasarkan departement Departement Office Operation Accounting Kitchen HQA Engineering House Keeping Human Resources Scurity Procurement Custemer Service Jumlah 7 64 5 58 7 13 2 7 2 5 5

32

Store Industrial Catering Jumlah

11 1 187

Jumlah Karyawan berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin Pria Wanita Jumlah
Jumlah 168 19 187

Untuk meningkatkan kesejahteraan maka disediakan jaminan sosial tenaga kerja (JAMSOSTEK) bagi karyawan di lingkungan PT.ACS Surabaya, meliputi : 1. Jaminan kesehatan internal oleh Damayanti klinik 2. Jaminan kecelakaan kerja oleh In Health 4.2 Safety Officer 4.2.1 Keberadaan departemen Safety Oficer (SO) Sebagai bentuk konsistensi perusahaan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja, Aero Catering Service Surabaya pada tanggal 1 April 2009 membentuk departemen fungsional Safety Officer (SO).Safety Officer merupakan unit kerja HSE (Health and Safety Enviromental). PT. ACS Surabaya merupakan satu-satunya yang memiliki departemen SO diantra ACS lain seluruh Indonesia. Dalam perusahaan safety officer merupakan departemen fungsionala yang mana dalam pelaporan kerja langsung berhubungan dengan General Manager (GM) Surabaya.

33

Posisi dalam struktur organisasi

GM QM dan HSE

GM SUB

Safety Officer (SO)

Dalam Standar Operational Prosedure (SOP) dijelaskan secara rinci tentang : Fungsi Jabatan Safety Officer adalah menjamin agar sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja serta lindungan lingkungan dapat diimplementasikan di seluruh ACS unit dalam rangka melindungi karyawan dan aset perusahaan. Tugas Pokok 1. melakukan koordinasi dengan kepala departemen dalam rangka penerapan manajemen sistem kesehatan, keselamatan kerja dan lindungan lingkungan 2. Standarisasi sistem kerja dan sistem dokumen yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan kerja serta lindungan lingkungan termasuk manual, SOP dan Checklist 3. Inventarisir terhadap semua alat pelindung diri (APD) di ACS SUB 4. menginvestigasi setiap kecelakaan kerja yang terjadi dan membuat analisa, corrective action serta melaporkan kepada ketua tim K3LH

34

5. standarisai penanganan krisis manajemen di ACS SUB 6. sosialisai penerapan peraturan dan perundangan dalam kesehatan dan keseamatan kerja serta lindungan lingkungan 7. berkoordinasi dengan ACS unit dalam rangka penerapan continous improvement serta evaluasi penerapan evektivitas sistem manajemen kesehatan, dan keselamatan kerja da lindungan lingkungan 8. membuat program kerja dan melakukan simulasi kebakaran 6 bulan sekali dan melaporkan pada GM 9. mendokumentasikan setia kejadian

Tanggung Jawab Tanggung Jawab Terhadap Administrasi Menjaga agar semua dokumen yang terkait dengan kesehatan keselamtan kerja dan lindungan lingkungan baik manual, SOP, WI dan Checklist tersedia di ACS SUB Tanggung Jawab Peralatan Bertanggung Jawab terhada penyediaan, standarisasi da pemeliharaan alat pelinung diri (APD) Tanggung Jawab Kerahasiaan dan Informasi Wewenang Safety Officer 1. meminta pda seluruh kepala departemen agar istem manajemen K3LH diimplementasikan di seluruh ACS SUB 2. mengevaluasi penerapan sestem K3LH di ACS SUB

35

3. meminta agar tindakan perbaikan segera dilakukan terhadap kelengkapan APD dan sistem K3LH 4. meminta pada general manajer untuk segera menindaklanjuti rekomendasi dari safety officer dalam rangka perbaikan sistem K3LH 5. menerbitkan dan merevisi manual, SOP dan WI/dokumen yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja serta lindungan lingkungan yang harus diimplementasikan oleh ACS unit. 4.3 Pencegahan Kecelakaan Kerja 4.3.1 Manual Handbook Aero Wisata Catering Service atau yang sekarang berubaha nama menjadi PT.Aerofood berkeyakinan bahwa manual handbook dipersiapkan sebagai pedoman dan instruksi kepada seluruh karyawan Aerofood (ACS) dalam kegiatan operasinya. Keselamatan kerja dan perlindungan terhadap karyawan merupakan satu perhatian yang besar bagi seluruh karyawan Aero Wisata Catering Service. Melalui masukan dari setiap karyawan secara terus-menerus, perusahaan berusaha untuk meningkatkan kualitas penerapan keselamatan, kesehatan dan perlindungan lingkungan serta memperkecil dampak dari kondisi yang dapat menyebabkan bahaya (hazard). Tujuan dari manual handbook yaitu agar setiap karyawan mengikuti intruksi yang telah ada sehingga dapat menghilangkan/memperkecil bahaya yang serius bahkan berakibat fatal. Sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja, perusahaan mendukung secara aktif program-program yang meliputi pendidikan dan pelatihan serta mengikuti perundangundangan dan peraturan tentang keselamatan serta kesehatan kerja.

36

Selain dalam manual handbook perusahaan juga memiliki tanggung jawab penuh terhadap keselamata dan kesehatan kerja dan lingkungan hidup. Manajemen Aerowisata Catering service (ACS) berkewajiban memberikan kondisi tempat kerja yang aman dan sehat. Menyediakan alat pelindung diri(APD) pada karyawan yang berada di lingkungan kerja perusahaan. Memberikan orientasi dan training keselamatan dan kesehatan kerja kepada karyawan baru maupun lama secara rutin. Perusahaan juga memiliki tanggung jawab secara penuh mengevaluasi dan memantau laporan pelaksanaan keselamata dan kesehatan kerja guna mencegah terjadinya kecelakaan yang mengkibatkan timbulnya kerugian, baik manusia, lingkungan maupun asset. 4.3.2 Alat Pelindung Diri (APD) Dalam pekerjaan adakalanya pekerja /karyawan menangani bahan-bahan bernahaya dan kemungkinan terapar oleh peralatan panas, minyak panas, kebisingan kejatuhan benda dan lain-lain. bila demikian maka dapat dipastikan bahwa karyawan diharuskan mengenakan pakaian pelindung atau menggunkan peralatan keselamatan kerja. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh seluruh karyawan PT.ACS dalam penggunaan alat pelindung diri (APD) : a. menggunakan pakaian dan perlengkapan pelindung yang disediakan dan mengikuti petunjuk penggunaannya b. meyakinkan bahwa pakaian dan perlengkapan pelindung tersebut memberikan perlindungan yang memadai untuk para pekerja/karyawan c. tidak mnggunakan perlengkapan yang rusak d. jika terdapat alat yang rusak jangan dikembalikan ke gudang tanpa melaporkan terlebih dahulu

37

e. merawat pakaian dan perlengkapan tersebut dengan baik-baik dan melaporkan kepada atasan ketika terdapat kelainan f. setiap karyawan harus mengetahui tempat perlengkapa darurat, seperti selimut api atau fire blanket dan karyawan telah dilatih cara menggunakannya. Alat Pelindung Diri (APD) yang wajib dikenakan oh seluruh karyawan yang berada di daerah yang ditetapkan oleh perusahaan. 1. Alat Pelindung Kepala ( Helmet) Karyawan di PT.ACS diharuskan memakai topi pengaman untuk melindungi kepala dari kejatuhan benda yang dapat mencederai kepala dari tempat ketinggian misal: Perancah, platform, atap, di atas tumpukan barang (biasanya di gudang dan tempat tinggi lainnya). Penggunaan topi pengaman yang memenuhi standar K3 sangat efektif sebagai tindakan pencegahan untuk menghindari cedera di bagian kepala. Intruksi yag diberikan oleh manajemen perusahaan bagi para karyawan: mengenakan selalu pelindung kepala di daerah operasi mengenakan selalu helm pada saat bongkar muat barang terutama dengan menggunakan peralatan crane maupun forklit tidak mengecat helm, bahan pelarut dan perekat akan memperlemah topi pelindung tidak mengubah struktur topi pelindung yang dibuat oleh pabrik tidak menggunakan topi yang terbuat dari alumunium di daerah yang bertegangan listrik

2. Alat Pelindung Kaki (Safety Shoes)

38

Pemakaian pelindung kaki diharuskan ketikakryawan masuk di daerah/area kerja, proses dapur, gudang maupun ruangan pendingin maupun ruangan pendingin atau daerah lain yang dapat menyebabkan bahaya luka, tertimpa barang, tertusuk alas kaki, tergelincir atau terpapar bahaya listrik. Yang perlu karyawan perhatikan dalam penggunaan safety shoes : Karyawan dilarang memakai sepatu keselamatan yang sudah robek bagian penutup besinya di area operasikarena dapat menimbulkan nearmiss. 3. Alat Pelindung Pendengaran (Ear Plug) Karyawa yng diwajibkan menggunakan ear plug biasanya karyawan yang bekerja di daerah yng bising, yang melebihi NAB yaitu 85 dB, hal ini ditujukan untuk mencegah terjadinya kerusakan permanen pada alat pendengaran. Alat pendengaran ini harus dapat mengurangi kebisingan sampai 20-30 dB. 4. Alat Pelindung Mata (Safety Glass) Mata sangat rawan terhadap bahaya di tempat kerja dan merupakan kerusakan yang tidak dapat diganti. Kehilangan penglihatan hanya terjadi sekali, sehingga penting sekali menjaga mata setiap pekerja. Prosedur yang seharusnya dilakukan oleh para pekerja dalam penggunaan safety glass adalah : memeriksa mata bila tidak yakin akan penglihatannya mengenakan kacamata pelindung yang disediakan untuk melindungi mata dari debu, cahaya panas, asap, partikel yang berterbangan, bekerja dengan bahan kimia dan pekerjaan yang dapat membahayakan mata lainnya. 5. Masker (mask)

39

masker digunakan oleh para pekerja yang bekerja di tempat yang dapat menimbulkan bahaya terhadap pernafasan. Agar dalam penggunaan alat pelindung dii ini tidak membahayakan penggunanya, terdapat prosedur yang harus dipatuhi yaitu karyawa diharuskan menggunakan masker di daerah-daerah yang berdebu, dan jika berada di area dalam produksi, karyawan diharuskan memakai masker ketika berada di area proses mkanan dan penyajian makanan. Sarung Tangan (Hand Gloves) Pemakaian pelindung tangan sangat diharuskan apabila bekerja dengan bendabenda yang berbahaya : melakukan pengelasan, mengangkat barang, menangani bahan chemical dan menangani bahan yang panas. Jika di dalam area proses hand gloves/sarung tangan sangat diharuskan, selain untuk menjaga keamana bagi para pekerja ketika terkena panas bahan, pekerja yang menggunakan sarung tangan dapat menghindarkan makanan yang disajikan dari kemungkinan terjadinya foreign object. Oleh karena itu pekerja harus memenuhi langkah-langkah yang telah ditetapkan oleh pihak manajemen perusahaan dalam penggunaan hand gloves : Mengenakan sarung tangan yang sesuai pda saat melakuka pengelasan, bongkar muat arag, menangani benda-benda panas, memotong daging, menangani bahan kimia dan lain-lain.

4.4 peningkatan kesadaran keselamatan dan kesehatan kerja 4.4.1 aspek peralatan Dari aspek peralatan, pencegahan kecelakaan harus terlebih dahulu dipersiapkan dengan menyusun rencana perwtan dan pemeliharaan secara kontinyu. Kecelakaan terjadi tanpa disangka-sangka dalam waktu sekejap mata. Dalam setiap kejadian, empat faktor

40

yang bergerak dalam atu kesatuan berantai, yakni faktor lingkungan, faktor bahaya, faktor peralatan dan perlengkapan, dan faktor manusia. Bahaya

peralatan

KECELAKAAN

Manusia

Lingkungan Bahaya dan tempat akan turut bereaksi jika terjadi interaksi yang tidak selamat antara manusia dan peralatan. Faktor manusia dan peralatan telah memiliki bahasan tersendiri dan dari aspek pencegahan kecelakaan kerja, disamaping manusia harus bertidak selamat, semua peralatan harus dicegah dari kecelakaan. Pada dasarnya semua bagian mesin yang bergerak, panel kendali, dan alat-alat pelindung harus dirawat menurut waktu pemakaiannya. Perawatan berdasarkan kondisi harus dijadikan dasar pemeliharaan semua perlatan guna mendeteksi sedini mungkin bagian-bagian mesin yang dapat menimbulkan bahaya. Tanpa perawatan yang teratur, keadaan mesin berubah menjadi salah satu faktor bahaya. 4.4.2 sistem pencegahan bahaya kebakaran Pencegahan kebakaran adalah usaha menyadari atau mewaspadai akan faktor-faktor yang menjadi sebab munculnya atau terjadinya kebakaran dan mengambil langkah-langkah untuk mencegah kemungkinan tersebut menjadi kenyataan. Pencegahan kebakaran membutuhka suatu program pendidikan dan pengawasan, beserta pengawasan karyawan,

41

suatu rencana pemeliharaan yang cermat dan teratur atas bangunan dan kelengkapannya, inspeksi/pemeriksaan, penyediaan dan penempatan yang baik atas peralatan pemadam kebakaran termasuk memeliharanya baik dari segi kesiapan untuk digunakan maupun dari segi kemudahan untuk mengaksesnya. Perlindungan dari bahaya kebakaran penting bagi seluruh karyawan, kerugian yang aka dialami adalah kehilangan nyawa dan kerugian financial. Sistem pencgahan bahaya kebakaran terdiri dari sistem isyarat bahaya kebakaran dan sistem pemadaman. 1. sistem isyarat bahaya kebakaran merupakan sistem yang mamapu menggantikan tenaga manusia untuk mengawasi bahaya kebakaran dalam suatu bangunan gedung, gardu listrik, gudang dan lain sebagaiya. Komponen-komponen isyarat bahay kebakaran panel pengawas detektor : detektor panas (thermal detector) detektor kepul asap (smoke detector) manual break glass call point satu sistem sistem ini bekerja secara automatis. Bila detektor-detektor yang ditempatkan pada lokasilokasi tertentu yang menunjukkan tanda-tanda kebakaran baik berupa panas, asap, maupun break glass call point yang pecah, segera isyarat tersebut akan diteruskan ke panel pengawas yang akan membunyikan alarm tanda bahaya sehingga para petugas secara cepat isyarat : bel alarm, horn instalasi pengendali untuk menghubungi berbagai komponen yang menjadi

42

dan tepat mengetahui tempat terjadinya kebakaran dan melakukan tindakan-tindakan darurat yang diperlukan. 2. sistem pemadam kebakaran Menurut standar australian association (SAA) kebakaran terbagi 4 kelas, yaitu : A. kelas A, merupakan kebakaran pada benda padat yang mudah terbakar yang menimbulkan arang atau karbon, seperti kayu, kertas, plastik, karton, kain dan sebagainya. B. Kelas B, merupakan kebakaran pada benda cair mudah terbakar atau menyala, seperti: bahan bakar, tiner, bensin, lilin, gemuk, minyak tanah C. Kelas C, merupakan kebakara yang diakbitkan karena litrik D. Kelas D, merupakan kebakaran pada logam mudah terbakar, seperti bahan sodium, lithium atau radium. Alat pemadam kebakaran merupakan alat pencegah/pemadam pertam bila terjadi kebakaran.berikut adalah alat-alat yang digunakan di tempat kerja/gudang-gudang dalam anisipasi bahaya kebakaran: A. APAR/Fire Extinguishers/racun api Peralatan ini merupakan peralatan reaksi cepat ang multi guna karena dapat digunakan untuk penanggulangan jenis kebakaran A,B dan C. Perlatan ini mempunyai berbagai ukuran berat, sehingga dapat ditempatkan sesuai dengan besar kecilnya risiko kebakaran yang mungkin timbul dari daerah tersebut. B. Hydran Terdapat tiga jenis hydran, yaitu hydran gedung, hydran halaman,dan hydran kota. C. Detektor

43

Terdapat beberapa jenis detektor yaitu detektor manual, detektor panas, detektor asap, detektor ion dan detektor nyala api. D. Aarm kebakaran Peralatan ini digunakan untuk memberitahukan kepada setiap orang akan adanya bahaya kebakaran pada suatu tempat. E. Sprinkler Alat yang digunakan khusus dalam gedung, yang akan memancarkan air secara otomatis apabila terjadi pemanasan pada suhu tertentu pada daerah mana ada sprinkler. PT. ACS menempatkan alat pemadam kebakra jenis ini pada departemen kitchen (dapur), khususnya departemen hot kitchen. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang telah dilakukan, sprinkler dietakan tepat di atas kompor pemasak, dengan tujuan ketika sprinkler mendeteksi panas yang terlalu berlebih, maka panas tersebut langsug diserap dan sprinkler menyemburka air guna mencegah kebakaran meluas. Selain itu dalam manual Handboo tentang keselamatan kerja PT.Aero Catering Service (ACS) memiliki sarana evakuasi jalan keluar), tim penanggulangan kebakaran internal, menyelenggarakan pelatihan/simulasi kebakaran secara berkala, PT. Aero Catering Service secara kontnyu dan konsisten terhadap pendidika dan pelatihan dalam upaya pencegahan ataupu simulasi terhadap bahay kebkaran, hal ini dibuktikan dengan diadaknnya pelatihan simulasi kebakaran oleh seluruh karyawan PT. ACS Surabaya setiap 6 bulan skali. Selain dengan adanya pelatihan/simulasi manajer SO bekerja sama dengan sluruh manajemen perusahaan selalu mengadakan inspeksi terhadap segala peralatan pemadam kebakaran. Inspeksi dilakukan tiap 3 bulan sekali untuk memastikan bahwa perlengkapan pemadam kebakaran masih layak untuk digunakan.

44

4.5 pencegahan bahaya dalam prosses produksi 4.5.1 Kaitan Dengan Ergonomi Sesuai dengan bidang usahanya PT.Aero Catering Service banyak menangani pekerjaan yang berhubungan dengan pengangkatan dan penyimpanan barang, pengolahan dan penyiapan makanan yang semuanya terkait dengan posisi tubuh saat melkukan pekerjaan terebut. Leh karena itu penting bagi seluruh karyawan mengetahui dan memahami apa yang disebut dengan ergonomi. Ergonomi merupakan ilmu yang mempeajari keesuaian tata letak/ruang kerja, pralatan kerja dan pekerjaannya. Aspek yang meliputi pun banyak sekali, mulai dari pencahayaan ruang kerja/produksi, lay out kantor, cara mengangkat barang, desain rak penyimpanan file dan sebagainya. Faktor resiko yang mungkin berpengaruh adalah : Kekuatan Jumlah tenaga kerja yang dibuhkan untuk menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaa, seperti mengangkat benda berat atau mengendalikan atau mengoperasikan peralatan atau bekerja dengan perkakas tertentu Pengulangan Pengulanga pergeakan tubuh yang sama untuk sebuah pekerjaan denga waktu yang lam atau frekuensi yang berulang-ulang Postur pekerja yang kaku/janggal Posisi mengambil atau menerima yang mengakibatkan pnegangan otot tubuh, misalnya meraih barang yang lebih berat melebihi tinggi bahu,

berlutut,menjongkok atau memutar pinggang saat mengankat.

45

Arus barang dalam proses produksi harus berjalan dengan lancar. Kemacetan atau persempitan arus (bottle neck)harus dihindari. Untuk itu kesesuaian alat penunjang produksi harus disesuaikan misalnya meja tempat membungkus roti di bagian pasrty disesuaian denan posisi duduk pekerja karena hal tersebut mempengaruhi kecekatan pekerja. Setiap karyawan produksi harus memiliki keterampilan dan terlatih, dan memahami apa yang mungkin terjadi dengan lingkungan kerja jika para pekerja lengah atau lamban. Keselamatan proses juga sangat tergantung pada tata ruang yang rapih dan bersih. setiap barang yang tidak disimpan pada tempatnya akan mengakibatkan kecelakaan. Di samping tata ruang yang rapih dan bersih pakaian dan perlengkapan perlindungan pribadi harus lengkap. Setiap karyawan diberi seragam kerja menurut bidang kerja. Karyawan kantor berpakaian biru muda sedangkan karyawan yang langsung bersentuhan dengan proses produksi makanan mengenakan pakaian berwarna putih agar lebih mudah mendeteksi noda. Alat-alat dan bagian-bagian kerja dilengkapi dengan warna-warna pengaman. Disamping warna, terdapat pula tanda-tanda dan gambar pengaman ditempatkan pada areaarea yang memiliki risiko berbahaya.

4.5.2 Material Safety Data Sheet (MSDS) Dalam setiap kegiatan produksi PT Aero Catering service memakai bahan kimia untuk mencuci peralatan makan dan dapur yang kotor, membershkan lantai serta pencucian

46

selimut dan pakaian. Setiap bahan kimia yang digunakan oleh Aero Catering Service harus dilengkapi dengan dokume MSDS yang berisi : Nama bahan kimia Physical data bahan kimia Data bahaya terhadap kebakaran dan ledakan Data bahaya terhadap bahaya kesehatan (mata, hidung, mulut, kulit dan lain-lain) Instrksi penggunaan bahan kimia Pembuangan wdah setelah digunakan Penggunaan alat pelindung diri Prosedur pertolongan pertama jika tertelan, terhirup, terkena kulit

Tujuan dari MSDS agar dalam penggunaannya tidak timbul suatu bahaya kecelakanan kerja, kebakaran atau ledakan serta bahaya terhadap lingkungan. Sebelum menggunakan bahan kimia karyawan harus membaca terlebih dahulu MSDS yang tertera dala dokumen atau lembaran yang terpasang pada wadah bahan kimia tersebut. 4.6 Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja 4.6.1 Tim Investigasi Manajemen Aero Wisata Catering Service memiliki kewajiban dalam mendukung program kesehatan dan keselamatan kerja, sehingga dalam pelaksanaannya PT.ACS Surabaya memiliki penanggungjawab/pengawas untuk melakukan penyelidikan suatu kecelakaan yang berada di bawah wilayah tanggung jawabnya. Karyawan yang mngalami kecelakaan tersebut memiliki tanggung jawab membantu supervisor menentukan penyebab kecelaaan secara pasti. Hasil investigasi dapat membantu prusahaan mencegah terulangnya kecelakaan yang sama.

47

Kecelakaan yang mengakibatkan hilangnya hari kerja (Lost Work Days) dan yang memerlukan penanganan medis, manajemen perusahaan memebentuk tim investigasi yang terdiri dari pengawas/supervisor dan safety dapat membantu dalam mencari penyebab terjadinya kecelakaan tersebut sehingga dapat menjadi evaluasi bagi manajemen perusahaan. Laporan hasil kecelakaan diserahkan langsung pada general manager dn didistribusikan pada seluruh unit agar diketahui penyebab kjadia secara benar dan langkah penceghannya. Seluruh kecelakaan sekecil apaun selalu dilaporkan kepada pengawas di unit yang bersangkutan dalam waktu 24 jam yang selanjutnya ditindak lanjuti dan disampaikan ke kantor pusat di Jakarta.

4.6.2 Inspeksi dan Audit K3 Tujuan dari inspeksi dan audit adalah untuk memastikan bahwa kondisi tempat kerja dan karyawan yang bekerja benar-benar aman dan sesuai dengan persyaratan K3 yang telah ditetapkan. Inspeksi dan audit yang dilakukan oleh Aero Catering Service Surabaya lebih banyak dilakuka oleh internal perusahaan, tetapi tidak menutup kemungkinan oleh pihak eksternal (DEPNAKER). Program inspeksi dan audit akan efektif bila setiap unit kerja menyadari bahwa temuan-temuan yang didapat bukan untuk memperburuk citra satuan unit kerja, tetapi untuk memperbaiki kondisi-kondisi yang tidak aman sehingga karyawan dapat bekerja efektif karena memiliki lingkungan kerja yang aman dan nyaman.

4.6.3 Penilaian Safty Performance

48

sistem pencatatan kerja memilik tujuan untuk membandingkan keadaan antara dua keadaan atau lebih masa kerja guna mengetahui sejauh mana langkah pencegahan telah memiliki manfaat. Angka-angka yang disetujui oleh International Labour Organization (ILO) adalah sebagai berikut : 1. Angka kekerapan (frequency rate) disingkat AK atau FR 2. Angka Kejadian (Incidence Rate) disingkat AN atau IR 3. Angka Keparahan ( Severity Rete) disingkat AP atau SR Konvensi ILO 1962 masih belum dapat menetapkan/memastikan sistem pencatatan yang baku bagi seluruh dunia. Namun telah disepakati satu cara penghitungan angka-angka di atas sebagai berikut : a) Untuk AK digunakan perkiraan 50 minggu (setahun) dikalikan 40 jam (sehari) untuk setiap 500 orang teaga kerja atau 1.000.000 jam kerja orang b) Untuk AN dan AP digunakan dasar perkalian 1.000 hari kerja

Bagi negara Amerika ternyata indeks perkalian tersebut tidak menjadi hal yang baku. Occuptional Safety and Health (OSHA) di Amerika Serikat menggunakan indeks perkalian 50 minggu (setahun) dikalikan 40 jam (sehari) untuk tiap 100 orang atau 200.000 jam kerja.

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

49

Bedasarkan praktek kerja lapang (PKL) yang telah dilaksanakan di PT. Aero Catering Service (ACS), dapat disimpulkan bahwa : 1. Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di PT.ACS sudah bejalan secara baik walaupun dalam pengawasannya masih secara independen 2. PT.ACS Surabaya merupakan atu-satunya perusahaancatering yang memiliki divisi/departemen safety Oficer (SO) 3. sistem manajemen keseamatan dan kesehatan kerja menjadi persyaratan global bahwa perusahaan tersebut memiliki nilai keamanan dalam setiap pelaksanaan produksinya. 5.2 Saran 1. perlu perbaikan berkesinambungan dalam sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang meliputi pengadaan APD (Alat Pelindung Diri) yanglebih banyak, 2. Sebaiknya perusahaan juga mengutamakan keselamatan dankesehatan kerja (K3) guna menghadpai persainga bebas dan era perdagangan global

DFTAR PUSTAKA

50

Achdi B. Cahyono, 2004.Keselamatan Kerja Bahan Kimia di Bidang Industri, Gajah Mada University press, yogyakarta Bannet Silalahi, 1995.manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Sabdodali, Jakarta Gempur Santoso, 2004.manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja,Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta Tjandra Yoga Aditama, 2002.Kesehatan dan Keelamatan Kerja,Universitas Indonesia, Jakarta Tri hastuti, 2001. Kesehatan dan Keselamatan Kerja, UI press, Jakarta

Lampiran 1.

ALAT PEMADAM API RINGAN FIRE EXTINGUIHER


51

Area : Lantai 1
NO 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 NO. PK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 LOKASI Genset Boiler Area Coridoor Lift 2 Diswashing Area Equipment Set Up Cor Trolley Washing Loading 6 Loading 4 Try Setting 3 Security Security MTSU 1 Coridoor AHU Lt 1 Pastry Order Center Coridoor Timur Receiving Coridoor Fish Kitchen Hall Coridoor Selatan Cold Kitchen Hot Kitchen Hot Kitchen Hot Kitchen Hot Kitchen MERK APR.AC10 APR.AC10 Blue Fire APR.AC5 APR.AC5 APR.AC5 APR.AC5 APR.AC5 APR.AC5 Chubb Fire Chubb Fire APR.AC10 Blue Fire Chubb Fire APR.AC5 APR.AC5 APR.AC5 Blue Fire APR.AC5 APR.AC5 APR.AC5 Chubb Fire Chubb Fire Ansul Ansul JENIS CO2 CO2 DCP CO2 CO2 CO2 CO2 CO2 CO2 AF.11 AF.11 CO2 DCP BCF CO2 CO2 CO2 DCP CO2 CO2 CO2 BCF AF.11 KGUARD KGUARD KAP 4.6 KG 4.6 KG 6 KG 2.3 KG 2.3 KG 2.3 KG 2.3 KG 2.3 KG 2.3 KG 5 KG 5 KG 2.3 KG 6 KG 5 KG 2.3 KG 2.3 KG 2.3 KG 6 KG 2.3 KG 2.3 KG 2.3 KG 5 KG 5 KG 10 KG 10 KG Grease Class Grease Class EXP Date KETERANGAN

52

26 27 28 29 30 31 32 33 34 35

26 27 28 29 30 31 32 A B

Hot Kitchen Automotive Kitchen Hall / Panel Coridoor AHU Lt 1 LPG Area / depan Tr Fire Blanket Fire Blanket Hood Kitchen A Hood Kitchen B Hood Bakery

Ansul Chubb Fire APR.AC50 APR.AC50 Blue fire

KGUARD DCP CO2 CO2 DCP Pull Tapes Pull Tapes R 12 R 12 R 12

10 KG 3.5 KG 50 KG 50 KG 25 KG 1.2X1.8M 1.2X1.8M

Grease Class

Asbes Asbes Ansul Fire Protection System Ansul Fire Protection System Ansul Fire Protection System

Ansul Ansul Ansul

Surabaya, 29 Desember 2009

DARWONO Safety Officer

ALAT PEMADAM API RINGAN FIRE EXTINGUHER


Area : Lantai 2
NO 01 02 03 04 05 06 NO. PK 33 34 35 36 37 38 LOKASI Coridoor Selatan/Str Coridoor Selatan/Str Coridoor Selatan/Lift Coridoor Timur/Csm Coridoor Timur Offi Coridoor Timur MERK APR.AC5 Blue fire APR.AC5 APR.AC5 APR.AC5 APR.ACJENIS CO2 DCP CO2 CO2 CO2 CO2 KAP 2.3 KG 6 KG 2.3 KG 2.3 KG 2.3 KG 2.3 KG EXP Date KETERANGAN

53

Offi 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 General Store General Store General Store General Store General Store General Store General Store General Store Coridor Barat Coridor Barat Coridor Barat Coridor Utara Airlines Store Airlines Store Bonded Room Compressor Pantry

5 Chubb Fire APR.AC5 Chubb Fire APR.AC5 APR.AC5 APR.AC5 Chubb Fire Blue fire APR.AC5 APR.AC5 APR.AC5 APR.AC5 APR.AC5 APR.AC5 APR.AC5 APR.AC5 APR.AC5

AF.11 CO2 AF.11 CO2 CO2 CO2 AF.11 DCP CO2 CO2 CO2 CO2 CO2 CO2 CO2 CO2 CO2

5 KG 2.3 KG 5 KG 2.3 KG 2.3 KG 2.3 KG 5 KG 6 KG 2.3 KG 2.3 KG 2.3 KG 2.3 KG 2.3 KG 2.3 KG 2.3 KG 2.3 KG 2.3 KG

54

Lampiran 2.
Doc. No : ACSSUB/SO/F/02/R00

HIGH RISK AREA Checklist


ACS Surabaya

Eff. Date : 02.01.2010 Page : 01 of 01

Nama Peralatan LPG Storage Tank No


1

Lokasi Denah/Map No.1 Check ke 1

Tanggal inspeksi 1 Kendala

Tanggal inspeksi 2 Check ke 2 Status

Uraian
PANEL CONTROL : Switch selektor ON/OFF Contactor Solenoid valve Leak detector Tranfer liquid pump Wiring 2 STORAGE TANK Valve input/liquid Valve output/gas Pressure Gauge Savety Valve 3 GAS INSTALATOIN

56

Gas regulator Flexible hose LAINLAIN : Pagar pengaman Rambu-rambu APAR Kebersihan

Keterangan :

Note :

V = Baik/Normal

X = Tidak normal/Rusak

Distribusi :

DARWONO Safety Officer

Engineering

GM EM OM CE

: : : :

57

Lampiran 3.
Nama Peralatan UNICO RC GROUP No
1 Temperatur : Chillerd water in Chillerd water out 2 Pressure : Discharge Suction Oil Chilled water in Chilled water out 3 Compressor : Oil Ampere 4 Condensor : Fin coil Fan 5 Instalasi : Gas pipe Water pipe 6 Indoor : AHU FCU

Lokasi Lantai 2 Check 1

Tanggal inspeksi 1

Tanggal inspeksi 2 Chec k2

Uraian

Tindak lanjut

Status

58

7 8

ACTION : VERIFIKASI :

Checked by:

Verivied by :

Distribution : GM EM : :

.. Eng Staff Officer

DARWONO Safety CE :

59

Lampiran 4.
Tanggal Date Dimulai 1 Nop 2009 Bulan Month Tahun Year :

Pebruari

2010

Cidera Berat Terakhir / Tanggal : Last Lost Time Injury / Date Jumlah Tenaga Kerja Total Manpowers Jumlah Hari Kerja Aman Total Safe Days Jumlah Jam Kerja Aman Total Safe Manhours Jumlah Jam Kerja Hilang ( Cidera ) Total Lost Time ( Injury ) Property Damage Target Lost Time Injury Tahun Ini

200

18.222

148.791

: : :

0
S0-SUB 04/09

Keterangan : 2009 Total karyawan Perhitungan dari tgl 1 Nop 2009 s/d 22 Pebruari 2010 200 Hari kerja

60

aman

Hari kerja
9. 480

Schedule 5 . 2 Schedule 5 . 1 Schedule 6 . 1

15 19 18

Jam kerja 77. 480


Jan 2010

hari kerja hari kerja hari kerja

37 140 23

555 2.660 414 8.742 9.480 18.222 Jam kerja aman

Sub total hari kerja aman 2010 Sub total hari kerja aman 2009 Grand total hari kerja aman

Hari kerja
5. 113

Jam kerja 41. 724

Schedule 5 . 2 Schedule 5 . 1 Schedule 6 . 1

9 8 8

Jam/hari Jam/hari Jam/hari Mulai 1 Peb 10

4.995 21.280 3.312 71.311 77.480 148.791

Sub total jam kerja aman 2010 Sub total jam kerja aman 2009 Grand total jam kerja aman

Surabaya, 22 Pebruari 2010

DARWONO safety Officer

61

62

Anda mungkin juga menyukai