A. Pendahuluan
Arus AC (Alternating Curren) Arus AC atau kepanjangan dari Alternating Curren adalah arus yang sipatnya mempunyai dua arah atau lebih di kenal dengan sebutan arus bolak-balik yang tidak memiliki sisi negatif, dan hanya mempunya ground (bumi). Arus/tegangan
bolak-balik adalah arus/tegangan yang besarnya selalu berubah-ubah secara periodik. Simbol tegangan bolak-balik adalah ~ dan dapat diukur dengan Osiloskop (mengukur tegangan maksimumnya).
1.Kuat Arus dan Tegangan AC Dinyatakan dengan Fase Arus dan tegangan ac dapat dengan mudah dihasilkan oleh generator ac.Cukup dengan memutar sebuah gelung di antara medan magnetik yang dihasilkan oleh pasang kutub U-S sebuah magnet. Arus dan tegangan bolak balik dapat dinyatakan dalam fungsi berikut : i = Im sin t v = Vm sin t Im dan Vm menyatakan nilai maksimum dai arus dan tegangan. Arus listrik dan tegangan bolak balik dapat dinyatakan dalam diagram fasor ( diagram yang menyatakan suatu besaran dalam vektor) fasor adalah suatu vektor yang berputar terhadap titik pangkalnya.Fasor dari suatu besaran dilukiskan sebagai suatu vektor yang besar sudut putarnya terhadap sumbu horizontal sama dengan sudut fasenya. Daya adipasi adalah daya yang dibuang dalam bentuk panas oleh suatu peralatan listrik.rumusnya P = Ri2 untuk arus dc nilai I adalah nilai rata-rata. Arus ac memiliki nilai rata-rata sama dengan nol. Arus AC biasa di gunakan untuk tegangan listrik PLN sebesar misalnya 220 Volt 50 hezh. ini adalah tegangan standard untuk Indonesia, beda halnya dengan standard Tegangan untuk Negara lainnya. oleh karena itu belum tentu elektronika-elektronka yang ada di indonesia dapat di operasikan di negara lain, seperti misalnya TV buatan indonesia untuk di konsusmsi di Indonesia nah kali kita bawa ke negara lain belum tentu bisa di operasikan, di karnakan beda untuk tegangan jala-jala listriknya. Arus AC ini biasanya di dapat dari generator listrik dimana generator listrik ini dapat di operasikan melalu beberapa cara untuk menggerakkannya, seperti PLTU
(PEmbangkit Listrik Tenaga UAp), PLTG ( Pembangkit Listrik Tenaga Gas) dan lainnya-lainnya. banyak hal yang dapat kita gunakan untuk menggerakkan Generator listrik sebagai media untuk penggeraknya, misalnya saja kita bisa memanfaatkan aliran air di sungai, ataupun aliran air terjun dan sebagainya. Nah dari generator listrik inilah nantinya tegangan-tegangan yang di hasilkan akan kecilkan lagi yang umumnya menggunakan trafo pembagi tegangan. kalo kamu pernah liat di tiang-tiang listrik ada terdapat beberapa trafo, nah trafo inilah yang nantinya menghasilkan tegangan standard 220 Volt. yang dapat di konsumsi oleh kita dan peralatan elektronika lainnya.
BABII
A. Rangkaian Arus Bolak-Balik
Pada dasarnya, disebut arus bolak-balik karena gelombangnya menyerupai gelombang sinus.
Pada sistem AC besaran tegangan berubah terhadap waktu. Contoh arus bolak-balik yaitu stop kontak yang digunakan di rumah-rumah yang bersumber dari PLN. Gelombang sinusoidal bisa dihasilkan dari generator. Persamaan tegangan sinusoidal :
Periode (T) adalah waktu yang diperlukan untuk mencapai satu gelombang penuh, yaitu satu puncak satu lembah. Frekuensi (f) adalah banyaknya getaran yang terjadi dalam kurun waktu satu detik.
Gelombang sinusoidal dapat dibangkitkan dengan cara memproyeksikan secara vertikal suatu vektor rotasi. Pada gerak rotasi berlaku kecepatan sudut atau kecepatan angular.
Dalam bentuk persamaan, nilai efektif (RMS) dari suatu tegangan sinusoidal sama dengan 0.707 kali nilai tegangan puncaknya.
Dalam sistem AC, suatu besaran menunjukkan nilai RMS-nya jika tidak diberi keterangan tertentu. Tegangan rata-rata adalah nilai rata-rata setengah gelombang penuh dari gelombang sinus. Satuannya Volts average (Vave). Nilai tegangan rata-rata setara dengan 0.637 kali nilai tegangan puncaknya. Sinyal sinusoidal berpengaruh terhadap elemen R, L, dan C. Dalam sistem AC, tidak terjadi pergeseran phasa sehingga VR dan IR adalah sephasa. Frekuensi VR dan IR adalah sama. Untuk resistor ideal nilai hambatannya tidak terpengaruh oleh frekuensi, tetapi pada prekteknya bagaimanapun akan muncul efek kapasitif dan induktif pada setiap resistor. Pada induktor energi akan disimpan dalam bentuk medan magnet. Pada kapasitor energi akan disimpan dalam bentuk medan listrik. Reaktansi adalah daya hambat yang dimiliki induktor dan kapasitor dalam arus AC. Persamaan reaktansi induktif :
Untuk resistor, tegangan dan arus adalah sephasa, karenanya tidak ada pergeseran phasa, dan sudut antara keduanya adalah 0o. Kombinasi dari elemen-elemen reaktif dan resisif disebut impedansi (Z). Impedansi adalah suatu ukuran yang menyatakan kemampuan suatu rangkaian AC untuk menghambat arus yang mengalir.
Keterangan : Vm = tegangan maksimal (V) Vef = tegangan efektif (V) Im = arus maksimal (A) Ief = arus efektif (A) Vr = tegangan rata-rata (V) Ir = arus rata-rata (A)
Pada rangkaian Induktif murni arus terlambat 900 dari tegangan atau tegangan mendahului 900 dari arusnya.
Keterangan :
Pada rangkaian Kapasitif murni arus mendahului 900 dari tegangan atau tegangan terlambat 900 dari arusnya.
Z = impedansi rangkaian (ohm) Rumus impedansi rangkaian (Z) akan dibahas pada tiap-tiap jenis rangkaian di atas. Jika besarnya arus efektif telah diketahui maka besarnya tegangan tiap-tiap komponen dapat dicari dengan rumus-rumus :
Keterangan : VR = tegangan pada komponen resistor (V) VL = tegangan pada komponen induktor (V) VC = tegangan pada komponen kapasitor (V)
setelah diketahui besarrrnya impedansi rangkaian (Z) maka dapat kita cari besarnya arus efektif (Ief) atau tegangan efektif (Vef). hubungan antara tegangan efektif dan tegangan antar komponen sebagai berikut :
ingat besarnya tegangan (V) yang diperoleh dari rumus di atas = tegangan efektif (Vef) dan besarnya sudut fase rangkaian :
setelah diketahui besar tan dari sudut fase maka besar sutt fasenya dapat dicari.
c.Rangkaian Seri L-C rumus pada rangkaian ini lebih sederhana, yang penting terpenuhi syarat-syaratnya :
rangkaian ini merupakan rangkaian yang terlengkap komponenya, yakni terdapat resistor, induktor dan kapasitor. Sekaligus merupakan bentuk umum dari rumus-rumus dalam rangkaian yang dibahas sebelumnya. Artinya cukup menghafal dan memahami rumusrumus dalam rangkaian ini maka rumus-rumus pada ketiga jenis rangkaian yang dibahas sebelumnya menjadi lebih paham dan tidak perlu dihafalkan. impedansi rangkaian :
Cara penggunaan rumus-rumus dalam rangkaian R-L-C untuk jenis rangkaian lainnya : - dalam rangkaian R-L tidak ada komponen kapasitor (C) maka nilai Xc dan Vc nya = nol (0). - dalam rangkaian R-C tidak ada komponen induktor (L) maka nilai XL dan VL nya = nol (0). - dalam rangkaian L-C tidak ada komponen resistor (R) maka nilai R dan VR nya = nol (0).
b. Daya Rangkaian Arus Bolak-balik besarnya daya disipas atau transfer laju energi (P) dapat dicari dengan beberapa rumus sebagai berikut :
ketiga rumus di atas memerlukan faktor daya untuk mencari besarnya daya (P). besarnya daya juga samadengan daya nyata (Pnyata) yang telah dibaha sebelumnya.
resonansi terjadi saat besarnya reaktansi induktif (XL) = reaktansi kapasitif (XC) dan besarnya resonansi :
fres = frekuensi resonansi (Hz) saat terjadi resonansi (XL=XC) maka harga impedansi rangkaian mencapai nilai minimum dan besarnya samadengan nilai resistornya. saat impedansi minimum inilah arus yang mengalir mencapai maksimum.
a. Grafik Rangkaian Resesif yang termasuk rangkaian resesif adalah rangkaian resesif murni (R) dan rangkaian RLC saat nilai XL=XC (saat terjadi resonansi).
b. Grafik rangkaian Induktif terjadi dalam rankaian LC atau RLC saat XL>XC. Tegangan (V) mendahului arus (I) maka grafik V bergeser ke kiri :
atau dengan kata lain arus (I) terlambat terhadap tegangan (V) maka grafik I bergeser ke kanan :
c. Grafik rangkaian Kapasitif terjadi dalam rankaian LC atau RLC saat XL<XC. Tegangan (V) terlambat terhadap arus (I) maka grafik V bergeser ke kanan :
atau dengan kata lain arus (I) mendahului tegangan (V) maka grafik I bergeser ke kiri :
Sumber refrensi
http://mediabelajaronline.blogspot.com/2010/11/arus-dantegangan-listrik-bolak-balik.html http://dasimiring.blog.uns.ac.id/ http://bebas.ui.ac.id/