Anda di halaman 1dari 11

Laporan Kasus

Karsinoma Sel Sskuamosa pada Konjungtiva

Oleh: ASLAMATUL HAYATI KARIM 0708112566

Pembimbing: dr. BAGUS SIDHARTO , Sp.M

BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU-RUMAH SAKIT ARIFIN ACHMAD PEKANBARU 2012

TINJAUAN PUSTAKA

1.1

Definisi Karsinoma sel skuamosa (KSS) adalah satu jenis tumor ganas intra epithelial

yang bermanifestasi pada mata di daerah limbus dan margo palpebral, yaitu daerah peralihan epitel. Karsinoma sel skuamosa paling sering ditemukan pada laki-laki dengan usia tua yang berkulit putih (76%). Rata-rata usia pasien yang terkena adalah 56 tahun. Tumor in mrupakan 14% dari semua tumor mata primer dan tumor orbital terkait dengan paparan sinar matahari. Sinar matahari, terutama radiasi sinar ultraviolet-B (UV-B) dapat menyebabkan kerusakan DNA, mutasi, dan sel kanker. Meskipun human papillomavirus-16 telah ditemukan dalam spesimen tumor konjungtiva, namun belum terbukti menyebabkan tumor ini.1 Lesi karsinoma sel skuamosa dimulai dengan timbulnya massa berukuran kecil, 1-2 mm berwarna putih seperti gelatin, kemerahan disekitarnya akibat bertambahnya vaskularisasi. Lesi akan tumbuh menjadi besar, kemudian timbul erosi sampai akhirnya menjadi ulkus. Permukaan lesi tidak rata dan batasnya tidak jelas. Lesi di limbus biasanya berada di daerah nasal atau temporal. Dalam pertumbuhannya, lesi berkembang sangat lambat dan menimbulkan rasa sakit, sehingga sering baru dikeluhkan oleh penderita setelah beberapa bulan.2 1.2 Gambaran Klinis Selain dari adanya lesi pada permukaan okuler, terdapat gejala lain seperti mata merah dan terdapatnya iritasi. Secara klinis agak sukar untuk membedakan antara dysplasia epitel konjungtiva, karsinoma in situ dan karsinoma sel skuamosa. Lesi-lesi ini sering muncul diantara fissure interpalpebral, sering pada limbus walaupun ia juga bisa ditemukan pada bagian lain dari konjungtiva dan kornea.3 KSS bisa terlihat seperti agar-agar (gelatinous) dengan pembuluh darah superficial atau dengan bentuk seperti papil atau leukoplakia dengan plak keratin yang menutupinya. KSS juga bisa mempunya gambaran seperti lesi nodular terutama apabila iamerupakan karsinoma sel skuamosa tipe invasive atau lesi difus yang menyamar sebagai konjungtivitis kronis.3

Gambar 1 karsinoma sel skuamosa pada konjunctiva Dikutip dari kepustakaan nomor 2 1.3 Gambaran Histopatologi Evaluasi secara histopatologi dari lesi yang dieksisi atau insisi yang bisa membedakan antara lesi-lesi didalam spekturm KSS. Lesi displastik memperlihatkan atipia seluler yang ringan, sedang, atau berat yang bisa melibatkan berbagai ketebalan epithelium bermula dari lapisan basal menuju keluar. Biasanya lapisan yang paling superfisial yang tidak terkena. Perubahan displastik yang berat adalah sama dengan karsinoma in situ. Karsinoma in situ bisa memperlihatkan semua ciri bagi karsinoma sel skuamosa, tetapi masih tetap terbatas pada epithelium.3 Invasi yang dalam dari kornea ataupun sclera dan penyebaran intraocular merupakan komplikasi yang jarang. Gambaran histopatologi menunjukkan infiltrasi yang masuk kedalam dasar membrane epithelial yang menyebar pada stroma konjungtiva. Sel tumor dapat dibedakan dengan baik atau well differentiated dan dapat dikenali dengan mudah sebagai skuamosa, moderately differentiated ataupun poorly differentiated dan dapat sulit dibedakan dari keganasan lain seperti karsinoma sebasea. 4

Gambar 2 Gambaran histopatologi karsinoma sel skuamosa pada konjunctiva Dikutip dari kepustakaan nomor 3

1.4

Klasifikasi Sistim TNM5

T (Tumor Primer) Tx Tidak ditemukan tumor primer T0 Tidak ada bukti tumor primer Tis Karsinoma in situ T1 Tumor 5 mm dengan dimensi yang lebih besar T2 Tumor dengan ukuran > 5mm dengan dimensi yang lebih besar tanpa invasi ke struktur yang berdekatan T3 Tumor menginvasi struktur yang berdekatan (Tidak termasuk orbita) T4 Tumor menginvasi orbita dengan atau tanpa perluasan yang lebih jauh T4a Tumor menginvasi jaringan lunak orbita, tanpa invasi ke tulang T4b Tumor menginvasi tulang T4c Tumor menginvasi sinus paranasal yang berdekatan T4d Tumor menginvasi otak Kelenjar Limf Regional (N) NX Kelenjar getah bening tidak ditemukan N0 Tidak ada metastasis kelenjar getah bening regional N1 Metastasis kelenjar getah bening regional
4

Metastasis Jauh M0 Tidak ada metastasis jauh M1 Metastasis Jauh 1.5 Diagnosis Banding a. Pterigium Pterigium didefiniskan sebagai pertumbuhan jaringan fibrovaskuler pada konjungtiva dan timbul menginfiltrasi permukaan kornea. Biasanya berbentuk segitiga dengan kepala menghadap sentral kornea dan basis menghadap lipatan semilunar, pada canthus medius. Pterygium merupakan proses degenerasi dan hipertrophi yang banyak ditemukan didaerah tropis, disekitar khatulistiwa.6 b. Melanoma tanpa pigmentasi Meskipun disebut melanoma, namun tidak semuanya berpigmen. Sebagian tidak berpigmen dan disebut melanoma juvenile. Kelainan ini berhubungan dengan nevus. Diagnosa pasti dilakukan dengan biopsy. Terdapat 3 tipe melanoma maligna, yaitu melanoma superfisial, lentigo melanoma dan melanoma nodular. Prognosisnya tergantung invasi/kedalaman lesi. Penanganannya dengan eksisi atau eksenterasi. 6

1.6

Terapi Pilihan terapi terhadap karsinoma sel skuamosa pada konjungtiva bervariasi,

mulai dari eksisi sederhana hingga exenterasi. Pemilihan jenis terapi yang akan diberikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya ukuran lesi, lokasi, derajat invasi dari lesi, keadaan mata yang satunya, usia, keadaan umum pasien.7 Akhir-akhir ini perkembangan terapi dengan topical termasuk mitomicin C, 5 fluourasil dan interferon memberikan hasil yang memuaskan untuk berbagai tipe karsinoma sel skuamosa.6 1. Pembedahan Pembedahan secara eksisi adalah metode tradisional bagi pengobatan lesi KSS. Untuk mencegah dari terjadinya kekambuhan, direkomendasikan untuk mengeksisi jaringan tumor dengan lebar margin sekitar 2mm 3mm. Apabila lapisan kornea atau sklera yang lebih dalam terlibat, deep lamellar keratectomy atau skelerektomi dilakukan.8
5

Eksenterasi

direkomendasikan

apabila

tumor

konjungtiva

telah

menginvasi ke anterior dari orbita. Exenterasi pada orbita meliputi membuang bola mata, kelopak mata, dan berbagai isi dari rongga orbita. Pada keadaan yang lebih ekstrim, juga termasuk di dalamnya membuang seluruh jaringan yang terdapat pada rongga orbita, termasuk periorbita dan pada beberapa kasus melakukan reseksi pada tulangnya. Tindakan ini diindikasikan pada keadaan keganasan yang dapat mengancam jiwa pasien atau ketika modalitas pengobatan secara konservatif telah gagal atau tidak sesuai. Misalnya pada kasus karsinoma sel skuamosa pada kulit, sinus paranasal, dan konjungtiva dengan invasi yang dalam terhadap orbita. Karsinoma sel skuamosa tipe mukoepidermoid merupakan kanker yang bersifat agresif dan penatalaksanaannya adalah secara enukleasi atau eksenterasi. 7 2. Krioterapi Kombinasi dengan pembedahan secara eksisi dan cryosurgery untuk mengurangkan kadar kekambuhan8 3. Kemoterapi topical Disebabkan adanya kemungkinan terjadinya komplikasi pada pembedahan eksisi, krioterapidan brakiterapi, penggunaan kemoterapi topical seperti tetes mitomycin C, 5-fluorourasil,atau interferon alfa 2b telah dianjurkan. Efek samping yang nyata adalah dari mitomycin c yang berupa hyperemia dan kadang sebgaian pasien bisa mengalami nyeri atau sensasiterbakar akibat dari toksisitas pada epithelial kornea. Efek samping tersebut akan hilang dalam waktu 2 minggu selepas pemberian obat dihentikan.8

1.7

Prognosis KSS dengan kekambuhan lokal diasumsikan sebagai keganasan tipe low-grade.

Kekambuhan setelah operasi eksisi tergantung dari margin pembedahan (5% pada margin yang bebas, dan 50% pada margin yang terlibat). Invasi intraokuler sangat jarang terjadi, begitu juga metastasis. Area metastasis diantaranya adalah kelenjar getah bening pada preaurikuler, submandibular dan servikal, kelenjar parotis, paru dan tulang. Penyebab utama dari metastasis adalah terlambat dalam mendiagnosa dan terapi.8

STATUS BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU IDENTITAS PASIEN Nama Umur Alamat Pekerjaan Keluhan Utama Benjolan di mata kiri, kabur dan nyeri. Riwayat Penyakit Sekarang

: Ny Habibah : 50 Tahun : Siak : IRT

Pendidikan Agama Status MRS MR

: SD : Islam : Menikah : 8 Maret 2012 : 75 81 36

Jenis Kelamin : Perempuan

Sejak 3 tahun yang lalu, pasien mengatakan muncul benjolan berwarna putih pada sudut mata kiri di dekat hidung, Pada saat itu warna putih hanya berukuran kecil dan pasien tidak mengeluhkan adanya gangguan penglihatan ataupun nyeri.

Satu tahun terakhir, pasien mengeluhkan benjolan berwarna putih tersebut semakin melebar hingga mengenai bagian hitam dari mata kirinya. Pasien mulai merasa mata kirinya kabur, merah dan sering berair. Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya nyeri berdenyut.

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien baru pertama kali menderita keluhan seperti ini Riwayat trauma pada mata (-) Riwayat penyakit infeksi lainnya (-) DM (-) Hipertensi (+)

Riwayat Pengobatan Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan yang sama Tidak ada keluarga yang pernah menderita tumor PEMERIKSAAN FISIK Keadaan Umum Kesadaran Vital Sign Tekanan darah Nadi Suhu Pembesaran KGB preauriculer STATUS OPTHALMOLOGI Tanggal 8 Maret 2012 OD 20/20 Ortoforia N N Tenang Tenang Visus Tanpa Koreksi Posisi Bola Mata Gerakan Bola Mata Tekanan Bola Mata Palpebra Konjungtiva/sklera OS 20/70 Ortoforia N N Spasme ringan Terdapat massa berwarna putih keruh, berbenjol-benjol dengan ukuran 2x5x5 mm Terdapat massa berwarna Jernih Dalam Pupil bulat, sentral, 3mm, reflex pupil langsung (+), reflex pupil tidak langsung (+) Jernih Refleks fundus + Kornea COA putih keruh, berbenjol-benjol dengan ukuran 2x5x5 mm Sulit dinilai : : : : 140/90 84 x/menit afebris Tidak teraba pembesaran : : Tidak tampak sakit Composmentis

Iris/Pupil

Sulit dinilai

Lensa Fundus

Sulit dinilai Sulit dinilai


9

Jernih Papil bulat, batas tegas, CDR 0,3, AaVv 2/3 retina baik Refleks (+)

Media Papil Retina Makula

Sulit dinilai Sulit dinilai Sulit dinilai Sulit dinilai

Gambar

Diagnosis Kerja Diagnosis Banding : Pterigium

: Tumor konjunctiva ec suspect Ca cell squamous

Pemeriksaan Penunjang : Biopsi dengan anastesi lokal Terapi : Ofloxan ED 6x1 OS Asam mefenamat tablet 500 mg 3x1 Prognosis Quo ad vitam Quo ad functionam Quo ad kosmetikum : Dubia ad Malam : Dubia ad Malam : Dubia ad Malam DAFTAR PUSTAKA
1. Sandra R, Moeloek NF, Usman TA. Virus sebagai etiologi karsinoma sel

skuamosa adneksa mata. Bagian ilmu penyakit mata fakultas kedokteran Indonesia. Jakarta.1992. p 664-5
2. Finger PT. Squamous carcinoma and intraepithelial neoplasia of the

conjunctiva. Available from : http://www.eyecancer.com/Patient/Condition.aspx? nID=38&Category=Conjunctival+Tumors&Condition=Squamous+Carcinoma+an d+Intraepithelial+Neoplasia+of+the+Conjunctiva


10

3. Kloek C. Digital journal of oftalmology. Massachusetts Eye and Ear Infirmary.

2004. Available from : http://www.djo.harvard.edu/site.php?url=/patients.


4. American academy of ophtalmology. Ophtalmic Pathology and intraocular

tumor. Section 4. 2009-2010. p 66-7


5. Edge SB, Byrd DR, Compton CC, Fritz AG, Greene FL, Trotti A. American

Joint Committee on Cancer. Ed 7. p 532


6. Suhardjo SU, Siti S, Bayu MS. Degenerasi di konjungtiva. Buku ilmu kesehatan

mata. Bagian ilmu penyakit mata FKUGM. November 2007. p 531-2 7. Augsburger JJ, Schneider S. Tumors of Conjunctiva and Cornea. In : Opthalmology. Mosby. Spain. 2004
8. Oral D. Conjunctival squamous cell carcinoma. 2010. Available form :

http://www.osnsupersite.com/view.aspx?rid=66118.

11

Anda mungkin juga menyukai