Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada umumnya semua makhluk hidup memerlukan bahan makanan untuk
keperluan hidupnya. Bahan makanan ini diperlukan untuk sintesis bahan sel dan
untuk mendapatkan energy. Demikian juga dengan mikroorganisme, untuk
kehidupannya membutuhkan bahan-bahan organic dan bahan anorganik dari
lingkungannya. Bahan-bahan tersebut disebut nutrient (zat gizi). Nutrien
merupakan bahan baku yang digunakan untuk membangun komponen-komponen
seluler baru dan untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan dalam proses-
proses kehidupan sel. Nutrisi merupakan indikasi dari kompleksitas fisiologis
mikroba.
1

Mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai nutrisi
sebagai sumber energi dan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur dasar tersebut
adalah karbon, nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat besi dan sejumlah
kecil logam lainnya. Ketiadaan atau kekurangan sumber-sumber nutrisi ini dapat
mempengaruhi pertumbuhan mikroba hingga pada akhirnya dapat menyebabkan
kematian.
2


1
Lud Waluyo, Mikrobiologi Umum (Malang : UMM Press, 2007), h. 83.
2
Ibid.
B. Tujuan
Adapun tujuan pada praktikum ini yaitu mahasiswa dapat membuat media
pertumbuhan Nutrient Agar dan Potato Dextrose Agar.

C. Manfaat
Adapun manfaat pada praktikum ini yaitu :
1. Sebagai bahan pertimbangan terhadap teori-teori yang telah ada sebelumnya.
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara membuat medium Nutrient Agar dan
Potato Dextrose Agar yang dapat digunakan sebagai media pertumbuhan
mikroba.













BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Semua bentuk kehidupan dari mikroorganisme sampai kepada manusia,
mempunyai persamaan dalam hal persyaratan nutrisi tertentu dalam bentuk zat-zat
kimiawi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan fungsinya yang normal. Semua
organisme hidup membutuhkan sumber energi. Selain itu semua makhluk hidup juga
memerlukan bahan makanan. Bahan makanan ini diperlukan untuk sintesis bahan sel
dan untuk mendapatkan energi. Demikian juga dengan mikroorganisme, untuk
keperluan kehidupannya membutuhkan bahan-bahan organik dan anorganik dari
lingkungannya. Bahan-bahan tersebut disebut dengan nutrient. Ada lebih dari 40 jenis
nutrient (zat gizi) di dalam makanan, dikelompokkan menjadi 6 kelompok dengan
fungsi yang unik dan spesifik yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan
air. Di dalam tubuh kita, zat gizi ini adalah sumber utama energi bagi tubuh.
3

Peran utama nutrient adalah sebagai sumber energi, bahan pembangun sel,
dan sebagai aseptor electron dalam rekasi bioenergetik (reaksi yang menghasilakn
energi). Oleh karenanya bahan makanan yang diperlukan terdiri dari air, sumber
energi, sumber karbon, sumber aseptor electron, sumber mineral, faktor pertumbuhan,
dan nitrogen. Makhluk hidup menggunakan sumber-sumber nutrient dapat dalam
bentuk padat, tetapi ada juga yang hanya dapat menggunakan sumber nutrient dalam

3
Michael J. Pelczar, Dasar-Dasar Mikrobiologi (Jakarta : UI Press, 1986), h. 132.
bentuk cair (larutan). Bila jasad hidup menggunakan sumber nutrient dalam bentuk
padat digolongkan tipe holozoik, sedangkan yang menggunakan nutrient dalam
bentuk cairan tergolong tipe holofitik. Namun ada juga dari tipe holofitik yang dapat
menggunakan sumber nutrient dalam bentuk padat, tetapi bahan tersebut dicerna
dahulu di luar sel dengan bantuan enzim ekstraseluler.
4

Didalam Al-Quran allah telah berfirman pentingnya penyerapan nutrisi bagi
makhluk ciptaanya, termasuk golongan mikroorganisme. Meskipun makhluk yang
sangat kecil, tapi mikroorganisme juga merupakan makhluk ciptaan allah. Di dalam
Al-Quran didalam QS. Al-Furqan ayat 2 Allah SWT berfirman :
Og~-.- +O lUN`
g4OEOO- ^O-4 4
'OgC+-4C -44 4 }74C N-.
[lC)O= O) lU^- 4-UE=4
E 7/E* +4OO -6OCg^>
^g
Terjemahnya :
Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak
mempunyai anak, dan tidak ada sekutu baginya dalam kekuasaan(Nya), dan
Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-
ukurannya dengan serapi-rapinya.
5



Maksud dari ayat tersebut adalah bahwa Allah lah pemilik dari segala sesuatu
yang ada di bumi, dan segala sesuatu itu telah ditentukan batasan-batasannya dengan
sangat detail dan seadil-adilnya. segala sesuatu yang dijadikan Tuhan diberi-Nya

4
Lud Waluyo, Mikrobiologi Umum (Malang : UMM Press, 2007), h. 83.
5
Departemen Agama RI., Al-Quran dan Termahannya, h 125.
perlengkapan-perlengkapan dan persiapan-persiapan, sesuai dengan naluri, sifat-sifat
dan fungsinya masing-masing dalam hidup.
Pada dasarnya media memiliki fungsi dalam hal menumbuhkan mikroba,
isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah
mikroba, dimana dalam proses pembuatannya harus disterilisasi dan menerapkan
metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada media. Berikut ini beberapa
media yang sering digunakan secara umum dalam mikrobiologi. Adapun medium
serbaguna adalah medium yang dapat menunjang pertumbuhan sebagian besar bakteri
seperti medium nutrien cair. Sedangkan medium yang mengandung zat-zat kimia
tertentu yang dapat menghambat pertumbuhan suatu kelompok mikroorganisme tanpa
menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang diinginkan disebut medium selektif.
Ada pula medium diferensial, yang dapat membedakan berbagai tipe bakteri.
6

Pada umumnya semua sel (tumbuhan, hewan, dan protista) dapat
mengasimilasi unsur-unsur logam yang dibutuhkan dalam bentuk garam yang dapat
larut. Beberapa bakteri ada yang harus mendapatkan C-nya dalam bentuk organik.
Perlu diperhatikan bahwa dalam pertumbuhannya ada beberapa bakteri yang juga
membutuhkan nutrisi dalam bentuk gas. Gas yang dimaksud adalah unsure-unsur atau
persenyawaan yang berbentuk gas dalam suhu dan tekanan yang normal. Tetapi
dalam peranannya sebagai substrat untuk pertumbuhan mikroba bahan-bahan ini
harus berada dalam keadaan larut dalam air dan sering kali daya larut ini menjadi

6
Ibid.
factor penghambat bagi pertumbuhan bakteri. Karena itu suatu kekeliruan jika
beranggapan bahwa penggunaan bahan-bahan ini dalam bentuk gas.
7

Berdasarkan sumber karbon yang digunakan, mikroorganisme dapat
dibedakan menjadi autotrof yaitu yang dapat mensintesis semua komponen selnya
dari CO
2
dan heterotrof yaitu yang membutuhkan satu atau lebih senyawa sederhana
seperti asam asetat, ada pula yang memerlukan banyak macam senyawa organik dari
yang sederhana sampai yang kompleks. Selanjutnya autotrof dan heterotrof
dikelompokkan berdasarkan sumber energinya yaitu fotoautotrof (autotrof yang dapat
memanfaatkan energi cahaya matahari dengan bantuan pigmen fotosintetik),
khemoautotrof (autotrof yang memperoleh energi dari oksidasi senyawa anorganik
sederhana seperti nitrit, nitrat, sulfide), fotoheterotrof (dapat memanfaatkan energi
cahaya matahari tetapi perlu sumber karbon organik seperti alcohol) dan
khemoheterotrof (perlu sumber energi organik seperti glukosa atau asam amino).
8

Sumber nitrogen bagi mikroorganisme autotrofik ialah senyawa anorganik
dan bagi heterotrof dapat berupa asam amino atau senyawa antara protein seperti
peptida, proteosa dan pepton. Mikroorganisme juga memerlukan unsur-unsur logam
seperti Na, K, Ca, Mg, Mn, Fe, Zn, Cu, P dan Co untuk pertumbuhannya. Unsur-
unsur ini diperlukan dalam jumlah sedikit.
9

Berdasarkan konsistensinya, medium dapat dibedakan menjadi medium cair,
padat dan semi padat. Medium cair digunakan untuk pembiakan dalam jumlah

7
Koes Irianto, Mikrobiologi (Bandung : CV. Yrama Widya, 2007), h. 44.
8
Tjahjadi Purwoko, Fisiologi Mikroba ( Jakarta : Bumi Aksara, 2009), h. 152.
9
Ibid.
besar,mengamati terjadinya fermentasi dan berbagai uji lain. Medium padat
digunakan untuk mengamati kenampakan atau morfologi koloni dan mengisolasi
biakan murni. Sedangkan medium semi padat untuk menguji motilitas dan
kemampuan fermentasi. Medium padat dapat dibuatdengan menambah bahan
pemadat berupa agar. Untuk membuat semi padat, bahan pemadat ditambahkan
dengan konsentrasi lebih kecil. Bahan yang digunakan untuk pemadat ialah bahan
yang tidak dapat digunakan oleh sebagian besar mikroorganisme seperti agar-agar,
gelatin atau silika gel. Yang paling banyak digunakan adalah agar-agar, yang larut
bila dipanaskan sampai suhu 100C dan tetap cair bila didinginkan sampai 43C.
10

Keragaman yang luas dalam hal tipe nutrisi di antara bakteri diimbangi oleh
tersedianya berbagai media yang banyak macamnya untuk kultivasi. Tipe media
terbagia atas dua macam yaitu media kimiawi dan media alamiah. Dimana media
kimiawi tidak dipergunakan untuk kiultivasi rutin bakteri. Melainkan substansi-
substansi rumit tertentu sepetri pepton, ekstrak daging, dan kadang-kadang ekstrak
khamir yang dilarutkan dalam air dengan jumlah bermacam-macam, sehingga
menghasilkan media yang menunjang pertumbuhan berbagai ragam bakteri dan
mikroorganisme lain. Bila diinginkan medium padat maka digunakan agar sebagai
bahan pemadat. Adapun media alamiah, misalnya susu skim tidak menimbulkan
masalah di dalam penyiapannya sebagai media, hanya semata-mata dituang ke dalam

10
Iqbal Ali, Nutrisi Bagi Mikroba, http://nutrisi mikroba.com (05 Desember 2011).
wadah-wadah yang sesuai seperti tabung reaksi atau labu yang disterilkan sebalum
digunakan.
11

Faktor pertumbuhan merupakan molekul organik yang diperlukan untuk
pertumbuhan bakteri. Meskipun diperlukan dalam jumlah sedikit, bakteri belum dapat
mensintesis zat-zat ini sendiri. Oleh sebab itu, bakteri harus menyerap dari
lingkungan hidupnya. faktor-faktor pertumbuhan meliputi: vitamin, asam amino dan
asam nukleat. Beberapa mikroorganisme menggunakan hidrogen molekuler sebagai
sumber energi. Beberapa organisme tersebut dapat tumbuh dalam larutan yang
seluruhnya mengandung mineral, dengan menggunakan CO
2
dari udara sebagai
sumber karbon dan mengoksidasi H
2
menjadi H
2
O sebagao sumber energi. Selain itu,
peranan oksigen molekuler sangat penting terutama dalam mekanisme memperoleh
energi pada sel dan mempunyai hubungan lain terhadap kehidupan sel. Sumber dan
pemakaian oksigen berbeda-beda pada berbagai spesies.
12

Susunan kimia sel mikroba relatif tetap, baik unsur kimia maupun senyawa
yang terkandung di dalam sel. Dari hasil analisis kimia diketahui bahwa penyusun
utama sel adalah unsur kimia C, H, O, N, dan P, yang jumlahnya + 95 % dari berat
kering sel, sedangkan sisanya tersusun dari unsur-unsur lain. Apabila dilihat susunan
senyawanya, maka air merupakan bagian terbesar dari sel, sebanyak 80-90 %, dan
bagian lain sebanyak 10-20 % terdiri dari protoplasma, dinding sel, lipida untuk
cadangan makanan, polisakarida, polifosfat, dan senyawa lain. Setiap unsur nutrisi

11
Yusmina Hala, Biologi Umum 1 (Makassar : UIN Press, 2006), h. 108.
12
Michael J. Pelczar, op.cit., h. 135.
mempunyai peran tersendiri dalam fisiologi sel. Unsur tersebut diberikan ke dalam
medium sebagai kation garam anorganik yang jumlahnya berbeda-beda tergantung
pada keperluannya.
13

Beberapa golongan mikroba misalnya diatomae dan alga tertentu
memerlukan silika (Si) yang biasanya diberikan dalam bentuk silikat untuk menyusun
dinding sel. Fungsi dan kebutuhan natrium (Na) untuk beberapa jasad belum
diketahui jumlahnya. Natrium dalam kadar yang agak tinggi diperlukan oleh bakteri
tertentu yang hidup di laut, algae hijau biru, dan bakteri fotosintetik. Natrium
tersebut tidak dapat digantikan oleh kation monovalen yang lain.
14

Jasad hidup dapat menggunakan makanannya dalam bentuk padat maupun
cair (larutan). Jasad yang dapat menggunakan makanan dalam bentuk padat tergolong
tipe holozoik, sedangkan yang menggunakan makanan dalam bentuk cair tergolong
tipe holofitik. Jasad holofitik dapat pula menggunakan makanan dalam bentuk padat,
tetapi makanan tersebut harus dicernakan lebih dulu di luar sel dengan pertolongan
enzim ekstraseluler. Pencernaan di luar sel ini dikenal sebagai extracorporeal
digestion.
15

Tekanan hidrostatik mempengaruhi metabolisme dan pertumbuhan mikroba.
Umumnya tekanan 1-400 atm tidak mempengaruhi atau hanya sedikit mempengaruhi

13
Syamsul, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroba,
http://rachdie.blogsome.com (05 Desember 2011).
14
Ibid.
15
Yusmina Hala, op.cit., h. 111.
metabolisme dan pertumbuhan mikroba. Tekanan hidrostatik yang lebih tinggi lagi
dapat menghambat atau menghentikan pertumbuhan, oleh karena tekanan hidrostatik
tinggi dapat menghambat sintesis RNA, DNA, dan protein, serta mengganggu fungsi
transport membran sel maupun mengurangi aktivitas berbagai macam enzim.Tekanan
diatas 100.000 pound/inchi
2
menyebabkan denaturasi protein. Akan tetapi ada
mikroba yang tahan hidup pada tekanan tinggi (mikroba barotoleran), dan ada
mikroba yang tumbuh optimal pada tekanan tinggi sampai 16.000 pound/inchi
2

(barofil). Mikroba yang hidup di laut dalam umumnya adalah barofilik atau
barotoleran. Sebagai contoh adalah bakteri Spirillum.
16














16
Lud Waluyo, op.cit., h. 85.



BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan
1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu neraca analitik,
labu Erlenmeyer, gelas kimia, batang pengaduk lurus, batang pengaduk
bengkok, autoklaf, oven, guntung, dan kompor gas.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan yaitu kentang, toge, Nutrient Agar,
Potato Dextrose Agar, kapas, kertas saring, kertas aluminium foil, Koran dan
kertas HVS.

B. Cara Kerja
Adapun cara kerja pada praktikum ini yaitu :
1. Pembuatan Nutrient Agar dan Nutrient Broth
a. Menimbang komponen medium dengan menggunakan neraca analitik
untuk volume yang dinginkan sesuai dengan komposisi sebagai berikut :
Beef extract 3 gr
Peptone 5 gr
Agar 15 gr
Aquadest s.d 1.000 ml
b. Membagi aquades sebanyak 100 ml menjadi dua satu bagian untuk
melarutkan Beef extract dan peptone dan sebagian lagi untuk melarutkan
agar.
c. Melarutkan agar pada sebagian air tersebut dengan mengaduk secara
konstan dan diberi panas.
d. Sementara itu sebagian aquades digunakan untuk melarutkan peptone dan
beef extract, cukup dengan pengadukan.
e. Setelah melarutkan keduanya, kemudian menuangkan larutan ke larutan
agar dan mengaduk sampai homogeny.
f. Setelah itu memasukkan media ke dalam labu Erlenmeyer dan
mensterilisasi dengan autoklaf.
g. Menuang media steril ke cawan petri secara aseptis.
2. Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)
a. Menimbang komponen media dengan menggunakan neraca amalitik
untuk mendapatkan volume yang diinginkan sesuai dengan komposisi
berikut :
Potato/ kentang 3g
Peptone 5 gr
Agar 15 gr
Aquadest s.d 1000 ml
Sebelum menimbang, sebaiknya mengupas kentang lalu mengiris
kecil-kecil)
b. Merebus kentang dalam sebagia aquadest tadi selama 1-3 menit sampai
lunak, kemudian mengambil ekstrak dengan mayaring dan memerasnya
menggunakan kertas saring kemudian menampung ke dalam beaker glass
baru.
c. Melarutkan agar dengan Hot Plate Stirrer dalam 50 ml aquades lalu
setelah larut kemudian menambahkan dextrose dan menghomogenkannya
lagi.
d. Setelah semua larut, kemudian mencampur ekstrak agar dan agar-
dextrosa dan menghomogenkannya. Mengatur pH media menjadi 5-6
dengan meneteskan HCl/ NaOH.
e. Menuang media ke dalam labu Erlenmeyer atau ke tabung reaksi
kemudian siap untuk disterilkan.

C. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum ini yaitu sebagai berikut :
Hari/ tanggal : Selasa/ 7 Desember 2011
Pukul : 15.00 17.00 WITA
Tempat : Laboratorium Mikrobiologi Lantai II
Fakultas Sain dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar, Samata-Gowa.

Anda mungkin juga menyukai