Anda di halaman 1dari 2

Zat-zat bukan protein dalam darah

Deproteinasi Serum Darah Deproteinasi serum darah dilakukan untuk menghilangkan protein dalam serum darah agar tidak mengganggu uji-uji yang akan dilakukan selanjutnya. Protein adalah senyawa yang akan mengalami denaturasi dalam keadaan asam dan menggumpal bila dipanaskan, karena itulah dilakukan pemanasan dan penambahan asam asetat pada larutan serum darah dan air kemudian terjadi endapan. Endapan yang terjadi kemudian disaring dan hasil saringan(filtrate) diambil untuk digunakan pada uji selanjutnya. Protein akan mengalami koagulasi apabila dipanaskan pada suhu 500C atau lebih. Koagulasi ini akan terjadi apabila larutan protein telah mencapai titik isotolistriknya. Protein terdenaturasi pada titik isotolistriknya masih dapat larut pada pH diluar titik isotolistrik tersebut. Titik isotolistrik dalam darah ialah 4,88 (Poedjiadi, 1992). Uji Khlorida Uji ini bertujuan untuk mengetahui adanya khlorida dalam darah. Hasil percobaan ini adalah terbentuk sedikit endapan putih, endapan putih tersebut adalah AgCl hasil reaksi filtrate dengan AgNO3 dan HNO3. Penambahan HNO3 bertujuan untuk mencegah terjadinya endapan perak-fosfat. Endapan akan larut kembali saat ditambahkan NH4OH karena endapan AgCl bereaksi dengan NH4OH menjadi NH4Cl dan AgOH dalam keadaan cair. Setelah urea, jumlah yang paling banyak adalah klorida, terutama terdapat dalam NaCl. Sebagian besar klorida berasal dari makanan, pengeluarannya sangat tergantung dari intake. Perbedaan jumlah kadar klor tergantung faktor pakan yang dikonsumsi sepesies dan jenis kelamin (Murray, 2003). Uji Fosfat Uji ini bertujuan untuk mengetahui adanya fosfat dalam darah. Hasil percobaan ini adalah terbentuk endapan kuning tetapi sangat sedikit. Endapan kuning adalan ammonium fosfomoblidat hasil reaksi ammonium moblidat dan fosfat dalam filtrate. Penambahan HNO3 berfungsi untuk mencegah terjadinya endapan peroksida dan berfungsi untuk melepaskan ikatan fosfat dalam darah sehingga dapat berikatan dengan ammonium fosfomolibdat (Ganong, 2003). Uji Kalsium Uji ini bertujuan untuk mengetahui adanya Kalsium dalam darah. Hasil dari percobaan adalah terbentuk endapan putih tetapi sangat sedikit sehingga larutan terlihat keruh. Kalium oksalat berikatan

dengan Ca dari darah membentuk senyawa kalsium oksalat. Kalsium memiliki potensial yang lebih tinggi dibandingkan dengan kalium sehingga cenderung akan berikatan dengan potensial yang lebih tinggi. Apabila kedalam darah yang telah diambil dari tubuh ditambah garam oksalat, maka ion Ca+ akan bereaksi membentuk endapan Ca oksalat (Poedjiadi, 1992). Uji Glukosa Uji ini bertujuan untuk mengetahui adanya glukosa dalam darah. Hasil dari percobann ini adalah larutan berwarna keruh dan tidak terbentuk endapan merah bata. Endapan merah bata tidak terjadi karena jumlah glukosa dalam darah sangat sedikit sehingga kemampuan untuk mereduksi CuSO4 menjadi Cu2O sangat sulit. Larutan CuSO4(Benedict) mengandung ion Cu++ yang dapat direduksi oleh gugus reduksi yang dimiliki oleh glukosa dalam darah menjadi ion Cu+ dan diendapkan dalam bentuk Cu2O berwarna merah bata. Ini membuktikan bahwa glukosa mempunyai gugus pereduksi. Glukosa dalam darah dapat mereduksi Cu++ dari CuSO4 menjadi ion Cu+ yang kemudian mengendap menjadi Cu2O (Poedjiadi, 1992).

DAPUS Ganong. 2003. Fisiologi Kedokteran. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Murray, Robert, K. Darylk, Granner, Peter, A. mayos, Victor, W. Rodwell. 2003. Biokimia Harper. EGC, Jakarta. Poedjiadi, A. 1992. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai