Anda di halaman 1dari 3

Hepatitis B Kronik

Dalam 10 tahun terakhir telah terjadi perubahan besar dalam pengertian, diagnosis serta klasifikasi dan hepatitis B kronik. Hepatitis B kronik merupakan masalah kesehatan besar terutama di asia. Penyakit hepatitis B kronis disebabkan oleh infeksi virus Hepatitis B. Hepatitis B kronis ditandai dengan adanya HBsAg positif dalam kurun waktu 6 bulan di dalam darah, tingginya kadar hepatitis B virus DNA dan terjadinya proses peradangan pada hati. Gejala penderita hepatitis B akut secara khusus adalah timbulnya demam, sakit perut di sebelah kanan dan timbulnya warna kuning pada kulit dan terutama pada daerah mata yang seharusnya berwarna putih. Pada penderita Hepatitis B kronis atau menahun cenderung tidak menampakkan gejala hepatitis B tersebut, sehingga resiko penularan penyakit ini kepada orang lain menjadi lebih besar. Gejala gejala yang lain adalah muntah darah, perut membesar, badan lemas dan kaki bengkak. Virus hepatitis B yang bersarang di hati kemudian tumbuh dan berkembang di dalam organ tersebut dalam waktu puluhan tahun tanpa penderita merasakan gejala Hepatitis B apa pun. Jika tidak terdeteksi sejak dini, penderita baru menyadari dan merasakan gejala hepatitis B ketika penyakit ini sudah sampai pada tahap komplikasi yaitu pengerasan hati dan bahkan kanker hati. Menurut data dari WHO dinyatakan bahwa Hepatitis B menular lebih cepat 50 100 kali daripada virus yang menyerang system kekebalan tubuh atau yang lebih kita kenal dengan virus HIV. Penularan penyakit Hepatitis B terjadi melalui kontak darah dan pertukaran cairan tubuh. Orang yang memiliki risiko lebih tinggi terular hepatitis B adalah anak yang lahir dari ibu yang mengidap virus Hepatitis B , orang orang yang terinfeksi akibat transfuse darah yang tercemar Hepatitis B, mereka yang sering bergantian pasangan seksual, mereka yang terbiasa memakai jarum suntik yang tidak steril, tato atau tindik serta berada di lingkungan orang yang tertular tanpa menunjukkan gejala Hepatitis B. Penyakit hepatitis B kronis mempunyai perjalanan fase fase perkembangannya tersendiri. Perjalanannya sangat bergantung pada beberapa faktor. Faktor faktor yang mempengaruhi tingkat kekronisan penyakit hepatitis B ini adalah usia pasien dimana infeksi virus hepatitis B mulai menyerang, tingkat replikasi atau multiplikasi virus hepatitis B, dan kemampuan sistem kekebalan tubuh seseorang dalam mengendalikan virus Hepatitis B tersebut. Infeksi penyakit hepatitis B kronis dapat berkembang dari : 1. Fase toleransi sistem imun tubuh terhadap virus / Immune Tolerant Phase.

Pada fase awal ini, tubuh bersikap mengabaikan virus Hepatitis B. Bagi individu yang terinfeksi virus hepatitis B pada saat lahir atau pada usia muda, sistem kekebalan tubuh awalnya tidak bereaksi atau mengabaikan terhadap virus hepatits B kronis. Tahap infeksi ini dikenal sebagai fase toleran kekebalan tubuh. Meskipun tingkatan virus dalam tubuh tinggi dan mungkin juga ada tanda peradangan hati, tetapi biasanya pada fase ini tidak menimbulakn gejala. Fase ini biasanya berlangsung selama bertahun tahun. Hal ini penting untuk mengetahui bahwa fase toleran imun biasanya tidak terlihat pada individu yang terinfeksi. 2. Fase Imun Tubuh Melawan Virus / Immune Clearance Phase Pada fase kedua ini sistem kekebalan tubuhmencoba untuk menghilangkan virus. Selama beberapa waktu, penyakit hepatitis B kronis yang diperoleh di masa kecil sistem kekebalan tubuh baru mulai bereaksi terhadap virus dan mencoba untuk melawan virus Hepatitis B. Fase ini dikenal sebagai pembersihan kekebalan tubuh. Akan tetapi, bagi beberapa individu yang terkena hepatitis B kronis pada usia dewasa, biasanya dimulai langsung pada fase tahap kedua ini. Pada tahap pembersihan imun kekebalan tubuh, sistem kekebalan tubuh mulai menyerang virus hepatitis B yang terinfeksi sel sel hati dalam upaya untuk membersihkan virus tersebut. Hal ini menyebabkan peradangan, kerusakan hati, dan pembengkakan jaringan parut liver. Hasil uji laboratorium terhadap fungsi hati menunjukkan hasil yang abnormal dan apabila dilakukan biopsy terhadap liver maka akan menunjukkan peradangan yang cukup parah dan pembengkakan jaringan parut. Tingkat keparahan kerusakan sel hati, tingkat fibrosis, dan durasi dari fase pembersihan imun akan menentukan hasil kronis hepatitis B. semakin parah kehancuran, pembengkakan jaringan parut dan semakin lama fase, semakin besar pula kemungkinan terjadinya pengerasan hati (sirosis). 3. Fase Virus Hepatitis B tidur / Quiescent Phase Setelah tahap fase pembersihan imun, infeksi hepatitis B kronis memasuki fase kurang aktif atau fase diam. Pada beberapa kasus fase tidur ini hepatitis B kronis dapat mengarah ke pengarasan hati, luka parut pada hati dan kanker hati. Hal ini disebabkan karena fase ini virus hepatitis B aktif kembali. Kasus ini dikenal sebagai flare atau reaktivasi virus. Pemeriksaan fungsi hati menjadi abnormal dan cedera hati yang lebih lanjut. Pada pemeriksaan fisik, biasanya orang yang terinfeksi virus hepatitis B kronis ini mengalami rasa lelah, lemah dan menjadi lebih peka terhadap infeksi. Mereka juga mungkin kehilangan berat badan akibat pencernaan yang abnormal, penyerapan nutrisi yang kurang baik serta penurunan fungsi metabolism nutrisi hati. Individu yang mengalami fase pembersihan ringan virus kekebalan tubuh dan bergerak ke fase diam dikenal sebagai pembawa sehat virus hepatitis B. Individu individu ini biasanya memiliki tes tes laboratorium hati normal dan tidak memiliki gejala, namun mereka masih dapat menularkan infeksi virus hepatitis B ke orang lain. Cara cara pencegahan Hepatitis B sendiri dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti imunisasi, tidak menggunakan barang secara bersama sama misalnya gunting kuku, sikat gigi, pisau cukur dan sebagainya, berhubungan seks secara aman dan hindari kontak darah dengan penderita Hepatitis B.

Anda mungkin juga menyukai