Anda di halaman 1dari 21

KATARAK SENILIS IMATURE

CHRISTIN 10.2009.010 B7
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen krida Wacana Jl.Arjuna utara No.6 Kebon Jeruk, Jakarta 11510 E-mail: titin.mtf@gmail.com

Pendahuluan Katarak adalah kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasilensa, denaturasi protein lensa, ataupun keduanya. Katarak dapat terjadiakibat pengaruh kelainan kongenital atau penyulit mata lokal menahun, dan bermacam-macam penyakit mata dapat

mengakibatkan katarak, sepertiglaucoma, ablasi, uveitis dan retinitis pigmentosa.Katarak merupakan penyebab utama kebutaan (WHO). Sebanyak tujuh belas juta populasi dunia mengidap kebutaan yang disebabkan oleh katarak dan dijangka menjelang tahun 2020, angka ini akan meningkat menjadi empat puluh juta. Katarak senilis merupakan jenis katarak yang paling seringditemukan dimana 90 % dari seluruh kasus katarak adalah katarak senilis.Biasanya kekeruhan mengenai kedua mata dan berjalan progresif ataupun tidak mengalami perubahan dalam waktu yang lama.Pengobatan pada katarak adalah tidakan pembedahan. Setelah pembedahan, lensa diganti dengan kacamata afakia, lensa kontak atau lensatanam intraocular. Dengan peningkatan pengetahuan mengenai katarak, penatalaksanaan sebelum, selama, dan post operasi, diharapkan penganganankatarak dapat lebih diperluas sehingga prevalensi kebutaan di Indonesia dapatditurunkan.1

PEMBAHASAN KATARAK SENILIS IMATURE

1. Anatomi dan Fisiologi Lensa 1.1 Anatomi Lensa Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular tak berwarna dantransparan. Jaringan ini berasal dari ectoderm permukaan padalensplate. Tebal sekitar 4 mm dan diameternya 9 mm. Dibelakang irislensa digantung oleh zonula (zonula Zinnii) yang menghubungkandengan korpus siliare. Disebelah anterior lensa terdapat humour aquosdan disebelah posterior terdapat vitreus. Kapsul lensa adalah suatumembran semipermeabel yang dapat dilewati air dan elektrolit.Disebelah depan terdapat selapis epitel subkapsular. Nukleus lensalebih keras daripada korteksnya. Sesuai dengan bertambahnya usia,serat-serat lamelar subepitel terus diproduksi, sehingga lensa lamakelamaan menjadi kurang elastik. Lensa terdiri dari enam puluh lima persen air, 35% protein, dansedikit sekali mineral yang biasa ada di jaringan tubuh lainnya.Kandungan kalium lebih tinggi di lensa daripada di kebanyakan jaringan lain. Asam askorbat dan glutation terdapat dalam bentuk teroksidasi maupun tereduksi. Tidak ada serat nyeri, pembuluh darahatau pun saraf di lensa.1

1.2 Fisiologi Lensa Fungsi utama lensa adalah memfokuskan berkas cahaya ke retina. Untuk memfokuskan cahaya yang datang dari jauh, otot-otot siliarisrelaksasi, menegangkan serat zonula dan memperkecil diameter anteroposterior lensa sampai ukurannya yang terkecil, daya refraksilensa diperkecil sehingga berkas cahaya paralel atau terfokus ke retina. Untuk memfokuskan tegangan cahaya zonula dari benda dekat, Kapsul otot lensa siliaris yang

berkontraksisehingga

berkurang.

elastik kemudian mempengaruhi lensa menjadi lebih sferis diiringi oleh peningkatan daya biasnya. Kerjasama fisiologik tersebut antara korpussiliaris, zonula, dan lensa untuk memfokuskan benda dekat ke retinadikenal sebagai akomodasi. Seiring dengan pertambahan usia,kemampuan refraksi lensa perlahan-lahan berkurang. Selain itu jugaterdapat fungsi refraksi, yang mana sebagai bagian optik bola matauntuk memfokuskan sinar ke bintik kuning, lensa menyumbang +18.0-Dioptri.2
2

1.3 Metabolisme Lensa Normal Transparansi lensa dipertahankan oleh keseimbangan air dan kation (sodium dan kalium). Kedua kation berasal dari humour aqueous danvitreous. Kadar kalium di bagian anterior lensa lebih tinggi di bandingkan posterior. Dan kadar natrium di bagian posterior lebih besar. Ion K bergerak ke bagian posterior dan keluar ke aqueoushumour, dari luar Ion Na masuk secara difusi dan bergerak ke bagiananterior untuk menggantikan ion K dan keluar melalui pompa aktif Na-K ATPase, sedangkan kadar kalsium tetap dipertahankan di dalam olehCa-ATPase. Metabolisme lensa melalui glikolsis anaerob (95%) danHMP-shunt (5%). Jalur HMP shunt menghasilkan NADPH untuk biosintesis asam lemak dan ribose, juga untuk aktivitas glutationreduktase dan aldose reduktase. Aldose reduktse adalah enzim yangmerubah glukosa menjadi sorbitol, dan sorbitol dirubah menjadifructose oleh enzim sorbitol dehidrogen.2,3

2. Anamnesis Keluhan utama mata kabur tampak berawan onset? sifat buram? Keluhan penyerta nyeri? berair? secret? Riwayat Penyakit Dahulu penyakit sistemik seperti DM, kolelitiasis, hipertensi, hipotensi, dsb. Riwatat Penyakit Keluarga adakah kelurga yang mnederita seperti gejala tersebut?

3. Pemeriksaan Pemeriksaan Mata dibagi menjadi 3 yaitu: Pengamatan. Pada saat pasien masuk ruang pemeriksaan dilihat apakah:

Didampingi keluarga, Pasien diantar dengan dibimbing masuk ke dalam kamar periksa dokter mungkin sekali akibat penglihatannya terganggu, lapang pandangan sempit atau sudah tua. Penglihatan terganggu akibat kelainan bola mata sehingga fungsinya menjadi tidak normal. Serta lapang pandang yang sempit dapat disebabkan oleh penyakit tertentu seperti glukoma, retinitis pigmentosa, dan penyakit kelainan saraf sentral.1 Masuk dengan memegang satu sisi kepala, Berbagai penyakit dapat memeberikan keadaan penderita merasa sakit pada kepala, akan tetapi bila keadaan ini disertai dengan memegang kepala yang sakit, maka harus dipikirkan mungkin sedang menderita glukoma kongestif akut.1
3

Mata berdarah, Bila pada mata keluar darah maka mungkin sekali mata mengalami cedera sehingga terjadi luka. Pada konjungtivitas gonore dapat terjadi perdarahan disertai secret.1 Pemeriksaan. Pemeriksaann tajam penglihatan merupakan bagian penting pada pemeriksaan fungsi mata. Alat periksanya adalah :1 Loupe dengan sentolop(slitlamp). Merupakan alat untuk melihat benda menjadi lebih besar di banding ukuran normalnya. Loupe mempunyai kekuatan 4-6 dioptri. Untuk melihat benda dengan loupe yang berkekuatan 5.0 dioptri maka benda yang dilihat harus terletak 20cm (100/5) atau pada titik api lensa loupe. Dengan jarak ini mata tanpa akomodasi akan melihat benda lebih besar. Bila benda yang disinari sentolop, maka benda yang dilihat akan lebih tegas. Hal ini dipergunakan sebagai pengganti slitlamp, karena cara kerjanya hampir sama. Pemeriksaan kamar yang digelapkan. Tonometer. Untuk melakukan pemeriksaan tekanan intraokuler. Oftalmoskop. Alat untuk melihat bagian dalam mata dalam mata atau fundus okuli. Kampimeter. Alat pengukur atau pemetaan lapang pandangan terutama daerah sentral atau parasentral. Fluorosein. Bahan yang berwarna jingga merah yang disinari gelombang biru akan memberikan gelombang hijau.bahan larutan ini dipakai untuk melihat terdapatnya defek epitel kornea, fistel kornea atau yang disuntikan intravena untuk dibuat foto pembuluh darah retina. Anel. Melakukan pemeriksaan fungsi eksresi lakrimal. Eksotalmometer hertel. Alat untuk mengukur penonjolan bola mata. Ishihara atau buta warna. Untuk menguji daya pisah warna mata penderita yang di uji atas kemungkinan adanya buta warna. Kisi-kisi amsler. Merupakan kartu-kartu untuk mengetahui fungsi penglihatan sentral macula. Papan placid. Merupakan papan yang mempunyai gambaran garis hitam melingkar kosentris dengan lubang kecil pada bagian sentralnya. Gonioskopi. Dengan lensa gonioskopi dapat dilihat keadaan sudut bilik mata yang dapat menimbulkan glaucoma.
4

akan lebih sempurna bila dilakukan didalam

Ultrasonografi. Untuk melihat struktur abnormal pada mata dengan kepadatan kekeruhan media dimana tidak memungkinkan utuk melihat jaringan dalam mata secara langsung.

Elektroretinografi. Rekaman gelombang listrik retina yang terjadi pada perubahan sinar. Visual evoked respone. Untuk mengetahui gangguan rangsangan atau penglihatan pada seseorang.3,4,5

Gejala penyakit kelainan

Pemeriksaan lensa. Uji bayangan iris, diketahui bahwa semakin sedikit lensa keruh semakin besar bayangan iris pada lensa yang keruh. Sentolop disinarkan pada pupil dengan membuat sudut 45 derajat dengan dataran iris, dan dilihat bayangan iris pada lensa keruh. Bila letak bayangn jauh dan besar berarti katarak imatur, sedang bila bayangan kecil dekat pupil berarti lensa katarak matur. Pemeriksaan mata pasien dengan katarak urutannya sebagai berikut: Pemeriksaan tajam penglihatan. Dilakukan dengan kartu snellen yang merupakan kartu untuk melihat ketajaman penglihatan seseoran. Satu mata di tutup untuk menguji mata yang lainnya untuk membaca huruf yang makin lama ukurannya lebih kecil. Pemeriksaan lampu celah. Melihat semua susunan mata bagian depan dengan pembesaran. Dengan alat ini dapat dilihat keadaan korne, manic mata, selaput hitam, dan lensa. Pemeriksaan mata dengan manic mata dilebarkan untuk melihat lensa yang keruh dan retina dibelakangnya.4,5

4. Diagnosis 4.1 Working Diagnosis Katarak Terkait Usia (katarak senilis). Katarak berasal dari bahasa yunani katarrhakies, inggeries cataract, dan latin cataracta yang berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular dimana penglihatan seperti tertutup air terjun akibat lensa yang keruh. Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa terjadi
5

akibat kedua-duanya.Yang terjadi pada usia lanjut karena proses degenerative. Sebagian besar katarak timbul pada usia tua sebagai akibat pajanan kumulatif terhadap lingkungan dan pengaruh lainnya seperti merokok, radiasi uv, dan peningkatan kadar gula darah. Bila katarak bertambah tebal maka lensa mata akan menjadi keruh seperti jendela yang berkabut. Lensa yang terletak dibelakang manic mata bersifat membiaskan dan memfokuskan cahaya pada retina atau selaput jala pada bintik kuningnya. Bila lensa menjadi keruh atau katarak , cahaya tidak dapat di fokuskan pada bintik kuning dengan baik sehingga penglihatan menjadi kabur. Kekeruhan pada lensa yang kecil tidak bayak mengganggu penglihatan. Bila kekeruhannya tebal maka penglihatan sangat terganggu sehingga perlu dilakukan tindakan pada lensa yang keruh tersebut. Biasanya lensa pada usia di atas 40 tahun, lensa sudah mulai kaku sehingga tidak elastic dan sukar menjadi cembung. Proses melihat: Bila mata melihat sebuah objek maka cahaya akan masuk melalui selaput bening, celah pupil pada iris akan mengatur besarnya sinar masuk. Lensa mata akan memfokuskan sinar ke bintik kuning yang berada di retina sedangkan gangguan penglihatan pada katarak yaitu kekeruhan lensa mata yang mengakibatkan gangguan masuknya cahaya ke dalam bola mata atau retina akan mengakibatkan bayangan pada selaput jala atau retina menjadi kabur. Bila lensa mata kehilangan sifat beningnya atau kejernihannya maka penglihatan akan menjadi berkabut dan tidak melihat sama sekali.5,6

4.2 Differential Diagnosis Katarak Diabetes. Katarak diabetic merupakan katarak yang terjadi akibat adanya diabetes mellitus. Katarak pada pasien diabetes mellitus dapat terjadi dalam 3 bentuk: Pasien dengan dehidrasi berat, assidosis dan hyperglikemia nyata, pada lena akan terlihat kekeruhan berupa garis akibat kapsul lensa berkerut. Bila dehidrasi lama akan terjadi kekeruhan lensa, kekeruhan akan hilang bila terjadi rehidrasi dan kadar gula normal kembali. Pasien diabetes jupenil dan tua tidak terkontrol dimana terjadi katarak serentak pada kedua mata dalam 48 jam, bentuk dapat snowplake atau bentuk piring subkapsular. Katarak pada pasien diabetes dewasa dimana gambaran secara histology dan biokomia sama dengan katarak pasien non diabetic.
6

Beberapa pendapat neyatakan bahwa pada keadaan hyperglikemia terdapat penimbunan sorbitol dan fruktoa didalam lensa. Pada mata terlihat meningkatkan insiden maturasi katarak yag lebih pada pasien diabetes. Adalah jarang ditemukan true diabetic katarak.pada lensa akan terlihat kekeruhan tebaran salju subkap[sular yang sebagian jernih dengan pengobatan diperlukan pemeriksaan tet urin dan pengukuran darah gula puasa. Galaktosemia pada bayi meningkat didalam darah dan urin.5 akan memperlihatkan

kekeruhan anterior dan subskalupar anterior. Bila dilakukan tes galaktosa akan terlihat

5. Etiologi Pathogenesis katarak belum sepenuhnya dimengerti. Pada lensa katarak secara karakteristik terdapat agregat-agregat protein yang menghamburkan berkas cahaya dan mengurangi transparasinya. Perubahan protein lainnya akan mengakibatkan perubahan warna lensa menjadi kuning atau coklat. Temuan tambahan mungkin berupa vesikel diantara serat-serat lensa atau migrasi sel epitel dan pembesaran sel-sel epitel yang menyimpan. Sejumlah faktor yang diduga turut berperan dalam terbentuknya katarak, antara lain kerusakan oksidatif (dari proses radikal bebas), sinar ultraviolet, dan mal nutrisi. Hingga kini belum ditemukan pengobatan yang dapat memperlambat atau membalikan perubahan-perubahn kimiawi yang mendasari pembentukan katarak.6,7,8 Konsep penuaan : Teori putaran biologic (A biologic clock) Jaringan embrio manusia dapat membelah diri 50 kali, mati Imunologis; dengan bertambah usia akan bertambah usia akan bertambah cacat imunologik yang mengakibatkan kerusakan sel Teori mutasi spontan Teori A free radical Free radical terbentuk bila terjadi reaksi intermediate reaktif kuat Free radical dengan molekul normal mengakibatkan degenerasi Free radical dapat dinetralisasi oleh antioksidan dan Vit.E Teori A Cross-Link

Ahli biokimia mengatakan terjadi pengikatan bersilang asam nukleat dan molekul protein sehingga mengganggu fungsi.
7

Perubahan lensa pada usia lanjut: Kapsul Menebal dan kurang elastis (1/4 dibanding anak) Mulai presbiopia Bentuk lamel kapsul berkurang atau kabur Terlihat bahan granular

Epitel-makin tipis Sel epitel [germinatif] pada ekuator bertambah besar dan berat Bengkak dan vakuolisasi mitokondria yg nyata

Serat lensa: Lebih ireguler Pada korteks jelas kerusakan serat sel Brown sclerotic nucleus,sinar ultraviolet lama kelamaan merubah protein nukelus [histidin,triptofan,metionin,sistein dan tirosin] lensa,sedang warna coklat protein lensa nucleus mengandung histidin dan triptofan dibanding normal. Korteks tidak berwarna karena: Kadar asam askorbat tinggi dan menghalangi fotooksidasi Sinar tidak banyak mengubah protein pada serat muda

Kekeruhan lensa dengan nucleus yang mengeras akibat usia lanjut yang biasanya mulai terjadi pada usia lebih dari 60 tahun Pada katarak senile sebaiknya disingkirkan penyakit mata local dan penyakit sistemik seperti diabetes mellitus yang dapat menimbulkan katarak komplikata. Katarak senile secara klinik dikenal dalam 4 stadium yaitu

insipient,imatur,intumesen,matur,hipermatur dan morgagni. o Katarak insipien Pada stadium ini akan terlihat hal-hal berikut: Kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeriji menuju korteks anterior da posterior [katarak kortikal] Vakuol mulai terlihat didalam korteks, Katarak subkapsular posterior,kekeruhan mulai terlihat anterior subkapsular posterior,celah terbentuk antara serat lensa dan korteks berisi jaringan degenerative [benda Morgagni] pada katarak insipient. Kekeruhan ini dapat menimbulkan poliopia

oleh karena indeks refraksi yang tidak sama pada semua bagian lensa. Bentuk ini kadang-kadang menetap untuk waktu yg lama.7 o Katarak intumesen. Kekeruhan lensa diserati pembengkakan lensa akibat lensa degenerative menyerap air. Masuknya air kedalam celah lensa mengakibatkan lensa menjadi bengkak dan besar yang akan mendorong iris sehingga bilik mata menjadi dangkal dibanding dengan keadaan normal. Pencembungan lensa ini akan dapat memberikan penyulit glaucoma. Katarak intumesen biasanya terjadi pada katarak yang berjalan cepat dan

mengakibatkan mipoia lentikular.Pada keadaan ini dapat terjadi hidrasi korteks hingga lensa akan mencembung dan daya biasanya akan

bertambah,yang memberikan miopisasi. Pada pemeriksaan slitlamp terlihat vakuol pada lensa disertai peregangan jarak lamel serat lensa. o Katarak matur adalah bentuk katarak yang seluruh proteinnya telah mengalami kekeruhan; kekeruhan telah mengenai seluruh masa lensa, bisa terjadi akibat deposisi ion ca yang menyeluruh. o Katarak imatur memiliki sebagian protein transparan. Katarak yang belum mengenai lapis lensa, akan dapat bertambahnya volume lensa akibat meningkatnya tekanan osmotic bahan lensa yang degenerative. o Katarak hipermatur, mengalami proses degenerasi lanjut, protein-protein di bagian korteks lensa telah mencair. Cairan ini bisa keluar dari kapsul yang utuh, meninggalkan lensa yang mengkerut dengan kapsul keriput. Katarak hipermatur yang lensanya mengembang dengan bebas di dalam kantungnya disebut sebagai katarak morgagni. o Katarak Brunesen katarak yang berwarna coklat sampai hitam (katarak nigra) terutama pada nucleus lensa, juga dapat terjadi pada katarak pasien diabetes militus dan myopia tinggi. Sering tajam penglihatan lebih baik daripada dugaan sebelumnya dan biasanya ini terdapat pada orang berusia lebih dari 65 tahun yang belum memperlihatkan adanya katarak kortikal posterior.8 Derajat klinis pembentukan katarak, dengan menganggap bahwa tidak terdapat penyakit mata lain, terutama dinilai berdasarkan hasil uji ketajaman penglihatan Snellen. Secara umum, penurunan ketajaman penglihatan berhubungan langsung dengan kepadatan katarak. Namun, beberapa orang yang klinis kataraknya cukup
9

bermakna berdasarkan pemeriksaan dengan oftalmoskop atau slitlamp dapat melihat cukup baik sehingga dapat melaksanakan aktifitasnya sehari-hari. Lainnya mengalami penurunan penglihatan yang tidak sebanding dengan derajat kekeruhan lensa yang diamati. Hal ini terjadi akibat distorsi bayangan oleh lensa yang mengalami kekeruhan parsial. The Cataract Management Guide line Panel menganjurkan penilaian berdasarkan gambaran klinis yang dikombinasi dengan uji ketajaman penglihatan Snellen sebagai petunjuk terbaik untuk menentukan perlu tidaknya bedah, dengan memperhatikan fleksibilitas-yang berkaitan dengan kebutuhan fungsional dan visual spesifik pasien, lingkungan, dan faktor resiko lain, yang semuanya dapat berbedabeda. Insipien Kekeruhan Cairan lensa Ringan Normal Imatur Sebagian Bertambah (air masuk) Matur Seluruh Normal Hipermatur Masif Berkurang (air+masa lensa keluar) Iris Bilik mata dpn Sudut bilik mata Shadow test Penyulit Normal Normal Normal Negatif Terdorong Dangkal Sempit Positif Glaukoma Normal Normal Normal Negatif Termulans Dalam Terbuka Pseudopos Uveitis Glaukoma +

Katarak terkait usia adalah Proses kondensasi normal dalam nucleus lensa menyebabkan terjadinya sklerosis nuclear setelah usia pertengahan. Gejala yang

paling dini mungkin berupa membaiknya penglihatan dekat tanpa kacamata (penglihatan kedua). Ini merupakan akibat meningkatnya kekuatan focus lensa bagian sentral, menyebabkan refraksi bergeser kemiopia (penglihatan dekat). Gejala-gejala lain dapat berupa diskriminasi warna yang buruk atau diplopia monokular. Sebagian besar katarak nuclear adalah bilateral, tetapi bisa asimetrik. Katarak kortikal adalah kekeruhan pada kortek lensa. Perubahan hidrasi serat lensa menyebabkan terbentuknya celah-celah dalam pola radial disekeliling daerah equator.

10

Katarak ini cenderung bilateral, tetapi sering asimetrik. Derajat fungsi penglihatan bervariasi, tergantung seberapa dekat kekeruhan lensa dengan sumbu penglihatan. Katarak subkapsular posterior terdapat pada korteks di dekat kapsul posterior bagian sentral. Diawal perkembangannya, katarak ini cenderung menimbulkan gangguan penglihatan karena adanya keterlibatan sumbu penglihatan. Gejala-gejala yang umum antara lain glare dan penurunan penglihatan pada kondisi pencahayaan yang terang. Kekeruhan lensa disini dapat timbulkarena trauma, penggunaan kortikosteroid (topical atau sistemik), peradangan atau pajanan radiasi pengion. Katarak terkait usia biasnya berjalan lambat selama bertahun-tahun, dan pasien kemungkinan meninggal sebelum di butuhkan oprasi. Jika terdapat indikasi oprasi, ekstraksi lensa akan memperbaiki ketajaman penglihatan pada lebih dari 90% kasus; sisanya mungkin sudah disertai dengan kerusakan retina atau mengalami koplikasi pascabedah yang serius sehingga mencegah perbaikan visus yang signifikan, misalnya: glukoma, ablation retinae, perdarahan intraokuler, atau infeksi. Lensa intraokuler membuat penyesuaian pascaoprasi katarak menjadi lebih mudah dibandingkan sewaktu hanya tersedia kacamata katarak yang tebal ataupun lenta kontak afakia.7,8

6. Epidemiologi Katarak akibat penuaan merupakan penyebab umum gangguan penglihatan. Berbagai studi cross-sectional melaporkan prevalensi katarak pada individu berusia 65-74 tahun adalah terbanyak 50%; prevalensi ini meningkat hingga 70% pada individu di atas 75 tahun. Di seluruh dunia lebih dari 20 juta pasien menjadi buta karena katarak padat bilateral. Ini mempresentasikan penyebab kebutaan yang dapat di cegah karena katarak. Organisasi kesehatan dunia (WHO) telah membuat project 2020 untuk mengatasi masalah ini, tujuannya untuk menghilangkan katarak sebagai penyebab kebutaan pada tahun 2020. Katarak merupakan penyebab utama berkurangnya penglihatan di Indonesia dan Negara lainnya. Di ketahui bahwa prevalensii kebutaan di Indonesia sekitar 1.2% dari jumlah penduduk di Indonesi. Dari angka tersebut prosentase kebutaan utama ialah: katarak 0.70%.

7. Klasifikasi Katarak Senilis 7.1 Katarak Nuklear


11

Pada katarak Nuklear terjadi sklerosis pada nukleus lensa dan menjadikannukleus lensa menjadi berwarna kuning dan opak. Katarak yang lokasinya terletak pada bagian tengah lensa atau nukleus. Nukleus cenderung menjadi gelap dan keras(sklerosis), berubah dari jernih menjadi kuning sampai coklat.

Progresivitasnyalambat. Bentuk ini merupakan bentuk yang paling banyak terjadi. Pandangan jauhlebih dipengaruhi daripada pandangan dekat (pandangan baca), bahkan pandangan baca dapat menjadi lebih baik.Pada katarak kortikal terjadi perubahan komposisi ion dari korteks lensaserta komposisi air dari serat-serat pembentuk lensa. Katarak menyeranglapisan yang mengelilingi nukleus atau korteks. Biasanya mulai timbulsekitar usia 40-60 tahun dan progresivitasnya lambat, tetapi lebih cepatdibandingkan katarak nuklear. Terdapat wedge-shape opacities/cortical spokes atau gambaran seperti ruji. Keluhan yang biasa terjadi yaitu penglihatan jauh dan dekat terganggu, penglihatan merasa silau.

7.2 Katarak Subkapsular Posterior atau Kupuliformis Pada katarak subkapsular posterior terjadi peningkatan opasitas pada bagian lensa belakang secara perlahan. Biasanya mulai timbul sekitar usia 40-60 tahun dan progresivitasnya lebih cepat. Bentuk ini lebih sering menyerang orang dengandiabetes, obesitas atau pemakaian steroid jangka panjang. Katarak inimenyebabkan kesulitan membaca, silau, pandangan kabur pada kondisi cahayaterang.

8. Gejala Klinis Katarak didiagnosa melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang lengkap.Keluhan yang membawa pasien datang antara lain:7,8,9 1. Pandangan kabur. Kekeruhan lensa mengakibatkan penurunan pengelihatan yang progresif atau berangsur-angsur dan tanpa nyeri, serta tidak mengalami kemajuan dengan pin-hole. 2. Penglihatan silau. Penderita katarak sering kali mengeluhkan penglihatan yang silau, dimanatigkat kesilauannya berbeda-beda mulai dari sensitifitas kontras yang menurundengan latar belakang yang terang hingga merasa silau di siang hari atau merasasilau terhadap lampu mobil yang berlawanan arah

12

atau sumber cahaya lain yangmirip pada malam hari. Keluhan ini sering kali muncul pada penderita katarak kortikal. 3. Sensitifitas terhadap kontras. Sensitifitas terhadap kontras menentukan kemampuan pasien dalam mengetahui perbedaan-perbedaan tipis dari gambar-gambar yang berbeda warna, penerangandan tempat. Cara ini akan lebih menjelaskan fungsi mata sebagai optik dan uji inidiketahui lebih bagus daripada menggunakan bagan Snellen untuk mengetahuikepastuian fungsi penglihatan; namun uji ini bukanlah indikator spesifik hilangnya penglihatan yang disebabkan oleh adanya katarak. 4. Miopisasi. Perkembangan katarak pada awalnya dapat meningkatkan kekuatan dioptri lensa, biasanya menyebabkan derajat miopia yang ringan hingga sedang.Ketergantungan pasien presbiopia pada kacamata bacanya akan berkurang karena pasien ini mengalami penglihatan kedua. Namun setelah sekian waktu bersamaandengan memburuknya kualitas lensa,rasa nyaman ini berangsur menghilang dandiikuti dengan terjadinya katarak sklerotik nuklear. Perkembangan miopisasi yangasimetris pada kedua mata bisa menyebabkan anisometropia yang tidak dapatdikoreksi lagi, dan cenderung untuk diatasi dengan ekstraksi katarak. 5. Variasi Diurnal. PenglihatanPada katarak sentral, kadang-kadang penderita mengeluhkan penglihatanmenurun pada siang hari atau keadaan terang dan membaik pada senja hari,sebaliknya paenderita katarak kortikal perifer kadang-kadang mengeluhkan pengelihatan lebih baik pada sinar terang dibanding pada sinar redup. 6. Distorsi. Katarak dapat menimbulkan keluhan benda bersudut tajam menjadi tampak tumpul atau bergelombang. 7. Halo. Penderita dapat mengeluh adanya lingkaran berwarna pelangi yang terlihatdisekeliling sumber cahaya terang, yang harus dibedakan dengan halo pada penderita glaucoma. 8. Diplopia monokuler. Gambaran ganda dapat terbentuk pada retina akibat refraksi ireguler dari lensayang keruh, menimbulkan diplopia monocular, yang dibedakan dengandiplopia binocular dengan cover test dan pin hole. 9. Perubahan persepsi warnaPerubahan warna inti nucleus menjadi

kekuningan menyebabkan perubahan persepsi warna, yang akan digambarkan menjadi lebih kekuningan ataukecoklatan dibanding warna sebenarnya.
13

10. Bintik hitamPenderita dapat mengeluhkan timbulnya bintik hitam yang tidak bergerak-gerak pada lapang pandangnya. Dibedakan dengan keluhan pada retina atau badan vitreous yang sering bergerak-gerak.

14

15

9. Penatalaksanaan Indikasi operasi katarak dibagi dalam 3 kelompok:8,9 1. Indikasi Optik. Merupakan indikasi terbanyak dari pembedahan katarak. Jika penurunan tajam penglihatan pasien telah menurun hingga mengganggu kegiatan sehari-hari, makaoperasi katarak bisa dilakukan. 2. Indikasi Medis. Pada beberapa keadaan di bawah ini, katarak perlu dioperasi segera, bahkan jika prognosis kembalinya penglihatan kurang baik: Katarak hipermatur Glaukoma sekunder Uveitis sekunder Dislokasi/Subluksasio lensa Benda asing intra-lentikuler Retinopati diabetika Ablasio retina

3. Indikasi Kosmetik. Jika penglihatan hilang sama sekali akibat kelainan retina atau nervus optikus,namun kekeruhan katarak secara kosmetik tidak dapat diterima, misalnya pada pasien muda, maka operasi katarak dapat dilakukan hanya untuk membuat pupiltampak hitam meskipun pengelihatan tidak akan kembali.

Teknik-teknik pembedahan katarak Penatalaksanaan utama katarak adalah dengan ekstraksi lensa melaluitindakan bedah. Dua tipe utama teknik bedah adalah Intra Capsular CataractExtraction/Ekstraksi katarak Intra Kapsular (ICCE) dan Extra Capsular CataractExtraction/Ekstraksi katarak Ekstra Kapsular (ECCE). Di bawah ini adalahmetode yang umum digunakan pada operasi katarak, yaitu ICCE, ECCE dan phacoemulsifikasi.

Operasi katarak intrakapsular/ Ekstraksi katarak intrakapsular Metode yang mengangkat seluruh lensa bersama kapsulnya melalui insisilimbus superior 140-160 derajat. Metode ini sekarang sudah jarang digunakan.Masih dapat dilakukan pada zonula Zinn yang telah rapuh atau berdegenerasi ataumudah putus. Keuntungannya adalah tidak akan terjadi katarak sekunder. Meskipun demikian, terdapat beberapa kerugian dan komplikasi postoperasi yang mengancam dengan teknik ICCE. Insisi limbus superior yang lebih besar 160-180 dihubungkan dengan penyembuhan yang lebih lambat, rehabilitasitajam penglihatan yang lebih lambat,
16

angka kejadian astigmatisma yang lebihtinggi, inkarserata iris, dan lepasnya luka operasi. Edema kornea juga dapat terjadisebagai komplikasi intraoperatif

dan komplikasi dini.

Operasi katarak ekstrakapsular Metode ini mengangkat isi lensa dengan memecah atau merobek kapsullensa anterior, sehingga masa lensa dan korteks lensa dapat keluar melaluirobekan tersebut. Pembedahan ini dilakukan pada pasien katarak muda, pasiendengan kelainan endotel, bersama-sama keratoplasti, implantasi lensa okuler posterior. Keuntungan dari metode ini adalah karena kapsul posterior untuh maka dapat dimasukan lensa intraokuler ke dalam kamera posterior serta insidenkomplikasi paska operasi (ablasi retina dan edema makula sistoid) lebih kecil jikadibandingkan metode intrakapsular. Penyulit yang dapat terjadi yaitu dapat timbulkatarak sekunder.8,9 Fakoemulsifikasi Merupakan modifikasi dari metode ekstrakapsular karena sama-samamenyisakan kapsul bagian posterior. Insisi yang diperlukan sangat kecil yaitu 5mm yang berguna untuk mempercepat kesembuhan paska operasi. Kemudiankapsul anterior lensa dibuka. Dari lubang insisi yang kecil tersebut dimasukan alatyang mampu mengeluarkan getaran ultrasonik yang mampu memecah lensamenjadi kepingan-kepingan kecil, kemudian dilakukan aspirasi. Teknik ini bermanfaat pada katarak kongenital, traumatik dan kebanyakan katarak senilis. Namun kurang efektif untuk katarak senilis yang padat.Keuntungan dari metode ini antara lain: Insisi yang dilakukan kecil, dan tidak diperlukan benang untuk

menjadhitkarena akan menutup sendiri. Hal ini akan mengurangi resiko terjadinyaastigmatisma, dan rasa adanya benda asing yang menempel setelahoperasi. Hal ini juga akan mencegah peningkatan tekanan

intraokuliselama pembedahan, yang juga mengurangi resiko perdarahan. Cepat menyembuh. Struktur mata tetap intak, karena insisi yang kecil tidak

mempengaruhistruktur mata.

17

Intraokuler Lens Setelah pembedahan, pasien akan mengalami hipermetropi karenakahilangan kemampuan akomodasi. Maka dari itu dilakukan penggantian denganlensa buatan (berupa lensa yang ditanam dalam mata, lensa kontak maupunkacamata). IOL dapat terbuat dari bahan plastik, silikon maupun akrilik.Untuk metode fakoemulsifikasi digunakan bahan yang elastis sehinggadapat dilipat ketika akan dimasukan melalui lubang insisi yang kecil.

10. Komplikasi Komplikasi katarak yang tersering adalah glaukoma yang dapat terjadi karena proses fakolitik, fakotopik, fakotoksik. o Fakolitik Pada lensa yang keruh terdapat lerusakan maka substansi lensaakan keluar yang akan menumpuk di sudut kamera okuli anterior terutama bagian kapsul lensa. Dengan keluarnya substansi lensa maka pada kamera okuli anterior akan bertumpuk pula serbukan fagosit atau makrofag yang berfungsi merabsorbsi substansi lensa tersebut. Tumpukan akan menutup sudut kamera okuli anterior sehinggatimbul glaukoma. o Fakotopik Berdasarkan posisi lensa Oleh karena proses intumesensi, iris, terdorong ke depan sudutkamera okuli anterior menjadi sempit sehingga aliran humor aqueaous tidak

lancar sedangkan produksi berjalan terus, akibatnyatekanan intraokuler akan meningkat dan timbul glaucoma o Fakotoksik Substansi lensa di kamera okuli anterior merupakan zat toksik bagimata sendiri (auto toksik) Terjadi reaksi antigen-antibodi sehingga timbul uveitis, yangkemudian akan menjadi glaukoma.9,10,11

18

11. Pencegahan 1. Melakukan pemeriksaan mata secara teratur sangat perlu untuk mengetahui adanya katarak. Bila telah berusia 60 tahun sebaiknya mata diperiksa setiap tahun. Tidak merokok, karena merokok mengakibatkan meeningkatkan radikal bebas dalam tubuh, sehingga resiko katarak akan bertambah. 2. Atur makanan sehat, makan yang banyak buah dan sayur. 3. Lindungi mata dari sinar matahari, karena sinar ultraviolet mengakibatkan katarak pada mata.

12. Prognosis Prognosis untuk pasien anak-anak yang memerlukan pembedahan tidak sebaik untuk pasien katarak sinilis. Adanya ambliopia dan kadang-kadang anomaly saraf optikus atau retina membatasi pencapaian penglihatan setelah oprasi paling buruk pada katarak congenital unilateral dan paling baik pada katarak congenital bilateral inkomplit yang progresif lama.

19

PENUTUP

Kesimpulan Katarak adalah kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasilensa, denaturasi protein lensa, ataupun keduanya. Katarak dapat terjadiakibat pengaruh kelainan kongenital atau penyulit mata lokal menahun, dan bermacam-macam penyakit mata dapat mengakibatkan katarak, sepertiglaucoma, ablasi, uveitis dan retinitis

pigmentosa.Katarak merupakan penyebab utama kebutaan (WHO). Pengobatan pada katarak adalah tidakan pembedahan. Setelah pembedahan, lensa diganti dengan kacamata afakia, lensa kontak atau lensatanam intraocular. Dengan peningkatan pengetahuan mengenai katarak, penatalaksanaan sebelum, selama, dan post operasi, diharapkan penganganankatarak dapat lebih diperluas sehingga prevalensi kebutaan di Indonesia dapat diturunkan.

20

DAFTAR PUSTAKA

1. Setiohadji B. Community Opthalmology., Cicendo Eye of Ophthalmology Medical Faculty of, Padjadjaran University. 2006.

Hospital/Dept

2. Ilyas, Prof. Sidarta, dr., Sp.M. 2005. Ilmu Penyakit Mata.Jakarta: FKUI3. 3. Dhawan, Shanjay. Lens and Cataract. Diakses internethttp://sdhawan.com/ophthalmology/lens.html tanggal 10 Maret 2012. 4. Insight.med.utah.edu. diakses 19 Mei 20065. www.onjoph.com diakses 10 Maret 2012. dari

5. Victor V. Cataract Senile (Diambil tanggal 11 Maret 2012). Tersedia di :http://www.emedicine.com. 6. Vaughan DG, Asbury T, riordan-Eva P. Oftalmology Umum Edisi 14. Penerbit Widya medika. Jakarta: 2000.18. 7. Bradford C. Basic Ophtalmology. 8TH Edition. San Fransisco-AmericanAcademy of opthalmology. 2004.19. 8. AAO. Cataract surgery in special situation. In Basic and clinical sciencecourse : lens and cataract. United State of America. Lifelong Education for The Ophthalmology (LEO). 2003. p-72-80,187-213.20.

9. Cataract Surgery (Diambil tanggal 11 Maret 2012). Tersedia dihttp://en.wikipedia.org/wiki/cataractsurgery23. Kanski, J. Jack. lens. InL Clinical Ophthalmology : a systematicapproach, 5th ed. Toronto. Butterworth heinemann. 2003. p 168.24. 10. Boyd Benjamin, prof, MD, F.A.C.S. Indication for surgery-preoperativeevaluation. Dalam : The Art and The Science of Cataract Surgery.Colombia. Highlight of Ophthalmology.2001.p11-3325.

11. Ratnaningsih. N., Penetlaksanaan Katarak Komplikata. Bagian IlmuPenyakit Mata FKUP/RS Mata Cicendo.2005.

21

Anda mungkin juga menyukai