Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI

I.

Profil Industri yang kami kunjungi adalah industri yang bergerak dibidang tekstil. Industri ini bernama Kusuma Sandang Mekarjaya yang memproduksi kain setengah jadi, bahan baku yang digunakan adalah benang. Industri ini sudah berdiri sejak tahun 1989 dan terletak di desa Balecatur dan merupakan wilayah puskesmas Gamping I. Jumlah pekerja yang bekerja di industri ini sebanyak 976 karyawan yang berusia 20-40 tahun, yang 80% pekerja dalah wanita dimana masing-masing pekerja mempunyai tugas sesuai dengan keahlian dibidangnya.

II.

Proses produksi Ada beberapa tahap dalam proses produksi kain yang dilakukan, antara lain : 1. Benang satuan Benang dasar kain yang terdiri dari benang-benang pakan (benang yang digunakan untuk kerapatan kain pada lebar kain) dan lusi (benag untuk panjang kain). Awalnya berupa gulungan kecil atau satuan yang didatangkan dari luar kota. Gulungan benang tersebut dipilah sesuai jenis benang yaitu benang pakan atau benang lusi. 2. Waping Benang satua tadi kemudian digabungkan menjadi satu gulungan besar disebut Bim. Gulungan tersebut harus terdiri dari 1 jenis benang yang sama. 3. Pelapisan Kanji Gulungan besar benang atau Bim tadi kemudian dimasukkan kedalam mesin yang berisi cairan kanji dan lilin (afterwax) yang berguna untuk menidurkan bulu halus pada benang. Dimana benang dipasang pada mesin yang akan menarik benangbenangnya sampai terlapisi seluruhnya dengan cairan kanji dan lilin tersebut. Proses ini dilakukan 2 kali agar seluruh benang terlapisi dengan kanji. 4. Cucuk Gulungan benang besar atau Bim kemudian di sisir satu persatu agar memudahkan dalam proses penenunan kain. 5. Kleting Pada tahap ini Bim dibagi menjadi gulungan-gulungan kecil yang disebut kleting atau palet. Kleting atau palet ini kemudian dimasukkan ke dalam teropong untuk pacuan lebar dan panjang kain.

6. Tenun Pada bagian ini, semua kain tersebut di tenun menjadi gulungan kain yang maksimal panjangnya kurang lebih 300meter akan terjadi kerusakan pada kain karena tidak kuat menahan. Pada bagian ini tergantung pesanan dari konsumen, ingin memesan berapa panjang dan berapa lebar pada gulungan kain tersebut. 7. Quality Control Pada bagian ini merupakan bagian akhir. Setelah semua ditenun dan dibentuk menjadi gulungan-gulungan maka akan masuk ke bagian akhir ini. Di bagian ini akan dilakukan pemantaun tentang kualitas kain, jika ada bagian yang rusak atau tidak rapi maka akan dicoba diperbaiki dengan syarat benang yang cacat hanya satu helai, atau 2-5 cacat benang per 10 meter masuk kedalam eksport lokal bila lebih dari itu maka kain masuk kedalam kategori kelas menengah bawah (akan digunakan oleh pedagang kaki lima), bila kain hanya terdapat cacat benang 1 per 10 meter maka layak eksport.

III.

Resiko Kerja Dari proses produksi yang dilakukan terdapat beberapa resiko diantaranya : 1. Bagian pemintalan benang Debu kapas atau serat kapas yang merupakan partikel mikro di udara dapat mengakibatkan gangguan pernafasan jika terhirup ke dalam saluran pernafasan. 2. Bagian pemintalan kain a. Gangguan pendengaran pendengaran seperti tinitus akibat terpapar suara bising dalam waktu lama karena sebagian besar alat yang digunakan adalah mesin lama yang menimbulkan suara sangat bising. b. Pekerja yang menggunakan jilbab yang tidak diikat depannya merupakan suatu resiko yang dapat ditimbulkan, pernah terdapat kejadian jilbab terjepit pada alat pemintalan kain sehingga karyawan tertarik kedepan dan terbentur mesin. c. Debu kapas atau serat kapas yang merupakan partikel mikro di udara dapat mengakibatkan gangguan pernafasan jika terhirup ke dalam saluran pernafasan. d. Resiko kecelakaan kerja seperti teropong terbang yang dapat mengenai tubuh sehingga menimbulkan rasa nyeri, kejadian sekitar 23% pada tahun 2010.

3. Dari luar proses produksi - Kecelakaan lalu lintas, 50% kejadian terjadi pada tahun 2010 dihitung saat karyawan akan menyeberang jalan beberapa meter dari pabrik.

IV.

Alat Pelindung Diri Alat proteksi yang seharusnya di gunakan dalam proses produksi antara lain : 1. Masker : digunakan untuk melindungi diri dari debu kapas pada proses pemintalan benang agar debu kapas tidak masuk kedalam saluran pernafasan. 2. Kacamata : digunakan untuk proses pemotongan kayu agar serbuk kayu tidak masuk kedalam mata. 3. Ear plug : digunakan untuk melindungi gendang telingan dari suara bising yang dikeluarkan oleh mesin dalam jangka waktu yang lama. 4. Sarung Tangan : digunakan pada bagian produksi tertentu untuk melindungi tangan dari luka akibat kelalaian kerja.

A.

PENGALAMAN Karena saat kelompok kami berkunjung bertepatan dengan kegiatan akhir tahun, maka dari pihak pabrik hanya memperlihatkan video tentang proses produksi dan penjelasan dari penanggung jawab pabrik. Dari yang telah dijelaskan, kami dapatkan informasi banyak pegawai pabrik yang tidak menggunakan alat pelindung diri wajib seperti masker dan ear plug yang telah disediakan oleh pabrik. Masih banyak dari mereka didapatkan tidak menggunakan masker tetapi menggunakan slayer kain yang biasanya digunakan pada pengendara motor, sedangkan slayer tersebut tidak menutupi seluruh bagian wajah. Sedangkan ear plug yang disediakan gratis untuk mereka sering tidak dipakai bahkan hilang setelah diberikan, jadi masih banyak dari mereka yang mengeluh pendengarannya agak terganggu dilihat dari kunjungan ke klinik pabrik.

B.

ANALISIS Dilihat dari pengalaman, kendala yang sering ditimbulkan pada industri ini adalah kurangnya keperdulian karyawan dalam penggunaan alat pelindung diri wajib yaitu masker dan ear plug meskipun mereka telah diberi pembinaan tentang manfaat dari alat pelindung diri tersebut di tempat kerja yang beresiko tinggi. Dan hal tersebut dapat mengakibatkan penimbunan debu dalam paru dan tinnitus dalam waktu yang lama. Pada saat orang menarik nafas, udara yang mengandung partikel akan terhirup ke dalam paru-paru. Ukuran partikel (debu) yang masuk ke dalam paru-paru akan menentukan letak penempelan atau pengendapan partikel tersebut. Contoh suatu penyakit adalah Bisinosis yang merupakan suatu penyakit disebabkan oleh pencemaran debu nafas

atau serat kapas di udara yang sering ditemukan pada pabrik tekstil yang kemudian debu tersebut terhisap ke dalam paru-paru. Masa inkubasinya sekitar 5 tahun, gejala awal berupa sesak dan terasa berat di dada saat hari awal masuk kerja tiap minggunya, penyakit ini biasanya juga diikuti bronkitis kronis. Sedangkan penyakit yang ditimbulkan akibat sering terpapar suara bising adala tinitus yang merupakan suatu gangguan pendengaran yang biasanya disebabkan karena infeksi telinga tengan dan telinga dalam. Keluhan yang ditimbulkan biasanya perasaan mendengar bunyi mendenging, menderu dan mendesis, gejalanya bisa hilang timbul atau terusmenerus. Kepekaan setiap orang terhadap bising berbeda-beda, tetapi hampir setiap orang akan mengalami ketulian jika telinganya mengalami bising dalam waktu yang cukup lama. Setiap bising yang berkekuatan 85dB bisa menyebabkan kerusakan. Oleh karena itu di Indonesia telah ditetapkan nilai ambang batas yang diperbolehkan dalam bidang industri yaitu sebesar 89 dB untuk jangka waktu 8 jam.

C.

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai