Anda di halaman 1dari 10

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfgh jklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvb TUGAS PATOFISIOLOGI nmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwer tyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopas TALASEMIA dfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuio pasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghj klzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbn mqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdf

ghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc vbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrty uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdf ghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc


Kelompok 2 Adis Anggulasi W. Awalia Bella R. Indah Fitriastariana S. Lia Sholeha M. Nur Choyin Nur Nafidah Puspita Eka K. Risma Roseliana Septiana Yoga Teguh Guntara

TALASEMIA
Talasemia Penyakit kelainan darah yang ditandai dengan kondisi sel darah merah mudah rusak atau umurnya lebih pendek dari normal (> 120 hari). Merupakan kelompok kelainan genetic heterogen, yang timbul akibat berkurangnya kecepatan sintesis rantai alfa dan beta. Talasemia merupakan sekelompok heterogen gangguan genetic pada sintesis Hb yang ditandai dengan baik ada atau berkurangnya sintesis rantai globin. Talasemia terjadi akibat ketidakmampuan sumsum tulang membentuk protein yang dibutuhkan untuk memproduksi Hb sebagaimana mestinya. Talasemia digolongkan berdasarkan rantai asam amino yang terkena, 2 jenis yang utama: 1. Alfa-thalasemia paling sering ditemukan pada orang kulit hitam. 2. Beta-thalasemia pada orang di daerah Mediterania dan Asia Tenggara. Secara umum, terdapat dua jenis talasemia: 1. Talasemia Mayor sifat sifat gen dominan dan ditandai dengan kurangnya kadar Hb dalam darah. Sehingga penderita kekurangan eritrosit yang bisa menyebabkan anemia. Penderita talasemia mayor akan tampak normal saat lahir, namun di usia 3-18 bulan akan mulai terlihat adanya gejala anemia. Selain itu, juga bisa muncul gejala lain seperti jantung berdetak lebih kencang dan facies cooley. Facies cooley adalah ciri khas talasemia mayor, yakni batang hidung masuk ke dalam dan tulang pipi menonjol 2. Talasemia Minor hanya membawa gen penyakit talasemia, namun individu hidup normal, tanda-tanda penyakit talasemia tidak muncul. Walaupun talasemia minor tak bermasalah, namun bila penderita menikah dengan talasemia minor juga akan terjadi masalah. Kemungkinan 25% anak mereka menderita talasemia mayor. Keluhannya antara lain, anemia, lemas, loyo, dan sering mengalami pendarahan.

Pembagian secara khususnya: a. Syndrome Thalasemia - Sindrom thalasemia globin pada kromosom 16 (terdapat 2 gen globin pada tiap kromosom 16 ) dan nondelesi seperti gangguan mRNA pada penyambungan gen yang menyebabkan rantai menjadi lebih panjang dari kondisi normal. - Factor delesi terhadap emapt gen alfa globin dapat dibagi menjadi empat, yaitu: a. Delesi pada satu rantai gangguan pada satu rantai globin alfa sedangkan tiga lokus globin yang ada masih bisa menjalankan fungsi normal sehingga tidak terlihat gejala-gejala bila ia terkena talasemia. b. Delesi pada dua rantai terjadi penurunan dari HbA2 dan peningkatan dari HbH dan terjadi menifestasi klinis ringan seperti anemia kronis yang ringan dengan eritrosit hipokromik mikosites dan MCV (mean corpuscular volume). c. Delesi pada tiga rantai disebut juga HbH disease yang disertai anemia hipokromik mikrosifer, basophile stipping, Heinz bodies, dan retikularis. HbH terbentuk dalam jumlah banyak karena tidak terbentuknya rantai sehingga rantai tidak memiliki pasangan dan kemudian membentuk tetramer dari rantai sendiri. d. Delesi pada empat rantai dikenal juga sebagai hydrops fetalis. Biasanya terdapat banyak Hb Barts yang disebabkan juga karena tidak terbentuknya rantai sehingga rantai membentuk tetramer sendiri menjadi 4. Manifestasi klinis bisa berupa ikterus, hepatosplenomegali, dan janin yang sangat anemis. - Secara normal terdapat empat buah gen globin , oleh sebab itu beratnya penyakit secara klinis dapat digolongkan menurut jumlah gen yang tidak ada atau tidak aktif. - Tidak adanya keempat gen akan menekan sintesis rantai seluruhnya dan karena rantai essensial dalam hemoglobin fetus dan dewasa, keadaan ini tidak sesuai untuk hidup sehingga menyebabkan kematian. Delesi tiga gen menyebabkan anemia mikrositik hipokrom yang cukup berat disertai splenomegali. - Terjadinya sifat thalasemia disebabkan oleh hilangnya satu atau dua gen, dan biasanya tidak disertai anemia, walaupun volume eritrosit rata-rata dan hemoglobin eritrosit rata-rata berjumlah rendah dan jumlah eritrosit lebih dari 5,5 x 1012/liter. - Terjadinya bentuk thalasemia non-delesi yang tidak lazim disebabkan oleh mutasi titik yang menyebabkan disfungsi gen.

b. Syndrome Thalasemia- Mayor - Tidak ada rantai atau sedikit rantai yang disintesis. - Berbeda dengan thalasemia , mayoritas lesi genetik adalah mutasi titik dan bukan delesi gen. Mutasi ini dapat terjadi dalam kompleks gen itu sendiri atau penyakit. - Thalasemia ini seringkali diakibatkan oleh diturukannya dua mutasi yang berbeda, masingmasing mengenai sintesis globin . Gambaran Klinis dari Sindrom Talasemia - Mayor - Anemia berat menjadi nyata pada usia 3-6 bulan setelah kelahiran ketika seharusnya terjadi pergantian dari produksi rantai ke rantai . - Pembesaran hati dan limpa terjadi akibat destruksi eritrosit yang berlebihan, hemopoiesis ekstramedula, dan lebih lanjut akibat penimbunan besi. - Pelebaran tulang yang disebabkan oleh hyperplasia sumsum tulang yang hebat dan penipisan korteks dibanyak tulang. - Usia pasien dapat diperpanjang dengan pemberian transfuse darah tetapi penimbunan besi yang disebabkan oleh transfuse berulang tidak terhindarkan kecuali bila diberikan terapi khelasi. Syndrome Thalasemia- Minor - Keadaan ini adalah kelainan yang umum, biasanya tanpa gejala, seperti sifat thalasemia- ditandai oleh gambaran darah mikrositik hipokrom (MCV dan MCH sangat rendah) tetapi jumlah eritrosit tinggi (>5,5 x 1012/l) dan anemia ringan (hemoglobin 10-15 g/dl). - Kelainan ini biasanya lebih berat dibandingkan sifat ; kadar Hb A2 yang tinggi (3,5 %) memastikan diagnosis. - Salah satu indikasi terpenting untuk menegakkan diagnosis adalah karena diagnosis memungkinkan dilakukannya konseling prenatal pada pasien dengan seorang pasangan yang juga mempunyai kelainan hemoglobin yang nyata. Jika keduanya membawa sifat thalasemia-, sebanyak 25 % anak berisiko untuk menderita thalasemia mayor.

c.

d. Talasemia Intermedia - Kasus talasemia dengan derajat keparahan sedang (hemoglobin 7,0-10,0 g/dl) yang tidak memerlukan transfusi teratur disebut thalasemia intermedia. Ini adalah sindrom klinis yang dapat disebabkan oleh cacat genetik. - Talasemia intermedia dapat disebabkan oleh thalasemia- homozigot dengan produksi Hb F yang lebih dari biasanya atau defekegenik pada sintesis rantai dan oleh sifat thalasemia- sendiri tetapi dengan derajat keparahan yang tidak biasa (thalasemia dominan) serta sifat thalasemia yang disertai kelainan globin ringan seperti Hb Lepore. - Penderita talasemia intermedia apat memperlihatkan adanya deformitas tulang, pembesaran hati dan limfe, eritropoiesis ekstramedular dan kelebihan besi yang disebabkan oleh absorpsi yang meningkat. Penyakit Hb H, talamesia- dengan delesi tiga gen adalah suatu jenis thalasemia intermedia tanpa kelebihan besi atau hemopoiesis ekstramedular.

e.

Thalasemia- - Penyakit ini meliputi kegagalan produksi rantai dan . Produksi hemoglobin fetus meningkat sampai 5-20 % pada keadaan homozigot yang secara hematologik menyerupai thalasemia minor. - Pada keadaan homozigot, hanya ditemukan Hb F, dan secara hematologik, gambarannya seperti thalasemia intermedia.

f.

Hemoglobin Lepore - Merupakan suatu hemoglobin abnormal yang disebabkan oleh crossing-over yang tidak seimbang pada gen dan yang memproduksi rantai polipeptida yang terdiri dari rantai diujung aminonya dan rantai di ujung karboksil. - Rantai fusi disentesis secara tidak efisien dan produksi rantai dan rantai yang noramal tidak ada. Individu homozigot memperlihatkan gambaran thalkasemia intermedia dan yang heterezigot memperlihatkan gambaran trait talasemia.

Etiologi dan Faktor Risiko a. Ketidakseimbangan dalam rantai protein globin dan , yang diperlukan dalam pembentukan Hb. b. Mutasi gen -globin pada kromosom 16. c. Adanya pasutri yang membawa gen/carier talasemia. d. Adanya mutasi DNA pada gen sehingga produksi rantai dan dari hemoglobin berkurang. e. Berkurangnya sintesis HBA dan eritropoesis yang tidak efektif disertai penghancuran selsel eritrosit intramuscular.

Manifestasi Klinik a. Karena jumlah sel darah merah dibawah normal, akibatnya penderita talasemia akan mengalami gejala anemia diantaranya pusing, muka pucat, badan sering lemas, sukar tidur, nafsu makan hilang, dan infeksi berulang. b. Gejala awal pucat, mulanya tidak jelas. Biasanya menjadi lebih berat dalam tahun pertama kehidupan, dan pada kasus yang berat terjadi dalam beberapa minggu setelah lahir. c. Bila penyakit ini tidak ditangani dengan baik, tumbuh kembang anak akan terhambat. Penyimpangan pertumbuhan akibat anemia dan kekurangan gizi menyebabkan perawakan pendek. d. Anak tidak nafsu makan, diare, kehilangan lemak tubuh, dan dapat disertai demam berulang kali akibat infeksi. e. Anemia lama dan berat, biasanya menyebabkan pembesaran jantung. f. Terdapat hepatospenomegali dan ikterus ringan mungkin ada. g. Terjadi perubahan pada tulang yang menetap, yaitu terjadinya bentuk muka mongoloid akibat system eritropoiesis yang hiperaktif. h. Adanya penipisan korteks tulang panjang, tangan, dan kaki dapat menimbulkan fraktur patologis. i. Kadang-kadang ditemukan epistaksis, pigmentasi kulit, koreng pada tungkai, dan batu empedu.

j. Pasien menjadi peka terhadap infeksi terutama bila limpanya telah diangkat sebelum usia 5 tahun dan mudah mengalami septisemia yang dapat mengakibatkan kematian. Dapat timbul pensitopenia akibat hiperplenisme. k. Latergi, pucat, kelemahan, anoreksia, sesak nafas akibat penumpukan Fe, tebalnya tulang kranial, menipisnya tulang kartilago, kulit bersisik kehitaman akibat penumpukan Fe yang disebabkan oleh adanya transfuse darah secara kontinu. Penatalaksanaan - Pada talasemia yang berat diperlukan trasfusi darah rutin dan pemberian tambahan asam folat. - Penderita yang menjalani transfuse, harus menghindari tambahan zat besi dan obat-obat yang bersifat oksidatif (sulfonamit), karena zat besi yang berlebihan bisa menyebabkan keracunan. - Pada bentuk yang sangat berat, mungkin diperlukan pencangkokan sumsum tulang.

Patoflow Talasemia
Pernikahan penderita talasemia carier

Penurunan penyakit secara autosomal resesif

Gangguan sintesis rantai globin dan

Pembentukan rantai dan di retikulosit tidak seimbang Rantai kurang dibentuk disbanding

Rantai kurang terbentuk daripada rantai

Talasemia

Rantai tidak dibentuk sama sekali

Talasemia - Gangguan pembentukan rantai dan - Pembentukan rantai dan menurun - Penimbunan dan pengendapan rantai dan

Rantai dibentuk tetapi tidak menutupi kekuranga n rantai

Tidak terbentuk HbA

Membentuk inclution bodies

Menempel pada dinding eritrosit

Merusak dinding eritrosit

hemolisis

Eritropoesis darah yang tidak efektif dan intramedula Penurunan sintesis Hb eritrosit hipokrom dan mikrositer Hemolisis eritrosit yang immature

ANEMIA

REFERENSI Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. EGC. Jakarta. Brunner & Suddarth.2002. Keperawatan Medikal Bedah Vol.2. EGC. Jakarta. Price, Sylvia A. 2006. Patofisiologi Vol.1. EGC. Jakarta. A.V. Hoffbrand, dkk. 2005. Hematologi. EGC. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai