Anda di halaman 1dari 9

SEBAB- SEBAB KERUNTUHAN KERAJAAN ROMAWI

MAKALAH

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Eropa

Oleh Liknawati (090210302045)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2010

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Imperium Roma telah menguasai daratan Eropa dan Timur Dekat selama hampir1000 taun. Raja-raja yang berkuasa merupakan kaisar-kaisar yang lemah. Sehingga pada perkembangan selanjutnya muncul suatu zaman yang disebut dengan zaman anarkhi militer (235-284 M). ketertarikan tentara pada uang juga memicu runtuhnya Imperium Roma. Pembagian ibu kota memiliki arti yang cukup penting karena pembagian ini didasarkan pada persamaan bahasa. Dalam bidang politik kemunduran mulai nampak pada tahun 180 M dimana mulai ditinggalkannya sistem adopsi yang memicu timbulnya anarkhi militer dan pemaksaan secara sentralisasi oriental. Pertumbuhan penduduk yang semakin menurun juga menjadi pemicu keruntuhan Roma ini karena dengan berkurangnya penduduk maka berkurang pula pendapatan negara yang berasal dari pajak. Disamping faktor-faktor teknik atau fisik masih ada faktor moral atau psikologi yang memicu kemunduran Roma. Ajaran Kristen lebih mementingkan urusan hidup setelah mati sehingga cenderung mengabaikan urusan-urusan duniawi seperti pajak, kemiliteran. Pada awal perkembanganya agama nasrani banyak mendapat tekanan dari pemerintah karena agama ini dianggap menyalahi kepercayaan setempat yang punya banyak dewa. Selanjutnya akan dijelaskan lebih jelas tentang keruntuhan kerajaan romawi.

1.2 Rumusan Masalah 1. Mengapa kekaisaran Romawi mengalami kegagalan? 2. Apa saja faktor- faktor yang menjadi penyebab keruntuhan kerajaan Romawi ?

1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui mengapa kekaisaran Romawi mengalami kegagalan. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kemunduran kerajaan romawi

BAB 2. PEMBAHASAN 2.1 Kaisar Yang Gagal Imperium Roma telah menguasai daratan Eropa dan Timur Dekat selama hampir1000 taun. Ini tidak lepas dari kuatnya Pax Romana dan kontrol daerah yang kuat, tetapi memasuki tahun 180 M, Pax Romana yang telah memperkuat imperium roma, ini ditandai dengan meninggalnya Marcus Aurelius pada tahun 180 M. Penggantinya yang tidak lain adalah anaknya yang bernama Commodus (180-193 M) tidak mampu mengendalikan pemerintahan dengan baik. Hal ini dikarenakan Commodus tidak mempunyai bakat apapun selain pacuan kereta, perang dan perkelahian gladiator. Kecintaannya pada olahraga membuat prestise dan kewibawaan pemerintahan menurun drastis, disamping itu karena dia tidak begitu mempedulikan keselamatan pribadi membuat Commodus mati karena terbunuh. Seperti juga Commodus, raja-raja berkuasa selanjutnya juga merupakan kaisar-kaisar yang lemah. Sehingga pada perkembangan selanjutnya muncul suatu zaman yang disebut dengan zaman anarkhi militer (235-284 M). Zaman ini merupakan zaman yang penuh dengan konflik intern antara faksi-faksi militer sehingga menyebabkan stabilitas dan efisien pemerintahan hilang sehingga tidak heran bila dalam kurun waktu setengah abad terjadi hampir dua lusin pergantian kaisar dan yang mencengangkan adalah hanya satu kaisar yang meninggal secara wajar. Sedangkan lainnya mati dalam peperangan melawan sekutu yang memberontak atau dibunuh oleh tentaranya sendiri. Disamping hal-hal diatas, ketertarikan tentara pada uang juga memicu runtuhnya Imperium Roma. Ini dikarenakan para tentara telah mengabaikan tugasnya untuk menjaga kaisar dan lebih mementingkan kebutuhan uang beserta materil. Bangkitnya kekaisaran Persia dan serangan bangsa barbar di wilayah romawi yang keadaan pertahanannya sudah buruk, memperburuk keadaan ini. 2.1.1 Reformasi Sistem Pemerintahan Anarkhi militer seperti yang dijelaskan diatas akan menjadikan keruntuhan total yang singkat jika tidak ada seorang kaisar yang kuat yang mampu menghentikannya. Kaisar kuat

tersebut adalah Diacletianus (284-305 M) seorang veteran tentara. Ia mulai melakukan berbagai perubahan penting yang salah satu diantaranya adalah mensentralisasikan kekuasaan ke pusat yang sistemnya mirip prinsip oriental tradisional. Sistem pemerintah model tersebut juga dipraktekan oleh pengganti-penggantinya seperti Galerius (305-311 M) dan Constantine (306-337 M). Tetapi pada masa itu terjadi berbagai kebingungan karena kacaunya berbagai pertimbangan politik. Diacletianus dan penerusnya tidak menghormati sistem republik yang dipraktekan oleh Augustus dan kaisar-kaisar lain sebelumnya. Mereka menghapuskan segala hak otonomi daerah dan memberikan kekuasaan absolut kepada gubernur-gubernur terhadap urusanurusan lokal. Untuk membuat para gubernur lebih padu dan kompak Diacletianus menyusutkan provinsi agar mudah dalam pengontrolannya sehingga tidak heran bila jumlah provinsi meningkat tajam, sebelumnya ada 45 provinsi menjadi 101 provinsi Diocletanius juga membuat suatu badan yang bernama keuskupan yang menjadi lembaga perantara antara provinsi dengan pusat. Ia juga membagi kekaisaran menjadi 2 yaitu barat dan timur yang masing-masing mencakup beberapa keuskupan. Diocletianus memindahkan ibukota kekaisaran belahan barat dari Roma ke Milan yang terletak di Italia Utara. Dia memilih Milan karena kota tersebut jauh dari intrik-intrik politik yang saling menjatuhkan seperti di Roma. Wilayah ini juga diluas perbatasan dimana ia berusaha untuk menumpas kaum barbar yang ada disana. Kota Roma peranannya menjadi berkurang karena banyak penduduknya yang pindah dan banyak banyak juga gedung yang rusak karena tidak terawat. Sedangkan Constantine menetapkan ibukota kekaisaran Romawi Timur di Byzantium yang kemudian ia rubah menjadi Konstantinopel. Pembagian ini memiliki arti yang cukup penting karena pembagian ini didasarkan pada persamaan bahasa. Di Romawi Barat penduduknya menggunakan bahasa latin sedangkan di Timur menggunakan bahasa Yunani. Sehingga tidak heran bila pembagian ini mulai menggerogoti persatuan kekaisaran Romawi. Hal inilah yang nantinya menjadi jurang pemisah antara peradaban Eropa Barat dan Selatan yang lebih condong ke Romawi, dan peradaban Greco Oriental yang tersebar di Rusia dan daerah-daerah Balkan.

Untuk memperkuat pasukannya Diacletionus tidak mengizinkan para pemalas dan pembunuh masuk dalam legiun ketentaraan sehingga ia lebih suka menggunakan tentara bayaran yang terdiri dari orang asing yaitu orang-orang Jerman, jadi ia menghapuskan kebiasaan merekrut warga negara untuk menjadi tentara. Untuk menunjukkan kewibawaan raja, Diacletionus menggunakan kosep Persia yaitu mendudukkan raja sebagai seorang dewa, jubahnya yang dilapiasi emas mununjukkan wibawanya yang begitu tinggi dihadapan para dewa di bumi dan langit. Para pejabat juga memperoleh gelar-gelar yang agung seperti pejabat keuangan kini bergelar Pangeran yang mendapat anugerah suci dan dewan negara menjadi Dewan suci. Diocletionus juga mencoba menyelamatkan perekonomian negara tetapi hal tersebut sia-sia. Nilai mata uang menurun drastis karena kaisar-kaisar pendahulunya menurunkan nilai pembuatan uang logam yakni mengurangi kuantitas logam mulia pada koin-koin itu. Dalam waktu singkat ia berusaha menstabilkan nilai logam dan kemudian kembali kepada praktek pengurangan nilai seperti sebelumnya, tetapi hasilnya sangat lain dari harapan karena nilai-nilai mata uang romawi merosot tajam dan harga barang-barang naik secara bersamaan usaha Diocletionus untuk mengendalikan inflasi dengan melakukan kontrol-kontrolnya atau harga menimbulkan munculnya pasar gelap dan kerusuhan-kerusuhan di kalangan para penjual dan pembeli. Diocletianus berusaha untuk mengatasi keadaan krisis financial dengan menetapkan pajak yang tinggi kepada penduduk pajak-pajak tersebut ditarik dewan kota praja dan anggota curia. Apabila pajak tersebut tidak memenuhi ketentuan maka dewan kota praja dan anggota curia harus menambahkannya. Sehingga memicu bencana besar yang disebut Katastrofic, dimana banyak anggota curia dan dewan kota praja yang mengundurkan diri karena tidak mampu memenuhi pajak yang harus disetarakan kepada pemerintah. Dalam mengatasi masalah ini para kaisar penerus Diocletionus memaksa para curia dan dewan kota praja agar tetap menduduki jabatannya dan menetapkan bahwa jabatan tersebut turun temurun sehingga pada waktu itu jabatan curia yang sebelumnya dianggap sebagai kedudukan terhormat kini menjadi beban yang amat berat, jadi dengan demikian Diocletianus telah mulai menjalankan suatu kelompok sosial penting dalam kekaisaran.

Diocletianus dan para penerusnya melakukan hal serupa pada kelompok sosial lain yang akibatnya juga buruk misalnya kaum petani yang dipaksa untuk menanam gandum sebagai bahan pokok pembuatan roti yang nantinya akan disuplai ke pemerintah untuk dibagikan secara cuma-cuma di Roma seperti kasus sebelumnya pemerintah juga menerapkan staf, mereka turun temurun. Diocletianus dan para penerusnya cenderung hendak menegakkan suatu sistem kasta seseorang boleh melakukan pekerjaan yang sama sepanjang hidupnya, anaknya harus meneruskan pekerjaan yang sama, hingga generasi demi generasi selanjutnya. Keadaan ini menjadi pemicu terjadinya konflik-konflik internal yang mulai menggerogoti kestabilan pemerintahan dan dalam keadaan serba kacau inilah datang serangan dari bangsa barbar (dalam pandangan masyarakat Romawi dan Yunani) seperti Goth, Vandal, Hunt, Ostrogath, Visigoth, Slavia, Gaul yang memicu runtuhnya kekaisaran romawi barat secara keseluruhan. 2.2 Sebab Kemunduran Roma 2.2.1 Faktor Fisik Untuk mengatasi sebab keruntuhan Roma harus ditelusuri pada beberapa abad sebelum abad 4 dan 5 M. Dalam bidang militer kemunduran sudah terlihat pada abad 3 M seiring dengan proses regenerasi legiun, dan terlibatnya milter dalam urusan politik dan ekonomi. Dalam bidang politik kemunduran mulai nampak pada tahun 180 M dimana mulai ditinggalkannya sistem adopsi yang memicu timbulnya anarkhi militer dan pemaksaan secara sentralisasi oriental. Pada masa Diocletianus keadaan ekonomi sudah sangat parah keadaanya. Sistem kasta yang dipraktekan hanya bertujuan untuk mengatasi kekuatankekuatan dalam negeri yang dapat menggerogoti masyarakat Roma. Pertumbuhan penduduk yang semakin menurun juga menjadi pemicu keruntuhan Roma ini karena dengan berkurangnya penduduk maka berkurang pula pendapatan negara yang berasal dari pajak. Disamping itu kekeringan yang terjadi di Afrika Utara yang merupakan penyuplai gandum juga memicu keruntuhan Roma. Keadaan ekonomi negara yang kocar-kacir menjadikan penduduk Roma terjerumus ke dalam jurang kemiskinan. Standard hidup yang rendah dan munculnya ajaran agama baru yaitu Kristen yang lebih

menekankan pada urusan hidup setelah mati membuat rasa nasionalisme penduduk Roma semakin meredup dan dengan digunakannya orang-orang Jerman sebagai tentara bayaran membuat semangat juang masyarakat Roma meredup, hal-hal inilah yang membuat kekaisaran romawi barat dengan mudah dikalahkan oleh bangsa barbar yang menyerang kekaisaran tersebut. 2.2.2 Faktor Moral atau Psikologi Disamping faktor-faktor teknik atau fisik masih ada faktor moral atau psikologi yang memicu kemunduran Roma, tetapi pendapat ini masih dalam perdebatan antara sejarawan yang pro-Kristen dan anti-Kristen seperti Edward Gibbon dalam bukunya History of the Decline and Fall of the Roman Empire bersikeras pada pendapatnya yang menyebutkan bahwa ajaran Kristen lebih mementingkan urusan hidup setelah mati sehingga cenderung mengabaikan urusan-urusan duniawi seperti pajak, kemiliteran dll.

BAB 3. PENUTUP 2.1 Kesimpulan Imperium Roma telah menguasai daratan Eropa dan Timur Dekat selama hampir1000 tahun. tetapi memasuki tahun 180 M, Pax Romana yang telah memperkuat imperium roma, ini ditandai dengan meninggalnya Marcus Aurelius pada tahun 180 M. Penggantinya yang tidak lain adalah anaknya yang bernama Commodus (180-193 M). Zaman anarkhi militer merupakan zaman yang penuh dengan konflik intern antara faksi-faksi militer sehingga menyebabkan stabilitas dan efisien pemerintahan hilang sehingga tidak heran bila dalam kurun waktu setengah abad terjadi hampir dua lusin pergantian kaisar dan yang mencengangkan adalah hanya satu kaisar yang meninggal secara wajar. Disamping hal-hal diatas, ketertarikan tentara pada uang juga memicu runtuhnya Imperium Roma. Disamping faktor-faktor teknik atau fisik masih ada faktor moral atau psikologi yang memicu kemunduran Roma. Ajaran Kristen lebih mementingkan urusan hidup setelah mati sehingga cenderung mengabaikan urusan-urusan duniawi seperti pajak, kemiliteran. Pada awal perkembanganya agama nasrani banyak mendapat tekanan dari pemerintah karena agama ini dianggap menyalahi kepercayaan setempat yang punya banyak dewa.

DAFTAR PUSTAKA http://sejarawan.wordpress.com/2008/06/19/runtuhnya-romawi-dan-berkembangnya-agamanasrani/

Anda mungkin juga menyukai

  • Ipi 32303
    Ipi 32303
    Dokumen7 halaman
    Ipi 32303
    Warid Fadlillah Faqih
    Belum ada peringkat
  • Tugas Sejarah Eropa 7
    Tugas Sejarah Eropa 7
    Dokumen13 halaman
    Tugas Sejarah Eropa 7
    Warid Fadlillah Faqih
    Belum ada peringkat
  • Tugas Sejarah Eropa 9
    Tugas Sejarah Eropa 9
    Dokumen15 halaman
    Tugas Sejarah Eropa 9
    Warid Fadlillah Faqih
    100% (1)
  • Tugas Sejarah Eropa 5
    Tugas Sejarah Eropa 5
    Dokumen8 halaman
    Tugas Sejarah Eropa 5
    Warid Fadlillah Faqih
    Belum ada peringkat
  • Sejarah Indonesia (Buku Guru)
    Sejarah Indonesia (Buku Guru)
    Dokumen336 halaman
    Sejarah Indonesia (Buku Guru)
    Warid Fadlillah Faqih
    Belum ada peringkat
  • Napoleon
    Napoleon
    Dokumen10 halaman
    Napoleon
    Warid Fadlillah Faqih
    Belum ada peringkat
  • 4.2 Konstitusi
    4.2 Konstitusi
    Dokumen30 halaman
    4.2 Konstitusi
    Warid Fadlillah Faqih
    Belum ada peringkat
  • Kwu Pwer Point
    Kwu Pwer Point
    Dokumen9 halaman
    Kwu Pwer Point
    Warid Fadlillah Faqih
    Belum ada peringkat
  • Antropologi Ndut
    Antropologi Ndut
    Dokumen10 halaman
    Antropologi Ndut
    Warid Fadlillah Faqih
    Belum ada peringkat
  • Ala Mat
    Ala Mat
    Dokumen1 halaman
    Ala Mat
    Warid Fadlillah Faqih
    Belum ada peringkat
  • IKHTISAR Bowo
    IKHTISAR Bowo
    Dokumen9 halaman
    IKHTISAR Bowo
    Warid Fadlillah Faqih
    Belum ada peringkat
  • KONFLIK-AGAMA
    KONFLIK-AGAMA
    Dokumen13 halaman
    KONFLIK-AGAMA
    Warid Fadlillah Faqih
    Belum ada peringkat
  • Lama Ran
    Lama Ran
    Dokumen4 halaman
    Lama Ran
    Warid Fadlillah Faqih
    Belum ada peringkat
  • Pelatihan Kewirausahaan Berbasis Syariah
    Pelatihan Kewirausahaan Berbasis Syariah
    Dokumen5 halaman
    Pelatihan Kewirausahaan Berbasis Syariah
    Warid Fadlillah Faqih
    Belum ada peringkat
  • BAB3 Asli
    BAB3 Asli
    Dokumen31 halaman
    BAB3 Asli
    Warid Fadlillah Faqih
    Belum ada peringkat