Anda di halaman 1dari 11

Dhuhri Khoirul Anam 113090128 Pengelolaan Industri Migas Pabum UPN Veteran Yogyakarta - 2011 BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Industri Migas (minyak dan gas) dan Pabum (panas bumi) merupakan industri berbasis pemanfaatan sumber daya alam strategis di Indonesia yang berperan besar dalam pemasukan Negara. Industri ini tercatat memasok anggaran negara sebesar 219,2 Triliun Rupiah

(Sumber:Kementrian ESDM). Dapat dibayangkan betapa berharga dan pentingnya industri ini. Industri ini termasuk ke dalam kelompok industri dengan kebutuhan pembiayaan besar, beresiko tinggi dan teknologi tinggi. Seperti industri pada umumnya, Industri Migas

Pabum berbentuk organisasi berupa badan usaha yang bergerak di bidang ekonomi dengan menjalankan modal untuk mencapai tujuan keuntungan. Suatu organisasi tidak akan berjalan dengan semestinya jika fungsi kepemimpinan, organisasi dan administrasi tidak berjalan.Oleh karena itu diperlukan hubungan kepemimpinan, organisasi dan administrasi yang jelas. Teori kepemimpinan yang berkembang selama ini ingin mengetahui bagaimana terjadinya keefektifan kepemimpinan dalam organisasi. Sehingga berbagai hasil penelitian menemukan teori bahwa kepemimpinan dapat dilihat dari pribadi pemimpin, perilaku pemimpin, situasi budaya organisasi, hubungan pemimpin dengan yang dipimpin, hubungan pemimpin dengan tugas-tugasnya dan seterusnya. Kepemimpinan merupakan prilaku mempengaruhi individu atau kelompok untuk melakukan sesuatu dalam rangka tercapainya tujuan organisasi. Secara lebih sederhana dibedakan antara kepemimpinan dan manajemen, yaitu pemimpin mengerjakan suatu yang benar (people who do think right), sedangkan menejer mengerjakan suatu dengan benar (people do right think). Landasan inilah yang menjadi acuan mendasar untuk melihat peran pemimpin dalam suatu organisasi. Perbedaan ini memberikan gambaran bahwa pemimpin biasanya terkait dengan

tingkat kebijakan puncak atau pengambil keputusan puncak yang bersifat menyeluruh dalam organisasi, sedangkan menejer merupakan pengambil keputusan tingkat menengah. Ada kecenderungan dalam masyarakat luas di Indonesia, bahwa administrasi dipersepsikan dalam pengertian yang keliru, yaitu sebagai aktivitas-aktivitas kantor, urusan surat menyurat, yang sering disebut tatausaha. Tetapi kajian secara ilmiah menunjukkan, bahwa administrasi memiliki cakupan arti yang luas, yaitu sebagai proses, sebagai fungsi dan sebagai institusi dari tiap kegiatan kerja sama. Secara definitive juga dengan tegas dinyatakan, bahwa administrasi adalah organisasi dan manajemendari tiap kerja sama pencapai tujuan. Dan ini merupakan beban dan sekaligus tantangan yang berat bagi para pembina (pengajar) ilmu administrasi. Dengan demikian, dalam pandangan penulis keberadaan kepemimpinan, administrasi dan organisasi dalam Industri Migas mengembangkan dan memajukan Pabum tidak bisa dipisahkan dalam rangka Industri tersebut. Komponen-komponen tersebut

(kepemimpinan, administrasi dan organisasi) merupakan satu kesatuan yang memiliki hubungan yang erat dan tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya. Dalam proses kegiatan dan pemgembangan Industri Migas - Pabum, tiga komponen tersebut merupakan alat untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.

BAB II PEMBAHASAN

A.

Konsep Dasar Kepemimpinan

Kepemimpinan dipahami sebagai segala daya dan upaya bersama untuk menggerakkan semua sumber dan alat (resources) yang tersedia dalam suatu organisasi. Untuk itu dapat dikatakan bahwa sukses tidaknya suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sengat tergantung atas kemampuan pempinannya untuk menumbuhkan iklim kerja sama agar dengan mudah dapat menggerakkan sumber daya tersebut, sehingga dapat mendayagunakannya dan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Di dalam lingkungan organisasi, kepemimpinan terjadi melalui dua bentuk, yaitu: kepemimpinan formal (formal leadership) dan kepemimpinan informal (informal leadership). Kepemimpinan formal terjadi apabila di lingkungan organisasi jabatan otoritas formal dalam organisasi tersebut diisi oleh orang-orang yang ditunjuk atau dipilih melalui proses seleksi. Sedangkan kepemimpinan informal terjadi, dimana kedudukan pemimpin dalam suatu organisasi diisi oleh orang-orang yang muncul dan berpengaruh terhadap orang lain karena kecakapan khusus atau berbagai sumber yang dimilikinya dirasakan mampu memecahkan persoalan organisasi serta memenuhi kebutuhan dari anggota organisasi yang bersangkutan. Kepemimpinan yang efektif dapat ditunjukkan dengan kemampuan seseorang dalam membaca situasi dan kondisi yang berkaitan dengan iklim kerja dalam sebuah organisasi yang ditunjukkan, misalnya dengan tinggi-rendahnya angka ketidakhadiran bawahan dalam bekerja, banyak-sedikitnya pengawai yang minta berhenti, rendahnya kedisiplinan kerja pegawai, tinggi-rendahnya produktivitas kerja pegawai dan banyak-sedikitnya keluhan pengawai, baik yabg disampaikan secara terang-terangan maupun secara sembunyisembunyi. Seorang pemimpin harus mampu memberikan dorongan kepada anggota kelompoknya untuk bekerja dengan penuh rasa tanggung jawab serta dapat bekerjasama untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

A.1.

Pendekatan Dalam Kepemimpinan

Ada beberapa pendekatan dalam mengkaji kepemimpinan, yaitu: 1. Pendekatan Sifat-Sifat Kepemimpinan Usaha yang pertama kali dilakukan oleh psikolog dan peneliti untuk memahmi kepemimpinan yaitu mengenali karakteristik atau ciri-ciri para pemimpin yang berhasil. Penelitian masa itu ditunjukan untuk mengetahui sifat-sifat pemimpin yang mencaku: intelektualitas, hubungan sosial, kemampuan emosional, keadaan fisik, imajinasi, kekuatan jasmani, kesabaran, kemampuan berkorban, dan kemampuan bekerja keras. Ciri-ciri tersebut harus dimiliki oleh seorang pemimpin. 2. Pendekatan Perilaku Pendekatan perilaku memandang bahwa kepemimpinan dapat dipelajari dari pola tingkah laku, dan bukan dari sifat-sifat (traits) pemimpin. Alasannya sifat seseorang relatif sukar untuk diidentifikasi. Beberapa pandangan ahli, antara lain James Owen (1973) berkeyakinan bahwa perilaku dapat dipelajari, hal ini berarti bahwa orang yang dilatih dalam perilaku kepemimpinan yang tepat akan dapat memimpin secara efektif. Namun demikian hasil penelitian telah membuktikan bahwa perilaku kemimpinan yang cocok dalam satu situasi belum tentu sesuai dengan situasi yang lain. 3. Pendekatan Situasional Pendekatan situasional berpandangan bahwa keefektifan kepemimpinan bergantung pada kecocokan antara pribadi, tugas, kekuasaan, sikap dan persepsi. Pendekatan ini berusaha mengenali faktor-faktor yang paling penting dalam seperangkat situasi tertentu, dan meramalkan gaya kepemimpinan yang paling efektif dalam situasi seperti itu. Menurut analisis penulis, berdasarkan tiga pendekatan tersebut, ada ketidak cocokkan antara pendekatan satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, dalam pandangan penulis dalam mengkaji kepemimpinan harus mampu mengintegrasikan semua pendekatan tersebut, tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya karena ketiga pendekatan tersebut saling berkaitan.

B.

Konsep Dasar Administrasi

Tuntutan akan pemenuhan kebutuhan mansuia yang semakin meningkat dan kompleks serta sulit untuk dipenuhi secara individual, keterbatasan sumberdaya mewarnai perkembangan kehidupan manusia dewasa ini dan untuk mendorong manusia melakukan kerja sama, baik secara individual maupun secara organisasional. Itulah sebabnya disebut, bahwa dunia modern adalah dunianya kerja sama, sebab tanpa melakukan kerja sama tiap imdividu, tiap organisasi bahkan tiap bangsa, negara dan pemerintahan tidak akan ada perubahan dan perbaikan demi memenuhi kebutuhan hidup manusia. Meskipun demikian, aktivitas kerja sama sudah ada sejak adanya peradaban manusia dan pada zaman modern sekarang ini semakin menunjukkan kompleksitas dan menyangkut di semua aspek kehidupan, seperti ekonomi, politik, pemerintahan, sosial, dan budaya, agama, bisnis, pertahanan dan keagamanan serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Karenanya, fenomena, kerja sama organisasional bersifat universal, sedangkan ilmu yang mempelajari atau menelaah fenomena kerja sama organisasional adalah ilmu administrasi. Meskipun studi tentang fenomena kerja sama organisasional melalui atau dengan menggunakan analisis dan pendekatan ilmu administrasi masih relatif baru, akan tetapi menunjukkan dimensi bahasan yang amat luas. Demikian luasanya cakupan ilmu administrasi, sehingga ada yang mengatakan, tidak ada ilmu yang lebih luas daripada ilmu administrasi. Yang jelas dimensi utama dalam studi tentang ilmu administrasi adalah organisasi, manjemen, kepemimpinan, kengambil keputusan dan komunikasi. Dengan demikian, dapat penulis katakan, bahwa hubungan antara administrasi,

kepemimpinan, manajmen dan organisasi sangat penting, sehingga semua komponen ini tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya. Apabial salah satu dikaji, maka secara otomatis yang lainnya akan ikut dibahasan. Oleh karena itu, penulis mangatakan bahwa suatu organisasi sangat membutukan kepemimpinan, administrasi dan manajmen dalam mengembangkan organisasi dan dalam mencapai tujuan-tujuan telah direncanakan dalampelaksanaan organisasi. B.1. Pengertian Administrasi

Secara etimologis istilah administrasi berasal dari bahasa Inggris dari kata administration yang berbentuk infinitifnya adalah to administer. Dengan demikian, secara etimologis admnistrasi dapat diartikan sebagai kegiatan memberi bantuan dalam mengelola informasi, mengelola manusia, mengelola harta benda kearah suatu tujuan yang terhimpun dalam organisasi. Administrasi dalam arti sempit merupakan penyusunan dan pencatatan data dan informasi secara sitematis dengan maksud untuk menyediakan keterangan serta memudahkan memperolehnya kembali secara keseluruhan dan dalam hubungannya satu sama lain. Perkembangan penggunaan istilah dan pengartian administrasi di Indonesia juga masih menunjukkan ketidaksamaan pandangan atau pandangan. Di satu pihak administrasi diartikan sebagai tatausaha dan dilain pihak administrasi diartikan sebagai kegiatan pengelolaan human rasaources dan material resaouces termasuk pengelolaan informasi atau kegiatan tatausaha. Dalam pengertian luas administrasi adalah keseluruhan proses pelaksanaan kegiatan yang dilakukan dua orang atau lebih yang terlibat dalam suatu bentuk usaha kerja sama demi tercapainya tujuan yang ditentukan sebelumnya. Dengan demikian, administrasi dalam artian luas dapat kita tinjau dari tiga sudut pandang pengertian, yaitu: 1. Administrasi sebagai proses. Ditinjau dari sudut proses, administrasi merupakan keseluruhan proses yang dimulai dari proses pemikiran, perencanaan, pengaturan, penggerakan/bimbingan, pengawasan sampai proses pencapaian tujuan. 2. Admnistrasi sebagai fungsi. Ditinjau dari sudut fungsi atau tugas, admnistrasi bererti keseluruhan tindakan (aktivitas) yang mau tidak mau harus dilakukan dengan sadar oleh seseorang atau kelompok organisasi orang berkedudukan sebagai administrator atau orang yang berkedudukan sebagai manajemen puncak suatu organisasi. 3. Administrasi sebagai kepranataan. Administrasi dapat dilihat dan diartikan sebagai suatu lembaga, misalnya PN Pembangunan Perumahan (sekarang PT Pembangunan Perumahan). Ini dilihat dari aktivitas-aktivitas orang-orang di dalamnya dalam perusahaan tersebut. Dari beberapa pengertian administrasi tersebut di atas, dapat penuliskan simpulkan bahwa administrasi adalah sebagai berikut:

1. Aktivitas-aktivitas untuk mencapai suatu tujuan atau sebagai proses penyelenggaraan kerja untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan sebeumnya. 2. Administrasi adalah suatu bentuk daya upaya manusia yang kooperatif, yang mempunyai tingkat rasionalitas yang tinggi. 3. Administrasi adalah sutau ilmu yang mmepelajari apa yang dikehendaki manusia dan cara mereka memperolehnya. Administrasi mementingkan aspek-aspek konkrit dari metode-metode dan prosedur-prosedur manajemen di mana kerja sama merupakan C. Konsep Dasar Organisasi

Setiap manusia akan berhubungan dengan bermacam-macam orang yang begitu kopleks dan bersangkutan dengan kebutuhan baik dari segi ekonomi, sosial, rekreasi, pendidikan dan lain sebagainya. Disadari atau tidak disadari, sengaja atau tidak disengaja, setiap manusia selalu berada, dibesarkan dalam dan menjadi anggota oeganisasi. Ini berlangsung sejak lahir hingga pada saat meninggal dunia. Hidup anda banyak bergantung dan dipengaruhi oleh organisasi, sebab sebagian besar kebutuhan hidup anda dipenuhi melalui organisasi. Apa yang kita pakai, yang kita makan, dengan apa kita pergi, jalan yang kita lalui dan lain-lain, semuanya merupakan produk atau output organisasi. Jelasnya, seseorang masuk dan membentuk suatu organisasi karena dia mengharapkan bahwa ikut sertanya dalam organisasi akan memuaskan beberapa kebutuhan, baik emosional, spiritual, intelektual dan ekonomi. Menurut hemat penulis, inilah salah satu hakikat hidup manusia yaitu selalu hidup dalam organisasi atau berorganisasi, bukan saja karena manusia tak mampu hidup sendiri kecuali hidup dan berinteraksi dengan manusia lain dalam memenuhi kebutuhannya, melainkan juga karena manusia menghadapi pembatasan, ketidakmampuan fisik dan psikis, pemilikan materi dan waktu dalam usahanya untuk mencapai tujuan. Pada dasarnya organisasi itu ada karena organisasi mempersatukan sumber-sumber dan potensi individu. Dengan demikian, tanpa pengorganisasian musthil suatu rencana dapat mencapai tujuan, tanpa organisasi para pelaksana tidak memliki pedoman kerja yang jelas dan tegas sehingga pemborosan dan tumpang-tindih akan mewarnai pelaksanaan suatu rencana yang akibatnya adalah kegagalan dalam mencapai tujuan. C.1. Pengertian Organisasi

Istilah organisasi mempunyai dua pengertian umum. Pertama organisasi diartikan sebagai suatu lembaga atau kelompok fungsional, misalnya, sebuah perusahaan, sebuah sekolah, sebuah perkumpulan dan badan pemerintahan. Kedua, merujuk kepada proses

pengorganisasian yaitu bagaimana pekerjaan diatur dan dialokasikan di antara para anggota, sehingga tujuan organisasi itu dapat tercapai secara efektif. Sedangkan organisasi itu sendiri diartikan sebagai kumpulan orang dengan sistem kerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Hicks & Gullen (1981:321) mengatakan bahwa organisasi adalah kegiatan membagi-bagi tugas, tanggung jawab dan wewenang di antara sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Pierce I dan Robinson (1989:296) organisasi adalah proses membentuk hubungan-hubungan yang esensial di antara orang-orang, tugastugas dan aktivitas-aktivitas dengan cara mengintegrasikan dan mengkoordinasikan semua sumber organisasi kearah pencapaian suatu tujuan secara efektif dan efisien. Dari uraian di atas, dapat penuliskan katakan bahwa organisasi adalah proses penentuan, pengelompokan dan penyusunan macam-macam kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, dapat penulis simpulkan bahwa organisasi merupakan fungsi administrasi yang dapat disimpulkan sebagai kegiatan menyusun struktur dan membentuk hubungan-hubungan agar diperoleh kesesuaian dalam usaha mencapai tujuan bersama. C.2. Ciri-Ciri Organisasi

1. Organisasi sebagai suatu sistem, yaitu adanya seperangkat unsur yang saling bergantung dan saling berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya 2. Organisasi merupakan struktur, adanya suatu kadar formalitas dan pembagian tugas dan tanggung jawab yang harus dijalankan oleh anggota kelompok 3. Adanya perencanaan yang dilakukan secara sadar berdasarkan rasionalitas dan pedoman-pedoman yang jelas 4. Adanya koordinasi dan kooperasi yang baik diantara orang-orang yang bekerja sama, menunjukkan bahwa tindakan-tindakan orang-orang tersebut berjalan kearah suatu tanggung jawab tertentu. Oleh karena itu, organisasi bukanlah suatu sistem tertutup, tetapi harus berinteraksi dengan lingkungan. Organisasi adalah suatu sistem terbuka dan karena itu di samping mencakup proses produksi juga proses-proses lain yang bersifat hakiki untuk mempertahankan

eksistensinya, ia mesti menopang fungsi-fungsinya dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. C.3. Tujuan Organisasi

Tujuan adalah arah atau sesuatu yang ingin dicapai atau dipengaruhi yang menjadi sebab dilaksanakannya suatu kegiatan. Untuk mencapai tujuan, suatu organisasi menggunakan berbagai upaya. Tujuan organisasi pada hakikatnya merupakan intergrasi dari berbagai tujuan baik yang sifatnya komplementer yaitu tujuan individu atau anggota organisasi, maupun tujuan yang sifatnya substantif, yaitu tujuan organisasi secara keseluruhan. Tujuan substantif merupakan tujuann pokok organisasi yang menjadi sebab utama dibentuknya suatu organisasi. Oleh sebab itu, kegiatan-kegitan organisasi diarahkan kepada dua dimensi tujuan, yaitu: 1. Tercapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Keefektifan adalah yang berhubungan dengan tujuan organisasi baik secara iksplitis maupun implisit. Efisiensi adalah berhubungan dengan rasio output dengan input atau keuntungan dengan biaya. Adakalanya tujuan dapat dicapai secara efektik, tetapi tidak efisien, artinya tujuan dapat dicapai tetapi terjadi pemborosan tenaga, bahan dan waktu. Sebaliknya, bisa terjadi tujuan tersebut dicapai secara efisien dan efektif. 2. Tercapainya kepuasan dari anggota organisasi. Dalam proses pencapaian tujuan organisasi, setiap orang atau anggota yang bekerja atau terlibat dalam aktivitas organisasi harus diberikan kepuasan, sehingga mereka merasa sebagai anggota organisasi, dan hal tersebut akan mendorong orang tersebut untuk bekerja dalam kondisi dan motivasi yang produktif. C.4. Bantuk-Bentuk Organisasi

Banyak bentuk dan tipe organisasi tergantung pada sudut pandang dari orang yang mengkategorikan. Jika bentuk organisasi didasarkan pada hubungan otoritas, maka dapat dikategorikan bentuk organisasi atas: 1. Organisasi lini dan staf, di samping otoritas berasal dari pimpinan puncak dan dilimpahkan kepada unit di bawah secara hirarkis dalam semua kerja, juga ada satuan

unit organsiasi yang membantu pimpinan dalam bidang tertentu tanpa ia ikut sert dalam otoritas lini. 2. Organisasi fungsional, adalah organisasi dimana otoritas pimpinan puncak didelegasikan kepada unit-unit organisasi hingga kepaling bawah dalam bidang pekerjaan tertentu dan masing-masing pimpinan unit mempunyai otoritas secara fungsional untuk memerintah semua pelaksanaan dari semua unit sepanjang berhubungan dengan pekerjaannya. 3. Organisasi lini fungsional, memperlihatkan ciri organisasi lini dan organisasi fungsional. 4. Organisasi lini-staf-fungsional, memperlihatkan ciri-ciri organisasi lini dan sifat serta organisasi fungsional. Dengan demikian, dapat penulis simpulkan bahwa setiap bentu-bentuk organisasi tersebut, memiliki ciri-ciri masing-msaing dalam melaksanakan tugasnya demi mencapai tujuan bersama yang ingin dicapai.

BAB III PENUTUP

A.

Kesimpulan

Dalam pengembangan dan pengelolaan Industri Migas - Pabum, maka unsur-unsur atau komponen-komponen yang ikut andil dalam mempengaruhi tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya, karena satu sama lain saling berhubungan dan berkaitan dalam memajukan pencapaian tujuan. Komponen-komponen tersebut antara lain, kepemimpinan, administrasi dan organisasi. Oleh karena itu, berdasarkan penjelasan di atas, dapat penulis simpulkan secara umum, antara lain yaitu: 1. Hubungan antara kepemimpinan, administrasi dan organisasi sangat berkaitan erat terhadap pengembangan Idustri Migas - Pabum terutama pengembangan disektor sumber daya manusia. 2. Dalam suatu organisasi, perencanaan merupakan langkah awal untuk mencapai tujuan berdasarkan visi dan misi organisasi tersebut. 3. Untuk mengembangan Industri Migas - Pabum, maka keberadaan penggerakan (actuating) sangat penting dalam mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan..

Daftar Rujukan: http://www.Tambangnews.com http://mghazakusairi.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai