Anda di halaman 1dari 56

PEMERIKSAAN GANGGUAN DENGAR

Iqbal Ismail

1/21/2013

Anamnesis Gangguan Pendengaran

Pendengaran menurun : tibatiba, perlahan, mulai terjadi Tinitus, rasa penuh di telinga Kurang nyaman ketika mendengar bunyi Riwayat keluar cairan

Terpajan bising, trauma Pemakaian obat ototoksik Ggn dengar pd keluarga Keseimbangan Penyakit yg pernah diderita Penyakit sistemik
2

1/21/2013

Pemeriksaan Telinga (otoskopi)

Adanya serumen, benjolan, benda asing Cairan di liang telinga Dinding liang telinga : merah, bengkak, edema Gendang telinga : merah, utuh, perforasi
3

1/21/2013

JENIS PEMERIKSAAN PADA GANGGUAN DENGAR

Pemeriksaan Sederhana:

Tes bisik Tes suara Tes Garpu Tala PTA, Play audiometry Speech Audiometry: SRT, SDS Suprathreshold audiometry: jarang dilakukan lagi hasil meragukan (ABLB, SISI, Tone Decay, Bekesy, dll) Pengukuran immitance/immitance audiometry Otoacoustic Emission ABR
4

Audiometri Subjektif:

Audiometri Objektif:

1/21/2013

Tes Suara

Tes yg dipakai secara klinis Dipakai: bisik, suara percakapan, teriak Pemeriksa berdiri di samping penderita Hasil (+): penderita dapat mengulang secara benar 50% stimulus yg diberikan Jarak: 60 cm (2 feet) dan 15 cm (6 inches) klinik gangguan dengar dan bicara: 1 meter normal: penderita dapat mendengar bisikan sejauh 10 meter

1/21/2013

Tes Garpu Tala

Dilakukan untuk skrining sebelum pemeriksaan audiometri Paling baik dengan garpu tala 512 Hz Rinne (-) dgn 512 Hz CHL 25 -30 dB/lebih
Garpu tala 256 Hz:

Bukan terdengar tapi terasa Ambient noise >> pada frekuensi rendah A-B gap lebih baik
6

1/21/2013

Pemeriksaan GARPU TALA

Manfaat : mengetahui jenis ketulian Prosedur : cara menggetarkan dan penempatan garpu tala Jenis tes : Weber, Rinne, Bing, Schwabach Mekanisme cross over hearing Masking pada tes garpu tala Interpretasi

1/21/2013

Cara menggetarkan garpu tala

Arah getaran kedua kaki garpu tala searah dg kedua kaki garpu tala Getarkan kedua kaki garpu tala dg jari telunjuk dan ibu jari Atau ketukkan ke tumit sepatu,benda keras yg dilapisi bantalan lunak, agar vibrasi tak berlebihan
8

1/21/2013

Posisi/letak garpu tala

Penting : kaca mata, giwang dilepas Hantaran udara (AC) : arah kedua kaki garpu tala sejajar dengan arah liang telinga Arah yang salah : dead spot Hantaran tulang (BC) : pada prosesus mastoid, tidak boleh menyinggung daun telinga
9

1/21/2013

Posisi/letak garpu tala

Penting : kaca mata, giwang dilepas Hantaran udara (AC) : arah kedua kaki garpu tala sejajar dengan arah liang telinga Arah yang salah : dead spot Hantaran tulang (BC) : pada prosesus mastoid, tidak boleh menyinggung daun telinga
10

1/21/2013

Masking Tes Garpu Tala

Perlu masking ? saat terjadi perbedaan ka-ki > 40dB AC atau >10dB BC Getaran di telinga akan menyeberang ke telinga sisi yg lain (terutama pada BC) shg akan menghasilkan respons yg bukan sebenarnya (shadow response)
11

1/21/2013

Tes Weber

Letakkan garpu tala di linea mediana , dahi,gigi insisivus atas Vibrator BC : tes Weber audiometrik Prinsip : suara terdengar dimana?

Sama keras di kedua telinga Lebih keras di salah satu telinga

1/21/2013

12

Conductive Hearing Loss (CHL)

1/21/2013

13

Penilaian Tes Weber

Tidak ada lateralisasi, suara terdengar di tengah atau sama kanan & kiri Lateralisasi ke sisi sehat
Lateralisasi ke sisi sakit

1/21/2013

14

Sensory Neural Hearing Loss (SNHL)

1/21/2013

15

Tes RINNE

Membedakan persepsi hantaran AC dan BC


AC : Garpu tala digetarkan 2,5-3 cm dari telinga (arah kedua kaki garpu tala sejajar dengan arah liang telinga) BC : Garpu tala digetarkan di prosesus mastoid

1/21/2013

16

Tes Rinne

Membedakan persepsi hantaran AC & BC AC>BC : normal & SNHL BC>AC : Tuli Konduktif Tuli campur : sulit

1/21/2013

17

Tes schwabach

Membedakan kepekaan BC antara pasien & pemeriksa


Interpretasi :

Schwabach memanjang Konduktif Schwabach sama dg pemeriksa normal

1/21/2013

18

PEMERIKSAAN AUDIOMETRI DASAR


Alat-alat: Audiometer nada murni, speech Immittance analyzer fungsi telinga tengah Ruang kedap suara threshold 0 dB Routine Test Battery, menentukan: Derajat & konfigurasi hearing loss Letak lesi (CHL, SNHL, Mixed) Kemungkinan intervensi non-bedah (ABM, terapi bicara, dll) Perlu pemeriksaan lebih lanjut Yg dipakai: audiometri nada murni, speech audiometry, immittance

1/21/2013 19

Tiga syarat untuk keabsahan pemeriksaan audiometri:


Alat audiometer telah kalibrasi Lingkungan yang cocok (sunyi) Keterampilan pemeriksa Orang yg diperiksa : kooperatif, mengerti instruksi, stimulus bunyi di telinga

1/21/2013

20

Penilaian Audiogram

1/21/2013

Gambaran audiogram & simbol-simbol Informasi dalam audiogram Jenis ketulian Metoda masking Mengerti prosedur rujukan
21

1/21/2013

22

Tuli Syaraf
AC dan BC keduanya menurun ABG < 10 dB

1/21/2013

23

Tuli Konduktif

BC ambang dengar normal AC Terdapat ggn ABG >10dB

1/21/2013

24

Tuli Campur

Ambang dengar AC dan BC lebih tinggi dari normal (ada ggn) ABG > 10dB

1/21/2013

25

Ototoxic gentamycin

NIHL

Presbikusis
1/21/2013 26

Speech Audiometry

Mengukur ambang dengar (Speech Recognition Threshold) Kemampuan membedakan pembicaraan (Speech Recognition/Discrimination Score) Sumber suara:

Monitored live voice Kaset CD

1/21/2013

27

Speech Audiometry

SPEECH RECOGNITION (RECEPTION) THRESHOLD


dB terendah pasien dapat mengulang 50% spondees Di Indonesia spondee Gajah Mada PB list Spondee: kata-kata bi-silabik Hasil hasil audiometri

SPEECH AWARENESS/DETECTION THRESHOLD


dB terendah berespon dengan adanya suara Anak-anak, pasien dgn ggn mental/fisik, keterbatasan bahasa

1/21/2013

28

PENILAIAN AUDIOMETRI TUTUR

90-100 %: Pendengaran normal 75-90 %: ringan 60-75%: sedang 50-60%: sulit pd percakapan harian < 50%: berat

1/21/2013

29

Play Audiometry
Anak Umur 30 bulan sampai 5 tahun Prosedur: Anak sambil bermain diberikan stimulasi suara yang dihubungkan dengan audiometry Bunyi /suara terkecil tidak respon mrpk ambang dengar

1/21/2013

30

Immittance/Impedance Measurement

Immitance : Impedance : resistance, energy rejected Admittance : energy accepted Pemeriksaan rutin: Timpanometri Tes Fungsi Tuba Acoustic (stapedial) reflex

1/21/2013

31

TIMPANOMETRI

1/21/2013

32

Immittance/Impedance Measurement

1/21/2013

33

1/21/2013

34

Aplikasi klinis Timpanometri


1. Diagnostik efusi / cairan di telinga tengah 2. Menilai kondisi tulang pendengaran 3. Menilai integritas membrana timpani 4. Menilai fungsi tuba Eustachius 5. Menilai tekanan udara dalam telinga tengah 6. Menilai efek sikatriks membrana timpani 7. Akustik impedans statik di membrana timpani 8. Refleks akustik & nonakustik 9. Refleks decay
1/21/2013 35 sfaisa

HELMHOLTZ MALEUS BERGERAK SEPERTI PISTON KE INKUS STAPES PEMBESARAN ENERGI : 1, 3 X a 1,3 F.O
EFEK PEMBESARAN TERGANTUNG PERBANDINGAN LUAS ANTARA : MEMBRAN TIMPANI : STAPES FOOT PLATE : 17:1 JUMLAH AMPPLIFIKASI = 17 X 1,3 = 22 KALI

1/21/2013

36

Transmisi Suara
Outer Middle Inner

Transmission
Transformation Protection

Sound localization Sound Collection


1/21/2013

Transduction
37

Otoacustic Emissions

Suara narrow-band dihasilkan oleh OHC Dideteksi pada CAE (< 30 dB SPL)

Jalurnya: OHC membran basilar cairan kokhlea oval window ossicles MT


Bila (+) kokhlea normal atau SNHL < 40 dB

1/21/2013

38

Otoacustic Emissions

Dua jenis OAE:

Spontan (SOAE)

35-60% pada telinga normal (-) Cochlear HL akibat rusaknya OHC > 40 dB Bukan dasar dari tinitus Kegunaan klinis kecil Transient Stimulus frequency Distortion product

Evoked (EOAE)

1/21/2013

39

Auditory Brainstem Response

Variabel subjek:

Umur Jenis kelamin Suhu Obat2an: fenitoin, lidokain, diazepam Arousal Hearing loss: CHL & MHL Click polarity Rate Intensity Stimulus frequency
40

Variabel Stimulus:

1/21/2013

Auditory Brainstem Response

Wave I: n. VIII Wave II: nc cohlearis Wave III: sup olive Wave IV: lemniscus lateral Wave V: inf colliculus

1/21/2013

41

Hearing Impairment & Disorder of Hearing

Dapat digambarkan berdasarkan: Derajat Tipe Gambaran audiogram Derajat Gangguan Pendengaran

Berdasarkan threshold audiogram Persentase

1/21/2013

42

AMBANG DENGAR

(dB) 0 25 26 40 41 60 61 80 81 atau >

GANGGUAN DENGAR Dalam Batas Normal Ringan Sedang Berat Berat Sekali

1/21/2013

43

Penyebab Gangguan Dengar

1/21/2013

44

Gangguan Dengar Pada Anak

3 bulan : -mengeluarkan suara aaa, ooo


6 bulan :

mengatakan ba.ba ba , ma ma ma tanpa suatu arti

memberi respons terhadap suara marah atau bersahabat


belajar menangis dengan suara yang bervariasi sesuai kebutuhan

1/21/2013

45

9 bulan :

mulai menggunakan two syllable mama, dada mengerti kata perintah sederhana ;kesini mengerti nama objek sederhana ;sepatu, cangkir 12-18 bulan : menjawab pertanyaan sederhana meniru kata sederhana, belum sempurna pengucapannya

1/21/2013

46

18-23 bulan : mulai dapat mengucapkan vowel ; n,m,p,h mengucapkan 50 kata, kadang2 terjadi pengulangan kata (echolalia) meniru suara binatang mengerti arti kata di atas,di bawah mengerti bagian tubuh

1/21/2013

47

KAPAN CURIGA

12 bulan : belum dapat mengoceh (babbling) atau meniru bunyi 18 bulan : tidak dapat menyebut 1 kata yang mempunyai arti 24 bulan : perbendaharaan kata < 10 kata 30 bulan : belum dapat merangkai 2 kata
48

1/21/2013

Intervensi, Training, Education

Deteksi dini Amplifikasi yg sesuai Training Education

Auditory Oral Visual (Sign & finger spelling) Kombinasi

1/21/2013

49

Noise Induced HL & Industrial Audiology

Paparan suara yg kuat dan berlebihan kerusakan sel2 auditori Noise penyebab tersering, Intensitas yg kuat Sumber suara dpt bersifat:

Berhubungan dengan pekerjaan Berhubungan dengan rekreasi Tingkat intensitas suara (dB SPL) Komposisi spektrum Waktu Paparan kumulatif noise (hari, minggu, tahun)
50

Faktor2 yg berpengaruh:

1/21/2013

OSHA Permissible Noise Exposure


Duration 8 6 SPL (dBA scale, Slow response 90 92

4
2

95
100

1
0.5 0.25
1/21/2013

105
110 115
51

Hearing Aids

Amplifikasi suara Tdk dpt mengganti suara yg natural Lebih baik untuk ketulian 40 70 dB Hal-hal menyangkut Hearing Aids: Gain: amplifikasi (E + input), (Ga= Output Input) Output: Input + gain Max power output: limit level suara yg dpt dihasilkan hearing aid, saturation SPL (SSPL) Komponen: control adjustment, microphone, telecoil
52

1/21/2013

1/21/2013

53

1/21/2013

54

Macam Kompresi Hearing Aid

Peak clipping Compression limitting Wide Dynamic Range Compression (WDRC) Programmable:

Analog Digital

1/21/2013

55

1/21/2013

56

Anda mungkin juga menyukai