BY TETTI SOLEHATI,SKP.M.KEP
14 million
17 million 22 million East Asia & Pacific North Africa 18 million & Middle East South 10 million & South-East Asia Sub-Saharan 151 million
Africa
38 million
69 million
1 million
IMS
Merubah frek Merubah perj peny Merubah kerentanan
HIV
Merubah kerentanan Merubah infectivity
Menurunkan imunitas
H. PROGRAM IMS
1. PENCEGAHAN PRIMER - perubahan perilaku - akses kondom dan pengadaannya 2. PENCEGAHAN SEKUNDER - layanan IMS 3. PENGUATAN JARINGAN PENDUKUNG - logistik obat, bahan habis pakai - surveilans IMS, resistensi obat - pelatihan, buku pedoman
Condom
Intervention points
Persistence and infectivity of infection
Acquisition of infection
Penentuan Klinik
Penilaian cepat
Pembuatan SA klinik
Lesson Learned
Monitoring Evaluasi
Start-up Klinik
JEJARING dengan pelayanan kes lain Pelayanan : SCREENING untuk WPS/LPS, waria Pemeriksaan IMS : potensial pelanggan, pasangan PS PROMOSI
P a r a m e di s
KIE
R. admin
R. pem
R. lab
R. Tx &
konsl
R. Tx & kons
N. ANAMNESA
SOPAN & HORMAT KERAHASIAAN TERJAMIN PENUH PERHATIAN & MENDENGARKAN PERTANYAAN TERBUKA & TERTUTUP KOMUNIKASI VERBAL & NON VERBAL TIDAK MENGHAKIMI TERANGKAN APA YANG AKAN DILAKUKAN BAHASA SEDERHANA Masuk lewat kontrasepsi sblm tanya rwyt seksual
Lanjutan
Jelaskan pada pasien mengapa bertanya mengenai pertanyaan yang sifatnya personal, misal: Saya ingin mengetahui lebih detail mengenai kebiasaan seks anda sehingga saya dapat menentukan pemeriksaan, tes, dan pengobatan yang tepat Mulai pertanyaan sederhana & mudah Hindari pertanyaan MENGAPA
O. PEMERIKSAAN FISIK
PENDERITA BUKA PAKAIAN DALAM WANITA DIBARINGKAN DI MEJA GINEKOLOGI POSISI LITOTOMI PRIA DIBARINGKAN / DUDUK / BERDIRI PF FOKUS DI GENITAL & SKTR INSPEKSI & PALPASI LAB AMBIL SAMPEL
P. Diagnosa IMS
1.
Etiologis
2.
Klinis
3.
Q. Terapi
Cefixime 400 mg sd, Ciprofloxacin 500 mg sd Azitromisin 1 gr, Doksisiklin 100 mg Metronidazole 500 mg Nistatin 100.000 IU Benzatin Penicillin 2,4 jt U Podophilin tincture 25%
Lanjutan
Pemerintah & DPR tetapkan PP utk dukung program Penanggulangan IMS, a.l diterimanya penggunaan kondom secara luas untuk cegah IMS Ciprofloxacin tidak efektif untuk pengobatan gonore surat edaran Ditjen P2MPL Pengobatan paling efektif untuk gonore dan klamidia yaitu sefiksim 400 mg dan azitro 1 gr Pewarnaan Gram sebagai metode standar untuk diagnosis, Biru metilen sebagai alternatif utk kondisi yang memerlukan diagnosis cepat. Revisi buku Pedoman Penatalaksanaan IMS 2004
Lanjutan ..
Mendorong produksi azitromisin & sefiksim dalam negeri yang murah untuk keperluan program pengendalian IMS di Indonesia oleh Kimia Farma.
Oleh karena penyakit herpes genital tidak dapat disembuhkan serta bersifat kambuhkambuhan, maka terapi sekarang difokuskan untuk meringankan gejala yang timbul, menjarangkan kekambuhan, serta menekan angka penularan sehingga diharapkan kualitas hidup dari pasien menjadi lebih baik setelah dilakukan penanganan dengan tepat.
KONSEP Virus herpes merupakan sekelompok virus yang termasuk dalam famili herpes viridae yang terdiri dari dua jenis virus yaitu HSV-I dan HSV-II dimana keduanya mempunyai morfologi yang identik dan dapat bersifat laten dalam sel hospes setelah infeksi primer untuk periode yang lama bahkan seumur hidup penderita. Virus tersebut tetap mempunyai kemampuan untuk mengadakan reaktivasi kembali sehingga dapat terjadi infeksi yang rekuren
Herpes simplek merupakan suatu infeksi virus yang disebabkan oleh virus herpes simplek tipe I dan II (HSV-I dan HSV-II). HSV-I sering menyerang daerah sekitar mulut (herpes labialis), sedangkan HSV-II sering mengenai daerah genital (herpes genitalis). Namun karena adanya oral seks atau orogenital seks maka baik HSV-I maupun HSV-II dapat mengenai daerah sekitar mulut maupun genital.
Bentuk serangan HSV pada seorang individu dapat berupa infeksi primer, episode I non primer, rekuren dan asimptomatik.
Transmisi HSV kepada individu yang belum pernah terinfeksi sebelumnya terjadi ketika virus mengalami multiplikasi didalam tubuh host (viral shedding). Lama waktu viral shedding pada tiap episode serangan HSV berbeda-beda. Pada infeksi primer dimana dalam tubuh host belum terdapat antibodi terhadap HSV, maka viral shedding cenderung lebih lama yaitu sekitar 12 hari dengan puncaknya ketika muncul gejala prodormal (demam,lemah, penurunan nafsu makan, dan nyeri sendi)
Viral shedding pada episode I non primer lebih singkat yaitu sekitar 7 hari dan karena pada tahap ini telah terbentuk antibodi terhadap HSV maka gejala yang ditimbulkan lebih ringan dan kadang hanya berupa demam maupun gejala sistemik singkat. Pada tahap infeksi rekuren yang biasa terjadi dalam waktu 3 bulan setelah infeksi primer, viral shedding berlangsung selama 4 hari dengan puncaknya pada saat timbul gejala prodormal dan pada tahap awal serangan.
Viral shedding pada tahap asimptomatik berlangsung episodik dan singkat yaitu sekitar 24-48 jam dan sekitar 1-2 % wanita hamil dengan riwayat HSV rekuren akan mengalami periode ini selama proses persalinan. 3 Seorang individu dapat terkena infeksi HSV karena adanya transmisi dari seorang individu yang seropositif, dimana transmisi tersebut dapat berlangsung secara horisontal dan vertikal.
Horisontal Transmisi secara horisontal terjadi ketika seorang individu yang seronegatif berkontak dengan individu yang seropositif melalui vesikel yang berisi virus aktif (81-88%), ulkus atau lesi HSV yang telah mengering (36%) dan dari sekresi cairan tubuh yang lain seperti salivi, semen, dan cairan genital . Vertikal Transmisi HSV secara vertikal terjadi pada neonatus baik itu pada periode antenatal, intrapartum dan postnatal
GEJALA KLINIS Gingivostomatitis herpetik akut ,penyakit ini sering terjadi pada anak-anak kecil (usia 1-3 tahun) dan terdiri atas lesi-lesi vesikuloulseratif yang luas dari selaput lendir mulut, demam, lekas marah dan limfadenopati lokal. Masa inkubasi pendek (sekitar 3-5 hari) dan lesi-lesi menyembuh dalam 2-3 minggu. Keratokonjungtivitis, Suatu infeksi awal HSV-1 yang menyerang kornea mata dan dapat mengakibatkan kebutaan.
Herpes Labialis, Terjadi pengelompokan vesikel-vesikel lokal, biasanya pada perbatasan mukokutan bibir. Vesikel pecah, meninggalkan tukak yang rasanya sakit dan menyembuh tanpa jaringan parut. Lesi-lesi dapat kambuh kembali secara berulang pada berbagai interval waktu. Herpes Genetalis, Herpes genetalis ditandai oleh lesi-lesi vesikuloulseratif pada penis pria atau serviks, vulva, vagina, dan perineum wanita. Lesi terasa sangat nyeri dan diikuti dengan demam, malaise, disuria, dan limfadenopati inguinal. Infeksi herpes genetalis dapat mengalami kekambuhan dan beberapa kasus kekambuhan bersifat asimtomatik.
Herpes neonatal, Herpes neonatal merupakan infeksi HSV-2 pada bayi yang baru lahir. Infeksi herpes neonatal hampir selalu simtomatik berupa mikrosefalus, hidrosefalus, kelainan SSP, dan kelainan okuler.
TES VIROLOGI 1. Mikroskop cahaya 2. Pemeriksaan antigen langsung (imunofluoresensi) 3. PCR, Test reaksi rantai polimer untuk DNA HSV lebih sensitif dibandingkan kultur viral tradisional 4. Kultur Virus
TES Serologi Pemeriksaan serologi ini direkomendasikan kepada orang yang mempunyai gejala herpes genital rekuren tetapi dari hasil kultur virus negatif, sebagai konfirmasi pada orang-orang yang terinfeksi dengan gejala- gejala herpes genital, menentukan apakah pasangan seksual dari orang yang terdiagnosis herpes genital juga terinfeksi dan orang yang mempunyai banyak pasangan sex dan untuk membedakan dengan jenis infeksi menular sexual lainnya. Sample pada pemeriksaan serologi ini diambil dari darah atau serum
1. ELISA
2. Western Blot Test 3. Biokit HSV-II
PENATALAKSANAAN Pada prinsipnya, penanganan dari infeksi Herpes Simpleks Virus (HSV) ada 3 macam, yaitu (1) Terapi Spesifik; (2) Terapi NonSpesifik; dan (3) Terapi Profilaksis Tujuan : mempercepat proses penyembuhan, meringankan gejala prodromal, dan menurunkan angka penularan
Herpes Labialis Topikal : Penciclovir krim 1% , Acyclovir krim 5% Sistemik : Valacyclovir tablet 2 gr
Herpes Genitalis Acyclovir 200 mg po , Acyclovir 400 mg po Valaciclovir 1 gr po
HSV pada Kehamilan Penanganan HSV pada kehamilan didasarkan pada riwayat herpes genitalis sebelumnya dan usia kehamilan ketika terjadi serangan
Infeksi virus papiloma genital-baik dengan atau tanpa gejala sering terjadi.
Untuk alasan-alasan yang tidak diketahui, kutil genital sering meningkat jumlah dan ukurannya selama kehamilan, terkadang memenuhi vagina atau menutupi perineum sehingga pelahiran pervaginam atau episiotomi sulit dilakukan Kemungkinan keadaan basah daerah vulva pada saat kehamilan merupakan kondisi yang bagus untuk pertumbuhan virus
Adanya perubahan endokrin dan imunitas pada kehamilan juga dapat mempengaruhi pertumbuhan kondiloma akuminata Pada kehamilan trimester akhir, kondiloma akuminata sangat kering, mudah rusak dan berdarah. Selama hamil, virus bereplikasi cepat dan dapat menyebabkan tumor Penelitian juga melaporkan selama kehamilan prevalensi kondiloma akuminata meningkat dari trimester 1-3 dan secara signifikan akan mengalami penurunan pada periode post partum.
Penularan kondiloma akuminata berhubungan dengan aktifitas seksual. Kontak jari-anus, jari-vagina, dan mulut-anus dapat meyebarkan virus tersebut Peningkatan risiko terkena kondiloma akuminata juga terdapat pada yang memiliki riwayat terdahulu penyakit menular seksual dan herpes pada mulut
Virus masuk kedalam tubuh melalui mikrolesi pada kulit pada daerah yang mudah mengalami trauma pada saat berhubungan seksual.
MASA INKUBASI Masa inkubasi kondiloma akuminata berlangsung antara 3 minggu 8 bulan
Klinis tampak lesi papula miliar selanjutnya terbentuk tonjolan-tonjolan (filiformis) atau permukaan berbenjol-benjol menyerupai kembang kol, warna merah dan konsistensi lunak, dapat berbentuk hiperplasia, sesil atau tidak rata2. Lokasi lesi di vulva, labia mayora, minora. Kadang terdapat keluhan gatal atau rasa terbakar pada vulva dan dispareunia.
Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan adalah Uji asam asetat, Kolposkopi dan Pemeriksaan histopatologi. Pemeriksaan darah serologis dilakukan untuk menyingkirkan diagnosis banding sifilis.
Terapi ditujukan untuk mengurangi toksisitas bagi ibu dan janin serta memperkecil kutil genital pada trimester kedua akhir atau ketiga sehingga kecil kemungkinan terjadi kekambuhan sebelum pelahiran. Terapi meliputi pencucian diikuti dengan pengeringan genitalia dan pemberian Asam trikloroasetat 50 % topikal. Dapat pula diberikan Asam trikloroasetat atau bikloroasetat, 80-90 % secara topikal seminggu sekali.
Terapi bedah bedah skalpel, bedah listrik (electrocautery), bedah beku (), dan bedah laser digunakan untuk mengeksisi masa tumor dan lesi yang luas.
Komplikasi dapat menyebabkan papilomatosis laring, mulut maupun genital pada neonatus, ketuban pecah dini, pelahiran prematur, penyulit penyembuhan laserasi paska melahirkan dan neoplasma servik pada ibu.
Sifilis = Great pox, lues venereum, morbus gallicus Syphilis is an infection that is usually acquired through sexual contact with another infected person Sifilis: merupakan suatu penyakit kronik dan bersifat sistemik yang disebabkan oleh Treponema pallidum.
Pada perjalanannya dapat menyerang hampir semua alat tubuh, dapat menyerupai banyak penyakit, mempunyai masa laten, dapat ditularkan melalui kontak seksual dan dari ibu ke janin
Klasifikasi Secara epidemiologik menurut WHO dibagi menjadi: Stadium dini menular (dalam dua tahun sejak infeksi), terdiri atas stadium I (9-90 hari), stadium II (6 minggu-6 bulan atau 4-6 bulan setelah muncul lesi primer, dan stadium laten dini (dalam 2 tahun infeksi). Stadium lanjut tak menular (setelah dua tahun sejak infeksi), terdiri atas stadium laten lanjut (lebih dari 2 tahun), dan stadium III (3-20 tahun).