Anda di halaman 1dari 53

PAUD

OLEH SRI UTAMI, S.Kp.,M.Kes.

Permasalahan Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia

PAUD memegang peranan penting dalam meletakkan pendidikan selanjutnya periode emas

Sesuai Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 ayat (1) pasal 28 Pendidikan Anak usia dini diselenggarakan bagi anak sejak lahir samapai dengan enam tahun

PRINSIP-PRINSIP PADU

pertumbuhan dan perkembangan anak, perlu keselarasan pendidikan yang dilakukan klg, sekolah, masy. Berbasis keilmuan praktek pendidikan anak yang tepat perlu dikembangkan berdasarkan temuan-temuan mutakhir dalam bidang keilmuan yang relevan

Holistik dan terpadu mengembangkan

Prinsip.

Berorientasi peda perkembangan anak


memperhatikan perbedaan setiap anak, dilaksanakan dalam situasi bermain

Berorientasi masyarakat anak adalah

bagian dari masyarakat, sehingga paud turut mengembangkan nilai-nilai yang ada dimasyarakat.

Analisis kebijakan dan regulasi PADU di Indonesia


Dasar: Deklarasi Dakar (2000) World Fit for children (2002) Convention on the Right of the child, millennium Development goals Pembukaan UUD 1945 UU No. 4 tahun 1979 (kesejahteraan anak) UU No. 23 tahun 2002 (perlindungan anak) UU No. 20 tahun 2003 (sisdiknas)

Regulasi PADU dilaksanakan sebelum pendidikan dasar melalui jalur pendidikan formal, non formal dan atau informal Jalur formal dalam bentuk TK, Raudatul Athfal (RA) Jalur non formal dalam bentuk kelompok bermain (KB), Taman penitipan anak (TPA) Jalur informal dalam bentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan

PADU DITINJAU DARI SEGI NEUROLOGI


BBL bahkan janin yang masih berusia 7 bulan dalam kandungan sudah dapt bereaksi terhadap rangsangan dari luar Bbl sudah menunjukkan reaksi emosi Otak merupakan komputer istimewa yang yang mempunyai daya menyimpan ingatan pengalaman sehari-hari Alat-alat dalam tubuh dapat bekerjasama dengan baik karena adanya persarafan yang mempunyai pusat bersama yaitu di otak

Anak

yang kurang atau tidak mendapat pengasuhan ibu yang baik dapat menjadi seorang yang agresif, mudah melakukan kekerasan. masa perkembangan, otak harus mendapat perangsangan, pemograman yang baik, seimbang.

Pada

OTAK

BBL sekitar 350 gram. Pada umur 3 bulan 500 gram, umur 9 bulan 750 gram, umur 1,5 tahun sekitar 1 kg. pada orang dewasa 1300 gram. Pertumbuhan otak yang tampak pada peningkatan beratnya seperti di atas, bukan disebabkan oleh bertambahnya jumlah sel saraf tetapi oleh tumbuhnya percabangan juluran dan terbentuknya simpai lemak disekitar serat-serat saraf yang sudah ada.

Keajaiban otak
Digunakan dengan belajar maka cabangcabang dan ranting-ranting juluran sel saraf tumbuh berkembang, menjalin hubungan-hubungan yang semakin rimbun Jika tidak digunakan maka cabangcabangnya akan menyusust dan dapat menghilang hingga hubungan antar sel menjadi kurang rimbun.

PADU DITINJAU DARI SEGI PSIKOSOSIOKULTURAL


Dalam budaya kita pendidikan anak dini usia adalah kewajiban ibu, lagipula, pendidikan anak ini berlangsung di rumah sehimngga tiodak diperlukan PAUD baik yang formal, informal maupun non formal.

Padahal PAUD diperlukan karena alasan berikut: Anak berhak untuk hidup sesuai dengan potensi yang dimiliki Anak merupakan penerus nilai nilai masyarakat untuk masa depan dan harus dimulai sejak dini Anak merupakan investasi bagi masa depan, Anak yang terdidik dan berkembang baik secara ekonomis akan menguntungkan di masa yang akan datang Program PADU dapat membantu program lain secara terintegrasi ex prog kes.

Program PADU dapat digunakan sebagai kegiatan RT, RW atau kelurahan Usia dini usia adalah masa kritis dan sekaligus masa emas Globalisasi dan perubahan yang sangat cepat dalam dunia informasi timbulnya perubahan sosio dan budaya masy. Ex >>ibu bekerja

PENGERTIAN
Perkembangan ialah bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks. bersifat kualitatif pengukurannya jauh lebih sulit daripada pengukuran pertumbuhan

Pengetahuan tentang perkembangan anak itu yang diaplikasikan dalam PADU dan disebut sebagai pendidikan yang mempraktekkan perkembangan serta cara belajar anak. Kurikulumnya disebut sebagai kurikulum yang sesuai dengan perkembangan

(developmentally appropriated Curriculum)


mendidik anak dengan cara yang cocok dengan cara anak berkembang dan belajar

Pendekatan tersebut juga memungkinkan terjadinya zone of proximal development, yaitu dimana fasilitator atau orang yang lebih pandai dari dirinya dijadikan tempat bertanya untuk meningkatkan kemampuannya melebihi dari apa yang dimilikinya. sebanyak mungkin melibatkan anak dalam kegiatan meneliti, menguji, memanipulasi, dan bereksperimen dengan berbagai macam benda yang menarik bagi anak seusia mereka

Area Perkembangan
Ada 4 area yang perlu ditingkatkan dalam PAUD: Perkembangan fisik, yang bertujuan agar anak mampu mengontrol gerakan kasar secara sadar dan untuk keseimbangan, mengontrol gerakan halus Perkembangan sosial-emosional, yang bertujuan untuk mengetahui diri sendiri dan orang lain, bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang lain, berperilaku sesuai dengan perilaku prososial

Perkembangan kognitif yang bertujuan untuk belajar dan memecahkan masalah, berfikir logis Perkembangan bahasa bertujuan agar anak mampu mendengar secara aktif dan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa, memahami sesuatu dapat diwakilkan dengan tulisan dan dapat dibaca

PARADIGMA BARU PAUD


1.

Perubahan struktur dan fungsi keluarga serta peran anggotanya diberbagai kalangan masy. adanya perubahan dalam pendidikan dan pengasuhan PAUD merupakan salah satu pilar yang dapat mendukung dan membantu kehidupan keluarga dalam pendd dan pengasuhan anak.

2. Pengaruh penelitian neuroscience organisasi struktural ditentukan secara genetik tetapi cara berfugsinya ditentukan melalui interaksi dengan lingkungannya. Lahir memiliki 100-200 milyar sel otak, siap untuk mengembangkan bbrp trilyun informasi, tergantung lingk. belahan otak kanan lebih bersifar lateral (mengarah kesamping), divergen sedang belahan otak kiri bersifat vertikal dan konvergen belajar dengan memanfaatkan kedua belahan otak -menguntungkan

Percepatan belajar (accelerated learning) dan peningkatan kadar mental (escalated learning) dimungkinkan karn stimulus dalam pemerkayaan lingkungan sehingga aktifitas sinaptik dipercepat.

3. Keterlibatan masy dan pemerintah dalam PAUD PAUD adalah investment terhadap masa depan. Lebih hemat menginvestasikan pembinaan anak untuk baca tulis dll daripada program pemberantasan buta huruf bagi orang dewasa.

4. Special education needs (SEN) dan developmentally appropriate practice (DAP) kebutuhan khusus pendidikan (SEN) mengisyaratkan perolehan perlakuan pendidikan sesuai perkembangan, namun kesempatan dan peluang bagi setiap anak harus sama layanan PAUD memperhatikan lebih memperhatikan anak sebagaimana adanya.

5.

6.

7.

Cara Belajar Siswa Aktif prakarsa dan bebas berekspresi akan menghasilkan potensi kreatif anak teraktualisasikan. anak dipandang sebagai individu yang utuh perlu penanganan dari berbagai pihak: klg, sekolah, masyarakat, pemerintah dan profesional yang terkait Implikasi makin dini stimulus yang diberikan, makin banyak peluang untuk belajar menjadi perolehan pengalaman kehidupan.

Kelembagaan
UU No. 20/2003 bagian ke tujuh pasal 28 1. PAUD diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. 2. PAUD dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, non formal dan informal sehingga membuka peluang masyarakat seluas-luasya untuk berpartisipasi peuh dalam PAUD prinsip dasarnya adl kaidah dan praktik-praktik pedagogis. PAUD gerakan yang menyeluruh, dan keluarga harus memahaminya.

Ketenagaan
Seluruh orang tua yang memiliki anak dini usia Saat dilembagakan tenaga yang memiliki kemampuan khusus di bidang tsb. Sesuai hakikat perkembangan anak dini usia bersifat holistik, maka pendidikan harus didekati dari aspek medis, psikologis, pedagogis maupun sosiokultural tenaga pendidikan PAUD perlu memiliki pemahaman multi dimensional tentang anak usia dini

Tahapan Tumbuh Kembang


1. 2. 3. 4. 5.

6.

Masa prenatal atau masa intra uterin ( masa janin dalam kandungan) Masa bayi (infancy ) umur 0 11 bulan Masa anak di bawah lima tahun (anak balita, umur 12-59 bulan) Masa anak prasekolah (anak umur 60-72 bulan) Masa sekolah atau masa pubertas (Wanita: 610 tahun, laki-laki: 8-12 tahun) Masa adolesensi atau masa remaja (wanita: 10-18 tahun, laki-laki: 12-20 tahun)

Ciri-ciri perkembangan:

Perkembangan terjadi secara simultan dengan pertumbuhan. Perkembangan melibatkan perubahan Perkembangan awal menentukan perkembangan selanjutnya. Perkembangan menpunyai pola tetap Perkembangan mempunyai tahap yang berurutan Perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda Seperti halnya pertumbuhan, perkembangan berlangsung dalam kecepatan yang berbeda-beda. Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembanganpun demikian, terjadi peningkatan mental, ingatan, daya nalar, asosiasi dan lain-lain.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi tumbuh kembang

Faktor dalam (internal)


Perbedaan ras/etnik atau bangsa. Keluarga Umur Jenis kelamin Kelainan genetik Kelainan kromosom

Faktor.(lanjutan)

Faktor luar (external)


Gizi
Penyakit

kronis/kelainan kongenital Lingkungan fisis dan kimia Psikologis Endokrin Sosio-ekonomi Lingkungan pengasuha Obat-obatan

Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang

Kebutuhan fisis-biomedis (asuh) Kebutuhan akan kasih sayang/emosi (asih) Kebutuhan latihan/rangsangan/bermain (asah)

Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita

Masa yang paling menentukan masa di dalam kandungan ibunya dan kira-kira dua tahun sesudahnya sel otak sedang tumbuh dan menyempurnakan diri secara pesat sekali kemudian bertambah lambat sedikit demi sedikit sampai anak berumur lima tahun.

Pengertian Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita

Deteksi dini merupakan upaya penjaringan yang dilaksanakan secara komprehensif untuk menemukan penyimpangan tumbuh kembang dan mengetahui serta mengenal faktor risiko (fisik, biomedik, psikososial) pada balita.

Kegunaan Deteksi Dini

Untuk mengetahui penyimpangan tumbuh kembang balita secara dini sehingga upaya pencegahan, upaya stimulasi dan upaya penyembuhan serta pemulihan dapat diberikan dengan indikasi yang jelas sedini mungkin pada masa-masa kritis proses tumbuh kembang. Upaya-upaya tersebut diberikan sesuai dengan umur perkembangan anak, dengan demikian dapat tercapai kondisi tumbuh kembang yang optimal.

Pelaksanaan Deteksi Dini


Pelaksana tenaga profesional, kader dan orang tua atau anggota keluarga lainnya yang mampu dan terampil Tempat di pusat-pusat pelayanan kesehatan, di posyandu, di sekolahsekolah dan di lingkungan rumah tangga.

Alat Untuk Melakukan Deteksi Dini


a. Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan, terdiri dari:

Berat badan menurut tinggi badan anak Pengukuran lingkar kepala anak (PLKA)

b.

Deteksi Dini penyimpangan Perkembangan, terdiri dari: 1) Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) 2) Tes Daya Lihat (TDL) 3) Tes Daya Dengar Anak (TDD)

c. Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional, terdiri dari: 1) Deteksi dini Autis dengan Checlist for Autism in Toddlers 2) Deteksi Dini Gangguan Perhatian Dan Hiperaktivitas (GPPH)

(CHAT)

Stimulasi Bermain
Pengertian Menurut Soetjiningsih, (1995) stimulasi adalah perangsangan yang datangnya dari lingkungan di luar individu anak. Anak yang banyak mendapatkan stimulasi akan lebih cepat berkembang daripada anak yang kurang atau bahkan tidak mendapatkan stimulasi. Memberikan stimulasi yang berulang dan terus menerus pada setiap aspek perkembangan anak berarti telah memberikan kesempatan pada anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.

Pengertian stimulasi
Moersintowarti, (2002) perangsangan dan latihan-latihan terhadap kepandaian anak yang datangnya dari lingkungan di luar anak. Orang tua hendaknya menyadari pentingnya memberikan stimulasi bagi perkembangan anak

Pengertian ..

Menurut Sacharin, (1993) bermain : aktivitas di mana individu dapat menggunakan proses mentalnya untuk mengembangkan imajinasinya serta memberikan ekspresi terhadap pemikiran kreatif.

Pengertian.
Sedangkan Nursalam, Susilaningrum, dan Utami, (2005) bermain :suatu kegiatan yang menyenangkan bagi anak, meskipun hal tersebut tidak menghasilkan komoditas tertentu misalnya keuntungan finansial (uang). Anak bebas mengekspresikan perasaan takut, cemas, gembira, atau perasaan lainnya.

Bermain
menumbuhkan rasa ingin tahu, mengasah kemampuan, dan rasa percaya pada diri sendiri. mempersiapkan anak untuk dapat mengerjakan tugas-tugas sekolah dan untuk belajar keterampilan. Mendorong anak bermain dengan menyediakan bahan-bahan dan ide-ide adalah salah satu kebutuhan dasar. memperoleh stimulasi mental yang merupakan cikal bakal dari proses belajar

Konsep stimulasi
Healy, (1994) : jaringan serabut syaraf akan terbentuk apabila ada kegiatan mental yang aktif dan menyenangkan bagi anak. Setiap respons terhadap penglihatan, bunyi, perasaan, bau, dan pengecapan akan memperlancar hubungan antar neuron (pusat syaraf). Makin sering otak bekerja, maka ia akan semakin mahir dan terampil. setiap anak akan menganyam jaringan intelektualnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan bermain

Kesehatan Inteligensi Jenis kelamin Lingkungan Status sosial ekonomi

Macam-macam kegiatan bermain pada anak


Bermain aktif Kegiatan yang memberikan kesenangan dan kepuasan pada anak melalui aktivitas yang mereka lakukan sendiri. melibatkan banyak aktivitas tubuh atau gerakan-gerakan tubuh

Bermain bebas dan spontan atau eksplorasi Drama Bermain musik Mengumpulkan atau mengoleksi sesuatu Olah raga

Macam
Bermain pasif Hiburan (amusement) merupakan salah satu bentuk bermain pasif. memperoleh kesenangan bukan berdasarkan kegiatan yang dilakukannya sendiri

Membaca Mendengarkan radio Menonton TV

Prinsip-prinsip dalam kegiatan bermain


1. 2. Perlu ekstra energi Waktu yang cukup stimulus yang diberikan dapat optimal. mempunyai kesempatan yang cukup untuk mengenal alat-alat permainannya. Alat bermain harus sesuai dengan usia dan tahap perkembangan anak. harus aman dan mempunyai unsur edukatif bagi anakJangan sampai mainan tersebut membuat bosan atau sebaliknya justru membuat stress anak karena stimulus yang diterima oleh anak tidak sesuai dengan usianya.

3.

Prinsip
4. Ruang untuk bermain 5.Pengetahuan cara bermain 6.Teman bermain Ada saat-saat tertentu di mana anak bermain sendiri agar dapat menemukan kebutuhannya sendiri. Teman diperlukan untuk mengembangkan sosialisasi anak dan membantu anak dalam memahami orang lain

Tahapan bermain

Sensory Motor Play (+ bulan tahun)


Bermain dimulai pada periode perkembangan kognitif sensori motor, sebelum usia 3-4 bulan, gerakan atau kegiatan anak belum dapat dikategorikan sebagai bermain. Kegiatan anak sematamata merupakan kelanjutan kenikmatan yang diperolehnya.

Symbolic atau Make Believe Play (+ 2 7 tahun)


Symbolic atau make believe play merupakan ciri periode pra operasional yang terjadi antara usia 2-7 tahun yang ditandai dengan bermain khayal dan bermain purapura. Pada masa ini anak juga lebih banyak bertanya dan menjawab pertanyaan, mencoba berbagai hal berkaitan dengan konsep angka, ruang, kuantitas dan sebagainya. Bermain simbolik juga berfungsi untuk mengasimilasikan dan mengkonsolidasikan (menggabungkan) pengalaman emosional anak. Setiap hal yang berkesan bagi anak, akan dilakukan kembali dalam kegiatan bermainnya. Dalam perkembangan selanjutnya, kegiatan bermain simbolik ini akan semakin bersifat konstruktif dalam arti lebih mengarahkan anak untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.

Social play games with rules (+ 8 tahun 11 tahun)


Dalam bermain tahap yang tertinggi penggunaan simbol lebih banyak diwarnai oleh nalar, logika yang bersifat obyektif. Sejak usia 8-11 tahun anak lebih banyak terlibat dalam kegiatan games with rules. Kegiatan anak lebih banyak dikendalikan oleh aturan permainan

Games with rules & Sports (11 tahun keatas)


Kegiatan bermain lain yang memiliki aturan adalah olah raga. Kegiatan bermain ini masih menyenangkan dan dinikmati anak-anak, meskipun aturannya jauh lebih ketat dan diberlakukan secara kaku dibandingkan dengan permainan yang tergolong games seperti kartu atau kasti. Anak senang melakukannya berulang-ulang dan terpacu untuk mencapai prestasi sebaik-baiknya.

KONSEP PADU DI INDONESIA

Anak usia dini sejak lahir-6 tahun sosok individu makluk sosiokultural mengalami proses perkembangan yang sangat fundamental, memiliki potensi dan karakteristik tertentu Anak usia dini sosok unik Sebagai makluk sosiokultural perlu tumbuh dan berkembang dalam suatu seting sosial tempat ia hidup dan perlu diasuh dan dididik sesuai nilai nilai sosiokultural yang sesuai dengan masyarakatnya Mengalami perkembangan yang sangat pesat serta merupakan pembelajar yang aktif dan energik

TUJUAN

Menfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak agar dapat tumbuh dan berkembang yang optimal - dilaksanakan sesuai dgn tk perkembangan anak - melalui pemberian stimulasi pendidikan dalam suasana bermain - dapat melanjutkan kejenjang yang lebih lanjut

fungsi

Pengembangan segenap potensi anak Penanaman nilai-nilai dan norma-norma kehidupan Pembentukan dan pembiasaan prilaku-prilaku yang diharapkan Pengembangan pengetahuan dan keterampilan dasar Pengembangan motivasi dan sikap belajar yang positif

Anda mungkin juga menyukai