secara spontan sebelum pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan multi para kurang dari 5 cm atau sebelum tanda-tanda persalinan.
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum
Etiologi
Serviks inkompeten
Ketegangan Rahim berlebihan : kehamilan ganda , hidroamnion Kelainan letak janin dalam Rahim : letak sungsang, letak lintang Kemungkinan kesempitan panggul : perut gantung, bagian terendah belum masuk PAP
Sebab skunder : misalnya pada ketuban pecah dini (PROM : premature of the membrane)
Infeksi (amnionitis/khorioamnionitis)
Faktor-faktor predisposisi seperti : multipara,dll
Komplikasi
Komplikasi yang paling sering terjadi pada ketuban pecah dini
sebelum usia kehamilan 37 minggu adalah sindrom distress pernapasan, yang terjadi pada 10-40% bayi baru lahir. Resiko infeksi meningkat pada kejadian ketuban pecah dini.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan leukosit darah, bila > 15.10 /mm,
letak
dengan
foetalphone.
Case
Ny W usia 26 tahun, datang ke RB pukul 16.00 WIB
dengan keluhan keluar air air dari Kemaluanya. Saat ini status obstetrinya G3P1A1 dan hamil 38 minggu, ibu mengatakan merasakan keluar air-air sejak pukul 07.00 WIB saat ini HIS pasien tidak teratur durasi 20 detik/40 menit, DJJ:164x/menit, ada sedikit bercak darah pervaginam, presentasi kepala. TFU:34 Cm. Ibu mengatakan tidak tahu cairan apa yang keluar tersebut, Ibu mengatakan khawatir dengan kondisi janinya
Asuhan Keperawatan
1. 2. 3.
Data Subjektif
Ibu mengatakan merasakan keluar air-air sejak pukul 07.00 WIB Ibu mengatakan tidak tahu cairan apa yang keluar tersebut Ibu mengatakan khawatir dengan kondisi janinya
1. 2. 3. 4. 5.
Data Objektif
Status Obstetri G3P1A1 His tidak teratur durasi 20detik/40 menit DJJ 164x/menit Ada sdikit bercak darah pervaginam Presentasi kepala TFU 34 CM.
Diagnose Keperawatan
1. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan
DX 1
Setelah dilakukan tindakan keperawatan infeksi maternal
tidak terjadi dengan KH:
Menunjukan bebas dari tanda-tanda infeksi
Intervensi
Hindari pemeriksaan pervaginam
Kaji Kondisi Ketuban (warna,bau,konsistensi,banyaknya) Pantau tanda-tanda infeksi
Rasional
Untuk mencegah terjadinya infeksi Untuk mengetahui keadaan janin
DX 2
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Resiko trauma fetal
tidak terjadi dengan KH:
1.
klien menunjukkan DJJ dan variabilitas denyut per denyut dalam batas normal. 120-160x/menit
Intervensi
Pantau DJJ setiap 15-30 menit. observasi perineum ibu untuk mendeteksi prolaps tali pusat. catat warna serta jumlah cairan amnion dan waktu pecahnya ketuban. Catat perubahan DJJ selama kontraksi. Pantau aktivitas uterus secara manual atau elektronik. Bicara pada
ibu atau pasangan dan berikan informasi tentang situasi tersebut Rasional
Takikardi atau bradikardi janin adalah indikasi dari kemungkinan penurunan yang mungkin perlu intervensi. Mendeteksi distress janin karena kolaps alveoli Pada presentasi vertex, hipoksia yang lama mengakibatkan caira amnion berwarna seperti mekonium karena
Dx 3
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
kecemasan klien berkurang dengan KH:
Klien mengetahui tentang penyakitnya Ekspresi wajah rileks Klien tampak tenang
Intervensi
Berikan Pendkes tentang KPD
Observasi tingkat kecemasan pasien Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaanya
Rasional
mengetahui sejauh mana kekhwatiran kecemasan pasien dan