Kelompok 1: Bintang Caroline Kiky Patrysia Veronica Yunita Juni Matthew Tutor: Dr. Lusiana D.
Sistem Limfatik
Sistem limfe merupakan suatu jalan tambahan tempat cairan dapat mengalir dari ruang interstisial ke dalam darah. Yang terpenting adalah pembuluh limfe dapat mengangkut protein dan zat berpartikel besar dari luar jaringan yang tidak dapat diangkut dengan absorbsi secara langsung ke dalam pembuluh darah. Cairan yang terdapat pada pembuluh limfe disebut limfe
Semua jaringan tubuh memiliki saluran limfe yang mengalirkan cairan berlebihan langsung dari ruang interstisial. Beberapa pengecualian antara lain bagian permukaan kulit, sistem saraf pusat, bagian dalam dari saraf perifer, endomisium otot, dan tulang
SALURAN LIMFATIK 1. Ductus thoracicus ( ductus limphaticus sinister) mengumpulkan cairan limfe dari tubuh bagian tungkai bawah (kanan kiri), abdomen (kanan kiri), dada kiri, kepala kiri, lengan kiri, vena subklavia sinistra 2. Ductus limphaticus dexter mengumpulkan cairan limfe dari tubuh bagian kepala kanan, leher kanan, lengan kanan dan dada sebelah kanan vena subklavia dextra
KOMPONEN STRUKTURAL UTAMA S.L 1. Kapiler limfatik : mengumpulkan kelebihan cairan interstitial jaringan 2. Pembuluh limfatik : membawa limfe dr kapiler limfatik ke vena di leher yg akan dikembalikan k p.d 3. Nodus limfatik : ada di sepanjang pembuluh limfatik, f/ menyaring limfe sebelum dibawa k p.d 4. Tonsil : menghancurkan benda asing dr darah yang masuk 5. Limpa : menyaring benda asing, hasilkan limfosit, simpan sel darah merah, lepas darah ke tubuh klu perdarahan 6. Kel. Timus : membentuk antibodi, tempat diferensiasi limfositlimfosit T
PEMBULUH LIMFE Struktur pembuluh limfe serupa dengan vena kecil, tetapi memiliki lebih banyak katup Pembuluh limfe yang terkecil atau kapiler limfe lebih besar dari kapiler darah Pembuluh limfe khusus di vili usus halus yang berfungsi sebagai absorpsi lemak (kilomikron), disebut lacteal villi
NODUS LIMFE / LIMFONODI Limfonodi berbentuk kecil lonjong atau seperti kacang dan terdapat di sepanjang pembuluh limfe. Kerjanya sebagai penyaring limfe dan dijumpai di tempat-tempat terbentuknya limfosit. Kelompok-kelompok utama terdapat di dalam leher, axial, thorax, abdomen, dan lipatan paha.
TONSIL Tonsil merupakan kelenjar limfe yang terdapat cavum oris dan faring (tonsila faringialis, tonsila palatina, tonsila lingualis) Tonsil merupakan garis depan pertahanan infeksi yang terjadi di mulut, hidung dan tenggorokan LIMPA / LIEN Lien adalah kelenjar yang terletak di regio hipogastrium sinistra, didalamnya berisi banyak jaringan limfe dan sel darah
FUNGSI SISTEM LIMFATIK Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke dalam sirkulasi darah. Mengangkut limfosit dari kelenjar limfe ke sirkulasi darah. Membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke sirkulasi darah menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk menghindarkan penyebaran organisme ke dalam jaringan, dan bagian lain tubuh. menghasilkan zat imun (antibodi) untuk melindungi tubuh terhadap mikroorganisme
Culex
Klasifikasi :
Kelas : Insekta Ordo : Diptera Sub ordo : Nematocera Familia : Culicidae Sub familia : Culicinae
Morfologi Culex
Telur : berkumpul seperti rakit (kurg lebih 300 butir), ditemukan pada air kotor, tdk thn kering Larva :
Tidak ada rambut palma dan mouth brush Bernafas dengan siphon Ada lebih dari 1 kelompok bulu pada siphon Comb scale lebih dari 1 baris Rambut antena banyak Posisi istirahat membentuk sudut dengan permukaan air
Pupa :
Air tube berbentuk tabung Pasa paddle tidak berduri
Dewasa jantan :
Palpa lebih panjang dari proboscis Rambut antena lebat (plumose) Hinggap sejajar dinding Scutellum berlobus 3 dari dorsal Alat kelamin terdiri dari : sepasang testis dan vas deferens yang panjang Alat kelamin luar : hypopygium pada ruas abdomen 9 dan 10
Dewasa betina :
Palpa lebih pendek dari proboscis Spermatheca tiga buah dengan posisi 1-2 Cerci pendek Scutellum berlobus 3 dari dorsal Kuku bertaju dan bengkok
FILARIASIS LIMFATIK
Definisi
Kelompok penyakit yang menginfeksi manusia dan hewan yang disebaban oleh cacing golongan nematoda yang disebut cacing filaria
Etiologi
Wuchereria bancrofti Brugia malayi Brugia timori Transmisi melalui gigitan nyamuk infektif
Agent Factors
S.no
1. 2. 3.
Mosquito
Culex
Disease
LF
Mansonia
Anopheles/ Mansonia
LF
LF
4.
5. 6. 7. 8.
O.volvulus
L.loa M.perstans M.streptocerca M.ozzardi
Simulium flies
River Blindness
Epidemiologi
Daerah endemis filariasis tersebar luas di daerah tropis dan subtropis di seluruh dunia termasuk Asia, Afrika, China, Pasifik dan sebagian Amerika. Di Asia Tenggara diperkirakan 700 juta penduduk berisiko dan 60 juta orang telah terinfeksi, dan 1 milyar penduduk (20%) berisiko terinfeksi filariasis
Pada tahun 2004, filariasis telah menginfeksi 120 juta penduduk di 83 negara di seluruh dunia. Negara endemis filariasis di Asia termasuk: Indonesia, Myanmar, India dan Srilanka. Berdasarkan survei tahun 2000-2004 di Indonesia terdapat lebih dari 8000 orang penderita klinis kronis filariasis yang tersebar di seluruh provinsi. Data survei mengindikasikan >60juta penduduk Indonesia berisiko tinggi tertular filariasis degan 6 juta diantaranya terinfeksi
Filariasis menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia sesuai dengan resolusi World Health Assembly (WHA) pada tahun 1997 Program eliminasi filariasis di Indonesia dimulai pada tahun 2002 dengan ditetapkannya 2 pilar yang akan dilaksanakan yaitu:
Memutuskan rantai penularan dengan POMP filariasis di daerah endemis Mencegah dan membatasi kecacatan karena filariasis
Berdasarkan laporan tahun 2009, 3 provinsi dengan jumlah kasus terbanyak filariasis adalah Aceh (2359 orang), NTT (1730 orang) dan Papua (1158 orang) 3 provinsi dengan kasus terendah adalah Bali (18 orang), Maluku Utara (27 orang), dan Sulawesi Utara (30 orang) Dari tahun ke tahun jumlah provinsi yang melaporkan kasus filariasis terus bertambah
Penyelenggaraan eliminasi filariasis diprioritaskan pada daerah endemis filariasis. Mikrofilaria (Mf) rate 1% atau lebih merupakan indikator suatu kabupaten/kota menjadi daerah endemis filariasis Mf rate dihitung dengan cara membagi jumlah sediaan yang positif mikrofilaria dengan jumlah sediaan darah yang diperiksa dikali seratus persen
Bila dilihat per-kabupaten dari laporan tahun 2009, 3 kabupaten dengan Mf rate tertinggi adalah Bonebolango dengan Mf rate 40%, diikuti Manokwari (Mf rate 38,57%) dan kota Cilegon (Mf rate 37,50%) Daerah dengan Mf rate tinggi artinya di daerah tersebut banyak penduduk yang mengandung mikrofilaria di dalam darahnya Semakin tinggi Mf rate semakin tinggi pula risiko terjadi penularan filariasis
Faktor Resiko
Faktor hospes Faktor lingkungan
Host Factors
Man Natural Host Age All age (6 months) Max: 20-30 years Sex Higher in men Migration leading to extension of infection to non-endemic areas Immunity may develop after long year of exposure (Basis of immunity-not known)
1. 2. 3. 4.
Reaksi inflamasi
Kerusakan pem.limfe Tekanan hidrostatik & permeabilitas dinding pem.limfe Pem.getah bening dilatasi terdapat cacing dewasa bergerak
Rx granulomatosa
Obstruksi pem. Getah bening Hidrokel/ limfedema skrotal Kebocoran yang menahun dari cairan yg mengandung kadar protein tinggi ke dlm jar. sekitarnya
Scrotum membesar
Limfedema
Stadium Limfedema
Stadium I : bengkak pada anggota tubuhnya tapi hilang saat bangun pagi, tidak ada lipatan kulit dan masih tampak halus dan normal. Stadium II : bengkak pada anggota tubuh tidak hilang saat bangun pagi, tapi tidak ada lipatan kulit tidak ada, kulit masih halus dan normal, serta pitting edema. Stadium III : bengkak menetap, lipatan kulit dangkal, kulit halus dan normal, non pitting edema.
Stadium Limfedema
Stadium IV : bengkak menetap, lipatan kulit dangkal, adanya nodul atau benjolan di kulit. Stadium V : bengkak menetap dan bertambah besar, lipatan kulit dalam dan ada benjolan. Stadium VI :Bengkak semakin membesar, lipatan kulitnya dalam, dan tampak mossy foot gambaran seperti berlumut. Stadium VII : bengkak menetap dan bertambah besar, lipatan kulit dalam, nodul-nodul mossy foot, dan penderita tidak dapat melakukan kegiatan sehari-hari.
Stadium 1-2
Stadium 3
Stadium 4 - 5
Stadium 6
Stadium 7
Dasar diagnosis
, 55 thn, KU: pembengkakan tungkai kiri 6 bln yll, makin lama makin
bengkak, tdk dipengaruhi posisi, tidak nyeri namun terasa berat dan
menggangu aktivitas, perubahan warna kulit menjadi kehitaman + permukaan kasar dan tebal.
riwayat trauma.
Penderita baru sekarang berobat.
Dasar diagnosis
Bekerja sebagai buruh bangunan dan menyangkal ada teman
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran: CM, kesan sakit: sedang, Gizi: N
TV: Tensi 120/70 mmHg, nadi 80x/mnt, resp 20x/mnt, suhu 36,7oC
KGB: tidak teraba membesar Kepala: konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, mulut tak. Leher: KGB & tiroid tdk besar, JVP 5+1 cmH2O Thoraks:
Paru bentuk dan pergerakan simetris, sonor, VBS +/+, ronchi -/-, wheezing -/ Jantung: Ictus cordis ICS V 1cm medial grs midclav sinistra, batas N, bunyi murni reguler, murmur (-)
Pemeriksaan Fisik
Abdomen: datar, soepel, BU +, tdk ada hepatosplenomegali, tdk ada nyeri tekan. Genital: hidrokel skrotum +, nyeri + Ekstremitas: non pitting edema tungkai kiri, lichenifikasi +, hiperpigmentasi kehitaman +, tanda inflamasi -, sensorik & motorik baik
Pemeriksaan Penunjang
Hematologi:
Hb 13g/dL, Leukosit: 8500/mm3, Hitung jenis: (0/25/4/40/30/1), Trombosit:
165.000/mm3
Urinalisis:
Jernih, kuning muda, pH 6, BJ 1020, nitrit -, proteinuri -, glukosa normal,
uribilinogen N, urobilin -, bilirubin -, eritrosit 0-3/lpb, leukosit 0-5/lpb, epitel 58/lpb, silinder -, kristal -, bakteri
Diagnosis Filariasis
Diagnosis Klinik Diagnosis klinik ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan klinik. Pada keadaan amikrofilaremik, gejala klinis yang mendukung dalam diagnosis filariasis adalah gejala dan tanda limfadenitis retrograd, limfadenitis berulang dan gejala menahun.
Diagnosis Parasitologik
Diagnosis Filariasis
R adiodiagnosis
USG pada skrotum dan kelenjar limfe inguinal gambaran cacing yang bergerakgerak ( filarial dance sign). Pemeriksaan limfosintigrafi dengan menggunakan dekstran / albumin abnormalitas sistem limfatik, sekalipun pada penderita yang mikrofilaremia asimtomatik.
Diagnosis Immunologi Pada keadaan prepaten, amikrofilaremia dengan gejala menahun, occult filariasis, maka deteksi antibodi/ antigen dengan cara immunodiagnosis diharapkan dapat menunjang diagnosis. Deteksi antigen merupakan deteksi metabolit, ekskresi dan sekresi parasit tersebut, sehingga lebih mendekati diagnosis parasitologik.
TUJUAN
Eradikasi parasit Mengurangi morbiditas Mencegah komplikasi
Persiapan Perawatan Limfedema : Persiapan bahan, alat dan obat Pemeriksaan luka / lesi di kulit Pengukuran anggota tubuh yg bengkak
NO
GEJALA
STAD 1
STAD 2
STAD 3
STAD 4
STAD 5
STAD 6
STAD 7
Bengkak di kaki
Menghi Meneta Meneta Meneta Meneta Meneta Meneta lang p p p p& p& p& waktu meluas meluas meluas bangun tidur pagi
Tdk ada Tdk ada Dangkal Dangkal Dalam Dangkal Dangkal kadang , dalam , dalam dangkal Tdk ada Tdk ada Tdk ada Ada Kadang Kadang Kadang -kadang -kadang -kadang
Mossy lesions
Hambatan Berat
Tdk ada Tdk ada Tdk ada Tdk ada Tdk ada Ada
Kadang -kadang
Ada
Tdk
Tdk
Tdk
Tdk
Tdk
Tdk
LIMFEDEMA Sanitasi yang baik Perawatan luka / lesi kulit (pembersihan dan pengobatan) Latihan / exercise & meninggikan kaki / lengan Memakai alas kaki yg nyaman & verban elastik Pemakaian antibiotik salep / sistemik & antijamur Bedah
Stadium 1 Sanitasi yang baik Perawatan luka / lesi kulit (pembersihan dan pengobatan) Latihan / exercise & meninggikan kaki / lengan Memakai alas kaki yg nyaman Stadium 2 & 3 Sanitasi yang baik Perawatan luka / lesi kulit (pembersihan dan pengobatan) Latihan / exercise & meninggikan kaki / lengan Memakai alas kaki yg nyaman & verban elastik
Stadium 4 Sanitasi yang baik Perawatan luka / lesi kulit (pembersihan dan pengobatan) Latihan / exercise & meninggikan kaki / lengan Memakai alas kaki yg nyaman & verban elastik Pemakaian antibiotik salep / sistemik & antijamur Bedah
Stadium 5 Sanitasi yang baik Perawatan luka / lesi kulit (pembersihan dan pengobatan) Latihan / exercise & meninggikan kaki / lengan
Memakai alas kaki yg nyaman Pembalutan / verban elastik Pemakaian antibiotik salep / sistemik (serangan akut) & antijamur Bedah Stadium 6 Sanitasi yang baik Perawatan luka / lesi kulit (pembersihan dan pengobatan) Latihan / exercise & meninggikan kaki / lengan Memakai alas kaki yg nyaman Pemakaian antibiotik salep & antijamur setiap hari Pemakaian antibiotik sistemik jika perlu Bedah
Stadium 7 Sanitasi yang baik Perawatan luka / lesi kulit (pembersihan dan pengobatan) Latihan / exercise & meninggikan kaki / lengan Merubah posisi utk menghindari dekubitus Pembalutan tidak diperlukan Pemakaian antibiotik salep / sistemik & antijamur diperlukan Bedah
Sifat: mikrofilarisidal (cepat membersihkan microfilaria yang sedang beredar) dan membunuh cacing dewasa kecuali dalam hidrokel tidak dipengaruhi. Dosis: 2mg/kgBB 3 kali sehari p.c selama 10-30 hari (umumnya 14 hari). Untuk mengurangi insidensi alergi, dimulai dg dosis rendah, hari 1 = 50 mg (1 mg/kgBB pada anak) hari 2 = 3x50 mg hari 3 = 3x100 mg (2 mg/kgBB pada anak) selanjutnya 3x2 mg/kgBB/hari sampai lengkap 2-3 minggu.
Efek samping: Reaksi non spesifik: sakit kepala, nausea, malaise, vertigo, demam, nyeri otot dan sendi, anoreksia, muntah-muntah, & gelisah Reaksi alergi: edema kulit, demam, papular rash, nyeri sendi, takikardia, urtikaria, pruritus, limfangitis dan limfadenitis kelenjar inguinal. Reaksi ini dikontrol dengan antihistamin/ DEC dosis rendah pada permulaan dan perlahan-lahan ditingkatkan / kortikosteroid t.u bila terjadi reaksi yg berat
ALBENDAZOLE
Derivat benzimidazole carbamate MK : menghambat sintesis mikrotubulus dlm nematoda menghambaty ambilan glukosa parasit usus dilumpuhkan / mati perlahan-lahan Sifat : larvicid & ovicid Efek samping : Nyeri ulu hati Diare Mual Lemah Insomnia Sakit kepala
Indikasi : Meningkatkan efek DEC dlm membunuh mikrofilaria Melemahkan makrofilaria Kontraindikasi: Anak <2 thn Wanita hamil Sirosis hati
IVERMECTIN : 150 200 mcg/kg/hari dosis tunggal diulang tiap 3 bulan DOKSISIKLIN : 200 mg/ hari, selama 8 minggu
Komplikasi
Infeksi bakteri
Pencegahan
Menghindari diri dari gigitan nyamuk Membersihkan tempat (genangan air/rawa2) yang menjadi tempat perkebangbiakan nyamuk Penyemprotan minimal 1 bulan sekali Membakar sisa2 sampah
Masyarakat yg terinfeksi diharapkan utk berobattdk menularkan ke yg lain Menjaga kebersihan lingkngn jln terbaik
WHO
Tahun 2000deklarasi The Global Goal of Elimination of Lymphatic Filariasis Indonesia : PP RI No 7 thn 2005Rencana Pembangunan Jangka menengah nasional th 2004-2009 (program eliminasi filariasis sebagai prioritas negara) Surat edaran mendagri No. 443.43/875/SJpedoman pelaksanaan pengobatan masal filariasis dlm rangka eliminasi filariasis di indo
Pengendalian dgn diberikan DEC(diethylcarbamazine citrate) + albendazole dlm dosis tunggal setaun sekali utk minimal selama 5 thn (ampuh memutuskan rantai penularan!!) Kendala: kurangnya sumber daya
Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam Quo ad funtionam : dubia ad bonam Quo ad sanationam : dubia ad bonam