Anda di halaman 1dari 25

KEBISINGAN

Sigit Sudaryanto

PENGERTIAN DAN SIFAT DASAR BUNYI


Bunyi adalah suatu gelombang yang timbul karena getaran dan dihantarkan oleh media baik padat, cair maupun gas Gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal yang merambat melalui suatu medium dengan pola rapatan dan regangan

Satu panjang gelombang diartikan sebagai jarak antara 2 rapatan atau 2 regangan terdekat. Karakteristik lain gelombang bunyi adalah frekuensi yaitu banyaknya getaran yang dihasilkan dalam waktu satu detik

Berdasarkan frekuensinya bunyi dibedakan menjadi 3 yaitu : 1. Infrasonik yaitu bunyi dengan frekuensi 0 16 Hz 2. Sonik yaitu bunyi dengan frekuensi 16 20.000 Hz 3. Ultrasonik yaitu bunyi dengan frekuensi diatas 20.000 Hz.

Kecepatan rambat bunyi


Gelombang bunyi merupakan getaran yang merambat sepanjang medium. Ketika satu partikel pada medium bergetar maka getaran itu akan diteruskan ke partikel terdekat, sehingga terjadi perambatan energi

Kecepatan merambat bunyi didefinisikan sebagai seberapa cepat getaran merambat dari satu partikel ke partikel berikutnya, yang dirumuskan : V = f v = Kecepatan merambat (m/dt) = Panjang gelombang (m) f = frekuensi (Hz)

Cepat rambat gelombang bunyi tergantung pada sifat mediumnya. Gelombang bunyi akan lebih cepat merambat pada medium yang lebih rapat dibandingkan dengan yang kurang rapat. Berdasarkan sifat tersebut maka dapat dituliskan rumus yaitu : V padat > V cair > V gas

Pengertian Bising
1. Denis : Bising adalah suara yang timbul karena getaran tidak teratur dan Periodik 2. Spooner : Bising adalag suara yang tidak mengandung kualitas musik 3. Hirsh dan Ward : Bising adalah suara yang komplek, bentuk gelombang tak dapat diikuti. 4. Burn dan Littler : Bising adalah suara yang tidak dikehendaki oleh pendengarnya 5. Wall : Bising adalah suara yang menggganggu

Jenis Kebisingan
1. Kebisingan Kontinyu (Steady state noise): kebisingan dengan fluktuasi dari intensitasnya tidak lebih dari 6 dB. 2. Kebisingan Impulsif (impulse noise): kebisingan dimana waktu yang dibutuhkan untuk mencapai puncak intensitasnya kurang 35 milidetik dan untuk penurunan sampai 20 dB adalh 500 milidetik 3. Kebisingan terputus putus (Intermitten noise) adalah kebisingan dimana suara keras dan kemudian melemah secara perlahan - lahan

KEPMEN LH No: KEP-48/MENLH/XI/1996 Tentang Baku Tingkat Kebisingan

Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan
Tingkat kebisingan adalah ukuran energi bunyi yang dinyatakan dalam satuan Desibel disingkat dB .

Baku tingkat kebisingan adalah batas maksimal tingkat kebisingan yang diperbolehkan dibuang ke lingkungan dari usaha atau kegiatan sehingga tidak menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan

Setiap penanggung jawab usaha atau kegiatan wajib: 1. Mentaati baku tingkat kebisingan yang telah dipersyaratkan; 2. Memasang alat pencegahan terjadinya kebisingan; 3. Menyampaikan laporan hasil pemantauan tingkat kebisingan sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali kepada Gubernur, Menteri, Instansi yang bertanggung jawab di bidang pengendalian dampak lingkungan dan instansi teknis yang membidangi kegiatan yang bersangkutan serta instansi lain yang dipandang perlu.

KEPMEN LH No: KEP-48/MENLH/XI/1996 Tentang Baku Tingkat Kebisingan

Peruntukan Kawasan/Lingkungan kegiatan a. Peruntukan Kawasan 1. Perumahan dan Pemukiman 2. Perdagangan dan Jasa 3. Perkantoran dan Perdagangan 4. Ruang Terbuka Hijau 5. Industri 6. Pemerintahan dan Fasilitas Umum 7. Rekreasi

Tingkat Kebisingan dB (A) 55 70 65 50 70 60 70

Khusus: - Bandar udara *) - Stasiun kereta Api *) - Pelabuhan laut - Cagar Alam

70 60

b. Kawasan Umum 1. Rumah Sakit atau sejenisnya 2. Sekolah atau sejenisnya 3. Tempat ibadah atau sejenisnya

55 55 55

Dampak kebisingan
1. Pengaruh pada Indera pendengaran (auditory Effect) dibedakan menjadi 3 : a. Truma akustik : gangguan pendengaran yang disebabkan oleh pemaparan tunggal yang sangat tinggi dan terjadi secara tiba tiba b. Kenaikan ambang pendengaran sementara yaitu gangguan pendengaran yang bersifat sementara karena perubahan intensitas bunyi dan stl akan pulih kembali c. Kenaikan ambang pendengaran tetap : gangguan pendengaran yang tidak bisa dipulihkan/ketulian menetap.

2. Pengaruh Non Auditory a. Gangguan perasaan biasanya menjadi mudah tersinggung (annoyance) b. Gangguan pembicaraan (speech Interverence) c. Gangguan tidur (sleep Interverence) d. Gangguan kesehatan

Kepampuan setiap orang berbeda beda untuk menerima kebisingan, biasanya dipengaruhi umur, tingkat pendidikan, kesukaan, dll NAB Adalah intensitas kebisingan dimana manusia sanggup menerima tanpa menunjukkan gejala sakit atau kelainan pada pemaparan 8 jam. Untuk bidang industri di indonesia ditetapkan NAB ditetapkan 80 dB (SK Menaker No 01/1978.

Nilai Ambang Batas (NAB)

Pengukuran Kebisingan
Dilakukan untuk membandingkan hasil pengukuran dengan NAB yang ditetapkan Pengukuran untuk pengendalian dilakukan di tempat kerja pada pagi,siang dan sore Pengukuran untuk mengetahui efek kebisingan dilakukan secara intenif selama jam kerja, bila pekerja berpindah maka pengukuran mengikuti perpindahan Alat yang dipergunakan adalah Sound Level Meter, Audio meter

Intensitas Bunyi& waktu pemaparan maksimal

Tk Bising
Tenang Awal Bising Bising

Int (dB) 0-50 60 70 80 90 100 110 120 >120

Keterangan
Ruang kantor R Pendingin Pasar,jalan raya Suara pabrik Mesin diesel Pesawat Meriam Klakson Roket

Waktu
-

Sangat Bsng Amat sangat Menulikan Sangt Amat sangat

8 jam 5 jam 20 menit 12 menit 5 menit -

Pemeriksaan Pendengaran
Tujuan Pemeriksaan : 1. Mengetahui ambang pendengaran 2. Mengetahui gangguan pendengaran akibat kerja 3. Mengidentifikasi sensitifitas pendengaran 4. Untuk perencanaan penempatan pekerja Alat : Audiometri

Pengendalian Kebisingan
A. Dalam ruangan
Pengendalian sumber (simpul I ) : Meredam getaran,mengurangi luas permgetaran, mengatur waktu operasional Pengendalian Media (Simpul II) : memasang peredam, memperbesar jarak. Pengendalian Penerima (Simpul III & IV ) : APD, Diklat kerja, Perbaikan perilaku kerja, Perawatan Penderita.

B. Pengendalian di Lingkungan Bebas

1. Penanaman pohon sepanjang jalan 2. Perencanaan lokasi Industri 3. Pengaturan lalu lintas

Anda mungkin juga menyukai