DEFINISI
Tubercolosis paru adalah penyakit infeksi
Ciri-ciri
BTA
Mycobacterium tuberculosis
bentuk batang
Patogenesis
Endogen
Eksogen
Patologi
Lesi eksudatif Lesi proliferatif Cavitas Tuberculoma
Klasifikasi
Secara patologis:
Tuberkulosis primer (Childhood tuberculosis); Tuberkulosis post-primer (Adult tuberculosis)
riwayat kontak (-),tes tuberkulin (-); Kategori 1: terpajan (+), infeksi (-), riwayat kontak (+), tes tuberkulin (-);
Kategori 3: ditujukan terhadap: Kasus BTA (-) dgn kelainan paru yg tdk luas; Kasus TB ekstra paru selain dari yg disebut dlm kategori I. Kategori 4: ditujukan terhadap: TB kronik.
Diagnosis
Menurut American Thoracic Society & WHO 1964 diagnosis pasti TBC paru = dgn menemukan
kuman Mycobacterium tuberculosae dlm sputum atau jar paru scr biakan. Menurut WHO 1991, kriteria pasien TBC paru adalah:
Pasien dgn sputum BTA (+): 1. Pd pemeriksaan sputum scr mikroskopis dtemukan BTA, sekurang2nya pd 2x pemeriksaan ATAU 2. Satu sedian sputumnya positif disertai kelainan radiologis yg sesuai dgn gambaran TB aktif, ATAU 3. Satu sediaan sputumnya positif disertai biakan yg positif.
Pasien dgn sputum BTA (-): 1. Pasien yg pd pemeriksaan sputumnya scr mikroskopis tdk dtemukan BTA sedikitnya pd 2x pemeriksaan tetapi gambaran radiologis sesuai dgn TB aktif, ATAU 2. Pasien yg pd pemeriksaan sputumnya scr mikroskopis tdk dtemukan BTA sama skali, tetapi pd biakannya positif.
Kasus baru = pasien yg tdk mndpt obat anti TB lebih dari 1 bulan; Kasus kambuh = pasien yg prnh dinyatakan smbuh dri TB, tp kmudian timbul lg TB aktifnya.
Kasus gagal (smear positive failure): Pasien yg sputum BTAnya tetap positif setelah mendapat obat anti TB >5 bulan; Pasien yg menghentikan pengobatannya setelah mendapat obat anti TB 1-5 bulan & sputum BTA-nya masih positif;
Pemeriksaan
1. Pemeriksaan fisik:
Konjungtiva mata/kulit yg pucat krna anemia; Suhu badan, BB menurun; Perkusi pd apeks paru = redup, auskultasi = suara
nafas bronkial; Suara nafas tambahan = ronki basah, kasar & nyaring; Suara = vesikular melemah ketika infiltrat diliputi oleh penebalan pleura. Bila tdpt kavitas yg cukup besar, perkusi = hipersonor, & auskultasi = suara amforik.
2. Pemeriksaan laboratorium Pem. Mikroskopis Sputum, sangan penting karena dengan ditemukannya kuman BTA, diagnosis TB sudah dapat dpastikan. Kriteria sputum BTA positif adalah bila sekurangkurangnya ditemukan 3 batang kuman BTA pada satu sediaan. Dengan kata lain 5.000 kuman dalam 1 mL sputum. Tes tuberkulin, biasanya dipakai test montoux yakni dengan menyuntikkan 0,1 cc tuberkulin purified protein derivative intrakutan
3. Pemeriksaan Biakan Kuman Kuman M.tuberculosis Egg base media : Lowenstein-Jensen,Ogawa Agar base media : Middle brook
4. Pemeriksaan Radiologi Standar toraks PA Pemeriksaan dengan indikasi foto lateral, toplordotik, oblik CT-Scan Gambaran radiologi curiga TB aktif : - bayangan berawan di segmen apikal dan posterior lobus, atau superior lobus bawah - kaviti, dikelilingi bayangan berawan/nodular - bayangan bercak milier - efusi pleura unilateral/bilateral Gambaran radiologi curiga TB inaktif : - Fibrotik - Kalsifikasi - Schwarte / penebalan pleura
DIAGNOSIS BANDING
Mycobacterium Kansasii Tumor paru Cryptococcus Salmonella Bacterial pneumonia
Penyuluhan TBC
Etambutol (E)
Streptomisin (S)
KOMPLIKASI
Komplikasi dini
Pleuritis, efusi pleura, empiema ,laryngitis, poncets artropathy Komplikasi lanjut Obstruksi jalan napas SOPT (Sindrom Obstruksi Pasca Tuberkulosis), kerusakan parenkim berat, fibrosis paru, sindrom gagal napas dewasa, sering terjadi pada TB milier dan kavitas TB