Anda di halaman 1dari 24

SEROSIS HEPATIS

ADHIAR BAGUS C 105070200111017 YURISKA LINTANG 105070201111007 YENI ERLINA 105070201111019 HENIDAR S P 105070204111002 GALUH PRASETYANITA 105070207111016

Definisi
Sirosis hepatis adalah penyakit yang ditandai oleh

adanya peradangan difus dan menahun pada hati, diikuti dengan ploriferasi jaringan ikat, degenerasu dan regenerasi sel-sel hati, sehingga timbul kekacauan dalam susunan parenkim hati

Klasifikasi
Berdasar morfologi

1. Mikronodular besar nodulnya tidak melebihi 3 mm. Tipe ini biasanya disebabkan alkohol atau penyakit saluran empedu.

2. Makronodular terdapat nodul besar didalamnya, ada daerah luas dengan parenkim yang masih baik atau terjadi regenerasi parenkim. Tipe ini biasanya tampak pada perkembangan hepatitis seperti infeksi virus hepatitis B.

3. Campuran ( gabungan kedua tipe ) Secara Fungsional : Sirosis hati kompensata Sirosis hati laten atau dini. Belum terlihat gejala-gejala yang nyata. Biasanya stadium ini ditemukan pada saat pemeriksaan skrining. Sirosis hati dekompensata Sirosis hati aktif, dan stadium ini biasanya gejala-gejala sudah jelas, misalnya ascites, edema dan ikterus.

Etiologi
Alcoholic liver disease

Sirosis alkoholik terjadi pada sekitar 10-20% peminum alkohol berat. Alkohol tampaknya melukai hati dengan menghalangi metabolisme normal protein, lemak, dan karbohidrat. Hepatitis C kronis Infeksi virus hepatitis C menyebabkan peradangan dan kerusakan hati yang selama beberapa dekade dapat mengakibatkan sirosis. Dapat didiagnosis dengan tes serologi yang mendeteksi antibodi hepatitis C atau RNA virus.

Hepatitis B kronis

Virus hepatitis B menyebabkan peradangan dan kerusakan hati yang selama beberapa dekade dapat mengakibatkan sirosis. Non-alcoholic steatohepatitis (NASH) Pada NASH, terjadi penumpukan lemak dan akhirnya menjadi penyebab jaringan parut di hati.

Sirosis bilier primer

Tanpa gejala atau hanya mengeluh kelelahan, pruritus, dan nonikterik hiperpigmentasi dengan hepatomegali. Umumya disertai elevasi alkali fosfatase serta peningkatan kolesterol dan bilirubin. Hal ini lebih umum pada perempuan. Kolangitis sklerosis primer PSC adalah gangguan kolestasis progresif dengan gejala pruritus, steatorrhea, kekurangan vitamin larut lemak, dan penyakit tulang metabolik.

Autoimmune hepatitis

Disebabkan oleh gangguan imunologis pada hati yang menyebabkan inflamasi dan akhirnya jaringan parut dan sirosis. Sirosis jantung. Karena gagal jantung kronis sisi kanan yang mengarah pada kemacetan hati.

Penyakit Keturunan dan metabolik, antara lain:

- Defisiensi alpha1-antitripsin Merupakan gangguan autosomal resesif. Pasien juga mungkin memiliki PPOK, terutama jika mereka memiliki riwayat merokok tembakau. Serum AAT selalu rendah. -Hemakhomatosis herediter Biasanya hadir dengan riwayat keluarga sirosis, hiperpigmentasi kulit, diabetes mellitus, pseudogout, dan / atau cardiomyopathy, semua karena tanda-tanda overload besi. Labor akan menunjukkan saturasi transferin puasa> 60% dan ferritin >300 ng/mL.

-Penyakit Wilson Kelainan autosomal resesif yang ditandai dengan ceruloplasmin serum rendah dan peningkatan kadar tembaga pada biopsi hati hati. -Penyakit simpanan glikogen tipe IV -Tirosinemia herediter -Galaktosemia -Intoleransi fruktosa herediter Infeksi parasit yang berat seperti skistosomiasis.

Faktor Resiko
Usia tua, Jenis kelamin pria, Infeksi hepatitis B dan C, Konsumsi alkohol > 50 g/hari, Koinfeksi HIV, Penurunan jumlah sel CD4 Pasien yang terinfeksi hepatitis B dan C, risikonya

meningkat untuk berkembang menjadi sirosis hepatis yang dipengaruhi oleh penurunan jumlah sel CD4. Risiko kematian pada pasien sirosis hepatis berhubungan dengan jumlah sel CD4

Patofisiologi

Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis dari sirosis hati yang lanjut terjadi

akibat dua tipe gangguan fisiologis: kegagalan parenkim hati dan hipertensi portal. Kegagalan perenkim hati memperlihatkan gejala klinis berupa :

Ikterus Asites Edema perifer Kecenderungan perdarahan Eritema palmaris Spider nevi Fetor hepatikum Ensefalopati hepatik

Sedangkan gambaran klinis yang berkaitan dengan

hipertensi portal antara lain:


Varises oesophagus dan lambung Splenomegali Perubahan sum-sum tulang Caput meduse Asites Collateral veinhemorrhoid

Px Diagnostik
Radiologi : dengan barium swallow dapat dilihat

adanya varises esofagus untuk konfirmasi hepertensi portal. Esofagoskopi : dapat dilihat varises esofagus sebagai komplikasi sirosis hati/hipertensi portal.

Ultrasonografi : pada saat pemeriksaan USG sudah

mulai dilakukan sebagai alat pemeriksaa rutin pada penyakit hati. Yang dilihat pinggir hati, pembesaran, permukaan, homogenitas, asites, splenomegali, gambaran vena hepatika, vena porta, pelebaran saluran empedu/HBD, daerah hipo atau hiperekoik atau adanya SOL (space occupyin lesion). Sonografi bisa mendukung diagnosis sirosis hati terutama stadium dekompensata, hepatoma/tumor, ikterus obstruktif batu kandung empedu dan saluran empedu, dan lain lain.

Pemeriksaan penunjang lainnya adalah pemeriksaan

cairan asites dengan melakukan pungsi asites. Bisa dijumpai tanda-tanda infeksi (peritonitis bakterial spontan), sel tumor, perdarahan dan eksudat, dilakukan pemeriksaan mikroskopis, kultur cairan dan pemeriksaan kadar protein, amilase dan lipase.

Penatalaksanaan
Tatalaksana pasien sirosis kompensata

Tujuan : mengurangi progresi kerusakan hati. Terapi pasien ditujukan untuk menghilangkan etiologi, diantaranya: Alkohol dan bahan-bahan lain yang toksik dan dapat mencederai hati dihentikan penggunaannya. Pemberian asetaminofen, kolkisin, dan obat herbal bisa menghambat kolagenik. Pada hepatitis autoimun, bisa diberikan steroid atau imunosupresif. Pada hemokromatosis flebotomi setiap minggu sampai konsentrasi besi menjadi normal dan diulang sesuai kebutuhan.

Pada penyakit hati nonalkoholik, menurunkan berat

badan akan mencegah terjadinya sirosis. Pada hepatitis B, IFN alfa dan lamivudin (analog nukleosida) merupakan terapi utama. Lamivudin sebagai terapi lini pertama diberikan 100 mg secara oral setiap hari selama 1 tahun. Namun pemberian lamivudin setelah 9-12 bulan menimbulkan mutasi YMDD sehingga terjadi resistensi obat. IFN Alfa diberikan secara suntikan subkutan 3 MIU, 3 kali seminggu selama 4-6 bulan. Pada hepatitis C kronik, kombinasi interferon dengan ribavirin merupakan terapi standar. Interferon diberikan secara suntikan 5 MIU 3 kali seminggu dan dikombinasi dengan ribavirin 800-1000 mg/ hari selamab 6 bulan.2

Tatalaksana pasien sirosis dekompensata Asites: Tirah baring Diet rendah garam, 5,2 gr atau 90 mmol/ hari. Diuretik, awalnya dengan pemberian spironolakton dengan dosis 200-200 mg 1x/hari. Respons diuretik bisa dimonitor dengan penurunan berat badan 0,5 kg/hari, tanpa adanya edema kaki atau 1 kh/hari dengan adanya edema kaki. Bilamana pemberian spironolakton tidak adekuat, bisa dikombinasi dengan furosemid dengan dosis 20-40 mg/hari. Parasentesis dilakukan bila asites sangat besar. Pengeluaran asites bisa hingga 4-6 L dan dilindungi dengan pemberian albumin. Ensefalopati hepatik Laktulosa membantu pasien untuk mengeluarkan amonia. Neomisin bisa digunakan untuk mengurangi bakteri usus penghasil amonia, diet rendah protein dikurangi sampai 0,5 gr/ kgBB/ hari, terutama diberikan yang kaya asam amino rantai cabang.

Varises esofagus

Sebelum berdarah dan sesudah berdarah bisa diberikan obat penyekat beta (propranolol). Waktu perdarahan akut bisa diberikan preparat somatostatin atau oktreotid, diteruskan dengan tindakan skleroterapi atau ligasi endoskopi. Peritonitis bakterial spontan Diberikan antibiotika seperti sefotaksim IV, amoksilin, atau aminoglikosida. Sindrom hepatorenal Mengatasi perubahan sirkulasi darah di hati, mengatur keseimbangan garam dan air. Transplantasi hati; terapi defenitif pada pasien sirosis dekompensata. Namun sebelum dilakukan transplantasi ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi resipien dahulu.2

Komplikasi
Edema dan Acites

Ketika liver kehilangan kemampuannya membuat protein albumin, air menumpuk pada kaki( edema) dan abdomen ( acites) Luka dan perdarahan Ketika liver lambat atau berhenti memproduksi protein yang dibutuhkan tubuh untuk penggumpalan darah, penderita akan mudah luka dan berdarah. Penguningan ( Joundice) Penguningan pada kulit dan mata yang terjadi ketika liver sakit, tidak bisa menyerap bilirubin. Batu Empedu Jika sirosis mencegah air empedu mencapai empedu, maka akan timbul batu empedu

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai