Anda di halaman 1dari 27

Andropause

Hasnerita,S.Si.T,M.Kes

Pendahuluan
Istilah Andropause masih menjadi suatu yang sering perdebatkan, istilah ini diambil dari bahasa Yunani yaitu andro yang berarti laki-laki dan pause berarti penghentian atau stop Sehingga artinya akan menjadi suatu peristiwa yang dialami oleh laki-laki, berupa terhentinya atau berkurangnya fungsi fisiologis akibat berkurangnya atau menurunnya produksi hormon serta faktorfaktor yang dimiliki oleh laki-laki Istilah andropause menjadi tepat jika dilihat bahwa pada usia diatas 55 tahun akan terjadi penurunan tidak saja testosteron melainkan pula dehidroepiandosteron (DHEA), growth hormone, (GH), Melatonin, Insuline like grouth Factors (IGF)

Efek dari Defisiensi Testosteron pada Pria Andropause


1. Seksualitas Meningkatkan keinginan Seksualitas (libido) Pada usia diatas 50 tahun akan dijumpai penurunan aktifitas seksualitas Berkaitan erat dengan mulai terjadinya penurunan kadar testosteron pada laki-laki Ini dapat disembuhkan dengan pengobatan testosteron (Hajjar dkk) Kondisi defisiensi testosteron berpengaruh terhadap kejadian disfungsi ereksi (Billington&Morales)

2.

Penurunan Kekuatan Otot Karena terjadi penurunan kadar androgen yang beredar dalam tubuh maka akan terjadi - penurunan metabolisme protein - penurunan oksidasi lemak - peningkatan timbunan lemak - penurunan kekuatan otot Pada laki-laki akan terlihat adanya kehilangan masa massa otot (sarkopenia) dan mengalami kehilangan fungsi kontraktilitas otot Penurunan jumlah rantai berat miosin didalam otot tsb yang berkaitan erat dengan penurunan kadar testosteron bebas didalam darah

3. Tulang dan Osteoporosis Beberapa penelitian yang ada ternyata menunjukan pula adanya keterkaitan yang erat antara penurunan kadar testosteron meningkatnya kejadian osteoporosis Pada usia 55 tahun kurang lebih 1 dari 10 laki- laki akan mengalami massa tulang dan perempuan 1 dari 4 perempuan Karena laki-laki dapat mencapai massa tulang yang lebih tinggi dari pada perempuan dan disamping itu massa tulangnya lebih besar Faktor yang menyebabkan terjadi osteoporosis karena defisiensi testosteron, alkohol, penggunaan kortikosteroid, faktor penuaan,

4. Dementia Alzeimer Kadar testosteron sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan perawatan fungsi kognitif Penurunan kadar testosteron pada laki-laki akan berpengaruh kuat terhadap penurunan fungsi memori dan dan fungsi kognitif Kondisi yang sangat berat akan menyebabkana terjadinya penimbunan protein amiloid di darah otak sehingga terjadi sindroma alzeimer Peningkatan kejadian gangguan memori dan kognitif ini dapat dikurangi dan dicegah dengan pengobatan hormon testosteron

10 Kriteria ADAM Androgen Deficiency in Aging Men


1. 2. 3. 4. 5. 6. Penurunan Keinginan seksual (libido) Kekurangan energi atau tenaga Penurunan kekuatan dan ketahanan otot Penurunan tinggi badan Berkurangnya kenyaman dan kesenangan hidup Sedih dan atau sering marah tanpa sebab yang jelas 7. Berkurangnya kemampuan ereksi 8. Kemunduran kemampuan olah raga 9. Tertidur setelah makan malam 10. Penurunan kemampuan bekerja

1. 2. 3. 4. 5.

Jika mengalami keluhan nomor 1 sampai 7, atau berbagai kombinasi dari empat atau lebih keluhan, maka pasien ini adalah laki-laki andropause, yang bila diberikan substansi hormonal akan memberikan perbaikan Disamping keluhan tersebut, terdapat keluhan lain : Rasa tidak gembira Cemas Ketakutan tanpa sebab Merasa tidak mampu melakukan apapun Perasaan lain yang menjurus kearah negatif

Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosis sindroma andropause pada laki-laki, dapat diketahui dari keluhan-keluhan yang ada dan disesuaikan dengan 10 kriteria ADAM Bila memungkinkan dapat ditambah dengan pemeriksaan fungsi testosteron, atau jika tidak memungkinkan dapat diganti dengan penilaian kadar testosteron total dan testoteron bebas (free testoterone) Bila ada keluhan namun hasil pemeriksaan testoteron ternyata normal, pasien dapat dirujuk ke spesialis andrologi atau spesialis obstetri dan ginekologi Bila hasil pemeriksaan testoteron meragukan , maka pemeriksaan perlu diulang kembali

Pemeriksaan Laboratorium
Fungsi hati Fungsi Ginjal Kadar hematokrit Profil Lemak Bila kadar testoteron lebih rendah daripada normal, dapat diberikan hormon pengganti testosteron

Pencegahan
Perabaan Kelenjer Prostat Dilakukan untuk mendeteksi adanya hiperplasia prostat atau adanya kanker prostatpada stadium dini Lakukan anamnesis adakah gangguan berkemih atau tidak Tanyakan apakah terjadi peningkatan frekuensi berkemih terutama malam hari Apakah urin mengalir tidak lancar Apakah urin masih menetes setelah selesai berkemih (postmicturition dribbling) Inkontinensia urin Gunakan sarung tangan , dengan bantuan pelicin (jelly atau minyak)

Jari telunjuk kanan dimasukan kedalam anus lakukan perabaan pada daerah setinggi prostat Apakah terdapat pembesaran dari kelenjer prostat, berbenjol atau tidak, kenyal atau padat, dan adakah rasa nyeri Kejadian hiperplasia prostat meningkat setelah seorang laki-laki mencapai usia 40 tahun, kurang lebih 50 % laki-laki usia 50 tahun akan merasakan keluhan akibat hiperplasia prostat ini Untuk mengetahui derajat berat ringannya hiperplasia prostat dapat dipergunakan indeks yang dikeluarkan oleh Asosiasi urologi Amerika (the American Urology Assocition/AUA) Sebab hanya 10 % saja dari penderita hiperplasia prostat ini yang memerlukan pengobatan terhadap gejala yang timbul

Pengobatan/Terapi
1. Terapi Hormon Pengganti (Androgen) Telah banyak dilakukan penelitian terhadap terapi hormonal untuk keluhan andropause pada laki-laki obat yang diberikan adalah hormon androgen Androgen dapat memperbaiki keluhan-keluhan psikologis yang timbul pada laki-laki diusia andropause Andropause juga dapat memperbaiki kemampuan seksual pada laki-laki tersebut sekaligus mencegah terjadinya jantung koroner dan keropos tulang (osteoporosis) Androgen juga bermanfaat untuk memperbaiki fungsi kognitif dan mood(suasana hati)

Ketakutan orang terhadap terapi hormonal androgen pada laki-laki adalah adanya kemungkinan timbulnya kanker prostat Untuk mencegah hal tersebut dapat dilakukan deteksi dini dengan pemeriksaan kadar Prostate Spesific Antigen (PSA) dan perabaan rektal (rectal examination)

Manfaat Terapi Androgen pada Andropause


Perbaikan suasana hati (mood) dan lebih merasa senang Peningkatan tenaga fisik dan mental Berkurang perasaan ingin marah, mudah tersinggung, sedih lesu dan cemas Tidur menjadi lebih nikmat Perbaikan gairah (libido) dan kemampuan seksual Penurunan pertanda biokimiawi dari proses degradasi tulang dan terdapat peningkatan kepadatan masa tulang Peningkatan massa tubuh dan penurunan timbunan lemak tubuh Peningkatan kekuatan otot (gemgaman tangan, ekstremitas atas dan bawah) Penurunan risiko penyakit jantung

Prasyarat Sebelum THP


Perabaan Kelenjer Prostat Pemeriksaan Prostate Spesific Antigen (PSA) Pemeriksaan darah - Hematokrit - Profil lemak

Jenis THP
Mesterolon 25 -75 mg/hari Testosteron Andekanoat 120 160 mg/hari Fluoxym- esteron 5-20 mg /hari (Pengawasan ketat)

Kontrol Hasil terapi setelah 3 bulan


Amati hasil terapi dengan menilai perubahan dari keluhan klinis yang pernah ada Ulangi perabaan kelenjer prostat melalui rektal PSA dan pemeriksaan darah Jika semua normal dapat diulangi kembali dalam 6 bulan

Kontrol hasil terapi setelah 9 bulan


Ulangi langkah 1 s/d 53 sesuai dengan pemantauan hasil terapi setelah 3 bulan Pemeriksaan darah - Haematokrit - Profil lemak Pemeriksaan fungsi hati secara berkala

Tahapan Terapi Testosteron


Sebelum terapi Perabaan rektal Terapi Mesterolon 25-75 mg/hr Setelah 3 bulan
Nilai respon terapi dan gejala

Setelah 9 bulan
Ulangi langkah13 sesuai setelah 3 bulan

PSA (Prostate Testoteron spesific Andekanoat antigen) 120-160 mg/hr


Hematokrit dan profil lemak Fluoxym esterone 5-20 mg/hr(hatihati)

Ulang perabaan rektal dan PSA

Hematokrit dan profil lemak

Jika semua Pemeriksaan normal nilai fungsi hati kembali setiap berkala 6 bulan

Langkah Praktis Penapisan Pemantauan dan Terapi Androgen bagi laki-laki Andropause atau penderita Defisiensi Androgen
1. Terapi hanya diberikan jika terdapat gejala dan manifestasi klinis dari status hipogonadism Pemeriksaan laboratorium yang menyatakan kondisi hipogonadism merupakan suatu prasyarat penting Yang paling ideal adalah dengan melakukan pemeriksaan fungsi hormon testosteron dengan nilai antara kisaran 2-2,5 nm/l menunjukan suatu kondisi defisiensi androgen Pemeriksaan ini dilakukan dua kali dan dinilai dari darah yang diambil pada pagi hari, jika tidak bisa dilakuakn dapat diganti dg penentuan kadar testosteron bebas dalam darah namun hasilnya terkadang kurang dapat disimpulkan

2. Penderita defisiensi androgen memerlukan terapi hormon pengganti testosteron untuk jangka waktu yang lama 3. Penderita tersangka hipogonadisme sekunder (gangguan pada hipopise dan hipotalamus) jangan diberikan testosteron sampai pemeriksaan analisis hormonal selesai dilakukan 4. Pemberian terapi androgen akan menyebabkan perubahan metabolisme lipoprotein di hati, terutama HDL dan LDL, sehingga akan menyebabkan penurunan kadar HDL dan peningkatan kadar LDL Kondisi ini akan meningkatkan risiko kejadian PJK Bagi laki-laki yang telah memiliki ganguan perubahan kolesterol, tidak dianjurkan menggunakan terapi androgen

5. Androgen dapat memicu proses hematopoesis di ginjal, sehingga menyebabkan penambahan jumlah sel darah merah yang dikenal dengan polisitemia Jika terdapat peningkatan kadar hemoglobin (HB) atau hematokrit (HT) diatas kadar normal, maka pengobatan androgen harus dihentikan 6. Pemeriksaan penting lain yang harus dilakuakn sebelum terapi testosteron : Kadar Hematokrit, trigliserida, HDL dan LDL Perabaan rektal untuk menilai adakah pembesaran kelenjer prostat, penilaian kadar prostate spesific antigen (PSA) dalam serum

7. Kondisi hipertropi kelenjer prostat yang ringan, bukanlah merupakan kontraindikasi terapi testosteron Pasien hipogonadisme dengan gangguan obstruksi saluran kemih ringan atau tanpa keluhan obstruksi sama sekali, merupakan kandidat terbaik untuk terapi testosteron, tetapi yang berat tidak dianjurkan 8. Penderita kanker prostat merupakan kontraindikasi terapi testosteron, jika diduga adanya kanker prostat setelah perabaan rektal dan pemeriksaan PSA, maka harus dilanjutkan dengan pemeriksaan diagnostik lengkap untuk menegakan diagnosis pasti kanker prostat

9. Pasien yang mengalami henti napas sesaat didalam tidurnya ( sleep

apnoe) merupakan kontra indikasi terapi testosteron

10. Terapi testosteron dalam bentuk injeksi (oil based testosteron) , testosterin andekanoat oral atau plester testosteron merupakan terapi yang aman untuk pasien tidak dianjurkan untuk memberikan terapi 17- alkylated steroid karena dapat menyebabkanhepatotoksik 11. Kontrol terapi dilakukan setiap 3 bulan (lihat pemantauan hasil terapi) yaitu; Pemantauan kelaianan yang terkait dengan terapi testosteron Perabaaan rektal Pemeriksaan kadar PSA (dibawah 40 tahun) jika dijumpai kadar PSA lebih besar daripada 4 Ug/ml maka harus dirujuk ke bagian urolog

12. Pasien yang mengalami terapi testoteron akan memiliki kadar fungsi testosteron dalam serum yang flutuaktif, terutama jika terapi berupa injeksi intramuskuler Sehingga respon gejala klinik merupakan petunjuk yang dapat digunakan untuk mengethui kebutuhan dosis seseorang Multivitamin Dianjurkan multivitamin seperti vit B, C, dan E yang juga dapat dimanfaatkan sebagai zat anti oksidan disampin itu juga dapat diberikan vit D3 yang dapat berperan sebagai pencegahan osteoporosis Kalsium Denga dosis 800 1000 mg per hari dapat bermanfaat untuk mencegah osteoporosis

Kontra Indikasi Terapi Testosteron


Penyakit jantung berat Kerusakan fungsi hati Penyakit hati Sleep apnoe hiperkalsemia Kanker payudara Kanker protat Obstruksi saluran kemih berat Penyakit ginjal Ginjal nephrosis atau fase nephrotik dari infeksi ginjal

Memerlukan Penyesuaian dosis Pemakai obat antikoagulan Pemakai insulin

Anda mungkin juga menyukai